PENJARINGAN ANAK SEKOLAH SD, SMP SOP No Terbit ke No. Revisi Tgl.Diberlak u Halaman UPT Puskesmas Krebet a. Pengertian
b. Tujuan
c. Kebijakan d. Referensi
dr. Erlina Sri O NIP 19680120 200212 2 003 a. Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. b. Penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1 SD, kelas 7 SMP yang meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku) pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan, dan pengukuran kebugaran jasmani. Selain itu pada peserta didik di tingkat SMP juga dilakukan skrining melalui kuisioner mengenai keadaan kesehatan umum, kesehatan mental remaja, intelegensia dan reproduksi melalui self assessment serta bahan edukasi/konseling. a. Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksi secara dini. b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan kesehatan sekolah. c. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program pembinaan peserta didik SK Kepala Puskesmas a. UU No 23 Thn 2002 tentang Perlindungan Anak b. UU No 32 Thn 2004 tentang Pemerintah Daerah c. UU No.36 Thn 2009 tentang Kesehatan d. PP No 65 Thn 2005 tentang Pedoman Penyusunan SPM e. PP No 38 Thn 2007 tentang Pembagian Urusan
f.
g. e. Alat dan Bahan
a.
b.
Pemerintahan SKB 4 Menteri No. 1/U/SKB; No 16067/Menkes/SKB/VII/2003; No MA/230 A/2003; No 26 Thn 2003 tgl 23 Juli 2003 tentang Pembinaan & Pengembangan UKS Kepmenkes No 1611 Thn 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi Alat : 1. Tensimeter 2. Stetoskop 3. Stopwatch 4. Alat pengukur berat badan (timbangan injak) 5. Microtoise (alat ukur tinggi badan) 6. Haemometer sahli 7. Kaca mulut 8. Sonde 9. Kartu snellen 10. Senter 11. Otoscope 12. Formulir pemeriksaan 13. Formulir rujukan Bahan :
c. Langkah-langkah 1. Pemeriksaan Keadaan Umum Penilaian keadaan umum peserta didik dimaksudkan untuk menilai keadaan fisik secara umum, yang meliputi hygiene perorangan dan indikasi kelainan gizi yang dapat dinilai dengan melihat rambut warna kusam dan atau mudah dicabut, bibir kering, pecah pecah dan mudah berdarah, sudut mulut luka, pecah pecah dan kulit tampak pucat/keriput.Diperiksa pula tekanan darah, denyut nadi dan kelainan jantung. 2. Penilaian Status Gizi Untuk menilai status gizi anak dapat dilakukan pemeriksaan secara klinis, riwayat asupan makanan, ukuran tubuh (antropometri) dan penunjang (laboratorium). Dalam kegiatan penjaringan, penilaian status gizi siswa dilakukan melalui pengukuran antropometri yaitu mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan menghitung indeks massa tubuh ini akan diketahui status gizi siswa.IMT adalah indeks untuk menentukan status gizi. Indeks tersebut diperoleh dengan membandingkan berat badan (BB) dalam kilogramterhadap tinggi badan (TB) dalam meter kuadrat. Jika tidak ada kalkulator dapat menggunakan tabel IMT yang tersedia.Selanjutnya angka indeks di plot pada grafik BMI sesuai dengan jenis kelamin. Lihat posisi plot tadi berada
pada area mana: a.Jika berada di garis Standar Deviasi (SD) +2 sampai -2 maka anak tersebut berstatus gizi normal b.Jika berada di bawah garis SD -2 sampai SD -3 anak tersebut berstatus kurus c.Jika berada di bawah garis SD -3 berarti status kurus sekali d. Jika berada di atas garis SD +2 sampai dengan SD +3 berarti anak tersebut berstatus overweightatau gemuk e.Jika berasa diatas SD +3 berarti status obesitas. 3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana bertujuan untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan prioritas sasaran untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun programkesehatan gigi dan mulut di sekolah. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi: a.Keadaan rongga mulut b.Kebersihan mulut c.Keadaan gusi d.Keadaan gigi 4. Pemeriksaan Indera Penglihatan dan Pendengaran Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah pemeriksaan yang dilakukan setiap awal tahn ajaran baru (penjaringan) untuk mengetahui adanya kelainan tajam penglihatan dan kelainan tajam pendengaran serta
kelainan organik pada mata dan telinga setiap siswa baru. Selanjutnya pada tengah tahun dilakukan pemeriksaan ulang (berkala) untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan sebelumnyaatau menilai perbaikan atas koreksi yang dilakukan. Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah; a.Pemeriksaan Tajam Penglihatan / Kelainan Organik -Snellen chart / E chart untuk memeriksa visus -Penutup 1 mata (okluder) -Pinhole (cakram berlubang) -Loupe -Senter b.Pemeriksaan Tajam Pendengaran / kelainan organik -Ruang yang kedap suara untuk melakukan tes berbisik -Garputala -Senter -Otoskop 5. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan dalam penjaringan peserta didik SD/MI adalah pemeriksaan feces dan anemia. Melalui pemeriksaan faces untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi cacing pada seorang murid. Tujuannya adalah: -Untuk menjaring anak sekolah yang menderita cacingan -Meningkatkan mutu intelektual anak sekolah -Meningkatkan cakupan program cacingan terutama pada anak sekolah -Meningkatkan kemitraan dalam
penanggulangan cacingan dengan melibatkan lintas program / lintas sektorBila pemeriksaan feces >50% posiitf, maka dilakukan pengobatan secara masal (mass blanket) dan bila pemeriksaan feces ditemukan <50% positif, maka dilakukan pengobatan secara selektif. 6.Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional Deteksi dinipenyimpangan mental emosional adalah kegiatan /pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.Deteksi dini dilakukan pada anak peserta didik yang menurut pengamatan guru dalam kesehariannya menunjukkan sikap dan perilaku yang diduga “perlu mendapat perhatian”.Alat yang digunakan untuk deteksi ini adalah Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem mental emosional. Kuesioner pemantauan kelainan mental emosional terdiri dari: a.Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas? (seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi berlebihan terhadap hal hal yang sudah biasa
dihadapinya) b.Apakah anak anda tampak menghindar dari teman teman atau anggota keluarganya? (seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedihsepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal hal yang biasa sangatdinikmati) c.Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang terhadap lingkungan di sekitarnya? (seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali melakukan perbuatanyang berbahayabagi dirinya, atau menyiksa binatang atau anak anak lainnya) dan tampak tidak peduli dengan nasihat nasihat yang sudah diberikan kepadanya. d.Apakah anak anda akan memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya e.Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perhatiannya sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas sehari hari atau keputusan. f.Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat keputusan? g.Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur? (seperti sulit
sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk atau mengigau) h.Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan? (seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali) i.Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan fisik lainnya? j.Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya? k.Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya? ( seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan orang tua/pengasuhnya) l.Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang ulang tanpa alasan yang jelas 7.Pengukuran Kebugaran Jasmani Adalah kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari hari, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melakukan aktifitas fisik lainnya. Hal ini dilaksanakan untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani peserta didik. Instrumen tes kebugaran jasmani yang digunakan adalah
Tes KeBugaran Jasmani Indonesia (TKJI). TKJI merupakan rangkaian tes yang harus dilakukan secara berurutan.TKJI terdiri dari 5 tes, yaitu: a.Lari cepat b.Gantung siku tekuk / gantung angkat tubuh c.Baring duduk d.Loncat tegak e.Lari jarak sedang Persyaratan untuk mengikuti TKJI adalah sebagai berikut: a.Peserta dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tes b.Diharapkan sudah makan sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes c.Disarankan memakai pakaiandan sepatu olahraga d.Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes e.Melakukan pemanasan sebelum tes. Tes kebugaran jasmani hanya boleh diikuti oleh peserta didik yangtelah selesaimenjalankan tahap penjaringan kesehatan dan dinyatakan oleh dokter tidak mengalami kontra indikasi untuk dites.
PENJARINGAN ANAK SEKOLAH SD, SMP SOP No Terbit ke No. Revisi Tgl.Diberlak u Halaman UPT Puskesmas Krebet 1. Pengertian
dr. Erlina Sri O NIP 19680120 200212 2 003 Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi criteria dan telah dilatih
untuk
ikut
melaksanakan
sebagian
usaha
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri,teman,keluarga dan lingkungannya. 2. Tujuan
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam program UKS 2. Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,rumah dan lingkungannnya 3. Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri,sesama
3. Kebijakan
siswa dan orang lain untuk hidup sehat Surat Kebijakan Kepala Puskesmas No.
4. Referensi
Pedoman,modul,dan materi”Dokter Kecil ”,DepKes,2001
5.Alat Bahan
dan
1. Spidol 2. Buku catatan
3. Papan tulis 4. Lembar balik 6. Langkah-langkah 1. Petugas kesehatan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 2. Petugas memberikan pre test kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang kesehatan sebelum diberikan pelatihan 3. Petugas keshatan menjelaskan tentang materi – materi apa yang ingin di berikan kepada peserta dokter kecil Adapun materi – materi pelatihan dokter kecil yaitu : 1. Kesehatan Lingkungan 2. Kebersihan dan keshatan perseorangan 3. Pengetahuan gizi dasar 4. Pemantauan pertumbuhan anak sekolah dengan KMS-AS 5. Kesehatan Gigi dan Mulut 6. Pemcegahan penyakit Menular 7. Imunisasi 8. Kesehatan Mata 9. Pemeriksaan Kesehatan siswa SD dan MI 10.
Napza
4. Masing – Masing Tim kesehatan memberikan materi – materi sesuai dengan kompetensinya masing – masing Misalnya Kesehatan lingkungan oleh petugas Kesling Pengetahuan Gizi oleh petugas Gizi dsb 5. Setiap selesai memberikan materi di berikan umpan balik berupa pertanyaan
untuk
mengevaluasi
kemampuan
siswa
dalam
menyimak materi pelatihan 6. Petugas kembali memberikan post test kepada siswa untuk mene=getahui kemampuan siswa setelah di berikan pelatihan 7. Melakukan pencatatan pada buku uks
Alur Pelayanan
Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri memperetugas mengucapkan salam
Petugas memberaikan umpan balik berupa pertanyaan
Petugas memberikan pre test Petugas memberikan post test Petugas menjelaskan materi -mataeri yang akan diberikan
Melakukan pencatatan
Masing –masing tim memberikan materi sesuai kompettensinya
Petugas Pulang
7.Hal-hal
yang 1.
perlu diperhatikan 8.Unit terkait
1. UKS 2. Polik Gigi 3. Kesling 4. Polik Umum 5. Unit Gizi 6. Imunisasi
9.Dokumen terkait
1. Buku pencatatan UKS