BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serum adalah cairan bening yang dipisahkan dari sel-sel darah menggunakan sentrifus. Serum berbeda dari plasma, bagian cairan dari darah yang normalnya berisi sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Serum juga tidak memiliki faktor pembekuan karena diperoleh dari darah yang telah dibiarkan menggumpal. Hampir sebagian besar ureum dibentuk dihati, dari metabolisme asam amino. Untuk mengukur kadar ureum diperlukan sampel darah pasien yang telah dipuasakan selama 8 jam sebelum pengambilan sampel darah untuk menghindari pengaruh diet terhadap hasil laboratorium. Kadar ureum (BUN) diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi. Pengukuran berdasarkan atas reaksi enzimatik dengan diasetil monoksim yang memanfaatkan enzim urease yang sangat spesifik terhadap urea. Konsentrasi urea umumnya dinyatakan sebagai kandungan nitrogen molekul, yaitu nitrogen urea darah (blood urea nitrogen, BUN). Namun di beberapa negara, konsentrasi ureum dinyatakan sebagai berat urea total. Nitrogen menyumbang 28/60 dari berat total urea, sehingga konsentrasi urea dapat dihitung dengan mengalikan konsentrasi BUN dengan 60/28 atau 2,14.
B. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui cara pengambilan serum 2. Mengetahui cara memisahkan serum dan plasma dari endapan darah 3. Mengetahui komponen-komponen darah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mekanisme Pembentukan Darah
Darah bersifat alkalis lemah dengan Ph 7,36 berfungsi sebagai alat transport zatzat terutama O2, mengatur reaksi-reaksi tubuh supaya konstan, untuk regulasi panas badan dan pelindung terhadap kemungkinan infeksi. Darah terdiri dari sel darah (eritrosit, leukosit, trombosit) dan plasma darah (fibrinogen, serum darah yang terdiri dari albumin dan globulin. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan terhadap virus atau bakteri. (Perutz, 1978) Endapan Darah (Packel Cell) Sampel darah yang akan ditentukan dapat berupa darah, plasma darah, serum darah. Plasma darah adalah darah minus sel-sel darah dan masih mengandung fibrinogen.Dalam plasma terdapat anti koagulen yang sengaja ditambahkan guna mencegah penjen dalam.Plasma tanpa fibrinogen disebut serum dan tidak mengandung bahan koagulan (Setyaningrum, 2002). Plasma darah mengandung beberapa senyawa baik anorganik maupun organik yang meliputi antara lain : Protein darah, sari makanan, garam mineral, getah secret sel seperti enzim, hormon, zat-zat ekskresi. Plasma darah (7%), meliputi : Fibrinogen : Untuk pembekuan darah (0,3%) Albumin
: Menjaga tekanan osmotic darah
(4%)
Globulin
: Membentuk zatkebal/zat antibiodi (2,7%)
Berdasarkan kerjanya zat anti (anti body) dibedakan : Prepsipitasi
: kerjanya mengendapkan darah
Aglutinasi
: menggumpulkan
Netralisasi
:antigenik menutup tempat yang tosik (beracun)
Lisin
: menyerang dan memecah antigen
Antitoksin
: menetralkan racun (Aden bagus, 2011)
Istilah penting lain dalam plasma darah yaitu:
Serum
: Cairan darah/plasma yang tidak mengandung
Fibrinogen(komponen pembeku darah). Anti body
: Protein yang dapat mengenali dan mengikat antigen (proteinasing)
tertentu. Antigen
: Molekul protein asing yang tidak dikenal yang masuk keplasma
darah. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimen dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide ( Maura Maulina, 2012). Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 mg darah yang dinyatakan dalam (%). Leukosit (White Blood Cell/WBC) merupakan komponen darah yang berperan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolic toksin, dll. Trombosit (platelet) merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Eritrosit (Red Blood Cell/RBC) merupakan komponen darah yang paling banyak dan berfungsi sebagai pengangkut/pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru. Laju endap darah adalah kecepatan zedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku dengan satuan mn/jam(Ridwan, 2012). Fungsi darah : Membawa produk sisa metabolism sel ke organ yang akan mengekskresikannya. Melawan infeksi (leukosit dan antibodi) Membawa zat yang dibutuhkan kelenjar untuk menghasilkan sekret Mendistribusikan secret kelenjar dan enzim. Mendistribusikan panas ke seluruh tubuh. Menjaga asam-basa darah Menghentikan perederan (proses pembekuan)(Almas, 2012).
B. Analisis Darah (serum) Sebelum dilakukan pemisahan serum terlebih dahulu dilakukan pengambilan darah. Setelah darah diambil selanjutnya dilakukan pemisahan serum dan plasma dari endapan darah. Serum berfungsi untuk pemeriksaan awal yang dilakukan di laboratorium, yang gunanya untuk mendeteksi kesehatan secara dini seseorang apakah terdapat virus maupun mikroorganisme yang lain sehingga dapat ditegakkan diagnosa. Selain itu untuk mengecek kadar albumin, glukosa, dan kolesterol yang dibandingkan dengan kadar normalnya. Dari pemeriksaan serum ini dapat diketahui seberapa bahaya seseorang dapat terkena penyakit dengan tanda dan gejala yang menyertainya. C.
Keterkaitan serum bagi diagnosis Diagnosa dapat ditegakkan jika pemisahan serum dari endapan darah dilakukan dengan tepat. Karena apabila pemisahan tidak sempurna akan memengaruhi hasil dan mengakibatkan salah diagnosis. Pengambilan serum dalam hal ini untuk mengetahui kadar albumin, glukosa, dan kolesterol dalam tubuh seseorang. Disini peran serum sangat diperlukan untuk mengukur kadar-kadar albumin, glukosa maupun kolesterol. Sehingga dari pengambilan serum tersebut dapat diketahui tanda munculnya suatu penyakit. Misalnya untuk albumin akan berpengaruh dengan penyakit yang berkaitan dengan protein, glukosa yang berlebihan akan memicu diabetes melitus, sedangkan kolesterol yang tinggi akan mengakibatkan obesitas yang masing-masing penyakit tersebut tidak baik bagi tubuh. Untuk hasil serum yang digunakan untuk pemeriksaan yaitu berwarna kuning jernih.
BAB III METODOLOGI A. Alat, bahan, dan waktu praktikum Alat : - 1 Spuit 5cc - Kapas injeksi/kapas alkohol
-
1 Torniquet Sarung tangan/handscoen 3 Tabung reaksi bersih kering dan penutupnya Pipet mikron (1000 mikron) dan ujungnya Sentrifugal Bengkok
Bahan : -
Darah Air Alkohol
Waktu Praktikum Praktikum dilakukan pada hari Rabu, tanggal 14 Mei 2014 di Laboratorium, Jurusan Gizi , Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dengan mengambil sample darah dengan waktu yang dibutuhkan sekitar 10 menit. B. Prinsip analisis Untuk memisahkan serum dan plasma, C. Metode Kerja a. Mengambil sample darah klien 1. Siapkan klien yang akan diambil sample darah. 2. Siapkan spuit 5cc , torniquet, kapas injeksi diberi alkohol , bengkok dan tissu. 3. Anjurkan klien untuk mengulurkan tangan kiri atau kanan dan melipat lengan bajunya (jika lengan panjang). 4. Pakai sarung tangan 5. Pasang torniquet kira-kira 5cm diatas lipatan siku dan anjurkan pasien untuk menggenggam tangan. 6. Raba pembuluh vena klien dan tentukan arah pembuluh vena serta memberitahu klien agar tidak mengubah posisinya. 7. Ambil kapas injeksi dan lakukan desinfeksi dengan gerakan memutar dari arah dalam keluar pada pembuluh vena yang sudah diraba. Jika desinfeksi terlalu basah, tunggu sebentar agar kering. 8. Ambil spuit 5cc dan tusukkan pada pembuluh vena klien dengan sudut 150 hingga terlihat ada darah keluar dibagian pangkal jarum spuit. . 9. Tarik darah secaara perlahan sesuai dengan denyut jantung serta anjurkan klien untuk melepas gengaman dan membuka torniquet. Spuit yang digunakan berisi darah sebanyak 5cc . 10.Ambil kapas injeksi kemudian tarik spuit secara perlahan dan menekuk tangan klien ke atas.
11. Ambil tabung reaksi, lepaskan jarum dari spuit dan masukkan darah pada tabung reaksi secara perlahan sesuai dengan denyut nadi dan letakkan ditempat tabung reaksi. 12.Rapikan alat. b. Memisahkan serum 1. Siapkan alat sentrifugal 2. Siapkan 2 buah tabung reaksi bersih kering dan tabung reaksi yang sudah berisi sample darah klien. 3. Siapkan pipet mikron 4. Atur alat sentrifugal dengan kecepatan putaran 1500 rpm dalam waktu 5 menit. 5. Sebelum memasukkan tabung sample darah ke sentrifugal, ambil 1 tabung reaksi kosong lalu ukur volume tabung sample darah. Kemudian tabung reaksi kosong diberi air sama dengan volume tabung sample darah. 6. Masukkan kedua tabung tersebut secara berlawanan di sentrifugal. Kemudian tutup kembali sentrifugal dan tekan tombol “start” untuk memulai putaran. 7. Setelah 5 menit, keluarkan semua tabung dari alat. Amati apakah bagian darah tersebut sudah terpisah (serum berwarna kuning jernih dibagian atas, plasma berwarna merah kehitaman mengendap dibagian bawah). 8. Ambil pipet mikron kemudian sedot serum tanpa menyentuh bagian plasma yang sudah mengendap, kemudian masukkan ke tabung reaksi kosong dengan perlahan dengan meletakkan ujung pipet didasar tabung. 9. Lalu ujung pipet dilepas dan masukkan ke rendaman air. 10. Letakkan tabung reaksi yang sudah berisi serum ditempat tabung reaksi kemudian ditutup dan masukkan kedalam freezer. 11. Rapikan alat. 12. Cuci tangan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Terjadi pemisahan komponen-komponen darah. Serum berada dibagian atas dengan warna kuning bening dan komponen darah lainnya mengendap dibagian bawah berwarna merah kehitaman. B. Pembahasan Dalam pengambilan darah vena digunakan torniquet untuk membendung bagian vena dan memperjelas vena tersebut. Dilakukan pengusapan dengan kapas injeksi untuk menghindarkan adanya bakteri atau kuman yang masuk ke dalam darah karena akan dilakukan penusukan dengan spuit kemudian darah dimasukkan ke tabung reaksi. Pada saat pemisahan komponen-komponen darah, sample darah dimasukkan ke dalam alat pemisah yaitu sentrifugal. Kemudian alat (centrufugal) pemisah tersebut akan memutar sample darah tersebut dan menemukan hasil terpisahnya komponen-komponen darah tersebut dimana serum terdapat pada bagian atas yang berwarna kuning bening dan adanya endapan dari komponen darah lainnya pada bagian bawah tabung reaksi. Kemudian serum dipindahkan ke tabung reaksi lain dengan menggunakan pipet dengan ukuran 1000 mikron kemudian ditutup dan disimpan di frezeer untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Kharisma.2012. serum. (online). (http://lhinakarisma.blogspot.com/, diakses 18 Juni 2014). Doni. 2009. Serum pada darah. (online). (http://kamuskesehatan.com/arti/serum/, diakses pada 18 Juni 2014). Rita. 2014. Pemeriksaan darah. (online). (http://ritapoltekkes.blogspot.com/2012/05/pemeriksaan-darah-secara-kualitatif.html/, diakses pada 18 Juni 2014). Poedjiadi,Anna. 2005.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/PDF%20Vol.%2013-02-05.pdf