REFLEKSI HASIL KUNJUNGAN ECCE DI POS KESEHATAN GEREJA SANTO ANTONIUS KOTA BARU YOGYAKARTA Oleh : Isaias Stany Renjaan 41150080
I.
Keterangan waktu dan tempat Hari/ tanggal
: 1. Minggu, 30 September 2017 2. Minggu, 08 Oktober 2017 3. Minggu, 22 Oktober 2017 4. Minggu, 29 Oktober 2017
II.
Waktu
: Pkl. 09:00 – 12:00 12:00 WIB
Tempat
: Pos Kesehatan Gereja St. Antonius Kota Baru
Pengantar Pos kesehatan kota baru merupakan suatu pusat layanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan secara gratis. Pos ini dibuka pada hari minggu sesudah misa terakhir pada pagi hari yaitu sekitar setengah 10 selesai. Pos ini menyediakan layanan pemeriksaan yang dilakukan baik oleh dokter umum maupun dokter gigi. Selain dilayani oleh dokter, juga turut serta membantu mahasiswa farmasi dari Universitas Sanata Dharma dan dokter-dokter koas dari berbagai universitas di jogja j ogja maupun di luar lua r jogja. jo gja. Salah satunya koas dari UGM dan UNS yang rutin setiap minggunya membatu pelayanan di POSKES ini. Layanan kesehatan ini diperuntukan bagi siapa saja tanpa memandang latar belakang apapun. Meski didirikan oleh sebuah Gereja Katolik namun yang saya temukan banyak sekali pasien yang non katolik rutin melakukan pemeriksaan di poskes ini.
Pada umunya layanan kesehatan disini tidak dipungut biaya tetapi untuk pemeriksaan POCT berupa Glukosa, Kolesterol, dan Asam urat dikenakan biaya 15 ribu/ pemeriksaan. Layanan bidang farmasi yang ada pun sudah cukup baik dan memadai terbukti dengan adanya ruang farmasi yang bagi saya cukup memenuhi standar kebutuhan obat dari setiap pasien yang berkunjung. Pada kunjungan ke POSKES yang pertama, rupanya disediakan juga layanan donor darah bagi siapa saja yang bersedia. Tentunya donor darah diawali dengan screening tekanan darah dan kadar Hb pendonor sebelum dilakukan pengambilan. Kamipun turut membatu mengukur tekanan darah calon pendonor dan melakukan anamnesis di layanan dokter umum.
III.
IV.
Kepengurusan 1. Koordinator I
: Mba Putri (mahasiswa farmasi)
2. Koordinator II
: dokter muda Lia
Mekanisme Pelayanan dan Temuan-temuan yang ada Seperti layanan kesehatan lainnya, di POSKES kota baru dilakukan pertama-tama registrasi pasien oleh mahasiswa farmasi SADHAR, kemudia anamnesis dan pemeriksaan tekanan darah juga POCT oleh kami mahasiswa FK UKDW. Setelah itu hasil anamnsis diserahkan ke dokter yang bertugas, biasanya dokter alumni UGM, juga dokter-dokter muda yang sedang koas. Setelah dijalani pemeriksaan oleh dokter maka dokter akan meresepkan obat bagi pasien yang dapat diambil di bagian farmasi. Untuk mempermudah dokter dalam pemberian terapi, daftar obatobatan yang tersedia sudah ditempelkan diatas meja pemeriksaan. Obat yang ditebus tidak dipungut biaya begitupun pemeriksaannya. Untuk layanan dokter gigi biasanya tanpa anamnesis sehingga pasien akan diarahkan langsung ke ruang pemeriksaan dokter gigi. Terdapat 4 ruang utama di POSKES ini yaitu 1 ruang anamnesis yang berisi 2 meja anamnesis dan 1 tempat tidur pemeriksaan, 1 ruang pemeriksaan dokter umum yang berisi 2 meja pemeriksa, 1 ruang pemeriksaan dokter gigi beserta dengan alat pemeriksaan gigi yang telah tersedia, dan 1 ruang farmasi. Selain itu tersedia juga 2 toilet umum.
Sebelum POSKES dibuka kami semua pihak yang melakukan pelayanan secara bersama-sama melakukan pembersihan seluruh ruangan yang ada untuk menjaga kebersihan karena semua alas kaki harus dilepas saat mesuk ke ruang-ruangan yang ada. Adapun pasien yang berkunjung secara umum merupakan pasien-pasien yang sudah rutin sejak lama melakukan pemeriksaan di POSKES ini. Pasien yang datang didominasi oleh usia lanjut atau pasien geriatri dengan keluhan secara umum adalah nyeri pada tulang dan sendi. Adapun pasien anak dan dewasa yag berkunjung sejauh ini adalah pasien dengan keluhan demam, batuk, pilek. Selain itu yang terbanyak disini juga pasien-pasien dengan penyakit kronik seperti hipertensi dan diabetes melitus tipe 2. Angka kepatuhan minum obat dan pantangan dari pasien-pasien ini masih dikatakan cukup baik meski kadang ada yang masih belum patuh. Dari segi ekonomi dari hasil anamnesis yang saya lakukan sejauh ini pasien yang berkunjung adalah pasien dengan ekonomi menengah ke bawah yang tidak memiliki cukup biaya untuk berobat ke rumah sakit karena belum memiliki JKN dari pemerintah. Terkadang saya sampai terlarut dalam kesedihan ketika pasien menceritakan kondisi ekonominya dengan beban hidup yang harus ditanggungi, apalagi pasien yang sudah usia lanjut tetapi harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Terkait dengan permintaan dokter pembimbing untuk mencari kasus yang ditemukan pada pasien yang berkunjung dengan penyakit kronis, saya telah menemukan seorang ibu pasien geriatri dengan keluhan nyeri punggu bawah yang sudah dirasakat bertahun-tahun. Ibu tersebut bernama Erianti (61 tahun) sudah bersedia untuk didampingi dan berdasarkan hasil anamnesis juga dari rekam medis didapati beliau selama ini hanya bergantung pada obat antin yeri yang diberikan dari poskes ini. yang menyedihkan dari ibu ini adalah dalam kondisinya yang sakit ia berusaha untuk mencari lapangan pekerjaan tapi tak kunjung-kunjung didapat karena alasan kesehatan beliau yang kurang baik sehingga setiap melamar selalu ditolak. Beliau juga menceritakan kondisi ekonominya kepada saya sampai-sampai beliaupun meneteskan air mata. Untuk dapat bertahan hidup belau hanya memperoleh makan dari tetangga sekitar. Jalan untuk makan, karena kondisi ekonomi yang sangat kurang beliau dengan kondisi nyeri seperti itu harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk sampai ke poskes dan berobat. Beliau tinggal di
rumah susun sekitaran tugu dan harus berjalan kaki hingga kotabaru untuk memperoleh pengobatan gratis sejak tahun 2010an hingga saat ini. sudah sejak lama beliau disarankan oleh dokter yang bertugas di POSKES untuk melakukan foto rontgen di rumah sakit dengan bantuan kartu BPJS yang dimiliki namun dari hasil anamnesis beliau bercerita kalau beliau tidak memiliki biaya sepeserpun untuk membayar transportasi ke rumah sakit, akhirnya sampai saat ini beliau belum didiagnosis secara pasti oleh dokter yang ada. Ada yang mendiagnosa gangguan pada jantung, ada juga mediagnosa kelainan muskuloskeletal. Beliau memiliki 2 orang anak yang tinggal di bogor namun ekonomi keluarga anaknya juga sangat minim sehingga beliau tidak dapat hidup bersama dengan anaknya. Sampai saat ini kami bersepakat untuk tiap 2 minggu beliau berkunjung untuk memantau perkembangannya dan juga berencana untuk mengantarkan beliau ke rumah sakit saat ada waktu yang tepat. V.
Kendala/ masalah Permasalahan maupun kejanggalan yang saya temukan saat melakukan pelayanan di POSKES ini adalah dari struktur bangunannya harus mulai direhab mengingat saat ini semakin banyak pasien yang berkunjung dan kondisi palfon sudahkurang baik. Terkadang dokter yang bertugas juga belum tepat waktu sehingga pasien yang mengantri semakin banyak dan menunggu cukup lama.
VI.
Kesan dan kesimpulan Sejauh ini kesan yang sangat bermakna bagin saya ialah pengalaman melakukan anamnesis ke pasien yang sesungguhnya, tidak lagi dengan pasien simulasi saat SL. Selain itu yang saya dapati ialah pengetahuan baru dari para dokter maupun koas yang bertugas. Mereka selalu membantu kami dan menjelas kan kepada kami terkait kasus-kasus pada pasien yang berkunjung, hal tersebut tentu sangat membantu kami dan memperkaya kami dengan pengetahuan yang belum kami peroleh ataupun merefreshkan kembali pengetahuan yang sudah kami dapat sebelumnya. Selain itu lewat anamnesis saya mulai dilatih untuk menggali permasalahan pasien secara dalam, menunjukan sikap empati, mendengarkan secara aktif dan memberi respon yang sesuai bagi pasien. Ternyata yang selama ini saya pelajari tidak sia-sia, sebagai contoh saat SL dulu saya diajarkan bagaimana membatasi pasien yang banyak cerita. Itu saya temukan selama ECCE ini dan syukurlah saya mampu
memotong pembicaraan pasien dengan baik dan mengakhirinya tanpa membuat pasien tersinggung. Terimaksih para dosen FK UKDW atas pengalaman dan ilmu yang diberikan sehingga dapat saya terapkan dalam ECCE ini sebulum saya memasuki dunia kerja nanti. DOMINUS NOBISCUM
LAMPIRAN FOTO