Pelayanan resusitasi adalah pelayanan bantuan hidup yang diberikan kepada pasien yang berisiko mengalami henti jantung, meliputi bantuan hidup dasar, bantuan hidup lanjut, dan bantuan hidup jangka panjang 1. Pasien yang membutuhkan resusitasi mendapatkan pelayanan resusitasi di rumah sakit secara cepat dan tepat 2. Seluruh unit/ ruangan di rumah sakit mampu memberikan pelayanan resusitasi sesuai kebutuhan pasien Berdasarkan Kebijakan Direktur Utama No 258.a 258.a/KEP-DIR/RSUMTG.../2016 /KEP-DIR/RSUMTG.../2016 Tentang Kebijakan pelayanan risiko tinggi dan pasien risiko tinggi mengenai pelayanan resusitasi bahwa: 1. Pelayanan resusitasi dilakukan secara seragam/ non-diskriminatif dan dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten 2. Pelayanan resusitasi diberikan kepada pasien dengan kegawatan mengancam nyawa dimanapun pasien berada di lingkungan rumah sakit, meliputi bantuan hidup dasar, lanjut, dan jangka panjang 3. Semua tenaga unit kerja di rumah sakit harus dilatih untuk dapat melakukan resusitasi/ bantuan hidup dasar 4. Resusitasi/ bantuan hidup lanjut dilakukan oleh Blue Team yang terlatih
1. Apabila perawat/ bidan/ petugas mendapati pasien yang teridentifikasi dalam keadaan gawat darurat dan membutuhkan resusitasi di unit/ ruangan rumah sakit, segera minta bantuan medis dengan memanggil blue team dan mengaktifkan blue code 2. Sambil menunggu blue team tiba, berikan pertolongan segera sesuai dengan kompetensi dan kewenangan petugas atau bantuan hidup dasar sesuai prosedur bantuan hidup dasar 3. Saat blue team tiba di tempat kejadian, segera ambil alih tindakan resusitasi oleh blue team 4. Apabila keluarga pasien ada, berikan informasi kepada keluarga pasien mengenai kondisi klinis pasien dan tatalaksana yang sudah dan akan diberikan 5. Minta keluarga pasien untuk menandatangani formulir persetujuan tindakan kedokteran
PELAYANAN RESUSITASI No. Dokumen:
No. Revisi:
Halaman:
SPO//RSUMTG/000
00
2/ 2
RSU BUNDA JAKARTA PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Dokumentasikan dalam berkas rekam medis pasien Catatan: 1. Pasien dengan kategori resusitasi yaitu: a. Pasien yang tidak sadar atau kesadaran GCS < 9 b. Pasien dengan sumbatan jalan napas dan gannguan pernapasan (apneu, frekuansi napas ≤ 10x/menit dengan tanda sianosis, stridor) c. Pasien dengan gangguan sirkulasi (Henti jantung, Nadi tidak teraba/tidak teratur, akral dingin, TD ≤ 80/60 mmHg, Frekuensi nadi ≥ 150x/menit atau < 50x/menit. d. Suhu > 400 C 2. Resusitasi dapat diakhiri pada: a. Fungsi sirkulasi dan ventilasi telah kembali spontan, efektif, dan tekanan sistolik > 60 mmHg b. Penolong sudah melakukan BHD dan BHJL secara optimal, antara lain : RJP, defibrilasi pada penderita VF/VT tanpa nadi, pemberian vasopressin atau epinefrin intravena, membuka jalan napas, ventilasi dan oksigenasi menggunakan bantuan jalan napas tingkat lanjut serta sudah melakukan semua pengobatan irama sesuai dengan pedoman yang ada. c. Penolong sudah mempertimbangkan apakah penderita terpapar bahan beracun atau mengalami overdosis obat yang akan menghambat susunan system saraf pusat. d. Kejadian henti jantung tidak disaksikan oleh penolong. e. Penolong sudah merekam melalui monitor adanya asistol yang menetap selama 10 menit atau lebih. 1. Unit Keperawatan 2. Unit Intensive Care Unit 3. Unit Instalasi Gawat Darurat 4. Unit Kamar Operasi 5. Unit Poliklinik