TUGAS 1.2 MATA KULIAH PEMULIAAN TANAMAN TERAPAN
Latihan Analisis Data
KELAS B
KELOMPOK 3
Irfan Alghifari
150510160047
M. Reza Alfarez
150510160168
Agnes Yudith Silfani
150510160120
Nadhifah Salsabila
150510160073
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN 2018
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kultivas bersari bebas, kultivar sintetik, kultivar komposit, dan kultivar hibrida! Kultivar bersari bebas hasil persilangan tanaman menyerbuk silang seara alami
membentuk semua kemungkinan rekombinasi genetik (Acquaah, 2007) Kultivar sintetik adalah generasi yang telah mengalami peningkatan yang dibuahi
secara silang (kawin acak dalam semua kombinasi) yang benihnya meliputi tetua dari galur, klon, atau hibrida. Kultivar sintetik disebarkan dalam jumlah generasi yang terbatas. Kultivar sintetik mengandung tetua yang telah diseleksi oleh pemulia (Acquaah, 2007). Kultivar komposit adalah campuran dari genotif yang berbeda. Perbedaannya terle tak
pada jarak genetik antara komponen campuran. Komposit dapat terdiri dari garis hibrida, semua jenis hibrida, populasi dan genotif lainnya yang kurang serupa. Namun, dipilih satu komponen yang memiliki kesamaan karakter misalnya masa pertumbuhan yang sama atau derajat resistensi terhadap patogen yang sama (Acquaah, 2007). Kultivar hibrida adalah hasil F1 dari persilangan inbreed tetuanya (Acquaah, 2007).
2. Sebutkan tahapan dalam perakitan kultivar hibrida!
Pembentukan populasi segregasi
Pembentukan galur murni /inbreed dari populasi segregasi
Pembuatan varietas hibrida
3. Jelaskan rangkaian kegiatan dari setiap tahapan perakitan kultivar hibrida
Pembentukan populasi segregasi Memilih tanaman yang baik dari suatu populasi.
Pembentukan galur murni /inbred dari populasi segregasi Melakukan selfing pada tanaman terpilih. Selfing terus dilakukan hingga generasi lanjut, dimana telah dicapai tingkat homozigositasnya. Bersamaan dengan proses selfing , dilakukan juga evaluasi dan seleksi untuk pemilihan tetua, tetua dipilih berdasarkan hasil evaluasi daya gabung umum dan daya gabung khusus.
Pembuatan varietas hibrida
Setelah diperoleh galur inbred, kemudian dilakukan pembuatan varietas hibrida dengan menyilangkan tetua terpilih. Berdasarkan j umlah galur inbred yang digunakan, dikenal adanya:
a. Persilangan single cross, yaitu persilangan antara dua galur inbred; misalnya antara inbred A x inbred B; b. Persilangan three way cross, yaitu persilangan yang melibatkan iga galur inbred; misalnya persilangan (inbred A x inbred B) x inbred C; c. Persilangan double cross, yaitu persilangan yang melibatkan empat galur inbred; misalnya persilangan (inbred A x inbred B) x (inbred C x inbred D) (Mangoendidjojo, 2003).
4. Kultivar hibrida dirakit dengan memanfaatkan fenomena heterosis. Jelaskan apa yang dimaksud dengan heterosis dan bagaimana cara menganalisisnya
Heterosis adalah peningkatan hasil persilangan yang lebih baik dari pada te tuanya baik dalam peningkatan ukuran, kekuatan, kesuburan dan produktivitas keseluruhan tanaman Analisis heterosis: heterosis rata-rata tetua
1 + 2 2 100% 1 + 2 2
1 − ℎ=
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan daya gabung, daya gabung umum, dan gaya gabung khusus
Daya gabung adalah Kemampuan tetua yang akan disilangkan untuk menghasilkan keturunan yang unggul Daya gabung umum kemampuan tanaman rata rata keseluruhan persilangan yang dilakukan Daya gabung khusus adalah kemampuan suatu hasil persilangan lebih baik dari rata rata keseluruhan persilangan yang dilakukan
6. Jelaskan bagaimana cara menduga nilai daya gabung khusus dan daya gabung umum.
Analisis dialel tersebut dilakukan apabila kuadrat tengah genotipe berpengaruh sangat nyata atau nyata. Persilangan dialel adalah semua kemungkinan persilangan dalam suatu grup tetua (galur murni), yang meliputi tetua-tetua itu sendiri. Persilangan dialel memberikan suatu pendekatan untuk evaluasi dan seleksi tetua-tetua yang akan dikombinasikan dalam usaha perbaikan suatu populasi.
Untuk menduga nilai daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK) dilakukan analisis dialel menggunakan metode 2 Griffing. 8 Model statistika yang digunakan adalah : Yij = m + gi + gj + sij + 1/bc ΣΣeijkl Keterangan: Yij = nilai tengah genotipe i x j m = nilai tengah umum gi = daya gabung umum (DGU) tetua ke-i gj = daya gabung umum (DGU) tetua ke-j sij = pengaruh daya gabung khusus 1/bc ΣΣeijkl = nilai tengah pengaruh galat.
Pengaruh daya gabung umum (gi) = n (Yi. +Y.j) – 1/n2 Y Keterangan: gi = nilai daya gabung umum galur ke-i Yi. = jumlah nilai tengah persilangan genotipe ke-i Y.j = jumlah nilai tengah selfing genotipe ke-j Y.. = total nilai tengah genotipe
Pengaruh daya gabung khusus (sij) = (Yji+Yij)- n(Yi.+Yii+Y.j+Yjj) + 1/n2 Y Keterangan: sij = nilai daya gabung khusus persilangan antara galur ke-i dan ke-j Yij = nilai tengah persilangan antara galur ke-i dan ke-j Yji = nilai tengah persilangan antara galur ke-j dan ke-i Yi. = jumlah nilai tengah persilangan genotipe ke-i Yii = jumlah nilai tengah selfing genotipe ke-i Y.j = jumlah nilai tengah persilangan genotipe ke-j Yjj = jumlah nilai tengah selfing genotipe ke-j Y.. = total nilai tengah genotipe
7. Produksi benih hibrida dapat dilakukan dengan memanfaatkan kondisi mandul jantan (male sterility ). Jelaskan apa yang dimaksud dengan mandul jantan dan bagaimana pemanfaatannya dalam produksi hibrida! Mandul jantan ( male sterility ) merupakan kondisi dimana si bunga jantan tidak bisa
membuahi bunga betina sehingga tidak bisa terjadi pembuahan, mandul jantan dimanfaatkan dalam proses hibrida Contohnya pada tanaman padi, karna tanaman padi merupakan tanaman menyerbuk sendiri dan letak bunga jantan dan betinanya berada dalam malai sehingga untuk melakukan hibridisasi pada padi bunga jantan harus disterilkan terlebih dahulu (emaskulasi) agar tidak bisa bersilang atau membuahi bunga betinanya. Kemudian disilangkan dengan bunga jantan dari padi jenis la in secara hatihati. Selain itu pada tanaman jagung pernah dilakukan metode selain emaskulasi yaitu CMS (cytoplasmic male sterility) pada tahun 1960 (Acquaah, 2007 : 18).
8. Selain mandul jantan, produksi benih hibrida dapat dilakukan dengan memanfaatkan self incompatibility . Jelaskan apa yang dimaksud dengan self
incompatibility dan bagaimana pemanfaatannya dalam produksi hibrida! Self incompatibility adalah kondisi dimana serbuk sari tidak reseptif pada stigma dalam satu bunga yang sama sehingga tidak dapat membentuk biji/benih. Hal ini terjadi karena adanya gen pengendali gangguan fisiologis pada self-fertilization. Self incompatibility terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
Heteromorphic i ncompatibility , disebabkan oleh adanya perbedaan panjang antara stamen dan stylus (heterostylus). Pada suatu jenis bunga yang disebut pin, memiliki stylus yang lebih panjang sedangkan stamen yang lebih pendek.
Pada jenis lain disebut thrum. Pin dikendalikan oleh genotif, sedangkan thrum oleh fenotif.
Homomorphic incompatibility, terdiri dari dua jenis yaitu gametophytic dan sporophytic . Gametophytic berhubungan dengan serbuk sari dengan satu inti sel generatif, sedangkan sporophytic berhubungan dengan serbuk sari dengan dua inti sel generatif.
Dalam pemuliaan tanaman, self incompatibility dapat berfungsi untuk mengatasi pemindahan permukaan stigma, penyerbukan awal, dan menurunkan suhu (untuk memperlambat
perkembangan
zat
penghambat).
Self
incompatibility dapat
menghasilkan heterozigositas, sehingga dapat dipilih rekombinan superior untuk produksi benih hibrida (misalnya kubis, kangkung) yang menunjukan ketidakcocokan sporotifik. Sehingga hanya inbreed yang sesuai (kompatible) yang digunakan sebagai tetua. Agar penyerbukan dapat dikelola dengan baik dan dapat diproduksi secara komersil (Acquaah, 2007)
DAFTAR PUSTAKA Acquaah, George. 2007. Principles of Plant Genetics and Breeding. United State Of America:WilleyBlackwell Irawati Y, dkk. 2012. Pendugaan Nilai Daya Gabung dan Heterosis Ketahanan Tanamn Cabai ( Capsicum annuum) Terhadap Antraknosa.IPB.Bogor Riadi A. 2015. Evaluasi Karakter Agronomi Beberapa Varietas Mentimun (Cucumis sativus L.). Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.