KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NOMOR 016/ RSAB – SK/DIR/VIII/2012 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) RUMAH SAKIT . DIREKTUR RUMAH SAKIT Menimbang
:
a. bahwa agar Panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dapat bekerja dengan baik dalam proses pelayanan diperlukan Pedoman Pengorganisasian; b. bahwa untuk itu diperlukan pedoman pengorganisasian panitia promosi kesehatan rumah sakit (PKRS) yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit ;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 3. Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. 4. Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 4 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit. 5. Keputusan Direktur PT. Putra Medika Nomor 001/APBM/01/2011 tentang Visi, Misi, Falsafah, Tujuan, dan Motto Rumah Sakit . 6. Peraturan Direktur Rumah Sakit Nomor 001/RSAB-SK/DIR/VI/2012 Tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit .
Menetapkan Kesatu
: :
Kedua
:
Ketiga
:
Keempat
:
MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG PEDOMAN PRNGORGANISASIAN PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) DI RUMAH SAKIT . Pedoman Pengorganisasian Panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Memberlakukan pedoman seperti yang dimaksud Diktum Kedua sebagai acuan bagi panitia PKRS dalam memberikan pelayanan bagi pasien dengan komunikasi efektif. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, maka akan diadakan perubahan dan perbaikan kembali sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pada tanggal : Direktur RS ,
BAB I 14
PENDAHULUAN Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada panyakit yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usaha yang lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu bagian kecil dari rangkaian usaha tersebut. Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksanaanya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung juga pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesahatan masyarakat pada umumnya. Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu, PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam berusaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan rumah sakit. ISU STRATEGIS Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselenggarakan sejak tahun 1994 dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan dan distribusi media serta pengembangan model PKRS antara lain di Rumah Sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan kesinambungannya di rumah sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan di Rumah sakit, yaitu: 1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. 2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya. 3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman, bersih dan sehat. 4. Sebagian besar rumah sakit kurang menggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/ VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien merupakan HAK pasien dan KEWAJIBAN Rumah Sakit dan seluruh tim medis Rumah sakit. Informasi yang diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, serta dilaksanakan bersama antara unit-unit rumah sakit yang terkait sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan mempengaruhi prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai autonomi pasien. Hal ini juga diharapkan akan membangun hubungan dokter dan rumah sakit kepada pasien, meningkatkan 14
mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percaya dan aman sehingga komplians pasien juga diharapkan akan lebih baik. Berdasarkan hal tersebut diatas dan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah Panitia Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS). Dasar hukum 1. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan: a. Pasal 7 Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. b.
Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan c.
Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial. d.
Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya. e.
Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. f. Pasal 18 Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. g. Pasal 47 Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. h. Pasal 55 1) Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan 2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah i. Pasal 62 1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat. 2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi resiko, masalah dan dampak buruk akibat penyakit. 3) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit 14
4) Ketentuan lebih berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit diatur dengan peraturan Menteri. j. Pasal 115 1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan 2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya k. Pasal 168 1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan 2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) diatur oleh Peraturan Pemerintah 2. Undang-Undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit a. Pasal 1 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. b. Pasal 4 Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna c. Pasal 10, ayat 2 Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit d. Pasal 29 Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a) memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat. e. Pasal 32 Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1547/MENKES/SK/X/2004 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota. 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1114/MENKES/SK/VIIX/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah. 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. 6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 4 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
14
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT 1. GAMBARAN UMUM
Rumah Sakit adalah rumah sakit swasta yang berlokasi di Jl. HR Soebrantas No.88 dan diresmikan tanggal 29 Agustus 1998 oleh Gubernur Riau Bapak Soeripto. Saat ini RS sudah memasuki usia 15 tahun dan telah melakukan pengembangan gedung fasilitas pelayanan hingga menjadi total luas bangunan 33.000 M2 dan memiliki kapasitas tempat tidur mencapai 300 TT dan menjadi RS swasta terbesar di Sumatera. Rumah Sakit memiliki Surat Izin dari Dinas Kesehatan Propinsi Riau No. 446/Akr-1/ / 2011/01.234 terhitung sejak tanggal 10 Mei 2011 sampai dengan 10 Mei 2016. Pada tahun 2002 Rumah Sakit telah berhasil mendapatkan pengakuan International dalam manajemen mutu yaitu sertifikat ISO 9001 versi 2000 dari United Kingdom Acreditation Scheme (UKAS) United Register of System (URS) dan telah Upgrade ISO versi 9001: 2008 pada tahun 2009. Pada 2006 telah diperoleh pula pengakuan Akreditasi DepKes RI Penuh Tingkat Lengkap (16 Pelayanan). Pada bulan Januari tahun 2012 Rumah Sakit telah dilakukan Mock Survey sebagai langkah awal untuk memperoleh sertifikat akreditasi international J.C.I (Joint Comission International).
BAB III VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH, MAKSUD DAN TUJUAN, KEGIATAN, BUDAYA RUMAH SAKIT 14
1. VISI RS RS mempunyai visi sebagai berikut : “ Menjadi Rumah Sakit Unggulan dan Terpercaya di Sumatra.” 2. MISI RS Menjadi Rumah Sakit yang memiliki layanan unggulan dengan fasilitas terlengkap dan modern didukung tenaga Profesional. Memberikan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat, ramah serta terpercaya dan menjadi Rumah Sakit pilihan di Sumatera. Menjadi Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan PRIMA. 3.
MOTTO RS “ Kami Peduli Kesehatan Anda “
4. FALSAFAH/KEBIJAKAN MUTU RUMAH SAKIT “Memberikan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan ramah oleh tenaga professional didukung fasilitas yang lengkap dan modern untuk terus menerus memenuhi kepuasan pelanggan”. 5.
MAKSUD DAN TUJUAN RUMAH SAKIT Meningkatkan mutu, cakupan efisiensi pelayanan kesehatan Mewujudkan kesehatan paripurna sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dan memadai melalui berbagai pendidikan dan pelatihan. Meningkatkan kemandirian pembiayaan rumah sakit.
6.
KEGIATAN RUMAH SAKIT Sesuai dengan program pemerintah menuju Riau Sehat Tahun 2013, maka RS turut melaksakan dan menunjang kebijakan program pemerintah tersebut dengan meningkatkan pelayanan kesehatan menuju pelayanan prima.
7. BUDAYA PERUSAHAAN Dalam menjalankan kegiatan pelayanan seluruh karyawan menganut dan mengamalkan Nilai-nilai Utama RS yaitu : Selalu menjadi yang terbaik Berkepribadian dan bersikap ramah dalam lingkungan kerja Menjunjung tinggi semangat kebersamaan dalam kelompok Menciptakan Tim kerja yang berkualitas dan dapat menimbulkan : Pengembangan diri anggotanya dan menimbulkan inisiatif, inovasi dan kreativitas anggotanya Mengutamakan Manajemen Mutu Terpadu (TQM) dan Manajemen Pembiayaan terpadu ( TCM) Mencapai bebas kecelakaan, sehingga unggul dalam keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja Bangga sebagai karyawan Rumah Sakit yang selalu peduli terhadap kesehatan.
BAB IV Struktur Organisasi Rumah Sakit Awal Struktur organisasi RS efektif berlaku sejak 30 Mei 2013. Organisasi RS dipimpin oleh Direktur dan manager seperti manager keuangan, manager SDM, IT, manager B&D, manager pelayanan medis, manager penunjang medis, manager keperawatan, manager logistik 14
umum, manager BD. Para Manajer dapat dibantu oleh asisten manajer. Sedangkan unsur lain adalah Unit, yang dipimpin oleh Koordinator. Direksi wajib membuat rencana jangka panjang berupa Rencana Strategis 5 tahun yang membuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam 5 tahun. Renstra sekurang-kurangnya memuat : 1. Evaluasi kinerja 5 tahun sebelumnya. 2. Posisi rumah sakit saat ini, 3. Asumsi yang digunakan dalam menyusun renstra. 4. Penetapan sasaran, strategi dan program kerja 5 tahunan. Renstra disahkan oleh Ketua Divisi. RS dipimpin oleh seorang Direktur dan Dewan Penyantun Rumah Sakit. Struktur organisasi RS dan kedudukan Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) digambarkan sebagai berikut :
14
BAB V PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) 1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembanguanan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin. 2. PENGERTIAN PKRS Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, melalui pembelajaran dari oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. 3. VISI Oleh karena itu Kementerian Kesehatan menetapkan visi yaitu “ Masyarakat Sehat yang mandiri dan Berkeadilan”. 4. VISI PKRS Rumah Sakit Memberikan pelayanan edukasi informasi medis yang profesional dan menyeluruh mengenai kondisi kesehatan pasien untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan serta menjunjung tinggi autonomi pasien. 5. MISI Dalam mencapai visi tersebut Kementerian Kesehatan juga mentetapkan 4 misi yaitu: 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani 2) Melindungi kesehatan masayarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. 6. MISI PKRS Rumah Sakit 1) Menyelenggarakan pelayanan edukasi informasi medis yang menyeluruh dan berorientasi pada ilmu kedokteran berbasis bukti kepada pasien dan keluarga 2) Meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan medis dengan cara memberikan informasi terpadu yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatannya dan memfasilitasi pemilihan rencana promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif 3) Memfasilitasi pengendalian mutu dan biaya kesehatan melalui transparansi informasi sehingga pasien dan keluarganya mendapatkan rasa aman dan percaya Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam subsistem Upaya Kesehatan. Rumah Sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitas yang terpisah dan berdiri sendiri dalam sektor kesehatan. Peran rumah sakit adalah mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut WHO, “ Rumah sakit harus terintegrasi dalam sistem kesehatan dimana ia berada. Fungsinya adalah sebagai pusat sumber daya bagi peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.” Reformasi perumahsakitan di Indonesia sangat diperlukan mengingat masih banyaknya rumah sakit yang hanya menekankan pelayanannya kepada aspek kuratif dan rehabilitatif saja. Padahal keadaan ini 14
menyebabkan rumah sakti menjadi sarana kesehatan yang “elit: dan terlepas dari sistem kesehatan dimana ia berada. Penerapan paradigma diatas akan sangat berpengaruh terhadap pendekatan yang harus dilaksanakan dalam promosi kesehatan. Untuk itu pengembangan promosi kesehatan dirumah sakit perlu dilakukan sesegera mungkin. Untuk mempercepat upaya PKRS menjadi bagian dari upaya pelayanan kesehatan Rumah Sakit maka PKRS dirasa penting menjadi salah satu standard PKRS yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan instrumen akreditasi rumah sakit di Indonesia. 7.
FALSAFAH Memberikan pelayanan edukasi kesehatan selektif, menyeluruh dan terpercaya secara profesional, efektif dan efisien yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan. 8.
NILAI a. Selektif Informasi medis yang diberikan adalah unik bagi setiap individu dan berdasarkan hanya yang terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa yang dibutuhkan oleh pasien tersebut . b. Menyeluruh Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif, diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif dan rencana preventif. c. Terpercaya Informasi medis yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti dan komprehensif. d. Profesional Dalam memberikan pelayanan edukasi informasi medis dilakukan secara profesional. e. Efektif dan efisien Memberikan pelayanan pasien dan keluarga serta bekerjasama dengan mitra kerja secara efektif dan efisien .
9.
TUJUAN Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RS serta pemeliharaan lingkungan RS dan termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan Rumah sakit. Meningkatkan kualitas pelayanan medis dengan memberikan informasi medis yang selektif, terpercaya dan menyeluruh kepada setiap pasien dan keluarganya yang datang ke rumah sakit dengan cara menyediakan informasi yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif, diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif dan rencana preventif.
10.
SASARAN PKRS Sasaran Promosi Kesahatan di Rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang terdiri dari: Petugas Pasien Keluarga pasien Pengunjung Masyarakat yang tinggal/ berada di sekitar rumah sakit
14
BAB VI STRUKTUR ORGANISASI PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT DIREKTUR dr
KETUA PANITIA PKRS SEKRETARIS
Wakil Ketua panitia PKRS Dr Dwitya Solehati, MKes WAKIL KETUA PANITIA PKRS
Sekretaris
Anggota Panitia PKRS
Customer service Paulus Rambe
Gizi Ika Ermawati
Fisioterapi Irma Aryani
Farmasi Pauline
PPI Dr Ajeng Rahayuning K
Keperawatan Rekam medis PJ Medical PJ PPI PJ Keperawatan Perawat: Lince Indah Bidan: Information MEDIS Maesaroh Panitia PKRS Rumah Sakit Pekanbaru dibawahi langsung oleh Direktur rumah sakit dan
PJ Customer Service
PJ PENUNJANG
dipimpin oleh dokter. Panitia PKRS Rumah Sakit
Pekanbaru terdiri dari integrasi anda
kolaborasi 5 unit kerja rumah sakit yaitu: customer service, medical information, keperawatan, penunjang medis dan PPI. Anggota panitia PKRS terdiri dari satu orang perwakilan dari setiap sub unit diatas.
Panitia PKRS Rumah Sakit dibawahi langsung oleh direktur rumah sakit dan dipimpin oleh dokter. Panitia PKRS Rumah Sakit terdiri dari integrasi dan kolaborasi 5 unit kerja rumah sakit yaitu : custumer service, medical information, keperawatan, penunjang medis dan PPI. Anggota PKRS terdiri dari satu orang perwakilan dari setiap sub unit di atas.
14
BAB VII URAIAN PANITIA PKRS KETUA PKRS 1. Nama Panitia Kerja : PKRS 2. Nama jabatan : Ketua 3. Pengertian : Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dalam menjalankan pelaksanaan program PKRS 4. Persyaratan dan kualifikasi: a. Pendidikan formal : b. Pendidikan non formal : c. Pengalaman kerja : d. Keterampilan :
Dokter Sertifikat Seminar Pengalaman kerja sebagai dokter Memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang menarik, dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
5. Tanggung jawab
: Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab seluruhnya terhadap pelaksanaan program PKRS di RS.
6. Tugas pokok
: Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program PKRS di rumah sakit
7. Uraian tugas: a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja PKRS. b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS secara efektif, efisien dan bermutu. c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait. d. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS . e. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait. f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk membahas dan menginformasikan hal-hal penting yang berkaitan dengan PKRS. g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan. h. Menjalin Kerjasama antar unit terkait. i. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif 8. Wewenang: a. Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS. b. Membuat prosedur PKRS. 9. Hasil Kerja: a. Daftar kerja untuk anggota PKRS b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS c. Standar Procedure Operational PKRS d. Laporan Program PKRS e. Bahan Materi edukasi WAKIL KETUA PKRS 1. Nama Panitia Kerja : PKRS 2. Nama Jabatan : Wakil Ketua PKRS 3. Pengertian : Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam menjalankan pelaksanaan Program PKRS 4. Persyaratan dan Kualifikasi: a. Pendidikan Formal : Dokter / S1 b. Pendidikan Non Formal : Sertifikat seminar c. Pengalaman Kerja : Pengalaman bekerja sebagai dokter / pengalaman dalam bidang pemberian informasi. d. Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang stabil 14
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani 5. Tanggung Jawab
: Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS serta mewakilkan Ketua PKRS apabila ketua PKRS berhalangan.
6. Tugas Pokok : Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PKRS. 7. Uraian Tugas: a. Menjadi mitra ketua PKRS untuk memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS secara efektif, efisien dan bermutu. b. Menjadi mitra ketua PKRS untuk bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait. c. Menjadi mitra ketua PKRS untuk memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS d. Menjadi mitra ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait Membuat dan menandatangani surat keluar serta melakukan pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya . e. Menjadi mitra ketua PKRS untuk Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif. f. Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan, pengembangan program dan fasilitasinya. g. Membuat Analisa kinerja PKRS. 8. Uraian Wewenang : Menjadi mitra ketua PKRS 9. Hasil Kerja: a. Analisa PKRS b. Pelaporan PKRS c. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS d. Standar Prosedur Operasional PKRS e. Laporan Program PKRS f. Bahan Materi edukasi menyeluruh SEKRETARIS 1. Nama Panitia Kerja 2. Nama Jabatan 3. Pengertian
: PKRS : Sekeretaris PKRS : Seseorang yang ahli dalam bidang promosi kesehatan dan mampu dalam menjalankan pelaksanaan Program PKRS 4. Persyaratan dan Kualifikasi: a. Pendidikan Formal : Minimal berijazah D3 dari unit terkait b. Pendidikan Non Formal : Memiliki pengalaman promosi kesehatan c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman sebagai tenaga PKRS d. Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang stabil e. Berbadan sehat jasmani dan rohani 5. Tanggung Jawab
: Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS
6. Tugas Pokok : Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PKRS 7. Uraian Tugas: a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk konsumsi. c. Membuat dan menandatangani surat keluar serta melakukan pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya . d. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat e. Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan, pengembangan program dan fasilitasinya 8. Uraian Wewenang 9. Hasil Kerja
: Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan : Analisa dan Pelaporan PKRS 14
ANGGOTA PKRS 1. Nama Panitia Kerja : PKRS 2. Nama Jabatan : anggota PKRS 3. Pengertian: Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan promosi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan penerapaan program kerja PKRS dalam masing-masing bagian/unit kerja. 4. Persyaratan dan Kualifikasi : a. Pendidikan Formal : Minimal berijazah D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing-masing dan memiliki minat dan bakat dalam promosi kesehatan. b. Pendidikan Non Formal: Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing-masing c. Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit masing-masing. d. Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang stabil e. Berbadan sehat jasmani dan rohani 5.
Tanggung Jawab : Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan Wakil PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS di setiap unitnya masing-masing.
6. Tugas Pokok
: Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PKRS di unit masing-masing.
7. Uraian Tugas: a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing. b. Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing. c. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing. 8. Uraian Wewenang
: Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai promosi kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing.
9. Hasil Kerja: a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja b. Pelaksanaan Program kerja PKRS di masing-masing unit c. Penerapan Pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan e. Laporan evaluasi kerja
BAB VIII TATA HUBUNGAN KERJA PANITIA PKRS
14
Direktur
Sekretaris
Customer Service
Ketua panitia PKRS
Keperawatan (perawat & bidan)
Medical Information
Wakil ketua panitia PKRS
Penunjang Medis
PPI
Keterangan :
Panitia PKRS langsung dibawahi oleh Direktur Rumah sakit. Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur pelayanan rumah sakit. Wakil ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Ketua PKRS dan berlaku sebagai mitra. Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota PKRS Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing-masing kerja. Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab langsung kepada Ketua PKRS Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di panitia PKRS untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh panitia PKRS.
.
14