PERSYARATAN PERSYARA TAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG PELINDUNG KOLAM LABUH LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
PERSYARATAN - PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN BAB I.
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
Pasal 01.
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pembangunan Turap Pelindung Kolam Labuh Sisi Selatan SHEET PILE FPC.220.8S.A.500 FPC.220.8S.A.500 meliputi : 1. Pemancangan Pemancangan Turap Turap Pelindung Kolam Labuh Sisi Selatan SHEET PILE FPC.220.8S.A.500 beton untuk menahan tebing di belakang area pengembangan yang ditimbun (reklamasi) (reklamasi),, agar tidak longsor setelah pengerukan kolam labuh. 2. Membetuk area pengembangan PPI dan untuk melakukan aktivitas perikanan.
Pasal 02.
SETTING OUT
1. Untuk menentukan posisi dan ketinggian rencana bangunan di lapangan Pemborong harus melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan referensi Bench Mark atau titik tetap di lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi. 2. Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang mempunyai presisi tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya disampaikan ke Direksi untuk mendapatkan mendapatkan persetujuan. 3. Dalam hal terdapat perbedaan rencana gambar dan hasil pengukuran yang dilaksanakan pemborong dengan kenyataan yang ada di lapangan, maka sebelum melanjutkan pekerjaan yang mungkin di pengaruhi perbedaan tersebut pemborong harus melaporkan hal ini kepada Direksi untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara. 4. Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas keamanan konstruksi dan kelancaran operasional penggunaan bangunan tersebut.
Pasal 03.
PATOK-PATOK REFERENSI, BOUWPLANK DAN PENGUKURAN
1. Direksi akan menetapkan 2 (dua) Bench Mark sebagai referensi yang ditetapkan di lapangan. Bila Bench Mark belum ada makn pemborong berkewajiban membuat Bench Mark sesuai dengan petunjuk Direksi. 2. Semua batas ketinggian (elevasi) dinyatakan dalam satuan Matrik terhadap Low Water Spring (LWS), sedangkan ukuran-ukuran dinyatakan dalam satuan matrik, kecuali bila dinyatakan lain. 3. Pemborong harus atau wajib membuat Bowplank dan memasang patok-patok pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjadi ketelitian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain-lain, yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
Page 1
PERSYARATAN PERSYARA TAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG PELINDUNG KOLAM LABUH LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
4. Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu, Bowplank harus disetujui Direksi. Patok-patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh Direksi. 5. Pemborong harus mengadakan pengamatan pasang surut selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Pengamatan pasang surut boleh menggunakan peralatan otomatis (Automatic Tide Gauge) atau dengan pemasangan palem dan diamati berkala secara manual, hasilnya akan ditempatkan di tempat yang aman.
Pasal 04.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Persiapan Lapangan Untuk tempat kerja, penumpukan bahan-bahan, bangunan gudang, Direksi Keet dan lain-lain pemborong harus membersihkan dan membenahi lapangan. 2. Penerangan, Pagar dan tanda-tanda Pengaman Pemborong harus menyediakan penerangan di daerah kerja, membuat pagar sementara di sekeliling lokasi kerja menyediakan tanda-tanda pengamanan yang perlu. 3. Bangunan Sementara Untuk menjamin keamanan bahan dan pelengkapan lain yang dianggap perlu, Pemborong harus menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup kuat dan aman dari risiko hilang atau rusak. Dan pemborong juga diwajibkan menyediakan barakbarak untuk pekerja. 4. Kantor Direksi dan Pemborong a. Pemborong harus menyediakan menyediakan kantor kantor Direksi di lapangan, lapangan, yang letaknya dekat dengan kantor Pemborong, terdiri dari ruangan-ruangan sebagai berikut : Ruang Direksi (3 x 4) = 12 m 2 Ruang Teknis (3 x 3) = 9 m 2 Ruang Rapat (4 x 4) = 16 m 2 Gudang dan Los Kerja (5 x 5) = 25 m 2 • • • •
Kontruksi kantor bersifat sementara, lantai dari ruang-ruang dibuat dari beton rabat, dinding dari papan. Pemborong juga harus menyediakan kantor sementara dengan luas dan kualitas minimum sama dengan kantor Direksi. b. Pemborong juga harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan kantor Direksi. c.
d.
Perlengkapan kantor Pemborong mneyediakan perlengkapan, perlengkap an, Kantor Pemborong dan Kantor Direksi. Pemborong diwajibkan menyediakan alat komunikasi agar hubungan antara Direksi Keet, Keet Kontraktor dan site dapat berjalan dengan lancar. Pemborong bertanggung jawab atas perawatan perawatan kantor dan perlengkapan perlengkapan kantor Direksi.
Page 2
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
e.
Setelah pekerjaan selesai seluruh kantor dan perlatannya harus dipindahkan dan Pemborong berkewajiban untuk membongkar dan memindahkan bila diminta Direksi.
Pasal 05.
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk peiaksanaan pekerjaan ini. Lokasi tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa/pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku. Harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betui diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan Direksi.
Pasal 06.
MATERIAL Material yang dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan ini diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan. Jika pemborong menggunakan bahan lain selain yang disyaratkan, maka mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Tender, sebelum pemesanan bahan harus diberitahukan pada Direksi yang meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan yang dipesan, untuk mendapatkan persetujan.
Pasal 07.
KODE STANDARD, SERTIFIKAT DAN LITERATUR DARI PABRIK Pemborong harus menyediakan di lapangan antara lain Foto Copy persyaratan, standard bahan, katalog, rekomendasi dan sertifikat dari pabrik dan informasi lainnya yang diperlukan untuk semua material yang dipergunakan dalam proyek ini serta petunjuk pemasangan barang-barang tersebut harus mengikuti prosedur yang direkomendasikan oleh pabrik.
Pasal 08.
LALU LINTAS Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan, Pemborong harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu kelancaran Ialu lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan prasarana lainnya. Bila mana terjadi kerusakan, Pemborong berkewajiban untuk memperbaiki/mengganti.
Pasal 09.
CUACA Pekerjaan harus dihentikan bila cuaca tidak mengijinkan yang mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan.
Pasal 10.
SERVICE SEMENTARA Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Page 3
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
Pasal 11.
PERALATAN SURVEY Pemborong harus menyediakan peralatan yang sewaktu-waktu akan dipakai oleh Direksi dan staf, alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan pemborong wajib menyediakan operator dari peralatan tersebut dan setelah pekerjaan selesai seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada pemborong. Alat-alat yang diperlukan minimal terdiri dari : 2 buah theodolit-wild T1 atau yang sejenis 1 buah level-wid Na2 atau yang sejenis 2 buah leveling rods, panjang 3 dan 5 m dibuat dari aliminium atau kayu 2 buah "staft buble"-adjustable type 1 buah optical square (prism), 2 way 1 buah 300 m tag line, 6 mm diameter polypropylene dan 1 m diameter reel 1 buah 50 m sounding line and lead weight • • • • • • •
Pemborong harus menyediakan perahu (motor boat) untuk keperluan pelaksaan pekerjaan (survey), Pemborong bertanggung jawab atas semua peralatan survey tersebut terhadap parawatan, kerusakan/kehilangan.
Pasal 12.
PERALATAN LABORATORIUM Pemborong harus menyedinkan peralatan laboratorium yang akan dipakai oleh Direksi dan Staf. Alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan pemborong wajib menyediakan operator peralatan tersebut. Setelah pekerjaan selesai, seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada pemborong. Alat-alat tersebut terdiri dari : 1 buah concrete hammer test 1 set ayakan berukuron 3/4, no. 4, 10, 40 dan 200 1 timbangan neraca 3 set alat pembuatan kubus beton 2 alat percobaan slump test • • • • •
Page 4
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
BAB II.
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN
Pasal 13.
UMUM
1. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indanesia, mengenai bahan bangunan serta persyaratannya akan dicantumkan di bawah ini. 2. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh, pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi sepanjang mutunya paling tidak sama atau lebih tinggi apa yang disyaratkan. 3. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis sepanjang memenuhi persyaratan teknis dan pemborong diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.
Pasal 14.
BAHAN DAN AGREGAT BETON
1. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras, bersih dari kotoran-kotoran, zat-zat kimia organik dan anorganik dan yang dapat merugikan mutu beton ataupun baja tulang dan bersudut tajam. Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti Tabel1
2. Prosentase berat faksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm, kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan. Kecuali ketentuan diatas, semua ketentuan mengenai agregat halus beton (pasir) pada PBI 1991 harus dipenuhi. 3. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maximum 3 cm yang mempunyni bidang pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus. 4. Batu pecah diperoleh dari batu yang keras sesuai dengan persyaratan PBI, bersih serta bebas dari kotoran-kotoran yang dapat mempengaruhi kekuatan dan mutu beton maupun baja. Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti Tabel Prosentase Lewat Saringan di bawah ini.
5. Bilamana diperlukan pemborong harus mengadakan pencampuran-pencampuran butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size distribution) seperti yang disyaratkan pada butir 1 dan butir 2 pada pasal 14. Page 5
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
Pasal 15.
BAJA TULANGAN
1. Besi untuk tulang beton yang akan digunakan dalam pekerjnan sipil/civil works yaitu konstruksi dermaga adalah baja dengan mutu BJTP 40 SNI 07-2052-2002 dengan diameter pengenal seperti ditetapkan pada gambar kerja dan untuk pekerjaan bangunan/ building works seperti kantor pelabuhan dan gudang adalah BJTP 24 SNI 07-2052-2002 untuk diameter <12 mm dan BJTP 40 SNI 07-2052-2002 untuk diameter >12 mm. 2. Baja tulangan ulir (deformasi) digunakan jenis baja ulir U 32, produksi Krakatau Steel atau yang setara. 3. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat dan bila Direksi memandang perlu, contoh akan diuji di Laboratorium atas beban pemborong. Jumlahnya akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan. 4. Penyimpanan atau penumpukan harus sedemikian sehingga baja tulangan terhindar dari pengotoran- pengotoran minyak, udara lembab lingkungan yang dapat menyebabkan baja berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, sebaiknya baja terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum dan setelah pembengkokan. Baja tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung berhubungan dengan tanah. 5. Penyambungan baja tulangan dengan diameter 16 mm menggunakan alat pengelasan, panjang sambungan 40 kali diameter baja tulangan.
Pasal 16.
SEMEN
1. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah port land semen Type I yang memenuhi ketentuan dan syarat-syarat dalam SNI 0013-81. 2. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru, kantongkantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan-sobekan. 3. Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari pengaruh hujan dan lembab udara dan tanah semen ditumpuk di dalamnya di atas lantai tanggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi penumpukan maksimum 15 kantong semen, yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan keluar proyek. 4. Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya. Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan sehingga untuk itu pemborong diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutannya tiba di lapangan. 5. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya struktural. Bilamnna Direksi memandang perlu, pemborong harus mefakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah mutu semen memenuhi syarat, atas biaya pemborong. Pasal 17.
AIR KERJA
1. Air yang dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih, bebas zat-zat organik atau unorganik yang terkandung dalam air, yang dapat mempengaruhi Page 6
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
kekuatan keawetan dari beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum. 2. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-lain harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipakai. 3. Pemborong harus menyediakan tempat-tempat penampungan air kerja di lapangan untuk menjamin kelancaran kerja. 4. Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu pemborong diperbolehkan membuat sumur air bersih dalam daerah kerja pelabuhan sepanjang memenuhi persyaratan atas beban biaya pihak pemborong.
Pasal 18.
BEKISTING
1. Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu klas II bila menurut kebutuhan PPKI 1970 atau kayu lapis (plywood) ataupun kayu lokal yang memenuhi persyaratan. 2. Ukuran tebal papan bekisting minimal 3 cm dan toleransi perbedaan tebal minimal adalah ± 2 mm. Sila untuk papan bekisting dipakai plywood tebal minimal 16 mm. Papan bekisting harus kering udara agar tidak menyusut pada waktu dipakai. 3. Apabila kayu yang akan digunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat diperoleh di pasaran, maka pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi dengan jenis dan ukuran kayu yang berbeda namun mutunya minimal sama atau lebih tinggi dari yang disyaratkan. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuan secara tertulis. 4. Untuk konstruksi gelagar/rusuk-rusuk penguat dipakai kayu sejenis atau yang lebih baik dengan ukuran yang memadai sesuai perhitungan. Bilamana akan digunakan dolken, diameter minimal harus 12 cm, lurus, tidnk banyak cacat dan diameter terkecil pada salah satu ujungnya harus lebih besar dari 10 Cm. 5. Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran cetakan beton (bekisting) serta memotong stek tulangan yang muncul ke permukaan beton dan menutupnya dengan adukan beton.
Pasal 19.
URUGAN
1. Material urugan yang boleh digunakan adalah material yang memenuhi syarat besar butir rata-rata kurang dari 20 % lewat saringan No. 200. Untuk material urugan tersebut harus memenuhi batas-batas gradasi (grain size distribution) sebagai berikut
Page 7
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
2.
Material urugan harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain. 3. Butiran material urugan harus cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis minimal 1,7 ton/m3 dan specific gravity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4. Pasal 20.
MATERIAL SIRTU
1. Material Sirtu yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan batas gradasi sebagai berikut :
2. Material sirtu harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain. 3. Butiran material sirtu cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis minimal 1,7 ton/m3 dan specific gravity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.
Pasal 21.
SUMBER MATERIAL URUGAN DAN SIRTU
1. Pemborong harus bertanggung jawab atas supply seluruh material yang diperlukan sebagai bahan urugan atau sirtu dalam pekerjaan ini, serta mencari lokasi-lokasi sumber material ynag akan ditetapkan dengan petunjuk Direksi. 2. Pemborong diwajibkan mengambil beberapa sample dan memeriksa grain size distribution dan mutu bahan urugan dan sirtu tersebut untuk diajukan kepada Direksi. 3. Bila material urugan dan sirtu tidak tersedia secara cukup di satu lokasi, maka Direksi dapat menyetujui penggunaan material campuran dari beberapa lokasi. Dalam hal ini material-material tersebut harus dicampur terlebih dahulu untuk memenuhi persyaratan di atas sebelum dipakai.
Pasal 22.
BATU
1. Batu yang akan dipakai untuk berbagai keperluan dalam pekerjaan ini haruslah batu pecah (belah) yang ukurannya disesuaikan dengan keperluan atau gambar kerja. 2. Batu yang diperlukan untuk kontruksi talud, batu pelindung (armor rock) harus dari batu yang bersifat keras, specific gravity (Gs) minimum 2,5 ton/m3, tidak menunjukkan tanda lapuk, bentuk persegi panjang tak beraturan, bergradasi baik, dengan ukuran sesuai dengan persyaratan, berupa batu belah yang berasal dari
Page 8
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
batu kali atau batu gunung. Batu yang fidak bersudut sama sekali tidak diperbolehkan untuk dipakai. 3. Untuk kontruksi pasangan batu-kosong bentuk batu sedemikian rupa mengingat pasangannya tidak menggunakan perekat, sehingga celah-celah yang kosong dapat dan harus diisi dengan batu yang berukuran lebih kecil, dan disesuaikan dengan gambar desain atau gambar kerja. BAB III PEKERJAAN BETON BERTULANG Pasal 23.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini terdiri dari menyediakan semua peralatan kerja, tenaga kerja, alat-alat perlengkapan dan pelaksanaan untuk semua pekerjaan beton dan grouting yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam kontrak. Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum dan meliputi semua pekerjaan beton bertulang seperti balok, poer dan lain-lain sebagainya, kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan secara khusus.
Pasal 24.
PEKERJAAN BEKISTING DAN PENYANGGA Untuk mendapatkan bentuk penampang dan ukuran dari beton seperti dalam gambar kerja (kontruksi), maka bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teiiti dan kokoh. Bekisting untuk pekerjaan beton pada lantai, balok lantai, poer dan lain sebagainya dapat memakai kayu atau pelat baja besi. Pengerjaan bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan harus diajukan ke Direksi untuk disetujui. Diameter minimum dolken adalah 15 cm dan jarak antara balok pendukung papan bekisting maksimum 40 cm. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran dan kering dari air, agar mendapatkan mutu beton yang diharapkan sebagai jaminan bahwa bagian dalam bekisting bersih dan tidak ada genangan air digunakan kompresor. Finishing beton bertulang dalam arti penambahan-penambahan sejauh mungkin dihindari dan perataan permukaan beton bila terpaksa harus dilakukan sesuai petunjuk Direksi. Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI 1971 dan SKSNI 1991 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi. Bekisting balok tidak boleh dibuka, sampai lantai di atasnya sudah sesuai dicor dan telah mengeras.
Pasal 25.
PEKERJAAN BAJA TULANGAN
1. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, pembengkokan sambungan, penghentian, dibuat oleh kontraktor dan diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI 1971 dan SKSNI 1991.
Page 9
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
2. Diameter-diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja dan jika diameter tersebut akan diganti, maka jumlah luas penampang per satuun lebar beton harus minimal sama dengan luar penampang rencana, sebelum melakukan perubahan-perubahan harus mendapat persetujuan Direksi. 3. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan/penempatan, dan tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah ditempatkan kecuali apabila hal itu terpaksa dan sudah mendapat persetujuan Direksi. 4. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus dijaga jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut (beton deking) = 7 cm, untuk bagian yang langsung berhubungan dengan air laut ataupun yang berhadapan dengan air/hawa laut, sedangkan bagian lainnya atau yang tidak berhubungan dengan air laut = 5 cm. 5. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu diperiksauntuk memastikan penelitian tempatnya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bila mana perlu. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau digambar bila mana dianggap Direksi akan melemahkan kontruksi. 6. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi. 7. Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan terhadap bidang horizontalnya adalah ± 5 mm.
Pasal 26.
PEKERJAAN PERCOBAAN CAMPURAN BETON DAN ADUKAN BETON Pekerjaan beton dalam pelaksanaannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang termuat dalam PBI 1971 dan SKSNI 1991, baik mengenai material koral, pasir semen dan baja maupun pelaksanaannya.
1. Mutu beton Untuk beton bertulang kekuatan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah berdasarkan kekuatan karakteristik (K). Kekuatan karakteristik beton 300 kg/cm2 dengan pemakaian PC minimum 400 kg untuk tiap 1 m3 beton, faktor air semen maksimum 0,45 dan slump beton yang diperkenankan di lapangan = 7 cm, untuk ini pemborong harus membuat mixed design dengan persetujuan Direksi. 2. Kelas Beton
3. Percobaan Campuran (Mixed Design) Sebelum pelaksanaan pembetonan, pemborong terlebih dahulu harus mengadakan percobaan campuran (Mixed Design) untuk membuat mutu karakteristik beton Page 10
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
seperti yang disyaratkan dan untuk mengetahui komposisi campuran beton (Pasir, semen dan batu pecah). 4. Slump yang diperkenankan adalah 8-10 cm. Dalam menentukan atau mendapatkan mutu beton sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan, harus dilakukan dengan menggunakan ukuran yang sudah tertentu, baik material betonnya maupun ukuran penggunaan air (ember tertentu) yang mana ukuran tersebut nantinya akan digunakan selama pelaksanaan konstruksi (seperti gambar) • • • •
Semen = s Kerikil = k Pasir = p Air = a
Percobaan ini dilakukan sampai mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan yaitu : K > K Syarat (k = 300) Pekerjaan kontruksi pengecoran/beton boleh dilaksanakan, tetapi kalau: K < K Syarat (k = 300) Maka percobaan harus terus dilakukan dengan komposisi lain, sampai mendapatkan mutu beton sesuai dengan yang disyaratkan. Bilamana kekuntan karakteristik telah dicapai dengan komposisi agregat tersebut di atas dan telah disetujui oleh Direksi harus digunakan dalam pemakaian selanjutnya. Segala perubahan dalam masa pelaksanaan terhadap campuran agregat yang telah disetujui harus menclapat persetujuan Direksi. Jumlah sample harus disediakan oleh pemborong untuk tiap seri pengetesan atau percobaan adalah 20 (dua puluh) buah dan laboratorium tempat percobaan nkan ditentukan Direksi atau dengan persetujuan Direksi.
Pasal 27.
PEKERJAAN PENGECORAN BETON
1. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan adanya penghentian pengecoran (cold-joint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat yang aman dan sebelumnya sudah menclapat persetujuan Direksi. Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya (peralatan) untuk pengamanan, pelindung dan lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran. 2. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata pemborong harus memakai mesin pengaduk. Mesin pengaduk harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk melayani volume pekerjaan yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari minyak sebelum dipakai. Setiap campuran beton harus diaduk sehingga merata/homogen dan waktu pengadukan minimum adalah 2 menit untuk setiap kali pencampuran.
Page 11
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
3. Bilamana perlu pemborong diperkenankan untuk menggunaKan concrete pump, gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ke tempat yang akan dicor. Pengangkutan beton tidak dibenarkan dengan ember-ember. 4. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak bekisting dan lain-lain, harus dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran. 5. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator dapat dibantu dengan penyodokan apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin dilakukan dengan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi terlebih dahulu. 6. Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujunn dari Direksi. Penghentian maksimum 2 jam. Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan sebelumnya adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiram dengan air semen campuran 1 PC: 0,45 air. 7. Selama waktu pengerasan beton harus dilindungi dengnn air bersih atnu ditutup dengan karung karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran. 8. Apabila cuaca diragukan, sedangkan pengawas atau Direksi menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan 9. alat pelindung atau terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor. Pengecoran tidak diizinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik di atas 32°C. 10. Untuk setiap 5 m3 pengecoran, pemborong diwajibkan mengambil contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam PBI 1971 dan SKSNI 1991. Slump yang diperkenankan dalam pelaksanaan adalah antara 7 cm dan faktor air semen maximum 0,45. Pengambilan-pengambilan contoh di atas sesuai petunjuk Direksi. Kubus-kubus dijaga agar dapat mengeras dengan baik. 10. Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan karakteristiknya di laboratorium yang dapat disetujui Direksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari K yang disyaratkan (K.300) maka pemborong diwajibkan untuk
Page 12
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
mengajukan rencana dan mengadakan penguatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya pemborong. 11. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai yang disyaratkan pemborong harus mengambil core-sample dari bagian-bagian konstruksi yang diragukan. Jumlah core-sample untuk tiap pemeriksaan adalah tiga buah, dan selanjutnya akan diperiksa di laboratorium dengan persetujuan Direksi. Hasilnya akan dievaluasi Direksi dan bila nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, harus dilakukan perbaikan konstruksi tersebut atas biaya pemborong. 12. Seluruh pekerjaan beton bertulang ditambahkan bahan campuran beton serat polypropylene murni yang dapat mengontrol retak yang disebabkan oleh muai dan susut karena panas, meningkatkan daya tahan terhadap kejut, mengurangi permeabilitas dan menambah daya tahan beton. Sifat-sifat polypropylene murni harus memenuhi syarat sebagai berikut : Penyerapan : nol Berat jenis : 0,9 Panjang serta : 19,0 mm Titik leleh : 160-170°C Titik bakar : 570°C Daya hantar panas : rendah Ketahanan terhadap asam dan garam : tinggi Ketahanan terhadap alkali : tinggi Kekuatan tarik : 5600-7700 kg/cm2 Modulus Young's : 35.000 kg /cm2
13. Pengecoran plat beton dermaga ditambahkan floor hardener dan dihaluskan dengan mesin penggosok taller. 14. Campuran beton perlu ditambah dengan fly ash, untuk membuat beton kedap air dan ukuran spilt maksimum adalah 2 cm. Slump beton maksimum 8-10 cm. Guna memperlambat setting time dapat ditambahkan retarder atau air es.
Pasal 28.
PEKERJAAN BALOK DAN LANTAI BETON Mutu beton yang disyaratkan untuk pekerjaan balok dan lantai adalah K-300. Tulangan yang direncanakan untuk pekerjaan ini adalah besi beton mutu U-32, produksi Krakatau Steel atau yang setara. Bilamana pemborong hendak memakai baja tulangan lebih tinggi dari yang disyaratkan, pemborong mengajukan pada Direksi untuk persetujuan. Kontruksi bekisting harus cukup kokoh agar tidak terjadi perubahan-perubahan bentuk pada waktu pengecoran maupun masa pengerasan. Pemborong harus mengajukan rencana konstruksi bekisting kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui. Ukuran penopang jadi dari beton tidak boleh kurang dari apa yang disyaratkan dalam gambar kerja dan penyimpangan tidak boleh lebih 1% dari ukuran yang bersangkutan. Selimut beton yang disyaratkan untuk pekerjaan konstruksi yang berhubungan langsung dengan air lout harus memakai selimut beton setebal 7 cm, sedangkan konstruksi yang tidak berhubungan langsung dengan air Page 13
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
lout cukup setebal 5 cm. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pemborong harus mengikuti persyaratan-persyaratan sesuai pekerjaan beton bertulang dan ketentuanketentuan lain dalam PBI 1971 dan SKSNI 1991. Kanstin beton dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran beton di tempat, dengan ukuran 15 x 15 cm, yang selanjutnya difinishing dan dicat dengan warna selang-seling kuning hitam (lihat gambar rencana).
Pasal 29.
PEKERJAAN BIT
1. Pembuatan bit dilakukan harus sesuai dengan gambar. 2. Struktur bit terdiri dari dua material utama, yaitu pipa baja galvanis yang diisi dengan cor beton. Untuk tempat ikatan tali kapal pada bit, sebuah batang silinder dari besi galvanis dipasang melintang menembus pipa bit melalui lubang yang dibuat sebelumnya. Setelah dimasukkan melintang melalui lubang yang tersedia, batang silinder kemudian dilas dengan pipa utama. 3. Pekerjaan beton dan pemancangan bit harus sesuai dengan bab mengenai pekerjaan beton dan pekerjaan pemancangan. Pipa bit harus dilas dengan besi tulangan dari struktur dermaga pada posisi yang terdekat. 4. Pada tahap penyelesaian harus bit yang terlebih dulu diselesaikan, stek-stek besi tulangan dan kemudian secara bersamaan dilakukan pengecoran dengan konstruksi beton poer, sehingga didapatkan konstruksi yang monolit. Bitt dicat dengan warna hitam atau dengan warna yang disetujui Direksi.
Pasal 30.
AIR KERJA
1. Untuk adukan, maka air yang dipakai hnrus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton. 2. Pengurangan air kerja harus mendapat persetujuan Direksi. 3. Bila akan dipakai air bukan berasal dari air minum dan mutunya meragukan, maka Direksi dapat minta kepada Pemborong untuk mengadakan penyelidikan air secara laboratoris dan penyelidikan tersebut atas tanggungan pemborong.
Pasal 31.
BETON PRACETAK
1. Persyaratan umum yang berhubungan dengan beton bertulang biasa tetap berlaku, sedangkan persyaratan lain yang berhubungan dengan pekerjaan beton pracetak terdapat di dalam pasal-pasa! berikut ini. 2. Pemborong harus menyerahkan usulan rencana-rencananya secara fierperinci untuk pelaksanaan fabrikasi beton pracetak/precast, perawatan dan kemudian pembongkaran, serta pengangkutan dari tempat pencetakan elemen-elemen beton pracetak. Semua rencana tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Page 14
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
3. Pemborong harus menyediakan lapangan yang cukup luas dengan lantai beton yang kokoh dan rata tempat pekerjaan pembuatan beton pracetak akan di lakukan. 4. Elemen-elemen beton pracetak/precast dicetak dengan pengecoran beton secara kontinyu dengan suatu cara pelaksanaan dan peralatan yang memndai, yang sebelumnya mendapat persetujuan Direksi. 5. Unsur beton pracetak harus dicetak dengan toleransi ukuran ± 5 mm dari ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar. Lebih lanjut tidak ada permukaan balok atau lantai yang menyimpang lebih dari 5 mm dari pinggir yang lurus sepanjang 3 m dan pada bagian tengah dari unsur tidak boleh menyimpang lebih dari 10 mm dari garis tengah. 6. Cetakan/bekisting harus dibuat kokoh, rapat pada sambungan-sambungannya, rapi dan benar, serta harus direncanakan sedemikian hingga mudah untuk dibuka dan dipasang kembali. Bagian-bagian yang memerlukan ketelitian dan atau kerapian pada elemen beton pracetak harus dibuat dengan cetakan yang terdiri dari lembaran plat baja. Cetakan harus ditempatkan dengan betul untuk mencegah penonjolan atau penyimpangan bentuk hasil pengecoran. 7. Cetakan pada bagian-bagian pinggiran dari beton pracetak boleh dipindahkan setelah 72 jam asalkan beton tersebut telah mengeras dan disetujui Direksi. 8. Pemborong harus menyerahkan perhitungan gambargambar kepada Direksi untuk persetujuan.
rencana
cetakannya
dan
9. Pada pertemuan atau sambungan konstruksi antara unsur pracetak beton biasa, maka semua permukaan horizontal dan vertikal dari unit beton pracetak harus dibersihkan dengan sikat kawat untuk menyingkirkan semua benda dan kotoran atau bagian agregat yang menonjol. 10. Setiap bagian/eleman beton pracetak harus diberi tanda pengenal pada bagian atas permukaan untuk menunjukkan nomor urut, lokasinya atau bagian manutari struktur dermaga atau trestle dan tanggal pembuatan/pengecorannya. Tanda-tanda identitas ini harus sejalan dengan rencana penempatan. 11. Pemborong diminta untuk mengajukan rencana pengangkatan, pengangkutan, penurunan dan pengumpulan semua elemen beton pracetak dan selama masa pengerasan beton pracetak harus dirawat sesuai persyaratan. Dalam masa tersebut beton precast tidak boleh dipindahkan kecuali dengan persetujuan Direksi. 12. Unit-unit beton pracetak harus diangkat tepat pada rencana titik angka yang telah disetujui Direksi. Unit beton pracetak dapat diangkat dari tempat pracetaknya untuk menyimpan kalau kekuatan rata-rata dari paling sedikit 3 kubus yang dibuat dari bahan beton yang sama paling sedikit 2,5 kali tegangan yang dihasilkan pada saat diangkat.
Page 15
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
13. Unit beton pracetak harus dikumpulkan dan disusun dengan cara yang telah disetujui Direksi. Pengumpulan beton harus diatur sehingga unit-unitnya dapat digunakan menurut umur. Unit-unit beton pracetak harus dilindunyi dari sinar matahari langsung. 14. Beton deking yang dimaksud adalah untuk peiindungan tulangan-tulangan terhadap bahaya karat. Tebal selimut beton pracetak disyaratkan 5 cm, kecuali bagian-bagian tertentu yang langsung terkena atau terpengaruh air laut minimal 7 cm. Untuk menjamin hal ini perlu dibuat tahu tahu beton dengan ukuran 5 x 5 atau 8 x 8 cm dibuat diatas tanah yang rata, didasari tripleks dan pada bagian atas tahu-tahu beton tersebut harus terpasang pengikat dari kawat ikat/bindrad. 15. Sebelum pengecoran beton pracetak (precast) dilakukan, permukaan pada baja agar diolesi form oil agar permukaannya sempurna dan mudah mengangkatnya. 16. Unit-unit beton pracetak baru boleh dipindahkan dari tempat pengumpulan ke tempat pemasangannya bila telah berumur paling sedikit 21 hari, atau beton 1 telah mencapai tegangan minimal (3 conch) 95 % dari tegangan pada usia beton 28 hari. 17. Penempatan elemen-elemen beton pracetak pada tempat yang sebenarnya harus dengan memakai peralatan yang memadai sehingga elemen beton-beton pracetak tidak mengalami gaya gaya yang berlebihan yang dapat menyebabkan retak-retak rambut, serta agar dapat dilaksanakan dengan rapi dan rapat satu sama lainnya sehingga pengecoran beton di atasnya terjamin tidak bocor serta dapat diiakukan dengan baik. 18. Sebelumnya dilakukan pengecoran beton ditempat, semua tulangan yang diperiukan harus sudah terpasang di tempatnya dengan kokoh. Bagian dalam bekisting; permukaan beton dan tulangan harus dibersihkan dari kotoran yang dapat menurunkan mutu beton, celah-celah yang ada antara elemen-elemen beton pracetak dan lain-iain harus ditutup dengan baik, serta kemudian permukaan beton disiram dengan campuran air semen sampai merata.
BAB IV.
PEKERJAAN TURAP (SHEET PILE)
Pasal 32
JENIS DAN UKURAN TURAP
Material yang digunakan adalah sheet pile yang mempunyai : a. Sheet Piles Type Plat (FPC.220.6S.A.500) b. Cracking Momen 3,38 (ton.m) c. Kuat desak = 500 kgf/cm2 Yang termasuk pada pekerjaan Sheet piles ini ialah : Memancang Type Sheet Piles yaitu Corrugated Prestressed Concrete Sheet Piles (CPC) beton dengan panjang sesuai dengan gambar kerja. Ukuran dan bentuk penampang sheet piles harus sesuai dengan spesifikasi yang telah Ditetapkan, sehingga tidak mempersulit pada saat penyambungannya. Metode pemancangan menggunakan vibro hammer dan water jet (special order) •
•
•
Page 16
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
Pasal 33.
TOLERANSI TITIK PANCANG
1. Pelaksanaan pemancangan turap harus tegak sedemikian sehingga diperoleh hasil sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja. 2. Toleransi maksimum yang diijinkan terhadap hasil pemancangan turap adalah 10 cm penyimpangan dari posisi yang benar.
3. Bila toleransi terlampaui, tiang harus diperbaiki, diperkuat dengan konstruksi tertentu, dicabut atau lain sebagainya sesuai dengan keputusan Direksi, dengan biaya Pemborong.
Pasal 34.
ALAT PANCANG/SHEET PILE DRIVING HAMMER
1. Pemborong harus menyediakan peralatan untuk pemancangan sedemikian lengkap sehingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi. 2. Mesin pancang atau hammer harus jenis Vibro-Hammer 3. Hammer harus dapat melakukan pemancangan kontinyu sampai kedalaman yang direncanakan. 4. Penghentian pemancangan sebelum mencapai setting atau kedalaman rencana harus mendapat persetujuan Direksi. 5. Alat pancang harus dilengkapi dengan ladder yang cukup panjang dan dapat digerakkan secara hydrolik atau mekanis, untuk menjamin pemancangan tiang-tiang tegak dapat dilaksanakan. 6. Pemancangan sheet pile harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai kedalaman penetrasi yang telah dipersyaratkan. Jika pada waktu pemancangan didapati lapisan tanah keras pada kedalaman Yang berbeda dengan yang disyaratkan pada gambar kerja, sehingga pemancangan tidak mungkin dilanjutkan, Kontraktor wajib memberikan laporan pada Direksi dan Konsultan Pengawas. Pemancangan akan diteruskan / dihentikan sesuai dengan keputusan dari Direksi dan Konsultan Pengawas. 7. Kedalaman Tiang Pancang berdasarkan hasil soil test dan perhitungan adalah sesuai dengan gambar kerja. 8. Kontraktor dibayar sesuai dengan panjang tiang pancang yang terpasang dari toelevel sampai dengan caping level. Panjang atau dalamnya tiang pancang mungkin berubah sesuai hasil di lapangan. Tambahan akan dibayarkan jika Kontraktor dapat membuktikan bahwa kondisi tanah yang tidak memenuhi kriteria perencanaan. Namun jika kegagalan tersebut sebagai akibat kesalahan metoda pemancangannya, maka Kontraktor tidak akan dibayar meskipun terjadi Page 17
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
penambahan pemancangan, penggantian tiang pancang uji beban atau pekerjaanpekerjaan lain yang terpengaruh olehnya. Kerja tambah harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi dan Konsultan Pengawas. Pasal 35.
PEMANCANGAN TURAP
1. Pemancangan turap dilakukan dengan alat tersebut diatas dan bila tidak memungkinkan dapat dengan pengeboran terlebih dahulu yang dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi. 2. Urutan-urutan pemancangan tiang-tiang agar direncanakan sesuai kondisi pekerjaan sedemikian sehingga pelaksanaan pemancangan dapat berjalan dengan lancar dan baik serta turap-turap yang dipancang lebih dahulu tidak terganggu. Pemborong harus mengajukan rencana kerja pemancangan kepada Direksi untuk dievaluasi dan diberi persetujuan tertulis oleh Direksi. 3. Pemancangan turap dilaksanakan sampai final set, apabila terjadi permasalahan di lapangan penghentian dapat dilaksanakan hanya bila diperintahkan atau disetujui oleh Direksi. 4. Pemborong tidak boleh memindahkan alat pancang dari kepala turap tanpa persetujuan Direksi. 5. Turap hanya dipancang selama ada Direksi dan tersedia fasilitas bagi Direksi untuk memperoleh informasi pemancangan turap yang diperlukan. Meskipun demikian Pemborong tetap bertanggung jawab atas pekerjaan ini. 6. Pemborong harus memberitahu Direksi dengan segera apabila perubahanperubahan yang tidak normal selama pemancangan turap. Pemborong harus berhati-hati untuk mencegah timbulnya gaya lateral pada turap selama pemancangan yang diakibatkan oleh alat pancang. 7. Turap yang tidak dipakai akibat "over acting" atau tidak memenuhi toleransi yang diijinkan, maka harus diganti ditarik kembali dan diganti dengan turap yang baru atas persetujuan Direksi. 8. Kalendering turap akan dipakai sebagai penentuan daya dukung turap dan panjangnya tiang pancang lebih lanjut. 9. Sebelum dipancang tiap turap harus diberi tanda setiap interval 50 cm dan 100 cm yang dimulai dari kaki turap agar dapat diketahui panjang turap yang terpancang. 10. Pada bagian turap ditempatkan kertas grafik untuk menentukan pukulan-pukulan terakhir, untuk mengetahui "Final Set" pada saat pemancangan. 11. Pemborong harus melakukan pencatatan pemancangan masing-masing turap, yang disampaikan kepada Direksi untuk dievaluasi. Pencatatan meliputi : Page 18
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14)
Tanggal dan hari pemancangan Nomor turap Panjang turap Ukuran penampang Type hammer Berat ram Evaluasi dasar tanah pada titik pancang Turap masuk tanpa dipukul Benaman per interval jumlah pukulan atau sebaliknya (jumlah pukulan /100 cm, 50 cm, 25 cm). Total set/benaman Rebound (cm) Tinggi jatuh hammer (m) Penyimpangan posisi/kemiringan dari rencana Hal-hal khusus yang ditemui pada waktu pemancangan
Dalam melaksanakan pemancangan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : Metoda pemancangan bersama-sama (panel driving) dan pemancangan tunggal (single driving). •
Metoda pemancangan secara bersama-sama (panel driving) Apabila sheet pile cenderung untuk berputar pada waktu pemancangan, maka biasanya digunakan metoda pemancangan secara bersama-sama. Pada metode ini sekitar lokasi ditempatkan secara merata sehingga dapat berdiri sendiri, dalam metode panel driving harus diperhatikan urutan pemancangan : Ketinggian Rig harus mencukupi untuk penyetelan dan pemancangan Kestabilan pada waktu penyetelan terhadap gaya-gaya luar (angin, gelombang dll).
Dalam metoda ini dipergunakan pile guide beam yang berfungsi sebagai pengarah untuk penempatan dan pemancangan. •
Metoda Pemancangan tunggal Metoda ini adalah memancang 1 sampai 2 sheet pile untuk menentukan level sekaligus, ketinggian Rig dapat lebih dari pada metode pemancangan bersama, tetapi sheet pile baja cendrung akan mengalami torsi. Dalam metode ini juga diperlukan pile guide beam untuk menjaga kelurusan dari sheet pile dan diperlukan juga peralatan yang cukup untuk memperbaiki ketidak lurusan. Wales dan Tie Rods Untuk menyatukan Tie rods dan sheet pile dipasang wales / bracing sepanjang dari sheet pile dan detail sambungan dari wales dapat dilihat pada gambar detail. Tie Rods yang dipergunakan adalah dari jenis Stressing bar yang mempunyai dead end dan live end pada kedua ujungnya, pada ujung tie rods dipasang Deadman yang terbuat dari pelat beton bertulang ukuran, posisi dalamnya Page 19
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
pemasangan deadman dapat dilihat pada gambar detail. Untuk pelaksanaan pemasangan Wales, Tie rods, dead end dan live end Kontraktor dapat berkonsultasi dengan pabrik pembuat stressing bar.
Pasal 36.
PANJANG TURAP (LIHAT GAMBAR RENCANA)
1. Turap pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set sesuai dengan persyaratan daya dukung. 2. Apabila final set telah dicapai sebelum panjang turap/kedalaman rencana, maka bagian turap berlebih (diatas cut off level) harus dipotong, pemotongan kelebihan turap ini harus mendapat persetujuan Direksi. 3. Apabila seluruh panjang turap rencana telah terpancang, tetapi final set belum terpengaruh, maka turap pancang tersebut harus disambung. Penyambungan kekurangan panjang turap ini harus mendapat persetujuan Direksi. 4. Harga turap pancang yang panjangnya tidak sesuai dengan gambar akan diperhitungkan dengan harga satuan panjang seperti pada penawaran. Pasal 37.
KEPALA TURAP DAN POER (PILE CAP)
1. Pemborong harus melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah kerusakan kepala turap pada waktu pemancangan. Kepala turap harus diberi peiindung kayu keras selama pemancangan agar tidak langsung terpukul oleh landasan hammer. Turap pancang yang lebih dari elevasi rencana dipotong dengan syarat bagian ujung turap pancang akan tertanam dalam poer (pile cap) minimal sepanjang 1 x lebar turap. 2. Di atas tiap-tiap turap akan dibuatkan poer untuk merapikan puncak turap untuk dasar penempatan plat injak sambungan dermaga dengan tanah daratan yang bentuk, ukuran-ukuran dan penulangannya seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja. 3. Pada ujung turap dilas tulangan menurut jumlah dan diameter sesuai dengan gambar kerja yang berfungsi sebagai tulangan penyalur dan akan tertanam dalam poer. Demikian pula pada bagian atas di dalam turap diberi tulangan dan dicor beton, dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja. 4. Sebelum melakukan pengecoran adukan, semua tulangan harus sudah terpasang dengan baik, bersih dari karat dan kotoran. Pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya sedemikian sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pasang surut sebelum beton mencapai umur 3 jam. 5. Apabila terdapat besi-besi bekas anker bekisting atau baja tulangan yang menonjol dari permukaan beton, maka besi atau baja tersebut harus dipotong sedemikian sehingga nantinya dapat tertanam dan ditutup dengan adukan beton atau material lain yang kedap air minimal setebal selimut beton. Page 20
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
Pasal 38.
PEMASANGAN ANCHOR BOLT Pemasangan anchor-bolt untuk fondasi equipment/struktur baja harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Anchor Bolt dengan Template Pada saat pemasangan anchor bolt dengan Template maka harus dipasang tulangan penahan jarak sedemikian sehingga dapat mencegah bergesernya posisi anchor bolt dengan template-nya pada saat pelaksanaan pengecoran beton. Rangka penumpu dari penahan jarak untuk pemasangan template tersebut tidak boleh diikatkan (fix) terhadap baja tulangan yang masih dapat bergerak pada saat pengecoran beton baru, akan tetapi harus diikatkan pada tulangan yang sudah tertanam kaku pada beton lama dibawahnya (existing). Toleransi untuk penyetelan Template adalah sebagai berikut : posisi
gratasi
+ / = 3 + / - 2 mm mm
Level + 5 mm - 0 mm
Ver (T/300) mm
2. Anchor Bolt dengan Gauge Plate Gauge plate digunakan untuk pemasangan langsung anchor bolt untuk struktur baja dimana tidak menggunakan Template. Toleransi untuk penyetelan Gauge plate adalah sebagai berikut :
Posisi : Level :
+ / -10 mm + 5 mm - 0 mm
3.
Anchor Bolt dengan Anchor Box / Sleeve Ukuran dan kedalaman anchor box/sleeve harus sesuai dengan gambr rencana. Toleransi untuk penyetelan anchor box/sleeve adalah sebagai berikut : Posisi : + / - 10 mm Level : + 0 mm - 20 mm Penyetelan anchor bolt harus dilakukan setelah isi dalam dri anchor box/sleeve dibersihkan dan kering. Material pengisi untuk kedalam box/sleeve harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar rencana. Untuk anchor bolt yang menimpu mesin-mesin, equipment dll, harus digunakan material Non-shrinking Grout sebagai pengisi box/sleeve. Kontraktor harus mengirimkan Catalogue, brosur atau spesifikasi dan sample untuk mendaptkan persetujuan dari Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas atau Pemilik Proyek.
Pasal 39.
PEKERJAAN BAJA Yang termasuk dalam pekerjaan baja ini adalah Gantry, Platform dan bagian-bagian lain pelengkapnya yang belum disebutkan tapi ada pada gambar kerja. Gambar kerja ( shop drawing ), jadwal pekerjaan baja (fabrikasi), gambar pemasangan semua komponen dalam pekerjaan ini harus dibuat kontraktor dan diberikan kepada Page 21
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum difabrikasi. Pendetailan harus sesuai dengan persyaratan. Dalam segala hal, persetujuan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya terhadap ketelitian dan / atau selesainya pekerjaan pendetailan.
1.
Material Baja Setiap baja yang digunakan harus disertai sertifikat atau laporan hasil pengujian untuk membuktikan bahwa bahan tersebut sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum bahan tersebut digunakan.
2.
Material Persediaan Fabrikator Fabrikator biasanya mempunyai persediaan untuk pekerjaan fabrikasinya. Jika bahan yang akan digunakan pada pekerjaan baja ini diambil dari persediaan fabricator maka harus dapat dibuktikan bahwa bahan tersebut memiliki kualitas yang sama dengan yang disyaratkan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. Bahan persediaan fabrikator yang tidak disertai spesifikasi yang jelas atau tanpa disertai laporan hasil pengujian tidak boleh digunakan tanpa persetujuan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas kecuali jjika mutu bahan tersebut tidak mempengaruhi struktur secara keseluruhan.
3.
Fabrikasi dan pengiriman Sebelum dikirim ke fabrikasi atau pelaksana lain, baja mutu tinggi dan baja pesanan sesuai permintaan harus diberi tanda oleh pemasok. Baja pesanan tanpa diberi tanda khusus oleh pemasok tidak boleh digunakan hingga identifikasi melalui pengujian sesuai peraturan-peraturan tersedia dan hingga ditandai oleh fabrikator. Selama fabrikasi, hingga perakitan batang, setiap baj mutu tinggi dan baja lain yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mencantumkan tanda identifikasi dari fabricator atau tanda identifikasi asli dari pemasok. Tanda identifikasi fabrikator yang tersedia, yang dibuat dalam bentuk daftar dan sebagai bahan informasi bagi pemilik proyek, dibuat terlebih dahulu sebelum fabrikasi. Batang terbuat dari baja mutu tinggi dan baja lain yang akan dipergunakan tidak boleh diberi tanda perakitan yang sama untuk batang yang terbuat dari mutu baja yang berbeda, meskipun ukuran dan detailnya sama. •
•
•
•
4. Persiapan bahan Pemotongan termal baja struktur dapat dilakukn dengan tangan atau peralatan mekanis otomat dengan persetujuan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. Permukaan yang disebut finished pada gambar kerja adalah yang mempunyai kekasaran maksimum 500 (menurut ANSI ). Teknik fabrikasi, seperti penggergajian geser, penggergajian dingin, dan lain-lain, yang menghasilkan •
•
Page 22
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
permukaan kontak yang baik untuk permukaan “finished” dapat digunakan dengan Persetujuan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. 5. Pemasangan dan penyetelan Elemen tambahan untuk sistim penyambungan harus dapat menjamin bahwa elemen tersebut mengahasilkan kontak yang baik antara permukaanpermukaan sambungan. “Run off tabs” diperlukan untuk menghasilkan penj elasan yang baik dan fabricator atau Kontraktor harus melepaskan kembali hingga diperoleh kembali hingga diperoleh bentuk semula yang disyaratkan. Semua baja mutu tinggi untuk penyambungan dipasang di bengkel kerja sesuai dengan spesifikasi yang ada, kecuali disyaratkan lain dalam gambar kerja. •
•
•
6. Toleransi ukuran Variasi hingga sebesar 1 mm (maksimum) bisa diterima untuk semua ukuran batang yang kedua ujungnya diselesaikan “ finished” sebagaimana disebut dalam item 1 (b). Batang yang tanpa permukaan “finished” pada ujung-ujungnya untuk pendukung kontak (contact bearing), yang akan disusun bersama elemen struktur lain, dapat mempunyai variasi tidak lebih dari 1 5 mm untuk panjang batang kurang dari 10 m dan tidak lebih dari 3 mm untuk batang lebih dari 10 mm. toleransi kelurusan (straightress) batas profil untuk batang tekan adalah 1/1000 panjang aksial diantara dua perletakan. Batang-batang elemen struktur harus bebas dari puntiran dan lenturan awal, dan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas bisa menolak bahan tersebut. balok dan rangka yang didetail tanpa pendukung sementara ( camber ) pada gambar-gambar rencana boleh ditambahkan camber pada saat fabrikasi dan dilepaskan pada saat setelah selesai pemasangan (erection). •
•
•
•
7. Pemasangan ( Erection ) Metode Pelaksanaan Metode pemasangan yang akan diterapkan kontraktor harus terlebih dhulu disetujui ole Pemilik Proyek.. Pertimbangan utama dalam penyusunan metode pelaksanaan adalah sedemikian hingga agar pemasangan yang dilaksanakan tidak mengganggu aktivitas pekerjaan yang lain. •
•
Sumbu Bangunan Kontraktor bertanggung jawab terhadap akurasi dari survey-survey horizontal dan vertical sesuai dengan gambar rencana.
8. Pemasangan Baut Angker Baut angker dan baut pondasi yang sebagaimana tercantum dalam gambar rencana dilaksanakan dengan ketentuan variasi yang bisa diterima. Baut angker harus benar-benat vertikal. •
•
9. Base Plate Page 23
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
Toleransi elevasi base plate terhadap elevasi yang telah ditentukan dalam gambar pelaksanaan adalah ± 2 mm. 10. Grouting Grouting dilaksanakan setelah semua elemen terpendan ( anchor bolt) diperiksa terhadap akurasi posisinya dan tidak melebihi toleransi yang diijinkan. Lubang-lubang di mana akan dilakukan grouting hrus dibersihkan dari segala macam kotoran dan benda asing serta bebas dri genangan air. Kontraktor harus memberikan jadwal pelaksanaan pekerjaan grouting yang akan dilaksanakan kepada Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. Dan grouting dilaksanakan setelah mendapt persetujuan dari Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. Pelaksanaan Grouting untuk fondasi equipment/struktur baja harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : Material grout harus sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi material grout. material Non-shrinking harus digunakan khususnya untuk menumpu support dari heavy duty dan reciprocating equipment dimana level dan alignment harus tetap terpenuhi. Penggunaan material Grouting dan teknis pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh Kontraktor, oleh karena itu Kontraktor harus berkonsultasi dengan seksama pada pabrik pembuat Grout tersebut mengenai cara penggunaannya mulai dari : persiapan, komposisi air, pengadukan (mixing), pengecoran dan pemompaan injeksi, pemeliharaan grout curing dll. Permukaan beton yang akan menerima grout harus dikasarkan/chipping untuk menghasilkan perlekatan yang sempurna antara grout dengan beton. Seluruh permukaan anchore bolt, box/sleeve dan permukaan fondasi dibersihkan dan bebas dari oil, grease, air dan kotoran konstruksi. Ketebalan dari Grout harus sesuai dengan ketentuan pada gambar. Bentuk grout harus dibuat miring (slope) mulai dari sisi base plate atau base frame sisi fondasi. •
•
•
•
• •
Lubang Struktur Baja Sementara Umum Komponen pendukung struktur baja sementara seperti bracing, cribbing dan element lain yang diperlukan untuk membantu selama ereksi disediakan oleh kontraktor dengan persetujuan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. Elemen pendukung struktur baja sementara hars dilepaskan kembali setelah selesai ereksi. •
•
12. Toleransi Elemen Frame Dimensi variasi secara keseluruhan yang terjadi setelah dimensi secara keseluruhan diselesaikan bisa diterima, bila variasi tersebut masih dalam batas yang diterima dalam praktek dan tidak melebihi efek kumulatif dari toleransi rolling, toleransi fabrikasi dan toleransi ereksi. Titik kerja dan garis kerja •
•
Page 24
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
Toleransi ereksi didefinisikan relative terhadap titik kerja batang adalah titik kerja dan garis kerja batang sebagai berikut : Untuk selain batang horizontal, titik kerja dan garis kerja batang-batang pada masing-masing ujung. Batang horizontal, titik kerja batang adalah garis pusat flange atau permukaan atas pada masing-masing ujung. Garis kerja adalah garis lurus yang menghubungkan titik kerja batas. Alinyemen ( Aligment ) Toleransi alinyemen titik kerja dan garis kerja dan titik kerja batang adalah sebagai berikut :
•
Kolom - Penyimpangan terhadap garis vertikal tidak boleh melebihi 1 : 500. - Penyimpangan titik kerja batang sumbu kolom tidak lebih dari batang batang bukan kolom - Penyimpangan terhadap elevasi yang ditentukan dalam gambar tidak boleh lebih dari + 4 mm atau -7 mm. - Penyimpangan terhadap arah yang telah ditentukan dalam gambar tidak boleh lebi dari 1 : 500. - Koreksi terhadap penyimpangan. - Untuk penyimpangan yang kecil, koreksi/perbaikan dapat dilakukan dengan metode metode yang disetujui Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. - Untuk penyimpangan-penyimpangan besar yang terjadi dan berpengaruh terhadap sistem konstruksi, maka pemilik proyek berhak untuk mengambil langkah-langkah keputusan selanjutnya. - Dan untuk setiap langkah lanjutan tersebut, Kontraktor yang menanggung semua biaya yang dikeluarkan dan tidak ada perubahan dalam jadwal pelaksanaan. - Pemeliharaan dan penyimpanan •
•
•
Kontraktor harus melakukan pemeliharaan dan penyimpanan baja selama pelaksanaan untuk menghindari akumulasi kotoran dan bahan asing lain. Pengecatan di lapangan Kontraktor harus melakukan pengecatan sebagaimana telah ditentukan di lapangan terhadap kepala but, nut, kerusakan cat pabrik sebelumnya akibat gesekan. Pembersihan terakhir Setelah selesai pengereksian, dan sebelum penyerahan akhir, kontraktor harus menyingkirkan false work, bracing, sampah dan kotoran serta bangunan-bangunan sementara lain.
13. Pekerjaan Pengelasan (Welding) Las dari baja lunak (mild steel) harus dilakukan dengan electrical arc welding dan harus sesuai dengan persyaratan BS 1856 atau JIS Z 3801 dan Z 3841. Semua pekerjaan pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman mempunyai pengalaman paling tidak 6 bulan termasuk 2 bulan berturut sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor harus menyerahkan daftar Page 25
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
tenaga ahli lasnya yang menunjukkan nama, pengalaman, detail-detail lainnya masing-masing ke pemilik proyek untuk diapproval. Arc welding plant, beserta peralatan dan accessoriesnya harus digunakan sesuai dengan persyaratan dari BS 638 atau JIS C 9301. elektode juga harus digunakan sesuai dengan standar D 4316 (AWS A5.1 E 7016), JIS Z 3211 untuk layer pertama DN untuk layer berikutnya elektroda yang digunakan harus sesuai dengan standar JIS Z 3212.D 5016 (AWS A5.1.E7016) atau BS 639. •
•
•
•
•
Pemotongan dan Penjelasan Cutting dan Welding Material baja harus dipotong akurat dengan proses oxyacetylene process. Perhatian ekstra harus dilakukan pada pemotongan material yang panjang atau yang mudah berdeformasi, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi deformasi. Pemotongan pipa baja harus dilakukan dengan las pada areal pengelasan di lapangan dan pengelasan harus dikerjakan dengan semi otomatis seperti yang diuraikan pada JIS Z 3605 dan harus disesuaikan dengan gambar rencana. Pengelasan Pekerjaan persiapan meliputi penyediaan bahan, pemilihan mesin las, penunjukan juru las dan penentuan alat perakit, dan lain-lain yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dan disetujui Pemilik Proyek. Penentuan alat perakit atau alat Bantu harus dengan persetujuan dengan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. Jenis alur las harus disesuaikan dengan tebal plat yang akan dilas, dan tebal pengelasan. Dan harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan dalam DIN, JIS atau peraturan lain dengan persetujuan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. Sebelumnya pengelasan dilaksanakan, semua permukaan yang akan dilas dan disekitarnya harus bersih dari karat, cat atau debu dan kotoran lain dengan sikat atau sand blasting dengan persetujuan Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pengawasan peralatan, bahan las, pelaksanaan, ketrampilan juru las dan prosese pengelasan. Juga kontraktor bertanggung jawab terhadap pengamanan selama pelaksanaan, antara lain - Penggunaan baju kerja yang sesuai dan aman bagi juru las. - Penggunaan pelindung dengan baik. - Pengelasan ditempat yang tinggi harus menggunakan alat pengaman yang memadai. Finishing Bagian yang telah dianggap selesai dilas harus bebas dari semua cacat, lubang, kerusakan-kerusakan lainnya akibat dari kesalahan penanganan . las perbaikan harus dilakukan pada permukaan yang bebas dari cacat. Las perbaikan tidak boleh lebih dari 5 cm panjangnya termasuk random arc strikes. Semua pengelasan harus dicampur bersama dengan halus pada sambungansambungan. Jika, menurut pendapat pemilik proyek, sambungan las mengandung kontribusi ketidakteraturan geometric pada stress konsentrasi atau efek notch akibat deposisi ketidakteraturan las, kobntraktor harus menghilangkan kondisi tersebut dengan gurinda atau sesuai ukuran yang Page 26
PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP PELINDUNG KOLAM LABUH SISI SELATAN SHEET PILE FPC.220.8S.A.500
disetujui oleh Pemilik Proyek. Kelebihan las tidak diizinkan untuk membenarkan kondisi demikian. Jika tambahan las dipertimbangkan membantu koreksi seperti ini, hanya dapat dilakukan apabila disetujui oleh Pemilik Proyek.
•
Pemeriksaan las Pengelasan harus diperiksa oleh pemilik proyek atau representatif Pemilik Proyek sesuai dengan persyaratan JIS Z 3146 dan harus termasuk tetapi tidak terbatas pada pemeriksaan visual, ultrasonic testing, dan radiografik testing. Metoda apapun yang digunakan untuk memeriksa hasil las tersebut, semua hasil pengelasan harus diperiksa secara visual. Pemeriksaan visual harus termasuk cek terhadap sambungan fit-up yang harus di las untuk melihat bahwa hasil las tersebut mempunyai alignment dan cocok sesuai dengan persyaratan prosedur pengelasan dengan memperhatikan terhadap factor sudut lobang, bukaan dan sebagainya. Jika terjadi order demikian, kontraktor harus menyediakan atau membuat jadwal untuk suplai dan operasi pada semua alat-alat yang diperlukan.
Pasal 40. PEKERJAAN FINISHING 1. Penimbunan tanah pada areal disamping sheet pile sesuai lokasi dn elevasi yang ada pada gambar rencana, pelaksanaan pekerjaan ini mengacu pada spesifikasi pekerjaan tanah pada bab 4.3 2. mengadakan pengukuran akhir, pengukuran ini disaksikan oleh pengawas pekerjaan dari Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas dan hasil pengukuran dilaporkan kepada Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. 3. pembersihan tempat kerja dan sekitarnya dari sias-sisa material fabrikasi dan perbaikan. 4. Pembongkaran Direksi Keet, instalasi listrik dan air yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan. 5. Demobilisasi alat, pengangkutan kembali alat-alat kerja dari lokasi proyek. 6. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan. Pasal 41.
PENUTUP Apabila dalam Syarat Syarat Adminitrasi, Syarat-Syarat Umum, Syarat-Syarat Teknis dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS ) ini, masih terdapat kekurangan (masih terdapat kesalahan terhadap kesalahan teknis maupun Adminitrasi ) maka digunakan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Page 27