S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan
3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
SOP ASMA BRONCHIALE No Dokumen : P/ /SOP/PKM-SI/I/2017 Tanggal Terbit : / / 2017 N0.Revisi :0 Halaman :½ Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001
Asma bronkial adalah gangguan inflamasikronik saluran napas yang melibatkan banyak sel inflamasi dan mediator. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar petugas kesehatan di puskesmas BLOOTO dapat melakukan penanganan penderita otitis media akut dengan baik dan benar SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan rawat jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan rawat inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Pasien disarankan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan faktor pencetusnya. 2. Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang serta menetapkan pengobatan pada serangan akut sesuai tabel di bawah ini A. PEMERIKSAAN PENUNJANG LANJUTAN (BILA DIPERLUKAN) 1. Fototoraks 2. Uji sensitifitas kulit 3. Spirometri 4. Uji Provokasi Bronkus B. KONSELING DAN EDUKASI 1. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk beluk penyakit, sifatpenyakit, perubahan penyakit (apakah membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja obatobatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter. 2. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma secara berkala (asthma control test/ ACT) 3. Polahidupsehat. 4. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan: 1. Menghindari setiap pencetus. 2. Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan exercise untuk mencegah exercise induced asthma. C. KRITERIA RUJUKAN 1. Bila sering terjadi eksaserbasi. 2. Pada serangan asma akut sedang dan berat. 3. Asma dengan komplikasi. 1. PERSIAPAN DALAM MELAKUKAN RUJUKAN BAGI PASIEN ASMA, YAITU: a. Terdapat oksigen. b. Pemberian steroid sistemik injeksi atau inhalasi disamping pemberian bronkodilator kerja cepat inhalasi. c. Pasien harus didampingi oleh dokter/tenaga kesehatan terlatih selama perjalanan menuju ke pelayanan sekunder.
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. UGD 2. Rawat Inap 3. Rawat Jalan
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PNEUMONIA DAN BRONKOPNEUMONIA
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/2
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Pneumonia adalah suatu peradangan/ inflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, sertamenimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan penanganan penderita Pnumonia dan bronkopneumonia edengan baik dan benar SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan rawat jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan rawat inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Pengobatan suportif seperti istirahat di tempat tidur dan minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi. Terapi definitif dapat dilakukan menggunakan antibiotik sebagai berikut: 2. Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP), yaitu: a. Golongan Penisilin: penisilin V, 4x250-500 mg/hari (anak 25-50 mg/kbBB dalam 4 dosis), amoksisilin 3x250-500 mg/hari (anak 20-40 mg/kgBB dalam 3 dosis), atau sefalosporin golongan 1 (sefadroksil 500-1000mg dalam 2 dosis, pada anak 30 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis) b. TMP-SMZ c. Makrolid 3. Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP),yaitu: a. Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan), Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi. b. Makrolid: azitromisin 1x500 mg selama 3 hari (anak 10 mg/kgBB/hari dosis tunggal). c. Fluorokuinolon respirasi: siprofloksasin 2x500 mg/hari. A. PEMERIKSAAN PENUNJANG LANJUTAN (BILA DIPERLUKAN) a. Kultur sputum b. Kultur darah B. KONSELING DAN EDUKASI a. Edukasi : diberikan kepada individu dan keluarga mengenai pencegahan rekurensi dan pola hidup sehat, termasuk tidak merokok. b. Pencegahan : Dilakukan dengan vaksinasi, terutama bagi golongan risiko tinggi, seperti orang usia lanjut, atau penderita penyakit kronis. Vaksin yang dapat diberikan adalah vaksinasiinfluenza (HiB) dan vaksin pneumokokal. C. KRITERIA RUJUKAN a. Kriteria CURB (Conciousness, kadar Ureum, Respiratory rate>30 x/m,Blood pressure:Sistolik <90 mmHg dan diastolik <60 mmHg; masing masing bila ada kelainan bernilai 1). Dirujuk bila total
nilai 2.Untuk anak, kriteria rujukan memakai Manajemen Terpadu pada Balita Sakit (MTBS). 6.Diagram Alir 7.Unit terkait 1. UGD 2. Rawat Inap 3. Rawat Jalan 8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
BRONKITIS AKUT
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/2
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Bronkhitis akut adalah peradangan pada bronkus yang disebabkan oleh infeksi saluran napas yang ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) dan berlangsung hingga 3 minggu. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan penanganan penderita bronkitis akut dengan baik dan benar SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan rawat jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan rawat inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala-gejala tidak hanya pada fase akut, tapi juga pada fase kronik, serta dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan pola kehidupannya. 2. Mengurangi laju perkembangan penyakit apabila dapat dideteksi lebih awal. 3. Oksigenasi pasien harus memadai. 4. Istirahat yang cukup. 5. Pemberian obat antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Kodein (obat Doveri) dapat diberikan 10 mg, diminum 3 x/hari, bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak. Antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan, ibu menyusui dan anak usia 6 tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, pemberian antitusif perlu umpan balik dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak, maka antitusif dihentikan. 6. Pemberian ekspektoran (obat batuk pengencer dahak) yang lazim digunakan di antaranya: GG (Glyceryl Guaiacolate), bromheksin, ambroksol, dan lain-lain. 7. Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya, digunakan jika penderita demam. 8. Bronkodilator (melonggarkan napas), diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas, sehingga obat ini tidak hanya untuk obat asma, tetapi dapat juga untukbronkitis. Efek samping obat bronkodilator perlu diketahui pasien, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. 9. Antibiotika hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman berdasarkan pemeriksaan dokter. Antibiotik yang dapat diberikan antara lain: ampisilin, eritromisin, atau spiramisin, 3 x 500 mg/hari.Terapi lanjutan: jika terapi antiinflamasi sudah dimulai, lanjutkan terapi hingga gejala menghilang paling sedikit 1 minggu. Bronkodilator juga dapat diberikan jika diperlukan. A. RENCANA TINDAK LANJUT a. Pasien kontrol kembali setelah obat habis, dengan tujuan untuk: b. Mengevaluasi modifikasi gaya hidup.
c. Mengevaluasi terapi yang diberikan, ada atau tidak efek samping dari terapi. 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. UGD 2. Rawat Inap 3. Rawat Jalan
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
BELLS’ PALSY
S O P
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/1
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Bells’palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari paralisis fasialis unilateral. Bells’ palsy merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial type LMN (perifer), yang secara gradual mengalami perbaikan pada 80-90% kasus. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatur tatacara melakukan penanganan penderita bells’ palsy dengan baik dan benar. SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan rawat jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan rawat inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Karena prognosis pasien dengan Bells’ palsy umumnya baik, pengobatan masih kontroversi. Tujuan pengobatan adalah memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan menurunkan kerusakan saraf. 2. Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari onset. 3. Hal penting yang perlu diperhatikan: 4. Pengobatan inisial 5. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk pengobatan Bells’ palsy (American Academy Neurology/AAN, 2011). 6. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012). 7. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari. 8. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari. 9. Lindungi mata a. Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure. b. Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan menurunkan sequele. A. RENCANA TINDAK LANJUT a. Pemeriksaan kembali fungsi nervus facialis untuk memantau perbaikan setelah pengobatan. B. KRITERIA RUJUKAN a. Bila dicurigai kelainan supranuklear b. Tidak menunjukkan perbaikan 1. UGD 2. Rawat Inap 3. Rawat Jalan
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
KEJANG DEMAM No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
S O P
: P/ : / :0 : 1/1
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk untuk mengatur tatacara melakukan penanganan penderita kejang demam agar tidak terjadi kerusakan otak lebih lanjut dan tidak terjjadi kejang berulang. SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS 5. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang demam dan prognosisnya. 2. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah dengan: 3. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1 mg/kg) harus segera diberikan jika akses intravena tidak dapat dibangun dengan mudah. 4. Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10 mg) lebih efektif daripada diazepam per rektal untuk anak. 5. Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam intravena dengan efek samping yang lebih minimal (termasuk depresi pernapasan) dalam pengobatan kejang tonik klonik akut. Bila akses intravena tidak tersedia, midazolam adalah pengobatan pilihan. 1. 2. 3. 4. 5.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Rawat Jalan Poli umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
BUTA SENJA No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
S O P
: P/ : / :0 : 1/1
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Buta senja/ rabun senja disebut juga nyctalopia atau hemarolopia adalah ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pada malam hari atau pada keadaan gelap. Kondisi ini lebih merupakan gejala dari kelainan yang mendasari. Hal ini terjadi karena kelainan sel batang retina untuk penglihatan gelap. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan buta senja SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS 5. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Petugas melakukan anamnesa 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik 3. Penatalaksanaan bila disebabkan oleh defisiensi vitamin a diberikan vitamin a dosis tinggi. 4. Konseling dan edukasi memberitahu keluarga adalah gejala dari suatu penyakit, antara lain; defisiensi vitamin a sehingga harus dilakukan pemberian vitamin a dan cukup kebutuhan gizi. 1. 2. 3. 4.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Rawat Jalan
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
VERTIGO
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/2
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan sekitarnya. Persepsi gerakan bisa berupa: a. Vertigo vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada gangguan vestibular. b. Vertigo non vestibular adalah rasa goyang, melayang, mengambang yang timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual berdasarkan letak lesinya dikenal 2 jenis vertigo vestibular, yaitu: a. Vertigo vestibular perifer.Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis b. Vertigo vestibular sentral.Timbul pada lesi di nucleus vestibularis batang otak, thalamus sampai ke korteks serebri. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan vertigo SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas Serupa Indah 5. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Petugas melakukan anamnesa 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik 3. Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular exercise) dengan metode branddaroff :pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik. Setelah itu duduk kembali. Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi lain. Pertahankan selama 30 detik, lalu duduk kembali. Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari masing-masing diulang 5 kali serta dilakukan selama 2 minggu atau 3 minggu dengan latihan pagi dan sore hari. 4. Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita sering kali merasa sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan yang sering digunakan: 5. Antihistamin (dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin) • dimenhidrinat lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Obat dapat diberi per oral atau parenteral (suntikan intramuskular dan intravena), dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari. • difenhidramin hcl. Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per oral. • senyawa betahistin (suatu analog histamin): a) betahistin mesylate dengan dosis 12 mg, 3 kali sehari per oral. B) betahistin hcl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet dibagi dalam beberapa dosis. 6. Kalsium antagonis cinnarizine, mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular dan dapat mengurangi respons terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15-30 mg, 3 kali sehari
atau 1x75 mg sehari 5. Kriteria rujukan a. Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsi,apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG. 7. Kriteria rujukan a. Vertigo vestibular tipe sentral harus segera dirujuk. b. Tidak terdapat perbaikan pada vertigo vestibular setelah diterapi farmakologik dan non farmakologik 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. 2. 3. 4.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
OTITIS MEDIA AKUT
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 :
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Otitis media akut adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS 5. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. OMA disesuaikan dengan hasil pemeriksaan dan stadiumnya. 2. Stadium oklusi tuba a. Berikan antibiotik selama 7 hari b. Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/kgBB 4 x sehari, atau c. Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/kgBB 3 x sehari, atau d. Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/kgBB 4 x sehari. e. Obat tetes hidung nasal dekongestan f. Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi g. Antipiretik 3. Stadium hiperemis a. Berikan antibiotik selama 10 - 14 hari b. Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/kgBB 4 x sehari, atau c. Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/kgBB 3 x sehari, atau d. Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/kgBB 4 x sehari e. Obat tetes hidung nasal dekongestan maksimal 5 hari f. Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi g. Antipiretik, analgetik dan pengobatan simtomatis lainnya 4. Stadium supurasi a. Segera rawat apabila ada fasilitas perawatan. b. Berikan antibiotik ampisilin atau amoksisilin dosis tinggi parenteral selama 3 hari. Apabila ada perbaikan dilanjutkan dengan pemberian antibiotik peroral selama 14 hari. c. Bila tidak ada fasilitas perawatan segera rujuk ke dokter spesialis THT untuk dilakukan miringotomi. 5. Stadium perforasi a. Berikan antibiotik selama 14 hari b. Cairan telinga dibersihkan dengan obat cuci telinga Solutio H 2O2
3% dengan frekuensi 2 - 3 kali. 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. 2. 3. 4.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
DIABETES MELITUS TIPE 1
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/2
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Diabetes melitus tipe 1 adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin) atau defek pada sekresi insulin , atau kedua-duanya Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pasien Diabetes Melitus tipe 1 SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita 2. Keluhan Khas DM : a. Poliuria b. Polidipsia c. Polifagia d. Penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan sebabnya e. Keluhan tidak khas DM : f. Lemah g. Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas) h. Gatal i. Mata kabur j. Disfungsi ereksi pada pria k. Pruritus vulvae pada wanita l. Luka yang sulit sembuh 3. Mencari faktor –faktor resiko 4. Anamnesis komplikasi DM 5. Pemeriksaan fisik lengkap : a. BB,TB,TD Lingkar pinggang b. Tanda neuropati c. Mata (visus) d. Jantung e. Paru f. Keadaan kaki,kuli dan kuku 6. Pemeriksaan Penunjang : a. Pemeriksaan GDS/GDP b. Reduksi Urine 7. Petugas menegakkan diagnosis DM pada penderita . a. Gejala klasik DM + GDS >= 200 mg/dl b. Gejala klasik DM + GDP >= 126 mg/dl 8. Petugas memberikan penatalaksanaan DM 9. Edukasi pasien a. Perencanaan makan : konsul dengan petugas Gizi b. Latihan jasmani (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 mnt. c. Farmakologis : Obat Hipoglikemia Oral (OHO) yang diberikan dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai hampir dosis maksimal d. Sulfonilurea : Glimepiride tab e. (1 mg,2mg, 3 mg) 1x 0,5-6 mg/hari sebelum makan
f. Penambah sensitivitas terhadap insulin g. Metformin tab (500mg) : 1-3 x perhari 250-3000mg/hari bersama atau sesudah makan. 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. 2. 3. 4.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
FARINGITIS No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
S O P
: P/ : / :0 : 1/1
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Faringitis adalah Peradangan dinding farinf yang di sebabkan oleh virus (40-60%), Bakteri (5-40%), Alergi, Trauma, Iritan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani penyakit faringitis SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Petugas mendapatkan hasil anamnesis 2. pasien dengan keluhan Nyeri tenggorokan, 3. sakit jika menelan, dan batuk,di sertai 4. lemas, anoreksia, demam, suara serak, 5. kaku, dan sakit pada otot leher. 6. Pemeriksaan fisis di dapatkan: a. Faringitis viral : tampak faring dan tonsil hiperemis, eksudat b. Faringitis bacterial : tampak tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis,eksudat,bercak petechiae pada palatum dan faring,kadang ditemukan limfa leher anterior membesar,kenyal dan nyeri. c. Faringitis fungal : tampak plak putih di orofaring dan pangkal lidah, mukosa faring hiperemis. 7. Dari hasil anamnesis,pemeriksaan fisis, ditegakkan diagnosis Faringitis a. Oral : Amoksisilin 50mg/kgBB dosis b. dibagi 3 kali/sehari selama 10 hari dewasa c. 3x500 selama 6-10 hari. Eritromicin d. 4x500mg/hari. Kortikosteroid e. DEksametason 3x0,5mg 1. 2. 3. 4.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
MATA KERING
S O P
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
: P/ : / :0 : 1/1
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Mata kering adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya produksi komponen air mata (musin, akueous, dan lipid). Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengobatan pasien mata kering SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis A. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah B. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah C. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah D. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah A. Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan : Pasien datang dengan keluhan mata terasa gatal dan seperti berpasir. Keluhan dapat disertai sensasi terbakar, merah, perih dan silau. Pasien seringkali menyadari bahwa gejala terasa makin berat di akhir hari (sore/malam). B. Faktor Risiko a. Usia > 40 tahun b. Menopause c. Penyakit sistemik, seperti: sindrom Sjogren, sklerosis sistemik progresif, sarkoidosis, leukemia, limfoma, amiloidosis, dan hemokromatosis d. Penggunaan lensa kontak e. Penggunaan komputer dalam waktu lama C. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective ) a. Pemeriksaan Fisik b. Visus normal c. Terdapat foamy tears pada konjungtiva forniks d. Penilaian produksi air mata dengan tes Schirmer menunjukkan hasil <10 mm (nilai normal ≥20 mm). D. Pemeriksaan Penunjang Lanjutan a. Umumnya tidak diperlukan b. Penegakan Diagnostik (Assessment) c. Diagnosis Klinis d. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik E. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) a. Pemberian air mata buatan, yaitu tetes mata karboksimetilselulosa atau sodium hialuronat. F. Kriteria Rujukan a. Dilakukan rujukan ke spesialis mata jika keluhan tidak berkurang setelah terapi atau timbul komplikasi.c
1. UGD 2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap 4. Poli Umum 8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
HEPATITIS A No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
S O P
: P/ : / :0 : 1/1
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Hepatitis A adalah sebuah kondisi penyakit infeksi akut di liver yang disebabkan oleh hepatitis A virus (HAV), sebuah virus RNA yang disebarkan melalui rute fecal oral Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan pasien Hepatitis A SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Memberi asupan kalori dan cairan yang adekuat 2. Tirah baring 3. Tata laksana Farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien a. Antipiretik bila demam; ibuprofen 2x400mg/hari b. Mual : Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari atau Domperidon 3x10mg/hari c. Perut perih dan kembung : H2 Bloker (Simetidin 3x200 mg/hari atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari)
1. 2. 3. 4.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
ASTIGMATISMA RINGAN
S O P
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/1
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Astigmatisma adalah keadaan di mana sinar sejajar tidak dibiaskan secara seimbang pada seluruh meridian. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk dapat melakukan penanganan terhadapa pasien astigmatisma ringan. SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Penggunaan kacamata lensa silindris dengan koreksi yang sesuai Pemeriksaan 2. Penunjang Lanjutan tidak diperlukan
1. UGD 2. Rawat Jalan 3. Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PENATALAKSAAN HIV AIDS TANPA KOMPLIKASI
S O P
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
: P/ : / :0 : 1/2
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Penatalaksanaan HIV AIDS tanpa komplikasi adalah penatalaksaan pada pasien dengan kumpulan gejala akibat penurunan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pasien dengan HIV AIDS tanpa komplikasi SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Perawat memanggil pasien 2. Perawat menyapa pasien dengan ramah 3. Perawat mempersilahkan pasien duduk 4. Perawat melakukan anamnesa singkat untuk mengetahui keluhan utama pasien 5. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien 6. Perawat mencatat hasil pemeriksaan pasien 7. Perawat mempersilahkan pasien ke meja dokter. 8. Dokter melakukan anamnesa untuk mengetahui keluhan utama serta anamnesis terpimpin yang meliputi kulit kering yang luas, terdapat kutil di genital, kandidiasis oral, dermatitis seboroik atau kandidiasis vagina berulang, herpes zoster berulang atau lebih dari satu dermatom, herpes genital berulang, moluskum kontagiosum, kondiloma, tuberculosis, batuk >1 bulan, sesak napas, pneumonia berulang, sinusitis kronis,nyeri kepala yang semakin parah dan tidak jelas penyebabnya, kejang demam, menurunnya fungsi kognitif. 9. Dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis HIV AIDS tanpa komplikasi. 10. Dokter menuliskan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis serta terapi kedalam buku status pasien. 11. Dokter memberikan terapi yang dituliskan dalam resep. Adapun terapi yg diberikan adalah ARV (antiretrovirus), obat-obat infeksi oportunistik dan obat koinfeksi. 12. Dokter memberikan resep kepada pasien. 13. Dokter memberikan edukasi kepada pasien beupa memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit HIV/AIDS dan menyarankan untuk bergabung dengan kelompok penanggulangan HIV/AIDS untuk menguatkan dirinya dalam menghadapi pengobatan penyakitnya. 14. Dokter mempersilahkan pasien untuk mengambil obat di apotek. 1. 2. 3. 4.
UGD Rawat Jalan Poli Umum apotik
5. Rawat Inap 8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
GANGGUAN SOMATOFORM No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
S O P
: P/ : / :0 : 1/1
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Gangguan somatoform (somatoform disorder) adalah suatu kelompok gangguan ditandai oleh keluhan tentang masalah atau simptom fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik Pada gangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yang mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukan sebagai penyebabnya. Gejala dan keluhan somatik menyebabkan penderita anemosional/gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh purapura yang disadari atau gangguan buatan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah menangani penyakit Gangguan somatoform SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No:A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Perawat melakukan pengumpulan data meliputi : 2. Pengkajian : a. mencakup sistem-sistem organ yang berbeda seperti nyeri yang samar dan tidak dapat didefinisikan 3. problem menstruasi/seksual 4. Orgasme terhambat 5. penyakit-penyakit neurologic,gastrointestinal, genitourinaria, kardiopulmonar 6. pergantian status kesadaran yang sulit ditandai dan lain sebagainya. 7. orang yang sangat sering memanfaatkan pelayanan medis. 8. Keluhan-keluhannya tidak dapat dijelaskan oleh penyebab fisik atau melebihi apa yang dapat diharapkan dari suatu masalah fisik yang diketahui 9. Keluhan tersebut juga tampak meragukan atau dibesar-besarkan, dan orang itu sering kali menerima perawatan medis dari sejumlah dokter, terkadang pada saat yang sama.
1. 2. 3. 4.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
INFEKSI SALURAN KEMIH No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
S O P
: P/ : / :0 : 1/1
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Infeksi saluran kemih adalah berkembang biaknya mikro organisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal tidak ada. Gejala dan tanda ISK tidak selalu lengkap dan bahkan tidak selalu ada, gejala yang lajim ditemukan adalah : disuria, polakisura, dan terdesak kencing ( urgensi ) yang semuanya sering terdapat bersamaan.Rasa nyeri sering di dapat di daerah supra pubik atau pelvis berupa rasa nyeri atau seperti terbakar di uretra atau muara uretra luar sewaktu kencing atau dapat juga di luar waktu kencing. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan infeksi saluran kemih dan mencegah terjadinya komplikasi SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan menanyakan umur pasien serta mencatatnya dalam status . 2. Dokter menganamnesa pasien ditemukan keluhan disuria, polakisuria, dan urgensi, kadang disertai demam. 3. Dokter melakukan pemeriksaaan. 4. Diagnosis infeksi saluran kemih ditegakkan dengan membuktikan adanya mikriorganisme di dalam saluran kencing, piuria yaitu leukosit dalam urin > 10 / LPB. Hematuria juga dapat terjadi pada LSK dan dianggap positif jika jumlahnya lebih dari 5 / LPB, dapat juga ditemukan proteinuria ringan. 5. Dokter memberikan pengobatan terdiri atas 2 bagian yaitu: a. Penyuluhan, kebersihan harus ditekankan pada penderita mengingat banyaknya faktor predisposisi yang dapat mengagalkan pengobatan dan menyebabkan timbulnya infeksi saluran kemih berulang. b. Pengobatan, bertujuan untuk membebaskan saluran kemih dari bakteri, antibiotik yang sering dipakai adalah golongan sulfonamid, nitrofurantoin, kuinolon, ampisilin dan metenamin. Analgetik antipiretik dapat diberikan sebagai pengobatan simtomatik bila diperlukan.
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. 2. 3. 4.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
INFEKSI SALURAN KEMIH No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
S O P
: P/ : / :0 : 1/1
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan 4.Referensi
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Kandidiasis mulut adalah infeksi dari Candida Albicans yang menyerang kulit,mukosa maupun organ dalam,sedangkan pada bayi dapat terinfeksi melalui vagina saat dilahirkan,atau karena dot yang tidak steril. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan Kandidiasis mulut,menyembuhkan, dan mempertahankan kualitas hidup dan produktifitas pasien,mencegah kekambuhan dari kandidiasis mulut SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis A. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah B. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah C. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah D. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
5. 6. 7. 8.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
IMPLANT
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ /SOP/PKM-SI/I/2017 : / / 2017 :0 : 1/2 Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001
Pemasangan implant adalah suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang berisi hormone progesterone Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjarangkan kehamilan selama 3-5 tahun. SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas Serupa Indah A. Pemasangan kapsul norplant 1. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun 2. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas 3. Beri tanda pada tempat pemasangan B. Langkah/ kegiatan 1. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul norplant sudah tersedia C. Tindakan pra pemasangan 1. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih 2. Pakai sarung tangan steril atau DTT 3. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic 4. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling lengan klien D. Pemasangan kapsul norplant 1. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit menggelembung 2. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing masing 1 cc diantara pola pemasangan nomer 1 dan 2, 3 dan 4,5 dan 6 3. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit 4. Saat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel alternative lain tusukan trokar langsung kelapisan dibawah kulit/subdermal) 5. Sambil mengungkit kulit, masukan terus ujung trokar yang berisi implant dan pendorongnya sampai atas tanda satu (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi 6. Keluarkan pendorong dan tekan dan masukan kapsul kearah ujung 7. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama sama sampai batas tanda terlihat pada luka insisi (jangan mengeluarkan trokar dari tempat insisi) 8. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan
masukan kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda satu Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul terpasang 9. Coba kapsul untuk memastikan kapsul telas terpasang 10. Coba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada dari insisi E. Tindakan pasca pemasangan 1. Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid 2. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar 3. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan dalam larutan klorin untuk dekontaminasi 4. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya (kasa, kapas, sarung tangan, atau alat suntik sekali pakai) 5. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin 6. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan air bersih F. Konseling pasca pemasangan 1. Gambar letak kapsul pada rekam medic dan catat bila ada hal khusus 2. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk control 3. Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila menginginkan untuk mencabut kembali implant 4. Lakukan observasi selama lima menit sebelum memperbolehkan klien pulang G. Hal yang harus diperhatikan 1. Peserta KB implant sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi 2. Bila lengan akseptor terasa membengkak dan berwarna kebirubiruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3-5 hari 3. Setelah 5 tahun atau 3 tahun untuk implanon pemakaian, implant dapat dilepas 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. Rawat jalan 2. Kia 3. Loket pendaftaran/rekam medis
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT(IVA)
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/3
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001
1.Pengertian
Inspeksi Visual dengan Asam asetat adalah metode sederhana untuk deteksi dini kanker leher rahim dengan menggunakan asam asetat
2.Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk deteksi dini menggunakan metode IVA bertujuan mengidentifikasi mereka yang mengalami lesi pra kanker sehingga dapat memperoleh terapy segera untuk memutus perjalanan hidup lesi pra kanker sebelum menjadi kanker
3.Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas Serupa Indah A. Memeriksa apakah peralatan dan bahan sudah tersedia: 1. Inspekulo 2. Lidi kapas 3. Asam asetat 4. Aquades 5. Kom steril dari plastik. 6. Handscoen. 7. Memeriksa lampu yang tersedia dan siap digunakan. 8. Menanyakan apakah ibu sudah BAK dan membersihkan serta membilas daerah genitalnya bila perlu. 9. Meminta ibu untuk melepas pakaian dalam baik bra maupun celana dan meminta ibu menggunakan kain. 10. Mencuci tangan kemudian menggunakan sarung tangan.
4.Referensi
5.Prosedur
B. PEMERIKSAAN VISUAL MENGGUNAKAN ASAM ASETAT (INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT/IVA) 1. Memasang speculum dan menyesuaikannya sehingga seluruh leher rahim dapat terlihat. 2. Memasang cocor bebek speculum dalam posisi terbuka sehingga speculum tetap berada di tempatnya agar leher rahim dapat terliht. 3. Memindahkan lampu / senter sehingga dapat melihat leher rahim denagn jelas. 4. Memeriksa leher rahim apakah curiga kanker serviks atau terdapat servisistis, ektopion, tumor, ovula naboti atau luka. Bila curiga kanker serviks ppemeriksaan diakhiri, langsung ke langkah 12 dan seterusnya tanpa melakukan langkah ke 13. 5. Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan, darah, atau mukosa dari leher rahim. membuang swab kapas yang telah dipakai ke dalam wadah tahan bocor atau kantung plastic. 6. Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (sambungan skuamo koloumnar) dan zona transformasi. Bila SSK tidak bisa ditampakkan, lanjutkan dengan prosedur pemeriksaan test Pap.
Bila tes Pap tidak memungkinkan untuk dilakukan, lanjutkan ke langkah 12, dan seterusnya. 7. Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan asam asetat lalu mengoleskan pada leher rahim. membuang swab kapas ke dalam kantung lastik. 8. Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak perubahan warna putih yang disebut dengan lesi putih. 9. Memastikan SSK dengan teliti: 10. Memeriksa apakah leher rahim mudah berdarah. 11. Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi atau lesi putih. 12. Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan swab bersih untuk menghilagkan mukosa, darah atau debris. Membuang swab ke dalam kantung plastic. 13. Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk menghilangkan sisa cairan asam asetat dai leher rahim dan vagina. Membuang swab ke dalam kantung plastic. 14. Melepaskan speculum dan melakukan dekontaminasi dengan meletakkan speculum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 15. Melakukan pemeriksaan bimanual. C. TUGAS / LANGKAH PASCA TES IVA 1. Meminta ibu untuk duduk, turuun dari meja periksa dan berpakaian. 2. Membersihkan lampu / senter dan alas tempat duduk paisen berturut-turut dengan larutan klorin 0,5% cairan deterjen dan air bersih. 3. Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai ke dalam larutan klorin 0,5%. Melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar. 4. Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung plastik. 5. Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan merendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 6. Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih lalu dikeringkan dengan kain kering dan bersih atau dianginkan. 7. Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain ke dalam catatan medis ibu. 8. Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta leher rahim dan daerah lesi putih pada catatan medis ibu. 9. Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA bersama ibu dan menjawab pertanyaan. 10. Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negative, sebutkan waktu kunjungan berikutnya untuk menjalani kembali pemeriksaan payudara dan tes IVA. 11. Jika hasil pemeriksaan payudara atau tes IVA positif atau dicurigai terdapat kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya. 12. Setelah member konseling, memberikan pengobatan atau merujuk. 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. Rawat jalan 2. Kia 3. Loket pendaftaran/rekam medis
8.Rekaman Histori Perubahan
No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PEMASANGAN IUD
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/3
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Pemasangan IUD adalah Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang berupa kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu) Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemasangan IUD SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya 2. Berikan informasi umum tentang KB 3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan keuntungan-keterbatasan darimasing-masing jenis kontrasepsi (termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversible) : a. Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tsb digunakan b. Jelaskan bagaimana carakerja alkon tersebut c. Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin akan dialami d. Jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami klien A. Konseling Metode Khusus 1. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien 2. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat, dsb) 3. Tanyakan tujuan repodruksi (KB) yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya) 4. Tanyakan agama/ kepercayaan yang dianut klien, yang mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB 5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangandan kekhawatiranklien dengan sikap simpatik 6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat 7. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR Cu T 380 A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien B. Konseling Pra-Pemasangan & Seleksi Klien 1. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk memastikan tidak ada kesalahan untuk menggunakan AKDR C. Riwayat Kesehatan Reproduksi : 1. Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdaran haid 2. Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir 3. Riwayat kehamilan ektopik 4. Neri yang hebat setiap haid 5. Anemia berat ( Hb < 9 gr% atau Hematokrit <30 ) 6. Riwayat infeksi genetalia (ISG), Penyakit Menular Seksual (PMS), atau infeksi panggul 7. Berganti-ganti pasangan (risiko ISG tinggi)
8. Kanker serviks 9. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan dilakukan dan dipersilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan D. Pemeriksaan Panggul 1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun dan air 2. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dengan sabun, keringkan dengan air bersih 3. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan 4. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra pubik 5. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul 6. Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks 7. Pakai sarung tangan DTT 8. Atur penempatan peralatan dan bahan-bhan yang akan digunakaan dalam wadah steril atau DTT 9. Lakukan inspeeksi pada genetalia eksterna 10. Palpasi kelenjar skene dan bartolini amati adanya nyeri atau duh (discharge) vagina 11. Masukkan spekulum vagina 12. Lakukan pemeriksaan inspekulo : 13. Pemeriksaan adanya lesi atau keputihan pada vagina 14. Inspeksi serviks 15. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan 16. Lakukan pemeriksaan bimanual : a. Pastikan gerakkan serviks bebas b. Tentukan besar dan posisi uterus c. Pastikan tidak ada kehamilan d. Pastikan tidak ada infksi atau tumor pada adneksa 17. Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi) : a. Kesulitas menentukan besar uterus retroversi b. Adanya tumir pada cavum Douglasi c. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5 % kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin E. Tindakan Pra Pemasangan 1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan 2. Masukkan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan sterilnya 3. Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang 4. Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril 5. Letakkan kemasan pada tempat yang datar 6. Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR 7. Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat 8. Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter F. Prosedur Pemasangan AKDR 1. Pakai sarung tangan DTT yang baru 2. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks 3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali 4. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama) 5. Masukkan sonde uterus dengan teknik ”tidak menyentuh” (no touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke dalam cavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh
dinding vagina ataupun bibir spekulum 6. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde 7. Ukur kedalaman cavum uteri pada tabung inserteryang masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan 8. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendoorongnya terdorong 9. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalamposisi horizontal (sejajar lengan AKDR), sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan 10. Pegang sertatahan tenakulum dan epndorong dengan satu tangan 11. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong 12. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviksatau terasa adanya tahanan 13. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm 14. Keluarkanseluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi 15. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati rendam dalam larutan klorin 0,5 % 16. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik 17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati G. Tindakan Pasca Pemasangan 1. Rendam seluruh pppperalatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi 2. Buang bahn-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan 3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan cemaran pada sarung tangan, buka secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% 4. Cuci tangan dengan air sabun 5. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit sebelum 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. KIA 2. Loket pendaftaran/rekam medis
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PERDARAHAN POST PARTUM
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/2
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Perdarahan Post Partum adalah perdarahan setelah bayi lahir (Kala IV) sebelum / pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah>500 cc. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Perdarahan Post Partum SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas Serupa Indah 5. Pedoman pelayanan Persalinan/PONED UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Pasien di infuse 2. Pasien tidur trendelenberg 3. Selimuti tubuh pasien 4. Pasang oksigen A. Atonia Uteri 1. Massage uterus melalui dinding abdomen dengan 2. Cara tangan kanan penolong melakukan gerakan memutar sambil menekan fundus uteri. 3. Bersamaan dengan massage uterus berimethergin 0,2 mg ( Metilergometrin ) iv 4. Bila pendarahan belum berhenti ->berioxytosin 5-10 unit dalam 500 ml Dextrose 5% atau RL. 5. Bila tindakan di atas tidak menolong ->kompresi bimanual, dengan cara :satu tangan masuk uterus, tangan yang lain menahan korpus uteri melalui abdomen. Uterus diangkat, diantefleksikan, lalu dengan gerakan memutar uterus dimassage dan ditekan di antara kedua tangan. 6. Bila pendarahan belum juga berhenti ->tamponade uterus, dengan cara :salah satutangan memegang dan menahan fundus uteri, tangan yang lain memasukan tampon kasa panjang ke dalam uterus. Tampon dipasang dari tepi ketepi sampai seluruh kavum uteri terisi dan vagina juga terisi tampon .Pada dinding abdomen di atas fundus uteri diberi ganjal ->pasang stagen. 7. Tampon diangkat 24 jam kemudian. 8. Uterus yang makin membesar, tanda vital yang makinjelek ->rujuk dengan keterangan bahwa di dalam uterus terpasang tampon (selama dalam perjalanan tetap dilakukan kompresi bimanual). B. Laserasi jalan lahir 1. Dengan speculum lakukan eksplorasi, apakah ada Perlukaanjalanlahir / robekan vagina / robekanserviks 2. Luka episiotomi / robekan perineum 3. Varises pecah 4. Ruptur uteri (terutama bila riwayat persalinan sebelumnya sulit / dilakukan tindakan) 5. Penanganan :
6. Perlukaan ->jahitansilang yang dalam 7. Ruptur uteri ->rujukke RS / RSUD dengan infuse terpasang di damping seorang paramedis. 8. RetensioPlasenta Lakukan manual Plasenta : 9. Satu tangan menahan fundus, tangan yang lain (dengan sikap obstetrik) di masukan kedalam vakum uteri dengan menyusuri tali pusat. 10. Pinggir plasenta( sisa ) dicari dan dilepaskan secara tumpul dengan sisi ulnar tangan. 11. Setelah yakin semua plasenta lepas ->genggam dankeluarkan. 12. Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari luar dan injeksi ergometrin 0,152 mg / metergin 0,2 mg iv. 13. Bila ditemukan plasenta akreta ->rujukke RS / RSUD dengan infuse terpasang diserta seorang paramedis. 14. Kelainan proses pembekuan darah ->Rujuk 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. KIA 2. Loket pendaftaran/rekam medis 3. Poned/persalianan
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
ABORTUS IMMINENS
S O P
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/1
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan Abortus imminens SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas Serupa Indah 5. Pedoman pelayanan Persalinan/PONED UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Anamnesa Pasien 2. Memperkenalkan diri 3. Menanyakan identitas pasien 4. Menanyakan keluhan utama pasien 5. Menanayakan riwayat terlambat haid dengan hasil B HCG (+) dengan usia kehamilan dibawah 20 minggu 6. Menanyakan perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak, berwarna kecoklatan dan bercampur lender tidak disertai nyeri atau kram 1. KIA 2. Loket pendaftaran/rekam medis 3. Poned/persalianan
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
PERSALINAN DENGAN LETAK SUNGSANG
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian
2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/2
/SOP/PKM-SI/ /2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) adalah di mana letak bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis). Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Persalinan/PONED UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS 5. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Melihat tanda dan gejala Kala II 2. Mengamati tanda dan gejala Persalinan Kala II Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran. Ibu merasa adanya tekanan pada anus Perineum menonjol Vulva-vagina dan anus membuka 3. Menyiapkan peralatan 4. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai 3 ml ke dalam wadah partus set. 5. Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan 6. Memakai celemek plastic Memastikan lengan/ tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set. 7. Bila ketuban belum pecah pinggirkan ½ Kocher pada partus set 8. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik 9. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas basah dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut dari kotoran) 10. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah. 11. Bila pembukaan belum lengkap, catat hasil pemeriksaan pada partograf dan nilai kemajuan persalinanBila selaput belum pecah, lakukan pemecahan selaput ketuban 12. Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat Masukkan ½ kocher yang dipegang tangan kiri dengan bimbingan telunjuk dan jari tengah tangan kanan hingga 13. Menyentuh selaput ketuban Saat his berkurang kekuatannya, gerakkan ujung jari tangan kanan membimbing ujung ½ kocher menggores selaput ketuban hingga ketuban pecah Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan kiri,masukkan ke dalam ember berisi larutan klorin 0,5%
14. Pertahankan jari-jari tangan kanan tetap dalam vagina sehingga yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat setelah selaput ketuban dipecahkan 15. Keluarkan jari-jari tangan kanan dari vagina. 16. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%. 17. Memeriksa denyut jantung setelah kontraksi uterus selesai,pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/ menit) 18. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran 19. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his bila ia sudah merasa ingin meneran Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman). Berikan minuman manis jika tak ada his.Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran 20. Memimpin ibu untuk meneran pada saat ibu timbul his, menyesuaikan pimpinan meneran dengan kecepatan lahirnya kepala. 21. Mendukung usaha ibu untuk meneran 22. Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada his (diantara his) 23. Memberi ibu kesempatan minum saat istirahat Memeriksa DJJ setiap kontraksi uterus selesai Bila ibu belum mempunyai dorongan kuat untuk meneran, tunggu hingga ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran (maksimal 60 menit) Ibu dianjurkan untuk ganti posisi meneran seperti miring, jongkok, atau merangkak.Bila bayi belum lahir setelah dipimpin meneran 2 jam- Primipara/1 jamMultipara, segera lakukan rujukan. 6.Diagram Alir 7.Unit terkait 1. 2. 3. 4.
UGD Persalinan/ PONED Rawat Inap Loket Pendftaran/Rekam Medis
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
ABORTUS INKOMPLIT
S O P UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/2
/SOP/PKM-SI/ /2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri masih ada yang tertinggal. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyembuhkan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi. SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas Serupa Indah 5. Pedoman pelayanan Persalinan/PONED UPT Puskesmas Serupa Indah A. Menanyakan faktor risiko seperti : 1. Faktor Maternal a. Penyakit infeksi b. Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme c. Gangguan nutrisi yang berat d. Penyakit menahun dan kronis e. Alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan f. Anomali uterus dan serviks g. Gangguan imunologis h. Trauma fisik dan psikologis 2. Faktor Janin Adanya kelainan genetik pada janin 3. Faktor ayah Terjadinya kelainan sperma B. Pemeriksaan Fisik 1. Petugas melakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan. 2. Petugas cuci tangan dan menggunakan APD 3. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign 4. Petugas melakukan fisik umum menyeluruh dan pemeriksaan fisik lokalis 5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan 6. Petugas melakukan cuci tangan C. Penatalaksanaan Umum Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa memburuk dan menyebabkan komplikasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat terhadap tanda vital (nada, tekanan darah, pernasapan dan suhu). Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi: 1. Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam 2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam 3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam 4. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Sekunder /
RS a. Lakukan konseling b. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi) c. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat disusul dengan darah. d. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16 minggu, gunakan jari atau forcep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks e. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) merupakan metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu) f. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit g. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2 jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat. h. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium i. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang 6.Diagram Alir 7.Unit terkait
1. KIA 2. Loket pendaftaran/rekam medis 3. Poned/persalianan
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
ABORTUS INKOMPLIT
S O P
No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
: P/ : / :0 : 1/2
/SOP/PKM-SI/ /2017 / 2017
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan Abortus imminens SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah No: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah 2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah 3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas Serupa Indah 4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas Serupa Indah 5. Pedoman pelayanan Persalinan/PONED UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Anamnesa Pasien 2. Memperkenalkan diri 3. Menanyakan identitas pasien 4. Menanyakan keluhan utama pasien 5. Menanayakan riwayat terlambat haid dengan hasil B HCG (+) dengan usia kehamilan dibawah 20 minggu 6. Menanyakan perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak, berwarna kecoklatan dan bercampur lender tidak disertai nyeri atau kram 1. KIA 2. Loket pendaftaran/rekam medis 3. 4. Poned/persalianan
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
DIABETES MELITUS TIPE 2 No Dokumen Tanggal Terbit N0.Revisi Halaman
S O P
: P/ : / :0 : 1/1
UPT Puskesmas Serupa Indah 1.Pengertian 2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi
5.Prosedur
6.Diagram Alir 7.Unit terkait
/SOP/PKM-SI/I/2017 / 2017
Samini, S.S.T NIP. 19681007 198711 2 001 Diabetes melitus tipe 2 adalah Kumpulan gejala yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah menangani penyakit diabetes mellitus SK Kepala UPT Puskesmas Serupa Indah NO: A/ /SK/PKM SI/I/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis E. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas Serupa Indah F. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas Serupa Indah G. Pedoman pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Serupa Indah H. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas Serupa Indah 1. Farmakoterapi Topikal (2 kali sehari) a. Pelembab krim hidrofilik urea 10% b. Kortikosteroid c. Pada dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason valerat krim 0,1% atau mometason furoat krim 0,1% d. Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal 2. Sistemik a. Antihistamin hidroksisin 2 x 25 mg per hari maksimal 2 minggu, atau b. Loratadin 1 x 10 mg per hari selama maksimal 2 minggu
5. 6. 7. 8.
UGD Rawat Jalan Rawat Inap Poli Umum
8.Rekaman Histori Perubahan No 1. 2.
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan