PERENCANAAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/4
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Tanggal Terbit
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Pengertian Pengertia n Tujuan
dr. SRI HANDAYANI, HANDAYANI, MMRS AJUN KOMISARIS KOMISARIS BESAR POLISI 67100385 67100385 Suatu prosedur yang dilakukan oleh penanggungjawab bedah kepada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan. 1. 2. 3. 4. 5.
Kebijakan
Prosedur
Untuk menentukan menentuka n kondisi pasien sebelum dilakukan pembedahan. Untuk merencanakan jenis tindakan pra bedah, intra pembedahan dan pasca pembedahan apakah elektif atau emergensi. Mempersiapkan Mempersiapk an kondisi pasien sebelum tindakan pembedahan sesuai dengan indikasi. Untuk menjamin ketepatan waktu tindakan yang akan dilakukan. dilakukan. Meningkatkan mutu layanan dan keselamatan pasien.
Keputusan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang Nomor :/KEP/ /2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi. 1.
2.
3. 4.
5.
/
Dilakukan serah terima oleh Dokter Spesialis Anestesiologi berkompeten berkompeten dengan staf medis yang bertanggung jawab di ruang pulih, meliputi diagnosa, permasalahan permasalahan pra dan intra bedah, jenis anestesi, dan instruksi khusus pasca anestesi. Saat pasien tiba di ruang pulih, dilakukan pemasangan monitor serta evaluasi kembali tanda vital pasien oleh Spesialis Anestesiologi atau perawat Anestesi, meliputi : a. Kesadaran b. Tekanan darah c. Frekuensi nadi d. Frekuensi pernafasan Pemberian oksigen dengan nasal kanul atau face mask diberikan sampai pasien pulih kesadaran penuh oleh penanggungjawab ruang pulih. Pemantauan tanda vital dan skala nyeri dilakukan sesuai kondisi pasien sampai pasien dinyatakan stabil dan layak pindah ke ruang rawat atau pulang. Kriteria skala nyeri yang digunakan adalah VAS dengan target selama 30 menit setelah di ruang pulih, nilai VAS < 4 Bila terjadi komplikasi pasca anestesi seperti, nyeri atau kedaruratan jalan nafas, repirasi, hemo dinamik harus segera diatasi oleh residen anestesi yang kompeten lebih dahulu dibantu perawat ruang pulih, dan bila memerlukan tindakan lebih lanjut harus dilakukan oleh dokter bedah yang bersangkutan.
PERENCANAAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Prosedur
No. Revisi
Halaman 2/4
6. Untuk pembedahan elektif : a. Pasien dari poli akan diperiksa secara seksama meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang, dan konsultasi dengan unit terkait. b. Perencanaan pembedahan yang dibuat minimal meliputi rencana teknik bedah, kebutuhan peralatan khusus bedah, persiapan ruang rawat dan intensif, serta rencana perawatan pasca bedah selanjutnya.Pada assesment awal di poli, dokter bedah menentukan urgensi pembedahan (cito/urgent/elektif). c. Hasil yang didapat dari proses (a) akan menentukan keputusan tindakan pembedahan yang akan dilakukan oleh DPJP Bedah sesuai tingkat kompetensi. d. Pada pasien dengan pembedahan kedaruratan akan dirujuk ke IGD Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang e. Pada perencanaan juga dipertimbangkan beberapa hal seperti : pembedahan kasus sulit, perubahan atau perluasan tindakan yang mungkin terjadi karena temuan intra-operatif, apakah pasien harus dirawat inap atau rawat jalan, dan apakah pasien membutuhkan tindakan anestesia. f. Bila pasien membutuhkan tindakan anastesia, maka dikonsultasikan ke poliklinik anestesi untuk dilakukan prosedur sesuai dengan SPO kunjungan pra-anestesia. g. Setelah pasien dari poliklinik anestesi akan kembali ke DPJP Bedah. h. Semua proses penilaian hingga perencanaan pembedahan dan perencanaan anestesia harus dicatat di dalam rekam medis pasien. i. Seluruh proses perencanaan pembedahan dan perencanaan anestesia termasuk hasil penilaian awal yang mendasari harus dikomunikasikan dan dilakukan pemberian edukasi pembedanan dan anestesia kepada pasien dan keluarga oleh DPJP Bedah dan Anestesiologi j. Bila semua hal diatas sudah diputuskan, maka dokter bedah akan menjadwalkan operasi pasien dan mendaftarkannya ke kamar bedah minimal 24 jam sebelum tindakan operasi (sesuai dengan SPO Pendaftaran dan Penjadwalan). k. Setelah operasi terjadwal, maka dilakukan pendaftaran rawat inap dan atau ruang rawat intensif (apabila inpatient) oleh dokter bedah. l. Apabila ruang rawat tidak tersedia, maka dilakukan pendaftaran dan penjadwalan ulang baik kamar operasi maupun ruang rawat inap. Pasien diinformasikan bahwa jadwal operasi diundur sampai ruangan tersedia kemudian DPJP bedah berkoordinasi dengan koordinator bangsal/ruang untuk mengupayakan ketersediaan ruang rawat. 1) Bila ruangan tidak tersedia, maka akan dilakukan pendaftaran dan penjadwalan operasi dengan pasien
PERENCANAAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 3/4
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Prosedur
m.
n.
o.
p.
2) tersebut, dengan prioritas untuk mendapatkan ruang rawat yang tersedia. 3) Jadwal operasi kemudian menjadi satu hari setelah pasien mendapatkan ruang rawat inap Pada kasus urgensi, DPJP atau petugas rawat jalan, rawat darurat, rawat inap langsung menghubungi petugas penanggung jawab penjadwalan di kamar bedah. Bagi pasien rawat inap, pemeriksaan dan persiapan pra bedah dan pra anestesia serta toleransi operasi dapat dilakukan di ruang rawat inap oleh dokter bedah, dokter anestesiologi, dan dokter lain yang bersangkutan Bagi pasien rawat jalan, pemeriksaan dan persiapan pra bedah dapat dilakukan di poli bedah oleh dokter bedah dan persiapan pra-anestesia dapat dilakukan di poliklinik anestesi oleh dokter anestesiologi dan dokter lainnya yang dibutuhkan. Disini dapat ditentukan jenis operasi pada pasien, teknik-teknik khusus yang akan diiakukan, kebutuhan alat-alat operasi atau monitoring khusus dan posisi pasien pada saat operasi.
1. Untuk bedah Gawat Darurat : a. Pasien masuk IGD atau dirujuk dari poli dengan kadaruratan bedah akan diperiksa kembali secara seksama meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang b. Persiapan anestesi, dan konsultasi dengan unit/DPJP terkait. c. Hasil yang didapat dari proses (a) akan menentukan keputusan tindakan pembedahan yang akan dilakukan oleh DPJP Konsulen Jaga Bedah. d. Pada assesment selanjutnya ditentukan apakah pasien harus dirawat inap atau dirawat di ruang intensif. e. Seluruh proses penilaian hingga perencanaan pembedahan kedaruratan dilakukan sesuai urgensi pasien. f. Setelah semua hal di atas sudah diputuskan maka dokter bedah akan menjadwalkan operasi pasien dan mendaftarkannya ke kamar bedah. Pasien ini mendapatkan prioritas. g. Setelah operasi terjadwal maka dilakukanlah pendaftaran rawat inap dan/atau ruang rawat intensif oleh dokter bedah. Pasien ini mendapatkan prioritas. h. Seluruh proses perencanaan pembedahan harus dikomunikasikan dan dilakukan pemberian edukasi pembedahan kepada pasien dan keluarga oleh DPJP sesuai dengan kompetensinya.
PERENCANAAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen
Halaman 4/4
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Prosedur
No. Revisi
q. Disini dapat ditentukan jenis operasi pada pasien, teknik-teknik khusus yang akan diiakukan, kebutuhan alat-alat operasi atau monitoring khusus dan posisi pasien pada saat operasi. 2. Untuk bedah Gawat Darurat : i. Pasien masuk IGD atau dirujuk dari poli dengan kadaruratan bedah akan diperiksa kembali secara seksama meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang j. Persiapan anestesi, dan konsultasi dengan unit/DPJP terkait. k. Hasil yang didapat dari proses (a) akan menentukan keputusan tindakan pembedahan yang akan dilakukan oleh DPJP Konsulen Jaga Bedah. l. Pada assesment selanjutnya ditentukan apakah pasien harus dirawat inap atau dirawat di ruang intensif. m. Seluruh proses penilaian hingga perencanaan pembedahan kedaruratan dilakukan sesuai urgensi pasien. n. Setelah semua hal di atas sudah diputuskan maka dokter bedah akan menjadwalkan operasi pasien dan mendaftarkannya ke kamar bedah. Pasien ini mendapatkan prioritas. o. Setelah operasi terjadwal maka dilakukanlah pendaftaran rawat inap dan/atau ruang rawat intensif oleh dokter bedah. Pasien ini mendapatkan prioritas. p. Seluruh proses perencanaan pembedahan harus dikomunikasikan dan dilakukan pemberian edukasi pembedahan kepada pasien dan keluarga oleh DPJP sesuai dengan kompetensinya.
Unit Terkait
1. IGD. 2. Rawat Inap. 3. Rawat Jalan.