TEKNIK PERSILANGAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)
PAPER OLEH: IRFAN RUSDI 140301016 AGROEKOTEKNOLOGI IA
LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
TEKNIK PERSILANGAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)
PAPER OLEH: IRFAN RUSDI 140301016 AGROEKOTEKNOLOGI IA
Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman , Program Studi Agroekoteknologi, .......Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Ditugaskan Oleh: Dosen Penanggungjawab
Dr.Diana Sofia Hanafiah, SP,MP NIP:19740803199903 Diperiksa Oleh: Asisten I
Asisten II
(Alexander M.Luthfi) Nim:110301240
(Dian Arvita) Nim:120301269
LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya. Adapun judul paper ini adalah Teknik Persilangan Tanaman Menyerbuk Sendiri Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Dasar Pemuliaan Tanaman Dr.Ir.Lollie Agustina P.Putri,M.Si ; Ir.Emmy Harso, K.M.Sc ; Dr.Diana
Sofia
Hanafiah,
SP.MP
;
Ir.Isman
Nuriadi
;
Luthfi A.M Siregar, SP,M.Sc P.hD ; Ir.Revandy I.M.Damanik, M.Sc, P.hD ; Ir.Eva Sartini Bayu, MP ; Prof.Dr.Ir.Rosmayati,MS ; Ir.Yusuf husni dan Ir.Syafruddin Ilyas dan juga kepada
abang dan kakak asisten kami yang telah
membantu kami. Akhir kata , Penulis mengucapkan terima kasih jika ada kritik dan saran dan semoga paper ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan,
Mei 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN
Latar Belakang Tujuan Penulisan Kegunaan Penulisan TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Syarat Tumbuh Tanah Iklim KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Ii
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah kegiatan memilih atau menyeleksi dari suatu populasi untuk mendapatkan genotipe tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang selanjutnya akan dikembangkan dan diperbanyak sebagai benih atau bibit unggul. Namun demikian, kegiatan seleksi tersebut seringkali tidak dapat langsung diterapkan, karena sifat-sifat keunggulan yang dimaksud tidak seluruhnya terdapat pada satu genotipe saja, melainkan terpisah pada genotipe yang lainnya. Misalnya, suatu genotipe mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan terhadap penyakit, sedangkan genotipe lainnya memiliki sifat-sifat lainnya (sebaliknya). Jika seleksi diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu terpisah pada genotipe yang berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapatkan genotipe yang baru yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen (Tanto,2002). Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahklan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self polination crop) maupun pada tanaman yang menyerbuk silang (cross polination crop) (Sunarto,1997). Metode pemuliaan tanaman ini punya manfaat yang sangat penting bagi perakitan varietas. Hibridisasi merupakan salah satu metode pemuliaan tanaman dimana
bertujuan
memperoleh
kombinasi
genetik
yang diinginkan
melalui
persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipenya. Diharapkan setelah adanya hibridisasi dapat menghasilkan kombinasi baru genetika dari tanaman tetua yang diharapkan sifat unggulnya (Supartopo,2006). Varietas unggul didapat melalui beberapa metode pemuliaan tanaman. Metode pemuliaan ini sangat ditentukan oleh sistem penyerbukan ataupun cara perkembang biakan tanman. Metode untuk tanman menyerbuk sendiri berbeda dengan metode untuk tanaman menyerbuk silang. Metode yang dikembangkan secara seksual
berbeda dengan yang dikembangkan secara aseksual. Beberapa metode pemuliaan tanaman yang diketahui yaitu introduksi, seleksi dan hibridisasi dilanjutkan seleksi. Penyerbukan silang pada bunga yang pada umumnya menyerbuk sendiri bertujuan agar didapatkan tanaman dengan berbagai macam variasi genotip maupun fenotip (Cahyono,2007).
B. Tujuan Penulisan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman genetik, memanfaatkan vigor hibrida, dan menguji potensi tetua (uji turunan).
C. Kegunaan Penulisan
Kegunaan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian
di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman,
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Menurut Steenis (2003), tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo
: Graminales
Family : Graminae, Genus : Oryza Spesies: Oryza sativa L. (steenis, 2003)
Tumbuhan padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara tersusun yaitu pada batang pokok atau batang batang utama akan tumbuh anakan pertama, anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku pertama pada batang anakan kedua dan seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang serupa dan membentuk perakaran sendiri (Luh, 1991). Batang padi tersusun dari rangkaian ruas – ruas dan diantara ruas yang satu dengan ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi didalamnya berongga dan bentuknya bulat, dari atas ke bawah ruas buku itu semakin pendek. Ruas yang terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan ruas – ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas – ruas yang berdiri sendiri. Sumbu utama dari batang dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio yang disertai pada coleopotil pertama (Grist, 1960). Pada buku bagian bawah dari ruas tanaman padi tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagianatas. Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula
(lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalutruas yang paling atas dari batang disebut daun bendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir pada (Siregar, 1981). Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983). Pada dasar bunga terdapat ladicula (daun bunga yang telah berubah bentuknya). Ladicula berfungsi mengatur dalam pembuahan palea, pada waktu berbunga ia menghisap air dari bakal buah, sehingga mengembang. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka (Hasyim, 2000). Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau bulir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padiyang tertutup olehlemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain akan membentuk sekam atau kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983). Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian paling luar disebut epicarpium, bagian yang tengah disebut mesocarpium dan bagian yang dalam disebut endocarpium. Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embrio (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma (Departemen Pertanian, 1983). Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang menguning sudah mencapai sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk. Tangkai padi merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi sudah siap panen adalahdengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Andoko, 2002).
Syarat Tumbuh
Iklim Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-23 derajat C. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman (Aak, 1990). Tanah Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi.Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk
mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus. Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman semusim yang sangat bermanfaat di Indonesia karena menjadi bahan makanan pokok.Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi.Bila didataran tinggi kita mengenal padi gogo,maka didataran rendah kita mengenalnya dengan padi sawah.Umumnya padi dapat dibudidayakan sampai pada ketinggian 1.200 m dpl (Aak, 1990).
KESIMPULAN
1. Langkah langkah dalam melakukan hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri adalah mengumpulkan tepung sari, kastasi, emaskulasi, hibridisasi,Pelabelan dan kontrol.
2. Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina. Kastrasi dilakukan untuk menghindari penyerbukan sendiri (selfing). Kastrasi dilakukan dengan mengambil seluruh perhiasan bunga dan tentu saja alat kelamin jantan (benangsari). 3. Banyak hal yang mempengaruhi pada tanaman menyerbuk sendiri antara lain kondisi lingkungan, stuktur bunga, jenis varietas dan ketelitian si pemulia.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Andoko, A ., 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Cetakan-I. Penebar Swadaya, Jakarta. BALITPANG, 1989. Padi. Edisi ke-2. Pusat Penelitian dan Pengemb angan Tanaman Pangan. Bogor. Cahyono,B. 2007. Kedelai, Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. C.V.Aneka Ilmu. Semarang. Departemen Pertanian. 1983. Pedoman Bercocok Tanam Padi, Palawija dan Sayursayuran. Satuan Pengendali Bimas. Jakarta. Grist D.H., 1960. Rice. Formerly Agricultural Economist, Colonial Agricultural Service, Malaya. Longmans, Green and Co Ltd. London. Hasyim, H. 2000. Padi. FP-USU Press. Medan. Luh,1991 Botani Departemen pertanian. Jakarta. Siregar, Hadrian. 1981. Budidaya tanaman padi di Indonesia. Jakarta: PT.Sastra Hudaya. Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang Supartopo. 2006. “Teknik Persilangan Kedelai Untuk Perakitan Varietas Unggul Baru”. Buletin Teknik Pertanian (11) : 76-80 Steenis, C. G. G. J. V., 2003. Flora. Cetakan 9. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Tanto. 2002 . Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). Raja Grafindo Persada, Jakarta.