KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ARUN LHOKSEUMAWE NOMOR : / KPTS / RSAL / II / 2018 TENTANG PROSES PENDAFTARAN RAWAT JALAN, PROSES PENDAFTARAN RAWAT INAP, PASIEN GAWAT DARURAT, PROSES PENERIMAAN GAWAT DARURAT KE UNIT RAWAT INAP, MENAHAN PASIEN UNTUK OBSERVASI DAN MENGELOLA PASIEN BILA TIDAK TERSEDIA TEMPAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ARUN LHOKSEUMAWE
Menimbang
: a. Bahwa rumah sakit perlu memperhatikan proses pendaftaran rawat jalan, proses pendaftaran rawat inap, pasien gawat darurat, proses penerimaan gawat darurat ke unit rawat inap, menahan pasien untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat b. Bahwa
berdasarkan
butir
a
maka
dipandang
perlu
untuk
memberlakukan proses pendaftaran rawat jalan, proses pendaftaran rawat inap, pasien gawat darurat, proses penerimaan gawat darurat ke unit rawat inap, menahan pasien untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat
Mengingat
: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit; 3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 tertanggal 15 Maret 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit; 4 Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04./ I / 2790 / 11 tertanggal 1 Januari 2012 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
1
MEMUTUSKAN
Menetapkan Kesatu
:
KEPUTUSAN
DIREKTUR
LHOKSEUMAWE
TENTANG
RUMAH PROSES
SAKIT
ARUN
PENDAFTARAN
RAWAT JALAN, PROSES PENDAFTARAN RAWAT INAP, PASIEN GAWAT DARURAT, PROSES PENERIMAAN GAWAT DARURAT KE UNIT RAWAT INAP, MENAHAN PASIEN UNTUK OBSERVASI DAN MENGELOLA PASIEN BILA TIDAK TERSEDIA TEMPAT DI RUMAH SAKIT ARUN LHOKSEUMAWE
Kedua
:
Proses pendaftaran rawat jalan, proses pendaftaran rawat inap, pasien gawat darurat, proses penerimaan gawat darurat ke unit rawat inap, menahan pasien untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Lhokseumawe Pada Tanggal 05 Februari 2018 Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe
dr. Syahruddin Ibrahim
2
Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe Nomor : .... / SK / RSAL / II / 2018 Tanggal : 05 Februari 2018 Proses Pendaftaran Rawat Jalan, Proses Pendaftaran Rawat Inap, Pasien Gawat Darurat, Proses Penerimaan Gawat Darurat Ke Unit Rawat Inap, Menahan Pasien Untuk Observasi dan Mengelola Pasien Bila Tidak TersediaTempat
1. Proses Pendaftaran Rawat Jalan a. Pengertian
Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan rawat inap di fasilitasi pelayanan kesehatan.
b. Prosedur Pendaftaran Rawat Jalan Menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi : a)
Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untuk keperluan berobat
b)
Pasien lama adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan berobat
PROSEDUR 1)
Pasien Umum o
Receptionist menanyakan kartu berobat pasien (untuk pasien lama) atau mengisi formulir pendaftara pasien baru (untuk pasien baru).
o
Menanyakan kepada pasien tentang poliklinik yang akan dituju.
o
Receptionist menyerahkan pendaftaran pasien ke bagian rekam medik untuk dicarikan berkas rekam medis rawat jalan sesuai dengan nomor rekam medis dan selanjutnya rekam medis diantarkan oleh petugas rekam medik ke poliklinik
o
Arahkan pasien ke poliklinik yang dituju sambil memberikan kartu berobat pasien.
2)
Pasien dengan Menggunakan Asuransi Kesehatan Pasien mengambil nomor antrian di receptionist o o
Pasien mendaftar di receptionist sesuai dengan nomor antrian
o
Pihak receptionist menanyakan apakah pasien pernah berobat sebelumnya atau tidak, jika pasien yang datang adalah pasien lama, pasien harus menyerahkan kartu berobat pasien, fotocopy surat rujukan atau ringkasan pulang (jika sebelumnya pasien pernah dirawat inap di RS Arun Lhokseumawe) fotocopy
3
KK, fotocopy KTP dan fotocopy kartu asuransi, selanjutnya pasien melakukan fingerprint o
Untuk pasien baru dianjurkan untuk mengisi formulir pendaftaran pasien baru dan diberikan nomor rekam medis pasien yang akan digunakan sebagai kartu berobat pasien, yang harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya ke rumah sakit, baik sebagai pasien rawat jalan maupun sebagai pasien rawat inap
o
Receptionist menyerahkan pendaftaran pasien ke bagian rekam medik untuk dicarikan berkas rekam medis rawat jalan sesuai dengan nomor rekam medis (untuk pasien lama) dan selanjutnya rekam medis pasien diantarkan oleh petugas rekam medik ke poliklinik yang dituju.
o
Arahkan pasien ke poliklinik yang dituju
o
Perawat poloklinik melayani pasien yang telah rampung kelengkapan berkas asuransinya.
2. Proses Pendaftaran Rawat Inap
a. Pengertian Pasien rawat inap adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter yang memeriksa, baik yang masuk melalui rawat jalan maupun gawat darurat, untuk diobservasi dan atau mendapatkan tindakan medis lebih lanjut sehingga perlu dirawat inap.
b. Prosedur Pendaftaran Rawat Inap 1) Dokter menganjurkan pasien untuk rawat inap. 2) Atas persetujuan pasien/ keluarga/ penanggungjawab pasien, perawat IGD/Poliklinik memberitahukan receptionist bahwa pasien akan dirawat inap. 3) Perawat mengarahkan keluarga/ penanggungjawab pasien untuk mendaftarkan pasien rawat inap ke receptionist. 4) Untuk pasien yang masuk melalui IGD, receptionist menanyakan kartu berobat pasien (untuk pasien lama) atau mencatat data/ identitas pasien
dengan lengkap
(untuk pasien baru), serta memberikan kartu berobat ke pasien/ keluarga
Untuk Pasien Umum
a)
Receptionist menawarkan tarif jasa rawat inap secara jelas kepada pasien.
4
b)
Apabila sudah ada kesepakatan dari keluarga/ penanggungjawab pasien, maka receptionist memberikan form “Surat Pernyataan Pasien Umum” kepada keluarga / penanggungjawab pasien untuk diisi dan ditanda tangani
c)
Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada keluarga/ penanggungjawab pasien berupa KTP/ SIM atau tanda pengenal lainnya
d)
Setelah f orm “Surat Pernyataan Umum“ diisi dan ditanda tangani oleh pasien, form tersebut dimasukkan kedalam rekam medis pasien
e)
Receptionist menjelaskan kepada pasien/ keluarga tentang persetujuan umum ( general concent ), hak dan kewajiban pasien dan keluarga serta surat pernyataan pemilihan DPJP
f)
Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang akan dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan fasilitasnya.
g)
Perawat rawat inap mempersiapkan ruangan pasien baru.
h)
Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa ruangan telah siap untuk ditempati.
i)
Receptionist memberitahu perawat IGD ruangan yang telah dipersiapkan.
j)
Perawat IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.
Untuk Pasien dengan Menggunakan Asuransi
a)
Receptionist menanyakan kepemilikan asuransi kesehatan yang dimiliki pasien
b)
Apabila pasien tidak membawa rujukan, minta keluarga untuk mengambil jaminan yang dikeluarkan oleh Perusahaan/ Asuransi terkait, photo copy lembar jaminan, photo copy kartu asuransi, dan surat rujukan dari Puskesmas (kecuali kasus emergency) sebagai pelengkap tagihan.
c)
Meminta pasien melengkapi persyaratan lainnya yang berhubungan dengan tagihan asuransi yang dimiliki.
d)
Bila syarat adiminstrasi belum lengkap, keluarga / penanggungjawab pasien diberi waktu maksimal 2x24 jam untuk memenuhi persyaratannya (selama pasien rawat inap). Jika tidak dipenuhi, pasien dianggap umum.
e)
Receptionist menjelaskan kepada pasien/ keluarga tentang persetujuan umum ( general concent ), hak pasien dan keluarga serta surat pernyataan pemilihan DPJP, dan mengisinsurat bersedia membayar umum
f)
Tentukan dan beritahu keluarga/ penanggungjawab pasien tentang kamar yang akan ditempati oleh pasien sesuai dengan fasilitas yang telah ditentukan asuransi yang terkait, dengan mengelompokan dewasa ( pria / wanita ) dan anak- anak. 5
g)
Bila pasien meminta untuk naik kelas perawatan (kecuali kelas 3), pasien/ keluarga harus mengisi “naik kelas rawatan” di formulir persetujuan umum ( general concent )
h)
Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang akan dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan fasilitasnya.
i)
Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa ruangan telah siap untuk ditempati.
j)
Receptionist memberitahu perawat IGD ruangan yang telah dipersiapkan.
k)
Perawat IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.
3. Proses Pendaftaran Pasien Gawat Darurat
a.
Pengertian Pasien Gawat Darurat adalah suatu kondisi dimana pasien tiba-tiba dalam keadaan gawat, karena mengancam nyawa atau kecacatan anggota badannya sehingga memerlukan penanganan segera
b.
Prosedur Pendaftaran Pasien Gawat Darurat a) Pada saat pasien dilakukan triase, keluarga dianjurkan untuk melakukan pendaftaran pasien b) Petugas receptionist mengambil data pasien c) Meminta keluarga untuk melengkapi persyaratan berhubungan dengan tagihan asuransi yang dimiliki. d) Bila syarat adiminstrasi belum lengkap, keluarga / penanggungjawab pasien diberi waktu maksimal 2x24 jam untuk memenuhi persyaratannya (selama pasien rawat inap). Jika tidak dipenuhi, pasien dianggap umum. e) Receptionist menjelaskan kepada pasien/ keluarga tentang persetujuan umum (general concent), hak pasien dan keluarga serta surat pernyataan pemilihan DPJP f) Memberitahukan keluarga/ penanggungjawab pasien tentang kamar yang akan ditempati oleh pasien sesuai dengan jatah yang telah ditentukan asuransi yang terkait, dengan mengelompokan dewasa ( pria / wanita ) dan anak-anak. g) Bila pasien meminta untuk naik kelas perawatan (kecuali kelas 3), pasien/ keluarga harus mengisi “naik kelas rawatan” di formulir persetujuan umum ( general concent ) h) Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang akan dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan fasilitasnya. i) Perawat mempersiapkan ruangan pasien baru. 6
j) Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa ruangan telah siap untuk ditempati. k) Receptionist memberitahu perawat IGD ruangan yang telah dipersiapkan. l) Perawat IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.
4. Proses Menahan Pasien Untuk Observasi
a. Pengertian Melakukan penilaian dan pengawasan kepada pasien yang sudah diatasi kegawat daruratnnya
b. Prosedur a) Dokter jaga memutuskan pasien yang memerlukan observasi b) Observasi dilakukan oleh perawat dan dokter jaga c) Obeservasi dilakukan tiap 5-15 menit sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya Hal-hal yang perlu diobservasi
Keadaan umum pasien
Kesadaran pasien
Airway
(jalan nafas)
Tanda-tanda vital
d) Apabila dalam masa observasi keadaan pasien memburuk maka perawat yang melakukuan observasi akan melaporkan kepada Dokter Jaga e) Dokter jaga melakukan Re-Assesment terhadap kondisi pasien f) Observasi kepada pasien Emergency dilakukan maksimal dalam waktu 6 (enam) jam selanjutnya penderita dialihkan ke ruang ICU/ kamar operasi/ rumah sakit lain g) Observasi kepada pasien Urgent dan Non Urgent dilakukan maksimal dalam waktu 6 (enam) jam untuk kemudian diputuskan apakah penderita boleh pulang atau dialihkan ke ruang ICU/ kamar operasi/ rumah sakit lain h) Perkembangan pasien selama observasi dicatat di formulir observasi perkembangan pasien IGD
5. Proses Penerimaan Pasien dari Unit Gawat Darurat Ke Unit Rawat Inap
a. Pengertian 7
Prosedur penerimaan pasien rawat inap adalah tata cara penerimaan pasien yang akan dirawat agar dapat berjalan dengan lancar dan tertib b. Prosedur Proses Penerimaan Pasien Gawat Darurat Ke Unit Rawat Inap a) Pasien datang ke ruangan diantar oleh perawat IGD disertai status pasien b) Pasien diantar oleh perawat IGD dan perawat ruang rawat inap ke kamar yang telah disiapkan c) Perawat IGD melakukan serah terima pasien dan rekam medis pasien kepada perawat rawat inap beserta formulir transfer d)
Perawat rawat inap memperkenalkan diri dan menjelaskan hak dan kewajiban kepada pasien serta tata tertib di ruang rawat inap
e)
Perawat melaksanakan program orientasi kepada pasien, memberitahu tentang denah ruangan, letak kamar mandi, ruangan perawat dan memberitahu fasilitas yang tersedia serta cara penggunaannya. Perawat memberitahu tentang jadwal kegiatan rutin ruangan antara lain waktu makan, kunjungan dokter dan waktu besuk.
f) Melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi. 6. Proses Mengelola Pasien Bila Tidak Tersedia Kamar
a. Pengertian Tindak lanjut terhadap pasien yang akan dirawat inap di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe tetapi ruangan yang dituju penuh/ tidak tersedia tempat tidur kosong b. Prosedur a) Perawat rumah sakit yang bertanggung jawab terhadap pasien memastikan bahwa tempat tidur ke ruangan yang akan dituju benar-benar tidak ada/ penuh b) Petugas receptionist menawarkan ruangan kelas lain yang tersedia c) Jika pasien/ keluarga setuju, pihak receptionist meminta pasien/ keluarga untuk mengisi surat pernyataan bersedia ditempatkan sementara di ruang tersebut d) Jika pasien/ keluarga tetap menolak kelas lain, maka ditawarkan alternatif rumah sakit lain. Ditetapkan di Lhokseumawe Pada Tanggal 05 Februari 2018 Direktur Rumah Sakit Arun Lhokseumawe
dr. Syahruddin Ibrahim
8