1
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH GORONTALO RESOR GORONTALO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGATURAN, PENGATURAN, PENGAWALAN, PATROLI ( TURWALI ) LANTAS
NO DOKUMEN
NO REVISI
HALAMAN
SOP/LANTAS/RES-GTO/03
00
17-29
TANGGAL TERBIT :
DIBUAT OLEH
2016
DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS
DISAHKAN OLEH KAPOLRES GORONTALO
KANIT TURWALI TTD
TTD
T TD BAYU R. FELINDRA SIK IPDA NRP 91020215
1.
WAWAN ANDI S. SH.SIK AKP NRP 82051524 82051524
HERRI RIO PRASETYO SIK.
AKBP NRP 70020380 70020380
Tujuan Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) turjawali lantas ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam rangka pelaksanaan tugas seorang polisi lalu lintas dalam bidang pengaturan, penjagan, pengawalan dan patroil lalu lintas. Diharapkan dengan adanya Standar
Operasional
Prosedur
turjawali
lantas
ini
dapat
lebih
meningkatkan
dan
2
memantapkan perannya dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan tugas di lapangan tidak ada keragu-raguan dalam melaksanakan tugas pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas, sehingga tercipta situasi kamseltibcarlantas yang baman dan kondusif.
2.
Pedoman / Acuan 2.1 Undang-Undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP (pasal 221 s/d 216) 2.2 Undang-Undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2.3 Undang – Undang – Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan. 2.4 Undang- Undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
3.
PENGERTIAN 3.1
Lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang dan ruang Lalu lintas di jalan
3.2
Pengaturan adalah pemberitahuan kepada pengguna jalan bagaimanan dan dimana dapat atau tidak dapat bergerak terutama pada waktu macet atau darurat dalam arti luas semua aktivitas dari kepolisian dalam mengatur lalulintas dijalan umum.
3.3
Penjagaan adalah suatu kegiatan kegiatan Kepolisian Kepolisian dalam rangka memberikan pelayanan masyarakat guna mewujudkan rasa aman baik fisik maupun psikis dengan cara menempatkan personil Unit Turjawali di pos-pos baik pos tetap maupun pos sementara.
3.4
Pengawalan adalah suatu kegiatan Kepolisian dalam rangka memberikan pelayanan pejabat, masyarakat maupun barang lainnya untuk kemudahan di jalan raya tanpa ada hambatan.
3
3.5
Patroli adalah suatu bentuk kegiatan bergerak dari suatu tempat ke tempat tertentu yang dilakukan oleh anggota Unit Turjawali Lantas Polri guna mencegah terjadinya tindak kriminal, memberikan rasa aman, perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat serta melaksanakan patroli didaerah rawan laka,langgar dan macet
3.6
Turjawali adalah suatu kegiatan pengaturan, penjagan, pengawalan dan patroli lalu lintas yang bertujuan untuk menciptakan Kamseltibcar Lantas dan menekan angka kecelakaan.
4.
ALAT/ PERLENGKAPAN PERLENGKAPAN YANG DIBUTUHKAN DIBUTUHKAN 4.1 Alat/ perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan turjawali lantas sebagai berikut: 4.1.1
Kelengkapan perorangan a.
Gampol yang berlaku sesuai ketentuan
b.
Tanda pengenal anggota bisa berupa KTA, KTP, SIM, dll
c.
Sabuk ”Lantas”
d.
Rompi
e.
Pet/Helm/Topi lapangan (sesuai kegiatan)
f.
Borgol
g.
Peluit
h.
Manset
i.
Senter pengatur lalu lintas
j.
4.1.2
Persenjataan ( sesuai kebutuhan )
Kelengkapan secara umum : a.
Surat perintah tugas
b.
Blangko tilang
c.
Papan operasi
4
4.1.3
Perundang-undangan, buku-buku dan referensi yang berkitn dengan turjawali
4.1.4 4.1.5
Alat komunikasi ( HT, HP, dll ) Kendaraan patroli ( R2 dan R4 ) serta bahan bakar Perlengkapan mobil patroli 1) 2) 3) 4) 5)
5.
Perangkat pengeras suara Lampu rotator Public Adress Senter P3K
PROSEDUR PELAKSANAAN 5.1. a. Tahap persiapan pengaturan 1. Menyiapkan Surat perintah tugas 2. Memperhatikan sikap tampang, rapi, bersih dan penampilan personel. 3. mengecek kelengkapan perorangan yg dimiliki anggta antara lain : tutup kepala (pet/helm), sempritan & manset, termasuk kartu anggota. 4. mengecek kelengkapan lapangan antara lain; tongkat lantas, senter serba guna (untuk kegiatan malam hari), rompi lantas, jas hujan. 5. Memberikan app sebelum melaksanakan tugas. 6. Setiap petugas pengaturan lantas dilengkapi buku tilang & blanko teguran. 7. Petugas pengaturan lalulintas sudah harus berada di lapangan sebelum masyarakat melakukan aktivitas.
b. Tahap pelaksanaan 1. Petugas menempatkan diri pada tempat yg mudah dilihat oleh pemakai jalan & terjamin keamanan dalam pelaksanaan tugas. 2. Petugas menguasai 12 sikap dasar pengaturan lalulintas.
5
3. Mengambil posisi
sedemikian rupa sehingga mudah melakukan
gerakan
pengaturan lantas 4. Petugas
yang
melaksanakan
pengaturan
lalulintas
tidak
dibenarkan
menggunakan rompi yg menutup identitas petugas (nama/pangkat/kesatuan). 5. Bila arus lalulintas dalam keadaan normal, petugas melaksanakan penjagaan lalulintas & kegiatan2 sebagai berikut : a. Melakukan pengamatan & mencari faktor2 penyebab timbulnya masalah lalulintas serta menjadikan prioritas untuk penyelesaiannya. b. Mengadakan pembinaan & pendekatan pendekatan terhadap potensi masyarakat yg ada disekitar lokasi & bila diperlukan diminta untuk berperan serta dalam membantu pengaturan lalulintas. c. Bila temukan pelanggar yang dilakukan oleh pengemudi / pengendara yangg dilihat dengan kasat mata (tidak menggunakan helm sesuai ketentuan, (tali helm tidak diikat
& bukan helm yg memenuhi memenuhi standar), kendaran tidak tidak
penuhi syarat laik jalan, pengemudi / pengendara tidak menggunakan lajur paling kiri pada jalan yang memiliki lajur lebih dari 1 terutama terutama sepeda motor & angkutan berat, petugas harus melakukan tindakan sebagai berikut : 1. berhentikan kendaraan pelanggar pada tempat yang memiliki ruang yang cukup untuk berhenti & tidak mengganggu arus lalulintas. (usahakan di bahu jalan). 2. menyuruh pelanggar ke bahu jalan. 3. memerintahkan pelanggar untuk mematikan kendaraan. 4. memberitahukan kapada pelanggar tentang pelanggaran yang dilakukan. 5. memberi penjelasan kepada pelanggar tentang pentingnya perlengkapan kendaraan / sopan santun pengemudi.
6
6. petugas menanyakan surat-surat kendaraan / pengemudi dari pelanggar, & bila salah satu tidak ada, dapat dilakukan tilang (tidak dapat menunjukan sim & atau stnk). 7. mengamankan barang bukti yang disita termasuk berkas tilang & menyerahkan kepada baur tilang pada hari itu juga, bila baur tilang tidak ada, barang bukti diserahkan kepada petugas jaga / piket pada hari itu (petugas piket mencatat dalam buku mutasi penjagaan). 8. memberikan pelayanan kepada pengguna jalan yang perlu bantuan. 9. petugas
dapat
melakukan
tindakan
diskresi
kepolisian
terhadap
pengemudi yang melakukan pelanggaran (teguran lisan / tertulis). 10. membantu masyarakat yang akan menyeberang. 11. menegur angkot yang menurunkan / menaikkan penumpang pada badan jalan / tempat terlarang (rambu larangan berhenti, tikungan, tikun gan, traffic light, jembatan, marka garis tidak terputus dan lain - lain). 12. apabila terjadi kepadatan arus lalu lintas, aggota yang bertugas pada traffic light wajib melaksanakan pengaturan & tidak memfungsikan sementara traffic light sebelum arus lalu lintas kembali normal.
d.
Hal-hal yg Dilarang pada saat Pengaturan 1.
Pada saat melaksanakan
pengaturan lalu lintas dilarang ngobrol sesama
petugas. 2.
dilarang berdiri dengan cara-cara yang tidak sesuai ketentuan seperti istrahat kuda / membelakangi arus lalu lintas.
3.
dilarang pegang ht dengan tangan kanan & penghormatan pada saat melaksanakan pengaturan yang dapat akibatkan tidak jelas perintah / larangan yang diberikan kepada pengguna jalan.
7
4.
pada saat melaksanakan pengaturan petugas dilarang menggunakan hp.
5.
petugas dilarang memarkir kendaraan pada tempat larangan parkir / berhenti termasuk marka chevron.
6.
petugas dilarang ambil sekecil apapun untuk kepentingan pribadi / orang lain dari barang bukti yang disita.
7.
petugas dilarang terima uang titipan denda tilang di jalan.
8.
petugas dilarang terima imbalan dalam bentuk apapun yang terkait dengan kasus pelanggaran & kecelakaan lalulintas.
9.
dilarang istrahat (duduk) di pinggir jalan
5.2.a. Tahap persiapan penjagaan 1.
Menentukan jenis penjagaan, meliputi pos tetap, pos sementara, dan pos yang diperkuat.
2.
Mengecek kesiapan personil yang akan melaksanakan penjagaan (kesehatan, kerapihan dan sikap tampang).
3.
Mengecek peralatan perlengkapan perorangan.
4.
Mendata lokasi/daerah yang dilengkapi/tidak “Apil” .
5.
Mengecek lokasi/daerah yang perlu dilakukan pengawasan/tdidak secara terus menerus.
6.
Menentukan jumlah personel yang dilibatkan berdasar kerawanan
7.
Melaksanakan APP tentang: a. lokasi rawan laka/macet b. Cara bertindak c. Hal khusus yang perlu diatensi
8
b. Tahap pelaksanaan 1.
kegiatan penjagaan lalu lintas dengan pola jaga = 2 kelompok pengertian pola dilaksanakan 1 hari.
2.
posisi petugas jaga aman, mudah melihat/dilihat & menghadap arah lantas berada di luar jalan/jalur, pada kondisi tertentu dapat di badan jalan.
3.
pola waktu pengaturan jam dinas disesuaikan dengan anatomi karakteristik ancaman/ kerawanan
4.
konsolidasi & analisa selesai tugas jaga dengan laksanakan apel cek kuat personel & perlengkapan jaga serta membuat laporan dalam buku mutasi
5.
pengawasan pengendalian & alat arus lalu lintas.
6.
menemukan & menindak pelanggar (peringatan/ditindak )
7.
melakukan TPTKP
8.
memberi pelayanan kepada pengguna jalan
5.3.a Tahap persiapan pengawalan 1.
adakan survey route perjalanan utama & alternatif sebelum dilaksanakan pengawalan.
2.
cek sikap tampang & kerapihan.
3.
cek kelengkapan perorangan & kelengkapan lapangan.
4.
cek kelengkapan kendaraan.
5.
siapkan sprin pengawalan.
6.
melaksanakan app sebelum melaksanakan tugas.
7.
cek air accu, angin, ban, oli mesin, rem, power stering, lampu, segitiga pengaman, traffic cone, meteran, alat tulis, kapur, accident kit dan lain lain.
9
b. Tahap pelaksanaan 1.
menentukan formasi pengawalan sesuai prosedur kawal kehormatan, kawal pengamanan & pengawalan pemantauan dengan mempertimbangkan obyek yang dikawal.
2.
petugas harus menguasai kendaraan yang digunakan, route pengawalan & keadaan cuaca sebelum melakukan pengawalan.
3.
melaksanakan koordinasi melalui alat komunikasi dengan unsure-unsur / petugas pam yg ada di sepanjang route perjalanan.
4.
mampu melakukan prosedur teknis escape dengan mempertimbangkan keamanan obyek pengawalan sebagai prioritas & mencari jalan terdekat dalam keadaan darurat.
5.
operator pengawalan / pengemudi harus tahu persis kondisi ranmor yang dikawal, sehingga pelaksanaan pengawalan berjalan lancar (tidak terjadi yang dikawal tertinggal/ terpisah).
6.
menjamin keamanan dan keselamatan obyek pengawalan sampai tujuan.
c. hal – hal – hal hal yang dilarang 1.
pada
saat
meminta
jalan
untuk
mendahului
kendaraan
tidak
boleh
menggunakan tangan terbuka, tetapi cukup dg jempol diangkat keatas 2.
menggunakan sirine hanya dengan skala prioritas seperti pada jalur tikungan, terjadi kepadatan & kemacetan arus lalulintas
3.
dilarang menggunakan jalur lain yang berlawanan untuk mendahului, kecuali dalam situasi aman
4.
melaksanakan kegiatan lain di luar tugas mengawal
10
5.4.a Tahap persiapan Patroli 1.
cek sikap tampan & kerapihan.
2.
cek kelengkapan perorangan.
3.
siapkan surat perintah pelaks patroli.
4.
melaks app sebelum melaksanakan tugas.
5.
Siapkan kendaraan dan kelengkapannya.
6.
cek air accu, angin ban, oli mesin, rem, power stering, lampu, segitiga pengaman, traffic cone, meteran, alat tulis, kapur, accident kit ,lam pu signe, dll.
b. Tahap pelaksanaan 1. 2.
mengemudikan ranmor dengan kecepatan rata-rata maksimal 30 km/jam jalan di jalur paling kiri
3.
melakukan pengamatan di route patroli
4.
mencatat hal-hal yang menonjol
5.
dipandang perlu “minggir “minggir” ” // berhenti & yang satu keluar kendaraan sedang pengemudi tetap di atas kendaraan
6.
lakukan dikmas lantas
7.
selalu komunikasi dengan induk kesatuan, pos yg dilewati
8.
penggunaan sirene sesuaikan dengan kebutuhan
9.
melakukan pelayanan masyarakat & kepolisian tugas umum. umum.
10. setiap melaksanakan patroli lampu rotator senantiasa menyala. 11. saat patroli kaca samping pengemudi & pendamping senantiasa terbuka kecuali hujan. 12. saat melaksanakan patroli, petugas mengamati & mencermati situasi arus lalulintas, mengintai & menemukan pelanggar, membuntuti dari belakang
11
dengan cara yang aman, mendahului dengan kecepatan diatas rata-rata & mengambil tindakan sesuai prosedur. 13. mengemudi kendaraan patroli dalam kecepatan rata2 max 40 km / jam sehingg mudah mengawasi situasi yang dilalui. 14. mencatat masalah yang menonjol, bila ada yang mencurigakan segera minta informasi kepada kesatuan terdekat. 15. melaporkan situasi lalulintas pada pos / kesatuan polri terdekat. 16. membantu petugas gatur untuk melakukan pengaturan lantas bila terjadi macet / semrawut lalulintas. 17. pada lokasi2 tertentu petugas patroli melakukan penerangan lalulintas dengan menggunakan public adress. 18. bila menemukan pelanggar lalulintas segera melakukan tindakan sesuai proses penindakan, bila dalam tindakan tersebut harus disita barang bukti agar melakukan koordinasi dengan sat lantas pada kesatuan setempat utk penindakan lebih lanjut (untuk patroli antar wilayah). 19. bila menemukan laka lantas & kasus kejahatan lain segera ambil tindakan pertama di TKP & hubungi kesatuan polri setempat untuk penyelesaian proses lanjut. 20. melihat
iring-iringan
pengantar
jenazah,
lakukan
pengawalan
terhadap
rombongan jenazah. 21. pada saat melaksanakan patroli melihat mobil berhenti, maka harus berhenti di belakang mobil tersebut & menyapa pengemudi serta berikan bantuan yang diperlukan tanpa harapkan imbalan dari masyarakat, dengan motto bisa membantu merupakan kebahagiaan kami. 22. pada saat melaksanakan patroli posisi ranmor berada pada lajur paling kiri. 23. membuat laporan hasil pelaksanaan patroli.
12
c. hal-hal yang dilarang 1. mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi kecuali dalam keadaan tertentu yg butuh penindakan dengan cepat (bawa korban laka lantas). 2. melaksanakan pembiaran terhadap terjadinya kemacetan & pelanggaran lalulintas. 3. tidak melaksanakan tindakan pertama di TKP apabila menemukan kasus laka lantas / kejahatan lain yang terjadi di jalan. 4.
pada saat melakukan patroli dilarang melaksanakan razia kendaraan dengan dalih apapun kecuali atas perintah untuk menangkap pelaku kejahatan yang melarikan diri.
6.
5.
dilarang melakukan tindakan penilangan di dalam kendaraan.
6.
dilarang membuka pet & merokok dalam mobil.
7.
memberhentikan ranmor secara mendadak.
8.
dilarang memasang kaca film lebih dari 40 persen persen..
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN 1. Pengawasan a.
Analisa dan evaluasi hasil laporan. l aporan.
b.
Mengecek pelaksanaan melalui alat komunikasi (Telepon / HT).
c.
Mengontrol langsung di route pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas yang sudah ditentukan.
d.
Survey secara langsung kepada masyarakat dalam route yang telah ditentukan dan menanyakan respon masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas.
13
2. Pengendalian a.
Melalui pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
b.
Langsung dan tidak langsung
c.
Dalam pelaksanaan kegiatan turjawali dilarang: 1.
Menyimpang dari route daerah yang telah ditentukan.
2.
Menerima segala bentuk imbalan dan atau pungli.
3.
Melepas atribut atau perlengkapan yang ada pada perorangan.
4.
Melakukan tindakan tercela yang dapat merugikan masyarakat, profesi dan kesatuan.
7.
PENUTUP 1. Ketentuan perubahan dan berlakunya Standard Operation Prosedur ini ada pada Dit Lantas Polda Gorontalo yang pelaksanaan dan pembinaan / bimbingan teknis dilakukan oleh Kasubdit Bin Ops Ditlantas Polda Gorontalo. 2. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan prosedur Unit Turjawali yang telah ada dan tidak bertentangan dengan Petunjuk Pelaksanaan ini tetap berlaku sebagaimana mestinya. 3. Buku Standard Operation Prosedur (SOP) berlaku sejak ditetapkan. Ditetapkan di Pada tanggal
: :
Gorontalo 2016
An. KEPALA KEPOLISIAN RESOR GORONTALO WAKA u.b KASAT LANTAS TTD WAWAN ANID S. SH.SIK. AJUN KOMISARIS POLISI NRP 82051524