Sejarah Ilmu Ukur Tanah Pengukuran-pengukuran diatas permukaan tanah sudah dimulai sejak munculnya peradaban manusia. Yakni munculnya keinginan manusia untuk memiliki sesuatu yang utama dan pertama adalah rumah. Maka dimulailah adanya ukuran-ukuran tertentu dalam hal kepemilikan lahan, yang masing-masing orang berbeda tergantung kedudukannya di masyarakat. Pada masa itu tidak ada yang mempermasalahkan berapapun ukuran/luasnya. Barulah pada masa kerajaan Mesir kuno mulai dikenal adanya pembagian lahan untuk pertanian berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Pada saat Sungai Nil mulai surut orang berebut untuk menanami lahan yang sudah kering, maka mulailah dikenal pengukuran pengukuran untuk membagi lahan untuk digarap. Pengukuran jarak tersebut menggunakan sejenis panjangan tertentu yang kemudian dikenal dengan meter. Di Indonesia tidak berbeda jauh. Disini dikenal panjangan “dipa” yaitu seukuran lebar dada dan panjang tangan orang dewasa. ( ± 1 meter ), yang dipergunakan sejak Jaman Kerajaan Mojopahit. Disini ukuran panjang dipergunakan untuk pembagian lahan pertanian dan perikanan disepanjang sungai bengawan solo dan sungai brantas serta “siwakan “ yaitu pembagian lahan untuk tambak di daerah sekitar kali porong. Dan dibeberapa tempat di P. Jawa, ukuran ini masih berlaku. Arti dari ilmu ukur tanah tanah sendiri banyak definisinya tetapi tetapi secara garis besar adalah suatu ilmu/metode untuk melakukan pekerjaan pengukuran diatas permukaan bumi dan menggambarkannya diatas bidang datar yang disebut peta. Membicarakan ilmu ukur tanah harus selalu meninggung juga ilmu yang lebih tinggi yaitu Geodesi, karena sebetulnya ilmu ukur tanah adalah bagian dari geodesi. Apa itu Geodesi ? Geodesi menurut pandangan awam adalah cabang ilmu geosains yang mempelajari tentang pemetaan bumi. Geodesi adalah salah satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan bumi. Geodesi berasal dari bahasa Yunani, Geo (γη) = bumi dan daisia / daiein (δαιω) = membagi, kata geodaisia atau geodeien berarti membagi bumi. Sebenarnya istilah “Geometri” sudah cukup untuk menyebutkan ilmu tentang pengukuran bumi, dimana geometri berasal dari bahasa Yunani, γεωμετρία = geo = bumi dan metria = pengukuran. Secara harafiah berarti pengukuran tentang bumi. Namun istilah geometri (lebih tepatnya ilmu spasial atau keruangan) yang merupakan dasar untuk mempelajari ilmu geodesi telah lazim disebutkan sebagai cabang ilmu matematika. Definisi Definisi Klasik Menurut Helmert dan Torge (1880), Geodesi adalah Ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi yang juga mencakup permukaan dasar laut. Definisi Modern Menurut IAG (International Association Of Geodesy, 1979), Geodesi adalah Disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian dari Bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu.
Pada laporan Dewan Riset Nasional Amerika Serikat, definisi Geodesi dapat dibaca sebagai berikut: a branch of applied mathematics that determines by observations and measurements the exact position of points and the figures and areas of large portions of the earth's surface,the shape and size of the ea rth, and the variations of terrestrial gravity. Dalam bahasa yang berbeda, geodesi adalah cabang dari ilmu matematika terapan, yang dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan pengamatan untuk menentukan: * Posisi yang pasti dari titik-titik di muka bumi * Ukuran dan luas dari sebagian besar muka bumi * Bentuk dan ukuran bumi serta variasi gaya berat bumi Definisi ini mempunyai dua aspek, yakni: * Aspek ilmiah (aspek penentuan bentuk), berkaitan dengan aspek geometri dan fisik bumi serta variasi medan gaya berat bumi. * Aspek terapan (aspek penentuan posisi), berhubungan dengan pengukuran dan pengamatan titik-titik teliti teliti atau luas dari suatu bagian besar bumi. Aspek terapan ini yang kemudian dikenal dengan sebutan survei dan pemetaan atau teknik geodesi. Kini teknik geodesi tidak lagi hanya berhubungan dengan survei dan pemetaan. Perkembangan teknologi komputer dijital telah memperluas ruang lingkup keilmuan dan keahlian teknik geodesi. Peta telah dikelola sebagai informasi geografis berkomputer. Itu sebabnya dunia internasional telah mengadopsi terminologi baru: Geomatika atau Geoinformatika. Sejarah Geodesi Sejak zaman dahulu, Ilmu Geodesi digunakan oleh manusia untuk keperluan navigasi. Secara signifikan, kegiatan pemetaan bumi sebagai bidang ilmu Geodesi telah dimulai sejak banjir sungai nil (2000 SM) oleh kerajaan Mesir Kuno. Perkembangan Geodesi yang lebih signifikan lagi pada saat manusia mempelajari bentuk bumi & ukuran bumi lebih dalam oleh tokoh Yunani, Erastotenes yang dikenal sebagai bapak geodesi. Hingga teknik geodesi dijadikan sebagai disiplin ilmu akademis hampir disetiap negara. Saat ini, dikarenakan kemajuan teknologi informasi, cakupan ilmu geodesi semakin luas.