Sistem pemerintahan thailand Sistem pemerintahan (sistem kabinet) Thailand adalah Sistem Parlementer... Bentuk pemerintahannya adalah Monarki Konstitusional... Sang raja mempunyai sedikit kekuasaan langsung di bawah konstitusi namun merupakan pelindung Buddhisme Thailand dan lambang jati diri dan persatuan bangsa. Raja yang memerintah saat ini dihormati dengan besar dan dianggap sebagai pemimpin dari segi moral, suatu hal yang telah dimanfaatkan pada beberapa kesempatan untuk menyelesaikan krisis politik. kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri, yang dilantik sang raja dari anggota-anggota parlemen dan biasanya adalah pemimpin partai mayoritas. Parlemen Thailand yang menggunakan sistem dua kamar dinamakan Majelis Nasional atau Rathasapha - , yang terdiri dari Dewan Perwakilan (Sapha Phuthaen Ratsadon ) yang beranggotakan 480 orang dan Senat (Wuthisapha - ) yang beranggotakan 150 orang. Anggota Dewan Perwakilan menjalani masa bakti selama empat tahun, sementara para senator menjalani masa bakti selama enam tahun. Badan kehakiman tertinggi adalah Mahkamah Agung (Sandika - ), yang jaksanya dilantik oleh raja. Thailand juga adalah anggota aktif dalam ASEAN.
Sistem Pemerintahan Tunisia
Tunisia berbentuk republik dengan sistem pemerintahan presidensial. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden, sedangkan kabinet pelaksana pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri. Lembaga legislatif dijalankan oleh Dewan Perwakilan (Chambre des Deputés) yang terdiri dari 182 anggota parlemen, sedangkan lembaga yudikatif adalah Dewan Tertinggi Magistrasi. Presiden berhak menunjuk perdana menteri, anggota kabinet, gubernur, panglima angkatan bersenjata, kepala kepolisian, serta hakim agung. Terdapat sembilan partai politik di Tunisia. Partai pemerintah yang berkuasa adalah Rassemblement Constituonnel Democratique (RCD). Delapan partai lainnya adalah partai oposisi: 1. Movement des Democrates Socialistes (MDS) 2. Parti de l’Unité Populaire (PUP) 3. Union Democratique Unioniste (UDU) 4. Mouvement atau Harakat Ettajdid (HE) 5. Parti Social Liberal (PSL) 6. Parti Social pour le Progres (PSP) 7. Forum Democratique pour les Libertes et le Travail (FDLT) 8. Parti des Verts pour Progress (PVP), baru didirikan pada tanggal 3 Maret 2006 Selama masa pemerintahan presiden Ben Ali telah dilaksanakan tiga kali pemilihan umum, yaitu pada tahun 1994, 1999 dan 2004. Pada Pemilu Presiden yang dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2004, Zine El-Abidine Ben Ali, dari RCD mengumpulkan 94,48% suara, mengalahkan ketiga calon presiden dari PUP, Ettajdid dan PSL. Pemilu Legislatif 2004 memperebutkan 189 kursi di parlemen, dibandigkan 182 kursi pada tahun 1999. Rincian hasil Pemilu Legislatif tahun 2004 adalah: RCD: 152 kursi (148 kursi tahun 1999) Ettajdid: 3 kursi (5 kursi tahun 1999) MDS: 14 kursi (13 kursi trahun 1999) PUP: 11 kursi (7 kursi trahun 1999) PSL: 2 kursi (2 kursi trahun 1999) UDU: 7 kursi (7 kursi trahun 1999) Ketua parlemen (Chambre des Députés) dipilih dari partai terbesar. Proses pemilihannya dilakukan setahun sekali, yaitu setiap pembukaan sidang parlemen pada bulan Oktober. Keberhasilan Ben Ali dalam merebut hati rakyat tidak terlepas dari usaha-usahanya dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat. Pemerintah juga terus berupaya menciptakan kehidupan demokrasi yang sehat, seperti perubahan UU Sistem Pemilu yang memungkinkan partai oposisi terwakili dalam parlemen, meskipun jumlah pemilihnya sangat kecil. Karenanya, perubahan UU Pemilu tersebut mendapat tanggapan positif dari sebagian besar kelompok oposisi.