8
iii
MAKALAH EKONOMI MAKRO
PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
DOSEN PENGAMPU : Muh. Mujahid Dakwah, SE, MM.
Disusun oleh : kelompok 6
Mima Aurilia
Marwah Khairunnas
Mauizatul Hasanati
Habibah
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia dan rahmatnya kepada kita semua khususnya kepada kami selaku penulis makalah ini, sehingga kami mampu menyusun makalah dengan judul Permintaan dan Penawaran Uang Dengan lancar dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini ada beberapa kendala yang sempat menyusahkan kami ketika mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti buku dan internet, karena argumentasi dan isi dari setiap sumber itu berbeda-beda sehingga kami harus bekerja lebih keras untuk mengumpulkan dan meringkas isi dari setiap sumber tersebut dengan meminimumkan kesalahan dan kekeliruan. Hal itu tidaklah mudah mengingat ada banyak sekali materi yang terkait dengan pembahasan kami. Oleh karena itu apabila terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan, pembahasan materi dan juga penyajiannya. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami dengan senang hati menerima masukan dan kritikan dari Dosen Pemangku sekaligus Pembimbing dalam Matakuliah Ekonomi Makro ini, dan juga para pembaca yang memiliki wawasan yang lebih luas dari kami, kami menerima saran yang membangun dari teman-teman semua agar kedepannya kami mampu memperbaiki diri dan meningkatkan wawasan kami secara lebih mendalam mengenai materi kuliah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang iv
Perumusan Masalah iv
Tujuan dan Manfaat v
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Permintaan dan Penawaran uang 1
2.1.1 Pengertian Permintaan Uang 1
2.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang 1
2.1.3 Kurva Permintaan Uang 3
2.2. Pengertian Penawaran Uang 5
2.2.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang 5
2.2 Keseimbangan Pasar Uang 7
2.3 Kebijakan Moneter 7
BAB III PENUTUP
Simpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kehidupan ekonomi sehari-hari selalu terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling mempengaruhi. Dalam ilmu ekonomi kata permintaan dan penawaran sudah tidak asing lagi bagi kita, akan tetapi pengetahuan kita akan pengertian dua kata tersebut masih sangat minim. Bahkan kebanyakan dari kita hanya bisa mengucapkannya saja. Bisa di jelaskan secara singkat bahwa, Permintaan adalah Jumlah barang yang di minta oleh konsumen pada saat membeli suatu barang tertentu dengan jumlah tertentu dalam waktu tertentu.
Penawaran Adalah banyak nya barang yang di tawarkan atau disediakan oleh produsen dan distributor kepada konsumen
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa Definisi dari permintaan uang untuk transasksi?
b. Apa Definisi dari permintaan uang untuk spekulasi?
c. Apa yang dimaksud dengan penawaran uang ?
d. apa yang dimaksud keseimbangan pasar uang?
e. apa yang dimaksud dengan kebijakan moneter?
1.3 Tujuan
a. Definisi Dari Permintaan Uang Untuk Transasksi
b. Definisi Dari Permintaan Uang Untuk Spekulasi
c. Penawaran Uang
d. Keseimbangan Pasar Uang
e. Kebijakan Moneter
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. Secara kesimpulan, uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
2.1.1. Pengertian Permintaan Uang
Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya yang berjudul "Makro Ekonomi", yang dimaksud dengan permintaan uang adalah jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu. Uang memang sangat diperlukan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan dengan berbagai tujuan. Dan umumnya, semakin maju perekonomian suatu negara, akan semakin tinggi permintaan uangnya.
2.1.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang
Jumlah uang yang diminta masyarakat tidak tetap, kadang-kadang naik dan kadang-kadang turun. Mengapa permintaan uang bisa naik atau turun? Karena banyak faktor yang bisa memengaruhi naik turunnya uang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dorongan Melakukan Transaksi (Transaction Motive)
Agar bisa melakukan transaksi untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari, masyarakat memerlukan uang. Semakin tinggi pendapatan, umumnya akan semakin tinggi pula jumlah uang yang harus disiapkan untuk melakukan transaksi. Dengan demikian, permintaan terhadap uang juga akan semakin tinggi.
b. Dorongan Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Untuk menghadapi berbagai kejadian yang tidak terduga, seperti sakit dan kecelakaan, masyarakat perlu memegang uang untuk berjaga-jaga. Pada umumnya semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pula jumlah uang yang diperlukan untuk berjaga-jaga. Dengan demikian, akan semakin tinggi pula permintaan terhadap uang.
c. Dorongan Spekulasi (Speculation Motive)
Masyarakat yang berpendapatan tinggi biasanya mampu melakukan transaksi yang bersifat spekulatif untuk mencari keuntungan, misalnya melakukan jual-beli valuta asing dan saham.
Hal ini mendorong tingginya permintaan mereka terhadap uang. Sebaliknya, masyarakat yang berpendapatan rendah tidak bisa melakukan transaksi spekulatif sehingga permintaan mereka terhadap uang juga rendah.
Dorongan melakukan transaksi, berjaga-jaga, dan dorongan spekulasi, ketiganya merupakan pendapat yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes yang disebut dengan Teori Liquiditas.
d. Tingkat Harga
Apabila harga-harga barang dan jasa semakin tinggi, semakin tinggi pula permintaan masyarakat terhadap uang, karena masyarakat membutuhkan uang lebih banyak untuk membayar harga-harga yang semakin mahal Sebaliknya, jika harga-harga barang dan jasa turun maka permintaan masyarakat terhadap uang pun ikut menurun.
e. Tingkat Suku Bunga
Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin kecil permintaan terhadap uang. Mengapa demikian? Karena, dengan semakin tingginya tingkat suku bunga, masyarakat akan lebih suka menabung uangnya di bank daripada menggunakan uang tersebut untuk keperluan lain.
f. Ekspektasi atau Perkiraan (Ramalan)
Apabila masyarakat meramalkan keadaan ekonomi menjadi lebih baik maka permintaan terhadap uang akan meningkat, sebab masyarakat akan lebih terdorong untuk melakukan transaksi lebih banyak atau melakukan spekulasi lebih banyak.
g. Meningkatnya Produksi Barang Dan Jasa
Agar bisa melakukan pembelian atas peningkatan produksi barang dan jasa, masyarakat membutuhkan uang lebih banyak sehingga permintaan akan uang pun meningkat.
2.1.3. Kurva Permintaan Uang
Pada pembahasan sebelumnya, permintaan uang diartikan sebagai jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu.
Menurut John Maynard Keynes seorang ahli ekonomi Inggris, ada tiga motif yang mendorong manusia lebih menyukai menyimpan uang dalam bentuk tunai, yaitu motif (transaksi) (transaction motive), motif berjaga-jag. (precautionary motive), dan motif berspekulasi (speculative motive), yang disebut liquidity preference.
Menurut Keynes, kurva permintaan uang dapat digambarkan untuk setiap motifnya.
a. Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Transaksi
Banyak sedikitnya permintaan uang untuk transaksi ditentukan oleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang diperlukan untuk transaksi. Hal ini dapat digambarkan dalam kurva berikut.
Kurva: Permintaan Uang Menurut Motif Transaksi
Pada saat pendapatan sebesar Y0, permintaan uang untuk transaksi sebanyak M0. Dan pada saat pendapatan naik menjadi Y1, permintaan uang untuk transaksi sebanyak M1.
b. Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Berjaga-jaga
Banyak sedikitnya permintaan uang untuk berjaga-jaga juga ditentukan oleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang diperlukan untuk berjaga-jaga. Hal ini digambarkan dalam kurva berikut.
Kurfa: Permintaan Uang Menurut Motif Berjaga-Jaga
c. Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Spekulasi
Banyak sedikitnya permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin sedikit permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi.
Mengapa demikian? Karena suku bunga yang tinggi menyebabkan orang lebih tertarik menabung di bank dibandingkan berspekulasi. Dan sebaliknya, semakin rendah suku bunga, semakin banyak permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi.
Hal ini dapat digambarkan dengan kurva berikut.
Kurva: Permintaan Uang Menurut Motif Spekulasi
Pada saat suku bunga sebesar r0, permintaan uang untuk berspekulasi sebanyak M0. Dan ketika suku bunga bertambah atau meningkat menjadi r1, permintaan uang untuk spekulasi turun menjadi M1.
Adalah Untuk memperdalam wawasan tentang konsep permintaan uang, berikut kita akan membahas pengertian permintaan uang, faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang dan kurva permintaan uang.
Apa yang dimaksud dengan permintaan uang? Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya yang berjudul "Makro Ekonomi", yang dimaksud dengan permintaan uang adalah jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu. Uang memang sangat diperlukan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan dengan berbagai tujuan. Dan umumnya, semakin maju perekonomian suatu negara, akan semakin tinggi permintaan uangnya.
2.2. Pengertian Penawaran Uang
Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya "Makro Ekonomi", yang dimaksud dengan penawaran uang secara umum adalah jumlah uang yang ada (beredar) dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu. Dengan bahasa yang lebih singkat, penawaran uang bisa diartikan sebagai jumlah uang yang beredar.
Selanjutnya, menurut Sadono Sukirno, penawaran uang dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Arti penawaran uang secara sempit adalah jumlah uang kartal dan uang giral yang beredar pada suatu waktu tertentu. Adapun arti penawaran uang secara luas adalah jumlah uang kartal, uang giral dan uang kuasi yang beredar pada suatu waktu tertentu. Yang dimaksud uang kuasi adalah uang yang tersimpan di bank dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan tabungan valuta asing milik swasta domestik (swasta dalam negeri.
Dalam mengamati dan menganalisis keadaan perekonomian suatu negara, jumlah uang kuasi sangat perlu diperhatikan. Karena jumlah uang kuasi menunjukkan sampai di mana masyarakat dapat menciptakan permintaan agregat. Dengan kata lain, uang kuasi dapat menunjukkan daya daya beli yang dimiliki masyarakarat yang dalam waktu singkat dapat diuangkan untuk membeli barang dan jasa.
Penggolongan uang beredar dalam arti sempit bermanfaat untuk mengetahui berapa jumlah uang yang dapat digunakan untuk melancarkan transaksi perdagangan. Adapun penggolongan uang beredar dalam arti luas selain bermanfaat untuk mengetahui berapa jumlah uang yang dapat digunakan untuk melancarkan transaksi perdagangan, juga bermanfaat untuk mengetahui berapa jumlah uang yang dalam waktu singkat dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa.
2.2.1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang
Faktor - faktor yang memengaruhi penawaran uang. Seperti permintaan uang, penawaran uang juga berubah-ubah, kadang kala naik kadang kala turun. Hal itu terjadi karena ada faktor-faktor yang memengaruhi naik turunnya penawaran uang. Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang adalah:
a. Kebijakan Moneter Bank Sentral
Kebijakan moneter bank sentral merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Penawaran uang atau jumlah uang yang beredar sangat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan moneter yang dijalankan oleh Bank Sentral. Dengan melakukan kebijakan moneter, Bank Sentral dapat menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar (penawaran uang). Kebijakan moneter tersebut di antaranya adalah:
Kebijakan Pasar Terbuka (dengan membeli atau menjual surat berharga).
Kebijakan Diskonto (dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga).
Kebijakan Cadangan kas (dengan menaikkan atau menurunkan cadangan kas minimum).
Kebijakan kredit selektif dan kredit longgar.
Kebijakan mencetak uang baru dan menarik uang lama.
b. Tingkat Pendapatan Masyarakat
Tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Pada umumnya, semakin tinggi pendapatan masyarakat, akan semakin banyak jumlah uang yang dimiliki (diterima) masyarakat sehingga jumlah uang yang beredar juga semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya.
c. Tingkat Harga
Tingkat harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Kenaikan biaya produksi (misalnya disebabkan oleh naiknya harga BBM akibat pengurangan subsidi) umumnya akan menyebabkan naiknya hargaharga barang dan jasa. Jika harga-harga barang dan jasa naik, maka harus tersedia lebih banyak uang agar masyarakat bisa membayar kenaikan tersebut. Itu berarti, pemerintah perlu menambah jumlah uang yang beredar.
d. Selera Masyarakat
Selera masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Jika selera masyarakat terhadap barang dan jasa meningkat maka akan mendorong peningkatan permintaan. Jika permintaan meningkat, maka harga barang dan jasa akan meningkat. Jika harga barang dan jasa meningkat, maka pemerintah harus menambah jumlah uang yang beredar, agar masyarakat bisa membayar kenaikan tersebut.
e. Meningkatnya Produksi Barang dan Jasa
Meningkatnya produksi barang dan jasa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Selain mampu memengaruhi permintaan uang, meningkatnya produksi barang dan jasa juga bisa memengaruhi penawaran uang. Peningkatan produksi barang dan jasa yang tidak diimbangi dengan penambahan jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan deflasi. Agar tidak terjadi deflasi, pemerintah perlu menambah penawaran uang (jumlah uang yang beredar).
f. Kebijakan Anggaran yang Dianut
Kebijakan anggaran yang dianut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Jika negara menjalankan kebijakan anggaran defisit, maka semakin tinggi belanja negara akan semakin tinggi pula penawaran uang, sebab Bank Sentral harus menyediakan uang lebih banyak untuk menutupi anggaran yang defisit. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mencetak uang baru. Dan, pencetakan uang baru sudah pasti akan menambah penawaran uang (jumlah uang yang beredar).
2.3. KESEIMBANGAN PASAR UANG
2.3.1. Pengertian Pasar Uang dan Kurva LM
Pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunya jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.
Keseimbangan pasar uang tercapai bila permintaan uang telah sama dengan penawaran uang. Kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil.
Kurva LM menggambarkan hubungan diantara tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas.
Kurva LM akan bergeser bila permintaan dan atau penawaran uang berubah. Jika ada penambahan jumlah uang beredar dan permintaan uang bertambah maka kurva LM akan bergeser ke kanan (dari Lm0 ke Lm1). Begitu pula sebaliknya jika jumlah uang beredar dan permintaan uang berkurang maka kurva LM akan bergeser ke kiri.
2.3.2. Keseimbangan Kurva IS - LM
Keseimbangan umum atau disebut keseimbangan IS-LM merupakan keseimbangan perekonomian secara general antara sektor rill dan sektor keuangan suatu negara. Keseimbangan Umum terjadi pada waktu Pasar Barang dengan Pasar Uang berada dalam keseimbangan secara bersama-sama. Saat terjadi Keseimbangan Umum, besarnya pendapatan nasional dan tingkat bunga mencerminkan pendapatan nasional dan tingkat bunga keseimbangan yang terjadi baik di Pasar Barang maupun di Pasar Uang.
2.4. KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.[1]
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
2.4.1. Jenis-jenis Kebijakan Moneter
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Tujuan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pengertian Permintaan Uang, Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya yang berjudul "Makro Ekonomi", yang dimaksud dengan permintaan uang adalah jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu. Permintaan Uang Menurut Motif Transaksi, Banyak sedikitnya permintaan uang untuk transaksi ditentukan oleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang diperlukan untuk transaksi. Permintaan Uang Menurut Motif Spekulasi, Banyak sedikitnya permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin sedikit permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi. Mengapa demikian? Karena suku bunga yang tinggi menyebabkan orang lebih tertarik menabung di bank dibandingkan berspekulasi. Dan sebaliknya, semakin rendah suku bunga, semakin banyak permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi.
Pengertian Penawaran Uang, Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya "Makro Ekonomi", yang dimaksud dengan penawaran uang secara umum adalah jumlah uang yang ada (beredar) dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu. Dengan bahasa yang lebih singkat, penawaran uang bisa diartikan sebagai jumlah uang yang beredar.
Keseimbangan Pasar Uang, Pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunya jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek. Keseimbangan pasar uang tercapai bila permintaan uang telah sama dengan penawaran uang. Kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil.
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmuekonomi.net/2015/10/pengertian-dan-faktor-yang-mempengaruhi-permintaan-uang-beserta-kurvanya.html
https://www.muttaqin.id/2016/03/penawaran-uang.html
https://blog.ruangguru.com/ekonomi-kelas-11-teori-permintaan-dan-penawaran-uang