Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
1.
PENDAHULUAN
1.1.
Umum
Pembangunan struktur mensyaratkan suatu perencanaan struktur rancang bangun yang detail dan menyeluruh. Perencanaan struktur tersebut harus merupakan sesuatu yang bisa dilaksanakan dan memenuhi kriteria-kriteria teknis dan non-teknis. Laporan ini menjelaskan tentang tinjauan aspek struktural dan geoteknikal termasuk di dalamnya sistem struktur dan analisis struktur secara garis besar untuk Bendung PLTM Walesi 2. Dalam laporan ini juga dijelaskan tentang idealisasi perhitungan struktur dan beban-beban yang bekerja pada banguna, baik beban gravitasi maupun beban lateral sesuai dengan spesifikasi yang diterima dan
standar-standar
berikut
peraturan-peraturan
yang
digunakan
untuk
perancangan struktur bangunan. 1.2.
Data Teknis Bendung
PLTM Walesi 2 merupakan salah satu bangunan pembangkit listrik tenaga air di Indonesia yang berlokasi di Provinsi Papua. Bangunan ini berfungsi untuk mengalihkan air dari sungai menuju intake. Struktur dibangun dari beton bertulang dan beton siklop. Berikut ditampilkan gambar-gambar lokasi, dan potongan dari bendung PLTM Walesi 2.
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
1
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
Gambar 1. Layout Bendung PLTM Walesi 2
2
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
Gambar 2. Potongan Melintang Bendung PLTM Walesi 2
Gambar 3. Potongan Memanjang Bendung PLTM Walesi 2
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
3
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
Gambar 2. Potongan Melintang Bendung PLTM Walesi 2
Gambar 3. Potongan Memanjang Bendung PLTM Walesi 2
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
DESAIN STRUKTUR
2.
2.1.
Standar dan Kode Desain
Desain struktur Bendung PLTM Walesi 2 mengacu pada beberapa Standard dan Code yang sudah biasa digunakan pada perencanaan-perencanaan Gedung di Indonesia. Standar dan Code tersebut adalah sebagai berikut:
Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung SKBI – 1987
Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 032847-2002
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 1726-2002.
Uniform Building Code (UBC 1997)
Building Code Requirements for Reinforced Concrete, ACI 318-92
3
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
DESAIN STRUKTUR
2.
2.1.
Standar dan Kode Desain
Desain struktur Bendung PLTM Walesi 2 mengacu pada beberapa Standard dan Code yang sudah biasa digunakan pada perencanaan-perencanaan Gedung di Indonesia. Standar dan Code tersebut adalah sebagai berikut:
Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung SKBI – 1987
Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 032847-2002
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 1726-2002.
Uniform Building Code (UBC 1997)
Building Code Requirements for Reinforced Concrete, ACI 318-92
Debit rencana untuk desain bangunan hidarulik adalah debit dengan probabilitas ±65% sebesar 15.8 m3/s. Debit tersebut diperoleh dari analisis debit aliran rendah menggunakan model NRECA. Dalam desain digunakan 110% debit rencana dan berikut debit rencana pada tiap bangunan hidarulik. normal Bangunan Intake De-sedimentation Basin Saluran Pembawa Headtank Penstock
2.2.
max/gen 1.1 1.1 1.1 1.1 1.0
Qgen (m3 /s) 17.38 17.38 17.38 17.38 15.80
Bendung
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
4
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
Lokasi bendung dipilih berdasarkan alasan topografis, geologi, teknis dan ekonomis. Secara ekonomis, artinya ditinjau dari volume pekerjaan merupakan alternatif yang paling murah. Alasan topografis, menyangkut aspek elevasi, kondisi palung, dan lain-lain. Sedangkan alasan geologis, menyangkut aspek stabilitas konstruksi. Lebar bendung (B) adalah jarak antara tembok pangkal di sebelah kiri dan kanan. Lebar efektif bendung (Be) adalah lebar bendung akibat adanya pengaruh pilar. Lebar pembilas yang sebenarnya (dengan bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80% dari lebar rencana untuk mengkompensasi perbedaan koefisien debit dibandingkan dengan mercu bendung itu sendiri. Berikut rumus dalam menentukan lebar efektif. Be(mercu)
= B(mercu) -2 (nKp + Ka) H1
Be(pembilas)
= 0,80 x B(pembilas)
Be(total)
= Be(mercu) + Be(pembilas)
Dimana: n
= jumlah pilar
Kp
= koefisien kontraksi pilar
Ka
= koefisien kontraksi pangkal bendung
H1
= tinggi energi, m
Nilai koefisien Ka dan Kp diperoleh dari tabel berikut: Tabel 1. Harga-Harga Koefisien Kontraksi
Kp Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 0,1 dari tebal pilar. Untuk pilar berujung bulat. Untuk pilar berujung runcing.
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
0,02 0,01 0 Ka
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 90o ke arah aliran. Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90 o ke arah aliran dengan 0,5 H 1 > r > 0,15 H1. Untuk pangkal tembok bulat dimana r > 0,5 H 1 dan tembok hulu tidak lebih dari 45 o ke arah aliran
0,20 0,10 0
Debit yang dapat dialirkan oleh bendung untuk suatu lebar efektif dan kaitannya dengan tinggi badan air yang berada di atas mercu di atur oleh persamaan berikut, yang diadaptasi dari Waterways Experiment Station (WES): Q=C Le He1.5 Dimana: Q
= Debit limpasan diatas mercu (ft3/s)
C
= Koefisien debit
Le
= Panjang mercu pelimpah efektif
He
= Tinggi tekan total, termasuk Ha (ft)
Ha
= Tinggi kecepatan(ft)
Hd
= Tinggi tekan rencana (ft)
Persamaan WES menggunakan satuan dalam feet karena koefisien dan persamaan dibuat atas dasar pengamatan dengan memakai satuan british. Pada studi ini, hasil debit dan muka air harus dikonversikan lagi ke satuan internasional. Tinggi jagaan yang dipakai dalam merencanakan bendung untuk segala kondisi harus terdapat spasi satu meter antara muka air dengan sayap bendung. Persamaan tinggi energi-debit untuk bendung diadaptasi dari WES adalah sebagai berikut: Tabel 2. Perhitungan hidrolik bendung No
Hd (ft)
Hd(m)
h/Hd
C/Cd
C
Le (ft)
Le (m)
Q (ft 3 /s)
Q (m3 /s)
WS El (m)
1
0.00
0.00
-
1.00
4.03
98.42
30.00
0.00
0.00
1800
2
1.00
0.30
16.40
1.00
4.03
98.20
29.93
395.77
11.21
1800.305
3
2.00
0.61
8.20
1.00
4.03
97.98
29.87
1116.89
31.63
1800.61
4
3.00
0.91
5.47
1.00
4.03
97.76
29.80
2047.25
57.97
1800.914
5
4.00
1.22
4.10
1.00
4.03
97.54
29.73
3144.85
89.05
1801.219
6
5.00
1.52
3.28
1.00
4.03
97.32
29.66
4385.15
124.17
1801.524
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
7
6.00
1.83
2.73
1.00
4.03
97.10
29.60
5751.39
162.86
1801.829
8
7.00
2.13
2.34
1.00
4.03
96.88
29.53
7231.16
204.76
1802.134
9
8.00
2.44
2.05
1.00
4.03
96.66
29.46
8814.73
249.61
1802.438
10
9.00
2.74
1.82
1.00
4.03
96.44
29.40
10494.17
297.16
1802.743
11
10.00
3.05
1.64
1.00
4.03
96.22
29.33
12262.88
347.25
1803.048
12
11.00
3.35
1.49
1.00
4.03
96.00
29.26
14115.21
399.70
1803.353
13
12.00
3.66
1.37
1.00
4.03
95.78
29.20
16046.27
454.38
1803.658
14
13.00
3.96
1.26
1.00
4.03
95.82
29.21
18100.83
512.56
1803.962
15
13.33
4.06
1.23
1.00
4.03
95.76
29.19
18783.87
16
14.00
4.27
1.17
1.00
4.03
95.62
29.15
20186.83
571.63
1804.267
17
15.00
4.57
1.09
1.00
4.03
95.42
29.09
22341.05
632.63
1804.572
18
16.00
4.88
1.03
1.00
4.03
94.58
28.83
24395.34
690.80
1804.877
5.00
531.90
1804.063
Q=531.9 m3/s; Hd=4.06m
4.50 4.00 3.50 3.00
) m ( 2.50 d H 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 0
100
200
300
400
500
600
700
Q (m3/s)
Gambar 4. Rating Curve Bendung
Mercu yang digunakan adalah mercu bulat, kemiringan hulu relatif (1:1) tegak dan kemiringan hilir 1:1. Ini berdasarkan syarat bahwa 0,7H < R < H dimana: R
= jari-jari mercu (m)
H
= tinggi air banjir diatas mercu (m)
Bentuk mercu bendung dihitung berdasarkan WES:
−1
=
Dimana:
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
X dan Y = koordinat profil mercu dengan koordinat awal terletak pada puncak mercu Hd
= kedalaman aliran tanpa tinggi kecepatan (m)
K dan n
= parameter (tergantung dari kemiringan mercu sebelum puncak) Tabel 3. Parameter K dan n (Chow, 1986)
Kemiringan mercu sebelum puncak Vertikal 3:1 3:2 3:3
K
n
2.000 1.936 1.939 1.873
1.850 1.836 1.810 1.776
Perhitungan penampang mercu berdasarkan WES adalah sebagai berikut: Tabel 4. Perhitungan Penampang Mercu No
X
X^n
K.Hd^(n-1)
Y
El.
dy/dx
1
0.00
0.000
6.5854
0.000
1,803.00
2
0.35
0.142
6.5854
-0.022
1,802.98
0.062
3
0.70
0.511
6.5854
-0.078
1,802.92
0.161
4 5
1.04 1.39
1.083 1.844
6.5854 6.5854
-0.164 -0.280
1,802.84 1,802.72
0.249 0.332
6
1.74
2.786
6.5854
-0.423
1,802.58
0.411
7
2.09
3.903
6.5854
-0.593
1,802.41
0.488
8
2.44
5.191
6.5854
-0.788
1,802.21
0.562
9
2.78
6.646
6.5854
-1.009
1,801.99
0.635
10
3.13
8.264
6.5854
-1.255
1,801.75
0.706
11
3.48
10.043
6.5854
-1.525
1,801.48
0.776
12
3.83
11.979
6.5854
-1.819
1,801.18
0.845
13 14 15 16 17 18 19 20
4.18 4.52 4.87 5.22 5.57 5.92 6.26 6.61
14.071 16.317 18.715 21.262 23.959 26.802 29.792 32.926
6.5854 6.5854 6.5854 6.5854 6.5854 6.5854 6.5854 6.5854
-2.137 -2.478 -2.842 -3.229 -3.638 -4.070 -4.524 -5.000
1,800.86 1,800.52 1,800.16 1,799.77 1,799.36 1,798.93 1,798.48 1,798.00
0.913 0.980 1.046 1.112 1.177 1.241 1.305 1.368
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
1,804.00
1,803.00
1,802.00 ) m 1,801.00 ( i s a v e 1,800.00 l E
1,799.00
1,798.00
1,797.00 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
X (m)
Gambar 5. Penampang Mercu
Berdasarkan hasil perhitungan bendung diatas maka dimensi bendung adalah sebagai berikut: = 531.9 m3/s
Q50th
Bbendung = 30 m
Bpembilas = 1 x 2 m
Bpilar
Btot-bendung = 33.5 m
Beff-bendung = 29.19 m
Hbendung = 5 m
Tinggi air di atas mercu
= 4.06 m, lihat Gambar 4
Tinggi jagaan
=1m
Elevasi puncak bendung
= +1803 m
Elevasi dasar bendung
= +1798 m
Elevasi air di atas mercu
= +1807.06 m
Elevasi pilar mercu
= elevasi air di atas mercu + tinggi jagaan
= 1 x 1.5 m
= +1808.06 m
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
2.2.1.
Peredam Energi
Peredam energi menggunakan tipe bak (bucket type), dimana diasumsikan bendung berada di sungai yang mengangkut bongkah atau batu-batu besar dengan dasar yang relatif tahan gerusan. Peredam energi memakai standar yang diakui yakni EM 1110-2-1603 dari USACE, “Hydraulic designs of spillway ”, dan juga USBR Engineering monograph No. 25, “Hydraulic designs of stilling basins and dissipator ”. Peredam energi tipe bak menggunakan jari-jari minimum bak yang diizinkan (R min) dan batas minimum tinggi air hilir (Tmin) dalam menentukan dimensinya. Perhitungan peredam energi tipe bak menggunakan grafik untuk mendapatkan dimensi-dimensinya yang ditunjukkan pada Gambar 6 dan Gambar 7.
hc
3
q
2
g
Dimana: hc
= kedalaman aliran kritis (m)
q
= debit per lebar satuan (m3/s.m)
g
= percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
Gambar 6. Jari-Jari Minimum Bak (KP-02 1986)
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
Gambar 7. Batas Minimum Tinggi Air di Hilir (KP-02 1986)
Gambar 8. Sketsa Penampang Peredam Energi Tipe Bak (KP-02, 1986)
Berikut dimensi yang direncanakan untuk peredam energi tipe bak.
Q50th = 531.90 m3/s
Rmin = 5.08 m ≈ 5.10 m
Tmin = 6.72 m ≈ 6.80 m
Pendsill = 0.51 m ≈ 1.00 m
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
3.
ANALISA GEOTEKNIK
3.1.
Tubuh Bendung
3.1.1.
Kondisi Gempa
W1 W3
Eq
Pa M
Pa D
Pa S
W2 O
NORMAL NORMAL + EARTHQUAKE CONDITION
Pa M
NORMAL CONDITION NORMAL CONDITION + EARTHQUAKE MAIN WEIR WALESI DIMENSION : H1 = H2 = Bt = Bb = H4 =
5.75 0.80 1.31 7.00 1.00
PARAMETER : gwater = 10 gmud = 9 gcyclopean = 24 t = 0.1 f = 33
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
m m m m m
kN/m3 kN/m3 kN/m3 MPa degree
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
CALCULATION OF WEIGHT & CENTRE OF GRAVITY :
W1
W2
W3
PwU
X1
X2
X3
X6
= =
(H1-H2)*Bt*gcyclopean 155.628
kN
= =
Bb*H2*gcyclopean 134.400
kN
= =
0.5*(H1-H2)*(Bb-Bt)*gcyclopean 337.986
kN
= =
0.5*(0)^2*gwater 0.000
kN
= =
Bb-Bt/2 6.345
m
= =
(Bb)/2 3.500
m
= =
(Bb-Bt)*2/3 3.793
m
= = =
(Bb)*2/3 9.55*2/3 4.667
m
CALCULATION OF FORCES :
PwS
PwD
PwM
Eq
=
0.5*(gwater)*(H1-H2)^2
=
122.513
=
Cd*k*(gwater)*(H1-H2)^0.5
=
3.395
=
0.5*(gmud)*(H4)^2*kmud
=
2.250
=
(W1+W2+W3)*I*k
=
197.146
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
kN Cd kN
kN
kN
=
kmud =
7/12 0.5
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
Zone D, Wil. Gempa Indonesia Z
=
1.2
ac
=
0.218
V
=
1
ad
=
0.2616
k
=
0.2616
I
=
1.2
Y1
=
H2+(H1-H2)/3
=
2.450
=
H2+(H1-H2)*0.5
=
3.275
=
H2+(H4)/3
=
1.133
=
H2+(H1-H2)/2
=
3.275
=
H2/2
=
0.400
=
H2+(H1-H2)/3
=
2.450
Y2
Y3
Y1'
Y2'
Y3'
YRest = =
*g tabel
m
m
m
m
m
m
((W1*Y1')+(W2*Y2')+(W3*Y3'))/(W1+W2+W3) 2.216
m
Overtuning Moment (Operational) = (PwS*Y1)+(PwD*Y2)+(PwM*Y3)+(PwU*X6) = 313.825 kN m Overtuning Moment (Earthquake) = (PwS*Y1)+(PwD*Y2)+(PwM*Y3)+(PwU*X6)+(Eq*Yrest) = 750.647 kN m Shear Force (Operational) = (PwS)+(PwD)+(PwM)+(PwU) = 128.158 kN m
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
Shear Force (Earthquake) = (PwS)+(PwD)+(PwM)+(PwU)+Eq = 325.304 kN m Moment Resistance = (W1*X1)+(W2*X2)+(W3*X3) = 2,739.953 kN m Shear Resistance = (W1+W2+W3)*TAN(f)+t*Bb*1000 = 1,107.576 kN m CALCULATION OF STABILITY : SF Due to Overtuning (Operational) Resisting Moment/ Overtuning Moment = (Operational) OK = 8.731 > 2 SF Due to Overtuning (Earthquake) Resisting Moment/ Overtuning Moment = (Earthquake) OK = 3.650 > 1.2 SF Due to Sliding (Operational) Shear Resistance/Shear Force = (Operational)
=
8.642
>
2.5
OK
SF Due to Sliding (Earthquake) Shear Resistance/Shear Force = (Earthquake)
=
3.405
>
2.5
OK
smax = (W1+W2+W3)/Bb/1+6*M. Overt/1/Bb^2 =
128.144 kN m
smin = (W1+W2+W3+W4)/Bb/1-6*M. Overt/1/Bb^2 =
51.289 kN m
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
smax modified
=
128.14
kN m
TABEL TERZAGHI (f=33) c = 0 Nc = 48.09
smin
51.29 kN m
modified
D = 1 g = 19 Nq = 32.23 Ng = 31.94
Bearing Capacity = c*Nc+D*g*Nq+0.5*B*g*Ng = 2,736.38 > 128.14
3.1.2.
OK
Kondisi Banjir
FLOOD CONDITION MAIN WEIR WALESI DIMENSION : H1 = H2 = Bt = Bb = H4 = H3 =
5.75 0.80 1.31 7.00 1.00 5.75
m m m m m m
PARAMETER :
gwater = 10
kN/m3
gmud = 9
kN/m3
gcyclopean = 24 t = 0.1 f = 33
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
kN/m3 MPa degree
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
CALCULATION OF WEIGHT & CENTRE OF GRAVITY :
W1
=
(H1-H2)*Bt*g cyclopean
=
155.63
kN
W2 = Bb*H2*g cyclopean = W3
=
134.40
0.5*(H1-H2)*(Bb-Bt)*gcyclopean
= W4
=
kN
337.99
kN
(H3-H1)*Bb*gwater
=
-
kN
PwU = 0.5*(0)^2*g water = 0.00
kN
X1 = Bb-Bt/2 = 6.35
m
X2 = (Bb)/2 = 3.50
m
X3
= (Bb-Bt)*2/3 = 3.79
m
X4 = (Bb)/2 = 3.50 X6 = (Bb)*2/3 = 4.67
m
CALCULATION OF FORCES :
PwS = 0.5*(g water)*(H3-H2))^2 = 122.5125
kN
PwD = Cd*k*(g water)*(H3-H2))^0.5 = 129.78
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
kN
Cd = 7/12 k mud = 0.5
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
PwM = 0.5*(g mud)*(H4)^2*k mud
Y1
Y2
Y3
Y1'
= 2.25
kN
= H2+(H3-H2)/3 = 2.45
m
= H2+(H3-H2)^0.5 = 3.02
m
= H2+(H4)/3 = 1.13
m
= H2+(H1-H2)/2 = 3.275
m
Y2' = H2/2 = 0.4 Y3'
= H2+(H1-H2)/3 = 2.45
YRest =
m
m
((W1*Y1')+(W2*Y2')+(W3*Y3'))/(W1+W2+W3)
= 2.22
m
Overtuning Moment (Flood) = (PwS*Y1)+(PwD*Y2)+(PwM*Y3)+(PwU*X6) = 695.28 kN m
Shear Force (Flood) = 806.45+0+2.25+0 = 254.55
kN m
Moment Resistance = (W1*X1)+(W2*X2)+(W3*X3)+(W4*X4) = 2,739.95 kN m
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
Shear Resistance = (W1+W2+W3+W4)*TAN(f)+t*Bb*1000 = 1,107.58 kN m CALCULATION OF STABILITY : SF Due to Overtuning (Flood) = Resisting Moment/ Overtuning Moment (Flood) = 3.94 > 1.2 OK SF Due to Sliding (Flood) = Shear Resistance/Shear Force (Flood) OK = 4.35 > 2.5
smax = (W1+W2+W3+W4)/Bb/1+6*M. Overt/1/Bb^2 =
174.85
kN m
smin = (W1+W2+W3+W4)/Bb/1-6*M. Overt/1/Bb^2 = 4.58 smax modified
=
kN m
448.52-70.30
= 170.27
kN m
TABEL TERZAGHI (f=33) c = 0
smin modified
= 100.21-100.21 = 0.00
Nc = 48.09 kN m
D g Nq Ng
Refer to REFERENCE in last page Bearing Capacity = c*Nc+D*g*Nq+0.5*B*g*Ng = 2,736.38 > 170.27
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
OK
= = = =
1 19 32.23 31.94
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
3.2.
Dinding Penahan Tanah Hulu (tinggi 10 meter)
3.2.1.
Kondisi Masa Konstruksi
3.2.2.
Kondisi Gempa
3.3.
Dinding Penahan Tanah Hulu (tinggi 5.5 meter)
3.3.1.
Kondisi Masa Konstruksi
3.3.2.
Kondisi Gempa
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya
Nota Desain Bendung PLTM Walesi 2
4.
ANALISA STRUKTUR
PT. Bumi Cenderawasih Jayawijaya