A. SEJARAH BERDIRINYA BANI UMAYYAH
Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya; serta dari 756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah I.Muawiyah bin Abu Sufyan (602 ± 680) bergelar Muawiyah I adalah khalifah kha lifah pertama dari Bani Umayyah.
Muawiyah diakui oleh kalangan Sunni sebagai salah seorang Sahabat Nabi, walaupun keislamannya baru dilakukan setelah Mekkah ditaklukkan. Kalangan Syi'ah sampai saat ini tidak mengakui Muawiyah sebagai khalifah dan Sahabat Nabi, karena dianggap telah menyimpang setelah meninggalnya Rasulullah SAW. Ia diakui sebagai khalifah sejak Hasan bin Ali, yang selama beberapa bulan menggantikan ayahnya sebagai khalifah, berbai'at padanya. Dia menjabat sebagai khalifah mulai tahun 661 (umur 58±59 tahun) sampai dengan 680.
B. MASA KEMAJUAN BANI UMAYYAH
Semasa Ali bin Abi Thalib (656-661), umat Islam dilanda badai fitnah akibat terbunuhnya Utsman Ibn Affan. Gelombang perpecahan dan pengkhianatan mewarnai dunia politik masa itu, hingga kekhalifahan jatuh ke tangan Muawiyah.
Masa inilah terjadi perubahan sistem pemerintahan ke bentuk monarkhi, turun-temurun. Muawiyah mengangkat Yazid, anaknya, sebagai khalifah pengganti setelahnya. Hal ini mendapat reaksi keras umat Islam, terutama yang bukan berasal dari Bani Umayyah. Kendati begitu, Daulah Umayyah menorehkan jejak kesuksesan yang tidak bisa dipandang sebelah mata dengan memacu umat Islam mencapai puncak kemajuan.
Ekspansi yang terhenti di masa Khulafaur Rasyidin, dilanjutkan kembali. Daerah pemerintahan Islam pun bertambah luas. Di masa Muawiyah, Islam berjaya di Tunisia, Khurasan, hingga Afganistan. Muawiyah juga mengirim armada laut menyerbu ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
Khalifah Abdul Malik bin Marwan melanjutkan ekspansi ke timur. Tentaranya menyeberangi Sungai Oxus dan menapakkan kaki di Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana, Samarkand, dan sebagian India. Ekspansi ke barat dilakukan pemerintahan Walid bin Abdul Malik. Maka, tercatat tentaranya menapakkan kaki di Afrika Utara, Maroko, Aljazair, dan menyeberang ke Eropa. Islam berhasil menaklukkan Kordova, Seville, Elvira, dan Toledo.
Di zaman Umar bin Abdul-Aziz, ekspansi diarahkan ke Prancis, di bawah pimpinan Aburrahman bin Abdullah al-Ghafiqi. Bordeau dan Poitiers adalah kota yang ditaklukkan sebelum menyerang Tours. Namun, dalam pertempuran ini, Al-Ghafiqi tewas sehingga pasukan Islam kembali ke Spanyol. Dilihat dari luas wilayah, Bani Umayyah telah membawa Islam pada
kemajuan
luar
biasa.
Wilayah
terluas
sepanjang
sejarah,
membentang di tiga benua: Asia, Eropa, dan Afrika, meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, Asia Kecil, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis.
C.
KEBIJAKAN
Daulah Umayyah menerapkan kebijakan-kebijakan strategis yang mampu membawa umat Islam mencapai kemajuan peradaban, terlepas dari
kekurangan
yang
mewarnai
perjalanan
pemerintahan
ini.
Di mana telah kita singgung kebijakan politik, berupa ekspansi ke seluruh dunia. Di samping itu, ada kebijakan lain yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Islam, baik keluar maupun ke dalam, antara lain:
y
Bidang Tashri, dirintis Umar bin Abdul Aziz yang memberikan instruksi menyeluruh untuk menyusun, membukukan, dan membuat
kodifikasi hadits. Umar bin Abdul Aziz berusaha mempertahankan perkembangan hadits yang saat itu mengalami kemunduran.
y
Bidang
ekonomi,
membangun
memberi
saluran
irigasi,
perhatian dan
pada
sektor
mendorong
pertanian,
perkembangan
teknologi pada bidang terkait.
y
Sektor industri tak luput dari perhatian dengan peningkatan produksi handycraft. Industri ini menjadi tulang punggung ekonomi setelah pertanian.
y
Memberikan
hak
dan
perlindungan
warga
negara
dengan
membentuk lembaga kehakiman yang dikepalai Qathil Qudhah. Rumusan sistem peradilan Islam itu menjadi rujukan hingga sekarang.
y
Memperbaiki sistem pemerintahan dan menata administrasi, antara lain organisasi keuangan yang bertugas mengurusi keuangan negara.
y
Memperbaiki sektor komunikasi dan transportasi dengan mendirikan dinas pos dan membentuk sistem pengiriman barang atau surat.
y
Pembuatan mata uang untuk menggantikan uang Bizantium dan Persia yang digunakan di daerah taklukan.
y
Membangun panti asuhan, panti jompo, dan tempat perawatan orang cacat.
y
Pengembangan angkatan laut untuk melindungi wilayah yang berbatasan dengan laut.
D.
KEMUNDURAN BANI UMAYYAH
Daulah Umayyah di Kordova mengalami kemunduran dan akhirnya jatuh pada 750 M, digulingkan oleh Bani Abbasiyyah yang bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani. Setelah itu,kekhalifahan beralih ke tangan Bani Abbasiyyah.
Ada Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Kemunduran, antar lain:
y
Sistem monarkhi yang diterapkan dinilai bertentangan dengan Islam. Sistem ini menimbulkan gelombang penolakan dan pemberontakan dari luar keluarga Umayyah, dan menimbulkan persaingan tidak sehat di kalangan istana.
y
Gerakan oposisi yang mewarnai perjalanan dinasti ini, berawal dari konflik politik di masa Ali. Sisa-sisa gerakan Syiah dan Khawarij turut meramaikan
pertentangan
tersebut
dan
merongrong
wibawa
pemerintahan.
y
Timbulnya
pertentangan
mengakibatkan
etnis
pemerintah
Bani
sulit
Qays
menggalang
dan
Bani
persatuan
Kalb dan
kesatuan.
y
Ketidakpuasan golongan mawali (non-Arab) di daerah Irak dan sekitarnya yang memicu ketegangan.
y
Sikap hidup mewah keluarga istana yang mendapat sorotan rakyat dan mengecewakan mereka.
Namun, di antara sebab itu, yang paling dominan adalah munculnya kekuatan baru dari kalangan keturunan Abbas bin Abdul-Muthalib, yang mendapat dukungan Bani Hasyim dan kaum mawali. Gerakan inilah yang berhasil menggulingkan kejayaan Daulah Umayyah