PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) 322953 FAX. (0713) 322895 PRABUMULIH SUM - SEL 31121 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH NOMOR :005 /RS-Bunda/PBM/VII/2016 Tentang PANDUAN ASUHAN PASIEN RESIKO TINGGI DAN PELAYANAN RESIKO TINGGI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH DIREKTUR RUMAH SAKIT AR BUNDA Menimbang
:
a.
b.
c.
Mengingat
:
5.
Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih, maka diperlukan panduan Asuhan pasien Resiko Tinggi dan Pelayanan Resiko Tinggi baik sesama pemberi pelayanan ataupun pemberi pelayanan ke pasien Bahwa agar Asuhan Pasien resiko Tinggi di Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan pasien di Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit PMK 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis UU NO 29 tentang Praktik Kedokteran PMK NO 004 tentang Tehnik Promosi Kesehatan Rumah Sakit SK Direktur No. 001/RS-Bunda/PBM/I/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih MEMUTUSKAN
Menetapkan Pertama
: :
Kedua
:
Ketiga
:
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih Tentang Asuhan Pasien Resiko Tinggi Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaran Asuhan Pasien resiko Tinggi di Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih dilaksanakan oleh semua staf medis yang berkompeten di Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Prabumulih Tanggal: 11 Juli 2016 DIREKTUR RUMAH SAKIT AR. BUNDA
Dr. H. Alip Yanson, MARS. KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PELAYANAN RISIKO TINGGI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH
Pelayanan Pasien Risiko Tinggi dan Pelayanan Risiko Tinggi Rumah sakit memberi pelayanan bagi berbagai variasi pasien dengan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan. Beberapa pasien yang digolongkan resiko-tinggi karena umur, kondisi, atau kebutuhan yang bersifat kritis. Anak dan lanjut usia umumnya dimasukkan dalam kelompok ini karena mereka sering tidak dapat menyampaikan pendapatnya, tidak mengerti proses asuhan dan tidak dapat ikut memberi keputusan tentang asuhannya. Demikian pula, pasien yang ketakutan, bingung atau koma tidak mampu memahami proses asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan efisien. Rumah sakit juga menyediakan variasi pelayanan beresiko tinggi karena sifat pengobatan contohnya pada penggunaan darah atau produk darah. Kebijakan dan prosedur merupakan alat yang sangat penting bagi staf untuk memahami pasien tersebut dan pelayanannya dan memberi respon yang cermat, kompeten dan dengan cara yang seragam. Pimpinan bertanggung jawab untuk : a) Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang dianggap beresiko tinggi di rumah sakit b) Menggunakan proses kerjasama (kolaborasi) untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur yang sesuai c) Melaksanakan pelatihan staf dalam mengimplementasikan kebijakan dan prosedur. Pasien dan pelayanan yang diidentifikasikan sebagai kelompok pasien resiko tinggi dan pelayanan resiko tinggi, apabila ada di dalam rumah sakit maka dimasukkan dalam daftar prosedur. Rumah sakit dapat pula melakukan identifikasi risiko sampingan sebagai akibat dari suatu prosedur atau rencana asuhan (contoh, perlunya pencegahan trombosis vena dalam, ulkus dekubitus dan jatuh). Bila ada resiko tersebut, maka dapat dicegah dengan cara melakukan pelatihan staf dan mengembangkan kebijakan dan prosedur yang sesuai. Yang termasuk pasien resiko tinggi dan pelayanan resiko tinggi : a) Pasien gawat darurat b) Pelayanan resusitasi jantung paru di seluruh unit rumah sakit c) Pemberian darah dan produk darah. d) Pasien dengan penyakit menular dan mereka yang daya tahannya menurun . e) Penggunaan alat pengekang (restraint) dan pasien yang diberi pengekang / penghalang.
f) Pasien lanjut usia, mereka yang cacat, anak-anak dan populasi yang beresiko diperlakukan kasar/ kejam.