BANDARA 1. Pendahuluan
Bandar Bandaraa atau Bandar Bandar udara udara adalah adalah sebuah sebuah fasilit fasilitas as dimana dimana pesawat pesawat terban terbang g dapat dapat menaikkan dan menurunkan penumpang ataupun kargo yang kemudian akan mendarat / lepas lepas land landas. as. Bebe Bebera rapa pa band bandara ara di duni duniaa memi memili liki ki bany banyak ak fasil fasilit itas as yang yang begi begitu tu komple kompleks ks yang yang saling saling terint terintegr egrasi asi dengan dengan beberap beberapaa transpo transportas rtasii massal massal . Sebegit Sebegitu u lengkapnya bandara ini disebut aerocity atau kota udara. Pada awal mula perkembangannya, bandara hanya terdiri dari bangunan yang ditujukan kepada penumpang dan adanya ruang terbuka yang cukup bagi pergerakan pesawat, baik untuk landas pacu maupun tempat menaikkan ataupun menurunkan penumpang. Namun, seiring bertambahnya jumlah penumpang dan bertambahnya ukuran pesawat, maka tidaklah mungkin bagi bandara tempo doeloe dapat menampungnya. Atas dasar itulah suatu bandara harus mengimbangi perkembangan lalu lintas udara. erlepas dari itu, itu, adalah adalah suatu suatu kebang kebanggaa gaan n bagi bagi negara negara yang yang memilik memilikii bandar bandaraa ber!ke ber!kelas las kakap. kakap. "isalnya pada bandara #nternasional Su$arnabhumi di hailand yang memiliki menara Pengon Pengontro troll %alu %alu lintas lintas &dara &dara 'A 'A() terting tertinggi gi di dunia, dunia, lalu lalu bandar bandaraa #nterna #nternasio sional nal (harles *e +aulle, Paris, yang memiliki desain terminal yang futuristik. 2. Bagian Bandara
2.1 Terminal
Bisa dibilang terminal adalah elemen utama 'selain landas pacu) yang mutlak berada di bandara karena di bangunan inilah calon penumpang pertama kali menginjakkan kakinya. *i dalam terminal ini, kita dapat membeli tiket, melakukan check!in, menunggu, dan sebagainya. Banyak bandara memiliki lebih dari satu terminal yang tiap terminalnya pun dapat dibagi lagi menjadi bangunan!bangunan yang lebih kecil yang disebut concourse. (ontohnya, ada tiga buah terminal yang berada di bandara #nternasional Soekarno!atta yaitu terminal -, , dan . Pembagian pun dilakukan lagi menjadi tiga concourse di tiap terminal 'kecuali terminal ) yaitu terminal -a, -b, -c, dan terminal d, e, dan f. 0enis terminal lainnya yaitu terminal satelit yang digunakan di beberapa bandara. erminal ini merupakan bagian yang terpisah dari terminal utama dan hanya dihubungkan oleh jalan penghubung 'misal1 jalan bawah tanah). Sehingga pesawat dapat parkir di setiap sisinya. 2.2 Apron
Apron atau pelataran pesawat adalah tempat dimana pesawat dapat parkir untuk menaikkan / menurunkan penumpang ataupun mengisi bahan bakar. Pada bandara internasional, biasanya terdapat garbarata yaitu lorong yang menghubungkan antara pesawat dan terminal. Antara apron dan landas pacu, dihubungkan dengan jalan rayap yang disebut ta2iway. 2.3 Taxiway
a2iway adalah jalan yang menghubungkan antara Apron dan landas pacu. 3eberadaannya sangatlah penting karena dengan adanya ta2iway, pesawat dapat berjalan menuju apron dengan aman tanpa mengganggu pesawat lainnya. 2.4 ATC (Air Trai! Con"roller#
Pemandu %alu %intas &dara 'Air raffic (ontroller) adalah penyedia layanan yang mengatur lalu!lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. A( atau yang disebut dengan Air raffic (ontroller merupakan pengatur lalu lintas udara yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan menghindarkan dari tabrakan 'making separation). Selain tugas separation, A( juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic 'traffic flow), membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan memberikan informasi yang dibutuhkan pilot 'weather information atau informasi cuaca, traffic information, na$igation information, dll). A( adalah rekan dekat seorang Pilot disamping unit lainnya, peran A( sangat besar dalam tercapainya tujuan penerbangan. Semua aktifitas pesawat di dalam area pergerakan diharuskan mendapat i4in terlebih dahulu melalui A(, yang nantinya A( akan memberikan informasi, insturksi, clearance/i4in kepada Pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan. 2.$ %anda& Pa!u
anpa yang satu ini, bisa dipastikan 'baca1 tak akan mungkin) pesawat dapat mendarat / lepas landas dari dan menuju bandara. Pada awalnya, permukaan landas pacu adalah rumput atau pun tanah yang dipadatkan. Akan tetapi, ketika badan pesawat bertambah besar maka yang la4im digunakan saat ini adalah aspal dan beton. Panjang dan lebarnya pun ber$ariasi mulai dari yang panjangnya -555m hingga 6555m lebih.
Sementara ukuran landas pacu di #ndonesia sendiri kurang lebih 55m 2 76m. *engan ukuran seperti itu, tidaklah cukup untuk didarati pesawat berbadan lebar seperti Airbus A85. anya beberapa bandara saja di #ndonesia yang ukurannya 7555m 2 95m. Namun itu cukup wajar mengingat wilayah #ndonesia adalah kepulauan yang sangat membutuhkan bandara kecil untuk penerbangan perintis. &kuran landas pacu pun tidaklah mutlak karena juga dipengaruhi iklim, semakin tinggi suhu yang berada di sekitar bandara, maka semakin panjang pula landas pacu yang diperlukan. 3. 'e"ode Pela&anaan 3.1 Pela&anaan Apron (loa&i ) Bandara *oearno +a""a#
*alam rangka pengembangan erminal Bandara Soekarno : atta, juga dilakukan perluasan apron yang mampu menampung pesawat!pesawat berbadan besar, serta mampu mendukung kelancaran lalu lintas penerbangan, seiring dengan peningkatan kapasitas bandara. &ntuk itu, P Angkasa Pura ## 'Persero) juga terus melakukan pekerjaan lanjutan pembangunan apron, yang diimplementasikan dalam sebuah paket ;Pekerjaan %anjutan Pembangunan Apron erminal Bandara Soekarno!atta<. Paket Pekerjaan %anjutan Pembangunan Apron erminal Bandara Soekarno:atta yang awalnya seluas 6 ha kemudian ditambah dengan addendum menjadi 76 ha. Seluruhnya menggunakan perkerasan rigid dengan ketebalan 66 cm pada areal apron utama, dan setebal 5 cm pada area Ground Service Equipment '+S=) dan Service Road . &ntuk system perbaikan tanah menggunakan metode Controlled Modulus Column '("() sebanyak 9>.555 titik. al yang menarik dalam pelaksanaan proyek Apron ini, adalah untuk pekerjaan perbaikan tanah ' soil improvement ) menerapkan metode Controlled Modulus Column '("(), yang prinsip kerjanya hampir mirip seperti bored pile, hanya saja berukuran lebih kecil berdiameter cm dengan kedalaman ber$ariasi antara 7,6 m : -,6 m sesuai kedalaman tanah keras. 0arak antar titik ("( dari as ke as adalah ,- m, sementara untuk posisi perletakannya dibuat diagonal '4ig!4ag).
(ara kerjanya, tiang bor ditekan ke dalam tanah sehingga akan mendesak tanah ke kanan!kiri hingga mencapai kedalaman sesuai kondisi kekerasan tanah. 3emudian, sambil auger !nya dilepas naik ke atas, lubang yang terbentuk hasil dari penekanan auger tersebut diisi dengan semen grout , dengan mutu beton fc< -5. Sehingga, terbentuk column yang komposit, dan menjadi satu kesatuan antara tanah dan column. &ntuk mendukung pekerjaan ("( ini, digunakan buah alat pancang ("( model %iebherr -66 rotary drill , dengan kapasitas produksi mencapai -55 tiang per alat per hari atau kurang lebih 55 tiang per hari. 0umlah total ("( adalah kurang lebih 9>.555 titik. 3elebihan penggunaan metode ("( untuk sistem perbaikan tanah ini, adalah tidak ada tanah yang dibuang, tidak bising, bekerja lebih cepat dan ramah lingkungan. Adapun mengenai tahapan pelaksanaan pekerjaan Apron ini, setelah proses perbaikan tanah, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan penghamparan pasir setebal 95 cm dan di atasnya diberikan lapisan geotextile untuk memisahkan dengan lapisan base course setebal -6 cm. ahapan selanjutnya, adalah penghamparan Cement Treated Base Course '(B() setebal -6 cm, dan berturut!turut diikuti dengan pekerjaan penghamparan beton untuk lapisan utama 'rigid pavement ) setebal 66 cm. &ntuk perkerasan rigid lapisan utama ini menggunakan beton mutu 3!755, dengan tulangan wire mesh "!9 sebanyak satu layer yang dipasang -5 cm dari permukaan. Pelaksanaan penghamparan beton dilakukan segmen per segmen, dengan modul per segmen berukuran 9,?6 m 2 8 m. &ntuk sambungan antar segmen pada area apron utama, menggunakan dowel besi polos dengan diameter 65 mm. Sedangkan pada area Ground Service Equipment '+S=) dan Service Road ketebalan beton 5 cm, dan tidak menggunakan sistem ("(. 3ecepatan kerja pengecoran mencapai 5 panel per hari, dengan $olume beton per segmen sekitar >,? m :5 m. Pelaksanaan penghamparan beton untuk pekerjaan perluasan apron, didukung oleh unit peralatan concrete inisher .