ORGANISASI GERAKAN KEPANDUAN
DISUSUN OLEH : Fitri Hermawati Nina Ayurisna Nur Ayustira J Alqadri Agung Munandar Ervin Miliani
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................ .............................................................................. ........................................... ..................... i KATA PENGANTAR ............................................. ................................................................... ...................................... ................ ii BAB I PENDAHULUAN ................................ ...................................................... ............................................ ........................ .. 1 A. Latar Belakang ........................................................... ................................................................................. ........................ .. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................... .............................................................................. .................... 1 C. Tujuan ........................................... ................................................................. ............................................ ............................... ......... 1 BAB II Tinjauan Pustaka ................................................ ...................................................................... ............................... ......... 3 A. Struktur Organisasi Hizbul Wathan dan Pramuka ............................. ............................. 3 B. Peranan Majelis Pembimbing ....................................................... .......................................................... ... 10 C. Fungsi Kuartir-Kuartir ............................................ ................................................................... ......................... .. 12 D. Semaphore ............................................ .................................................................. ............................................ ...................... 16 BAB III PENUTUP ......................................... ............................................................... ............................................ ...................... 20 A. Kesimpulan .......................................... ................................................................ ............................................ ...................... 20 B. Saran .......................................... ................................................................ ............................................ ................................. ........... 20 DAFTAR PUSTAKA .......................................... ................................................................ ......................................... ................... iii
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Keorganisasian Gerakan Kepanduan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Makassar, 27 Oktober 2017
Penyusun
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Gerakan Kepanduan adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217 negara dan teritori. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa organisasi kepanduan, diantaranya yaitu pramuka dan Hizbul Wathan. Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Sedangkan Hizbul Wathan adalah gerakan kepanduan yang islami sebagai organisasi otonom dari persyerikatan Muhammaditah. Yang dimaksud kepanduan islami adalah kepanduan yang dalam kegiatannya berdasarkan, bernafaskan dan bernuansa islami. Kepanduan HW menanamkan pendidikan aqidah, ibadah, akhlak dan amaliyah dengan menggunakan metode kepanduan HW.
B. Rumusan Masalah
1. Bgaimana struktur Organisasi Hizbul Wathan dan Pramuka? 2. Bagaimana peranan majelis pembimbing? 3. Apakah fungsi kuartir-kuartir? 4. Bagaimana cara mengirim dan menerima isyarat smapor?
C. Tujuan
1. Bgaimana struktur Organisasi Hizbul Wathan dan Pramuka?
1
2. Bagaimana peranan majelis pembimbing? 3. Apakah fungsi kuartir-kuartir? 4. Bagaimana cara mengirim dan menerima isyarat smapor?
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Organisasi Hizbul Wathan dan Pramuka 1. Struktur Organisasi Hizbul Wathan
Susunan organisasi Hizbul Wathan dibuat secara berjenjang dari tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu propinsi. Kwartir Daerah/Kota adalah kesatuan kesatuan kwartirkwartir Cabang dalam satu daerah/kota. Sedangkan Kwartir Cabang adalah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan). a. Struktur organisasi Gerakan Kepanduan HW disejajarkan dengan Persyarikatan Muhammadiyah:
Tingkat Pusat disebut Kwartir Pusat.
Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah.
3
Tingkat Daerah disenbut Kwartir Daerah.
Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang.
Tingkat Ranting disebut Qabilah
Qabilah merupakan pimpinan terdepan, yang langsung mengkoordinir satuan-satuan anak didik. Ranting dalam setiap cabang baik itu Athfat. Pengenal, Penghela dan Penuntun menjadi satu Qobilah, sehingga tingkatan-tingkatan tersebut mempunyai nama Qobilah yang sama (nama Qobilah tokoh-tokoh Pahlawan Islam). Qabilah adalah tempat tinggal atau wadah anggota gerakan kepanduan hizbul Wathan yang di himpun sebagai peserta didik dan pemimpin / pelatih serta berfungsi sebagai pangkalan anggota anak didik HW. b. Anggota putra dan putri di himpun dalam qabilah yang terpisah beriri sendiri. c. Nama Qabilah harus tokoh – tokoh Muhammadiyah Contoh: KH. Ahmad Dahl an Ny. Ahmad Dahl an Ki Agus Salim Jendral Sudirman d. Pemimpin Qabilah adalah ramanda / ibunda yaitu Bapak atau ibu kepala sekolah e. Anggota terdiri dari:
Rumpun Atfal
Pasukan pengenal
Kerabat penghela
f. Satu kumpulan atfal dibagi menjadi 4 kuntum masing – masing anggotanya antara 7 – 10 orang (satu rumpun maksimal 40 Atfal) g. Satu pasukan pengenal dibagi 4 regu masing – masing regu beranggotakan 7 – 10 orang (satu pasukan max 40 pengenal) h. Satu kerabat penghela dibagi 4 ikhwan masing – masing ikhwan beranggotakan 5 – 7 orang (satu kerabat max. 28 penghela)
4
i. Ketentuan usia anggota HW
Atfal usia 7 – 10 tahun.
Pengenal usia 11 – 15 tahun.
Penghela usia 16 – 21 tahun.
j. Bentuk organisasi
Satu rumpun atfal max. 4 kuntum
Satu pasukan pengenal max. 4 regu
Satu kerabat penghela max. 4 ikhwan
k. Nama panggilan untuk pelatih HW
Bea adalah sebutan yang memimpin dan membina rumpun athfal putra.
Bunda adalah sebutan yang memimpin dan membina rumpun athfal putri.
Rakanta adalah sebutan pemimpin dan pembina pasukan pengenal baik putra maupun putri.
Rakanda adalah sebutan pemimpin dan Pembina kerabat penghela.
Ramanda & ibunda adalah sebutan yang memimpin dan mengelola Qobilah maupun Kwartir.
l. Kedudukan anggota HW
Anggota biaya / anggota muda
Athfal, pengenal, penghela
Yang sudah menikah
Penghela yang di angkat sebagai instruktur
Anggota dewasa
Pemimpin satuan
Pelatih/ pemimpin
Pelatih professional
Pengurus kwartir
Instruktur
Pemimpin satuan & pembantu pemimpin satuan di atur sbb:
5
Pemimpin athfal dan pembantunya sekurang – kurangnya berusia 18 tahun
Pemimpin pengenal dan pembantunya sekurang – kurangnya berusia 20 tahun
Pemimpin penghela dan pembantunya sekurang – kurangnya berusia 23 tahun
Anggota kehormatan yaitu orang dewasa:
Pandu wreda HW usia datas 50 tahun
Pandu wreda Nasyatul Aisyiah usia diatas 50 tahun
Orang yang bersimpati kepada Gerakan Kepanduan HW
2. Struktur Organisasi Pramuka
Struktur organisasi pramuka adalah bagan atau skema yang menggambarkan
tingkatan-tingkatan
organisasi
pramuka
mulai
dari
tingkatan yang paling bawah tersebut, gerakan paramuka sebagai organisasi kepanduan di Indonesia dapat menyusun organisasi gerakan pramuka dari tingkat Nasional, cabang, ranting, sampai gugusdepan. Sehingga oraganisasi berjalan dengan efektif. Stuktur organisasi gerakan pramuka di atur dalam keputusan kwartir Nasional gerakan Pramuka Nomor 220 tahun 2007 tentang petunjuk penyelenggaraan pokok-pokok organisasi pramuka. Dalam keputusan ini juga diatur tentang tugas pokok dan tangung jawab, musyawarah, dan garis hubungan dalam organisasi gerakan pramuka. Penjelasan Struktur Organisasi Gerakan Pramuka a. Didalam organisasi kepramukaan ada yang biasa disebut dengan istilah Majelis pembimbing yaitu badan yang bertugas memberikan bimbingan dan bantuan moril, organisasi, material dan finansial kepada kwartir, gugus depan satuan karya pramuka. Majelis pembimbing dibentuk ditingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Gugus Depan dan Saka. Majelis pembimbing sendiri diketuai secara ex-officio:
Ditingkat Nasional (Mabinas) oleh Presiden Republik Indonesia.
6
Ditingkat Daerah (Mabida) oleh Gubernur.
Ditingkat Cabang (Mabicab) oleh Bupati/Walikota.
Ditingkat Ranting (Mabiran) oleh Camat.
Sedangkan ditingkat gugus depan (Mabigus) dipilih dari anggota mabigus yang ada dan ditingkat Saka (Mabi Saka) dijabat oleh pejabat pada lembaga/instansi/departemen terkait.
b. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gerakan Pramuka adalah independen yang dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan Bertanggung jawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka c. Kwartir dan Koordinator Gudep merupakan perangkat dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Kwartir dibentuk ditingkat:
Nasional, disebut Kwartir Nasional (Kwarnas), ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (Munas) dengan masa bakti 5 tahun.
Daerah,
disebut
Kwartir
daerah
(kwarda),
ditetapkan
dalam
musyawarah daerah (Musda) dengan masa bakti 5tahun.
Cabang, disebut Kwartir Cabang (Kwarcab), ditetapkan dalam musyawarah cabang (Mucab) dengan masa bakti 5 tahun.
Ranting, disebut Kwartir Ranting (Kwarran), ditetapkan dalam musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
Gugus depan yang ada dalam satu wilayah kelurahan atau desa dikoordinasi oleh Koordinator Gudep (korgudep), ditetapkan dalam Musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
d. Gugus Depan (Gudep) adalah pangkalan peserta didik yang merupakan wadah pendidikan dalam organisasi gerakan pramuka. e.
Satuan karya pramuka (Saka) merupakan wadah kegiatan kepramukaan untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam waawasan tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda indonesia.
f. Badan kelengkapan kwartir merupakan badan-badan yang mempunyai tugas membantu kwartir. Badan kelengkapan kwartir meliputi: 7
Dewan kehormatan
Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang terdiri atas Lemdiknas (ditingkat nasional), Lemdikada (ditingkat daerah), dan Lemdikacab (ditingkat Cabang).
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau yang disebut dewan kerja yang terdiri atas DKN atau Dewan Kerja Nasional (ditingkat Nasiional), DKD atau Dewan Kerja Daerah (ditingkat Daerah), DKC atau Dewan Kerja Cabang (ditingkat Cabang), dan DKR atau Dewan Kerja Ranting (ditingkat Ranting).
Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka).
Pembantu Andalan.
Badan Usaha Kwartir.
Satuan Kegiatan Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan bersifat situasional.
Staf Kwartir.
g. Pramuka Utama Gerakan Pramuka adalah Kepala Negara Republik Indonesia (Presiden). h. Musyawarah Kwartir merupakan lembaga di lingkungan Gerakan Pramuka yang bersidang pada akhir masa bakti kwartir atau gugus depan serta memegang kekuasaan tertinggi dalam kwartir atau gugusdepan. Musyawarah ini terdiri atas:
Musyawarah Nasional yang diadakan sekali dalam waktu 5 tahun. Peserta Munas terdiri atas utusan/wakil Kwarnas, Mabinas, Kwarda, dan Mabida.
Musyawarah Daerah yang diadakan sekali dalam waktu 5 tahun. Peserta Musda terdiri atas utusan/wakil kwarda, Mabida, Kwarcab, dan Mabicab.
Musyawarah Cabang yang diadakan sekali dalam waktu 5 tahun. Peserta Mucab terdiri atas utusan/wakil Kwarcab, Mabicab, Kwarran, dan Mabiran.
8
Musyawarah Ranting yang diadakan sekali dalam waktu 3 tahun. Peserta Musran terdiri atas utusan/wakil kwarran, Mabiran, Korgudep, Mabi Desa, Gudep dan Mabigus.
Musyawarah Gugusdepan yang diadakan sekali dalam waktu 3 tahun. Peserta Mugus terdiri atas utusan/wakil gudep dan Mabigus.
9
B. Peranan Majelis Pembimbing
Peranan majelis pembimbing adalah memberikan bimbingan dan bantuan moril, organisataris, material dan finansial kepada kwartir, gugusdepan, dan satuan karya pramuka serta untuk memungkinkan menyelenggarakan misinya, gerakan pramuka memerlukan bimbingan dan bantuan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat untuk itu, pada masing-masing tingkat kwartir dan tingkat gudep dan saka. Memberi bimbingan mengandung makna memberi tuntunan, pengarah, saran dan nasehat dalam permasalahan moral, mental psikologi, untuk meningkatkan kondisi, dan kemampuan kwatir, memberi bantuan mengandung makna membuka jalan, mengusahakan kesempatan dan mengusahakan fasilitas, dalam permasalahan organisasi, personel, saran, prasarana, fasilitas dan keungan. 1. Hak dan kewajiban Majelis Pembimbing a. Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka yang diangkat dan telah dilantik sekurang-kurangnya telah mengikuti Kursus Orientasi Gerakan Pramuka. b. Pelantikan anggota Majelis Pembimbing dilakukan oleh Ketua Kwartir jajaran diatasnya dengan TRI SATYA dan menanda tangani IKRAR, kecuali Ketua Majelis Pembimbing Nasional yang dijabat oleh Presiden Republik Indonesia. c. Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka adalah anggota Pramuka dewasa Gerakan Pramuka yang berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota, berseragam Pramuka dan berhak menjadi anggota Dewan Kehormatan dijajaran ( Bab V pasal 40 butir 2 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ). Dapat menjadi Badan Pemeriksa Keuangan dijajarannya ( Bab VIII pasal 69 butir 1 dan 2 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ). d. Susunan Majelis Pembimbing Gugusdepan, Ranting, Cabang, Daerah dan Nasional berasal dari unsur-unsur tokoh masyarakat pada masingmasing tingkatan yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab
10
terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing. e. Majelis Pembimbing Gugusdepan berasal dari unsur-unsur orang tua peserta didik dan tokoh masyarakat dilingkungan Gugusdepan, yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing. 2. Majelis Pembimbing terdiri atas : a. Seorang Ketua b. Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua c. Seorang atau beberapa orang Sekretaris d. Beberapa orang anggota. 3. Nama dan Pengurus Majelis Pembimbing : a. Majelis Pembimbing Nasional disingkat MABINAS yang dijabat oleh Presiden Republik Indonesia, sebagai Ketua Mabinas atau Ka. Mabinas. b. Majelis Pembimbing Daerah disingkat MABIDA yang dijabat oleh Gubernur atau Kepala Daerah sebagai Ketua Mabida / Ka. Mabida. c. Majelis Pembimbing Cabang disingkat MABICAB yang dijabat oleh Bupati atau Walikota atau Kepala daerah sebagai Ketua Mabicab yang disingkat Ka. Mabicab. d. Majelis Pembimbing Ranting disingkat MABIRAN yang dijabat oleh Camat, sebagai Ketua MABIRAN yang disingkat Ka. Mabiran. e. Majelis Pembimbing Desa atau Kelurahan disingkat MABISA yang dijabat oleh Kepala Desa atau Lurah sebagai Ketua MABISA yang disingkat Ka. Mabisa. Sedang KORSA adalah Koordinator desa yang dapat dijabat atau dipilih dari Pembina Gugusdepan di wilayah yang bersangkutan. f. Majelis Pembimbing Gugusdepan disingkat MABIGUS yang dijabat oleh orang tua peserta didik atau tokoh masyarakat disekitar Gugusdepan yang dipilih secara musyawarah bersama para Pembina Gugusdepan sebagai Ketua MABIGUS disingkat Ka. MABIGUS. Selama ini Ka. Mabigus
11
dijabat oleh Kepala Sekolah, terutama Gugusdepan yang berpangkalan di Sekolah. 4. Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka mempunyai tiga fungsi pokok : a. Fungsi Bimbingan 1) Bimbingan yang mengandung makna : tuntunan, pengarahan, saran dan nasehat. 2) Majelis Pembimbing ikut menentukan arah kegiatan Kepramukaan, mengoreksi segala penyimpangan di Kwartir maupun di Gugusdepan terhadap ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. b. Fungsi Partisipasi Majelis Pembimbing selalu berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan dalam usahanya memberi pembinaan peningkatan dan pengembangan Gerakan Pramuka secara aktif berusaha mengatasi kesulitan dan hambatan yang dihadapi oleh Kwartir atau Satuan-satuan Pramuka di Gugusdepan. c. Fungsi Bantuan 1) Majelis Pembimbing dalam usahanya mendukung Gerakan pramuka mengusahakan fasilitas-fasilitas, moril, finansiil, maupun materiil yang diperlukan oleh Kwartir atau Satuan-satuan Pramuka di Gugusdepan. 2) Mengadakan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk memperoleh
pengertian,
dukungan,
bantuan
masyarakat.
C. Fungsi Kwartir-Kuwartir 1. Kwartir Pramuka a. Fungsi Kwartir Nasional
1) Mengelola Gerakan Pramuka di tingkat nasional;
12
dan
kepercayaan
2) Menetapkan kebijakan pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, dan melaksanakan keputusan musyawarah nasional; 3) Menetapkan hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggaran
Dasar,
Anggaran
Rumah
Tangga,
dan
keputusan
musyawarah nasional; 4) Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan musyawarah nasional, dan keputusan kwartir nasional; 5) Membina dan membantu kwartir daerah dan gugus depan di perwakilan Republik Indonesia di luar negeri; 6) Membina organisasi pendukung di wilayahnya 7) Melakukan hubungan dan konsultasi dengan Majelis Pembimbing Nasional; 8) Melakukan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat nasional yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka; 9) Melakukan kerjasama dengan badan/organisasi kepramukaan di luar negeri; 10) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kwartir Nasional kepada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka; 11) Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka. Dalam
melaksanakan
tugasnya
bertanggungjawab kepada musyawarah nasional. b. Fungsi Kwartir Daerah
1) mengelola Gerakan Pramuka di tingkat daerah;
13
Kwartir
Nasional
2) melaksanakan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan musyawarah nasional, musyawarah daerah, dan keputusan kwartir nasional; 3) membina kwartir cabang dan organisasi pendukung di wilayah kerjanya; 4) melakukan hubungan dan konsultasi dengan majelis pembimbing daerah; 5) melakukan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat tingkat provinsi yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka; 6) menyampaikan
laporan
kepada
Kwartir
Nasional
mengenai
perkembangan Gerakan Pramuka di daerah; 7) menyampaikan
pertanggungjawaban
kwartir
daerah
laporan
keuangan
kepada
musyawarah daerah; 8) membuat
laporan
tahunan
termasuk
untuk
disampaikan kepada rapat kerja daerah. Dalam melaksanakan tugasnya, kwartir daerah bertanggungjawab kepada musyawarah daerah. c. Fungsi Kwartir Cabang
1) mengelola Gerakan Pramuka di tingkat cabang; 2) melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan musyawarah nasional, musyawarah daerah, musyawarah cabang, keputusan kwartir nasional, dan kwartir daerah; 3) membina kwartir ranting, gugus depan dan organisasi pendukung pramuka di wilayah kerjanya; 4) melakukan hubungan dan konsultasi dengan majelis pembimbing cabang; 5) melakukan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat tingkat kabupaten/kota, yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka;
14
6) menyampaikan laporan kepada kwartir daerah dan tembusan kepada Kwartir Nasional mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di cabang; 7) menyampaikan
pertanggungjawaban
kwartir
cabang
laporan
keuangan
kepada
musyawarah cabang; 8) membuat
laporan
tahunan
termasuk
untuk
disampaikan kepada rapat kerja cabang. Dalam melaksanakan tugasnya, kwartir cabang bertanggungjawab kepada musyawarah cabang.
d. Fungsi Kwartir Ranting
1) mengelola Gerakan Pramuka di tingkat ranting. 2) melaksanakan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan musyawarah nasional, musyawarah daerah, musyawarah cabang, musyawarah ranting, keputusan kwartir nasional, kwartir daerah, dan kwartir cabang; 3) membina dan membantu gugus depan pramuka di wilayah kerjanya; 4) melakukan hubungan dan konsultasi dengan majelis pembimbing ranting; 5) melakukan hubungan dan kerjasama dengan masyarakat setempat, instansi pemerintah, swasta di tingkat kecamatan, yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka; 6) menyampaikan laporan kepada kwartir cabang dan menyampaikan tembusannya kepada kwartir daerah mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di ranting; 7) menyampaikan
pertanggungjawaban
kwartir
ranting
kepada
musyawarah ranting; 8) menyampaikan laporan tahunan termasuk laporan keuangan kepada rapat kerja ranting; e. Gugus Depan
1) Wadah pembinaan kaum muda dalam kepramukaan
15
2) Tempat pengabdian anggota dewasa dalam memberikan dukungan bagi pengembangan pribadi kaum muda. 3) Tempat pengelolaan administrasi, keuangan, sarana, dan prasarana kepramukaan.
D. Smaphore 1. Pengertian Smapor
Semaphore adalah salah satu teknik untuk menyampaikan dan menerima pesan dengan jarak yang berjauhan dengan menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung tangan. Informasi yang didapat dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun kini yang umumnya digunakan adalah bendera, yang dinamakan bendera semaphore. Semaphore digunakan jika keadaan tidak memungkinkan untuk berkomunikasi secara langsung maupun dengan alat komunikasi lainnya. Dalam
kepramukaan
teknik
semaphore
biasa
dilakukan
dengan
menggunakan sepasang bendera yang memiliki ukuran 45cm x 45cm yang merupakan gabungan dua buah segitiga sama kaki yang masing-masing berwarna merah dan kuning. Pemilihan warna ini disengaja karena warna ini terlihat mencolok walaupun terlihat dari jarak yang sangat jauh. Semaphore kini menggunakan dua bendera yang berbentuk persegi, yang akan digunakan oleh pengirim sinyal untuk melakukan posisi posisi yang bisa diterjemahkan menjadi huruf dan angka. Sebenarnya warna bendera tergantung asal pesan itu dikirimkan, jika dikirimkan dari laut, maka benderanya berwarna merah dan oranye, jika dikirimkan dari darat maka bendera akan berwarna biru dan putih. Di Indonesia bendera yang biasa digunakan dalam kegiatan kepramukaan berwarna merah dan oranye. Namun sebenarnya warnabendera itu sendiri tidaklah terlalu penting, itu hanya merupakan pertanda agar pesan lebih mudah ditangkap. 2. Alat Semaphore
Alat yang digunakan untuk menyampaikan isyarat semaphore yaitu: a. Bendera Semaphore
16
Berbentuk persegi yang merupakan penggabungan dua buah segitiga sama kaki yang berbeda warna.
Berukuran 45 cm x 45 cm
Warna yang lazim digunakan warna merah dan kuning.
Berjumlah 2 buah
b. Tongkat bendera
Lazimnya terbuat dari kayu
Berukuran panjang 60 cm
3. Bentuk Pergerakan Smapor
Berikut ini adalah simbol-simbol dalam semaphore yang diartikan menjadi huruf dan angka.
17
Untuk membuat sandi angka, sebelum memulai sandi maka harus diawali dengan sandi “Nomor” dan jika ingin kembali membuat sandi huruf maka harus membuat sinyal “J” Beberapa sandi lainnya yang biasa digunakan dalam semaphore adalah; 1) U-R : berita siap dimulai 2) K : siap menerima berita 3) E (8 kali) : error / ada kesalahan 4) I-N-I : ulangi 5) A-R : berita selesai 6) R : dapat menerima dengan baik 7) A-S : tunggu 8) M-K : geser kanan 9) M-L : geser kiri. 4. Teknik Penyampaian Isyarat Semaphore
Teknik penyampaian isyarat semaphore yaitu : a. Bendera semaphore dipasang pada tongkat dengan warna merah dekat dengan tangkainya. b. Badan berdiri tegak c. Memegang 2 buah tongkat semaphore dengan posisi lengan tangan harus menyentuh tongkat semaphore (sehingga tongkatnya seperti sambungan tangan) yang bergunakan untuk meluruskan tongkat semaphore sehingga tongkatnya tidak miring ataupun jatuh d. Semua pergerakan menggunakan bahu, sehingga kedua tangan tetap lurus. e. Menyampaikan isyarat semaphore dengan huruf demi huruf yang sudah di tentukan dengan kecepatan yang sesuai 5. Cara Mengirim dan Menerima Isyarat Semaphore
Cara mengirim dan menerima berita dalam semaphore adalah sebagai berikut: a. Usahakan untuk mengirim atau menerima berita berada di tempat yang terang.
18
b. Untuk pengirim sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau tiga orang, satu sebagai pengirim isyarat, satu sebagai pembaca isyarat dan satu lagi sebagai pembawa kunci kode isyarat jika belum hafal c. Sikap pengirim tegak, dan dua orang lainnya jongkok tanpa menghalangi si pengirim. d. Sebelum mengirim berita , kirim perhatian kepada si penerima. Jika siap penerima menjawab dengan “K” e. Kirimkan hurufperhuruf dari tiap perkataan. f. Untuk menyatakan perkataan telah selesai dipakai tanda bendera dipegang bersilang kebawah dan juga digunakan kalau ada huruf kembar. g. Jika tiap perkataan diterima dengan baik penerima menyatakan dengan mengirim huruf “C” h. Bila pengirim menghendaki membuat angka. Maka lebih dahulu harus memberi tanda A sesudah itu baru membuat angkanya. i. Jika penerima menghendaki supaya kiriman terakhir di ulangi kirimkan kepada pengirim “ INI” dirangkai. j. Jika pengirim membuat kekeliruan kirimkan huruf “ E” delapan kali. k. Berita selesai dinyatakan dengan huruf “AR” tunggulah si penerima mengirim huruf “R” artinya ia telah menerima dengan baik.
19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Struktur organisasi Gerakan Kepanduan HW:
Tingkat Pusat disebut Kwartir Pusat.
Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah.
Tingkat Daerah disenbut Kwartir Daerah.
Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang.
Tingkat Ranting disebut Qabilah
b. Didalam organisasi kepramukaan ada yang biasa disebut dengan istilah Majelis pembimbing yaitu badan yang bertugas memberikan bimbingan dan bantuan moril, organisasi, material dan finansial kepada kwartir, gugus depan satuan karya pramuka. Majelis pembimbing dibentuk ditingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Gugus Depan dan Saka. c. Peranan majelis pembimbing adalah memberikan bimbingan dan bantuan moril, organisataris, material dan finansial kepada kwartir, gugusdepan, dan satuan karya pramuka serta untuk memungkinkan menyelenggarakan misinya, gerakan pramuka memerlukan bimbingan dan bantuan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat untuk itu, pada masing-masing tingkat kwartir dan tingkat gudep dan saka. d. Semaphore adalah salah satu teknik untuk menyampaikan dan menerima pesan dengan jarak yang berjauhan dengan menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung tangan.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
20
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
21
DAFTAR PUSTAKA
Farid, Miftah. 2015. Semaphore. Diakses tanggal 27 Oktober 2017 dari http://praskada.blogspot.co.id/2015/11/semaphore-lengkap-dansejarahnya.html
Anonim. 2014. Gugusdepan yang Berpangkalan Di Sekolah Dasar . Diakses tanggal
27
Oktober
2017
dari
http://kwaranwonogiri.blogspot.co.id/2014/04/gugusdepan-yang-berpangkalandi-sekolah.html
Anonim. 2013. Struktur Organisasi Hlzbul Wathan Diakses tanggal 27 Oktober
2017
dari
http://hw-kwarda-
karanganyar.pdmkra.or.id/2013/06/struktur-organisasi-hlzbul-wathan.html
Aninonim. 2013. Struktur Organisasi Gerakan Kewenangannya
Diakses
tanggal
27
Pramuka Tugas dan Oktober
2017
dari
http://www.sarjanaku.com/2013/04/struktur-organisasi-gerakanpramuka.html
iii