TUGAS TEORI HUKUM Dosen Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana,SH.,MH. Wairocana,SH.,MH.
Resume Apakah Teori Hukum Itu
oleh: SATUGUS SUSANTO, SE, SH., NIM : 1292461019
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KENOTARIATAN KENOTARIATAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012
I. PENDAHULUAN
1.1. 1.1. Ke Kede deka kata tan n Teor Teorii Huku Hukum m
Bagi banyak orang, Hukum dan Teori Hukum bagaikan dua dunia yang jauh terpisah, yang dikhususkan bagi dua yuri dua yuriss yang berbeda satu sama lain. Yang satunya dianggap kabur, tidak relevan dan berlebihan, sedangkan yang satunya lagi solid, berguna dan mutlak diperlukan. Pengalaman pertama mengenal Teori Hukum memberi kesan yang kurang menarik. Audi menarik. Auditor toria ia yang berpengetahuan minim dalam bidang hukum disajikan hal-hal yang terlalu abstrak. Ald abstrak. Aldous ous Huxley Huxley mengkritik bahasa dan konsep yang digunakan dalam Teori Hukum sebagai bahasa yang abstrak yang membuat orang enggan dan jengkel mempelajarinya sehingga fakta dan teori-teori ilmiah yang disajikan dipandang tidak relevan. Perbeda Perbedaan an antara antara Teori Teori Hukum Hukum dengan dengan studi studi hukum hukum lainny lainnyaa sepert sepertii Filsaf Filsafat at Hukum, Hukum, Sosiologi Hukum, Hukum Ekonomi, Sejarah Hukum, Psikologi Hukum, dan lain-lain adalah cara pandang dalam Teori Hukum yang menempatkan diri sebagai orang dalam (insider (insider ), ), dari sudut pandang yuris yuris, yaitu mereka yang berurusan berurusan dengan undang-undang, undang-undang, traktat-traktat traktat-traktat,, kontrak kontrak-kon -kontra trak, k, kebiasaa kebiasaan-ke n-kebia biasaa saan, n, prakte praktek-pr k-prakt aktek ek yuridi yuridis, s, perika perikatantan-per perikat ikatan an dan peradi peradilan lan.. Teori Hukum Hukum,, sebagai sebagai cabang cabang Ilmu Ilmu Hukum bukanl bukanlah ah ilmu ilmu bantu bagi bagi Ilmu Ilmu Hukum, Hukum, mempelajari hukum demi hukum sendiri yaitu untuk memahami hukum dengan lebih baik dan mendasar. 1.2. 1.2. Tiga Tiga Tingk Tingkata atan n Ilmu Ilmu Hu Hukum kum
Ilmu Ilmu Hukum Hukum dipergu dipergunaka nakan n sebaga sebagaii istila istilah h yang yang mencaku mencakup p semua semua hal yang yang berkai berkaitan tan denga dengan n kegia kegiata tan n memp mempela elajar jarii hukum hukum.. Sejak Sejak semu semula la penge pengeta tahua huan n hukum hukum (rechtskennis) rechtskennis) memang berbeda pengertiannya dengan ilmu hukum (rechtswetendchap (rechtswetendchap). ). Pengetahuan hukum mengandung pengertian tataran minimum tentang hukum yang harus dikuasai pemakai hukum dan penerap hukum (rechtstoepasser (rechtstoepasser ) sepanja sepanjang ng tidak tidak timbul timbul permas permasala alahan. han. Ilmu Ilmu Hukum Hukum menjelaskan menjelaskan secara sistemati sistematiss dan bertanggungjawab bertanggungjawab hal-hal yang berkaitan berkaitan dengan uraian yuridis, struktur-struktur kekuasaan, kaidah-kaidah dan perikatan-perikatan. Dalam penelitian empiris bahan-bahan ini harus diolah sehingga saling berkaitan secara sitematis yang dikenal sebagai tataran deskriptif. deskriptif. Kemudian Kemudian dalam tataran eksplikatif eksplikatif dijelaskan dijelaskan jawaban terhadap pertany pertanyaan aan “mengapa?” “mengapa?” yaitu yaitu sebab sebab dan motifny motifnyaa misal misalnya nya saja: “mengap “mengapaa hakim hakim memvoni memvoniss demikian? Mengapa dalam hal ada dua kaidah atau lebih maka pilihan dijatuhkan pada suatu kaidah tertentu, dan yang lainnya. Setelah itu muncul tataran yang ketiga yang preskriptif atau normat normatif if yang yang menjaw menjawab ab pertany pertanyaanaan-pert pertany anyaan aan “bagaim “bagaimana ana seharu seharusny snya,” a,” berupa berupa usulanusulanusulan, alternatif-alternatif, pedoman-pedoman normatif yang tidak termasuk ke dalam esensi ilmu. Ilmu hukum terbagi atas Dogmatika Hukum atau Ajaran Hukum dan Teori Hukum. Di tempat paling atas terletak Filsafat Hukum.
1.3. 1.3. Fils Filsaf afat at Huk ukum um
Filsafat membahas manusia dan kenyataan pada lingkup yang lebih tinggi tinggi sehingga medan pandang pandang ( gezicht gezichtsvel sveld d )nya )nya lebih luas. Filsafat juga menembus secara lebih mendalam sampai kepada kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai yang fundamental, suatu penjelasan menyeluruh mengenai manusia dan dunia. Lingkup Filsafat Hukum lebih tinggi dibandingkan dengan Teori Hukum karena harus menjelaskan tata hukum (rechtsbestel (rechtsbestel ) dan tatanan hukum (rechtsorde (rechtsorde)) yang memuaskan dan tuntas. Filsafat Hukum menyediakan pengertian-pengertian dan nilai-nilai fundamental fundamental yang kemudian kemudian dipergunakan dipergunakan dalam ilmu empiris, empiris, dalam Dogmatika Dogmatika Hukum dan dalam Teori Hukum. 1.4. 1.4. Titi Titikk-Ti Titi tik k Tola Tolak k 1.41. Pandangan Statikal dan Dinamikal Atas Hukum
Pandangan tentang hukum yang paling luas dan netral: hukum adalah suatu penataan terorganisasi atas perbuatan lahiriah manusia di dalam masyarakat, yang mencakup keseluruhan aturan perilaku dan struktur-struktur kekuasaan. Studi hukum berkaitan dengan hukum yang berlak berlaku, u, artin artinya ya siapa, siapa, terhada terhadap p apa, di bawah bawah syarat syarat-sy -syarat arat dan kewa kewajiba jiban n apa, apa, secara secara resp respekt ektif: if: siapa, atas apa, di bawah syarat-syarat apa mempunyai suatu hak subyektif. Hukum dalam kenyataa kenyataan n seharisehari-har harii merupak merupakan an suatu suatu aturan aturan yang yang memaksa memaksa.. Hukum Hukum dipanda dipandang ng sebagai sebagai sesuatu yang statis, obyektif dan eksternal pada diri sendiri, sebagaimana yang ada pada saat ini terlepas dari sejarah terbentuknya dan perspektif-perspektif masa depannya. 1.42. Faktor-Faktor pada Pembentukan Hukum
Dalam semua kejadian pada mulanya dalam pembentukan hukum rancangannya bermula dari situasi kehidupan faktual yang mengarah kepada tujuan non yuridis, suatu nilai yang ingin dipenuhi dan dijamin di masa depan melalui hukum yaitu suatu perikatan atau suatu struktur organisasi. Antara fakta dan tujuan ini dinilai secara bebas sehingga dihasilkan penilaian ideal yaitu gambaran mengenai hubungan yang adekuat antara apa yang ada (das (das sein) sein) dan apa yang ingin dicapai atau gambaran masa depan (toekomstbeeld (toekomstbeeld ). ). 1.43. Pensituasian Titik-Titik Tolak ini dalam Suatu Semangat Zaman yang Lebih Umum •
•
•
Kebenaran Kebenaran adalah sebuah penemuan penemuan yang progresif progresif,, bukan gagasan-gagasan gagasan-gagasan yang dita ditaut utka kan n lagi lagi pada pada yang yang suda sudah h ada, ada, mela melain inkan kan gagas gagasanan-ga gagas gasan an yang yang untu untuk k sementa sementara ra hilang hilang karena karena ketida ketidak k bernil bernilaia aian. n. Sikap Sikap yang yang sama sama berlak berlaku u pula pula untuk untuk nilai, bahwasanya di masa lalu adalah baik. Merujuk pada tradisi untuk memotivasi sebuah perintah atau sebuah larangan, kritik masyarakat masyarakat (maatschappijkritiek ) memi memili lih h acua acuanny nnyaa tida tidak k lagi lagi dalam dalam masa masa lalu lalu,, melainkan dalam masa kini dan bahkan dalam pikiran prospektif. Dengan demikian, manusia terarah ke masa depan. Pandangan evolutif memungkinkan penilaian yang lebih layak tentang masa lalu, sebab sebab orang orang akan akan menila menilaii masa masa lalu lalu dengan dengan memperh memperhitu itungka ngkan n situas situasii materi material, al,
keyakinan-keyakinan idiil dan persyaratan kehasil-gunaan yang berlaku pada masa itu. •
Selain itu, pandangan evolutif tersebut juga menyebabkan kerendahan hati yang lebih besar berkenaan dengan keberhasilan (veroveringen) veroveringen) dan perole perolehanhan-per perole olehan han (verworvenheden) verworvenheden) dewasa dewasa ini, yang yang semuany semuanyaa atau atau sebagi sebagian an dengan dengan segera segera akan akan ketinggalan (dilewati), atau setidaknya akan mengalami perubahan.
1.44. Pensituasian berkenaan dengan positivisme dan ajaran hukum kodrat. •
Kembali pada pandangan positivisme, hukum adalah apa yang merupakan hukum, yang dinilai dinilai adalah adalah legalitasn legalitasnya ya (validitas (validitasnya), nya), bukan legitimit legitimitasnya. asnya. Betapapun Betapapun banyak dari bagian-bagiannya menimbulkan rasa muak (weerzinwekkend ), ), hukum adalah hukum yang tetap berlaku, telah diterapkan dan dilaksanakan.
•
Akan tetapi, hukum rentan terhadap berbagai petualangan politik dan penyimpangan etikal etikal karena tidak adanya suatu pegangan substansial substansial atau suatu kriteria kriteria yang jelas tentang hal baik dan buruk. Oleh karena itu, hukum dapat dilihat dari dua aspek yang menyimpang dari positivisme hukum.
•
Pertama, Pertama, hukum ditentukan ditentukan oleh faktor-fakt faktor-faktor or non-yuridik non-yuridikal, al, faktor-fakt faktor-faktor or pra-yuridik pra-yuridikal, al, nilai-nilai (waarden (waarden)) dan putusan-putusan nilai (waardeoordelen (waardeoordelen). ).
•
Kedua, hukum tidak dapat dijelaskan dan dilegitimasi secara mendasar oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu, Ilmu Hukum harus melibatkan faktor-faktor historikal, filosofikal, etikal, politikal, sosial, ekonomikal dan faktor-faktor lain ke dalam medan penelitiannya.
•
Hal itu berart berartii bahwa, bahwa, tidak tidak terdapa terdapatt nilainilai-nil nilai ai abadi abadi univer universal sal dan transe transende nden n yang yang memungkinkan (toelaten (toelaten)) untuk menilai hukum dalam setiap zaman dan kultur. Tiap zaman dan kultur menganut nilai-nilai mereka sendiri, mereka melindungi serta memajukan diri mereka sendiri dengan hukum. Semua aliran filsafat hukum yang mencoba menunjuk nilainilai transenden transenden dari hukum, tidak tidak memadai memadai begitu begitu dikonfrontas dikonfrontasii dengan keadaan-keadaan keadaan-keadaan dari zaman lain dan kultur lain.
•
Sebagai contoh, menurut pandangan hukum kodrat klasik, abortus secara mutlak dinyatakan salah, sedangkan dalam tatanan-tatanan hukum pidana dewasa ini dan yang akan datang, abortus abortus ditetapkan ditetapkan hanya secara bersyarat bersyarat dapat dihukum, atau sama sekali ditiadakan ditiadakan dari hukum pidana. Tiap kultur mengembangkan nilai-nilainya sendiri, dan diolah ke dalam sistem hukum selangkah demi selangkah dan evolutif, berbeda-beda dalam waktu dan ruang. Manusi Manusiaa tidak tidak mereal merealisa isasik sikan an gagasan gagasan-ga -gagas gasan an dan nilainilai-nil nilai ai yang yang sudah sudah ada terleb terlebih ih dahulu, melainkan mereka mengkonsepsikan sendiri nilai-nilai ini dari zamannya sendiri.
•
Adapun tugas yang diberikan kepada Teori Hukum antara lain, secara ilmiah menelusuri dampak pembentukan hukum dan pembentukan tatahukum-tatahukum konkret yang terikat pada waktu dan tempat. Untuk mensituasikan Teori Hukum itu secara jelas, maka terlebih dahulu dibahas mengenai Dogmatika Hukum dan Filsafat Hukum.
1.5. 1.5. Dogm Dogmat atik ika a Hu Huku kum m •
Dogmatika Hukum secara sempit dapat didefinisikan sebagai cabang dari Ilmu Hukum yang berkenaan dengan pokok-pokok pengaturan peng aturan dari hukum.
•
Seca Secara ra luas luas Dogm Dogmat atik ikaa Hukum Hukum berk berken enaan aan deng dengan an tata tata-hu -huku kum m (rechtsbestel ) dal dalam keseluruhannya, menghimpun bahan-bahan terberi yang relevan dan mengolahnya ke dalam suatu perkaitan yang koheren, dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dan penjel penjelasa asan n tungga tunggall tentan tentang g pokokpokok-tel telaah aah yang yang diteli diteliti, ti, namun namun hal itu semata semata-ma -mata ta berdasarkan pada sumber-sumber pengetahuan yang tersaji dalam hukum.
•
Dogmatika Hukum mengumpulkan bahan-bahan terberinya yang terdapat dalam perundangundangan, peradilan (yurisprudensi), ajaran hukum, syarat-syarat yang biasa diperjanjikan dalam praktek dan persetujuan untuk turut serta pada suatu perjanjian (kontrak adhesit), dalam traktat-traktat, dsb.
•
Dogm Dogmat atik ikaa Huku Hukum m mena menata ta denga dengan n memb membag agii splitsen) (splitsen) dan mengga menggabung bungkan, kan, mencar mencarii kesamaan-kesamaan dan pertentangan-pertentangan dengan obyek-obyek lain dari hukum, menunj menunjukka ukkan n hubunga hubungan-h n-hubu ubungan ngan saling saling mempen mempengaru garuhi, hi, mensit mensituas uasika ikan n obyek obyek yang yang dipelajari ke dalam keseluruhan tata-hukum dan memperlihatkan perkaitannya pada bidang bidang lain.
•
Dogmatika Dogmatika Hukum menelusuri menelusuri bagaimana bagaimana pokok-telaahny pokok-telaahnyaa memperoleh memperoleh keberadaanny keberadaannyaa sendiri, bagaimana keadaannya dahulu dan dengan cara bagaimana pokok-telaah tersebut dalam dalam evolusi evolusi dari dari perunda perundangng-unda undangan ngan,, dalam dalam peradi peradilan lan,, dan lain-l lain-lain ain memper memperole oleh h bentuknya yang sekarang.
•
Dogmatika Hukum dapat merujuk pada tatanan-tatanan hukum luar negeri, memperlihatkan kekoso kekosongan ngan-ke -kekos kosonga ongan n (leemten), leemten), kekuran kekurangan gan-kek -kekura uranga ngan n dan ketida ketidak-k k-kons onsist istena enan, n, menyar menyaranka ankan n atau atau memper memperjua juangka ngkan n usulan usulan-us -usula ulan n “de lege ferenda” ferenda” deng dengan an suat suatu u argumentasi yang dalam pandangannya bertumpu pada penelitian.
•
Kegunaan pertama dari Dogmatika Hukum adalah upaya menemukan dan menghimpun bahan empirikal, sampai ke sudut-sudut terjauh dari hukum. Tugas utamanya adalah dalam penataan dan pengolahan sistematikal terhadap bahan-bahan tersebut.
•
Dogmatika Dogmatika Hukum menampilkan menampilkan gambaran gambaran menyeluruh menyeluruh terikhtis terikhtisar ar dari kesemerawut kesemerawutan an bahan-bahan terberi yang tercerai berai. Dogmatika Hukum Huku m mempresentasikan secara global dan terpadu terpadu (sinteti (sintetikal) kal) tingkat keadaan keadaan hukum. hukum. Dogmatika Dogmatika Hukum mengabstrak mengabstraksi si dan
menjel menjelask askan an (verklaren), verklaren), setida setidak-t k-tida idakny knyaa untuk untuk sebagi sebagian an dan dalam dalam batasbatas-bat batas as dari dari disiplinnya. •
Pengolahan Pengolahan sintetika sintetikall dan sistemati sistematikal kal membawa membawa pada abstraksi abstraksi dari banyaknya banyaknya bahan bahan terberi yang tertata, sampai pada suatu tataran yang lebih dari pengertian-pengertian (konse (konsep-k p-kons onsep) ep).. Oleh Oleh penger pengertia tian-pe n-penger ngertia tian n yang yang lebih lebih tinggi tinggi,, hukum hukum itu itu menjad menjadii terikhtisar dan relatif saling berkaitan, setidaknya menjadi lebih komunikatif dan dengan demikian mudah dapat ditangani (hanteerbaar (hanteerbaar ). ).
•
Sebagai contoh adalah pengertian “desentralisasi”, yaitu suatu badan hukum yang didirikan oleh negara dengan undang-undang, undang-undang, yang berada di bawah pengawasan pengawasan pemerintah pemerintah negara ( staatsbestuur staatsbestuur ), ), dan dilengkapi dengan kekuasaan mengambil putusan sendiri berkenaan dengan dengan sejuml sejumlah ah urusan urusan-ur -urusa usan n yang yang diteta ditetapkan pkan terleb terlebih ih dahulu. dahulu. Desent Desentral ralisa isasi si pada pada lemb lembag aga-l a-lem emba baga ga peme pemeri rint ntaha ahan n bersi bersifa fatt fungs fungsio iona nall jika jika oran orang g berp berpen enda dapat pat bahw bahwaa kepentingan-kepentingan tertentu dilayani lebih baik oleh lembaga-lembaga pemerintahan dengan otonomi yang tidak diberikan dengan dekonsentrasi.
•
Dogm Dogmat atik ikaa Hukum Hukum dapa dapatt menga mengabs bstr trak aksi si bahan bahan-b -baha ahan n terb terber erii empi empiri rik k yang yang suda sudah h disintetisasikan dan mengembangkan suatu pengertian yang luas dari semua pengertian pengertian fundamental, dan penataan pengertian-pengertian ini menjadi “Ajaran Hukum Umum”.
•
Dogm Dogmat atik ikaa Huku Hukum m juga juga menj menjel elas aska kan n situ situas asii dari dari suat suatu u obye obyek k huku hukum, m, seti setida dakny knyaa “menjelaskan” dan menjawab pertanyaan “mengapa hukum itu sebagaimana ia adanya” dengan menunjuk pada kesaling-terhubungan dari peraturan-peraturan yang dibangun satu di atas yang lainnya.
•
“Penjelasan” yang ditemukan Dogmatika Hukum dalam hukum itu sendiri, pada prakteknya seri sering ng suda sudah h cuku cukup, p, namu namun n tida tidak k mend mendal alam am.. Dogm Dogmat atik ikaa Huku Hukum m meman emang g bena benar r menjel menjelask askan, an, tetapi tetapi hanya hanya “untuk “untuk sebagi sebagian” an”.. Oleh Oleh karena karena alasan alasan-al -alasa asan n itu, itu, Dogmati Dogmatika ka Hukum yang walaupun hampir secara keseluruhan mendukung pengembanan hukum, dalam keadaan-keadaan tertentu menampakkan keterbatasannya dan tidak memberikan penjelasan yang tuntas. Salah satu dari keadaan-keadaan itu adalah perubahan besar dari peradilan (yurisprudensi) tanpa perubahan undang-undang yang mendahuluinya.
•
Dogmatika Hukum juga tidak cukup diperlengkapi untuk mampu menghadapi situasi faktual yang yang baru. baru. Dogmat Dogmatika ika Hukum Hukum memoti memotivas vasii hukum hukum dengan dengan beranj beranjak ak dari dari hukum, hukum, oleh oleh karena karenanya nya Dogmat Dogmatika ika Hukum Hukum cenderu cenderung ng untuk untuk member memberika ikan n reaksi reaksi konserv konservati atiff dengan dengan mengajukan sebagai satu-satunya argumen “bahwa ihwalnya adalah selalu demikian dan bahwa karena itu harus tetap demikian”.
•
Karena Dogmatika Dogmatika Hukum berpegangan berdasarkan berdasarkan deontologi deontologi dari disiplinny disiplinnya, a, maka Dogmatika Hukum menghadapi resiko tanpa kritik tunduk pada hukum. Inti dari masalahnya adalah, bahwa dogmatika hanya menggali sumber-sumber hukum formal dalam arti luas (perundang-undangan, putusan peradilan, traktat-traktat, asas-asas hukum, kebiasaan) dan mema memand ndang ang hukum hukum seca secara ra teri teriso sola lasi si seol seolah ah-o -ola lah h terc tercab abut ut dari dari sumb sumber er kehid kehidupa upan n (voedingsbodem) voedingsbodem) yang sesungguhnya.
•
Bagi Dogmatika Hukum, pada dasarnya hukum itu adalah hukum karena ia adalah hukum. Hukum Hukum merupak merupakan an sebuah sebuah kemandi kemandiria rian n murni murni dengan dengan suatu suatu daya-hi daya-hidup dup (levenskracht ) sendir sendiri, i, terlep terlepas as dari dari perist peristiwa iwa-pe -peri risti stiwa wa kemasy kemasyarak arakata atan. n. Instr Instrume umen n kerjany kerjanyaa adalah adalah sistematisasi berdasarkan kaidah-kaidah logikal. Logika adalah syahadatnya (haar (haar credo), credo), sehingga pembaharuan hukum itu adalah hanya kesimpulan-kesimpulan logikal.
•
Dogmatika Hukum tidak bertugas untuk mencari dari mana hukum itu datangnya, memenuhi tuntut tuntutan an sosial sosial apa, apa, motifmotif-mot motif if kefils kefilsafa afatan tan dan polit politikal ikal apa yang yang mengger menggerakan akannya nya,, disamping itu, Dogmatika Hukum juga menyandang kekurangan untuk menelaah secara kritikal legitimitas dari hukum.
•
Hal Hal meng mengin inte tegr gras asik ikan an hukum hukum ke dala dalam m konte konteks ks kema kemasy syar araka akata tanny nnya, a, sebag sebagai ai suat suatu u pencerminan dari masyarakat itu sendiri dan pandangan-pandangan tentang masyarakat yang berpengaruh di dalam masyarakat, adalah tugas dari Teori Hukum.
1.6. Tugas Teori Hukum: percobaan percobaan mencapai integrasi integrasi interdisipliner. interdisipliner. •
Ilmu Ilmu bertujuan bertujuan untuk menemukan menemukan kebenaran. kebenaran. Dogmatika Dogmatika Hukum hanya dapat mencapai mencapai sebagian saja kebenaran sesungguhnya tentang hukum. Tugas Teori Hukum untuk mencapai kebenaran kebenaran yang lebih dalam dari hukum dengan suatu penelitian penelitian tentang tentang latar-belak latar-belakangnya angnya dalam konteks yang lebih luas dari keseluruhan masyarakat.
•
Dogmat Dogmatika ika Hukum Hukum mengum mengumpul pulkan kan bahan-b bahan-baha ahan n terber terberii dari dari suatu suatu tata-hu tata-hukum kum yang yang disist disistema ematis tisasi asikan kan secara secara logika logikal, l, ditata ditata pada pada suatu suatu tatara tataran n abstra abstraksi ksi yang yang lebih lebih tinggi tinggi menjadi pengertian-pengertian umum hingga derajat tertentu, dan dijelaskan berdasarkan sarana-sarana yang tersedia dalam hukum.
•
Di atas Dogmatika Hukum adalah Teori Hukum. Teori Hukum membangun lebih jauh dengan membatasi penelitiannya pada suatu suasana hukum tertentu, suatu tatanan hukum nasional, tatanan-tatanan hukum yang sifatnya sama (misalnya sistem-sistem hukum dari negara-negara barat), suatu tatanan hukum internasional seperti tatanan hukum Masyarakat Erop Eropaa atau atau hukum hukum yang yang berl berlaku aku dala dalam m perg pergau aula lan n hukum hukum inte intern rnas asio ional nal yang yang tida tidak k terorganisasi, yang seluruhnya berlawanan dengan Filsafat Hukum.
•
Namun berbeda dari Dogmatika Hukum, Teori Hukum berupaya untuk menjelaskan hukum secara secara mendasar mendasar atau dengan kata lain, untuk memberikan memberikan jawaban jawaban atas pertanyaan pertanyaan ilmiah ilmiah “mengapa hukum itu adalah sebagaimana ia adanya”, dengan suatu penelitian yang tidak membatasi diri, seperti Dogmatika Hukum, pada apa yang dapat ditemukan “sesuai dengan hukum (in (in rechte)”, rechte)”, melainkan menerobos lebih dalam sampai pada landasan timbulnya dan lahan pembiakan dari hukum, mencari baik sebab-sebab maupun motif-motifnya.
•
Teor Teorii Huku Hukum m adal adalah ah sebua ebuah h upay upayaa unt untuk pada pada kegi kegiat atan an mempe empela laja jarri huku hukum m, mengintegrasikan lagi hukum ke dalam konteks total dari keterberian-keterberian faktual dan dan key keyaki akinannan-ke key yakin akinan an idi idiil yang ang hidu hidup p yang ang terka erkaiit pada padany nya, a, sing singka kattnya, nya, mengintegrasikannya ke dalam masyarakat (pergaulan hidup).
•
Metode dari Teori Hukum tidak dapat lain kecuali interdisipliner. Dengan cara demikian itu, Teori Hukum melaksanakan suatu fungsi menggabungkan (overkoepelen (overkoepelen)) dan lebih lagi, mensintetisasi dalam keseluruhan dari Ilmu Hukum. Untuk tugas integrasinya itu, dengan demikian, dipenuhi oleh suatu metode interdisipliner sintetikal.
•
Teori Hukum harus dapat secara ilmiah menampilkan menampilkan secara layak densitas densitas dari kenyataan ini sebagaimana ia dalam keseluruhannya dialami oleh tiap orang yang berurusan dengan hukum atau yang berpartisipasi pada pembentukan hukum. Kenyataan mewujudkan suatu keseluruhan, kebenaran yang tidak dapat dipecah (ondeelbaar (ondeelbaar ). ). Tidak ada realitas yuridikal dan dan tida tidak k ada kebe kebena nara ran n yuri yuridi dikal kal,, namu namun n yang yang ada ada adal adalah ah real realit itas as dan dan keben kebenar aran an kemanu kemanusia siaan an dan kemasy kemasyara arakat katan, an, yang yang di dalamn dalamnya ya hukum hukum mensit mensituas uasika ikan n diri. diri. Pada Pada akhirnya, hal mempelajari aspek hukum secara terpisah akan menjadi tidak ilmiah karena tidak setia pada kebenaran.
•
Teori Hukum juga sangat dekat dengan praktek. Praktisi hukum dalam profesi apapun menget mengetahui ahui bahwa, bahwa, orang orang memper memperoleh oleh kebena kebenaran ran lebih lebih banyak banyak di belaka belakang ng pintupintu-pin pintu tu tertutup ketimbang di sidang terbuka. Orang hanya mencapai “momen dari kebenaran” jika tela telah h menge mengena nali li dan dan menge mengert rtii kesel keselur uruha uhan n urus urusan an atau atau perk perkar araa dala dalam m semu semuaa aspe aspekkaspeknya, dan tidak hanya dalam aspek yuridikalnya saja. Teori Hukum harus memulihkan kembal kembalii otenti otentisit sitas as kejadia kejadian-ke n-kejadi jadian an hukum hukum (rechtsgebeuren) rechtsgebeuren) hing hingga ga tamp tampak ak dala dalam m keutuhannya. Dengan demikian, Teori Hukum berada lebih dekat pada praktek ketimbang Dogmatika Hukum.
•
Ilmu Hukum adalah sebuah ilmu masyarakat (maatschappij-wetenschap (maatschappij-wetenschap)) yang menyendiri dan dan mene meneli liti ti aspe aspek k huku hukum m di dala dalam m masy masyar arak akat at.. Nam Namun bany banyak ak ilmu ilmu teta tetang ngga ga (buurwetenschappen) buurwetenschappen) yang mempelajari aspek-aspek lain dari masyarakat yang sama, antara lain Filsafat dan dengan sendirinya sendirinya cabang-cabang cabang-cabang Etika, Sejarah, Sejarah, Sosiologi, Sosiologi, Politologi, Politologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, Etnologi atau Antropologi Budaya.
•
Ilmu-ilmu itu begitu terserap ke dalam obyek studi mereka sendiri, dalam kegiatan mereka sendiri, sendiri, dalam metode-met metode-metode ode sendiri, sendiri, dalam pertarungan-meto pertarungan-metode de dengan jargon sendiri sehingga mereka dihadapkan pada resiko terisolasi, paralel dan dengan demikian terpisah dari disiplin-disiplin lain di sampingnya yang setara (nevendisciplines (nevendisciplines), ), tanpa atau dengan sedikit komunikasi yang satu dengan yang lainnya.
•
Teor Teorii Hukum Hukum haru haruss beru berupay payaa untuk untuk memu memuli lihka hkan n kesa kesatu tuan an anta antara ra aspe aspek k hukum hukum dan dan kenyataan kemasyarakatan, sekali lagi mempersatukan keberbagaian yang ditata oleh ilmuilmu dan heharusan-keharusan akademik ke dalam suatu gambaran menyeluruh yang setia pada kebenaran. Untuk itu, Teori Hukum harus merujuk pada ilmu-ilmu tersebut karena pokok-pokok telaah (obyek-obyek) dari ilmu-ilmu tersebut merupakan faktor-faktor pembentukan hukum yang harus dijelaskan oleh Teori Hukum.
•
Etika. Pandangan-pandangan moral yang diterima dalam suatu masyarakat tertentu tentang baik dan buruk, b uruk, tentang apa yang seharusnya dan yang tidak seharusnya, dan apa ap a dari yang baik itu yang seyogianya harus dilindungi dan dimajukan oleh hukum, apa yang sebagai hal yang yang buru buruk k yang yang seyo seyogi giany anyaa harus harus diken dikenda dali likan kan dan dan diper diperan angi gi oleh oleh hukum hukum untuk untuk
mewujudkan landasan moral (ondertoon (ondertoon)) dari hukum, yang karena itu disebut juga “hukum pra-yuridikal”. •
Sejarah. Tidak ada Teori Hukum yang dapat mengabaikan sejarah. Dalam suatu filsafat hukum hukum yang yang mema memanda ndang ng hukum hukum sebag sebagai ai prod produk uk (resultante) resultante) dari dari pera peranc ncan angan gan yang yang disituasikan secara historikal, sejarah menempati posisi sangat penting dan sangat menonjol, mencakup seluruhnya, baik fakta-fakta maupun gagasan-gagasan.
•
Sosiologi. Sosiologi. Bahan-bahan Bahan-bahan terberi terberi demografik demografikal, al, akibat-akibat akibat-akibat dari keterberian keterberian-keter -keterberia berian n tersebut, diferensiasi dalam pelapisan sosial, pembentukan kelompok, sebab-sebab dan motif motif motif perilaku perilaku sosial, sosial, interaksi interaksi di antara antara individu-i individu-individ ndividu u dan kelompok-kel kelompok-kelompok ompok dan antara antara lain lain perimb perimbanga angan n kekuasa kekuasaan, an, adalah adalah obyek-o obyek-obye byek k telaah telaah,, untuk untuk memaham memahamii dan menjelaskan hukum sebagai gejala sosial.
•
Polit Politolo ologi. gi. Semua Semua hal yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan perebut perebutan an (verovering ), ), pengguna penggunaan an dan dampak-dampa dampak-dampak k kekuasaan kekuasaan memutuskan memutuskan kebijakan (beleidsmacht , policy power ) dalam suatu masyarakat yang terorganisasi. Politik yang secara langsung terarah pada penataan ulang yuridikal ( juridische juridische hervorming ) bagi Teori Hukum mempunyai arti penting secara langsung.
•
Psikologi Psikologi Sosial. Sosial. Penelitian Penelitian atas perilaku manusia manusia dalam konteks kemasyaraka kemasyarakatan, tan, baik antar-manusia maupun berkenaan dengan lembaga-lembaga dan kelompok-kelompok dan bentuk-bentuk pengungkapannya (penampilannya) di dalam masyarakat, yang harus diperhatian oleh Ilmu Hukum.
•
Ekonomi. Hal memperoleh dan pembagian barang-barang, dalam suatu masyarakat yang memandang kepentingan materiil sebagai tema utama dari kegiatan politikalnya (juga dalam apa yang yang dinama dinamakan kan sektor sektor sosial sosial), ), adalah adalah sangat sangat menent menentukan ukan sebagai sebagai faktor faktor-fa -fakto ktor r pembentukan hukum. Hukum tidak dapat dijelaskan tanpa masukan (kontribusi) dari llmu Ekonomi.
•
Antrop Antropolo ologi gi Budaya. Budaya. Mempel Mempelaja ajari ri kultur kultur-kul -kultur tur dalam dalam semua semua aspek, aspek, strukt struktur ur sosial sosial,, perkerabatan, organisasi-organisasi politik, teknik, ekonomi, religi, dan lain-lain, bagi teoret teoretisi isi hukum hukum adalah adalah sangat sangat penting penting,, karena karena sangat sangat menent menentukan ukan dalam dalam Pembent Pembentuka ukan n Hukum.
2.
Timbuln Timbulnya ya Teori Teori Huk Hukum um Seb Sebaga agaii Disipl Disiplin in Mandiri Mandiri
Bahw Bahwaa tela telah h ada ada suat suatu u disi disipl plin in ilmu ilmu mandi mandiri ri yang yang dise disebut but “Teo “Teori ri Hukum Hukum”. ”. Untu Untuk k mengetahui hubungan antara Teori Hukum dengan filsafat hukum, hukum, dogmatika hukum, sosiologi sosiologi hukum dll. Maka perlu diketahui sejarah Teori Hukum. Teori hukum pertama tampil di Rusia sekitar abad peralihan abad ke-19 ke abad-20. Namun, teori hukum masih belum dikenal di Eropa Eropa Barat Barat dan oleh revolu revolusi si Rusia Rusia tidak tidak memanca memancarka rkan n cahaya cahaya lagi lagi di Rusia. Rusia. Hanya oleh oleh kepus kepusta taka kaan an Pola Poland ndia ia dipub dipubli lika kasi sika kan n perk perkem emba bang ngan an Teor Teorii Hukum Hukum di Erop Eropaa Bara Baratt yang yang sesungguhnya memilik peran yang begitu penting. Teori Hukum di Rusia mengembangkan diri
di atas “Ajaran Hukum Umum” Eropa Barat, yang dari kepustakaan ini mengambil alih masalahmasalah pokoknya. Namun lebih kearah “Teori Hukum”.
2.1. Ajaran Hukum Umum
Pada Pada abad ke-19, ke-19, timbul timbul kebutuh kebutuhan an suatu suatu disipl disiplin in hukum hukum ilmiah ilmiah positi positiff yang yang berbeda berbeda diantara filsafat hukum yang sangat abstrak dan semata-mata bersifat spekulatif dan dogmatika hukum yang sangat teknikal. Orang dapat menyatakan bahwa setelah adanya kemunduran filsafat hukum, hukum, timbul timbul kebutu kebutuhan han pada pada suatu suatu “hukum “hukum kodrat kodrat”” positi positiff ilmiah ilmiah,, yang yang harus harus mengis mengisii kekosongan kekosongan yang disebabkan disebabkan oleh hilangnya hilangnya kepercayaan pada suatu hukum kodrat metafisikal metafisikal yang berlaku universal yang secara hakiki dapat menentukan aturan-aturan dasar dari tiap tatanan hukum (rechtsorde (rechtsorde)) positif. Terhadap gejala hukum ini disebut Ajaran Hukum Umum (algemene (algemene recht sleer , allgemeine allgemeine rechtslehr rechtslehree, general jurisprudence, jurisprudence, theorie generale du droit ). ). Para polopor Ajaran Hukum Umum adalah filsuf Inggris Jhon Austin (1790-1859), yang juga menjadi peletak dasar mazhab analitik (analytical jurisprudence), jurisprudence), orang Jerman Adolf Merkel (18361896), Karl Bergbohm (1849-1927), Erns Rudolf Bierling (1841-1919), dan Rudolp Stammler (1856-1938), dan orang Ceko Felix Somlo (1973-1920). Orang-orang yang mempunyai perbedaan pandangan dari para pemikir ini, mengemukakan bahwa mereka semua menganut titik-titik tolak berikut: 1.
Mere Mereka ka ingi ingin n menge mengemu muka kakan kan suat suatu u disi disipl plin in ilim ilimia iah-p h-pos osit itif if baru baru,, yang yang lebi lebih h teor teorit itik ikal al ketimb ketimbang ang dogmati dogmatika ka hukum, hukum, namun namun lebih lebih kongkre kongkrett dan prakti praktikal kal ketimb ketimbang ang filsaf filsafat at hukum.
2.
Sebagai Sebagai objek objek dari disipli disiplin n ini mereka mereka menonjol menonjolkan kan penyelid penyelidika ikan n tentan tentang g strukt struktur ur dasar, dasar, asas-asas asas-asas dasar, dan pengertian-pe pengertian-pengert ngertian ian dasar melalui penelitian penelitian ilmiah ilmiah tentang tentang ciri-cir ciri-cirii khas dan hakiki dari hukum.
3.
Mere Mereka ka mema memanda ndang ng Ajar Ajaran an Hukum Hukum Umum Umum sebag sebagai ai suatu suatu disi disipl plin in yang bebas bebas nila nilaii yang yang tidak normatif. Ajaran Hukum Umum bertugas untuk menguraikan gejala-gejala hukum secara metodikal dan dapat di pertanggungjawabkan. Ajaran Hukum Umum harus bebas dari setiap putusan nilai pribadi atau titik tolak normatif dari para peneliti. Maka Ajaran Hukum Umum Umum haru haruss ilmi ilmiah ah posi positi tif, f, beba bebass nila nilai, i, dan dan hasi hasill penel penelit itia ianny nnyaa haru haruss memb member erik ikan an pemahaman tentang gejala hukum. Ajaran Hukum Umum berupaya meneliti apa yang sama pada semua sistem hukum bukan apa yang seharusnya sama.
2.2. Teori Hukum : Perkembangan Pertama
Pada abad ke-20, Teori Hukum timbul dari Ajaran Hukum Umum. Kesinambungan Teori Hukum dan Ajaran Hukum Umum dapat dilihat dari dua aspek yaitu sebagai berikut: 1.
Teori Teori hukum hukum sebagai sebagai lanjuta lanjutan n dari Ajaran Ajaran Hukum Umum Umum memilik memilikii objek disipl disiplin in mandiri mandiri yang berada diantara dogmatika hukum dan filsafat hukum. Dewasa ini teori hukum telah diaku diakuii seba sebaga gaii disi disipl plin in ilmu ilmu yang yang keti ketiga ga dan dan untu untuk k mele melengk ngkap api, i, fils filsaf afat at hukum hukum dan dan dogmatika hukum yang masing-masing memilik wilayah sendiri d an nilai sendiri.
2.
Ajaran Hukum Umum dan dan teori teori hukum hukum sama-sa sama-sama ma dipandang dipandang sebagai sebagai ilmu a-normatif a-normatif yang bebas nilai. Ini yang membedakan teori hukum dan ajaran hukum umum dari dogmatika hukum.
Dala Dalam m perk perkem emban bangan ganny nyaa teor teorii hukum hukum dan dan ajar ajaran an hukum hukum umum umum mema memang ng bert bertuj ujuan uan menguraikan menguraikan hukum secara secara ilmiah-posi ilmiah-positif. tif. Namun, medan penelitiannya penelitiannya tidak sama lagi. Yang menjadi ciri khas ajaran hukum umum adalah permasalahanya yang relatif terbatas dan murni ontolo ontologi. gi. Dengan Dengan demiki demikian an orang orang yang yang berupay berupayaa mencar mencarii ontolo ontologi gi hakikat hakikat dari dari hukumn hukumnya ya melalui jalan empirik sehingga permasalahan yang bersifat filosofikal murni dapat memberikan landas landasan an ilmiah ilmiah-po -posit sitif if.. Pendeka Pendekatan tan tentan tentang g ajaran ajaran hukum hukum umum umum dikemu dikemukaka kakan n oleh oleh Adolf Adolf Reinach Reinach (1883-1917), (1883-1917), yang berupaya berupaya membangun membangun ontologi ontologi yang bersifat bersifat platonik. platonik. Menurutnya Menurutnya terdapat unsur-unsur yuridikal a priori yang ideal, yang memiliki keberadaan yang mandiri dan menemukan perumusan dalam tatanan hukum positif. Apa yang dipandang sebagai “empirik” dalam dalam kenyataa kenyataan n menjadi menjadi metafi metafisik sikal al murni. murni. Perban Perbandin dingan gan isi dari dari aturan aturan-at -atura uran n hukum hukum (rechtsregels) rechtsregels) dan pengert pengertian ian hukum hukum atau atau konsep konsep-kon -konsep sep yuridi yuridik k (rechtsbegrippen) rechtsbegrippen) sebagai sebagai objek penelitian tipikal dari ajaran hukum umum, berevolusi menjadi suatu penelitian tentang struktur dan fungsi dari kaidah hukum (rechtnorm (rechtnorm)) dan dari sistem hukum (rechtssystem (rechtssystem)) sebagai salah satu tema terpenting dari teori hukum. Hans Kelsen dipandang sebagai salah seorang peletak dasar Teori Hukum. Hal ini tampak dari tulisan-tulisannya yang menggunakan istilah Teori Hukum dalam Jurnalnya. Penggunaan nama Teori Hukum ini dan bukan filsafat hukum dapat dapat dipert dipertang anggung gungjawa jawabka bkan n dengan dengan menunj menunjukan ukan bahwa bahwa dalam dalam diskus diskusii spekul spekulati atiff tentan tentang g “keadil “keadilan” an”,, “kelay “kelayakan akan”, ”, “hukum “hukum kodrat kodrat”, ”, atau atau “hukum “hukum absolu absolut”. t”. Dengan Dengan demiki demikian, an, Teori Teori Hukum Hukum dipand dipandang ang sebaga sebagaii landas landasan an yang yang mutlak mutlak yang yang diperl diperluka ukan n untuk untuk tiap tiap kajian kajian ilmiah ilmiah terhadap tatanan hukum positif kongkret.
2.3. Suatu Titik kedalaman
Antara tahun 1926 dan sekarang tidak ada kesinambungan teori hukum. Setelah perang dunia kedua teori hukum tidak dilanjutkan, kurang minat ini berjalan selama periode panjang setelah setelah perang dunia kedua yang dianggap sebagai akibat fasisme. Dimana nampak dihidupkan kembali filsafat hukum dan paham hukum kodrat. Hal ini diperburuk oleh para yuris Jerman yang telah menerapkan menerapkan undang-undang yang tidak bermoral bermoral yang berakibat hancurnya hancurnya Jerman. Jerman. Teori hukum disatu pihak sebagai disiplin hukum yang bersifat ilmiah positif dengan positivisme hukum, sedangkan sedangkan dilain pihak orang-orang orang-orang setelah setelah perang dunia kedua merasakan kebutuhan kebutuhan akan refleksi kritikal tentang nilai dan moral dari sistem hukum.
Secara umum diakui bahwa terdapat suatu disiplin ilmu yang mandiri yakni “Teori Hukum”. Pengajaran bidang study dalam hubungannya dengan penelitian ilmiah tertinggal jauh. Hal ini karena teori hukum dipisahkan dari ajaran hukum umum dan mengembalikannya menjadi sebuah mata kuliah pengantar yang dikuliahkan pada awal permulaan study hukum.
2.4. Terobosan definif
Teori hukum yang dulu mengalami kemorosotan kini telah bangkit kembali. Namun berbeda dengan abad ke-19, kini lebih berkaitan dengan ilmu-ilmu manusia dan tidak lagi berkaitan dengan ilmu-ilmu positif seperti fisika. Sejak itu untuk selanjutnya Teori Hukum juga dipandang sebagai sebuah ilmu interdisipliner secara esensial. Kebutuhan interdisipliner ini dibagi menjadi dua tataran. Disatu pihak sejumlah disiplin non yuridik dari bidang study ilmu-ilmu manusia menawarkan menawarkan metode-met metode-metode ode yang interesan interesan yang menghasilka menghasilkan n gejala-gejal gejala-gejalaa hukum secara ilmiah. Sedangkan disisi lain beberapa dari disiplin ilmu seperti sosiologi hukum, menempatkan hukum sebagai objek penelitian spesifik. Leuven Jan Broekman memberikan kritik fundamental terhadap fakta bahwa bahasa hukum dirumuskan dan didalamnya berbicara tentang hukum yang secara umum dipandang sebagai sebuah sarana yang netral, padahal bahasa ini justru produk dari suatu pemikiran kekuatan rasionalistik yang menjadi dan dapat mewujudkan suatu ciri yang fundamental dari kultur Barat. Bahasa hukum harus bekerja melakukan penelitian-penelitian konkrit tentang kaitannya antara bahasa hukum di satu pihak dan suatu gambaran manusia dan masyarakat di pihak lainnya.
3.
PEMB PEMBAT ATAS ASAN AN WILAY WILAYAH AH TE TEOR ORII HUK HUKUM UM
Untuk menetapkan batas-batas wilayah berkiprahnya bidang studi (domein), pembatasan dalam teori Hukum dilakukan dengan dua cara, yaitu eksternal dan internal. Secara eksternal dengan cara menempatkan teori Hukum dalam keseluruhan disiplin dan obyeknya hukum, dan secara internal dengan menggambarkan sasaran-sasaran, metode-metode dan medan penelitian dari teori Hukum.
3.1. Dogmatika Dogmatika Hukum-Teori Hukum-Teori Hukum-Filsafat Hukum-Filsafat Hukum
Teori hukum dan Dogmatika Dogmatika hukum adalah dua disiplin disiplin yang masuk kedalam Ilmu Hukum yang murni. Dua disiplin ini tidak dapat dikembalikan atau ditelusuri balik pada suatu disiplin ilmiah yang umum, karena untuk pembatasan wilayah teori hukum dan dogmatika hukum, orang tidak dapat menunjuk pada pembedaan diantara ilmu-ilmu yang umum. Hal ini menyebabkan uraian tentang wilayah telaah pada teori hukum dan dogmatika hukum tidak mudah untuk dila dilaku kuka kan. n. Sehub Sehubun unga gan n denga dengan n itu, itu, maka maka seba sebaik ikny nyaa terl terleb ebih ih dahu dahulu lu diup diupay ayaka akan n untuk untuk mengetahui uraian tentang dogmatika hukum sesederhana mungkin untuk dapat membandingkan disiplin ini dengan teori hukum.
3.11 3.11..
Dogm Dogmat atik ika a Hu Huku kum m
Ajaran Ajaran hukum (rechtsleer ) atau dogmatika hukum (rechtsdogmatiek (rechtsdogmatiek ) atau atau ilmu ilmu huku hukum m (rechtswetenschap) rechtswetenschap) dalam arti sempit bertujuan untuk memaparkan dan mensistematisasikan dan dalam arti tertentu juga menjelaskan mengenai hukum positif. Walaupun demikian, dogmatika hukum bukan sebagai sebagai ilmu netral yang bebas-nilai bebas-nilai.. Terlebih Terlebih dahulu harus dikemukakan dikemukakan bahwa diluar diluar dogmati dogmatika ka hukum hukum tidak tidak ada satupu satupun n pemapa pemaparan ran dan sistem sistemati atisas sasii yang yang merupa merupakan kan kegiatan yang netral, sebab tiap pemaparan mengandaikan suatu teori tertentu.
3.12. 3.12.
Hubunga Hub ungan n Dogma Dogmatika tika Huk Hukum um dan Teori Teori Huku Hukum m
Dipanda Dipandang ng secara secara umum, umum, teori teori hukum hukum adalah adalah sebagai sebagai suatu suatu meta-t meta-teor eorii dari dari dogmat dogmatika ika hukum. Sebuah meta-teori adalah sebuah disiplin yang obyek studinya adalah sebuah ilmu yang lain. Dogmatika hukum bertujuan untuk atau memberikan sebuah penyelesaian konkrit secara yuridik-teknikal. Teori hukum akan lebih banyak berada pada tatanan asas-asas hukum daripada tataran pengolahan praktikalnya, yang tetap menjadi tugas dari dogmatika hukum. Kritik atas sebuah konstruksi teknik-yuridikal baru akan mengakibatkan penolakan konstruksi jika ilmuwan hukum dapat mengajukan konstruksi lain sebagai penggantinya, yang menurut pendapatnya lebih baik.
3.13. .13.
Filsa lsafat fat Huku Hukum m
Filsafat hukum adalah filsafat umum yang diterapkan pada hukum atau gejala-gejala hukum. Filsafat hukum didefinisikan sebagai sebuah disiplin spekulatif, sebagai disiplin yang mencari pengetahuan tentang hukum, sebagai sebuah refleksi atas dasar-dasar dari kenyataan dan sebagai disiplin yang mencari pengetahuan tentang hakikat dari keadilan. Zijnsleer atau Zijnsleer atau ontologi “hakikat” dari hukum, isi pokok (basisinhoud (basisinhoud ) pengertian hukum, isi pokok nilai fundamental seperti kebebasan, keadilan kepastian hukum. Nilai dasar atau sebuah kaidah dasar (basisnorm (basisnorm), ), fungsi nilai-nilai dan kaidah-kaidah lainnya pengembangan sebuah ideolo ideologi, gi, wujud wujud banguna bangunan n dasar dasar (onderbouw) onderbouw) legiti legitimas masii aturan aturan hukum, hukum, pranat pranataa hukum hukum dan sistem hukum yang ada. Nilai esensial dan hukum. Refleksi hakikat dari hukum, menyatakan putusan normatif terselubung. Hukum untuk keadilan “sesungguhnya hukum harus memperjuangkan keadilan”. Ontologi mernperhhatkan ciri aksiologi, ideologi dan ajaran finalitas dan hukum untuk mencapai intersubyektif.
3.14. 3.14.
Hubun Hu bunga gan n Filsa Filsafat fat Huku Hukum m - Teor Teorii Hukum Hukum
Teori Hukum adalah ilmu yang tumbuh dari Filsafat Hukum mengembangkan menjadi sebuah disiplin mandiri antara Dogmatika Hukum dan Filsafat Hukum.
Filsafat Hukum adalah sebuah meta-disiplin berkenaan dengan Teori Hukum dan lebih banyak berkaitan dengan berbagai wilayah-bagian dari Filsafat Hukum disketsakan di atas. Filsafat Hukum ajaran nilai Teori Hukum Skematikal “ajaran nilai” dimaksudkan: Ontologi Hukum, Aksiologi Hukum, Ideologi Hukum dan Teleologi Hukum ditunjuk Ajaran Pengetahuan maupun Ajaran Ilmu yang sesungguhnya. Bebas-nilai bagi Teori Hukum, adalah ideal tidak dapat tercapai. Filsafat Hukum dan Teori Hukum batas antara dua disiplin menjadi membaur (vloeiend (vloeiend ) terbuka bagi suatu pemikiran spekulatif, diuji secara ilmiah-positif antara nilai-nilai kaidah-kaidah atau ideologi-ideologi ke Filsafat Hukum.
3.2. Teori Hukum dan ilmu-ilmu ilmu-ilmu lain yang obyek penelitiannya penelitiannya hukum.
Arti Arti Teori Teori Hukum Hukum dalam dalam deraja derajatt besar besar menggu menggunaka nakan n peneli penelitia tian n dari dari berbaga berbagaii disipl disiplin in mempelajari Sejarah Hukum, Logika Hukum, Antropologi Hukum, Sosiologi Hukum, Psikologi Hukum, Hukum, dan sejenisny sejenisnya. a. Peranan Peranan mengintegra mengintegrasikan, sikan, berkenaan hubungan di antara antara disiplin disiplin satu terhadap yang lainnya disiplin ini unsur-unsur Dogmatika Hukum dari Filsafat Hukum. Teori Hukum Hukum peneli penelitia tian n histor historika ikal, l, psikol psikologi ogikal kal,, sosiol sosiologi ogikal kal atau atau peneli penelitia tian-pe n-penel neliti itian an lainny lainnyaa pelaksanaan penelitian pada bidang Psikologi (Hukum), Tujuannya adalah memperoleh pemahaman sudut Teori Hukum. Pendeka Pendekatan tan yuridi yuridikal kal ciri ciri spesif spesifik ik Teori Teori Hukum Hukum sepert sepertii misal misalnya nya Sejara Sejarah h Hukum Hukum atau atau Psik Psikol olog ogii Hukum Hukum terd terdap apat at dua disi disipl plin in Teor Teorii Hukum Hukum berim berimpi pita tan n kare karena na mere mereka ka just justru ru memasuk memasukkan kan masala masalah-m h-masa asalah lah bidang bidang Teori Teori Hukum Hukum klasik klasik peneli penelitia tian n terpent terpenting ing mereka. mereka. Ihwalnya menyangkut Logika Hukum dan Sosiologi Hukum.
3.21. Logika Hukum.
Teori Teori Hukum Hukum penemua penemuan n hukum hukum oleh oleh hakim hakim peneli penelitia tian n dijala dijalani ni hakim hakim penilai penilaian an (ihwal (ihwal memutusi) suatu sengketa, menemukan pada wilayah (medan) dari logika (yuridikal) pembatasan wilay wilayah ah Teori Teori Hukum Hukum dan Logika Logika Hukum. Hukum. Logika Logika yuridi yuridikal kal penera penerapan pan rumusrumus-rum rumus us dan lambang-lam lambang-lambang bang dan suatu Logika Formal Formal penalaran-pen penalaran-penalara alaran n yuridikal yuridikal berbicara berbicara tentang tentang suatu Logika Hukum suatu sosok (profil) yang lebih jelas Teori Hukum. Logika yuridikal adalah karakter normatif dari hukum penalaran putusan-putusan tentang kenyataa kenyataan, n, yang yang benar benar atau atau salali salali (palsu (palsu), ), penalar penalaran an kehakim kehakiman, an, secara secara umum umum penalar penalaran an yuridikal, koridor (lorong, keurslijf ) Logika Putusan atau Logika Proposisi, Logika Normatif, (cocok, geschikt ) memahami memahami (mencakup) (mencakup) penalaran yuridikal yuridikal ini. Logika Normatif Normatif misalnya suatu disiplin suatu cara berpikir praktek logika yuridikal prototipe dan suatu Logika Normatif. Logika Umum dalam hakikatnya bersifat deduktif. Logika Deduktif menalar dari umum konkret, induktif, menalar (berangkat) dari konkret ke yang umum. menurut Perelman berdasarkan faktafakta konkret dari suatu masalah yuridikal dan tidak dari suatu sistem hukum abstrak dengan aturan aturan-at -atura uran n umumny umumnya. a. Chaim Chaim Perelm Perelman, an, Juridi Juridisch schee Logica Logica als leer leer van de argume argumenta ntatie tie,, Antwerpen, 1979). logika yuridikal adalah tidak lain ketimbang suatu penerapan secara spesifik
logika umum (terhadap) penalaran yuridikal seperti Sejarah Hukum Sejarah Umum, Sosiologi Hukum dan Sosiologi Umum, dan seterusnya.
3.22. Sosiologi Hukum.
Sosiologi Hukum sebagai ilmu positif hukum sebagai unsur sistem sosio-kultural (J. van Houtte). Dalam masyarakat hubungan saling mempengaruhi (interaksi) gejala kemasyarakatan di satu pihak dan masyarakat di lain pihak. Penelitian seperti perundang-undangan, pengadilan, advokatur, pendidikan hukum, dan sejenisnya meneliti individu pribadi hak-haknya, individu terhadap aturan-aturan hukum yuridikal subyek hukum (advokat, hakim, pejabat). Schuit empat tataran bidang penelitian hukum secara sosiologikal : 1.
Sosiol Sosiologi ogi tentan tentang g sist sistemem-sis sistem tem hukum; hukum;
2.
Sosiologi Sosiologi tentang tentang lembagalembaga-lembag lembagaa hukum hukum dan dan organisa organisasi-or si-organis ganisasi asi hukum; hukum;
3.
Sosi Sosiol olog ogii tenta tentang ng para para yust yustis isia iabel bel;;
4.
Sosiologi Sosiologi tentang tentang asas-asas asas-asas hukum dan pengert pengertian-pen ian-pengerti gertian an hukum hukum fundament fundamental. al.
Tentang gejala hukum pendekatan sintetikal menjadi suatu wawasan yang seimbang dan utuh putusan badan kehakiman suatu suatu proses interaksi interaksi kemasyarakat kemasyarakatan. an. misalnya misalnya penjelasanpenjelasan penjelsan historikal, maka Sosiologi Hukum niscaya tidak memiliki kemampuan untuk itu, pendekatan sosiologikalnya yang spesifik sintesis interdisipliner mewujudkan tugas pokok yang khas dari Teori Hukum.
4.
BATASA BATASAN N PENGE PENGERTI RTIAN AN TEORI TEORI HUKUM HUKUM : SASA SASARAN RAN DAN METODE METODE
Dalam Teori Hukum secara khusus penetapan batas wilaynh eksternal dan wilayah Teori Hukum berikutnya memaparkan wilayah penelitian dari Teori Hukum.
4.1. Definisi dari Teori Teori Hukum. Hukum.
Berguna untuk mensituasikan Teori Hukum Dogmatika Hukum dan Filsafat Hukum, ia tidak memberikan informasi sedikitnya tentang sesungguhnya dari Teori Hukum membuatnya sulit merumuskan definisi sederhana, jelas dan lengkap wilayah Teori Hukum membedakan wilayah bagian (deelgebieden (deelgebieden)) menguraikan masing-masing secara terpisah.
4.11. .11.
Anal nalisis sis huku hukum m
Kelsen Kelsen Teori Teori Hukum Hukum dalam dalam kepust kepustakaa akaan, n, analisi analisiss hukum hukum dan ilmu ilmu hukum hukum ditonjo ditonjolka lkan n sebagai sebagai tugas atau tugas-tugas tugas-tugas,, dari Teori Hukum. Hukum. Pemahaman Pemahaman tentang struktur struktur dari sistem sistem hukum, sifat dan struktur struktur dari kaidah hukum, konsep-konsep konsep-konsep (pengertia (pengertian) n) dalam hukum (basic legal concepts) concepts) analisis (memanfaatkan) ilmu-ilmu seperti khusus Logika dan Ilmu Bahasa. Konvensi Konvensi (kesepakatan (kesepakatan)) perbatasan perbatasan grensgebieden) (grensgebieden) teori hukum dan dogmatika hukum Peristiwa perbatasan ( grensgevallen, grensgevallen, peristiwa peristiwa peralihan) peralihan) orang, tanpa batas (a (a la limite) limite) terlalu banyak (te (te paard zitten op) op) contoh “peristiwa perbatasan” pengaruh hukum jaminan atas hukum pertanggungjawaban. Meresapkan (inpassen) inpassen) hak dalam keseluruhan aturan hukum teori hukum pendekatan interdisipliner irrelevansi relatif sistem hukum teori hukum. Irrelevansi isi konkret hukum hukumha hany nyaa bers bersif ifat at rela relati tif. f. Fils Filsaf afat at Hukum Hukum Teor Teorii hukum hukum sama sama seka sekali li tida tidak k beru beruru rusa san n memberikan penyelesaian yuridik-teknikal masalah yuridikal muncul dalam suatu sistem hukum tertentu menganalisis, menjelaskan konstruksi-konstruksi yuridik-teknikal, penampilan konkret dan tidak filsafat hukum misalnya pada filsafat hukum terlepas sistem hukum konkret. Tertutup (tidak (tidak dapat dilakukan) dilakukan) (mendalami (mendalami)) hak milik milik yuridikal yuridikal dalam masyarakat masyarakat aktual dan/atau dan/atau keyakinan keyakinan filsafatan filsafatan tertentu, tertentu, sistem sistem ekonomikal, ekonomikal, keterberian keterberian psikologika psikologikall atau sosiologik sosiologikal al tujuannya memperoleh suatu pemahaman lebih baik tenang asal-usul, isi, ruang lingkup dan kegunaan dari pengertian hak milik berfungsi dalam sistem-sistem hukum aktual.
4.12 4.12..
Ajar Ajaran an Met Metod odee dari dari Huk Hukum um
Dogmatika Hukum, metode dari pembentukan hukum dan metode penerapan hukum, dalam praktek mengembangkan semata-mata pada penerapan hukum, penemuan hukum dari praktisi hukum interpretasi undang-undang, dan peranan hakim dalam masyarakat untuk menyelesaikan masalah hukum konkret putusan pengadilan (rechtspraak (rechtspraak ) atau ajaran hukum, cara rasional mengkon mengkonsul sultas tasii report reportori oriaa dan jurnal jurnal biblio bibliogra grafik fikal, al, rasion rasional al jurnal jurnal hukum. hukum. Efisie Efisien n untuk untuk penemuan hukum suatu (cara) rasional menemukan undang-undang. Misalnya bukan metode hanya mempunyai hubungan pencarian formal semata atas teks yang dipublikasi relevan bagi yuris. 4.
BATASA BATASAN N PENGE PENGERTI RTIAN AN TEORI TEORI HUKUM HUKUM SASAR SASARAN AN DAN DAN METO METODE DE
Teori Hukum secara khusus pada penetapan batas wilayah teori hukum memaparkan wilayah penelitian sebagai berikut :
4.1. Definisi dari teori teori Hukum Hukum
Definisi ini berguna untuk mensituasikan Teori Hukum dengan Dogmatika Hukum dan Filsafat Hukum ia tidak memberikan informasi sedikitpun tentang wilayah sesungguhnya dari teori teori Hukum, Hukum, membuat membuatnya nya sulit sulit merumu merumuska skan n defini definisi si sederh sederhana, ana, jelas jelas dan lengka lengkap p dalam dalam
wilayah, teori hukum membedakan wilayah bagian (deelgeibeden (deelgeibeden)) menguraikan masing masing secara terpisah.
4.11. .11.
Anal nalisa Huku kum m
Pemaparan historikal penelitian teori hukum suatu analisis sistem hukum obyek pertama teori teori hukum hukum Ajaran Ajaran Hukum Hukum Umum Umum adalah adalah peneli penelitia tian n strukt struktur ur dasar, dasar, asas-a asas-asas sas dasar dasar dan pengertian pengertian dasar dalam sistem hukum positif, upaya menemukan hukum kodrat ilmiah positif, Teori Hukum berevolusi kearah analisis ilmiah murni tentang kaidah hukum pendekatan Teori Hukum menurut Kelsen tentang tugas dari Teori Hukum dalam kepustakaan bahwa analisis hukum dan ilmu hukum sering ditonjolkan sebagai tugas atau tugas-tugas dari teori hukum, bahwa orang memperoleh pemahaman tetang struktur dari sistem hukum, sifat dan strukt struktur ur dari dari kaidah kaidah hukum hukum konsep konsep konsep konsep pengert pengertian ian dalam dalam hukum hukum (basic legal concepts concepts) seperti seperti : kewajiban hukum, hukum, hubungan hukum, hukum subyektif subyektif,, badan hukum, pertanggung pertanggung gugatan terlepas dari sistem hukum positif konkret. Analisis selalu digunakan ilmu-ilmu seperti khusus logika dan ilmu bahasa, dalam hal ini merupakan persoalan kesepakatan/konvensi dan penggunaan bahasa mengikuti penelitian wilayah perbatasan grensgebieden) (grensgebieden) antara antara teori teori hukum dan dogmatika hukum, dogmatika hukum atau teori hukum praktikal sama seperti orang mendiskusi mendiskusikan kan jenis kelamin dari malaikat malaikat menunjukan menunjukan peristiwa peristiwa perbatasan ( grensgevallen, grensgevallen, peristiwa peralihan) orang tanpa batas (a la limite) limite) bahwa orang mengakui penelitian tertentu tidak menuntut menuntut terlal terlalu u banyak banyak (te paard zitten op) op) pada teori hukum dan dogmatika hukum contoh contoh perist peristiwa iwa tentan tentang g pemisa pemisahan han kekuasa kekuasaan an atau atau pengar pengaruh uh hukum hukum jamina jaminan n atas atas hukum hukum pertanggung gugatan. Pengolahan suatu pengertian penyalahgunaan hak dalam kerangka suatu sistem hukum konkret meresapkan (inpassen (inpassen)) 4.12 4.12..
Ajar Ajaran an Met Metod odee dari dari Huk Hukum um
Analisis Analisis pengert pengertian ian dari dari kaidah kaidah hukum hukum sebuah sebuah bidang bidang penelitian penelitian dalam dalam perjalanan perjalanan waktu bertahun bertahun tahun bidang bidang ajaran metode metode dari hukum metodologi metodologi dari asas asas menunjuk dari dogmat dogmatika ika hukum metode metode dari dari pembent pembentukan ukan hukum dan metode metode penerapan penerapan hukum dalam dalam praktek mengembangkan semata mata pada penerapan hukum terbatas pada penemuan hukum oleh oleh hakim hakim dalam masyarak masyarakat at untuk untuk penyel penyelesa esaian ian masalah masalah konkret konkret putusan putusan pengadi pengadilan lan (rechtspraak ) atau ajaran hukum ia dapat melakukan cara rasional mengkonsultasi repertoria jurnal bibliografikal atau cara kurang rasional membolak balikan halaman sembarang jurnal hukum untuk bekerja bekerja secara efesien efesien untuk penemuan hukum suatu cara rasional rasional menemukan menemukan undang undang. Ajaran metode hukum timbul pembatasan hubungan dogmatika hukum, sebuah buku penuntun (handleiding ) sumber hukum perpustakaan hukum misalnya bukan teori hukum namun teori hubungan sistem sistem informasi hukum,hanya bersifat marginal dapat disituasikan dalam kerangka teoritikal tertentu batasnya ditentukan secara cermat dan metode metode tidak ada kaitannya dengan pembentukan teori, hukum sebagai teknik sosial normatif misalnya bukan metode metode hanya hanya mempuny mempunyai ai hubungan hubungan pencair pencairan an formal formal semata semata atas teks teks yang dipubli dipublikas kasii relevan bagi yuris, yuris, pentingnya metodologi hukum dari teori hukum dipaparkan sebagai teoritisi dari teknik hukum dan penting bagi setiap yuris praktek, pada aturan pakai (vuistregels (vuistregels)) intuitif aturan aturan metodi metodikal kal bernal bernalar ar terarg terargume umenta ntasi si (methodisch (methodisch beredeneerde regelen) regelen) merefl merefleks eksii
kesibukan kesibukan yuridikalny yuridikalnyaa antara lain pada pada metode,even metode,eventual tual mengarah mengarahkan kan suatu hal (kegiata (kegiatan n merefleksi). 4.13 4.13..
Ajar Ajaran an Ilmu Ilmu dari dari Hu Huku kum m
Hukum itu sendiri adalah bukan ilmu, melainkan hanya obyek dari ilmu ilmu, praktek hukum misalnya pembuatan akta-akta oleh notaris, kegiatan mempersiapkan rancangan undangundang undang oleh oleh para para pejaba pejabat, t, kegiata kegiatan n merumu merumuska skan n (redigeren) redigeren) putusa putusan-p n-putu utusan san oleh oleh seoran seorang g advokat, advokat, menyusun nasihat oleh seorang yuris yuris perusahaan, tidak tidak memiliki pretensi pretensi pretensi pretensi ilmiah, tidak memiliki kebutuhan ajaran ilmu dari teori hukum termasuk dari filsafat hukum. Keraguan pada keilmuan disiplin ini tidak hanya ditemui para yuris, juga logis, matematis atau historis memiliki masalah masalah yang sama berjuang disiplin dibandingkan ilmu-ilmu eksakta yang klasik. Penerapan konkret dan penjabaran terhadapnya pada wilayah dari ilmu hukum termasuk ke dalam wilayah teori hukum.
4.14 4.14..
Krit Kr itik ik ideo ideolo logi gi
Kritik Kritik masyarakat masyarakat tahun 60 an teori hukum sejak sejak akhir dari tahun 60 dibawah dibawah dorongan (impuls), impuls), geraka gerakan n kritik kritik masyar masyarakat akat para para yuris yuris menjal menjalanka ankan n penelit penelitian ian bidang bidang bermua bermuatan tan ideologikal hukum dari teori yuridikal, dan teori hukum marxistik ditimbulkan (diakomodasikan) kembal kembalii sejak sejak muncul munculnya nya stali stalinis nisme me di rusia rusia teori teori hukum hukum marxis marxistik tik teori teori tentan tentang g hukum hukum bermuatan ideologi teori hukum sebagai teori netral tentang hukum membatasi analisis hukum dan kontruksi kontruksi kontruksi dan pandangan pandangan dogmatika dogmatika hukum, teori hukum maupun filsafat hukum unsurnya unsurnya bermuatan bermuatan normatif normatif dan memperlihatkan memperlihatkan keterikatan keterikatan ideologikal ideologikal dengan cara sangat obyektif obyektif dan tidak memberikan memberikan dirinya dirinya tergoda tergoda dalam diskusi diskusi kefilsafat kefilsafatan an politikal nilai nilai, nilai, kaidahkaidah-kai kaidah dah atau atau ideolo ideologi gi bertum bertumpu pu pada konsekue konsekuensi nsi faktua faktuall terten tertentu tu dari dari kaidah kaidah atau atau ideolo ideologi gi dalam dalam suatu suatu sistem sistem hukum hukum masyar masyarakat akat terten tertentu tu sulit sulit dipers dipersatu atukan kan dengan dengan teori teori ini.mi ini.misal salnya nya gambar gambaran an masya masyaraka rakatt tersem tersembuny bunyii code civil civil tahun tahun 1804 1804 dan membadi membadingka ngkan n gamb gambar aran an manu manusi siaa dan dan gamba gambara ran n masy masyar araka akatt berbe berbeda da hukum hukum sosi sosial al bert bertum umpu pu teru teruta tama ma berkembang pada abad 20, teori hukum huku m memperlihatkan konsepsi masyarakat berfungsi sebagai dogmatikal hukum dari pranata pranata hukum(rechtsfiguren) hak milik, kebebasan berkontrak , hak mogok dan hak asasi, asasi, gambaran gambaran manusia manusia dan gambaran gambaran masyarakat masyarakat tampil pada penerapan penerapan oleh hakim hakim menilai menilai normatif normatif sepert sepertii salah salah kepentingan kepentingan anak anak dibawah dibawah umur kentingan kentingan dari dari keluar keluarga ga itika itikad d baik baik dan penggun penggunaan aan kekuas kekuasaan, aan, pengert pengertian ian dalam dalam nteori nteori hukum hukum misal misalnya nya kedaulatan pokok dari penelitian kritik ideologikal sama berlaku dalam filsafat hukum seperti keadilan dan persamaanya.teori hukum menganalisis semua unsur unsure bermuatan ideologi mengkritik keterberian obyektif tidak berdasarkan nilai dan kaidah kaidah lain secara implicit dan eksplisit melawan bertentangan dengan nilai kaidah dan ideologi yang dikritik.
4.15.
Rangkuman
Teori hukum menyatukan menempatkan satu penamaan sebuah definisi global dari teori hukum dirumuskan dirumuskan suatu perspektif perspektif interdisip interdisipliner liner kritikal menganalisis menganalisis aspek gejala gejala hukum
masing masing secara tersendiri baik konsepsi teoritikal maupun penjabaran praktikal mengarah suatu pemahaman lebih baik dan penjelasan atas bahan yuridikal.
4.2. Sasaran sasaran sasaran dari dari teori hukum hukum
Mengungkapkan problematika baik untuk menangani pertentangan deskriptif/preskripti deskriptif/preskriptif f dan empirikal/normatif di satu pihak dan pertentangan analitikal/kritikal analitikal/kritikal di lain pihak.
4.21. 4.21.
Teor Te orii Hukum Hukum Anal Analiti itikal kal atau atau Kri Kritik tikal? al?
( Rechtstheorie Rechtstheorie Beitrage zur Grundlagendiskussion) Grundlagendiskussion) terbit terbit tahun tahun 1971, 1971, teori teori krikti kriktikal kal bahwa teori hukum diemban d iemban secara bermakna penuh pen uh zinvol (zinvol ) dalam bentuk Teori global tentang hukum, juga dogmatika dogmatika hukum, sosiologi sosiologi hukum, dan filsafat hukum dilibatkan dilibatkan teori analitikal analitikal menolak pendekatan global tersebut. Ciri khas aliran analitikal adalah orang mengembangkan analisis keilmuan bahasa dan logical pengertian dan teks yuridikal penanganan logikal empirikal secara secara kaku, masalah masalah relati relatiff terbatas terbatas mencapai mencapai hasil hasil yang yang pasti pasti diuji diuji secara secara obyektif obyektif dapat dibuat menjadi umum (veralgemeend (veralgemeend ) fenomena hukum dalam kemasyarakatan, tidak mungkin pembentukan teori ilmiah sungguh sungguh mengglobalisasi bertumpu untuk sebagian interpretasi sendiri putusan putusan nilai dan pandangan normatif dengan kata lain tidak pernah dapat bebas nilai, membatasi pada penelitian wilayah . 4.22. 4.22.
Teor Te orii Hukum Hukum Empi Empirik rikal al atau atau Norma Normatif tif? ?
Pende Pendeka kata tan n empi empiri rika kall dan norm normat atif if dalam dalam teor teorii hukum hukum adal adalah ah kabu kaburr keti ketimb mban ang g pertentangan teori hukum analitikal dan kritikal aliran terakhir adalah penerapan teori hukum dua aliran aliran yang yang sama dalam ilmu ilmu social social secara umum secara secara respektif respektif filsafat analitik Inggeris (Russell, Moore) dan filsafat kritik masyarakat jerman Frankfurter Frankfurter schule (Adomo, Habermas) Habermas) teori hukum analitikal dan teori hukum kritikal kerangka teoritikal, teori hukum empirikal tidak tentang teori hukum normative bidang penamaanya tidak ada uniformitas, aliran empirical juga memaparkan memaparkan deskriptif deskriptif atau eksplikatif eksplikatif aliran aliran normatif ditunjuk ditunjuk penamaan penamaan preskriptif preskriptif atau istilah kritikal sesungguhnya teori hukum empirikal empirikal memaparkan banyak segi bersifat kritikal, penguraian ruang lingkup (draagwijdte) draagwijdte) dari pertentangan aliran empirikal dan aliran normatif membahas pendekatan paling umum umum menamakan diri diri kritikal. kritikal. Dalam grosso Dalam grosso modo (garis besar) pengertian kritikal disini dalam lima (5) arti adalah sebagai berikut : •
Metodik kritikal Menuntut status ilmu sesungguhnya, hakikat suatu sikap kejiwaan (ingesteldheid (ingesteldheid ) obyek studinya dan metode pengetahuan kritik historikal.
•
Praktek kritikal Kontruksi dalam dogmatika hukum argumentasi dalam putusan pengadilan/peradilan
•
Idiologi kritikal Putusan proposisi yuridikal, aturan hukum, pengertian hukumatau teori yuridikal yang netral bermuatan nilai atau bermuatan normatif, tidak berkenaan dengan kritik nilai nilai, kaidah kaidah, atau ideologi ideologi yang ditetapkan dahulu.
•
Filosofi kritikal Suatu refleksi kefilsafatan kritikal fundamental, Rene Foque teori hukum suatu kritik hukum bahwa fungsi kritikal hakiki terletak pada salah satu bentuk sikap kejiwaan kritikal. Pendekatan teori hukum terlalu sempit membawa rekuperasi suatu aneksasi dengan akibat kehilahan sikap kejiwaan kritikal kritikal terhadap dogmatika dogmatika hukum. Pembatasan teori hukum dan filsafat hukum adalah tugas (in (in optima forma) forma) dari filsafat hukum.
•
Normatif kritikal Suatu pemaparan, suatu analisis atau sistematisian, suatu wawasan pribadi, manusia dan masyar masyarakat akat,, pedoma pedoman n kaidah kaidah prakte praktek k atau atau dogmati dogmatika ka hukum hukum harus harus pendeka pendekatan tan bersi bersifat fat normatif dalam kenyataan tidak lagi kritikal dan tidak lagi ilmiah kritikal. Teori hukum preskriptif, teori hukum normatif, teori hukum kritikal lawannya teori hukum empirikal, teori hukum hukum deskript deskriptif. if. Sesungguhnya Sesungguhnya ditekank ditekankan an bahwa ilmu ilmu adalah adalah bebas nilai nilai tujuan upaya ( streetfdoel streetfdoel ) dari teori hukum, hukum, suatu pendekatan pendekatan ideologikal ideologikal dalam dalam kasus tertentu tertentu produktif (vruchtbaar ) untu untuk k ilmu ilmu pend pendek ekat atan an marx marxis isti tik/ k/pe pend ndek ekat atan an krit kritik ik dala dalam m masyarakat.
4.3. Metodelogi Metodelogi dari Teori Hukum 4.31. 4.31.
Teor Te orii hukum hukum sebaga sebagaii ilmu ilmu inter interdis disip iplin liner er
Dalam pemaparan historikal teori hukum mendekati kenyataan yuridikal untuk dapat menganalisis dan untuk dapat menjelaskan kenyataan tersebut sebagai demikian tidak dari sudut perspektif dari satu disiplin bukan hukum tertentu, melainkan dari sudut semua perspektif relevan yang mungkin,misalnya sejarah memiliki sejumlah anak disiplin, seperti : sejarah kultur, sejarah sejarah hukum, sejarah militer, militer, sejarah sejarah ekonomi ekonomi dll. Sejarah hukum sebagai disiplin disiplin mencakup mencakup mengintergrasikan, mensintesiskan, hasi hasil penelitian menjadi satu keseluruhan yang koheren atau (utuh).
4.32 4.32..
Meto Metode de met metod odee Pene Peneli liti tian an
Pengertian Pengertian hipotesis dan teori penelitian penelitian pengujian pengujian hipotesis hipotesis diuji pada material material empirikal. empirikal. Instrument Instrumentarium arium penelitian penelitian misalnya misalnya penelitian penelitian pengujian pengujian penelitian penelitian nomologik nomologik instrument instrumental al menj menjum umpai painy nyaa di dalam dalam ilmu ilmu-i -ilm lmu u sosi sosial al keti ketimb mban ang g teor teorii huku hukum m pengu penguji jian an bias biasany anyaa mewujudkan penelitian bidang teori hukum yang, misalnya hipotesis sosiologikal (hukum) atau psikologikal (hukum) harus diuji material empirikal.
Teor Teorii hukum hukum adala adalah h penel penelit itia iann-pen penge genal nalan an hubun hubunga gan n mate materi rial alya ya,, hipot hipotes esis is diuj diujii memaparkan eksplisit bertujuan membentuk suatu penelitian pengujian teoretikal-interpretatif bidang Teori Hukum verifikasi atau falsifikasi (berlaku) misalnya menjelaskan gejala-gejala hukum teori psikho-analitikal plausibel saja dan tidak dapat diuji empirikal lebih “mengerti” atas fenomena ketimbang fenomena suatu dataran subyektif ketimbang obyektif.
5.
WILAY WILAYAH AH PEN PENEL ELITI ITIAN AN DAR DARII TEOR TEORII HUKU HUKUM. M.
Teori hukum adalah suatu kegiatan kegiatan yang ambisius dan beresiko. beresiko. Keluasan dan kepustakaan, masa masala lahh-ma masa sala lah h yang ang tim timbul bul (men (menge gelo lomp mpok okka kan) n) kepu kepust stak akaa aan n seca secara ra sist sistem emat atik ikal al,, menyebabkan tujuan yang sulit untuk direalisasikan yang kuat dan utuh. Teori Hukum suatu analisis yuridikal, ajaran metode dari hukum, ajaran ilmu dan ajaran metode dari Dogmatika Hukum, Hukum, kriti kritik-i k-ideo deolog logii terhada terhadap p hukum. hukum. Empat Empat wilaya wilayah h bagian bagian itu itu sejala sejalan n dengan dengan empat empat pendekatan yang berbeda dalam teori hukum.
5.1. Analisis atas bahan-bahan terberi yuridikal.
Gamb Gambar aran an trik trikht htis isar ar bibl biblio iogr graf afik ikal al bida bidang ng teor teorii huku hukum. m. Gamb Gambar aran an umum umum yaitu aitu mensituasikan diri pada bidang wilayah disiplin-disiplin lain, seperti secara khusus Dogmatika Hukum Hukum dan Filsaf Filsafat at hukum. hukum. Gagasa Gagasan n tentan tentang g pokok-p pokok-pokok okok di dalam dalam kepusta kepustakaa kaan n untuk untuk penelitian bidang Teori Hukum harus menydari bahwa sifat bidang teori hukum penelitian lebih banyak ditentukan pendektan ketimbang pokok-telaah dari penelitian itu sendiri teori hukum diperbandingkan dan dibatasi disiplin-disiplin lain yang mempunyai hukum obyek penelitian.
5.11. Pengertian hukum (konsep hukum).
Penger Pengertia tian n hukum hukum dapat dapat dianal dianalisi isiss suatu suatu perspe perspekti ktiff formal formal dan perspe perspekti ktiff substa substansi nsial. al. Perspektif formal, tidak berkenaan teori-teori tentang hukum melainkan semata-mata uraian arti dan gagasa gagasan n “hukum “hukum”, ”, pembat pembatasa asan n dan hukum hukum terhad terhadap ap bahan-b bahan-bahan ahan kemasy kemasyara arakat katan an lain lain seperti kultur, politik, kekuasaan, otoritas, negara, tata, ideologi memandang “hukum” sebagai keseluruhan dan aturan hukum dan lembaga hukum (rechtsinstellingen (rechtsinstellingen), ), atau “hukum” sebagai tunt tuntut utan an suby subyekt ektif if (hak (hak). ). Penge Pengert rtia ian n hukum hukum suby subyekt ektif if.. Anal Analis isis is dari dari Hohfe Hohfeld ld an para para pendahulunya adalah sangat produktif. Definisi suatu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ciri khas khas hukum hukum itu, itu, sistem sistem hukum. hukum. Hukum Hukum dari dari misal misalny nyaa hukum hukum intern internasi asional onal,, hukum hukum gereja gereja,, organisasi olah raga. Member Memberika ikan n batasa batasan n pengevt pengevtian ian tentan tentang g hukum hukum perspe perspekti ktiff substa substansi nsial al ihwaln ihwalnya ya suatu suatu pemaparan dari pandangan tentang hukum berbagai masyarakat, seperti misalnya konsepsi “hukum” liberal-barat berhadapan suatu pandangan hukum marxistik Eropa-timur, atau gagasan barat tentang “hukum” berhadapan dengan vtsi atas hukum Asiatik, lslamik atau Afrikanik.
5.12. Kaidah hukum.
Kaidah hukum (rechtnorm (rechtnorm)) mencakup analisis sifat dan struktur dari aturan hukum dan dari kompone komponen n normat normatifh ifhya ya sudut sudut Ilmu Ilmu Bahasa Bahasa dan dari dari sudut sudut Logika Logika analisi analisiss murni murni strukt struktur ur formulasi formulasi kaidah hukum, perhatian pada penjabaran penjabaran kemasyarakat kemasyarakatan, an, efektivita efektivitass dari kaidah hukum, hukum, fungsi fungsi hukum hukum dalam dalam masyar masyarakat akat,, hubunga hubungan n pengir pengirim im-kai -kaidah dah dan penerim penerima-ka a-kaida idah, h, misalnya : aturan perilaku, aturan prosedural dan aturan-aturan dari organisasi peradilan atau adrninistratif, atau: aturan-aturan hukum yang mengklasinkasi, membandingkan dan metrikal (sesuai analogi dengan penggolongan pengertian sejenis dari Teori Ilmu), asas-asas hukum atau kaidah hukum pada umumnya dan bukan sumber-sumber dari aturan-aturan hukum konkret. penelitian pembedaan antara aturan-aturan hukum dan putusan-putusan kebijakan, atau antara aturan-aturan regulatif dan aturan-aturan konstitutif.
5.13. Sistem hukum
Sistem hukum berlaku relatif tertutup adalah satu bidang penelitian khas dari Teori Hukum. Logika Hukum (terutama formal). Struktural sistem hukum tidak harus didekati suatu perspektif logikal, misalnya analisis ekonomikal atas sitem hukum, analisis sosiologikal penelaahan sistem hukum suatu perspektif historikal atau perspektif psikologikal, fungsi dari hukum atau studi struktur sistem hukum dalam masyarakat-masyarakat primitif dalam konteks adalah Psikologi Sosial.
5.14. Pengertian-pengertian, lembaga-lembaga, pranata-pranata teknikal hukum.
Analis Analisis is Dogmati Dogmatika ka Hukum, Hukum, pengert pengertian ian hukum, hukum, lembaga lembaga hukum hukum atau atau pranat pranataa hukum hukum (rechtsfiguur ) kerangk kerangkaa hukum hukum positi positiff dalam dalam pokokny pokoknyaa perund perundangang-unda undangan ngan dan putusa putusan n pengadilan informasi sejarah hukum, kerangka urusan dari sarjana hukum adalah menentukan secermat isi, batas dan daya jangkau (draagwijdte (draagwijdte)) misalnya pengertian “bezit” atau pranata hukum “adopsi”, atau pemisahan kekuasaan. Peristiwa Peristiwa hukum pengertian pengertian “kausalilas “kausalilas yuridik”, pranata pranata “hak milik”, milik”, “parrimoni “parrimonium”, um”, pengertian “kebebasan berkontrak”, “perbuatan hukum”, asas pemisahan kekuasaan, pengertian “kedaul “kedaulata atan”, n”, “kesala “kesalahan han”” dalam dalam hukum hukum pidana, pidana, penger pengertia tian n “badan “badan hukum” hukum”,, pengert pengertian ian “priva “privacy” cy”,, pengert pengertian ian “perika “perikatan tan”, ”, pranat pranataa “perjan “perjanjia jian”, n”, pengei pengeitia tian n “perbua “perbuatan tan pidana” pidana”,, pengertian “kemauan bebas” (otonomi kemauan), pranata “perkawinan”.
5.15. Pengertian-pengertian dalam Teori Hukum dan Filsafat Hukum.
Analis Analisis is penger pengertia tian n konsep konsep dalam dalam Teori Teori Hukum Hukum dan Filsaf Filsafat at Hukum Hukum sangat sangat produk produktif tif menj menjer erni nihk hkan an mena menamp mpil ilka kan n peng penger erti tian an lebi lebih h taja tajam. m. Bebe Bebera rapa pa peng penger erti tian an kead keadil ilan an
(rechtvaardigheid atau gerechtigheid ) sebab menghadirkan kepustakaan melimpah pengertian persamaan ( gelijkheidsbegrip) gelijkheidsbegrip) terkait erat padanya. Pengertian lain kebebasan, kepastian hukum, kelayakan kurang masih cukup memperoleh perhatian. Analisis hakikat urusan ihwalnya (de (de aard van de zaak ), ), itika itikad d baik, baik, penyalah penyalahguna gunaan an hak, hak, rechtsverwerking (pelepasan (pelepasan hak), kesa kesada dara ran n hukum hukum,, pera perasa saan an hukum hukum,, kema kemauan uan negar negaraa staatswil (staatswil ). ) . Teor Teorii huku hukum m bersi bersifa fatt interdisipliner atau yang membatasi mengkonfrontasi pengetian filsafat hukum aturan hukum positif analisis dipandang ke dalam Filsafat Hukum bukan dalam pembedaan legitimasi aturan hukum dan legitimasi sistem hukum.
5.16. Fungsi-fungsi Yuridik
Hakim membentuk undang-undang, advokat, ahli hukum terdidik (rechtgeleerde (rechtgeleerde,, sarjana hukum), notaris pokok penelitian bidang Teori Hukum. Analisis atas sistem hukum sosiologi dari profesi-profesi yuridik sosiologi organisasi yuridik hakim di masyarakat hubungan hakim pembentuk undang-undang peranan fungsi dari advokatur, notariat, administrasi ajaran hukum (rechtsleer ) pendidikan hukum tidak dilakukan penelitian bidang Teori Hukum. Misalnya suratsurat surat edaran edaran (omzendbrieven) omzendbrieven) administrat administratif if dan interpreta interpretasi si faktual faktual para birokrat birokrat penerapan penerapan praktikal dari hukum sektor dari hukum pajak atau hukum jaminan sosial, fungsi yuridikal diband dibanding ingkan kan fungsi fungsi kehakim kehakiman an sudut sudut non ilmiah ilmiah misaln misalnya ya apa advokat advokatur, ur, notari notariat, at, ajaran ajaran hukum (doktrin hukum) dan pendidikan hukum ikut pembentukan hukum adalah mendesak suatu penelitian bidang teori hukum. 5.17. Sumber-sumber hukum.
Hukum Hukum itu itu haru haruss inte interp rpre reta tasi si dan haru haruss dite ditera rapka pkan, n, meng mengeta etahu huii hukum hukum inte interp rpre reta tasi si diterapkan, atau, dirumuskan secara lebih tepat, aturan apa aturan hukum yang berlaku harus ditelaah. fundamental misalnya pertanyaan diberikan pengutamaan hukum tumbuh (kebiasaan, hukum-hakim) hukum dikonstruksi (perundang-undangan), filsafat hukum teori hukum. Teori hukum faktor kemasyarakatan, ideologikal, filosofikal, historikal yang mempengaruhi sumbersumber hukum. 5.2. Ajaran Metode Hukum
Metode dari hukum (ajaran metode hukum) diartikan praktek-hukum. Metodologi Filsafat Hukum dua-duanya dua-duanya termasuk termasuk wilayah dari Filsafat Filsafat Hukum. Ajaran Metode dari Dogmatika Hukum termasuk teori hukum ini dibahas bersama-sama dengan Ajaran Ilmu dari Dogmatika Hukum. Ajaran Metode praktek hukum dibedakan dua wilayah ajaran metode pembentukan hukum dan ajaran metode penerapan hukum. 5.21. Metodologi Pembentukan Hukum
Penerapan hukum oleh hakim pembentukan hukum secara relatif dalam kepustakaan bidang teori teori hukum. hukum. Metodol Metodologi ogi pembent pembentukan ukan hukum hukum posisi posisi sentra sentral. l. Teknik Teknik perund perundangang-unda undanga ngan n mencegah masalah interpretasi praktek pnerapan hukum dengan metode memperbaiki kualitas perundang-undangan. Arti sempit dipandang termasuk wilayah Dogmatika Hukum ketimbang wilayah Teori Hukum.
5.22. Metodologi Penerapan Hukum
Metodologi penerapan hukum adalah penerapan hukum oleh hakim. Sengketa penerapan hukum hukum oleh oleh hakim hakim sengket sengketaa penerap penerapan an hukum hukum tidak tidak dapat dapat dihind dihindari ari akan akan diputu diputuss (diadi (diadili li)) seorang hakim putusan hakim pengawasan (kontrol) dan kritik. Orang Orang menghad menghadapi api masala masalah h kekoson kekosongan gan hukum, hukum, dan penerap penerapan an penger pengertia tian n yang yang kabur. kabur. Interpretasi fakta-fakta penanganan secara metodologikal dipertanggung jawabkan secara umum argumentasi yuridikal, penerapan hukum oleh hakim, hubungan mewujudkan tema-penelitian.
5.22.1. Interpretasi Undang-undang
Problematika penemuan hukum (oleh hakim) undang-undang mewujudkan medan penelitian utama. adalah: penelitian tentang jenis-jenis metode-metode interpretasi yang mungkin dan dapat diguna digunakan, kan, menyus menyusun un suatu suatu hierar hierarkhi khi metode metode interp interpret retasi asi atas atas dasar dasar bahan-ba bahan-bahan han ilmiah ilmiah obyektif, kebutuhan metodologi interpretasi dengan cabang hukum terkait, koherensi perilaku interpretasi faktual para hakim, interpretasi undang-undang perbandingan interpretasi atas teksteks lain, sifat bahasa digunakan oleh pembentuk undang-undang dan hakim. 5.22.2. Kekosongan dalam hukum.
Proble Problemat matika ika kekoson kekosongan gan hukum, hukum, kekoso kekosongan ngan hukum hukum dari dari sudut sudut pandang pandang yang yang lain, lain, misalnya sumber hukum, struktur sistem-sistem hukum. Kekosongan hukum kini hanya diteliti kerangka penemuan hukum oleh hakim. Hakim untuk suatu sengketa yuridik konkret tidak menemukan penyelesaian dalam hukum positif bahwa kekosongan hukum sebagai kekosongan dirasakan sebagai problematikal. Sebuah Sebuah krusia krusiall probel probelamt amtika ika kekoso kekosongan ngan hukum hukum adalah adalah penger pengertia tian n dan pembat pembatasa asan n kekosongan kekosongan misalnya misalnya memandang memandang kekosongan kekosongan perundang-unda perundang-undangan ngan situasi situasi interpreta interpretasi si sebuah sebuah undang-undang yang diterapkan secara sempit tidak dapat diterapkan situasi masalah konkret misalnya hukum pidana dapat dan boleh diisi. 5.22.3. Antinomi-antinomi dalam hukum
Pengertian antinomi ditentukan oleh pandangan pandan gan interpretasi dari peneliti. 5.22.4. Penerapan “pengertian-pengertian kabur” atau “kaidah-kaidah kabur”
Pengertian Pengertian kabur adalah adalah pengertian pengertian yuridik yuridik yang tidak didefinisi didefinisikan kan lebih jauh secara implisit menunjuk pada nilai-nilai atau kaidah-kaidah non-yuridikal (misalnya kepentingan dari anak, kehati-hatian, salah, itikad baik atau pengertian yang tanpa menunjuk pada nilai-nilai atau kaidah-kaidah juga memberikan hakim mengapresiasi luas (misalnya: besar, penting, frekuen, tingkat perkembangan yang dicapai ilmu). Kaidah pengertian-pengertian kabur muncul biasanya kaidah kabur kaidah-kaidah terbuka (open (open normen). normen). 5.22.5. Interpretasi Terhadap Fakta
Pada penerapan hukum terhadap situasi konkret, hakim harus menginterpretaskan disamping hukum juga fakta-fakta fakta-fakta,, hal ini mendapat mendapat perhatian perhatian yang sedikit sedikit dalam kepustakaan, kepustakaan, hampir 99 % dari sengketa-sengketa diskusinya membatasi diri pada suatu diskusi tentang fakta-fakta yang tidak terdapat keraguan tentang aturan-aturan hukum yang dapat diterpakan, maupun interpretasi terhadap terhadap aturan aturan tersebut, tersebut, hal ini disebabkan disebabkan karena interpretasi interpretasi fakta dianggap lebih sulit sulit untuk dimasuki dimasuki bagi penelitian penelitian ilmiah ilmiah dibandingkan dibandingkan dengan interpretasi interpretasi undang-undang. undang-undang. Putusan pengadilan yang tidak dipublikasikan dan pasti p asti dosir perkara procesdossiers) (procesdossiers) adalah sangat suli dimasuki bagi orang-orang yang asing terhadap prosedur, dan tanpa pemeriksaan atas sekurangkurangnya dosir perkara tidak mungkin dilaksanakan pengawasan (kontrol) atas, atau studi atas inte interp rpre reta tasi si fakt faktaa oleh oleh hakim hakim,, Fakta Fakta-f -fak akta ta oleh oleh hakim hakim teta tetap p harus harus teta tetap p dimu dimungk ngkin inkan kan demikianlah dapat terjadi suatu analisis atas proposisi-proposisi faktual secara sosiologikal dapat diuji, kemudian dapat juga ditelusuri dalam derajat apa interpretasi fakta-fakta terjadi secara obyektif atau bermuatan nilai secara respektif terjadi 5.22.6. Interpretasi Atas Perbuatan Hukum Bidang Hukum Keperdataan
Interpretasi terhadap perjanjian, testamen dan sejenisnya pada pihak teori hukum secara ilmu tidak memperoleh memperoleh perhatian, perhatian, penerapan penerapan kaidah hukum ini juga dan dalam beberapa beberapa aspek lebih banyak menimbulkan masalah-masalah interpretasi, dilai pihak teori-teori dalam hubungan dengan interpretasi undang-undang pasti tidak dapat begitu saja diterapkan pada, atau dapat diguna digunakan kan untuk, untuk, iterp iterpret retasi asi atas atas perbuat perbuatan-p an-perb erbuat uatan an hukum hukum bidang bidang hukum hukum keperd keperdata ataan an sehingga melalui penelitian tersendiri dan secara spesifik mendesakkan diri.
5.22.7. Argumentasi Yuridikal
Argume Argumenta ntasi si ini merupa merupakan kan suatu suatu peneli penelitia tian n tentan tentang g argume argumenta ntasi si kehakim kehakiman, an, adanya adanya problematika motivering dari putusan-putusan kehakiman yang berkaitan dengan dengan problematika yuridik yang didalamnya terdapat dapat dijelaskannya oleh suatu pihka mengenai informasi menegenai putusan hakim dan kewajiban motivering yang mengakibatkan bahwa tiap vobis,setidaknya dalam asasnya berisi aturan yang sejalan dan jelas. Dalam kerangka ini topik-topik penelitian ini dapat ditunjuk yaitu the dissenting opinions yang berkaitan dngan argumentasi yuridik dan metodelogi penemuan hukum, kaitannya antara argum argument entas asii keha kehakim kiman an dan teor teorii pengam pengambi bila lan n keput keputus usan an “rai “raiso sona nali lita tas” s” ketep ketepat atan an atau atau “obyektifitas” dari argumentasi-argumentasi yuridik , jenis-jenis argumen yang dapat digunakan dalam sebuah argumentasi yuridik dan argumentasi pada penerapan “kaidah-kaidah kabur”.
5.3. Ajaran Ilmu dan Ajaran Metode dari Dogmatika Hukum 5.31. Ajaran Ilmu dari Dogmatika Hukum
Pertanyaan Pertanyaan tentang karakter karakter keilmuan keilmuan dari dogamtika hukum adalah sebuah pertanyaan pertanyaan klasik dalam kepustakaan yuridik, dogamtika hukum adalah sebuah ilmu atau bukan tergantung pada bagaimana orang mendefinisikan hal tersebut, Dogamtika hukum dalam suatu analisis
histor historika ikall disini disini akan merup merupakan akan suatu suatu jalan jalan yang yang harus harus ditemp ditempuh uh sepert sepertii juga juga pembat pembatasa asan n Dogmatika Dogmatika Hukum berkenaan dengan disiplin-d disiplin-disip isiplin lin lain, kemudian Dogmatika hukum dapat dipandang juga sebagai disiplin normatif, disiplin eksplanatif (yang menjelaskan), a.
Jika Jika dipan dipanda dang ng seba sebagai gai disip disipli lin n ilmu ilmu norma normati tiff maka maka oran orang g haru haruss memp mempre resi sisi si apa apa yang yang dimaksud dengan : 1. sebuah disip disiplin lin yang yang bermuatan bermuatan kaidah-kai kaidah-kaidah; dah; 2. sebuah disipli disiplin n yang mempelajar mempelajarii kaidah-kaidah kaidah-kaidah,, Dogmatika hukum dapat bersifat “netral” yaitu sebuah disiplin yang mempelajari kaidah namun ia sendiri tidak mengkaidahi.
b.
Apabila dipandang dari suatu bahasa bah asa yang memaparkan (deskriptif) atau dalam bahasa yang memeri memerinta ntah h (persk (perskrip riptif tif)) suatu suatu pemakai pemakaian an bahasa bahasa despri despripti ptiff terbuka terbuka untuk untuk formul formulais ais hipotesis-hipotesis, teori-teori, kejaegan-keajegan dan sejenisnya, dengan pemakaian bahasa perskriptif maka hal itu tidak mungkin dilakukan.
c.
Pendeka Pendekatan tan yang yang paling paling klasik klasik yaitu yaitu memanda memandang ng dogmatik dogmatikaa hukum sebagai sebagai sebuah sebuah disipl disiplin in logikal yang diterapkan oleh Begriffjurisprudens oleh Begriffjurisprudens..
d.
Dogmat Dogmatika ika hukum hukum dipandan dipandang g sebagai sebagai sebuah sebuah ilmu kreatif kreatif tenta tentang ng asas-asa asas-asass hukum yang yang padanya tidak terutama aturan-aturan hukumnya sendiri melainkan asas-asas yang terletak dibelakangnya.
e.
Dogmat Dogmatika ika hukum juga juga dipand dipandang ang sebagai sebagaiss ebuah disipli disiplin n yang yang menjelask menjelaskan an (eksplan (eksplanasi asi)) yaitu yaitu sebuah sebuah disipl disiplin in yang yang menjel menjelask askan an mengapa mengapa sebuah sebuah aturan aturan sevaga sevagaii aturan aturan hukum hukum berlaku dalam sebuah masyarakata tertentu.
f.
Dogm Dogmat atik ikaa Huku Hukum m dipa dipand ndan ang g seba sebaga gaii sebu sebuah ah disi disipl plin in ekpe ekpeme meri rint ntal al yaitu aitu menc mencar arii penyelesaian-penyelesaian optimal bagi masalah hukum konkret.
g.
Dogm Dogmat atik ikaa hukum hukum sebag sebagai ai sebu sebuah ah ilmu ilmu empi empiri rikal kal yang yang dida didala lamy myaa terd terdap apat at asas asas-a -asa sass argumentasi dan aturan metodologikal yang sama seperti ilmu-ilmu alam dapat digunakan.
h.
Dogmat Dogmatika ika hukum hukum sebaga sebagaii sebuah sebuah disipl disiplin in hermeneu hermeneutik tikal al sebagai sebagai sebuah sebuah ilmu dari aturanaturanaturan hukum.
Demiki Demikianla anlah h orang orang dapat dapat memban membanding dingkan kan dogamti dogamtika ka hukum hukum yang yang sesung sesungguhn guhnya ya dengan dengan perbandingan hukum, dengan analisis atas peradilan, dengan filsafat hukum atau dengan sosiol sosiologi ogi hukum, hukum, orang orang dapat dapat memband membanding ingkan kan Perban Perbandin dingan gan Hukum Hukum sebaga sebagaii suatu suatu bentuk bentuk khusus dari dogmatika hukum dengan sejarah hukum atau dengan sosiologi hukum, orang lebih jauh dapat menelelusuri perbedaan p erbedaan antara Dogmatika hukum di satu pihak dan “case “case law” law” secara respektif “ statute law” law” dilain pihak.
5.32. Ajaran Metode dari Dogmatika Hukum
Metode dogmatika hukum terbawa oleh hakikatnya berkaitan dengan pertanyaan tentang sifat Dogmatika hukum sebagai ilmu, jika dipandang sebagai sebuah disiplin logikal maka jelas orang mempunyai kebutuhan pada suatu metode yang sama sekali berbeda dibandingkjan dengan sebagai sebagai suatu disiplin ekspemerintal ekspemerintal atau sebagai sebagai sebuah disiplin hermeneutikal, hermeneutikal, pertanyaan pertanyaan sejauh mana pembentukan teori dalam dogmatika hukum dalam satu dari pertanyaan inti dalam wilayah teori hukum, pembentukan teori mengimplikasikan pembentukan hipotesis sejauh mana dan dengan cara apa dalam dogmatika hukum dapat doformulasikan hipotesis-hipotesis yang terbuk terbukaa bagi verifi verifikas kasii dan atau atau falsis falsisfi fikas kasi, i, Dogmat Dogmatika ika hukum hukum dipandn dipandnag ag sebaga sebagaii disipl disiplin in ekspem ekspemeri erintal ntal maka maka pertany pertanyaany aanyaa dalam dalam deraja derajatt apa syarat syarat-sy -syara aratny tnyaa dapat dapat dikont dikontrol rol yang yang diantarany diantaranyaa dilakukan dilakukan dengan eksperimen eksperimen dengan sebuah model dari sebuah prosedur prosedur yang efisien, cepat dan adil. Namun apabila dogmatika hukum dipandang sebagai sebuah disiplin yang menjelaskan ihwalnya misalnya akan berguna untuk melakukan suatu perbandingan antara suatu “penjelasan” “penjelasan” berdasarkan berdasarkan keilmu-alam keilmu-alaman an dan suatu ”penjelasan” ”penjelasan” yuridikal yuridikal atau antara antara suatu ”penjel ”penjelasa asan” n” dan suatu suatu ”pembena ”pembenaran ran”” (rechtsvaardiging ), ) , atau atau anta antara ra “pen “penje jela lasa san n dan dan “ penguraian” (vitleg ), ), ajaran ilmu dogmatika hukum, juga ajaran metode dari disiplin ini adalah sebuah sebuah metode metode kosong kosong yang yang belum belum tergar tergarap ap bagi peneli penelitia tian n bidang bidang teori teori hukum hukum sesudah sesudah sejumlah sejumlah percobaan percobaan yang gagal untuk mengimplant mengimplantasika asikan n model-model model-model dari ilmu-ilmu ilmu-ilmu lain begitu saja pada dogmatika hukum, h ukum, dilain pihak tetap berupaya merealisasikan keilmiahan yang maksimal dalam metodologi dari dogmatika hukum, antara lain dengan mengilhami dari pada apa yang diwujudkan dalam ilmu-ilmu lain itu.
5.4. Kritik Ideologikal atas Hukum
Sama seperti ajaran ilmu dan ajaran metode dari dogmatika hukum, Kritik Ideologikal berkenaan dengan hukum baru akhir-akhir ini mengalami perkembangan. Berdasarkan kepus kepusta taka kaan an marx marxis isti tik, k, ideo ideolo logi gi adal adalah ah kesel keselur uruh uhan an nila nilaii-ni nila laii dan kaida kaidah-k h-kai aidah dah yang yang membentuk wawasan (visie (visie)) orang atas manusia dan masyarakat. Jadi, ideologi bukan berarti suatu penyelubungan atau pemalsuan kenyataan. Kritik ideologi dapat mensituasikan diri baik dalam tataran mikro maupun tataran makro dan tidak selalu menunjuk pada sistem nilai-nilai dan kaidah-kaidah. Kritik ideologi dapat dilihat dari pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Pendekatan kualitatif jika ditelusuri nilai-nilai dan kaid kaidah ah-k -kai aida dah h apa yang yang terk terkan andun dung g dala dalam m hukum hukum atau atau penal penalar aran an yuri yuridi dikal kal.. Pende Pendekat katan an kuantitatif misalnya dalam peradilan diteliti seberapa sering nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang sama, in casu oleh para hakim diterapkan sehingga masyarakat dapat menggambarkan secara representatif pandangan ajaran hukum bagi peradilan, bukan hanya pandangan pribadi hakim atau yuris. Pentingnya kedua pendekatan ini untuk mencegah risiko terjatuh dalam pandangan pendirian pribadi perseorangan.
5.41. Perundang-undangan
Perundang-undangan merupakan pokok telaah kritik ideologikal meskipun tidak sepenuhnya bermuatan ideologi. Teori hukum marxistik menjalankan karya perintisan bertujuan untuk membuka topeng hukum sebagai eksponen dari nilai-nilai dan kaidah-kaidah borjuistik. Tahap pertama, suatu kritik ideologikal bidang teori hukum akan membatasi pengungkapan nilai-nilai dan kaidah-kaidah kaidah-kaidah yang keseluruhan keseluruhan atau sebagian sebagian secara secara implisit implisit tersembunyi tersembunyi pada aturanaturanaturan hukum. Tahap Kedua, berdasarkan nilai-nilai dan kaidah-kaidah ini dapat dilukiskan suatu ideologi dari perundang-undangan. Tahap ketiga, sejarah dari ideologi ini dapat diteliti. Dan tahap keempat, dapat ditelusuri dalam derajat apa ideologi tidak bertumpu pada praanggapan praanggapan empirikal yang salah sehingga ideologi tidak dapat diuji secara objektif pada kenyataan. Bersamaan dengan itu diteliti pula dalam derajat apa nilai-nilai dan penetapan tujuantujuan yang sudah diterima sebagai kebenaran terlebih dahulu secara adekuat direalisasi oleh perundang-undangan yang diberlakukan dan dalam derajat apa perundang-undangan mempengaruhi pemikiran dan kesadaran hukum para yuris maupun non yuris.
5.43. Peradilan
Penelitian kritik ideologikal dalam peradilan diarahkan pada suatu pemaparan nilai-nilai dan kaidah-kaidah non yuridikal yang mempengaruhi penerapan hukum dalam peradilan daripada memperlihatkan fakta bahwa pengaruh gambaran masyarakat dari hakim terhadap penerapan hukum yang merugikan merugikan kelas-kelas kelas-kelas tertentu tertentu dalam masyarakat. masyarakat. Penelitian Penelitian kritik kritik ideologikal ideologikal merupakan penelitian dibidang teori hukum yang khas karena menampilkan penerapan faktual objektif. Tahap pertama penelitian ini mutlak diperlukan pengarahan pada suatu pemaparan gambaran manusia dan masyarakat dari hakim berdasarkan nilai-nilai dan kaidah-kaidah non yuridikal apa yang mempengaruhi putusan dari para hakim. 5.43. Dogmatika Hukum
Hans Hans Kels Kelsen en mengk engkri riti tik k ideo ideolo logi gi yang ang khas khas tent tentan ang g dogm dogmat atik ikaa huku hukum m deng dengan an membersihkan ajaran hukum dari unsur-unsur ideologikal non ilmiah sampai pada suatu “ Pierre Rechtslehre”. Rechtslehre”. Dogmatika hukum dalam penelitian kritik ideologikal sangat menarik diteliti tidak hanya hanya pencamp pencampura uran n putusa putusan-p n-putu utusan san nilai nilai dan pendir pendirian ian normat normative ive disatu disatu pihak pihak dengan dengan penetapan-penetapan dan putusan-putusan ilmiah lainnya, juga konstruksi tersendiri, pembentukan konsep yuridikal, adalah tidak bebas dari isi ideologikal.