SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR BENSIN (EFI)
Keuntungan Sistem EFI 1) Mesin lebih halus, karena campuran bahan-bakar diatur secara logic oleh ECM sehingga mencapai campuran ideal di tiap RPM. 2) Lebih irit, ECM akan mencegah pemakaian bahan bakar yang berlebih selain itu, sistem EFI lebih tertutup sehingga kerugian bahan bakar akan ditekan. 3) Lebih ramah lingkungan, sistem EFI menyebabkan pembakaran pada mesin menjadi lebih sempurna. Sehingga gas buang yang dihasilkan juga lebih ramah linkungan. 4) Tenaga lebih terasa, sistem EFI memiliki berbagai macam sensor yang akan mendeteksi kondisi mesin di berbagai RPM, sehingga perhitungan ECM akurat yang menyebabkan tenaga mesin maksimal. Kelemahan Sistem EFI 1) Lebih sensitif, komponen EFI menggunakan rangkaian elektronika. Komponen seperti sensor lebih sensitif terhadap kondisi tertentu. Sehingga bisa berpengaruh pada sistem EFI. 2) Bisa masuk angin, masuk angin terjadi saat terdapat gelembung udara didalam sistem EFI. Gelembung ini bisa masuk saat bahan bakar kosong atau penggantian filter. Sehingga mesin akan susah start. 3) Perawatan Ekstra, berbeda dengan karburator yang memiliki komponen yang mudah dipahami. Sistem EFI lebih rumit sehingga perlu perawatan dari teknisi ahli yang menguasai sistem EFI. Perbedaan sistem EFI dan Karburator Dilihat dari bentuk fisik dan performa, tentu kedua sistem ini memiliki perbedaan. Perbedaan itu antara lain, 1. Cara kerja Pertama, perbedaan terletak pada cara kerja kedua sistem ini. Karburator masih menggunakan prinsip mekanikal dan perbedaan tekanan sedangkan EFI sudah mengusung perhitungan logic. 2. Bentuk Sementara dari bentuknya, akan terlihat perbedaan cukup jelas. EFI memiliki komponen yang lebih singkat namun memiliki rangkaian yang rumit. Sementara karburator memiliki komponen yang mudah dipahami.
KOMPONEN SISTEM EFI Secara umum, komponen EFI masuk dalam sistem bahan bakar seperti pada umumnya. Namun ada perbedaan di area kontrol dan aktuator. Untuk lebih jelas simak nama komponen sistem EFI berikut; 1. Tanki bahan bakar Pertama, terdapat komponen yang fungsinya untuk menampung bahan bakar yang akan dijadikan sumber tenaga. Baik mesin bensin atau diesel komponen ini wajib ada. 2. Pompa bahan bakar Pompa bahan bakar berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tanki BBM ke sistem EFI. Selain itu, pompa BBM juga berfungsi untuk membangkitkan tekanan didalam sistem EFI sehingga bahan-bakar dapat terinjeksi ke dalam intake. Pompa pada sistem EFI, menggunakan motor sebagai penggerak utama dan komponen ini biasanya diletakan terendam didalam tanki bahan bakar. Apakah tidak terbakar saat terjadi percikan arus di pompa elektronik tersebut ? pompa ini terendam didalam tanki sehingga saat terdapat percikan api didalam rendaman bahan bakar tidak akan terbakar karena didalam rendaman bahan bakar tidak terdapat oksigen. Sementara untuk terjadi ledakan atau pembakaran, perlu bahan-bakar, oksigen, dan pemicu. 3. Relief valve/Pressure Regulator
Komponen ini berfungsi sebagai katup yang akan mengembalikan bahan bakar dari sistem EFI ke tanki. Relief valve akan terbuka saat tekanan maksimal sistem bahan bakar tercapai. Sehingga akan menghindari terjadinya over pressure. 4. Fuel Pipe Fuel pipe berfungsi sebagai selang tempat untuk menyalurkan bahan bakar dari tanki ke rangkaian EFI. Fuel pipe ini berbahan plastik dan bersifat getas. Sehingga akan tahan terhadap benturan ringan namun dapat pecah ketika dibengkokan. 5. Fuel Filter Komponen selanjutnya, dinamai fuel filter karena komponen ini akan menyaring bahan bakar dari debu dan partikel kotoran yang ikut terbawa ke dalam sistem. Fuel filter pada EFI, harus memiliki kemampuan yang cukup baik. Karena jika terdapat kotoran masuk ke rangkaian EFI, akan menyumbat injector dan sistem kerja mesin akan terganggu. Untuk itu, terdapat dua macam filter pada sistem EFI. Saringan kasar terletak menyatu dengan pompa bahan bakar. Komponen ini akan menyaring bahan bakar dari kotoran dan partikel berukuran besar. Saringan kasar tidak perlu dilakukan penggantian sebab saringan ini berbahan baja yang awet. Saringan kedua terletak didalam line bahan bakar yang akan menuju rangkaian EFI. Saringan kedua bersifat lebih halus karena akan menyaring kotoran berukuran nano dan menyaring air yang terbawa didalam bahan bakar. 6. Delivery Pipe Delivery pipe adalah komponen EFI yang berbentuk seperti pipa yang terletak diatas injector. Komponen ini akan menampung bahan bakar dari tanki yang dikirimkan melalui fuel pipe. Bahanbakar didalam delivery pipe memiliki tekanan tertentu dan saat injector terbuka maka bahan bakar akan keluar akibat tekanan tersebut. 7. Sensor Sistem EFI tidak dapat terlepas dari komponen elektronika. Salah satu komponen elektronika dalam sistem EFI adalah sensor. Secara umum, sensor berfungsi untuk mendeteksi suatu kondisi atau keadaan. Beberapa sensor yang ada pada mesin EFI yaitu 1. a. MAF Sensor atau Mass Air Flow, Fungsi utama MAF sensor adalah untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke dalam ruang bakar. MAF sensor terletak di rumah filter udara. Pada Mobil Injeksi Tipe D. Gambar Letak Map sensor Avanza,Xenia,Terios dan Rush silakan lihat dibawah ini.
MAF SENSOR b. MAP SENSOR atau Manifold Absolute Pressure. MAP berfungsi untuk mendeteksi tingkat kevacuman pada intake Manipol setelah throtle body karena hisapan dari Mesin EFI. Posisi dari Map sensor terletak dirumah filter udara, didalam MAP sensor ini terdapat tiga kabel yang berfungsi untuk mendeteksi kevacuuman yang terjadi pada intake manifold atau saluran masuk udara ke dalam mesin. 2. TPS atau Throttle Position Sensor,
Adalah sensor yang digunakan untuk memantau posisi throttle apakah terbuka sebagian, terbuka penuh atau tertutup. TPS atau Sensor Posisi Throttle terletak di throttle body atau katup gas, berfungsi untuk mengetahui berapa persen katup gas (throttle valve) dibuka atau seberapa lebar katup gas terbuka saat pedal gas diinjak. 3. CKP Sensor atau CrankShaft Posision Sensor Berfungsi untukmendeteksi posisi crankshaft saat ini dan mengirim sinyal ke ECU, lalu ECU akan mengatur waktu terjadinya penyemprotan bahan bakar, menentukan lama penyemprotan, menghentikan pasokan bahan bakar pada waktu deselerasi & menentukan waktu pengapian. Atau bisa dikatakan fungsi dari CrankShaft Position Censor (CKP) ini adalah untuk mendeteksi posisi TOP pada silinder nomor 1 Sensor ini berada di bagian depan dari mesin bagian bawah tepatnya didekat crank Shaft atau poros engkol 4. CMP Sensor atau Camshaft Sensor Berfungsi untuk memberikan data masukan ke ecu tentang posisi langkah mesin, untuk menentukan langkah hisap dimana terjadi pembukaan injektor/penginjeksian Dengan kata lain Camshaft sensor berfungsi untuk mendeteksi posisi camshaft saat mesin berputar Letak Camshatf sensor berada di dekat camshaft. 5. IAT (Intake Air Temperatur) atau Sensor temperatur udara masuk, Berfungsi untuk mendeteksi suhu udara yang masuk ke intake manifold. Sensor ini terletak pada filter udara yaitu setelah saringan udara. 6. ECT atau Engine coolant Temperature, Sensor ini berfungsi untuk mengontrol temperatur dari cairan pendingin atau air radiator pada saat mesin berputar, sehingga temperatur air radiator akan dibaca oleh sensor Engine Coolant Temperature dan dikirim ke EFI untuk memerintahkan kipas radiator untuk berutarputar saat mesin sudah mencapai suhu kerjanya ECT atau sensor temperatur cairan pendingin mesin yang bertugas untuk memberi sinyal untuk menghidupkan kipas radiator saat mesin sudah panas. Letak switch temperatur untuk lebih detail karena terletak di bagian belakang mesin. 7. Sensor Knock, berfungsi untuk mendeteksi terjadinya ketukan atau knocking pada mesin. Knocking terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna pada mesin. Knock sensor terbuat dari piezo electric element yang menghasilkan tegangan saat piezo electric element-nya berubah bentuk, hal ini terjadi pada saat block silinder vibrasi yang disebabkan karena terjadinya knocking. 8. Oxygen Sensor, O2 sensor adalah sensor gas buang, sensor oksigen berfungsi untuk mengukur kadar oksigen pada gas buang, kadar oksigen ini akan menunjukan tingkat emisi yang dihasilkan mesin Oksigen sensor terletak di knalpot atau exhaus manifold. 9. Vacuum Switching Valve (EVAP) atau VSV, VSV bukan termasuk sensor tetapi aktuator, fungsi katup vsv (EVAP) adalah untuk membuka saluran uap bensin dari tanki melalui charcoal canister, uap bensin dari tanki tersebut akan ikut terbakar didalam mesin. Katup vsv biasanya bekerja setelah kondisi mesin sudah panas Fungsi dari katup VSV atau Evap ini adalah untuk membuka saluran uap bahan bakar yang ada di dalam tangki melalui charcoal canister, dimana antara tangki dan intake manifold atau saluran masuk akan dihubungkan dengan sebuah selang yang tentunya dijembatani oleh katup VSV ini, uap bahan bakar yang dikeluarkan dari tangki akan ikut dibakar di dalam ruang bakar mesin. Katup VSV ini bekerja saat mesin sudah mencapai suhu kerja normal 10. ISC atau Idle Speed Control Valve,
Komponen ini bukanlah merupakan bagian dari sensor, namun ISC Valve merupakan Aktuator ISC Berfungsi untuk mengatur kecepatan idle mesin dengan mengatur suplai udara di idle port pada throtle saat idle / stasioner, langsam atau putaran mesin tanpa beban, dengan cara bypass katup gas atau throtle valve dalam kondisi tertutup. ISC termasuk aktuator, sesuai dengan namanya ISC valve adalah sparepart atau komponen 11. OCV atau Oil Control Valve, OCV bukan termasuk jenis sensor, melainkan aktuator Berfungsi untuk mengatur oli mesin yang masuk ke VVT-i 12. Injektor Bahan Bakar Injektor adalah jenis actuator, yang berfungsi untuk menyemprotkan atau mengabutkan bensin ke dalam mesin atau ke dalam ruang bakar. Biasaya injektor ini terletak di sylinder cop atau kepala silinder dari mesin 13. Pompa Bensin atau pompa bahan bakar, Komponen ini bukan merupakan jenis sensor, pompa bahan bakar berfungsi untuk meningkatkan tekanan dari bahan bakar sebelum diinjeksikan oleh injektor ke dalam ruang bakar. Pompa bahan bakar ini umumnya pada mobil Avanza, Xenia, terios dan Rush terletak didalam tangki bahan bakar 8. ECM (Engine Control Module) / ECU (engine control unit) ECM adalah pusat pengendalian elektronik pada sistem kelistrikan mesin. ECM akan mengendalikan berbagai rangkaian elektrical mesin dari mulai sistem pengapian, sistem pendingin, dan sistem EFI. ECM disusun dari berbagai rangkaian IC yang dapat melakukan perhitungan secara logic. ECM menerima signal dan memberi perintah menggunakan besaran tegangan. 9. Actuator Actuator berfungsi untuk mengekekusi perintah dari ECM. Actuator pada sistem EFI meliputi injector dan ISC. 1) Injector Injector adalah komponen aktuator yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar kedalam intake manifold. Injector menggunakan rangkaian solenoid untuk membuka dan menutup noozle. Sehingga fungsi injector sebenarnya hanya membuka noozle untuk mengeluarkan bahan bakar kedalam intake manifold. Sementara untuk mengatur lama pembukaan dan timing pembukaan diatur oleh ECM. Cara kerja Sistem EFI Cara kerja EFi cukup sederhana. Bahan bakar dipompa melalui pompa bahan bakar dari tangki menuju delivery valve. Kemudian, ECM akan membuka injector sehingga bahan bakar dapat keluar dari lubang noozle. Secara rinci, cara kerja sistem EFI meliputi ; 1. Saat Kunci Kontak "on" Saat kunci kontak berada pada posisi "ON", sistem elektrikal pada mobil akan aktif melalui terhubungnya main relay. Saat ini, ECM akan mengaktifkan fuel pump sehingga saat kunci kontak on, pompa bahan bakar menyala. Namun, pompa bahan bakar akan menyala dalam selang waktu tertentu. Tujuannya, untuk membangkitkan tekanan bahan bakar didalam rangkaian sistem EFI mencapai 315 - 340 KPa. Pompa akan otomatis mati saat jelang waktu tertentu. ECM akan mengatur pompa agar dapat mati di sela waktu tertentu. Biasanya digunakan komponen semi konduktor seperti condenser didalam ECM untuk mengatur hal ini.
Bahan bakar mengalir dari tanki ke delivery pipe sampai tekanan bahan bakar maksimal tercapai. Saat tekanan bahan bakar maksimal tercapai, pressure regulator selaku penjaga tekanan bahan bakar akan membuka saluran return feed. Yang akan mengembalikan bahan bakar kembali ke tanki. 2. Saat Engine Start dan Run Saat kunci kontak diputar pada posisi START, motor starter akan memutar flywheel dan mengakibatkan engine berputar atau cranking. Sehingga sensor-sensor yang terkait dengan sistem EFI akan bekerja untuk mendeteksi keadaan masing-masing. Sensor CKP dan CMP akan menginformasikan ke ECM bahwa mesin sedang berputar. Sehingga ECM akan memberi tegangan ke pompa bahan bakar agar tetap hidup selama mesin berputar.
Bahan-bakar kembali dipompa dari tanki menuju delivery pipe sehingga didalam sistem bahan bakar timbul tekanan mencapai 315-340 KPa. ECM akan memberikan tegangan ke tiap injector dengan waktu sesuai dengan perhitungan ECM sesuai dengan berbagai informasi yang masuk kedalam ECM. Sehingga, bahan bakar dapat keluar dari lubang injector karena didalam delivery pipe, bahan bakar tersebut memiliki tekanan. Sensor seperti MAF, IAT, MAP, O2, TPS, akan menjadi acuan ECM dalam menentukan banyaknya bahan bakar yang akan diinjeksikan kedalam intake manifold. Untuk mengatur jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan, ECM menggunakan pengaturan waktu pembukaan injector. Misal saat injector membuka selama 0,5 detik, maka bahan bakar yang diinjeksikan sedikit. Namun saat injector membuka lebih lama misal 1,0 detik, otomatis bahan bakar yang diinjeksikan juga lebih lama.
3. Pengaturan kecepatan idle Pada sistem karburator, kita mengenal sekrup ISAS dan IMAS untuk mengatur RPM idle mesin. Di sistem EFI, hal itu sudah tidak diperlukan, karena sistem EFI menggunakan komponen ISC(idle speed control), atau disebut juga IAC (Idle Actuator Control)
ISC bekerja secara otomatis yang dikendalikan oleh ECM. ISC berfungsi sebagai katup yang akan mengatur aliran udara melalui idle port pada throtle body. ISC terdapat pada sistem EFI yang masih menggunakan katup gas pengendali manual atau kawat. Pada sistem DBW (Drive by wire), komponen ISC tidaj diperlukan. Karena ECM akan mengatur idle speed dari katup gas langsung, dengan kata lain sistem DBW tidak memiliki idle port.
Sensor-Sensor Pada Toyota Avanza Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Toyota Rush dan Daihatsu terios menggunakan basic mesin sama berbeda cc dan sistem injeksi yang sama yaitu injeksi tipe D. Berikut adalah komponen sistem EFI atau nama-nama sensor dan aktuator pada mobil Avanza, xenia, terios, rush beserta letak dan kegunaannya. .
Letak sensor dan injector pada mesin Avanza/ Xenia 1. Vacuum switching Valve (EVAP) 10. 2. Sensor Tekanan Absolut Manifold 11. 3. Pompa bahan Bakar 12. 4. Sensor oksigen (sensor 2) 13. 5. Sensor temperatur udara intake 14. 6. Blok relay ruang mesin 15. - Fuse EFI 16. - Fuse stop 17. 7. Sensor Posisi Throttle ( TPS) 8. Idle speed control Valve 9. Injektor bahan bakar
Koil Pengapian Sensor Posisi Camshaft Sensor Temperatur Cairan pendingin Sensor Heated oksigen Swicth posisi parkir/netral Camchaft timing oil Sensor knock Sensor posisi crankshaft
Komponen EFI pada dasboard Avanza/Xenia 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
ECM /ECU Meter kombinasi ECU kontrol transmisi (untuk matic) DLC 3 Swicth lampu stop Relay stater Switch pengapian Kotak fuse
A. Idle Speed Control valve (ISC) Idle Speed Control valve (ISC) atau biasa disebut dengan Idle Air Control atau Idle Speed Motor, merupakan part yang mendeteksi/mengendalikan suplai udara ke intake manipold pada saat putaran idle ( langsam ). Sensor ini bisa beerupa solenoid, motor listrik atau bekerja sesuai dengan suhu air pendingin. Cara mengetes ISC normal atau tidak : PENGUJIAN 1 (memanfaatkan kerja Power Steering Oil Pressure Switch) 1. Mesin dalam kondisi nyala dan IDLE (langsam) … 2. Pastikan semua lampu, tape, AC, dll dalam kondisi OFF (tidak digunakan). 3. Perhatikan jarum RPM pada dashboard dengan sangat teliti, 4. Gerakkan Steer (terserah enaknya ke arah mana)… 5. Perhatikan gerakan jarum RPM ISC NORMAL: Jarum akan bergerak turun sedikit ketika steer diputar, kemudian kembali mendekati ke posisi semula. ISC TIDAK NORMAL: Jarum anteng2 aja…, atau malah bergerak tidak karuan. PENGUJIAN 2 (memanfaatkan kerja RPM signal dan Crank Angle Sensor) 1. Mesin dalam kondisi nyala dan IDLE (langsam) … 2. Pastikan semua lampu, tape, AC, dll dalam kondisi OFF (tidak digunakan). 3. Perhatikan jarum RPM pada dashboard dengan sangat teliti, 4. Nyalakan lampu besar (head lamp) 5. Perhatikan gerakan jarum RPM ISC NORMAL: Jarum akan bergerak turun sedikit ketika headlamp dinyalakan, kemudian kembali mendekati ke posisi semula. ISC TIDAK NORMAL: Jarum anteng2 aja…, atau malah bergerak gak karuan.
Idle Speed Control valve
B. THROTTLE POSITION SENSOR (TPS)
Throttle position Sensor TPS adalah bagian sensor pada throttle bodi yang berhubungan dengan buja tutupnya katup. Sensor ini yang mengatur seberapa banyak asupan udara yang dibutuhkan. Jadi fungsi dari Throttle Position Sensor yaitu mengukur sudut buka dan tutup throttle lalu mengirimkan data tersebut ke PCM/ECU berupa sinyal DC Volt.
Bagaimana cara kerja TPS ? SAAT ANDA MENGINJAK PEDAL GAS. Plat throttle akan membuka dan TP sensor mengukur berapa banyak udara yang masuk dan mengukur sudut bukaan throttle dan mengirimkannya ke PCM/ECU PCM akan menyemprotkan bahan bakar lebih banyak. SAAT ANDA MELEPASKAN PEDAL GAS. Plat throttle akan menutup dan TP sensor akan mengukur berapa banyak udara yang masih masuk dan mengukur sudut saat plat throttle menutup dan mengirimkannya ke PCM/ECU PCM akan menyemprotkan bahan bakar lebih sedikit. Bagaimana Cara Memeriksa TP Sensor ? Periksa tegangan sinyal TP sensor dengan multimeter, hubungkan LEAD multimeter dengan kabel sensor yang letaknya ditengah, dan buka dantutup plat throttle secara manual dan lihat apakah sensor menghasilkan sinyal tegangan DC yang bervariasi. - Jika multimeter mencatatkan kenaikan tegangan halus dan penurunan tanpa celah, ini adalah hasil yang benar. sinyal TP sensor normal. - Jika multimeter tidak mencatatkan kenaikan yang halus dan penurunan tegangan, ini adalah hasil yang buruk, sensor TP sudah rusak, ganti sensor TP - Jika multimeter tidak menampilkan tegangan apapun, jangan langsung memvonis TP Sensor anda yang rusak dulu, kemungkinan arus listrik atau ground (massa) yang ke TP sensor tidak sampai
C. FUNGSI CRANKSHAFT POSITION SENSOR
CrankShaft Posision Sensor CKP Sensor atau Crank Shaft Posision Sensor adalah perangkat elektronik yang digunakan dalam mesin pembakaran internal untuk memantau posisi atau kecepatan rotasi crankshaft. Jadi CrankShaft Posision Sensor bertugas memberi signal ke ECU tentang keberadaan TMB dan TMA. ECU akan memerintahkan injector untuk fuel delivery dan juga memerintahkan kepada ICM waktunya pengapian di busi.. Kegagalan dari CKP dapat membuat engine tidak hidup karena tidak ada pengapian dibusi sama sekali,atau engine mberebet karena fuel delivery tidak sesuai dengan yg dibutuhkan Gejala Kerusakan Sensor CKP adalah: 1. Mesin mati mendadak saat mobil jalan disertai check engine menyala, sebelum mati terkadang knalpot meledak-ledak dengan keras` 2. Terkadang terjadi ledakan di knalpot saat mesin distarter 3. Mesin tidak bisa hidup atau mati tiba-tiba saat berkendara dalam kondisi hujan. 4. Tidak ada api dibusi saat distarter. Crankshaft Position Sensor memungkinkan mesin bekerja pada performa optimal. Ini menciptakan bahan bakar yang lebih baik, pengapian dan percepatan dengan benar memonitor waktu dan kecepatan mesin terpisahkan. Karena ini, sensor harus diperiksa (bersama dengan bagian yang bergerak) setiap enam bulan untuk memastikan mobil bekerja dengan benar dan pada puncaknya.
D. FUNGSI MAP SENSOR ATAU MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE
Banyak orang menyangka MAP Sensor adalah MAF Sensor, ternyata ada perbedaan antara MAP SENSOR (MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE) dengan MAF SENSOR (MASS AIR FLOW). Fungsi dari MAP SENSOR adalah untuk mengetahui kondisi kevacuuman intake manipold, Selanjutnya dari ECU mesin EFI informasi yang berasal dari tegangan output MAP sensor akan diteruskan ke Injektor untuk memberikan Suplai sejumlah bahan-bakar sesuai kebutuhan mesin. Mesin yang menggunakan sensor MAP biasanya bahan bakar injeksi. Manifold sensor tekanan absolut memberikan informasi tekanan manifold seketika ke unit kontrol elektronik mesin (ECU). Data tersebut digunakan untuk menghitung kepadatan udara dan menentukan laju aliran massa udara mesin, yang pada gilirannya menentukan metering bahan bakar yang diperlukan untuk pembakaran yang optimal dan mempengaruhi timing pengapian. Sebuah mesin injeksi bahan bakar secara bergantian dapat menggunakan sensor aliran udara massa (sensor MAF) untuk mendeteksi aliran udara intake. Sebuah konfigurasi khas menggunakan satu atau yang lain, tetapi jarang keduanya.
E. Fungsi ECT atau Engine coolant Temperature,
Engine Coolant Themperature ( ECT) Sensor suhu pendingin atau coolant themperature sensor digunakan untuk mengukur suhu pendingin mesin mesin pembakaran internal. Pembacaan dari sensor ini kemudian makan kembali ke unit kontrol mesin (ECU), yang menggunakan data ini untuk menyesuaikan injeksi bahan bakar dan waktu pengapian. Pada beberapa kendaraan sensor juga dapat digunakan untuk menyalakan kipas pendingin listrik. Data juga dapat digunakan untuk menyediakan bacaan untuk mengukur suhu pendingin di dashboard. Suhu mesin pendingin (ECT) sensor adalah sensor yang relatif sederhana yang memonitor suhu internal mesin. Pendingin di dalam blok mesin dan kepala silinder menyerap panas dari silinder ketika mesin sedang berjalan. Sensor pendingin mendeteksi perubahan suhu dan sinyal
Control Module Powertrain (PCM) sehingga dapat mengetahui apakah mesin dingin, pemanasan, pada suhu operasi normal atau overheating. Sensor pendingin sangat penting karena masukan sensor untuk PCM mempengaruhi strategi operasi dari seluruh sistem manajemen mesin. Itu sebabnya sensor pendingin sering disebut sensor "master". BAGAIMANA
PENDINGIN
SENSOR
MEMPENGARUHI
ENGINE
OPERATION
Masukan dari sensor pendingin dapat digunakan oleh PCM untuk setiap atau semua fungsi kontrol berikut: a. Start up pengayaan bahan bakar pada bahan bakar injeksi mesin. Ketika PCM menerima sinyal dingin dari sensor pendingin, meningkatkan lebar pulsa injektor (tepat waktu) untuk membuat campuran bahan bakar yang lebih kaya. Hal ini meningkatkan kualitas menganggur dan mencegah ragu-ragu sedangkan mesin dingin pemanasan. Sebagai mesin mendekati suhu operasi normal, PCM bersandar keluar campuran bahan bakar untuk mengurangi emisi dan konsumsi bahan bakar. Sebuah sensor pendingin rusak yang selalu berbunyi dingin dapat menyebabkan sistem kontrol bahan bakar untuk menjalankan kaya, mencemari dan bahan bakar limbah. Sebuah sensor pendingin yang selalu berbunyi panas dapat menyebabkan masalah driveability dingin seperti mengulur-ulur, ragu-ragu dan menganggur kasar. b. Spark muka dan menghambat. Spark muka sering terbatas untuk tujuan emisi sampai mesin mencapai suhu operasi normal. Hal ini juga mempengaruhi kinerja mesin dan ekonomi bahan bakar. c. Gas buang resirkulasi (EGR) selama pemanasan. PCM tidak akan membiarkan katup EGR untuk membuka sampai mesin telah menghangat untuk meningkatkan driveability. Jika EGR diperbolehkan sementara mesin masih dingin, dapat menyebabkan idle kasar, mengulur-ulur dan / atau ragu-ragu. d. Emisi evaporasi mengontrol tabung pembersihan. uap bahan bakar disimpan dalam tabung arang tidak dibersihkan sampai mesin hangat untuk mencegah masalah driveability. e. Buka / tertutup kontrol umpan balik dari campuran udara / bahan bakar. PCM dapat mengabaikan sensor oksigen kaya / ramping sinyal umpan balik sampai pendingin mencapai suhu tertentu. Sementara mesin dingin, PCM akan tetap di "loop terbuka" dan menjaga campuran bahan bakar yang kaya untuk meningkatkan kualitas menganggur dan driveability dingin. Jika PCM gagal untuk masuk ke "loop tertutup" setelah mesin hangat, campuran bahan bakar akan terlalu kaya menyebabkan mesin mencemari dan gas buang. Kondisi ini juga dapat menyebabkan busi fouling. f. Kecepatan idle selama pemanasan. PCM biasanya akan meningkatkan kecepatan idle ketika mesin dingin pertama dimulai untuk mencegah mengulur-ulur dan meningkatkan kualitas menganggur. g. Transmisi torque converter kopling penjara selama pemanasan. PCM mungkin tidak penjara up torque converter sampai mesin telah menghangat untuk meningkatkan driveability dingin. h. Operasi kipas pendingin listrik. Siklus PCM kehendak kipas pendingin dan mematikan untuk mengatur mesin pendingin menggunakan input dari sensor pendingin. Pekerjaan ini sangat penting untuk mencegah mesin overheating. Catatan: Pada beberapa kendaraan, sensor pendingin atau kipas angin saklar yang terpisah dapat digunakan untuk rangkaian kipas pendingin saja
F. Fungsi IAT Sensor atau Intake Air Themperature
IAT SENSOR Sensor temperature udara masuk (Intake air temperature) merupakan sensor koreksi yang biasanya terpasang pada air cleaner atau hose antara air cleaner dengan throttle body. Sensor ini berupa thermistor dengan bahan semikonduktor yang mempunyai sifat semakin panas temperature maka nilai tahanannya semakin kecil. Cara Kerja IAT Sensor : Sensor yang dihubungkan seri dengan tahanan dan diberi tegangan 5 V. Bila tegangan pada sensor berubah (karena temperature), maka tegangan yang ke ECU juga berubah. Tegangan kerja adalah 4,5 s/d 0,2 Volt, dari dingin ke panas. Cara menguji IAT Sensor: Putar kunci kontak saklar OFF sebelum pengujian sensor. 1) Lepaskan konektor kabel memanfaatkan dari sensor IAT. 2) Gunakan Digital Volt-Ohmmeter (DVOM), mengukur resistansi antara dua terminal sensor.Intake Air Temperature (IAT) sensor konektor terminal identifikasi model 1994-96 3) Bandingkan perlawanan membaca dengan grafik yang menyertainya. Jika membaca untuk suhu tertentu adalah sekitar yang ditunjukkan dalam tabel, IAT sensor baik-baik saja. 4) Pasang konektor memanfaatkan kabel ke sensor.
G. ECU (Engine Control Unit)
Contoh ( ECU ) Engine Control Unit Toyota Avanza Ecu adalah bagian utama dari mobil injeksi yang berupa perangkat elektronik yang mengatur sensor sensor pada Mesin, ECU berfungsi untuk mengatur atau mengolah data yang ada pada mesin dan hasil dari perhitungan ECU didistribusikan keseluruh sensor yang ada pada mesin. 2. Throttle
Contoh ( Throttle ) Toyota Avanza Throttle adalah suatu komponen yang ada pada mobil injeksi, guna untuk mengatur tekanan udara yang ada untuk dipadukan dengan bahan bakar (Bensin) guna memaksimalkan pembakaran. 3. Injektor
Contoh ( Injektor ) Toyota Avanza Injektor adalah bagian dari mesin yang berfungsi menginjeksikan atau mensuplay bahan bakar (Bensin) berdasarkan Perintah ECU yang di sesuaikan oleh pengendara. 4. Fuel Pump
Contoh ( Fuel Pump )Toyota Avanza Fuel Pump adalah pompa bensin yang berada tepatnya di dalam tangki bahan bakar, fungsi dari fuel pump untuk memompa bahan bakar yang berada di dalam tangki untuk injeksikan ke ruang bakar menunggu perintah dari ECU. 5. MAP Sensor ( Manifold Absolute Pressure )
Contoh ( MAP )Toyota Avanza MAP Sensor adalah Sensor untuk mendeteksi tingkat kevacuuman yang berada pada intake manifold. 6. DLC ( Data Link Connector )
Contoh DLC ( Data Link Connector ) Toyota Avanza DLC adalah connector yang berfungsi untuk mendiagnosa mesin, alat untuk mendiagnosa mesin tersebut adalah Scanner. 7. Temperatur Sensor
Contoh Temperatur Sensor Toyota Avanza Temperatur Sensor berfungsi untuk memberikan data masukan ke ecu tentang kondisi mesin, untuk menentukan bahan bakar yang akan diinjeksikan oleh Injektor. 8. Crankshaft Position Sensor Cranksaft Sensor berfungsi untuk memberikan data masukan ke ecu tentang posisi dan kecepatan putaran mesin. 9. Camshaft Position Sensor Camshaft Position Sensor berfungsi untuk memberikan data masukan ke ecu tentang posisi langkah mesin, untuk menemtukan langkah hisap dimana terjadi pembukaan injektor/penginjeksian.
10. Speed Sensor Speed Sensor berfungsi untuk memberikan masukan ke ecu tentang kondisi kecepatan kendaraan, memainkan gas/throtle saat berhenti dan saat kendaraan dalam kecepatan tinggi.
SISTEM EFI PADA MOBIL Seperti kita sudah ketahui bahwa kendaraan baik mobil atau pun sepeda motor pabrikan sekarang ini sudah semenjak beberapa tahun terakhir memproduksi kendaraan terbarunya menggunakan system injeksi sebagai pemasukan bahan bakarnya. Tentunya berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti penggunaan BBM bebas timbal, penggunaan katalis pada saluran gas buang, dll. Sebagaimana mesin 2 langkah yang harus digantikan oleh mesin 4 langkah, sistem karburasi manual akhirnya juga akan digantikan oleh sistem karburasi digital, system injeksi ini perlahan tapi pasti akan menggantikan sistem yang sudah lama bertahan yaitu karburator (karburasi manual). Memang banyak keuntungan dengan system injeksi ini diantaranya : 1. Pembakaran lebih sempurna 2. Mengurangi sekecil mungkin gas-gas beracun dari hasil pembakaran 3. Hemat pemakaian bahan bakar 4. Tenaga mesin yang dihasilkan lebih bertenaga
Karburator
Fungsi Karburator diantaranya adalah untuk mencampur campuran bahan bakar dengan udara sebelum campuran tersebut masuk kedalam ruang bakar/silinder.
Prinsip Kerja Pada saat langkah hisap, torak bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) dan throttle valve terbuka, udara di intake manifold terhisap ke dalam silinder maka di venturi terjadi tekanan yang rendah bila dibandingkan dengan ruang pelampung. Akibat perbedaan tekanan ini, bensin pada ruang pelampung akan mengalir ke venturi, kemudian bensin tersebut akan tercampur dengan udara dari air horn dan masuk ke silinder.
Sifat-sifat Karburator : 1. Perbandingan bahan bakar dan udara yang variabel 2. Sensitif terhadap air filter yang kotor, tinggi rendahnya bahan bakar di ruang pelampung, penyumbatan jet udara pada spuyer Karburator pada dasarnya kekuranganya adalah : Tidak menjamin campuran udara dan bensin yang tepat dan tetap. Tidak memiliki alat-alat penambahan / pengurangan bahan bakar, untuk keperluan mesin pada berbagai kecepatan. 3. Tidak ada alat untuk start dalam keadaan dingin. 4. Tidak ada alat untuk menambah bensin pada waktu dibutuhkan tenaga 5. Gas hasil dari pembakaran mengandung gas beracun 1. 2.
KONTRUKSI MESIN EFI
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu; 1. sistem bahan bakar (fuel system), 2. sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan 3. system induksi/pemasukan udara (air induction system) Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna. Macam macam sistem dalam EFI :
Mesin Mobil EFI Tipe D
Pada sistem injeksi tipe D, pengukuran tentang udara yang dihisap mesin menggunakan Vacuum sensor yang mendeteksi kevacuuman di dalam Intake Manipold, alat sensor ini di kenal dengan MAP sensor atau Manipol Absolute Pressure. Besarnya tingkat kevacuuman yang terdapat pada intake manipold di informasikan ke ECU untuk menentukan banyak sedikitnya BBM yang di injeksikan melalui Injektor. Contoh mobil Toyota yang menggunakan mesin EFI tipe D adalah Avanza, Terios, Rush
Mesin Mobil EFI tipe L Sedangkan pada sistem EFI tipe L, banyak dan sedikitnya udara yang masuk di ukur menggunakan air flow meter,informasi banyak sedikitnya udara yang melewati Air flow meter ini diteruskan ke ECU untuk memberikan banyaknya suplai BBM yang akan diinjeksikan melalui injektor. Contoh mobil yang memakai sistem EFI tipe L adalah Toyota Soluna, Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Kijang Innova, dan Toyota Corolla
Perbedaan utama EFI tipe D dan EFI tipe L adalah Mobil EFI tipe D menggunakan MAP sensor yang terhubung dengan selang ke Intake Manipold setelah Throttle body dan Mobil EFI Tipe L
menggunakan Air Flow Meter atau MAF (Mass Air Flow) yang di tempatkan sebelum throttle body Konstruksi Mesin EFI A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan/menginjeksikan bahan bakar. Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar. 2. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah-ubah.
3. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
4. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dhasilkan oleh pompa. 5. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.
B. Sistem Kontrol Elektronik Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensorsensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponen¬komponen tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut; 1. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masingmasing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.
2. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.
3. IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
4. TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.
5. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 55 derajat.
Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (mengOFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON . Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFF¬kan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang. C. Sistem Induksi Udara Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; 1. air cleaner/air box (saringan udara),
2. intake manifold
3. throttle body (tempat katup gas).
Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran
Bagaimana ECU mengatur putaran idle mesin ..? Pada awalnya Sistem injeksi menggunakan komponen Idle Air Control Valve atau IAC Valve untuk menjaga mesin dapat berputar idle, IAC Valve tiap-tiap merk mobil mempunyai bentuk desain yang berbeda-beda, namun semuanya mempunyai prinsip kerja yang sama. General Motors contohnya, menggunakan IAC valve berupa Stepper Motor yang memutar Thread Valve maju atau mundur untuk memperbesar atau memperkecil jalur udara masuk saat idle, sehingga dapat mengatur putaran idle pada tingkat yang semestinya. Produk ford yang lebih tua banyak menggunakan IAC valve berupa Spring Load Plunger. Putaran idle mesin dengan jenis IAC valve ini dikontrol oleh ECU dengan meningkatkan Duty Cycle Magnetic coil yang akan menggerakkan Air Valve melawan tekanan pegas dan memperbesar jalur masuknya udara ke dalam mesin. Saat sensor-sensor memberikan input agar ECU untuk meningkatkan putaran idle , maka katup yang terdapat di dalam IAC akan terbuka untuk menambah aliran udara yang masuk kedalam mesin. ECU juga akan mengatur Fuel injector untuk membuka lebih lama sehingga menambah pasokan bahan bakar yang masuk kedalam mesin. Putaran mesin akan bertambah tinggi karena pasokan udara dan bahan bakar yang masuk ke mesin bertambah banyak. Sebagai contoh, saat AC dihidupkan maka beban mesin akan bertambah berat, ECU akan memberikan respon dengan menaikkan putaran idle untuk mengimbangi beban mesin yang bertambah saat AC dihidupkan supaya mesin tidak mati. Kemudian pada saat menghidupkan mesin dalam kondisi dingin, berdasarkan sinyal yang diberikan Engine Coolant temperature sensor dan dari sensor-sensor yang lain maka ECU juga akan merespon dengan menaikkan putaran idle mesin, hal ini bertujuan untuk mempermudah menghidupkan mesin dan mempercepat mesin mencapai temperatur kerja serta mempermudah sirkulasi oli mesin. Disistem karburator kita mengenal istilah Choke.
Electronic throttle control atau drive by wire Pada mobil yang lebih modern saat ini sudah tidak menggunakan throttle valve yang digerakkan secara manual dengan menggunakan kabel gas lagi, pembukaan throttle valve dikontrol secara langsung oleh ECU. Saat pedal gas ditekan, maka acceleratol - pedal position sensor akan bergerak dan memberikan laporan langsung ke ECU bahwa ada permintaan untuk menambah kecepatan kendaraan. Kemudian ECU akan memberikan sinyal digital ke stepper motor yang berada di throttle body, yang kemudian membuka katup throttle untuk meningkatkan kecepatan kendaraan, secara bersamaan throttle position sensor jaga memberikan input ke ECU mengenai seberapa besar katup throttle terbuka. Pada sistem ini sudah tidak digunakan lagi mekanisme manual yang menggunakan kabel gas yang menghubungkan pedal dengan throttle. Pada sistem drive by wire ini IAC Valve sudah tidak digunakan. ECU mengontrol putaran idle mesin dengan membuka dan menutup katup throttle secara langsung. Jadi setiap saat pedal gas diinjak dan katup throttle terbuka maka ECU akan memperpanjang waktu pembukaan injektor, untuk menjaga akurasi campuran udara dan bahan bakar. Lamanya injektor terbuka di atur secara presisi oleh ECU berdasarkan hasil kalkulasi dari berbagai input sensor-sensor, diantaranya : Air Flow Meter, Air Intake Temperature, Engine temperature Sensor, barometic Sensor dll. Selain itu ECU juga mendapat input dari Air/Fuel Sensor (Oxygen Sensor) agar dapat melakukan koreksi terhadap campuran bahan bakar berdasarkan kandungan oksigen pada gas buang yang diperiksa oleh sensor tersebut. Jika Pada saat mobil melaju dalam kecepatan tinggi, dan tiba-tiba melakukan pengereman secara mendadak, maka pedal gas juga dilepas secara mendadak sehingga putaran mesin berubah dengan cepat dari putaran tinggi ke posisi idle, maka sistem idle akan mengatur proses transisi tersebut. Jika sistem idle tidak berfungsi dengan baik maka dapat mengakibatkan mesin mati saat pedal gas dilepaskan secara mendadak, dan biasanya hal ini dikatakan mesin mogok, padahal ini adalah kemungkinan kerusakan pada sistem idle yang membutuhkan metode analisa yang berbeda dengan gejala mesin mogok. Pada mobil yang sudah menggunakan teknologi drive by wire sering timbul masalah saat kabel baterai dilepas, yaitu putaran idle mesin menjadi tidak stabil, mesin mati-mati atau mogok. Hal ini terjadi karena ECU kehilangan Idle memory saat kabel baterai dilepas, terkadang masalah ini tidak dapat diatasi oleh ECU sehingga akan menyalakan lampu MIL untuk memberi tahu pengemudi adanya masalah. Kondis throttle body yang kotor dapat mencegah ECU dari relearning idle. Idle memory akan selalu beradaptasi mengikuti pembentukan lapisan kotoran pada throttle body. Jika ECU kehilangan idle memory, maka ECU tidak bisa mendapatkan settingan putaran idle yang tepat. Untuk memperbaiki masalah seperti ini dapat dilakukkan dengan cara membersihkan Throttle atau dengan melakukan reset basic idle setting. Reset putaran idle ini dapat dilakukan dengan menggunakan scantool atau dengan melakukan test jalan agar ECU dapat mempelajari basic idle setting kembali atau dengan cara membersihkan throttle. Beberapa throttle body yang masih dioperasikan dengan menggunakan mekanisme kawat mempunyai sebuah sekrup yang terletak didekat throttle valve. Sekrup ini sering dianggap sebagai sekrup untuk menyetel putaran idle. Fungsi sekrup ini bukan sebagai mekanisme penyetel putaran idle melainkan sebagai baut stopper
throttle valve, yang bertujuan untuk mencegah throttle valve macet pada posisi tertutup penuh. Memutar sekrup ini tidak akan mempengaruhi putaran idle malah dapat mengakibatkan throttle valve tersangkut dan dapat merusak throttle body. Jika putaran idle berubah – rubah secara signifikan dan mesin mati saat pedal gas dilepaskan, hal ini berarti menunjukkan adanya masalah. Kebanyakan problem ini disebabkan oleh kerusakan input sensor dan throttle body. Pada model kendaraan terbaru munculnya problem ini biasanya akan menyalakan lampu MIL. Saat putaran idle kendaraan mulai tidak teratur atau mesin mati – mati, dapat memberikan indikasi bahwa sistem idle perlu diperbaiki. Dengan pengetahuan dan peralatan yang tepat kebanyakan masalah putaran idle dapat di diagnosa dan diperbaiki secara cepat. Kecepatan putaran idle berada pada rentang yang luas sesuai dengan kebutuhan mesin. ECU secara konstan akan memonitor putaran idle mesin dan mempelajari setelan optimal didalam situasi yang berbeda –beda. Idle memory dan faktor – faktor perhitungan lainnya disimpan di dalam memori ECU dan secara kontinyu di pelajari oleh ECU. Sebagai contoh jika terjadi kebocoran sedikit saluran vakum atau busi mulai mengalami keausan maka ECU akan melakukan penyesuaian dengan kondisi tersebut. Inilah alasan mengapa kadang – kadang timbul gejala idle yang kasar.
Cara Kerja Sistem EFI Pada Mobil + Diagram Kelistrikan Sistem EFI - Pada mesin bensin, bahan bakar akan dicampurkan terlebih dahulu sebelum udara masuk ke silinder pada langkah hisap. Untuk melakukan proses ini kita mengenal komponen bernama karburator. Fungsi karburator adalah untuk menuangkan bahan bakar sesuai dengan pembukaan katup gas. Namun karburator ternyata tidak efektif dalam mencampur bahan bakar karena ketidak akuratan yang dimiliki. Sehingga menimbulkan missfire dan emisi yang buruk. Untuk mengatasi hal itu, para enginer otomotif membuat sebuah sistem yang dapat mencampurkan bahan bakar dengan volume yang akurat. Sistem ini dinamakan EFI, sistem EFI memanfaatkan rangkaian elektronika itulah mengapa sistem ini dinamakan Electronic Fuel Injection (EFI). EFI akan menggantikan fungsi niple jet pada karburator dengan unit injector yang terletak di intake manifold. Apakah EFI masih menggunakan karburator ? EFI masih menggunakan karburator, namun fungsinya bukan lagi pencampur bahan bakar, melainkan untuk throtle body yang akan mengatur RPM mesin. Sementara untuk cara kerja Sistem EFI tentu berbeda dengan karburator.