Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
BAB I.
UMUM
1.1.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat, gambar rencana dan detail, serta Bill of Quantity adalah bagian yang saling mengisi dan melengkapi serta dimaksud sebagai pedoman atau patokan untuk melaksanakan pekerjaan dalam usaha mewujudkan suatu hasil akhir dari proyek dengan baik dan memuaskan semua pihak. Pekerjaan tersebut meliputi pengadaan material, tenaga, peralatan, perlengkapan bantu dan semua pekerjaan beserta segala sistim yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna sehingga menjamin kualitas pekerjaan pembangunan seperti yang disyaratkan dalam ketentuan ini dan dapat diterima memuaskan oleh Pemberi Tugas.
1.2.
Setiap material, peralatan dan perlengkapan bantu yang tidak tercantum dalam gambar rencana maupun Bill of Quantity, tetapi dijelaskan dalam Rencana Kerja dan Syaratsyarat atau sebaliknya, juga setiap material, peralatan, perlengkapan dan sistim-sistim yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan sampai sempurna harus disediakan oleh Kontraktor Penanggung Jawab dan merupakan bagian dari tanggung jawab pekerjaannya.
1.3.
Bila terdapat perbedaan persepsi antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar Rencana dan Detail maupun Bill of Quantity, maka yang berlaku adalah ketentuan urutan prioritas sebagai berikut : Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar Rencana dan Detail, serta Bill of Quantity.
1.4.
Semua material dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan baru, dari mutu yang terbaik, bebas dari cacat akibat pembuatan, transportasi dan pemasangan, yang harus dibuktikan dan mendapat persetujuan Direksi, serta memenuhi ketentuan yang disyaratkan spesifikasi, gambar rencana dan peraturan umum yang berlaku.
1.5.
Standard yang berlaku. NI - 2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Bertulang Indonesia NI - 3 (1970) Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia. NI - 4 (1974) Peraturan Cement Portland Indonesia. SIOI - 0297 - 80 Baja Karbon Cor mutu dan cara uji.
1.6.
Semua gambar-gambar detail yang belum tercantum dalam gambar rencana harus dilengkapi oleh Kontraktor dan harus dinyatakan pada gambar pelaksanaan untuk persetujuan Konsultan Pengawas dengan sepengetahuan Konsultan Perencana.
1.7.
Kontraktor harus memeriksa kesesuaian gambar rencana dengan keadaan di lapa- ngan dan wajib melaporkan pada Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan. Semua kesalahan-kesalahan detail dan ketidak tepatan pada waktu pelaksanaan dan hasil pengerjaan adalah tanggung jawab Kontraktor.
1.8.
Kontraktor dianggap telah memperhitungkan adanya revisi-revisi gambar detail sesuai dengan hasil pemeriksaan dilapangan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali diperhitungkan untuk pekerjaan kurang.
1.9.
Apabila terjadi kesalahan gambar maupun spesifikasi atau hal-hal yang tidak mungkin didalam pelaksanaan sehubungan dengan desain maka Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk pertimbangannya. Bila Kontraktor tidak melaporkannya maka segala resiko kesalahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
BAB II.
LINGKUP PEKERJAAN
1.1.
Pekerjaan meliputi dan tidak terbatas pada : − − − − − − − −
Pengadaan barang / material kerja Peralatan-peralatan perlengkapan kerja Tenaga Kerja ahli sesuai jenis pekerjaan Sarana dan prasarana Kerja Penyediaan Direksi Keet, Keet Kontraktor, Los Kerja, Gudang Material dan Toilet Sementara Pembuatan foto-foto proyek (sesuai dengan tahapan pelaporan progress peker jaan) Penyelenggaraan keamanan proyek, dalam hal ini kontraktor harus berkoordinasi dengan Kepolisian/Keamanan setempat. Referensi-referensi khusus dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan untuk pembangunan proyek ini sesuai de ngan pengarahan Konsultan Pengawas. 1.2.
Sebelum setiap pekerjaan pembangunan dan pemasangan bahan / material dimulai Kontraktor wajib dan harus menyerahkan : 1.2.1. Spesifikasi,brosur dan sample dari pabrik pembuatnya. 1.2.2. Gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk persetujuan Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana. 1.2.3. Skedul Pelaksanaan dengan jangka waktu 60(enam puluh) hari kalender. 1.2.4. Contoh bahan, warna, termasuk mock-up untuk pekerjaan tertentu sesuai per mintaan Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana untuk penelitian dan persetujuan. 1.2.5. Referensi, lisensi, sertifikat khusus dari pihak yang berwenang untuk pekerjaan tertentu sesuai permintaan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. 1.2.6. Izin pelaksanaan dari Konsultan Pengawas untuk diteliti dan disetujui oleh Konsultan Pengawas , jika tidak memenuhi syarat akan ditolak dan harus diganti sampai memenuhi persyaratan yang diminta atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor.
1.3.
Marking (tanda-tanda) Kontraktor harus membuat semua marking (tanda-tanda) yg diperlukan antara lain : Centre Line (CL), Elevasi (peil) dan ukuran luar serta diberi tanda-tanda yang jelas. Tempat-tempat yang diperlukan diberi marking antara lain : Semua kolom, dinding pagar, tinggi pagar sedemikian rupa sehingga finishing akhir dapat dikerjakan setepat mungkin. Kontraktor harus membuat marking pada tempat-tempat tertentu bilamana dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan.
1.4.
Dalam penawaran Kontraktor harus mencantumkan merk serta brosur dari bahan bangunan yang ditawarkan.
2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
BAB. III. JENIS PEKERJAAN III.A. 1.
PEKERJAAN PENDAHULUAN PENGUKURAN KEMBALI
a. Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali site pekerjaan meliputi batas areal maupun terhadap bangunan existing, untuk memastikan kesesuaian antara gambar rencana dan site yang ada. Apabila Kontraktor mendapatkan hasil pengukuran yang berbeda dengan site dalam gambar rencana, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk dilakukan penyesuaian. b. Kontraktor harus mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian yang direncanakan dan bagian-bagian yang lain. Tanda tetap itu dibuat dari beton 20×20×150 cm yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan (akan ditentukan oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas) dan penempatannya akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas dan harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai seluruhnya untuk penyerahan pekerjaan yang pertama. c. Sebagai ukuran dasar awal akan ditentukan di lapangan sesuai dengan petunjuk dari Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas. d. Untuk dasar profil pekerjaan harus dibuat papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu Borneo tebal minimum 3 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat datar (Waterpass). e. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan pekerjaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang. 2.
KEET KONTRAKTOR DAN LOS PEKERJA
a. Kontraktor harus membuat bangunan sementara untuk keperluan sendiri sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa Kantor Administrasi dan Teknis Lapangan, R.Rapat, Los pekerja dan gudang. b. Untuk keperluan peturasan Kontraktor harus menyediakan KM/WC sementara. c. Keet Kontraktor harus dibuat dari bahan-bahan yang baik, kuat dan mudah dibongkar kembali. d. Penataan Lay Out Kegiatan Proyek dan lokasi Keet kontraktor harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan, segera setelah Surat Perintah untuk Mulai Bekerja diterima Kontraktor. 3.
AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK PEKERJA
a. Untuk memenuhi kebutuhan air, baik untuk keperluan pekerja maupun keperluan air kerja Kontraktor dapat menggunakan sumur existing dengan menyambung pipa PVC ke site pekerjaan. Tapi kalau tidak memungkinkan Kontraktor harus membuat sumur bor sendiri. b. Untuk kebutuhan daya listrik, baik untuk penerangan sementara maupun listrik untuk alatalat kerja Kontraktor harus mendatangkan sendiri genset yang kapasitasnya sesuai untuk keperluan proyek tsb, dengan biaya sewa dan operasionil ditanggung Kontraktor. 4.
PENGAMANAN PROYEK
Untuk penyelenggaraan keamanan proyek, Kontraktor harus menyediakan tenaga keama nan sendiri yang memenuhi kualifikasi yang diperlukan, dengan jumlah yang diperkirakan mencukupi areal pekerjaan proyek. Untuk keperluan keamanan proyek intern, Kontraktor harus membuat kartu identitas untuk semua pekerja dan pelaksana proyek. Sedangkan untuk keamanan yang menyang kut pihak luar, Kontraktor harus berkoordinasi dengan ketua Lingkungan dan kepolisian setempat. 3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
5.
PENGADAAN TENAGA KERJA AHLI
Untuk kelancaran jalannya pekerjaan Kontraktor harus menyediakan dan mempekerjakan tenaga kerja ahli sesuai jenis pekerjaan yang akan dikerjakan, meliputi : tukang batu ahli, tukang besi ahli, tukang finishing ahli, tukang kayu ahli dll Untuk tingkat Staff dan pimpinan proyek harus disediakan tenaga ahli sebagai berikut : KELOMPOK AHLI DISIPLIN KUALIFIKASI PENGALAMAN MIN. (Bersertifikat) (TAHUN) AHLI MADYA ARSITEK S-1 5-8 AHLI MADYA SIPIL S-1 5-8 AHLI MADYA M/E S-1 5-8 DRAFTER STM – Bangunan 4 SUPERVISOR ARSITEK STM – Bangunan 5 SUPERVISOR SIPIL STM – Bangunan 5 SUPERVISOR M/E STM – Bangunan 5 6.
PENGADAAN SARANA KERJA
Untuk kelancaran jalannya pekerjaan Kontraktor harus menyediakan sarana kerja (baik milik sendiri maupun sewa) yang meliputi : a. Alat kerja utama seperti : alat tripod, molen dll. b. Alat Bantu seperti : alat komunikasi/handy talky, computer, alat transportasi dll. 7.
FASILITAS KERJA DIREKSI
Untuk membantu kelancaran tugas Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyediakan alat bantu sebagai berikut : Handy Talky yang akan dipakai dalam rangka pengawasan dan pengendalian jalannya proyek.
III.B.
PEKERJAAN LAPANGAN
1.
PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
1.1.
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pembongkaran, atas daerah pembangunan seperti yang tertera pada gambar rencana. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembongkaran pagar existing dan lain-lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas, serta pengamanan atas jaringan-jaringan listrik, air, telepon dan lain-lain yang ada. 1.2.
SYARAT PELAKSANAAN
Sebelum memulai, Kontraktor harus mengumpulkan semua data mengenai kondisikondisi lapangan dan sifat-sifat struktur yang ada disekitar lapangan pembangunan serta gambar-gambar dan izin-izin yang diperlukan untuk bekerja. Semua kerugian pihak lain yang timbul karenanya akan menjadi tanggungan Kontraktor. Konstruksi-konstruksi sementara harus dibuat dimana perlu atas petunjuk Konsultan Pengawas tanpa menambah biaya. Semua sarana yang dipakai lagi dan / atau ditambah / dikurangi harus terpasang kembali sesuai dengan standard serta petunjuk Konsultan Pengawas , sehingga dapat berfungsi dengan baik. Keadaan sesudah selesai harus rapi / bersih siap untuk pekerjaan selanjutnya.
2.
PEKERJAAN PERATAAN LAPANGAN
4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
2.1.
LINGKUP PEKERJAAN
2.1.1. Kontraktor akan dianggap bertanggung jawab untuk penelitian yang menyeluruh atas gambar dan persyaratan untuk Dokumen Pelaksanaan ini dan Kontrak yang berhubungan dengan Proyek ini, termasuk semua addendum, semua kondisi dari pekerjaan, memeriksa lapangan, semua fasilitas dan kondisi yang ada, melakukan semua pengukuran lapangan dari pekerjaan yang sehubungan dengan ini dan menentukan seluruh lingkup dari penyelesaian dan penyempurnaan proyek yang diisyaratkan sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan sebagai yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. 2.1.2. Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang ditariknya dari informasi yang disampaikan kepadanya sebagai hasil pemeriksaan yang diperolehnya. Kontraktor diperbolehkan atas biaya sendiri melakukan pemeriksaan tambahan bilamana ia menganggapnya perlu, dan disetujui untuk menentukan lebih lanjut kondisi dari lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan disini. 2.1.3. Kontraktor wajib melakukan pembersihan dilapangan, meliputi pembuangan lapisan puing-puing batu-batuan yang tidak diperlukan (bila ada) dan rintanganrintangan lain yang ada. 2.2.
SYARAT PELAKSANAAN
2.2.1. Kontraktor harus mengerjakan pembersihan semua areal pekerjaan dan tempattempat yang akan dilaksanakan pekerjaan finishing sebagaimana diminta dan ditunjukkan dalam gambar. 2.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara semua peralatan dan material untuk pelaksanaan sedemikian sehingga semua areal pekerjaan terjaga kelan carannya. 2.2.3. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja dan pengawas lapangan yang terampil pada bidangnya.
III.C.
a.
b.
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR
Lingkup Pekerjaan. 01.
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah : Semua pekerjaan beton yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan.
02.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja, serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek.
Pedoman Pelaksanaan. Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti semua ketentuan dalam buku RKS ini, terutama yang menyangkut pekerjaan beton non struktur. Pedoman Pelaksanaan Kecuali dalam gambar atau RKS ditentukan lain, sebagai dasar peraturan ialah PBI 1971 NI2.
c.
Persyaratan Bahan. 01.
Semen. a) Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II menurut NI-8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut standard Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia. 5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
b) Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.Standar material : Tiga Roda atau setara. c) Persetujuan penggantian merk semen hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak diperoleh semen dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan. d) Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan harus disertai jaminan dari Kontraktor yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan, bahwa mutu semen pengganti setarap dengan mutu semen yang digantikan. e) Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. 02.
Aggregates. Aggretas yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971 dan NI-2, terdiri dari : a) Pasir Beton (aggregat halus) : Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4 % berat pasir beton. b) Koral atau crushed stone (aggregat kasar) : Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak poreus). Dimensi maksimum 2,5 cm dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan. c)
03.
Air : Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau, sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.6. Sebelum air untuk pengecoran dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksa pada Laborataorium Penelitian Masalah Air.
Besi Beton. Besi beton yang digunakan ialah besi beton mutu BJTP-24 untuk diameter 〈12 dam mutu beton BJTD-40 untuk diameter 〉 12. Untuk mendapatkan jaminan akan kwalitas yang diminta, maka harus ada sertifikat dari produsen besi beton yang akan digunakan dan bila diperlukan Konsultan Pengawas berhak untuk menugaskan Kontraktor untuk melakukan pengujian di laborataorium atas bahan tersebut yang seluruhnya atas beban dan biaya kontraktor.
04.
Kawat Pengikat. Harus berukuran minimal 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2 Bab. 3.7.
05.
Admixture. (Bahan-bahan tambahan dalam adukan beton) : Bila akan digunakan admixture, maka harus dengan persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. Penggunaan bahan-bahan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dari produsennya / pabrik pembuat.
d.
Tata Cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan. 01.
Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal pelaksanaan. 6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
02.
Penyimpanan semen. a) Semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung / zak yang utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak. b) Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah. c) Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras. Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5 % berat semen. d) Kepada bagian semen yang mengeras tersebut hanya dicampurkan semen dalam jumlah yang sama dengan syarat, bahwa kwalitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan yang diminta oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
03.
Penyimpanan besi beton. a) Besi beton harus disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu, sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm).
04.
b) Besi beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing lainnya . Penyimpanan aggregates. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup, terpisah dari satu dan lain jenisnya / gradasinya dan di atas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
05.
Bekisting yang digunakan. a) Bekisting harus dibuat dari plywood yang tebal minimal 9 mm pada bagian-bagian yang diperlukan (exposed) dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja. b) Bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan. c) Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan, sehingga kemungkinan bergeraknya bekisting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortar leakage). d) Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus terataur, sehingga pengawasan atas kekurangan dapat mudah dilakukan, penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan. e) Pada bagian terendah pada setiap tahapan pengecoran dari bekisting kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan. f)
Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran.
g) Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dan bekisting.
7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
h) Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau silangan-silangan bekisting menjadi tanggung jawab Kontraktor. i)
06.
Pembongkaran Bekisting : Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul 2 × beban sendiri. Bila akibat pembongkaran cetakan pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung. Perlu ditentukan, bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor dan perhatian kontraktor mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan. Pembongkaran harus memberitahu Konsultan Pengawas bila ia bermaksud untuk membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi utama dan minta persetujuannya, tapi walaupun dengan adanya persetujuan itu Kontraktor tetap tidak terlepas dari tanggung jawabnya.
Kwalitas Beton. a) Kwalitas beton adalah K.225 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton 15 X 15 X 15 pada usia 28 hari, dengan derajat konfidensi 0,95). b) Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971. Atau dapat digunakan Beton Ready Mix untuk mencapai kwalitas beton K.225 dengan persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. c) Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuan untuk memenuhi kwalitas beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan mengadakan Trial Mix (percobaan adukan beton) dengan bahan-bahan adukan yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. d) Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 dari PBI – 1971. Mengingat bahwa W/C yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,55, maka pelaksanaan pasal 4.5 ayat 3 PBI – 1971 tidak boleh menggunakan penggetar. e) Pada masa permulaan pembetonan Kontraktor harus membuat minimum 1 benda 3 uji per 1,5 m beton hingga cepat dapat diperoleh 20 benda uji coba yang pertama. Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang dise- suaikan dengan kecepatan pembetonan. f)
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kwalitas beton yang dibuat, laporan tersebut harus disyahkan oleh Konsultan Pengawas dan nilai laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
g) Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump minimum 7,5 cm 15 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : 1) Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton / bekisting. 2) Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.
8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
3) Cetakan di isi 3 kali, pengisian pertama sampai kurang lebih 1/3-nya. Kemudian ditusuk-tusuk dengan besi Ø16 dengan besi Ø16 panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru) 25 kali tusukan. 4) Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang di bawahnya. 5) Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur penurunannya (slumpnya). h) Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetu- jui oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan . i)
Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7(tujuh) hari selanjutnya dalam udara terbuka.
j)
Jika dianggap perlu, maka kontraktor harus mengadakan percobaan kubus umur 7(tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65 % ketentuan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memerlukan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton di tempat dengan cara-cara yang ditentukan dalam PBI – 1971 dengan biaya ditanggung Kontraktor.
k) Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk dalam mixer. l)
Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen beton.
m) Pemadatan beton harus menggunakan vibrator. 07.
Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting. a) Pembongkaran bekisting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan Pasal 5.8 dan 6 dari PBI – 1971. b) Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. c) Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
08.
Penggantian Besi Beton. a) Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar. b)
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau menurut pendapatnya terdapat kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka : 1) Kontraktor dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan untuk informasi.
9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
2) Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai kerja tambahan, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. 3) Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. Pengajuan usul dalam rangka kejadian tersebut di atas adalah juga diwajibkan bagi Kontraktor. c) Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat : 1) Harus ada persetujuan dari Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. 2) Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar. 3) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan di tempat tersebut atau di daerah overlaping yang dapat menyulitkan pembe- tonan atau penyampaian penggetar. d)
Toleransi Besi : Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara dua permukaan yang berlawanan) Di bawah 10 mm 10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk ø 16 mm) 16 mm sampai 28 mm 29 mm dan 32 mm
09.
Variasi dalam berat yang diperbolehkan ±7%
Toleransi Diameter ± 0,4 mm
±5% ±5% ±4%
± 0,4 mm ± 0,5mm
Perawatan (Curing Beton). a) Beton harus dilindungi dari pengaruh langsung panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. b) Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan diperhatikan. c) Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah pengecoran.
10.
Tanggung Jawab Kontraktor. a) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan. b) Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Pemberi Tugas yang sejauh melihat / mengawasi / menegur atau memberi nasehat, tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh Kontraktor tersebut di atas. c) Jika Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan di atas atau yang telah tertera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. Ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.
10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
III.D.
01.
Persyaratan Bahan. a) Bahan yang dipergunakan adalah panel beton pra-cetak buatan pabrik dengan ukuran 240x45x5cm sesuai dengan gambar rencana. Tinggi pagar 225cm. Standar Material : ex. TOP CON atau setara. b) Tiang terbuat dari beton pra-cetak buatan pabrik dan memenuhi standard (SII, dan lain-lain), ukuran : 17x17x300cm. c) Untuk memperkuat tiang, dibuat pondasi beton cor setempat sedalam ± 75cm dengan adukan 1pc:2ps:3kr. d) Tiang kawat duri 4 jalur adalah besi siku L 50x50x5 dipasang pada tiang beton, difinish cat bronze
02.
Syarat-syarat Pelaksanaan. a) Pagar harus dibuat dalam garis lurus dengan letak yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk dari Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. b) Tiang beton harus disambungkan dengan baik dengan panel beton di celahcelahnya. c) Untuk pagar yang melalui tanah miring,pemasangan harus mengikuti arah horizontal dan arah vertical. Sehingga kalau ada celah siku-siku harus ditutup dengan pasangan bata/batu kali.
III.E.
PEKERJAAN PAGAR BESI
01.
Persyaratan Bahan. a) Bagian bawah pagar dibuat dari pasangan batu bata dengan pondasi batu kali dan kolom praktis/sloof beton. b) Bahan untuk dinding tembok harus memenuhi persyaratan untuk pekerjaan batu bata. c) Bahan untuk pondasi beton, harus memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan untuk pekerjaan beton. d) Pagar besi terbuat dari pipa besi hitam Ø 2”, finish cat.
02.
Syarat Pelaksanaan. a) Pembuatan pagar besi harus lurus, rapih dan cukup kuat dengan ketinggian sesuai dengan gambar rencana. b) Pasangan batu bata 1pc:4ps dan pondasi harus dikerjakan sesuai dengan persyaratan pekerjaan pasangan. Pasangan pondasi batu kali 1PC:4PS. c) Kolom-kolom penguat (kolom praktis), dipasang pada setiap jarak ± 3,00 M atau disesuaikan dengan keadaan dilapangan, dengan tulangan utama 4ø 10 mm dan sengkang beugel ø 8-15 cm. d) Penyelesaian akhir, tembok diplester halus, diaci dan kemudian dicat dengan cat Wheathercoat. Pagar besi difinish cat besi, warna cat akan ditentukan oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
III.F.
a.
PEKERJAAN PAGAR PANEL BETON
PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan. 01.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini , sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
b.
c.
d.
02.
Melaksanakan pekerjaan pengecatan, sehingga diperoleh hasil yang baik dan memuaskan.
03.
Tahapan pekerjaan meliputi : a) Persiapan permukaan yang akan diberi cat. b) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. c) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar, dengan warna bahan yang sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
Standard Pekerjaan (Mock Up). 01.
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up akan ditentukan oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
02.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
03.
Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli / aplikator yang berpengalaman dan telah mendapat rekomendasi dari pabrik cat yang digunakan dan cara pelaksanaannya standar dari pabrik cat yang digunakan.
Contoh dan Bahan untuk Perawatan. 01.
Jenis cat yang digunakan adalah produksi yang telah diakui Standard International, memenuhi ISO.9002.
02.
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang2 bidang transparan ukuran 30 × 30 cm . Dan bidang-bidang harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
03.
Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan karena Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum di atas.
Pekerjaan Cat Tembok. 01.
Yang termasuk pekerjaan cat dinding luar adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan / atau bagian-bagian lain dibagian luar yang ditentukan dalam gambar rencana.
02.
Untuk dinding bagian luar bangunan digunakan cat luar dari bahan Emulsi Acrylic jenis Dulux ICI Weathershield atau yang setara.
03.
Semua pekerjaan yang hendak dicat harus dibersihkan dan bebas dari kotoran lepas, minyak dan kotoran-kotoran lainnya.
04.
Cat dasar/primer yang digunakan adalah cat dasar tembok dari merk yang sama dari cat.
05.
Sebelum dinding dicat dasar, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retakretak dan Kontraktor harus meminta persetujuan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. 12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
06.
Pekerjaan cat dasar dilaksanakan dengan roll dan lapisan cat dasar dibuat setipis mungkin sampai merata.
07.
Pada konstruksi baru dimana sifat alkali tinggi mungkin dijumpai perlu digunakan 1 lapis Bulls Eye 123. Lapisan tersebut dibiarkan mengering selama 1 jam sebelum memakai Dulux ICI Weather Shield. Untuk finishing akhir digunakan 2 lapis Dulux ICI Weather Shield atau setara.
08.
Untuk pengecatan ulang (konstruksi lama), semua permukaan harus terlebih dulu dibersihkan dari jamur dan cat lama yang sudah mengelupas dan setelah itu diberi Bulls Eye 123. Sealer tersebut dibiarkan mengering selama 6 jam. Bila konstruksi lama mengalami penjamuran yang hebat, maka diperlukan perlakuan khusus (sesuai dengan ketentuan pabrik) untuk mencegah kemungkinan jamur menyerang dari bagian dasar cat.
09.
Semua pekerjaan cat dinding luar (full system) harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam pekerjaan ini dan mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik pembuatnya.
10.
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoranpengotoran.
e. Pekerjaan Cat Besi.
f.
01.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar beserta pintunya, pintu-pintu besi, talang-talang dan pekerjaan besi lain yang ditentukan dalam gambar.
02.
Cat yang dipakai adalah merk ICI jenis Super Gloss atau setara.
03.
Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.
04.
Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar Epoxy. Sambungan las dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua lapis U-pox Red lead primer 520-1130 setebal 20 mikron.
05.
Setelah kering sesudah 24 jam dan dibersihkan kembali dari kotoran-kotoran oli dan sebagainya disemprot 1 lapis. Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir Super Syntethic Enamel dikuas 2 lapis setebal 70 mikron.
06.
Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas 2 lapis.
07.
Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
Pekerjaan Cat Bronze. 01.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar kawat duri beserta tiangnya dan pekerjaan besi lain yang ditentukan dalam gambar. 13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Cipulir
Proyek : PekerjaanPagar Belakang Gedung Transit HouseDepartemen Luar Negeri
RI
02.
Cat yang dipakai adalah merk ICI jenis bronze atau setara.
03.
Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.
04.
Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar Epoxy. Sambungan las dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua lapis U-pox Red lead primer 520-1130 setebal 20 mikron.
05.
Setelah kering sesudah 24 jam dan dibersihkan kembali dari kotoran-kotoran oli dan sebagainya disemprot 1 lapis. Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir cat bronze dikuas 2 lapis setebal 70 mikron.
06.
Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas 2 lapis.
07.
Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
14