TATA CARA MERAWAT ORANG SAKIT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Sakit dalam Pandangan Islam
Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga kondisi dan situasi yakni sehat, sakit atau mati. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup sehat dan mengabaikan perintah Allah SWT, sebaliknya pada kondisi sakit dianggap sebuah beban penderitaan, malapetaka dan wujud kemurkaan Allah SWT. Dalam Q.S. Saad: 27 Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua.
Artinya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda Rasulullah SAW yang artinya
“ Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT ” (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi). Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh setiap manusia. Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda:
Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari)
Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah SWT berupa penghapusan dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, “Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekankejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.”
2. Jenis Penyakit
a.
Penyakit fisik/ lahir
b. Penyakit batin/ hati, seperti syirik, kufur, iri atau dengki, dan lain sebagainya
3. Macam-macam Orang Sakit
Orang yang sakit dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: a.
Orang yang sakit ringan,
b. Orang yang sakit berat atau keras, dan c.
Orang yang sedang menghadapi sakaratul maut
4. Anjuran Bagi Orang yang Sakit
a.
Berbaik sangka kepada Allah SWT
b. Bersabar atas apa yang menimpanya, tidak berputus asa c.
Menerima takdir Allah SWT atasnya
d. Bersyukur kepada Allah SWT e.
Memperbanyak istighfar
f.
Memperbanyak doa
g. Banyak muhasabah diri h. Senantiasa mengharapkan rahmat Allah SWT atasnya i.
Tawakkal
j.
Tetap menjalankan ibadah sesuai kemampuan
k. Membaca buku-buku agama untuk menguatkan batinnya l.
Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran
m. Tidak boleh mengharapkan kematian bagi dirinya
n.
Hendaklah segera menunaikan segala tanggungan-tanggungan (utang) kepada orang lain atau memberi wasiat kepada keluarganya atau yang lainnya
5. Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit
a.
Ikhlas
b.
Penuh kasih sayang
c.
Pemaaf
d.
Cermat/ teliti
e.
Penuh tanggung jawab
f.
Patuh pada peraturan
g.
Menyimpan rahasia
6. Perawatan Bagi Orang Sakit
a.
Pengobatan Medis
b. Pengobatan Non Medis, meliputi:
Doa-doa
Mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an
c.
Pengobatan alternatif lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam
7. Pendampingan Terhadap Orang Sakit
Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena itu hendaknya
didampingi
dan
diberi
perhatian
lebih,
serta
dorongan
motivasi
untuk
kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba Allah swt yang tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan-Nya. Kita dapat mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada Allah swt dan menyadari segalanya kembali atas kehendaknya https://muslimafiyah.com/adab-dan-akhlak-terhadap-orang-sakit.html http://sahabatsejatimayah.blogspot.co.id/2012/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html
. Berikut beberapa adab dan akhlak berkaitan denga orang sakit serta beberapa contoh aplikasi dan pengalaman kami sebagai petugas medis sesuai kenyataan di lapangan.
>>Menghibur dan memberikan nasihat kesabaran kepada orang sakit
Ini peran kita ketika menjenguk dan menjaga orang sakit, mereka sangat butuh hiburan, teman mengobrol untuk melupakan sejenak sakitnya. Akan tetapi yang paling penting adalah kita ingatkan tentang akhirat dan pahala yang sangat besar diakhirat kekal, dunia abadi yang tidak bisa dibandigkan dengan dunia. Allah Ta’ala berfirman, Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pa pahala hala mereka reka tanpa npa batas“. (Surat Az Zumar : 10). Kita menghibur dengan hadits-hadits berikutnya: Nabi shallallahu Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, sallam bersabda,
. ” Manusia pada hari kiamat mengi ng i ngi ng i nka nk an kuli k ulitny tnya a di di potong tong-po -poto tong ng dengan ngan gunting gunti ng keti keti ka di di dunia, duni a, kar k are ena mer mer eka me melihat li hat beta betapa pa be besarnya sar nya pahala pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.”[1]
Dan beliau shallallahu beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, sallam bersabda,
ter tusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan “Tidaklah seorang muslim ter diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.” [2]
Nabi shallallahu Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, sallam bersabda,
“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada sehingga a i a bertem rtemu dengan ngan A llah llah tanpa npa dosa sed sedi kit ki tpun.” [3] anaknya maupun pada hartanya, sehingg
Menghibur dengan doa ketika menjenguk:
.
“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah.” [4] Contoh Aplikasinya: Ketika rasa sakit agak mereda atau pasien baru bangun tidur, kita ajak ngobrol ringan dan sedikit ajak bercanda. Karena terlalu serius juga bisa membuat pasien jenuh. Jangan lupa coba ajak pasien jika mampu berjalan-jalan sekitar kamar atau diluar kamar boleh sambil membawa infus jika memang bisa. Agar pasien tidak jenuh. Kita berusaha memasukkan kegembiraan kepada saudara muslim kita. Rasulullah shallallahu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, wasallam bersabda,
Sebaik-b ik -ba ai k am amal Shalih Shalih adalah agar engkau memasuk masukkk an ke k eg embi mbi r aan aan kepada pada saudar saudaram amu u “ Seb yang beriman” [5] .
>>banyak bersabar dan memohon agar diberikan kesabaran merawat orang sakit
Memang menjaga dan menunggu orang sakit memang butuh kesabaran ekstra, melayaninya, mengambilkan sesuatu, kurang tidur sampai mengurus ketika ia BAB dan BAK. Ini sangat san gat menguras tenaga dan banyak menghabiskan waktu. . Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sall am bersabda, am bersabda,
Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” [6]
Contoh aplikasinya: Menjaga orang sakit terutama sendiri bisa dibilang cukup melelahkan, apalagi yang dijaga adalah anak kecil. Sehingga ada yang yang bilang, kalau anak kecil sakit maka orang tua yang jaga sakit. Karena mereka juga kurang tidur, sering bangun tengah malam. Belum lagi terkadang yang sakit agak manja, belum duduk sebentar sudah dipangil oleh yang sakit untuk ambil ini ambil itu atau perbaiki keadaan tubuhnya.
Belum lagi mengurus orang yang sudah agak berumur, terkadang harus “mencebok”, membersihkan “iler”, “ingus” dan lain-lainnya. Terlebih lagi orang tua kita, kita harus banyak bersabar menjaga mereka ketika sakit. Terlabih lagi orang yang sakit terkena sakti stroke dengan hampir lumpuh total, maka mulai dari proses memandikan, melap badan, menggendong dan mengantakan bolak-balik ke kamar mandi, serta harus bersabar dengan ucapannya yang tidak jelas atau ngelantur bahkan emosinya tidak stabil bisa marah-marah sendiri. Hal yang lain misalnya: -terpaksa tidur dilantai bawah -makan seadanya -menunggu atau tidur diluar ruangan operasi atau ICU
>>Hendaknya penunggu pasien juga memperhatikan waktu yang banyak ia habiskan dan berusaha untuk “mencuri waktu” untuk ibadah dan ilmu. Rasulullah shallallahu Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda, sallam bersabda,
:
“ Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nik ni kmat waktu waktu luang ” [7] .[7]
S yafi’i rahimahullah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menukilkan perkataan Imam Syafi’i rahimahullah, beliau berkat,
:
: .“
“Saya menemani orang sufi, aku tidak mendapat manfaat kecuali dua, salah satunya: “Waktu
laksana pe pedang dang.. J i ka eng engkkau titi dak dak mengg ng g unakannya, unakannya, mak mak a ia ia yang yang malah malah ak akan menebasmu” [8]
Maka salah satu nasehat yang ditekankan ulama adalah mengisi dan “mencuri waktu” untuk AlQuran. Karena AL-Quran memang bisa mengobati kesedihan, kegelisahan hati serta bisa mengobati penyakit fisik. Ini berlaku untuk semua Ayat dalam Al-Quran. Allah Ta’ala berfirman, Ta’ala berfirman,
A l-Qur` r`a an sua suatu yang menjad njadi pe penaw nawar /kese kesem mbuhan uhan dan rahmat “Dan Kami turunkan dari Al-Qu bagi orang-orang orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: beriman.” (Al-Isra`: 82)
Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syingkiti rahimahullahu menafsirkan, rahimahullahu menafsirkan,
;
“ini adalah penawar/kesembuhan penawar/kesembuhan yang mencakup penawar hati dari penyakit-penyakitnya seperti ragu-ragu, kemunafikan dan lainnya. Dan juga mencakup penawar bagi penyakit badan ji ka di r uqy uqyah pada badan. Sebagaimana ditunjukkan pada kisah seorang laki-laki yang tersengat kalajengking kemudian diruqyah dengan Al-Fatihah. Kisah ini adalah shahih dan masyhur.” [9]
Contoh aplkasi: Kadang ketika pasien tertidur tertidur atau istirahat, istirahat, kita bisa membaca Al-Quran atau menghapalkan, bisa menyembuhkan penyakit hati kita dan penyakit badan pada pasien. Atau saat pasien dibawa masuk ruang operasi berjam-am, kita menunggu dengan membaca Al-Quran, menghapalkan doa daripada mengobrol-ngobrol tidak jelas. Atau membacakan ketika dia sadar, biarkan yang sakit mendengarnya atau menyimaknya, jika perlu kita bacakan arti dan terjemahannya, semoga ia menjadi sabar dan diberi ketenangan hati. Kita bisa memilih ayat-ayat mengenai kesabaran dan peringatan bahwa dunia ini tidak ada apaapanya dengan siksa di akhirat nanti.
>>Berdakwah kepada Allah dan agama kepada orang sakit
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, sallam bersabda,
“Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui melalui perantaraanmu itu lebih baik daripada seekor unta merah.” [10]
Contoh aplikasi: Jiwa orang sakit sangat labil, ia akan mendengarkan apa saja masukan dari orang yang memberikan perhatian atau ia sangat berharap pada orang tersebut, misalnya dokter atau orang o rang yang setia menemani dan membantunya selama sakit. Jelaskan tetap jaga shalat selama sakit, ingatkan k etika waktu shalat, jika tertidur pulas atau istirahat bisa dijamak shalatnya. Jangan sampai ia lewatkan waktu shalat karena amal tergantung dengan shalatnya. Bahkan ini dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Anas bin Malik meriwayatkan, ‘Bahwasanya ada seorang anak muda Yahudi yang yang pernah menjadi pembantu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia sakit, lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam datang menjenguknya. Kemudian beliau bersabda, ‘Masuklah Islam! Maka dia pun masuk Islam.” [11]
>>Hendaknya pula penunggu pasien membiasakan untuk berdzikir dan mengingatkan pasien untuk berdizkir.
Allah Ta’ala berfirman, Ta’ala berfirman,
“(yaitu) orang -orang -orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Artenteram.” (Ar-Ra’d: 28) Syaikh Prof. Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata, rahimahullah berkata, Demikian juga kami nasehatkan agar banyak berdzikir, berdoa dan berharap kesembuhan kepada Allah, agar Allah menyembuhkan orang yang sakit dari kaum muslimin, menghilangkan kesedihan, kegelisahan dan kesusahkan mereka. Wallahu a’lam [12]
Contoh aplikasi: Berdizkir sangat mudah, ingatkan orang yang setiap waktu untuk berdzikir, kalimat yang mudahkalimat yang ringkas, insyaAllah ia akan selalu ingat. Apalagi pasien dengan kesadaran yang lemah, ini perlu terus diingatkan. Asalkan janga ramai-ramai mengingatkan seperti majelis dzikir jamaah, maka ini membuat ribut dan bahkan membuat pasien takut karena ia mengira ia sudah hampir meninggal.
>>Hendaknya penunggu pasien juga berusaha menghapalkan doa-doa kesembuhan dan mengajarkan kepada pasien.
Misalnya: Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya ‘anha bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam menjenguk sallam menjenguk sebagian keluarganya (yang sakit) lalu beliau mengusap dengan tangan kanannya sambil membaca,
“Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat yang Maha Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat (yang menyembuhkan) kecuali obatmu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” [13] Atau mengajarkan doa kesembuhan yang dibaca oleh pasien. dari Utsman bin Al-Ash radhiallahu ‘anhu diriwayatkan ‘anhu diriwayatkan bahwa ia pernah mengeluhkan penyakitnya kepada Rasulullah shallallahu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang penyakit ditubuhnya. Rasulullah shallallahu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Letakkan tanganmu dibagian tubuh yang sakit, lalu ucapkanlah, “bismillah” tiga kali, hi mi n syar syar r i maa aj aj i du wa lalu ucapkan sebanyak tujuh kali “ A’udzu billahi wa qudrooti hi uhaadzir ”, “Aku memohon perlindungan kepada Allah dengan kemuliaan dan kekuasaannya dari segala keburukan yang kudapatkan dan kukhawatirkan.” kukhawatirkan.”[14]
Doa yang lainnya:
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Penguasa Arsy yang agung untuk menyembuhkanmu. Dibaca tujuh kali.” [15]
Masih banyak adab yang lain, misalnya:
-menanyakan ada hutang puasa nadzar atau Ramadhan atau tidak? -menjenguk lawan jenis, boleh jika tidak menimbulkan fitnah dan dengan keberadaan mahram
– Sunnah Sunnah menghadapkan orang yang sakit ke arah kiblat ketika akan meninggal -boleh menjenguk orang kafir dengan tujuan menampakkan akhlak Islam dan mendakwahkan -memperhatikan waktu menjenguk -jangan lama-lama menjenguk orang sakit -jangan memaksa orang sakit menceritakan sakitnya dengan lama dan mengulang-ulangi
-dudk menjenguk di posisi dekat kepada karena lebih akrab sebagaimana hadits -jangan menakut-nakuti pasien, jika perlu kita “berbohong” dengan “tauriyah”
Peran perawat tidak sebatas memberikan pengobatan secara fisik namun juga pengobatan psikis pasien. Perawat juga bisa membimbing ritual keagamaan sesuai dengan keyakinan klien, seperti cara bertayamum, salat sambil tiduran, atau berzikir dan berdoa. Bila perlu perawat dapat dap at mendatangkan guru agama pasien untuk dapat memberikan bimbingan rohani hingga merasa tenang dan damai, berikut beberapa contoh perawat dalam membimbing pasien beribadah : 1. Membimbing pasien untuk berwudhu atau bertayamum (thaharah) Seorang perawat harus memiliki rasa perhatian penuh terhadap pasien, bahkan perawatpun harus mampu dalam membantu pasien saat bersuci. Pada saat hendak melaksanakan ibadah maka perawat harus bisa membantu pasien untuk bersuci (thaharah) terlebih dahulu. Thaharah hukumnya wajib berdasarkan Alquran dan sunah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan salat, maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian, dan (basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki.” (Al-Maidah: 6). 2. Membimbing pasien sholat apabila telah tiba waktunya Shalat hukumnya fardhu (wajib) bagi setiap orang yang beriman yang telah memenuhi syarat, baik laki-laki maupun perempuan walaupun dalam keadaan sakit. Shalat dibebankan kepada setiap kaum muslimin dan tidak boleh meninggalkannya, kecuali bagi orang gila, anak kecil yang belum baligh, dan wanita yang sedang haid atau nifas. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kita untuk mendirikan shalat, sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’anul Karim di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,
”Maka dirikanlah shalat itu, sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya Nisa’: 103) atas orang-orang yang beriman.” (Q. S. An- Nisa’:
3. Membimbing pasien berpuasa Berdasarkan pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi
yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit. Terutama jika saat bulan ramadhan, beberapa pasien dengan penyakit tertentu(ringan) dapat berpuasa. “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangann ya dan hendaklah kamu mengagungkan Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Baqarah: Allah atas petunjuk- Nya 185). Perawat diwajibkan mengetahui mana saja pasien yang bisa berpuasa atau tidak. Suatu kewajiban apabila pasien muslim melakasanakan ibadah solat, sebagai perawat diwajibkan untuk mengingatkan solat terhadap pasien dan apabila pasien membutuhkan pertolongan dalam bimbingan atau pendamping pada saat berwudhu dan solat, perawat harus bersedia mendampingi pasien. Tata Cara Shalat bagi Orang sakit
• Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan keadaan berdiri, maka shalat dapat dilakukan dengan posisi duduk
• Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara duduk, maka shalat bisa dilakukan dengan cara berbaring menghadap kiblat dengan miring di sisi kanan (lebih baik daripada sisi kiri)
• Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara miring, maka shalat bisa dilaksanakan dengan cara menelentang, kedua kakinya diarahkan ke kiblat dan lebih baik kepalanya diangkat sedikit untuk menghadap ke kiblat
• Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan ruku’ dan sujud, maka bisa dengan memakai isyarat dengan kepala
• Jika tidak mampu mengisyaratkan dengan kepala dan mata pada waktu ruku’ dan sujud, maka bisa dilaksanakan dengan isyarat mata.
• Jika tidak mampu mengisyaratkan dengan kepala dan mata, maka shalat dapat dilaksanakan dengan hati. Karena perawat yang juga berperan membimbing ritual keagamaan terhadap pasien selain itu juga perawat harus mampu memberikan pengetahuan tentang ilmu kesehatan maupun ilmu tatakrama keagamaan terhadap pengunjung yang membesuk pasien, seperti doa menjenguk orang sakit berikut :
Apabila pasien telah sembuh dan akan pulang, perawat bisa membimbing pasien dan keluarga untuk berdoa mensyukuri kesembuhan yang telah Allah berikan, berikut doa menysukuri doa kesembuhan :
“Wahai Tuhanku, bahwasanya aku memohon kelapangan dalam waktu yang dekat, kesabaran yang sempurna, rizki yang luas, terhindar dari segala bala. Ya Allah aku memohon kepada Engkau untuk pandai mensyukuri nikmat sehat yang Engkau limpahkan. Ya Allah aku memohon kepada Engkau kecukupan dari manusia (tidak memerlukan kepada orang lain). Tak ada daya dan tak ada tenaga, kekuatan melainkan dengan Allah yang MahaTinggi lagi MahaBesar” Peran perawat sebagai pembimbing rohani selain peran utama merawat pasien secara fisik(kesehatan) maupun secara psiko(kejiwaan) amatlah vital, karena perawat hampir setiap waktu ada berada di samping pasien saat di rumah sakit. Maka sangat wajib bagi seorang perawat mempunyai ilmu dan kemampuan dalam ilmu kerohanian pasien selain hal medis. Semoga dengan materi ini kita dapat membuka wawasan terhadap para perawat muslim bahwa tugas perawat bukan hanya menyembuhkan fisik di dunia saja namun juga membantu urusan akhirat kelak. https://id.scribd.com/presentation/321803655/Ibadah-dalam-kondisi-sakit-menurut-agama https://artikel.masjidku.id/articles-item.php?id=2384