Trading 100% cuma dengan Stochastic Kali ini saya mau sharing salah satu strategi trading saya yang sudah saya pakai selama beberapa tahun terakhir. Dan saya sudah membuktikan sendiri dengan menggunakan hanya satu Indikator ini trading saya selalu menghasilkan profit yang sesuai dengan target saya. Strategi trading yang saya pakai hanya menggunakan 3 buah stochastic yang bisa beradaptasi dengan semua timeframe. Biasanya saya selalu bermain scalping di TF 1 minute, dengan TP cuma 10 point dan tanpa SL. Settingan Stochastic nya adalah sbb : 1. Stochastic 1 : 9,4,3 2. Stochastic 2 : 12,4,12 3. Stochastic 3 : 24,4,24 stochastic 1 dipakai sebagai sinyal buy dan sell dengan tempo pendek Stochastic 2 dipakai sebagai sinyal Time Frame tersebut stochastic 3 dipakai sebagai sinyal Time Frame berikutnya Entry Buy : Pada saat semua stochastic berada pada level oversold Entry Buy pada TF1M Target 10 Pips Entry Sell : Pada saat semua stochastic berada pada level overbought Entry Sell pada TF1M target 10 Pips Selama saya pakai strategi ini saya sudah cukup banyak menghasilkan keuntungan, mungkin ada perbedaan kalau agan-agan semua juga pakai strategi ini. mohon dishare juga ke saya supaya saya bisa lebih pintar lagi.
Makasih... Berikut ini adalah screenshoot hasil trading di MV dengan memakai system ini....
Menentukan Perubahan Tren Dengan Moving Average Seperti pada artikel sebelumnya, belajar indikator MA, indikator MA, sangat favorit digunakan oleh trader untuk menentukan arah/tren suatu pair forex. Sekarang mari kita pelajari bagaimana indikator MA dapat memberikan tanda bahwa telah terjadi suatu pembalikan tren. Pembalikan tren sangat berpotensi terjadi saat terjadi cross(persilangan) antara 2 garis MA(faster dan slower MA). Disebutkan disini sangat berpotensi(bukan pasti), ingat ini baik-baik, selalu tunggu sinyal-sinyal atau tanda yang menguatkan. Lihat contoh gambar dibawah:
1
Dalam analisa diatas digunakan 2 SMA dengan periode 10 dan 20. Mari kita perhatikan pada tanggal kisaran tanggal 28 Mei, 2 Juli, dan 24 Oktober. Terlihat pada tanggal 2 juli dan 24 Oktober terjadi persilangan, dan setelahnya tren berbalik dengan sempurna. Sedangkan pada tanggal 28 Mei terjadi persilangan namun tidak terjadi pembalikan tren. Dari 3 contoh kasus persilangan diatas, yang menjadi kunci agar kita menjadi pemenang adalah waktu/timing. Persilangan adalah tanda bahwa mungkin akan terjadi pembalikan tren, namun tidak selalu. Apabila kita bereaksi terlalu cepat(pada contoh tgl 28 Mei) maka tentunya kita akan mengalami kesalahan dan kekalahan besar. Sebaliknya apabila bereaksi terlalu lambat maka akan mengurangi potensi keuntungan, dalam beberapa kasus malah tren sudah berbalik kembali. Jadi disini timing memegang peranan yang sangat penting. Jadi bagaimana kita bisa memperoleh timing atau bisa disebut sinyal konfirmasi. Caranya adalah dengan menggabungkan dengan indikator yg lain, yang dapat digunakan sebagai tambahan pertimbangan analisa Anda. Dan juga seperti yang telah diuraikan dalam artikel sebelumnya bahwa karakter indikator MA(lagging indikator) kurang tepat apabila digunakan untuk menentukan open posisi Dalam situasi tertentu saat pasar bergerak dalam posisi flat/mendatar, Anda akan menemukan banyak sekali persilangan-persilangan dalam interval waktu yang relatif singkat, sebelum pada akhirnya terbentuk tren yang sempurna. Lihat
contoh
gambar
2
dibawah
Jika Anda mengikuti semua persilangan ini tentunya anda akan membuat banyak sekali kesalahan yang sangat merugikan.
Menentukan Support Dan Resistance Dengan Moving Average Seperti pada artikel sebelumnya, belajar indikator MA, indikator MA, sangat favorit digunakan oleh trader untuk menentukan arah/tren suatu pair forex. Sekarang mari kita pelajari dan lihat bagaimana indikator MA juga dapat memberikan informasi support dan resistance pada suatu tren. Mari
kita
lihat
gambar
3
dibawah
ini:
Dari gambar diatas terlihat GBP/USD sedang dalam tren turun/bearish. Dan indikator yang digunakan adalah EMA 10 dan EMA 20. Pada saat candle memasuki area(antara EMA 10 dan EMA 20), maka harga akan tertarik bergerak turun kembali. Pada gambar lihat pada sekitar pukul 17:00, 19:00, dan 21:00. Jadi disini EMA 20(Garis Orange) berfungsi menunjukan level resistance dari pergerakan saat itu. Terlihat setiap kali level resistance tidak berhasil tertembus, harga akan bergerak turun kembali dan terus turun. Nah, bagaimana bila level resistance ini berhasil tertembus(Break Level). Secara logika maka tren akan berbalik. Dan jika sebelum terjadi break, Anda sudah memiliki open posisi, maka sesaat setelah terjadi Break Anda perlu mempertimbangkan untuk menutup/close posisi Anda. Mari kita lihat contoh gambar saat terjadi Break Level:
Terlihat saat sekitar pukul 21:00 harga bergerak menembus level resistance, dan terus bergerak naik. Sebaiknya saat itu Anda jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa tren telah berbalik. Tunggu konfirmasi level support yang bisa dilihat dari EMA. Bagaimana membaca konfirmasi ini? Lihat pada pukul 06:00 harga bergerak untuk menguji level support, ternyata harga bergerak naik kembali(tidak tertembus). Setelahnya, sinyal konfirmasi tren naik sudah semakin sempurna, Anda bisa mempertimbangkan untuk open posisi BUY saat harga bergerak selanjutnya saat mendekati level Support. Dalam analisa teknikal forex, banyak cara yang bisa digunakan untuk menentukan support dan resistance. Indikator MA adalah salah satunya, kelebihan dari indikator ini adalah sangat mudah dipahami dan sederhana. Baca artikel lain tentang Belajar Menentukan Perubahan Tren - Menentukan Support & Resistance Dengan Indikator MA
4
Indikator Indikator Dengan
Moving Indikator
Average: MA MA
Assalamu'alaikum Hai, Tradder …..MA20 With 05.00 GMT SRATEGY….. Nih lumayan..sy pake peluang 31:3...31 kali berhasil 3 kali gagal... Cukup Ambil 20 Pips...siapin Margin 50-60 pips tiap hari. kalo lewat 60 pips berarti gagal. Pake GBP/USD. * Entry Posisi pada 05.00 GMT. * Pada Chart 30 menit (Meta4) atau 1 Jam (Meta4), saya pake Indikator MA(20) dan MA(50), MACD, Stochastic 8,3,5 dan RSI(14). Jika : 1. Price <> Sell 2. Price > Ma(20) -----------------------> Buy 3. Price = Ma(20) = Ma(50) ------------> Lihat MACD + Stoch, >70 = sell atau < 70 =" Buy," 55 =" Sell"> 4. Price = ma(20) = Ma(50), RSI(14) 45-50, Stochactic 45-50, MACD 0, maka jangan ambil posisi. Mungkin ada perbedaan dgn cara anda membaca Chart Meta4 untuk signal tersebut, Jika ada yg masih kurang lengkap...mohon mas/mbak beritahu saya, agar saya bisa lebih pelajari lagi. henrywaluyo Strategy dari Temen Milis Marketiva yg berkaitan dgn ini sbb : Sehubungan pengetahuan analisa saya yg masih minim, saya mencoba dengan trik ini menggunakan program grafik Metatrader.4. ( Khusus untuk GBP/USD ) Waktu grafik = 1 Jam (H1) Indikator = RSI standard (14), tambahkan garis level.50 pada grafik RSI. Waktu trading = 05:00 GMT Cara analisa : Pada jam.05.00 bila garis grafik RSI berada dibawah garis level 50, 5
ambil posisi SHORT/SELL. Bila garis grafik RSI berada diatas garis level.50 ambil posisi LONG/BUY. Ambil target profit 20 - 30 pips ( 20 pips cukup aman ). Mohon trik ini dipelajari dahulu, dan sebaiknya menggunakan virtual, agar tidak merugi.( Trik ini tidak 100% tepat ) salam. Diposkan oleh Dayat | d4r3DeviL | Penggunaan Moving Average (MA) sebagai Indikator Analisa Teknical « on: August 24, 2010, 12:01:36 pm » Moving Average
(MA)
Pada kali ini, akan ku Coba membahas tantang Moving Average (MA). Semoga Bermanfaat Bagi rekan2x Trader. Mari Kita sama2x Belajar Menaklukan Forex Demi Kesejahteraan kita Bersama, dan Memajukan Bangsa. Langsung
Saja
kita
.
Bahas……..
Moving Average merupakan indikator teknikal yang paling luas digunakan oleh investor dan trader diseluruh dunia, karena kemampuannya menghilangkan faktor subjektif dari setiap analis. Moving Average dapat diartikan sebagai perubahan harga rata-rata dalam satu timeframe tertentu. Misalnya MA 20, yang merupakan harga rata-rata selama 20 periode grafik tertentu. Jika diaplikasikan kedalam grafik Daily, MA 20 berarti harga rata-rata selama 20 hari perdagangan. Demikian juga untuk H1, MA 20 = rata-rata harga selama 20 jam terakhir. Tipe Dari 1.
Moving cara
perhitungan Simple
Average
rata-rata
harga,
Moving
MA
terbagi
Average
dalam
3
model:
(SMA)
Model MA ini adalah model murni rata-rata pergerakan harga dan merupakan yang paling luas digunakan. Perhitungannya diambil dari penjumlahan dari seluruh data kemudian dibagi dengan jumlah periode yang di observasi. 2.
Weighted
Moving
Average
(WMA)
Perhitungan WMA diambil berdasarkan pembagian dari jumlah keseluruhan periode. Misalnya, WMA 5 hari, merupakan penjumlahan seluruh data dibagi jumlah periode;1+2+3+4+5=15. Perbedaan dengan SMA terletak pada tingkat sensitivasnya. WMA lebih sensitif dibanding SMA. Sehingga lebih cepat menghasilkan sinyal dibanding SMA, 3.
namun Exponential
memiliki
lebih
Moving
Average
banyak
noise.
(EMA)
EMA adalah MA yang berusaha menjawab persoalan antara SMA dan WMA, dengan perhitungan yang lebih rumit 6
diantara ketiganya. Misalnya, untuk membuat EMA 20 hari, maka diperlukan data MA 20 hari terlebih dahulu, baru kemudian data ini dijadikan sebagai titik perhitungan awal, untuk diambil selisih dan pembaginya. Perhitungan EMA, sudah dilakukan otomatis oleh trading platform yang ada. EMA mampu mengenali perubahan tren
lebih
Gambar
awal,
dibanding
1
SMA,
namun
memiliki
Tiga
noise
yang
lebih
jenis
rendah
moving
dibanding
WMA.
average
Dalam gambar 1 diatas kita dapat melihat perbedaan dari ketiga jenis Moving Average. Weighted bergerak lebih cepat, sementara Exponential bergerak lebih cepat dibanding Simpe MA, namun masih mampu memberikan sinyal lebih
cepat
dibanding
Penggunaan
simple
Moving
moving
Average. average
Ada banyak cara untuk menggunakan MA sebagai alat dalam menentukan tren dan perubahan nya, dan cara tersebut semakin hari semakin berkembang. Beberapa gambaran umum penggunaan MA dibawah ini dapat dijadikan •
panduan; Mengenali
tren 7
Moving average dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengenali tren dengan membandingkan pergerakan harga terhadap garis MA. Tren naik dapat dikatakan telah terjadi ketika harga bergerak di atas MA, turun ketika harga bergerak
di
•
Support
bawah and
MA.
Resistance
area
MA juga berfungsi sebagai support dan resistance pergerakan harga. Seperti pada gambar 2 MA berfungsi sebagai support ketika Euro mengalami rally dari bulan Februari hingga April 2008, setelah berhasil menembus level support pada bulan Agustus’08, garis MA kemudian berfungsi sebagai resistance hingga Mei 2009.
Gambar
2
MA
sebagai
support
dan
resistance
Ketika harga berada diatas MA, MA bertindak sebagai support dan ketika harga berada di bawah MA, MA bertindak •
sebagai Identify
reversal
resistance. opportunities
MA juga dapat digunakan untuk mencari indikasi perubahan tren harga, sekaligus menemukan level entry dan exit 8
transaksi.
Ada
dua
Pemotongan
cara
utama
untuk
garis
mendapatkan
MA
hasil
tersebut;
oleh
harga.
Perubahan tren harga dapat dikenali ketika harga memotong ke atas atau ke bawah garis MA. Jika harga memotong ke atas garis MA, maka tren naik sedang dimulai. Dan jika harga memotong ke bawah garis MA, maka tren turun dapat
dikatakan
Perpotongan
sedang
dimulai.
antara
garis
MA
Perpotongan antara garis MA dikenal dengan istilah crossover method. Umumnya crossover menggunakan dua atau lebih garis MA yang saling berbeda periode. Crossover yang paling terkenal dan masih memiliki validitas tinggi adalah double crossover method. Metode ini yang seterusnya akan kita gunakan dalam pembahasan selanjutnya.
Gambar
3
Double
crossover
method,
Euro
Hourly,
Mei
2009
Konsep crossover berarti, MA akan menghasilkan sinyal trend naik ketika garis MA periode yang lebih pendek memotong ke atas garis MA periode yang lebih panjang, dan sinyal tren turun terjadi ketika garis MA pendek memotong ke bawah garis MA periode yang lebih panjang. Kombinasi klasik yang populer untuk metode ini adalah;
5
dan
10,
10
dan
50,
20
dan
50.
Dalam gambar 3, di dalam grafik euro sejak tanggal 5 hingga 14 Mei 2009, terdapat dua kali crossover, yang pertama
menghasilkan
kerugian
dan
yang
kedua 9
menghasilkan
keuntungan
cukup
besar.
Crossover bekerja dalam kondisi terbaik pada saat harga mengalami tren satu arah, seperti yang diilustrasikan dalam
Gambar
figure
4
4,
Crossover
terhadap
method,
USDJPY
USD
JPY,
Hourly,
Mei
Semoga
2000 Bermanfaat.
source: Ardian Senior YM emai 085228802834
Hourly.
mifx.com FC ardian_widhyantara
[email protected]
: :
Teknik Moving Average di time frame H4 Dear temans, Kami mempunyai sebuah tips trading untuk Anda. Dan memang ini sangat berguna bagi Anda yg trading harian. Pair recomended : GBPUSD; EURUSD; AUDUSD; EURJPY; GBPJPY, USDJPY; USDCAD Jadi, Anda dapat membuka metatrader Anda, buka timeframe H4 = 4 jam, pasang indikator : 10
1. Moving Average (MA) periode 2 ; periode 4; periode 6 ; periode 30 2. Stochastic ; %K : 10 ; %D : 5 ; Slowing : 5 3. Bolinger Bands periode 10 atau 20. 4. Parabolic Sars periode default Testimoni : 1.Jika MA 2 cross MA 4 dr bawah keatas : open Buy, tp 20-50 pips 2.Jika MA 2 cross MA 4 dr atas kebawah : open Sell, tp 20-50 pips 3. Jika MA 2 cross MA 4 & cross MA 30 dr bawah keatas : open Buy, tp 30 - 100 pips 4.Jika MA 2 cross MA 4 & cross MA 30 dr atas ke bawah : open Sell, tp 30 - 100 pips 5. Jika MA terkecil atau MA 2 sudah menekuk (sideways), hati2 : biasanya trend sudah selesai/berhenti. 6.Jika Stokastik Oscilator terjadi persilangan & ada kombinasi dr MA; merupakan kombinasi open Buy atau Sell yg lebih baik. 7. Pita atas & bawah dr bolinger bands merupakan batas take profit & Stop Loss yg ok. 8. Pita tegah bolinger bands merupakan tempat pending order terbaik karena di garis itulah akan terjadi pergeseran harga yg sangat cepat. Anda dapat menaruh/memasang Pending Order Buy Stop & Sell Stop di garis tengah Bolinger Bands. inga...inga...time frame tetap H4. 9. titik2 parabolic sars dpt dijadikan nilai Stop Loss Anda. 10. Waktu trading (penempatan order) yg baik adalah pada pukul 13.00 - 21.00 WIB Selamat mencoba salam sukses ...... Teknik Moving Average Crossover Oleh: Admin - www.berdagangvalasonline.com (05 Mei 2007 12:12) Sumber: Dari berbagai sumber Simple Moving Average (SMA) Crossover adalah cara mendapatkan signal untuk open posisi jual maupun beli dari perpotongan dua buah Moving Average Indikator yang dibedakan periodenya, pertama SMA periode 20 (SMA-20) dan kedua SMA periode 50 (SMA-50). Ketentuan untuk melakukan open posisi: 1. Ketika SMA-20 (magenta) memotong SMA-50 (biru) dari atas ke bawah, diperoleh signal untuk melakukan open posisi JUAL (titik A pada gambar di bawah). 2. Ketika SMA-20 (magenta) memotong SMA-50 (biru) dari bawah ke atas, diperoleh signal untuk melakukan open posisi BELI (titik B pada gambar di bawah).
11
Simple Moving Average (SMA) Crossover Selama SMA-20 dan SMA-50 bergerak searah, trend akan berlanjut. Semakin curam gerak SMA-20 berarti trend semakin kuat demikian sebaliknya. Semakin lebar sudut antara SMA-20 dengan SMA-50 semakin baik. Bila SMA20 mulai bergerak kearah SMA-50 hati-hati kemungkinan harga akan berbalik arah. Cara atau teknik mendapatkan signal jual dan signal beli seperti ini adalah cara yang paling sederhana dan paling bebas stress, jika dilakukan dengan disiplin yang tinggi akan memberikan hasil yang sangat bagus. Lakukan praktek di account demo untuk tiga sampai enam bulan atau lebih sebelum menanam uang di account real, karena semua tanggung-jawab dan resiko tidak
Profesi Idaman Karena Keasyikan Main Uang Rupiah terpuruk, perekonomian gonjang-ganjing, dan negara di ambang kebangkrutan. Ekonom bersuara, tak ketinggalan pula para anggota DPR. Pengamat baru bermunculan. Makin bingunglah orang. Uraian siapakah yang jadi pegangan? "Tak ada yang bisa memberikan gambaran soal pasar uang dengan lebih jelas selain para pemain Forex (Valas)," kata Theo Francisco Toemion (42), pengamat pasar uang sekaligus pemain Forex (Valas), meski kini lebih banyak membagi pengetahuan soal dunia yang telah belasan tahun ditekuninya itu kepada orang lain. Ada perbedaan antara pandangan para pakar dengan Theo F. Thoemion sehubungan dengan krisis ekonomi yang memburuk sejak kuartal terakhir tahun lalu. Pihak pertama lebih melihat krisis berpangkal pada lemahnya sistem perbankan, kebocoran anggaran, buruknya pengawasan,
12
monopoli, kolusi, korupsi, nepotisme, dan ekonomi biaya tinggi. Sedangkan Theo lebih melihat ulah spekulan di pasar uang sebagai sebab paling dominan. Sisi-sisi negatif penyebab keroposnya fondasi ekonomi itulah yang menyebabkan krisis tak segera bisa diatasi. Kalau Korea, Thailand, Filipina, Singapura, dan Malaysia bisa pulih dalam hitungan bulan, negara kita jauh lebih lama. Sebagai pelaku pasar Forex (Valas), Theo tahu betul, tanda-tanda bencana telah muncul sejak lama. Semuanya adalah permainan para fund manager atau pemain pasar Forex (Valas), yang diwarnai keinginan untuk menguji ketangguhan otoritas moneter suatu negara. Ia tahu bagaimana pedagang besar Forex (Valas) - yang acap disebut spekulan - semacam George Soros memainkan peran dalam Yendaka, melambungnya nilai tukar Yen terhadap AS $, pada 1994. Ia juga mencatat, permainan para spekulan di Eropa memaksa pembahasan mata uang tunggal Eropa (Euromoney) lebih diintensifkan pada 1996. Selewat masa itu, para spekulan memang menurunkan aktivitas. Tapi lewat media massa Theo memperingatkan, "Hati-hati, bukan mustahil mereka akan mengalihkan perhatian ke Asia," begitu antara lain tulisnya saat itu. "Mereka menunggu kesempatan bermain mata uang menarik, exotic currencies seperti Won, Bath, Peso, Ringgit, atau Rupiah. Jangan lupa, Indonesia negara kaya. Karena itulah mereka membidik kawasan ini, bukan ke Afrika, misalnya." Betapa tidak. Salah satu kawasan paling dinamis di dunia, dengan pertumbuhan ekonomi tiap negara rata-rata 7%/tahun, itu tak punya batasan berarti bagi lalu-lintas devisa. Otoritas moneternya juga belum teruji. Kalau dalam persaingan di Amerika, Eropa, dan Jepang para spekulan sering kalah, siapa tahu di kawasan ini. Maka bermainlah mereka. Pertengahan tahun lalu, saat pemerintah memperlebar pita intervensi, mereka menangkap sinyal "tantangan" itu, dan terpacu gairah untuk bermain dengan Rupiah. Ketika Oktober 1997 duet Soedradjat Djiwandono - Mar'ie Muhammad memutuskan untuk melepas ambang intervensi, mereka pun mendobrak. Rupanya, keputusan historis untuk membiarkan Rupiah mengambang bebas itu tak didukung kondisi yang cukup. Nilai tukar dikuasai dan dimainkan, bahkan dalam seminggu bisa terdepresiasi sampai 50%. Utang membengkak, harga barang melonjak, produksi mandek, banyak perusahaan bangkrut. Inflasi membubung, dan perekonomian nyaris ambruk. Tak disangka, fondasi ekonomi kita demikian keropos.boleh ada berita buruk. Ada 4 faktor yang menurut Theo bisa jadi penentu naik turunnya kurs: fondasi ekonomi makro, carta/grafik berdasarkan rumus, faktor teknis-psikologis, dan ulah para spekulan. Soal fondasi ekonomi, menurut Theo, pasar telah mendapat bukti rentannya perekonomian kita. Carta atau grafik pun sudah dibuat saat kita menempuh rezim devisa terkontrol; misalnya dengan mematok depresiasi tahunan 3 - 4%. Sedangkan faktor psikologis sangat berhubungan dengan ulah spekulan, apa lagi dalam rezim devisa bebas. "Sekali pasar memperoleh bukti mata uang suatu negara bisa didikte, mereka mendikte terus." Pendiktean harga, yang terjadi setelah ada dorongan psikologis, berawal dari berita-berita politik yang berpotensi "dimainkan". Theo menunjuk contoh, seluruh dunia tahu Indonesia pra-11 Maret 1998 menghadapi suksesi. Maka berita tentang Presiden Soeharto dan situasi sosial politik menjadi bahan permainan spekulan. Keadaan sakit, yang dalam bahasa Inggris bisa dirumuskan dalam beberapa kata, mulai dari He's sick, He's ill, sampai He's seriously ill, mengakibatkan beraneka nilai kurs. Memang benar. Menurut catatan Theo, grafik penurunan itu berlangsung sejak bank sentral ketahuan tak punya nyali sehingga menyebabkan Rupiah turun dari Rp 3.000,- ke Rp 3.800,- terhadap AS $. Angka turun lagi ke Rp 4.400,- karena Pak Harto istirahat. Kemudian menjadi Rp 4.800,- karena imbas krisis Korea, turun ke Rp 5.600,- karena Pak Harto batal ke Malaysia, dan dari Rp 6.200,- ke Rp 9.000,- karena pencalonan B.J. Habibie sebagai wakil presiden. Kurs membaik setelah penandatanganan nota kesepakatan dengan IMF 15 Januari, namun turun lagi setelah terjadi beberapa kerusuhan dan demonstrasi. Kenyataan itu membuktikan, dalam rezim devisa bebas segala berita dan peristiwa baik menjadi syarat utama. Dalam berbagai kesempatan Theo mengingatkan, membiarkan Rupiah mengambang bebas sama dengan bunuh diri tanpa dibarengi perbaikan di segala sektor yang akhirnya melahirkan berita buruk. Percuma ada janji segala macam reformasi, penghapusan monopoli dan oligopoli, tetapi tak ada wujudnya. Dapat dimengerti, naik-turunnya nilai Rupiah tak lagi ditentukan oleh hukum ekonomi, keseimbangan antara penawaran dan permintaan. "Tak ada teori yang bisa menjelaskan hal ini," kata Theo. "Saat masyarakat makin tahu persoalan, omongan para ekonom sering diabaikan. Pemain seperti saya yang diperhatikan" Lantas, berapa kurs AS $ yang wajar? "Ambil nilai terakhir sebelum krisis Rp 2.400,-. Ditambah 80%-lah, sekitar Rp 4.320,-." Penjelasannya, dalam 10 tahun terakhir perbedaan suku bunga antara AS $ dan Rupiah sekitar 10%. Suku bunga AS $ 5% dan suku bunga Rupiah 15%. Selisihnya 10%, dan dalam 10 tahun menjadi 100%. Sementara depresiasi per tahun, katakanlah 4%. Jadi dalam 10 tahun menjadi 40%. "Nah, selisih antara perbedaan suku bunga dan depresiasi dalam 10 tahun, 100% - 40% = 60%. Tak usah dipatok 60%; beri kemungkinan sampai 80% untuk ditambahkan pada kurs terakhir. Jadi 180% dari Rp 2.400,- = Rp 4.320."
13
Tapi sekali lagi kenyataan membuktikan, segala teori dan hukum ekonomi tak berlaku bagi kurs yang liar karena permainan.
Kalau kita konsisten, pasar akan respek Dunia perdagangan Forex (Valas) dewasa ini bagaikan dikontrol para fund manager besar yang disebut big boys. Menurut Theo, jumlah big boys yang tercatat saat ini 2.500 orang. Akumulasi modal mereka sekitar AS $ 1.300 miliar, dan dalam keadaan terpaksa bisa mendapat pinjaman hingga 10 kali lipatnya. Jumlah ini sungguh raksasa, sebab cadangan devisa negara-negara kaya yang tergabung dalam OECD pun kalau digabung tak lebih dari AS $ 700 miliar. Maka bisa dibayangkan betapa konyolnya gagasan untuk melawan spekulan dengan cadangan devisa hanya AS $ 20 miliar, misalnya. Dari 2.500 big boys itu terbawa serta ribuan orang lain sebagai mitra atau pelaksana. Sudah menjadi kebiasaan, pengambilan posisi para pelaksana ditentukan oleh tokoh besar. Jika Soros, misalnya, mengambil posisi Rp 9.000,- untuk 1 AS $, yang lain pasti mengikuti. Jika esoknya Soros menjual dengan harga Rp 9.500,-, yang lain pun pasti ikut. Semua serempak, dan begitulah nilai mata uang dimainkan. Kalau mata uang suatu negara dipatok pada nilai tetap, spekulan memang tidak lagi bisa main. Hanya saja, menurut Theo, konsekuensinya ada dalam perekonomian negara yang bersangkutan. Bagi Theo, reformasi ekonomi apa pun yang dipilih pemerintah tak penting benar, asal bisa mengatasi segenap konsekuensinya. Misalnya, pelepasan batas intervensi mensyaratkan perbaikan ekonomi total, sedangkan pematokan nilai uang mensyaratkan cadangan devisa yang cukup dan perbankan yang sehat. "Tak bisa pula dilepaskan faktor keberanian bank sentral. Kepada siapa pun yang mau memaksakan kehendak, bank sentral tak boleh setengah hati. Kalau perlu habis-habisan berintervensi. Jika ini terus berlanjut, dan dunia membuktikan konsistensi kita, pasar pun akan segan," kata Theo. "Betapa pun kuat dan nafsunya spekulan, kalau menghadapi otoritas moneter yang teguh dan konsisten, mereka juga berpikir untuk main-main. Seperti pernah dialami Hongkong, para spekulan menghentikan serbuan karena tahu Inggris berada di belakangnya. Tak seorang pun ragu ketangguhan sistem keuangan Inggris." Kasus Indonesia, menurut Theo, adalah bukti kesekian dari pelecehan para big boy terhadap otoritas moneter. Permainan selisih kurs antara Rupiah - AS $ jauh lebih mudah ketimbang permainan selisih kurs Yen - AS $ atau Mark Jerman - AS $ yang didukung otoritas moneter sangat berwibawa, dan karenanya disebut hard currencies. Akibatnya sangat mudah diterka, bahkan oleh ibu-ibu rumah tangga, pihak yang acap disalahkan karena dikira ikut-ikutan berspekulasi. Masalahnya, menurut Theo, selain tuduhan itu tak benar karena jumlahnya tak seberapa dibandingan dengan aktivitas pasar uang, pemikiran para ibu sangat simpel. Jika dulu mudah menghitung depresiasi, 3 - 4% setahun, siapa sangka tiba-tiba depresiasi bisa 20% dalam sehari? Kalau punya simpanan Rupiah dan berbunga, katakanlah 40%, pada akhir tahun tak akan mencapai jumlah jika didolarkan. Pada akhirnya memang tak ada pihak yang bisa disalahkan kalau terjadi perburuan mata uang asing, karena negara menganut rezim devisa bebas.
Menggelinding seperti bola salju Di pasar uang, komoditas yang diperdagangkan tak cuma valuta asing. Menurut Theo, meski pemerintah mematok kurs Rupiah, tak berarti kegiatan berhenti. Ada pelbagai macam surat berharga dan surat-surat komersial yang diperdagangkan. Memang, belakangan problem ekonomi negara kita tak cuma berasal dari dalam negeri, melainkan dari luar negeri. Lembaga pemeringkat semacam Standard's & Poor, sekalipun banyak dicibir, pengaruhnya terhadap pasar sangat besar. Peringkat buruk yang disandangkan kepada Indonesia, Maret lalu, adalah klimaks dari kesulitan eksternal. Alat pembayaran berjangka seperti letter of credit (L/C) tak diterima, investor asing pun tak serta merta datang buat menanamkan modal. "Dengan peringkat itu, pembeli kertas berharga dari Indonesia tak lagi dianggap berinvestasi, melainkan dicurigai mau berspekulasi," kata Theo. "Kalaupun saya, misalnya, menempatkan diri sebagai broker untuk mendatangkan uang dari investor asing, sekarang ini sangat sulit. Ketidakpercayaan demikian kuat, perlu waktu lama untuk memulihkannya." Pasar uang dunia memang sulit dilawan. Kalau kekayaan big boys sangat besar, itu konsekuensi dari hakikat pasar uang. "Istilahnya a snowball business, bisnis yang menggelinding bagai bola salju. Orang harus jadi besar untuk survive." Bisnis pasar uang, menurut Theo, menganut filosofi dasar: bukan soal berapa jumlah uang yang akan Anda peroleh, melainkan berapa jumlah uang yang siap Anda habiskan. Gambarannya, jika seseorang kerja keras sepanjang tahun hingga memperoleh uang Rp 1 miliar, akan sangat keliru kalau menggunakannya untuk main forex. Tetapi jika seseorang mendapat lotere Rp 1 miliar, yang Rp 800 juta untuk beli rumah/tanah, Rp 100 juta untuk beli kendaraan, dan sisanya untuk main forex,
14
silakan saja. "Maka, kalau ada seorang fund manager siap menghabiskan AS $ 5 miliar di pasar forex, tak terbayang berapa besar kekayaannya" Bisnis di pasar uang tak sama dengan judi. Kata Theo, jika judi nasib pelaku 100% tergantung pada kartu, "Di pasar uang ada hal-hal yang bisa diperhitungkan dan dicarikan peluang." Menurut Theo, ada 7 tingkat yang harus dicapai untuk betul-betul memahami bisnis ini. Selain 4 faktor penentu nilai mata uang yang sudah disebut tadi, ada beberapa hal lain seperti lobi atau hubungan, termasuk kemampuan berbahasa, faktor intelijen alias daya endus informasi, dan hal paling abstrak dan sulit, sehingga orang tak sanggup berpikir lagi. "Misalnya, semua faktor telah terpenuhi, prediksi sudah dilakukan, tapi tak ada action. Ketika faktanya sama dengan yang sebelumnya telah diperhitungkan, muncul rasa sesal kenapa tidak begini kenapa tidak begitu. Itulah yang saya maksud tingkat ketujuh." Sekalipun menggiurkan, bisnis di pasar uang penuh kekecewaan. "Karena apa? It's about money. Orang hanya tergiur melihat angka. Mereka ramai-ramai bermain, sementara tatanan dan hukumnya tak mudah dipelajari. Lagi pula dunia itu sudah dikuasai mafia, big boys, dalam cara kerja yang terintegrasi. Apa pun permainan para pendatang, mafia-lah yang memperoleh keuntungan" Menurut Theo, setelah perang dingin reda dan komunisme runtuh, tak ada lagi kekuatan yang punya daya penghancur sangat dahsyat selain uang. "Ketika uang menjadi komoditas, dampaknya global. Bencana keuangan di suatu negara segera bisa merembet ke negara lain. Siapa sekarang orang kaya di kawasan krisis yang merasa terjamin hingga 7 keturunan? Tak terbayangkan, uang bisa berlipat kali atau hancur sama sekali hanya dalam hitungan hari." Jika ditarik ke dimensi filosofis, kata Theo, krisis ekonomi adalah akibat ulah manusia yang menganggap uang sebagai ideologi. Fakta menunjukkan, miliaran AS $ telah menguap entah ke mana. Lembaga keuangan banyak yang rugi, Soros rugi, demikian pula para big boy. Tak jelas ke mana uang-uang itu pergi. "Inilah tanda-tanda zaman," kata Theo. "Tuhan kasih antibiotik untuk mereka yang terlalu menghamba pada uang. Orang kaya pusing, konglomerat pusing. Rasain."
Main uang karena ingin menikmati hidup Terjunnya Theo di kancah pasar uang agaknya tak terduga sebelumnya. Pria kelahiran Manado, 21 September 1956, ini semula berangan-angan jadi pastor, tapi dikeluarkan saat naik ke kelas 3 Seminari Menengah Tomohon tahun 1974. Anak ke-4 dari 7 bersaudara ini sama saja dengan ayah, paman, para sepupu, dan saudaranya, yang pernah masuk ke seminari namun gagal jadi pastor. "Saya menanggung harapan besar. Nilai dan aktivitas sekolah bagus. Maka ibu terguncang dan jatuh sakit ketika saya keluar," kenangnya. Pastor pembimbing waktu itu mengatakan, ia akan lebih sukses hidup di luar biara. Kendati sedikit menyesalkan keputusan itu, ia berbalik haluan. Ia melamar ke Bank Indonesia dan diterima di BI cabang Surabaya. Setelah 2 tahun bekerja, timbul keresahan di antara teman-temannya yang cuma berijazah SMA. Sebab dengan begitu, mereka tak mungkin bisa masuk jajaran staf. "Nggak bakal pakai dasi dong seumur-umur," papar Theo mengenang. Nampaknya BI tanggap pada kegalauan itu dan mengadakan seleksi untuk promosi. Yang lolos akan disekolahkan sejajar dengan universitas. Dari BI Surabaya lulus 4 orang, salah satunya Theo. Sementara dari seluruh Indonesia terjaring 60 orang. Mereka dimasukkan ke Pendidikan Ahli Administrasi dan Keuangan Bank di Jakarta, menjalani pendidikan maraton dari pukul 08.00 - 17.00 setiap hari dengan fasilitas penuh, selama 3 tahun. "Gelarnya sejajar akuntan, tapi BI nggak kasih gelar, takut kami keluar." Sempat bekerja di bagian pengawasan BI selama setahun, ia kembali mengikuti seleksi intern guna ditempatkan di London. Dari 40 peserta hanya Theo yang lulus. Di London ia langsung jadi staf termuda pada umur 23 tahun. Kesempatan di sana ia gunakan untuk mengikuti serangkaian pelatihan dan praktek. Belajar forex di Paris, London, Amsterdam, dan Kopenhagen. Mempelajari bank sentral di Denmark dan Belanda, menggeluti cadangan emas di Swis, juga duduk dan bermain di banyak ruang transaksi forex. "Waktu itu kepala dealing room Jakarta pindah, jadi saya disiapkan untuk menggantikannya. Saya sadar, untuk jadi dealer harus punya pengalaman dan cakrawala dengan duduk di pusat keuangan dunia." Penempatan dealer di BI sebenarnya bertujuan untuk mengelola cadangan devisa sejumlah AS $ 6 miliar dengan menempatkannya di posisi yang tepat. Bukan untuk memperdagangkannya. "Maka di luar jam kerja, saya main margin
15
trading atas nama pribadi, bukan BI." Setelah 5 tahun bermukim di Inggris, Theo sebenarnya ingin pulang ke tanah air, tetapi pemerintah Inggris mengetahui reputasinya dan memberi izin tinggal tetap. Ia bisa bekerja apa saja. "Wah, percaya dirilah saya. Pekerjaan BI yang diidamkan banyak orang nggak terlalu menggiurkan lagi," kata Theo. Maka, ketika benar-benar pulang ke Indonesia ia sekaligus minta izin keluar dari BI untuk masuk ke London School of Economics (LSE). Maksudnya sebagai batu loncatan untuk bekerja di Bank Dunia atau IMF. Tapi keasyikan bermain forex membuatnya malas bersekolah. "Jiwa saya player, jadi saya tak jadi masuk LSE meskipun sudah diterima. Saya main valas terus, dan ingin menikmati hasilnya. Saya ingin menikmati hidup bukan sebagai pegawai BI yang bertahun-tahun cuma bisa naik mobil sederhana." Saat main margin trading, pertengahan 1980-an, modal dengkul masih berlaku. Modalnya dipinjami, tapi kalau untung masuk kantung sendiri. Pokoknya main untuk meramaikan. Masa itu tak sulit mereguk untung lantaran pasar gampang diterka. Dolar turun searah. Tapi sejak 1987, peluang meraup keuntungan makin sulit. Selain pemain makin banyak, modal pun mulai diatur. Saat itulah Bank Duta terpuruk karena permainan valas. Soal kesempatan meraup untung memang tak ada yang lebih cepat daripada main valas. "Saya masih ingat, hanya dengan mengangkat telepon dari vila di Puncak sambil main gaple dan makan pisang goreng, bisa dapat AS $ 60.000 semalam." Telepon memang diibaratkan cangkulnya buat cari makan. Juga berbagai perangkat komunikasi. Baik untuk bertransaksi ke seluruh dunia, memantau pasar yang berjalan 24 jam sehari, juga melihat kerugian dan keuntungan uangnya. "Tapi hidup saya tak habis di sana. Apa lagi saya harus membagi pengetahuan kepada banyak orang. Kalau menulis dan bikin analisis, saya tak main. Saya meramal dan menghitung, biar orang lain yang dapat keuntungan." Theo tak terikat pada suatu lembaga keuangan. Kalau mau main, ia sendiri yang menentukan. Sejak tahun lalu, ia mendirikan perusahaan jasa konsultasi pasar uang Speed Currency. Bagi yang ingin tahu atau ingin main valas boleh jadi pelanggan. Dengan membayar AS $ 100/bulan, Theo pun memberi analisis dan panduan. "Cita-cita saya membuat Speed Currency seperti Bloomberg. Ia besar dan disegani, meski awalnya juga dirintis di garasi," ia menunjuk garasi di rumahnya yang berhalaman luas di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia mempekerjakan 4 orang yang, selain mengolah analisis, juga bertindak sebagai fund manager. "Mereka jago-jago yang tak bisa dianggap remeh, karena lewat tangannya sering terjadi transaksi miliaran dolar," kata Theo bangga. Karena bekerja di rumah, Theo tak terikat pada aturan dan jadwal kerja yang pasti. Ia adalah pegawai bagi dirinya sendiri. Juga pegawai yang mengantar anak-anak ke sekolah, menemani mereka bepergian, bahkan mendampingi saat mereka mau tidur. Theo menganggap, anak-anak lebih memerlukan kebersamaan ketimbang uang. Tak soal ia telah punya vila di Puncak, Jawa Barat, dan hotel di atas tanah 10 ha di Manado. Anak-anak pula yang menghadirkan cerita unik bagi perjalanan hidup Theo. Saat masih di dalam kandungan, kecuali si bungsu Daniel (hampir 2 bulan), mereka berada di tempat yang jauh dari rumah. Dari yang sulung tempatnya paling jauh, sampai si bungsu yang paling dekat. Namun akhirnya semua lahir di Jakarta. Menurut istrinya, Sandra Pingkan Adriana Lolong (38), si sulung Monika (12) berada di dalam kandungan saat mereka di New York . "Barulah 2 bulan menjelang melahirkan, saya kembali ke Jakarta," kata Sandra. Begitu pula Abi (9) yang dikandung saat mereka tinggal di London. Keisha (7) anak ketiga, dikandung di Singapura. Sedangkan Dorothea (5) dikandung sewaktu mereka di Manado. Barulah anak ke-5, Daniel, menghabiskan seluruh masa janin hingga lahir di Jakarta. Jumlah anak sampai 5, bagi pasangan Theo dan Sandra juga cerita tersendiri. Theo memang dari keluarga besar, namun Sandra hanya 2 bersaudara. Setelah kelahiran Abi, keduanya ingin ber-KB. "Tapi apa mau dikata, kebobolan terus. Selain mengalami beberapa kegagalan, saya pun pernah kehilangan spiral," kata Sandra. "Akhirnya, setelah melahirkan Daniel, saya minta disteril." Buat pasangan ini, anak-anak adalah segalanya. Mereka yang terbiasa memanggil "Papa Theo" adalah rekan sepanjang hidup, sekaligus jadi rem manakala Theo terlalu keasyikan bermain uang. (G. Sujayanto/A. Heru Kustara/Mayong S. Laksono)
16
Anda ingin bebas secara Finansial seperti kisah di atas ? Silahkan klik di bawah untuk mendaftar (Free) dan memulai Trading Forex
17