TRANSMISI
1.1. 1. 1. PENGERTIAN UM UM atau penyaluran. Sedangkan penyaluran perbuatan; cara menyalurkan.
dapat
diartikan
:
proses;
Dalam konteks pembahasan ini, yang dimaksud transmisi (penyaluran) adalah peny pe nyal alur uran an en ener ergi gi list listri rik, k, sehi sehing ngga ga me memp mpun uny yai ma maks ksud ud : pros proses es da dan n car cara menyalurkan energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, misalnya : . Dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya. Dari gardu induk ke jaring tegangan menengah dan gardu distribusi. Dari ri arin aring g distr distribu ibusi si tega teganga ngan n me mene nenga ngah h ke arin aring g tegan tegangan gan renda rendah h da dan n Da instalasi pemanfaatan.
Lebih spesisifik lagi dalam pembahasan ini akan difokuskan pada Transmisi di Indo Indone nesia sia.. Pem emba baha hasa sann nn a be bers rsif ifat at rakti aktiss sesu sesuai ai en alama alaman n da dan n elak elaksa sana naan an eker eker aa aan n di lapa lapang ngan an,, de deng ngan an ha harrap apan an pa parra prof profes esio iona nali liss di bida bidang ng pe pema masa sang ngan an (kon (konst stru rukt ktor or)) inst insta alasi lasi list listri rik k akan akan lebi lebih h muda mudah h da dala lam m me memp mpel elaj ajar arii da dan n memahaminya. 1
1.2. 1. 2. FUNGSI TRAN SM ISI
Sebagaimana Sebagaimana disebutkan dimuka bahwa transmisi transmisi tenaga listrik benfungsi benfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Sedangkan transmisi tegangan tinggi , adalah :
Berfungsi menyalurkan energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya.
Terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang (tower) melalui isolator-isolator, isolator-isolator, dengan sistem tegangan tinggi.
Standar tegangan tinggi yang berlaku di Indonesia adalah : 30 KV, 70 KV dan 150 KV.
Beberapa hal yang perlu diketahui :
Transmisi 30 KV dan 70 KV yang ada di Indonesia, secara berangsur-angsur mulai ditiadakan (tidak digunakan).
Transmisi 70 KV da dan n 150 150 KV ada di Pulau Jawa da dan n Pulau lau lainn innya di Indonesia. Sedangkan transmisi transmisi 275 KV dikembangkan di Sumatera.
Transmisi 500 KV ada di Pulau Jawa. 2
1.3. JENIS TRANSMI SI BERDASARKAN KUALIFIKASI TEGANGAN , yang dimaksud transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dengan menggunakan tegangan tinggi.
Bahkan ada yang memahami bahwa transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dengan menggunakan tegangan tinggi dan melalui saluran udara (over head line).
Sebenarnya transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang besaran tegangannya adalah tegangan ultra tinggi (UHV), dan tegangan rendah (LV).
Di Indonesia, kosntruksi transmisi terdiri dari : Menggunakan kabel udara dan kabel tanah, untuk tegangan rendah, tegangan menengah dan tegangan tinggi. Menggunakan kabel udara untuk tegangan ekstra tinggi.
Berikut ini disampaikan pembahasan tentang transmisi ditinjau dari kualifikasi tegangannya : 3
1.3.1. SALURAN UDAR A TEGANGAN EKSTRA TIN GGI (SUTET) 2 00 KV – 5 00 KV 500 MW. u uann a adalah a ar dro te an an dan enam an kawat da at direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.
Permasalahan mendasar pembangunan SUTET adalah : konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tapak tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga pembangunannya membutuhkan biaya yang besar. asa a a n yang m u a am pem angunan , a a a masa a sos a yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain : Timbulnya protes dari masyarakat yang menentang pembangunan SUTET. . Adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET. Dan lain sebagainya.
Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan 500 km. 4
1.3.2. SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 30 KV – 150 KV egangan operas an ara
sampa
engan
.
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit . penghantar netral digantikan oleh tanah sebagai saluran kembali. A abila ka asitas da a an disalurkan besar maka en hantar ada masin masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan berkas konduktor disebut Bundle Conductor.
Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, arak terjauh yang paling efektif adalah 100 km. , terlalu besar, sehingga tegangan ini di ujung transmisi menjadi rendah. , system atau interconnection system. Ini sudah diterapkan di Pulau Jawa dan akan dikembangkan di Pulau-pulau besar lainnya di Indonesia. 5
1.3.3. SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT) 30 KV – 150 KV , dengan beberapa pertimbangan : Di tengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower. Untuk ROW juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari masyarakat, karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung tinggi. Pertimbangan keamanan dan estetika. anya perm n aan an per um u an e an yang sanga ngg .
Jenis kabel yang digunakan :
Poly Etheline (XLPE). Kabel yang isolasinya berbahan kertas yang diperkuat dengan minyak (oil paper impregnated).
Inti (core) kabel dan pertimbangan pemilihan : Single core dengan penampang 240 mm2 – 300 mm2 tiap core. ree core engan penampang mm – mm ap core. Pertimbangan fabrikasi. Pertimbangan pemasangan di lapangan.
6
Lanju tan 1 .3.3.
Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding SUTT. Pada saat proses pembangunan memerlukan koordinasi dan penanganan an kom leks karena harus melibatkan ban ak ihak misal : emerintah kota (Pemkot) sampai dengan jajaran terbawah, PDAM, Telkom, Perum Gas, Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan lain-lain.
desain dan pesanan khusus, misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat tanpa sambungan sesuai kebutuhan. dengan tegangan operasi 150 KV, yaitu : Sub marine cable 150 KV Gresik – Tajungan (Jawa – Madura). Sub marine cable 150 KV Ketapang – Gilimanuk (Jawa – Bali).
Beberapa hal yang perlu diketahui : Sub marine cable ini ternyata rawan timbul gangguan. Direncanakan akan didiban un sub nmarine cable Jawa – Sumatera. Untuk Jawa – Madura, saat ini sedang dibangun SKTT 150 KV yang dipasang (diletakkan) di atas Jembatan Suramadu. 7
1.3.4. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 6 KV – 30 KV
Di Indonesia, pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6 KV dan 20 KV. Secara berangsur-angsur tegangan operasi 6 KV dihilangkan dan saat ini hampir semuanya menggunakan tegangan operasi 20 KV.
Transmisi SUTM digunakan pada jaringan tingkat tiga, yaitu jaringan distribusi an men hubun kan dari Gardu Induk Pen ulan Feeder SUTM Gardu Distribusi, sampai dengan ke Instalasi Pemanfaatan (Pelanggan/ Konsumen). , hanya pada jarak (panjang) antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi lebih dari jarak tersebut, efektifitasnya menurun, karena relay pengaman tidak bisa beker a secara selektif.
Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi yang ada (kemampuan likuiditas, , , melebihi kondisi ideal di atas. 8
1.3.5. SALURAN K ABEL TEGANGAN M ENENGAH (SKTM) 6 K V – 20 KV t n au ar seg ungs , transm s mem ungs yang sama engan transmisi SUTM. Perbedaan mendasar adalah, SKTM ditanam di dalam tanah.
, Kondisi setempat yang tidak memungkinkan dibangun SUTM. Kesulitan mendapatkan ruang bebas (ROW), karena berada di tengah kota dan pemukiman padat. Pertimbangan segi estetika.
Beberapa hal yang perlu diketahui : em angunan transm s e ma a an e rum t, arena arga kabel yang jauh lebih mahal dibandimg penghantar udara dan dalam pelaksanaan pembangunan harus melibatkan serta berkoordinasi dengan banyak pihak. Pada saat pelaksanaan pembangunan transmisi SKTM sering menimbulkan masalah, khususnya terjadinya kamacetan lalu lintas. Hampir seluruh (sebagian besar) transmisi SKTM terpasang di wilayah PT. . Jika terjadi gangguan, penanganan (perbaikan) transmisi SKTM relatif sulit dan memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan SUTM. 9
1.3.6. SALURA N UDAR A TEGANGAN RENDA H (SUTR) 40 VOLT – 1000 VOLT
Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah konsumen.
Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.
Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah dibatasi oleh :
Susut tegangan yang disyaratkan. .
Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.
Sifat daerah pelayanan (desa, kota, dan lain-lain). Di In onesia
PLN , susut tegangan yang
iijin an a a a
+5%
an
– 10 %, dengan radius pelayanan berkisar 350 meter.
Saat ini transmisi SUTR pada umumnya menggunakan penghantar Low Voltage Twisted Cable (LVTC). 10
1.3.7. SALURA N K ABEL TEGANGAN R ENDAH (SK TR) 40 VOLT – 1000 VOLT n au ar seg ungs , ransm s mem ungs yang sama engan transmisi SUTR. Perbedaan mendasar adalah SKTR di tanam didalam di dalam tanah.
Jika menggunakan SUTR sebenarnya dari segi jarak aman/ ruang bebas (ROW) tidak ada masalah, karena SUTR menggunakan penghantar berisolasi. Penggunaan SKTR karena mempertimbangkan : , menggunakan transmisi SKTM. Faktor estetika.
Oleh karenanya transmisi SKTR pada umumnya dipasang di daerah perkotaan, terutama di tengah-tengah kota yang padat bangunan dan membutuhkan aspek estetika.
Dibanding transmisi SUTR, transmisi SKTR memiliki beberapa kelemahan, antara lain : Biaya investasi mahal. . Jika terjadi gangguan, perbaikan lebih sulit dan memerlukan waktu relatif lama untuk perbaikannya. 11
1 .4 . P ER TI M B A N G AN P EM B A N GU N AN TR A N SM I S I TEG AN G AN TINGGI
Adanya pertambahan dan pertumbuhan beban pada instalasi pemanfaatan.
Karena pembangkit tenaga listrik pada umumnya lokasinya jauh dari pusat-pusat beban, sehingga untuk menyalurkan energi listrik harus dibangun transmisi tegangan tinggi.
Pemilihan transmisi SUTT mempertimbangkan beberapa hal, antara lain : Biaya investasi (biaya pembagunan) jauh lebih murah jika dibanding transmisi SKTT. Untuk penyaluran yang jaraknya jauh, SUTT lebih mudah, lebih cepat dan lebih praktis dalam pelaksanaan pembangunannya. , , melibatkan banyak pihak jika dibandingkan dengan SKTT. Pada saat beroperasi, jika terjadi gangguan mudah dalam perbaikannya. Route SUTT bisa melewati berbagai kondisi geografis, misal : dataran rendah (tanah rata), pegunungan, sungai, persawahan, perbukitan, dan lainlain.
Untuk di Pulau JAwa, transmisi SUTT 150 KV telah terpasang secara terintegrasi melalui sistem interkoneksi (interconnection system). Sedangkan di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi sedang dikembangkan menjadi sistem interkoneksi. 12
1.5. KETENTUAN JARAK AMAN / RUANG BEBAS (ROW)
ransmisi tenaga listrik yang bertegangan tinggi (SUTET, SUTT, SKTT, SKLTT), memiliki resiko tinggi terhadap keamanan dan kesehatan lingkungan, terutama menyangkut masalah besarnya tegangan dan pengaruh medan listrik yang .
Satu hal penting yang harus diperhatikan dan dipenuhi, adalah ketentuan jarak
aman/ ruang bebas (ROW) pada daerah yang dilalui oleh jalur transmisi tegangan tinggi. Dengan terpenuhinya jarak/ aman / ruang bebas (ROW) di sepanjang jalur
,
Keamanan dan kesehatan lingkungan dapat terpenuhi dengan baik.
Dampak secara teknik, keamanan, kesehatan dan sosial, dapat diterima oleh .
Pada jalur SUTT yang lama pada umumnya sepanjang jalur SUTT tidak boleh
didirikan bangunan. Tetapi saat ini di sepanjang jalur SUTT banyak didirikan bangunan, dengan pertimbangan selama jarak aman/ ruang bebas (ROW) dipenuhi, maka keselamatan dan kesehatan lingkungan akan terpenuhi pula. 13
Lanjut an 1.5.
. Jarak aman/ ruang bebas (ROW) pada SUTT 150 KV.
14
Lanjut an 1.5.
Gambar 2. Jarak aman/ ruang bebas (ROW) pada SUTET 500 KV.
15
Lanjut an 1.5.
Gam ar 3. Jarak aman/ ruang bebas (ROW) pada SUTT 150 KV yang pada daerah muara sungai
16
2.1. PONDASI TOWER (TIA NG) Berfungsi untuk menyangga tower atau sebagai tapak (kaki) tower. Dalam satu route map SUTT, jenis dan konstruksi pondasi terdiri dari beberapa
type. Hal ini disebabkan adanya beberapa pertimbangan yang dijadikan acuan a am menen u an ype pon as , se ngga muncu e erapa ype pon as . Pertimbangan dalam menentukan pondasi tower :
. Posisi pondasi tower, apakah pada posisi suspension, tension atau dead end. Untuk tension masih memperhitungkan besar kecilnya sudut belokan. Kondisi tanah yang akan ditempati pondasi, misal : tanah normal, tanah berlumpur (sawah atau rawa), tanah berpasir, tanah berbatu, posisi tanah tebing/ miring, dan lain sebagainya. Besar kecilnya (berat) tower yang akan dipasang pada pondasi. , , . Catatan : • Besar kecilnya pondasi menyesuaikan tower yang akan dipasang. • Masin -masin abrikan tower memiliki desain dan s esifikasi an berbeda-beda. • Pada saat ini tower SUTT telah diproduksi di dalam negeri. 17
Lanjutan 2.1. Type pondasi :
Kode pengenal (notasi huruf) pada type pondasi terdiri dari beberapa macam. Pada umumnya kode pengenal pondasi adalah : Aa, Bb, Cc, Dd, DrD, AA, AA, CC, DRD, BN, BS, BT, dan lain-lain.
Konstruksi pondasi :
n u menen u an ons ru s pon as yang a an pasang, arus er e dahulu dilakukan pengecekan (pengujian) kondisi tanah setempat, untuk mengetahui kemampuan sigma tanah yang akan ditempati pondasi dan tower. Dengan mengetahui kemampuan sigma tanah (daya dukung tanah), baru bisa ditentukan konstruksi pondasi yang akan dipasang. Dengan mempertimbangkan kondisi sigma tanah, beberapa jenis pondasi , , , Pile, Staruss Pile, Injection Micro Pile, Cakar Ayam, Bor Pile.
Untuk desain konstruksi ondasi enis tertentu terkadan PLN harus memba ar royalty fee kepada pemegang patent, yang nilainya berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. 18
2.2. TEMBOK/ PASANGAN BETON/ PASANGAN BATU KALI PENAHAN TAPA K TOWER Route SUTT yang jauh dan melihat kondisi geografis di Indonesia pada
umumnya, menjadikan pondasi dan letak tower berada pada kondisi tanah yang bermacam-macam jenis. Untuk pondasi tower yang terletak (berada) pada pondasi dan kondisi tertentu,
maka harus dipasang (dibangun) tembok/ pasangan beton/ pasangan batu kali yang berfungsi untuk menahan pondasi tower.
bertujuan :
Posisi dan kondisi pondasi yang terletak di tebing (posisi tanah miring), untuk .
Posisi dan kondisi pondasi yang terletak di sawah, tambak, rawa-rawa dan tempat berpasir, untuk menghindari terjadinya pengikisan tanah pada tapak , pada batas tanah milik PLN. 19
2.3. PATOK TANDA BATAS TANAH
Untuk memberikan tanda dan untuk menghindari terjadinya penyerobotan tanah
milik PLN, maka pada tiap lokasi tower PLN dipasang patok tanda batas tanah. Patok tanda batas tanah ini terbuat dari beton bertulang yang di atasnya ditulisi
“PLN” dan dipasang diempat sudut batas tanah. Patok tanda batas tanah ini dipasang pada tiang
sedangkan yang berbentuk Single .
SUTT yang berbentuk tower, Pole biasanya tidak dipasang patok tanda
Pemasangan patok tanda batas tanah mengikuti luas tanah PLN, biasanya ukuran
, besar kecilnya tower.
,
,
,
ana yang era a pa a pa o an a a as ana urug an umumnya levelnya lebih tinggi dari tanah yang ada di sekitarnya.
,
ra a an, pa a 20
2.4. TOWER (TIANG) DAN PERLENGKAPANNYA
Berfungsi sebagai penyangga kawat (konduktor/ penghantar) yang direntangkan
antara tower-tower (tiang-tiang) pada jalur transmisi melalui isolator-isolator. Beberapa jenis tower dan fungsinya :
Tower penyangga (Suspension Tower) berfungsi utnuk mendukung (menyangga) penghantar SUTT beserta Accesoriiesnya, sehingga harus kuat menahan gaya berat dari peralatan listrik yang ada pada tower tersebut. Tower ini berada pada posisi jalur lurus sampai dengan sudut 2 Derajat. Tower penegang atau peregang (Tension Tower), berfungsi untuk menahan gaya era an ar ar ua ara ar peng an ar . ower n era a pada posisi jalur lurus SUTT (di tengah atau diantara beberapa tower). Tower Sudut ( Angle Tower), disebut juga Tower Penegang, berfungsi pada belokan route map jaringan transmisi SUTT. Tower Akhir (Dead and Tower), berfungsi sebagai penegang dan terletak pada posisi paling akhir dari jaringan transmisi SUTT (terletak di dekat switch yard Gardu Induk). ower ini hanya menahan gaya tarik penghantar SUTT dari satu arah saja. 21
Lanjutan 2.4. .
ag an- ag an ower : (Kerangka Tower), Stub adalah kerangka utama tower, yang berfungsi untuk menopang omponen str SUTT. berfungsi Silang-silang, sebagai penguat rangka tiang (diagonal tiang). berfungsi sebagai Travers, tempat dudukan isolator dan tempat pemasangan kawat tanah (ground wire) Perlengkapan lain tower :
Gambar 4 : Tower dan perlengkapannya
, menunjukkan nomor tower dan urutan fasanya. Danger Plate atau plat tanda . Penghalang panjat. Step bolt. 22
Lanjutan 2.4. Bentuk dan Konstruksi iang SUTT : Konstruksi baja : siku, Terbuat dari baja profil atau besi disusun sedemikian rupa sehingga , kekuatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Konstruksi jenis inilah yang banyak digunakan di Indonesia. Konstruksi Manesman: dari pipa baja. Konstruksi Terbuat jenis ini digunakan di Indonesia hanya di daerah perkotaan yang
Gambar 5 : Konstruksi baja tiang SUTT berupa menara
menara (tower). Jarak efektif antara tiang adalah 20 meter sampai dengan 40 meter. Jarak andongan terendah dengan ana an angunan a a a meter. Pada konstruksi jenis ini untuk posisi tiang tertentu (tiang penegang, tiang sudut, tiang awal/akhir), dilengkapi dengan Guy Wire yang berbentuk tarik (Line Guy) atau tekan (Pole Brace)
23
Lanjutan 2.4. ons ru s ayu : : Terbuat dari kayu ulin dan kayu besi, yang mempunyai kekuatan dan umur yang baik an t a per u me a u proses pengawetan. Jenis ini jarang digunakan di Indonesia, apalagi saat ini untuk memperoleh kayu sangat sulit dan bisabisa lebih mahal jika dibandingkan menggunakan ons ru s en s a nnya. Konstruksi Tiang Beton (Concrete
Gambar 6 : Konstruksi Manesman Tiang SUTT
Pole) : Terbuat dari beton bertulang yang berongga di dalamnya. Konstruksi jenis ini digunakan Indonesia, karena tidak memungkinkan dipasang tiang bentuk menara. 24
Lanjutan 2.4.
Gambar7 : Konstruksi Tiang Beton dan Tiang Kayu SUTT 25
2.5. KOMP ONEN SIP IL PADA SKTT
Berbeda dengan komponen sipil
ada SUTT maka kom onen si il pada
SKTT
karena
lebih
tidak
sederhana, memerlukan
.
Beberapa komponen sipil
pada
SKTT, antara lain :
Komponen Sipil pada SKTT
Pasir urug.
Lem en an beton en aman.
Patok tanda SKTT.
Konstruksi
jembatan
kabel
(apabila melewati sungai). 26
3.1. KONDUK TOR DAN PERLENGKAPANN YA . Jenis kawat yang digunakan :
Kawat tembaga (Cu). Saat ini sudah jarang digunakan, karena harganya yang . Kawat ACSR (Alluminium Conductor Steel Reinforce) : Jenis inilah yang saat ini banyak diginakan di Indonesia. Saat ini dikembangkan penggunaan -ACSR (Thermal-Alluminium Steel Reinforce), yang memiliki kemampuan hantar arus (KHA) kurang lebih 1,7 kali KHA ACSR. ACSR/T-ACSR, selain memenuhi Pertimbangan lain penggunaan ketentuan standard teknik, u a memiliki kemam uan kekuatan mekanik yang lebih baik ika dibanding konduktor lai, misal : AAC, AAAC.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Jika arus listrik mengalir pada penghantar, maka akan menimbulkan panas pada penghantar dan akan menyebabkan terjadinya pemuaian pada penghantar, yang pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya penurunan andongan (lendutan). Konsdisi tersebut erlu adan a ketentuan standard suhu o erasi maksimum penghantar yang diijinkan. PLN menetapkan ketentuan suhu operasi maksimum penghantar SUTT sebesar 750 C. 27
Lanjutan 3.1.
Beberapa
material yang termasuk lengkapan (Accessories) konduktor :
Gambar 9 : Jenis Konduktor ACSR
a ang pe n ung rmor berfungsi untuk melindungi penguatan konduktor
o , dan dari
akibat gesekan penjepit, yang diakibatkan getaran karena angin.
Gambar 10 : Batan Pelindun Armor Rod)
Berfungsi untuk mengurangi getaran-getaran pada peng an ar maupun pada ground wire, karena angin dan lain-lain. tempat an er e atan engan klem penjepit (Tension Clamp/ Suspension Clamp). 28
Lanjutan 3.1.
Gambar 11 : Peredam (Dumper)
Penyambung penghantar (Joint Sleeve) : men ambun Berfun si untuk penghantar. sleeve harus mempunyai Joint konduktifitas yang baik dan kekuatan mekanis an tin i. sleeve yang digunakan Joint untuk menyambung konduktor ACSR, terdiri dari dua bagian,
am ar : Penyambung Penghantar
sambungan steel dan bagian luar untuk sambungan alluminium. Joint sleeve juga disebut Mid
penyambungannya adalah sistem tekan (Compression Joint). Den an sistem ini akan menghasilkan batang pasip, sehingga secara mekanis maupun elektris memenuhi karakteristik 29 penghantar SUTT.
Lanjutan 3.1.
Repair Sleeve : sebagai pembungkus/ Berfungsi mereparasi/memperbaiki penghantar . Terdiri dari dua bagian, yang pertama sebagai penutup sebagian besar konduktor dan bagian kedua penutup , pertama. terpasang , selanjutnya Setelah diproses, sehingga akan berbentuk .
Paralel Groove Clamp (PG Clamp) : untuk men hubun kan Berfun si (penyambung) kawat penghantar pada posisi tower tension. Kedua ujung kawat penghantar dari klem ene an an lain dihubungkan melalui Jumper Support Insulator.
Gambar 13 : Repair Sleeve
Paralel Groove Clamp
30
Lanjutan 3.1.
Perentang (Spacer) :
Berfungsi sebagai pengatur jarak (pemisah)
dua
konduktor
atau
pada
lebih tiap-tiap
phasa SUTT.
agar jarak dengan
antara konduktor
konduktor dalam satu
phasa tidak berubah dan bertumbukan, am ar : Perentang (Spacer)
karena
tidak adanya .
31
3.2. IN SULATOR STRI NGS & FITTI NG dan Fitting, adalah rangkaian isolator dan perlengkapannya, antara lain : Isolator, Tension Clam , Sus ension Clam , U Blot, Anchor Sackle, Horn Holder, Yoke, Ball Clevis, Arching Horn, Clevis Eye dan Socket Clevis. Gambar 16 : Isolator Piring (Isolator Gantung)
Gambar 17 : Isolator Tonggak Saluran Vertikal
soa a or : sebagai isolasi Berfungsi antara konduktor dengan tiang (tower). Pada umumnya terbuat dari porselin atau kasa. Isolator yang digunakan pada SUTT : Gantung (lihat Isolator gambar 16). Isolator Tonggak Saluran . Isolator Tonggak Saluran Horizontal (lihat gambar 18). 32
Lanjutan 3.2.
Gambar 18: Isolator Tonggak Saluran Horizontal
Gambar 19 : Klem Penegang (Tension Clamp) dengan Mur Baut
Clamp) : untuk penjepit Berfungsi (pengikat) penghantar phasa ada tower tension tower penegang). SUTT umumnya Pada digunakan jenis klem penegang : Jenis mur baut atau bolt & nut (lihat gambar 19). press atau Jenis Compression Type (lihat gambar 20). Umumnya bahannya terbuat dari campuran alluminium atau tembaga, tergantung ar en s peng an ar yang digunakan. Pada saat ini Klem Penegang yang terbuat dari campuran , karena penghantar tembaga tidak digunakan lagi pada SUTT.
33
Lanjutan 3.2. Klem penyangga (Suspension Clamp) :
Gambar 20 : Klem Penengang (Tension Clamp) type Press
Berfungsi untuk penjepit (penegang) penghantar pada isolator gantung yang terdapat pada tiang penyangga. Pada klem penyangga biasanya dilengkapi dengan batang pelindung , mencegah rusaknya (cacat) penghantar yang diakibatkan tekanan klem dan getaran penghantar akibat angin.
Klem Jembatan (Paralel Groove Clamp) :
Gambar 21 : Klem Penyangga (Suspension Clamp)
Berfungsi sebagai penghubung (penyambung/ penggandeng) kedua ujung penghantar dari klem penegang sa u engan em penegang. Dipasang pada tower penegang. 34
Lanjutan 3.2. Accesories lain yang melengkapi isolator gantung, adalah :
Tanduk busur (Arcing Horn), yang berfungsi untuk melindungi isolator dari tegangan surja. Cincin Perisai (Grading Ring), berfungsi untuk meratakan (mendistribusikan) medan listrik dan distribusi tegangan yang terjadi pada isolator.
U Bolt :
Berfungsi sebagai penghubung antara insulator strings dengan ujung travers tower tempat insulator strings digantungkan (dicantolkan). Jumlah jenis dan type isolator tiap rangkaian, tergantung pada spesifikasi SUTT
dan juga kondisi jalur yang dilalui (route map) SUTT, misal : daerah yang kondisi udaran a normal daerah an men andun olusi kimia tin i daerah an udaranya mengandung garam (asin), dan lain-lain. Untuk daerah yang kondisi udaranya baik (tidak mengandung
polusi kimia dan asin), digunakan Isolator ype Normal. Sedangkan untuk daerah yang udaranya berpolusi tinggi, digunakan Isolator Type Fog (Fog Type Insulator). 35
3 .3 . K OM P O N EN P E N GA M A N ( P ER L I N DU N GA N ) Komponen pengaman (perlindungan) pada transmisi tegangan tinggi (SUTT),
memiliki fungsi penting menyeluruh.
sebagai pengaman (perlindungan) SUTT secara
Komponen pengaman (perlindungan) pada SUTT, antara lain :
Kawat Tanah (Ground Wire) dan perlengkapannya.
Pentanahan tiang.
Jaringan pengaman (Safety Net). .
Untuk kawat tanah (ground wire) dan pentanahan tiang, dipasang di sepanjang
a ur SUTT. Untuk jaringan pengaman (Safety Net) dan bola pengaman dipasang pada
tempat-tempat tertentu jalur SUTT, sesuai kondisi dan kebutuhan setempat. 36
3.3.1. KAW AT TANAH (GROUND W IR E) DAN PERLENGKAP ANNY A
arus listrik saat terjadinya gangguan (sambaran) petir secara langsung. Pada umumnya ground wire terbuat dari kawat baja (steel w re engan e ua an a au St 50, tergantung dari spesifikasi yang ditentukan oleh PLN. Accesories Ground Wire : Joint
Sleeve, Dumper, Jumper Clamp, Tension Clamp, Suspension Clamp dan PG Clamp. Accesories
memiliki den an memiliki dengan tersebut. Gambar 22 : Pemasangan Ground Wire pada Tower
ground wire yang nama/ jenis yang sama accesories en hantar, fungsi yang sama accesories penghantar
Jumlah ground wire pada SUTT,
ada yang satu atau dua, tergantung dari pucuk tower.
37
3.3.2. PEN TANAHA N TIAN G
Pentanahan tiang dipasang pada
masing-masing tower sepanjang jalur SUTT.
di
Fungsi pentanahan tiang :
Untuk menyalurkan arus listrik dari kawat tanah (ground wire) a i at terja inya sam aran petir. Pentanahan
tiang terdiri dari kawat temba a atau kawat ba a yang di klem pada pipa pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower (tiang) SUTT.
Pemasangan
pentanahan tiang dilakukan setelah pemasangan Stub Tower dan sebelum
am ar : Pentanahan Tiang
karena pentanahan tiang ini ada dalam pondasi. 38
3.3.3. JARI NG PENGAM AN (SAFETY NET)
Berfungsi untuk pengaman SUTT
dari gangguan yang dapat membahayakan SUTT tersebut bawah SUTT yang tingginya melebihi tinggi yang diijinkan.
menjaga kemungkinan putusnya penghantar SUTT, sehingga tidak membahayakan lalu lintas yang SUTT tersebut. Pada umumnya jaring pengaman
pasang per n asan (persilangan) jalan umum dengan jalur SUTT. am ar : Jaring Pengaman(Safety Net) 39
3.3.4. BOLA PENGAM AN (BALI STOR)
Dipasang
sebagai tanda pada SUTT, untuk pengaman lalu lintas udara.
Pada
umumnya dipasang pada kawat tanah (Ground Wire) di daerah yang banyak dilewati lalu lintas udara atau di dekat bandar udara (Bandara).
Untuk
am ar : Bola Pengaman (Balistor)
pengaman pada malam hari, digunakan Balistor yang di asan ada kawat hasa dan bekerja atas dasar drop tegangan yang dapat menyalakan ion pendar seperti lampu neon . 40
4.1. K AB EL TAN AH
Pada umumnya jenis kabel yang
digunakan adalah Kabel Im re natin Pa er Failed.
Oil
Kabel
ini adalah sejenis kabel min ak, an isolasin a terdiri dari unsur minyak yang mengimpregnating kertas isolasi untuk membungkus konduktor, sehingga mampu meng so as er a ap tegangan kerja sistem. enggunaan so as en s n arena dianggap relatip cukup baik, sebab isolasi cukup tipis dan mempunyai
Kabel Minyak 150 KV
mekanis yang cukup baik. 41
4.2. SAMB UNGAN (JOIN TIN G)
Sambungan Langsung :
Konstruksi sambungan ini cukup sederhana, tidak menggunakan teknologi tinggi (konvensional), tetapi mempunyai kekuatan dan keandalan yang baik. Gambar 27 : Penampang Sambungan Lan sun Kabel Min ak 150 KV
Gam ar 28 : Stop Joint Terpisah Kabel Minyak 150 KV
Sambungan Terpisah (Stop Joint) :
Konstruksi sambungan ini terba i men adi dua an masing-masing minyak sisi sebelah kiri dan kanan tidak saling bertemu. , konstruksi jenis ini lebih mudah dalam mencari letak kebocoran, terutama jika SKTT terbagi menjadi beberapa seksi dari panjang kabel yang kurang lebih 300 meter. 42
4.3. PROSES PENGISIAN MI NYAK
Proses pengisian :
Sepanjang
Treatment minyak kabel.
Memasukkan minyak.
seksi kabel harus .
Perbedaan level permukaan tanah
akan
menimbulkan
perbedaan
dimana tekanan normal adalah 1,2 bar. Karena perbedaan level, maka pada
Gambar 29 : Proses Vacum Stop Joint, setelah selesai di Installing
bagian kabel yang rendah akan mempunyai tekanan lebih tinggi, yang disebabkan unsur berat minyak tersebut. 43
5.1. PERSI APAN PEKERJAAN engece an ter a ap semua route , terutama pa a o as tana yang a an ditempati masing-masing pondasi tower. Catatan : Bisa terjadi
bahwa patok tanda tempat tapak tower dipindah oleh , masalah, misalnya : masalah ganti rugi dan masalah teknis. ,
sekeliling tapak tower jalan masuk menuju tapak tower, karena :
Untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi dibutuhkan tempat yang lebih luas dari tanaman/bangunan, maka perlu dirundingkan masalah ganti ruginya.
Jika diperlukan jalan masuk menuju tapak tower dan kemungkinan akan merusak pohon/ tanaman/ bangunan, maka perlu dirundingkan masalah ganti ruginya.
Meskipun pada tanah tapak tower sudah dibeli oleh PLN, ada kemungkinan pihak bekas pemilik tanah masih meminta ganti rugi pohon/ tanamn, sehingga perlu dirundingkan penyelesaiannya, agar tidak timbul masalah pada saat pelaksanaan pekerjaan. 44
Lanjutan 5.1.
Persiapan administrasi (surat menyurat), administrasi keuangan dan administrasi
teknik :
Surat men urat dan pihak-pihak terkait.
Menyimpan petunjuk-petunjuk dan gambar-gambar pelaksanaan.
Men ia kan format-format dan buku-buku mingguan, dan lain-lain.
Pembayaran ganti rugi tanaman/ pohon/ bangunan yang terkena dampak pemasangan pondasi tower
en urusan i in-i in untuk ke erluan koordinasi den an
untuk la oran harian, la oran
Pembuatan Direksi Keet dan gudang lapangan, mobilisasi peralatan kerja dan
mobilisasi material. Menyiapkan crew tenaga kerja :
Di awal pekerjaan SUTT yang dibutuhkan adalah tenaga kerja ahli dan terampil di bidang pekerjaan sipil (untuk pekerjaan pondasi) dan di bidang pekerjaan mekanikal (untuk pekerjaan Stub Setting dan Erection Tower). 45
5.2. UI TZET/ PEM ATOKAN
Uitzet/
pematokan sangat menentukan untuk melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
Uitzet/
pematokan adalah menentukan letak pondasi pada .
Harus diyakini bahwa posisi patok
an menandai tem at tower tidak bergeser (tidak digeser) dari tempat yang telah ditentukan. Ji a
Gambar 30 : Uitzet/ Pematokan
pato tan a eta tower bergeser, secara teknis akan timbul masalah, misalnya : seharusnya tower sus ension an berubah posisi menjadi tension. 46
5.3. PEMASANGAN BOUWP LANK
Pemasangan bouwplank adalah untuk
menentukan
letak
(posisi)
masing-
masing kaki tower. Pemasangan bouwplank menggunakan kayu papan yang mengelilingi letak
pondasi tower dan berbentuk bujur sangkar. Dari empat sisi pada titik tertentu ditarik benang, sehingga pada titik
pertemuan tarikan benang tersebut diketahui sebagai letak titik tengah (As) masing-masing kaki tower. Berdasarkan
pengalaman di lapangan dan kebiasaan para pekerajaan lapangan, pada umumnya papan-papan untuk bouwplank tidak dipasang, karena bouwplank justru akan bergeser jika terkena tanah galian.
itik As kaki tower diukur dan ditentukan setelah pekerjaan galian tanah selesai. 47
5.4. GALI AN TAN AH
Galian
tanah dilakukan setelah bouwplank terpasang, sehingga posisi tanah yang akan digali jelas tanah.
Pekerjaan
galian
tanah
cakar ayam dan pondasi normal. Untuk pondasi jenis Bump Pile, Bor
Gambar 31 : Galian Tanah pada Pondasi Type
Pile, Strauss Pile, Mikro Pile, Injection Mikro Pile, tidak ada pekerjaan galian tanah. Pada saat melaksanakan pekerjaan
galian tanah, harus dilakukan hatihati jangan sampai benang untuk menentukan poros (As) kaki tower bergeser. 48
5.5. URUG PASI R DAN LANTAI KERJA
Gambar 32 : Urug Pasir dan Lantai Kerja Bertujuan untuk memperbaiki
kondisi tanah, apalagi jika tanahnya em e an er umpur, se ngga pa a saa pengecoran pon as , dasar (landasan) tempat pondasi di cor dalam keadaan keras.
Pada umumnya lantai kerja ini
tidak perlu ada pembesian. Jadi spesi betonnya hanya berupa campuran pasir dan semen atau pasangan batu kali.
Sebaiknya
disiapkan lubang yang akan digunakan untuk memasukkan pentanahan tiang (tower) dan akan dihubungkan ke kaki tower (stub tower). 49
5.6. STUB SETTIN G DAN PEMASA NGAN PENTANAHAN TIANG
pemasangan bodi (kaki-kaki tower).
utama
tower
Pada bagian bawah masing-masing
kaki tower, dipasang sepatu stub berupa besi siku yang disilangkan, sehingga stub tower tidak menancap (ambles) tanah. Penyetelan kaki tower akan sangat
Gambar 33 :
menentukan kelancaran tower selanjutnya.
erection
Pentanahan Tiang Setelah stub (kaki) tower dipasang
dengan baik dan sebelum pekerjaan pem es an, pasang pen ana an tiang (penjelasan dan gambar lihat bagian 3.3.2. gambar 23) 50
5.7. 5. 7. PEMB ES ESIAN IAN DAN PEMASANGAN BEKEST BEKES TIN G
cor pondasi. Besar kecilnya penampang besi dan
pembesian pem ian secara keseluruhan, tergantung dari besar kecilnya pondasi dan tower. ada a Pad
saat saat me mela laku kuka kan n pe pemb mbes esia ian n haru ha russ dila dilaks ksan anak akan an de deng ngan an ha hati ti-hati, jangan sampai merubah
tower). Setelah
pembesian selesai, dilanjut dilanjutkan kan pemasan pemasangan gan bekesti bekesting ng (cetakan beton).
Gam ar 34 : Pembesian dan Pemasangan Bekesting Pondasi Type Normal
samp sampa ai de den nga gan n kaki tower yang menyembul menyembul di atas tanah. 51
5.8. 5. 8. PERSI APAN COR PONDA SI
masing masi ng-m -mas asin ing g kaki kaki-k -kak akii pond pondas asii towe towerr, ha haru russ dise disele lesa saik ikan an tunt tuntas as (tidak boleh terpotong). Oleh Oleh kare karena nany nya a ha hall pe pent ntin ing g yan ang g
haruss dipe haru diperh rha atika tikan n da dan n dipe dipenu nuhi hi sebelum cor pondasi adalah : Jika kondisi galian tanah rentan longs longsor or,, ha haru russ dipa dipasa sang ng tura turap p dengan kuat dan baik.
Gambar 35 : Persiapan Cor Pondasi
dengan baik dan kuat. Palun Pa lungan gan (tempat (tempat memasukk memasukkan an campuran semen ke dalam e es ng arus s ap an dengan baik.
Material (semen, pasir, pasir, air, air, koral, dan lain-lain) harus telah disiapkan cukup. , , , , , harus disiapkan lengkap dan memadai. Kesiapan tenaga kerja dan supervisor (pengawas). 52
5.9. 5. 9. PEL PELAKSANAAN AKSANAAN CO COR R PONDASI kaki kaki tower tower dilak dilakuka ukan n seca secara ra teru teruss mene me neru russ da dan n tunt tuntas as,, tida tidak k bole boleh h ada ad a teng tengga gang ng wakt waktu u yan ang g terl terlal alu u . Jika dalam satu kaki tower di cor
beberapa kali dalam beberapa hari, dikhawatirkan senyawa pada samb sambu unga gan n cor menjadi jadi kurang baik. ekuata tan n beton beton diten ditentuk tukan an da dalam lam Kekua Gambar 36 : Cor Pondasi Tower
notasi K, misal : K-175, K-225, K350 350 da dan n sete seteru rusn sny ya, terg tergan antu tung ng ditentukan dalam kontrak.
Pad b u s b et e t on o n ” , un ada a saat saat cor cor dibu dibuat at “ ku bu untu tuk k dilak dilakuk ukan an uji keku kekuat atan an be beto ton, n,
. Pen engu guji jian an (tes (test) t) teka tekan n ha hanc ncur ur be beto ton n dila dilaku kuka kan n di labo laborrator atoriu ium m kons konstr truk uksi si (biasany (biasanya a di di Fakulta Fakultass Teknik Sipil Sipil & Perencanaa Perencanaan n di Perguruan Perguruan Tinggi setempat, setempat, atau di tempat lain yang direkomendasikan). 53
Lanjutan 5.9. Agar campuran beton merata, padat
dan tidak berongga, setelah campuran beton dituangkan harus diaduk dengan mesin penggetar .
Jika
pekerjaan dalam keadaan emergency dan membutuhkan , pengerasan beton juga harus dipercepat, maka beton diberi campuran Adittive.
Jenis
dan volume adittive yang dicampurkan bermacam-macam, tergantung sampai seberapa cepat waktu an dibutuhkan untuk pengerasan beton.
Dengan campuran Adittive ini, yang
Turap yang dipasang pada tanah yang mudah ambrol
seharusn a baru boleh di-erection towernya pada umur beton 28 hari, bisa dipersingkat menjadi 3, 4, 5 hari dan seterusnya. 54
Lanjutan 5.9.
Pada kondisi tanah tertentu (misal :
,
,
-
yang mudah ambrol dan meluber, disekeliling galian harus dipasang turap yang kuat, sehingga pada saat pengecoran tidak ambrol.
Jenis pondasi tergantung jenis dan
on isi tana setempat. Gam ar 38 Gambar 38 :
menunjukkan
gambar
pondasi
tower enis cakar a am.
55
5.10. PEMB ONGKARAN BEKESTIN G DAN URUG B ALIK Pembongkaran bekesting dilakukan
apabila umur beton telah mencukupi (beberapa hari setelah
Setelah
bekesting dilanjutkan dengan pengurugan em a tanah.
dibongkar, melakukan urug a
tidak boleh sekaligus selesai. Tetapi harus dilakukan secara bertahap/ berlapis, kemudian dipadatkan
Gambar 39 : Pembongkaran Bekesting dan Urug Balik
tanah (Stamper), dilanjutkan untuk lapisan urugan selanjutnya, sampai dengan selesai.
56
5.11. ERECTION TOW ER Ereetion
Tower dilaksanakan setelah pondasi tower dinyatakan benar-benar mengeras.
Biasanya
jika pengecoran dalam keadaan normal (tidak menggunakan campuran Adittive/ untu mempercepat pengerasan beton), pekerjaan erection baru dilaksanakan setelah umur pondasi mencapai 28 (dua puluh delapan) ar se a pengecoran se esa .
Urutan pelaksanaan erection tower :
Gambar 40 : Erection Stub Tower dan SilangSilang (Diagonal).
secara bertahap seksi demi seksi. Pemasangan silang-silang agona ower. Pemasangan travers dan pucuk tower. 57
5.12. FINI SHIN G DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN Yang termasuk finishing, meliputi
pekerjaan :
Perataan tanah sesuai dengan luas tanah yang dimiliki PLN pada tapak tower.
Pengerasan bolt & nut tower. Bila perlu sampai satu atau dua tingkat (seksi stub), bolt & nut dimatikan (di las), terutama .
Pemasangan Danger Plate dan Number Plate. Tower.
Gambar 41 : era aan ana ao Tanah Milik PLN
Pemasangan patok batas tanah milik PLN.
Penyempurnaan mata (plesteran kaki tower).
a as
intan 58
Lanjutan 5.12.
Pekerjaan
biasanya
finishing dilaksanakan
tersebut setelah
(stringing) diselesaikan, dengan maksud agar tidak terjadi kerusakan ketika dilaksanakan pekerjaan stringing. a
c
Pekerjaan lain-lain :
Gambar 42 : . . b. Plat Tanda Bahaya (Danger Plate). c. Penghalang Panjat Tower.
Pemasangan Vang Net (kalau kebetulan 1 paket dengan pekerjaan SUTT). emasangan o a pengaman Balistor (kalau ada). Pemasangan tembok penahan .
59
6.1. PERSI APA N PEKERJ AAN
Identifikasi permasalahan, dengan pertimbangan :
Volume pekerjaan stringing SUTT harus melalui jalur yang panjang (jauh). , , persawahan, hutan tanaman pangan, hutan jati, jaringan listrik dan telepon, dan lain-lain).
aman, beberapa hal yang harus diperhatikan :
Pekerjaan harus berjalan kontinyu dan tidak boleh terhenti (berhenti) karena timbulnya masalah di lapangan.
Timbulnya kerusakan dan pembongkaran untuk keperluan ROW dan saat pelaksanaan pekerjaan harus diselesaikan diantisipasi pada saat persiapan pekerjaan.
Adanya protes dari masyarakat yang tidak menyetujui pembangunan SUTT.
Permintaan ganti rugi kerusakan tanaman/ bangunan yang terlalu tinggi (tidak wajar).
Dan berbagai permasalahan lainnya, yang terkadang tidak diprediksi dan tidak diperhitungkan sebelumnya. 60
Lanjutan 6.1.
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar, tidak tersendat dan terhenti serta agar tidak timbul permasalahan, maka perlu antisipasi sejak awal. Bentuk antisipasi ini adalah melakukan persiapan dengan sebaik-baiknya.
Dam ak ika antisi asi kuran
matan :
Ada kemungkinan pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung, harus terhenti (dihentikan), misalnya : karena ganti rugi yang belum beres, adanya protes dari masyarakat, dan lain-lain. Akan muncul biaya tak terduga untuk pengamanan peralatan kerja dan material yang ada di lapangan. Jika terhentinya pekerjaan berlangsung lama, maka pembengkaan biaya menjadi sangat besar. . Pengaruh terhadap sistem ketenagalistrikan secara lebih luas, karena akan berdampak pada sistem yang lain. penjualan energi listrik yang tertunda. Kerugian masyarakat karena tertundanya dalam memanfaatkan listrik.
61
Lanjutan 6.1. Antisipasi dan persiapan pekerjaan :
Identifikasi dan inventarisasi terhadap kemungkinan timbulnya kerusakan tanaman, bangunan dan lain-lain, akibat pelaksanaan pekerjaan. Hal ini menyangkut penyelesaian ganti rugi.
Mengurus dan mengkoordinasikan berbagai permasalahan dan perijinan/ pemberitahuan yang terkait dengan berbagai pihak, misalnya : PLN setempat, Pemkab/ Pemkot beserta jajarannya, PT. Telkom, Perumka, Perhutani, dan lain-lain.
Men ia kan informasi an men an kut gambar-gambar pelaksanaan, dan lain-lain.
Menyiapkan buku-buku dan format-format laporan, yang diperlukan untuk mencatat berba ai ke adian dalam elaksanaan eker aan la oran harian laporan mingguan, dan lain-lain.
Menyiapkan Direksi Keet dan gudang di lapangan. Karena pekerjaan SUTT , , menyewa dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
etun uk
elaksanaan ker a
62
Lanjutan 6.1.
Pemasangan stegger (scaffolding) pada lintasan SUTT yang bersilangan (crossing) dengan jalan, dan lain-lain.
Gambar 43 : Stegger (Crossing dengan JTM dan Jalan Raya)
Penyelesaian pembayaran ganti rugi tanaman, banguan, pohon.
am ar : Scaffolding (Crossing dengan SUTT) 63
6.2. PEM ASANGA N IN SULATOR STRI NGS Men ia kan isolator sesuai volume kebutuhan di masing-masing area. Membersihkan isolator dari kotoran-
kotoran an menem el misaln a : debu, oli, minyak, cat dan kotorankotoran lainnya. isolator dan rangkaiannya pada masing- masing tower dari seluruh tower yang ada.
Melaksanakan pengesetan isolator
Gambar 45 : Isolator dalam Kemasan (Packing)
dan rangkaiannya sesuai data masing-masing tower dari seluruh tower yang ada.
Jenis Insulator Strings berdasarkan
jenis tower : Sus ension Insulator Strin s. Tension Insulator Strings. Dead End Insulator Strings. Jumper Support Insulator.
64
Lanjutan 6. 6.2. 2. emasan emas anga gan n nsu nsu a or r ngs ngs : Susp spen ensi sion on Insu Insula lato torr Stri String ngs, s, Su dipasang dipasang pada tower penyangga penyangga sus sus en ensi sion on . Adala Adalah h towe towerr an terletak pada posisi SUTT lurus, tetapi bukan tower penegang. Tension Insulator Strings,
Gambar 46 :
Selanj Selanjutn utnya ya menaikk menaikkan an Insula Insulator tor
Strin s ke cross arm dan mengaitkannya (memasang) pada cross arm.
dan tower penegang (tension). Dead End Insulator Strings, dipasang pada tower awal/ akhir SUTT. Jumper Support Insulator, dipa ipasan sang pa pad da tow tower tension ion .
ling atas da darri Pada cross arm palin masin -masin tower di asan Snatch Block, yang berfungsi untuk alat menaikkan (kerekan) insulator strings. 65
Lanjutan 6. 6.2. 2. Insulator Strings, bagian-bagian Insulator Strings dan Insulator Strings dalam keadaan telah terpasang pada travers.
Gambar 47 : Travers
66
Lanjutan 6. 6.2. 2.
Gambar 48 : Single Suspension Insulator Strings(A), Suspension Clamp (B), Armour Rod (C) dan Dumper (D)
67
Lanjutan 6.2.
am ar : Single Tension Insulator, Double Tension Insulator Strings dan Jumper Support Insulator pada Tower Belokan (Tower Tension)
68
Lanjutan 6.2.
Pemasangan Tension Insulator Strings & Proses Sagging 69
Lanjutan 6.2.
Gambar 51 : Single dan Double Tension Insulator Strings
70
Lanjutan 6.2.
Gambar 52 : Double Suspension Insulator Strings 71
Lanjutan 6.2.
Gambar 53 : Single Tension & Jumper Supoort nsu a or r ngs pa a ower e o an ens on
72
Lanjutan 6.2.
Gambar 54 : Insulator Strin s Ter asan Gantry Gardu Induk
ada
73
6.3. PENARI KAN K ONDUKTOR & GROUND W IR E , adalah penarikan konduktor dan ground wire. Sebelum proses penarikan konduktor dan ground wire dilaksanakan, harus di
cek terlebih dahulu seluruh jalur yang akan dilalui pekerjaan stringing apakah telah aman, terutama pada jalur persilangan (crossing) dengan jalan, dan lain se aga nya arus su a terpasang stegger sca o ng engan a . Mengingat
pada proses stringing merupakan pekerjaan yang sering menimbulkan masalah, maka perlu antisipasi dan persiapan secara khusus dan matang.
Secara umum ada tiga bagian utama dalam pelaksanaan pekerjaan penarikan
konduktor dan ground wire yang harus dilakukan, yaitu :
Persiapan penarikan (pemasangan pilot wire).
Proses dan pelaksanaan penarikan konduktor dan ground wire.
74
6.3.1. PERSI APA N UM UM Meletakkan (menempatkan) mesin-mesin penarik (Engine Winch dan Real
Winder) pada jalur-jalur penarikan Tensioner Engine atau Break pada Drum Area, dimana pada tempat tersebut juga diletakkan Haspel-Haspel Konduktor . Pada masing-masing tower yang berada di depan mesin penarik dan dan mesin
, . Tujuannya adalah untuk menahan Cross Arm dari kemungkinan timbulnya pembengkokan pada saat dilaksanakan penarikan konduktor dan ground wire. Pada suspension insulator yang telah terpasang pada jalur penarikan, dipasang
Montage Roll yang berfungsi untuk lewatnya Pilot Wire dan konduktor serta round wire. Sedan kan ada tower tension Monta e Roll lan sun di asan pada cross arm, dengan dibantu Wire Rope yang telah dipotong dan disesuaikan kebutuhan. Setelah persiapan umum kita lakukan dengan baik, dilanjutkan dengan
persiapam penarikan (pemasangan Pilot Wire). 75
6.3.2. PERSIAP AN PENAR IK AN (PEMASANGAN PI LOT W IR E) Pemasangan Small Pilot Wire :
Melaksanakan penggelaran Small Pilot Wire dari arah Drum Area ke arah Engine Winch Puller Engine.
Penggelaran terpasang.
Setiap gulungan Small Pilot Wire, panjangnya lebih kurang 200 meter.
Setiap Winch dan ensioner diperlukan beberapa gulung Small Pilot Wire.
Antara gulungan yang satu dengan gulungan lainnya disambung dengan Wire Clips.
sekaligus
dilaksanakan
pada Montage Roll yang
telah
Pemasangan Big Pilot Wire :
Setelah Big Pilot Wire sampai pada Engine Winch, maka Big Pilot Wire dari Break Machine (Tensioner) disambung dan ditarik ke arah Engine Winch, sesuai dengan panjang Small Pilot Wire.
Selanjutnya Small Pilot Wire digulung dengan Reel Winder yang diletakkan e a e a ng ne nc .
Panjang Big Pilot Wire bisa mencapai 10.000 meter. 76
Lanju tan 6 .3.2.
Persiapan penarikan konduktor dan ground wire :
Konduktor dan ground wire ditarik dengan menggunakan Big Pilot Wire dari Drum Site ke arah Engine Winch.
Penarikan konduktor dilakukan sekaligus, sehingga diperlukan material (perlengkapan) bantu yang berupa Yoke yang dilengkapi dengan Counter Weight.
Pada saat Big Pilot Wire sudah sampai di tempat Engine Winch, maka Drum (Haspel) konduktor dan ground wire dilewatkan pada Tensioner serta dililitkan sesuai reelnya (alur) dari Tensioner.
Fungsi Tensioner adalah untuk mengatur ketinggian konduktor dan ground wire dari tanah, pada saat berlangsungnya proses penarikan. 77
6.3.3. PR OSES DAN PELAKSANAAN PENARI KAN KONDUKTOR & GROUND WIR E Ujung konduktor dan ground wire dihubungkan dengan Yoke yang telah
dilengkapi Counter Weight, dengan menggunakan Pulling Grip dan Beugel, sedangkan ujung Big Pilot Wire dihubungkan dengan Yoke menggunakan . Proses penarikan :
.
Setelah Yoke sampai pada Rol-Rol yang terpasang pada tower, dilakukan penyetopan Engine dan Tensioner. menggunakan sarana komunikasi Handy Talky.
Memindahkan Yoke dari Rol sisi Drum Site dan Rol sisi Engine Site,
Penyambungan konduktor dan ground wire :
A abila konduktor dan round wire dalam satu ulun an has el telah habis ditarik, maka dilakukan penyambungan dengan gulungan (haspel) lainnya. 78
Lanju tan 6 .3.3. enyam ungan engan mengguna an o nt
eeve type ompress on.
Untuk sambungan konduktor (konduktor line/ phasa) yang pada umumnya menggunakan kawat ACSR, proses penyambungannya dua kali, yaitu penyam ungan o n s eeve s ee an penyam ungan o n s eeve alluminium.
Untuk sambungan ground wire yang pada umumnya menggunakan kawat , penyam ungan a u an sa u a , arena semua ura awa nya sama, terbuat dari steel.
Agar pada saat melalui rol-rol kabel sambungan tidak mengalami kerusakan, .
Begitulah seterusnya proses penarikan dilakukan, hingga ujung konduktor dan
groun w re sampa pa a ng ne
c
ea
n
ower .
Pemasangan Tension Clamp dan Persiapan Sagging :
Setelah Counter Weight sampai pada Engine Winch, ujung-ujung konduktor dan ground wire dilepas dari Yoke. 79
Lanju tan 6 .3.3.
Selanjutnya salah atu ujung konduktor dan ground wire dipasang Tension Clamp dan dikaitkan (dipasang) pada Tension Insulator Strings. a a s s u ung yang sa unya
e um
pasang
ens on
amp,
arena
andongan (sagging) dari konduktor dan ground wire tersebut masih belum sempurna.
Salah satu ujung konduktorn dan ground
wire di klem dengan
mempergunakan Come Along pada tower yang lain, dengan terlebih dahulu diatur andongannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan PLN.
em an a
proses
an pe a sanaan penar an
on u or
an groun
w re
pada masing-masing phasa/ line dilaksanakan. Untuk penarikan konduktor dan round wire
ada
hasa/ line
an
lain, men ikuti ketentuan dan tatacara
seperti yang diuraikan di atas. 80
6.4. PENGATUBAN ANDONGAN (SAGGING) Setelah penarikan konduktor dan ground wire antar Section Drum Site dan
Engine Site selesai dilaksanakan seluruhnya, pekerjaan pengaturan andongan (sagging).
selanjutnya
dilaksanakan
Untuk mengatur clearance andongan (sagging) dipergunakan alat penarik yang
berupa Small Engine, pada tower tension yang ujung konduktornya belum di klem. Pada tower-tower kontrol yang ditentukan
antara tower tension dipasang pesawat Theodolit untuk mengukur dan mengetahui clearance andongan (sagging) konduktor dan ground wire.
Ketentuan besar kecilnya tarikan dan tinggi rendahnya andongan konduktor
dan ground wire, disesuaikan dengan spesifikasi SUTT. Selanjutnya dilakukan pemasangan Tension Clamp pada ujung konduktor dan
ground wire, Dengan demikian pekerjaan sagging telah selesai. 81
6.5. CLAMPING DAN PEMASANGAN ACCESORIES Dengan
selesainya pekerjaan sagging dan dead & clamp kedua ujung konduktor dan ground wire dipasang pada masing-masing tower tension, selalnjutnya dilakukan pemasangan Klem (Clamping) pada tower-tower penyangga (Suspension Tower).
Memindahkan konduktor dan ground wire dari Montage Roll ke posisinya masing-masing, yaitu : untuk konduktor ke Suspension Insulator Strings dan un u groun w re pasang a an pa a ross rm pa ng a as un u double ground wire) atau pada pucuk tower (untuk single ground wire).
Selanjutnya diteruskan dengan pengerasan klem-klem.
Pekerjaan lainnya :
pemasangan Jumper Conductor dan Paralel Groove Clamp. 82
Lanjutan 6.5.
Pemasangan Stock Bridge Dumper untuk masing-masing konduktor dan ground
wire. Catatan : Jarak dari klem pada Insulator String ke Stock Bridge Dumper, disesuaikan dengan ketentuan yang diberikan PLN.
Apabila jumlah konduktor pada masing-masing line (phasa) lebih dari satu,
misalnya : dua atau empat, maka harus dipasang pemisah atau perentang (Spacer).
u uan pemasangan pacer a a a un u men aga ara an ara on u or yang satu dengan konduktor lainnya dalam satu phasa, agar tidak berubah dan tidak bertumbukan satu dengan lainnya, karena adanya gaya elektromagnetik atau angin. 83
6.6. GAMB AR-GAMB AR P ELAKSANAAN PEKERJAAN STRI NGIN G SUTT
Gambar 55 : Wire Rope (Pancingan Konduktor dan Ground Wire) 84
Lanjutan 6.6.
Gambar 56 : ensioner 85
Lanjutan 6.6.
am ar : Engine Winch (A) dan Reel Windeer (B) 86
Lanjutan 6.6.
Gambar 58 : Counter Weight. 87
Lanjutan 6.6.
Gambar 59 : roses enyam ungan on u or engan mengguna an Joint Sleeve Type Compression 88
Lanjutan 6.6.
Gambar 60 : Penyambung Konduktor ACSR (Joint Sleeve) yang telah terpasang. 89
Lanjutan 6.6.
an
Gambar 61 : y on u or engan an uan on age o jauh dari Tensioner).
os s
on u or 90
Lanjutan 6.6.
Gambar 62 : Joint Sleeve Ground Wire. 91
6 .7 . P EK ER J AA N FI N I SH I N G ecara umum pe er aan n s ng a a a me a u an pengece an er a ap semua scope pekerjaan yang telah dikerjakan, dengan maksud : Untuk mengetahui apakah pekerjaan telah dilaksanakan secara baik dan benar. Dengan pengecekan akan diketahui apabila terjadi kekurangan pekerjaan, sehingga langsung dilakukan langkah-langkah perbaikan. Melaksanakan pembongkaran stegger (scaffolding) dan membersihkan lokasi
pekerjaan sepanjang jalur SUTT, dari sisa-sisa (limbah) pekerjaan. enye esa an pem ayaran gan rug erusa an anaman, angunan, po onpohon, dan lain-lain yang mengalami kerusakan atau karena ditebang, yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan. Memperbaiki jalan dan jembatan yang rusak (kalau ada), yang diakibatkan oleh
proses pengangkutan peralatan dan material kerja pada saat pelaksanaan stringing. Memperbaiki bangunan yang rusak (kalau ada), yang diakibatkan pada saat
pelaksanaan pekerjaan stringing.
92
Lanjutan 6.7. Memperbaiki tanah yang rusak, yang digunakan sebagai landasan (tempat)
peralatan kerja stringing. Melaksanakan pengecekan sepanjang alur SUTT, untuk mengetahui keadaan
SUTT apakah benar-benar sudah aman dari gangguan pohon-pohon / bangunan atau kemungkinan masih terdapat sisa-sisa material yang menempel pa a on u or a au a as ower. Melaksanakan Commissioning Test atau pemeriksaan dan pengujian seluruh
route SUTT. Menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi teknik, laporan-
laporan pekerjaan, pembuatan asbuilt drawing, laporan progress phisik, dan lain sebagainya. Mengembalikan (retour) material sisa pekerjaan ke gudang PLN.
93
7.1. PENGERTIAN COMM ISSI ONI NG TEST e er aan ns a as s r yang e a se esa er a an an a an operas an, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan harus diyakini terlebih dahulu bahwa instalasi listrik tersebut benarbenar aman untuk dio erasikan. Untuk meyakini bahwa instalasi listrik telah benar-benar aman dioperasikan,
keberadaannya harus telah memenuhi persyaratan dan ketentuan teknis yang . Apakah
instalasi listrik telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku, harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau commisoning test.
Secara umum pengertian Commisioning Test adalah :
Serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan diopersikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa instalasi yang diperiksa dan diuji, baik alat demi alat maupun sebagai sub sistem dan sistem, telah berfungsi semestinya dan memnuhi persyaratan kontrak, sehingga diserahterimakan kepada Pemberi Kerja. 94
7.2. RUANG LI NGKUP COM MI SSIONI NG TEST emer saan : Merupakan bagian dari Commisioning Test, dengan cara melihat langsung terhadap peralatan/ material maupun konstruksi instalasi listrik yang telah terpasang secara kasat mata dan atau melalui bantuan alat tertentu, misal : , . Ada 2 (dua) jenis pemeriksaan, yaitu :
Pemeriksaan sifat tampak (visual check). .
Pemeriksaan sifat tampak (visual check), yang meliputi :
Pemeriksaan item per item alat/ barang/material yang telah terpasang.
yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. Melihat apakah perlengkapan yang dipasang dalam kondisi baik, secara phisik tidak ada kelainan, tidak cacat phisik, tidak rusak, dan lain-lain.
Pemeriksaan pemasangan (konstruksi) yang meliputi :
Pemeriksaan rangkaian alat/barang/material yang telah terpasang. ujuannya adalah mengetahui alat/ barang/material yang dipasang, apakah telah sesuai dengan gambar rencana maupun peraturan yang berlaku (SNI, LMK, PUIL, SPLN, dan lain sebagainya). 95
7.3. COMM ISSI ONI NG TEST PADA TRANSM ISI Pemeriksaan sifat tampak (Visual Check) :
Memeriksa kondisi tower, apakah semuanya dalam keadaan baik dan tidak ada bagian yang berkarat, termasuk bolt & nut-nya. , bersih, tidak ada yang pecah atau retak dan tidak ada kotoran yang menempel. Memeriksa kelengkapan isolator, apakah dalam keadaan baik dan tidak cacat. Memeriksa kondisi konduktor, ground wire dan oint sleeve, tidak boleh ada yang cacat (rantas) dan pengepresan harus baik (tidak longgar dan tidak terlalu kuat). Memeriksa semua erlen ka an material.baran lainn a an ter asan pada SUTT, yang pada prinsipnya semua dalam kondisi baik, secara phisik tidak ada kelainan, tidak cacat phisik, tidak rusak dan tidak kotor.
Memeriksa semua komponen SUTT sebagaimana disebutkan di atas, harus benar-benar telah terpasang dengan baik, sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku. Jadi pada pemeriksaan konstruksi ini, yang diperiksa adalah rangkaiannya, yaitu rangkaian semua komponen dalam satu kesatuan (sistem) SUTT. 96
Lanjutan 7.3. Untuk item pekerjaan tertentu yang tidak bisa dilihat secara kasat mata (tidak
bisa dilihat secara kasat mata), maka dilakukan pengujian dengan menggunakan alat uji/ alat ukur. Pengujian transmisi relatif lebih sederhana dan tidak serumit pengujian instalasi
Pada transmisi yang diuji antara lain :
ahanan isolasi isolator, tahanan isolasi antara phasa dengan phasa dan tahanan isolasi antara phasa dengan kawat netral. Alat uji/ alat ukur yang digunakan adalah Mega Ohm Meter/ Megger/ Insulation Resistance Tester.
Tahanan pembumian, dengan menggunakan alat uji/ alat ukur Earth Resistance Tester.
Catatan : Dalam melakukan en u ian a ar hati-hati dan men yang benar-benar presisi dan tidak rusak.
unakan alat ukur
97
7.4. PENGOPERASIAN TRANSM ISI Apabila tahap Commissioning
est telah dilaksanakan dan diselesaikan dengan sesuai ketentuan yang berlaku, maka Transmisi telah siap untuk dioperasikan. , pengoperasian Transmisi harus dilaksanakan secara lebih hati-hati, karena berada pada area dan route yang panjang. Oleh karenanya sebelum dioperasikan/ dimasuki tegangan (Energizing), harus diyakini bahwa seluruh .
Dalam pengoperasian transmisi melibatkan pihak-pihak :
Pihak Pemberi Ker a Pen una Jasa . PT. PLN (Persero) Jasa Sertifikasi, selaku pihak yang memberikan Sertifikat Laik Operasi (SLO). Pihak Kontraktor Listrik yang mengerjakan Transmisi. . ersero ter a t. Pemerintah Kabupaten/ Kota setempat, beserta jajarannya.
, pekerjaan oleh Kontraktor kepada Pemberi Kerja. 98
8.1. SERAH TERI M A P ERTAM A Setelah Transmisi beroperasi dengan baik, maka pekerjaan tersebut dapat
dinyatakan selesai, sehingga dapat dilaksanakan serah terima pekerjaan (serah terima pertama). Dengan dilaksanakannya serah terima pertama ini, berarti phisik pekerjaan telah
mencapai 100 % (seratus persen). Tetapi pada umumnya pembayaran termijn anya i eri an 95% ari tota ni ai ontra . Pada saat serah terima pertama ini, pelaksana pekerjaan (Kontraktor) masih
mempunya tanggungan pe er aan yang a an a sana an kekurangan yang tidak signifikan) selama masa pemeliharaan.
a ter apat
e an u nya on ra or er ewa an mem er an berupa Bank Garansi (Garansi Bank).
araan yang
e urangan s sa pe er aan Item” pekerjaan.
ua an
er a
am nan
cara
a am
eme
en u
en
ng 99
8.2. M ASA PEM ELIHAR AAN Yang dimaksud masa pemeliharaan adalah masa atau periode waktu tertentu
dimana Kontraktor harus melakukan pemeliharaan terhadap pekerjaan yang telah dikerjakan. Jadi jika selama masa waktu pemeliharaan terdapat kekurangan pekerjaan yang
menyebabkan tidak sesuai dengan kontrak, kewajiban Kontraktor untuk menye esai an memper ai i menyempurna an ingga sesuai engan ontra . Untuk pekerjaan Transmisi, sisa pekerjaan yang ditoleransi dikerjakan pada masa
peme araan arena Pertama), antara lain
e um
se esa an pa a saat se e um
era
er ma
Penyelesaian ganti rugi yang masih tersisa, yang keterlambatannya tidak .
Pengembalian (retour) material ke gudang PLN.
Pembuatan asbulit drawing. er a acara penye esa an s sa pe er aan
en ng
em .
Pekerjaan lain yang diakibatkan bukan karena ketidaksiapan Kontraktor. 100
8.3. SERAH TERI M A K EDUA
Apabila masa pemeliharaan (garansi) telah dilampaui dan sisa pekerjaan selama
masa pemeliharaan telah diselesaikan dengan baik, maka dapat dilaksanakan penyerahan pekerjaan kedua (Serah Terima Kedua). Dengan dilaksanakannya Serah Terima Kedua, maka hubungan kontraktual
antara Pemberi Kerja (PLN) dengan Kontraktor telah berakhir. Catatan :
Meskipun secara legal aspect seharusnya hubungan kontraktual berakhir, kenyataannya Kontraktor masih harus memberikan jaminan terhadap Peralatan Material an ter asan . Pada umumnya jaminan diberikan selama 1 (satu) tahun sejak Serah Terima Kedua. Jaminan yang diberikan berupa Jaminan Bank (Bank Garansi). kesalahan operasi atau bencana alam, maka pihak Kontraktor masih berkewajiban memperbaikinya.
Dengan te a
i a sana annya Sera erima Ke ua, ma a pem ayaran retensi sebesar 5% (lima persen) dilaksanakan (dibayarkan). 101
9.1. ASPEK M ANAJ EMEN sehingga dalam pekerjaannya tidak sulit. Yang rumit dan terkadang menyulitkan adalah masalah-masalah non teknis, karena : Route SUTT yang panjang, sehingga pekerjaan berpindah-pindah tempat
Dalam pelaksanaan pekerjaan melibatkan banyak pihak, terutama pihak eksternal (masyarakat) yang akan dilalui dan disekitar jalur SUTT. Permasalahan-permasalahan di lapangan antara lain : asa a gan rug ana , anaman, angunan, an a n- a n. Kesulitan mendapatkan ruang bebas/ jarak aman (ROW). Ketidaksediaan masyarakat untuk dilalui jalur SUTT.
Akibat berbagai permasalahan tersebut, sering terjadi pekerjaaan terpaksa harus
terhenti beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan ada yang sampai terhenti bertahun-tahun. Pihak yang terlibat dan terkait dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan
SUTT, antara lain : Kontraktor Listrik selaku pelaksana pekerjaan. Pemberi Kerja atau Instritusi Pengguna (PLN). Pabrikan/ Distributor/ Supplier/ Fabrikator komponen listrik. 102
Lanjutan 9.1.
. Pemkab/ Pemkot setempat beserta jajarannya yang akan dilalui jalur SUTT. Masyarakat setempat yang akan dilalui dan yang ada di sekitar jalur SUTT.
Mengingat kompleksitas permasalahan yang dihadapi, maka aspek manajemen
harus mendapatkan perhatian dan penanganan sebaik-baiknya, bahkan secara khusus ditangani oleh para personil yang berpengalaman di bidang pekerjaan Transmisi. Karena pekerjaan ini banyak berpotensi timbul masalah (konflik), maka :
Kontraktor harus mampu mengkoordinasikan semua pihak dengan sebaikbaiknya. Kontraktor harus mampu menangani setiap masalah yang timbul dengan se a - a nya an respons er a ap sega a masa a yang a ap . Pelaksana (petugas) lapangan harus jeli melihat kemungkinan timbulnya masalah, sekaligus memiliki kemampuan tentang manajemen konflik. tentang alur proses pekerjaan, sejak dari awal sampai dengan berakhirnya kontrak. 103
Lanjutan 9.1. ,
Administrasi : Pengurusan ijin-ijin. ,
pelaksanaan, jaminan pemeliharaan, dan lain –lain). Keuangan (pembayaran komponen/ peralatan/ bahan/ material). Administrasi teknik (pembuatan Kurva S, Time Schedule, Format Schedule, s u t raw ng, an a n- a n . Pelaksanaan phisik pekerjaan sejak dimulainya pekerjaan sampai serah terima pekerjaan.
Dan lain sebagainya.
Salah satu aspek manajemen yang cukup penting dan harus dipenuhi, dalam
pembuatan “Network Planning”, sehingga : Alur dan proses pekerjaan dapat diketahui dengan mudah. Semua jenis dan ruang lingkup pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan sesuai . Pengkoordinasian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. 104
9.2. KR ITERIA KON TRAK TOR LISTRI K , , , Mekanikal, Elektrikal dan Tata Lingkungan), bidang elektrikal memiliki kekhasan dan kekhususan dibanding yang lain. Khusus untuk bidang Elektrikal, selain harus mengacu pada UU 18/ 1999, uga
harus mengacu pada UU 15/ 1985 tentang Ketenagalistrikan. , Kriteria
Kontraktor
Listrik
yang
menjadi
. pelaksana
pekerjaan Transmisi,
adalah : Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi pekerjaan yang dikerjakan. Harus memiliki pengalaman pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang . Memiliki personil (tenaga kerja) yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan Transmisi. eknik (PJT) yang bersertifikat Keahlian Memiliki Penanggung Jawab Kualifikasi Ahli Utama di bidang eknik enaga Listrik. Memiliki peralatan kerja yang memadai, sesuai dengan pekerjaan yang ditangani. 105