LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS SARI ASIH CILEDUG NOMOR 058/SK/DIR/RSSA-CLD/IV/2015 TENTANG PANDUAN PERSETUJUAN UMUM (GENERAL CONSENT) BAB I DEFINISI 1. Definisi Umum a. Bahwa masalah kesehatan sesesorang ( pasien ) adalah tanggung jawab seorang ( pasien ) itu sendiri. Dengan demikian, sepanjang keadaan kesehatan tersebut tidak sampai mengganggu orang lain, maka keputusan untuk mengobati atau tidaknya masalah kesehatan yang dimaksud, sepenuhnya terpulang dan menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. b. Bahwa tindakan kedokteran yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi untuk meningkatkan atau memulihkan kesehatan seseorang ( pasien ) hanya merupakan suatu upaya yang tidak wajib diterima oleh seorang ( pasien ) yang bersangkutan, karena sesungguhnya dalam pelayanan kedokteran tidak seorangpun
yang
dapat
memastikan
keadaan
hasil
akhir
dari
diselenggarakannya pelayanan kedokteran tersebut ( uncertainty result ), dan karena itu tidak etis jika sifatnya jika penerimaannya dipaksakan. Jika seseorang karena satu dan lain hal, tidak dapat atau tidak bersedia menerima tindakan kedokteran yang ditawarkan, maka sepanjang penolakan tersebut tidak membahayakan orang lain, harus dihormati. c. Bahwa hasil dari tindakan kedokteran akan lebih berdaya guna dan berhasil guna apabila terjalin kerjasama yang baik antara dokter dan pasien sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, dalam rangka menjalin kerjasama yang baik ini perlu diadakan ketentuan yang mengatur tentang perjanjian antara dokter atau dokter gigi dengan pasien. Pasien menyetujui ( consent ) atau menolak, adalah merupakan hak pribadinya yang tidak boleh dilanggar, setelah mendapat informasi dari dokter atau dokter gigi terhadap hal-hal yang
1
akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi sehubungan dengan pelayanan kedokteran yang diberikan kepadanya. d. Informed Consent terdiri dari kata Informed yang berarti telah mendapatkan informasi dan consent berarti persetujuan ( ijin ). Yang dimaksud dengan informed consent dalam profesi kedokteran adalah pernyataan setuju ( consent ) atau ijin dari seseorang ( pasien ) yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan ( voluntary ) terhadap tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang kedokteran yang dimaksud. e. Bahwa, untuk mengatur keserasian, keharmonisan dan ketertiban hubungan dokter atau dokter gigi dengan pasien melalui Informed Consent harus ada Panduan sebagai acuan bagi seluruh personil rumah sakit. f.
General Consent dimanaPasien perlu dijelaskan tentang apa yang akan dilakukan terhadapnya selama berada di rumah sakit, seperti pemeriksaan fisik, tes diagnostik, tindakan umum, pengobatan, dan lain-lain. Pasien diberi informasi tentang adanya persetujuan khusus yang diperlukan untuk tindakantindakan atau pengobatan tertentu. Pasien juga diberi penjelasan tentang tanggung jawab pembayaran biaya pengobatan, proses pengurusan pertanggungan asuransi, batas tanggung jawab rumah sakit terhadap barangbarang berharga milik pasien, pelepasan informasi medis, dan lain-lain. Persetujuan umum (general consent) itu juga harus mencantumkan bila ada mahasiswa atau tenaga magang lain terlibat dalam proses pelayanan. Rumah sakit harus menetapkan bagaimana suatu persetujuan umum (general consent) didokumentasikan di dalam rekam medis pasien. Dan untuk itu, RS Sari Asih menetapkan hal tersebut diatas sebagai beberapa bagian penting dari general consent.
2. Pengertian a. Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap
2
mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien. b. Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang selanjutnya disebut tindakan kedokteran, adalah suatu tindakan medis berupa preventif, diagnostik, terapeutik atau rehabiliatif yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien. c. Tindakan invasif, adalah tindakan yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien. d. Tindakan Kedokteran yang mengandung resiko tinggi adalah tindakan medis yang berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan e. Pasien, adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik dalam keadaan sehat maupun sakit. f. Dokter dan Dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. g. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunnya. Ayah : - Ayah kandung - Termasuk “Ayah” adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan pengadilan atau berdasarkan hokum adat. Ibu
: -
Ibu Kandung Termasuk “Ibu” adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
Suami : -
Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Istri
:
3
-
Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang laki-laki berdasarkan peraturan perundang-undangan
-
yang berlaku. Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari 1 ( satu ) istri persetujuan / penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari mereka.
h. Wali, adalah orang yang menurut hukum menggantikan orang lain yang belum dewasa untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum, atau orang i.
yang menurut hukum menggantikan kedua orang tua. Induk Semang, adalah orang yang berkewajiban untuk mengawasi serta ikut bertanggung jawab terhadap pribadi orang lain, seperti pemimpin asrama dari anak perantauan atau kepala rumah tangga dari seorang pembantu rumah
j.
tangga yang belum dewasa Gangguan Mental, adalah sekelompok gejala psikologis atau perilaku yang secara klinis menimbulkan penderitaan dan gangguan dalam fungsi kehidupan seseorang, mencakup gangguan mental berat, retardasi mental sedang,
retardasi mental berat, dementia serilis. k. Pasien Gawat Darurat, adala pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
3. Tujuan Panduan ini bertujuan agar hal – hal yang berkaitan dan sifatnya umum diluar ketetapan yang telah diatur dalam undang – undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang mengatur tindakan yang membutuhkan persetujuan wajib informed consent yaitu melingkupi : (1). Semua tindakan pembedahan dan tindakan invasive (2). Semua tindakan anestesi dan sedasi (sedasi sedang dan dalam) (3). Semua tindakan pemberian komponen darah dan produk darah (4). Semua tindakan dan pengobatan yang berisiko tinggi.
4
Tidak dilakukan persetujuan kembali kepada pasien dan atau keluarga yang bertanggung jawab karena sudah dilakukan persetujuan umum (general consent).
BAB II RUANG LINGKUP Dalam panduan general consent ini tentunya hanya membatasi tentang hal – hal yang bisa dilakukan persetujuan umum (general consent) oleh pasien dan atau keluarga selama mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sari Asih seperti : 1. Persetujuan umum untuk memperoleh penjelasan
tentang Hak dan
Kewajiban sebagai Pasien. Dengan menandatangani dokumen yang menerangkan tentang Hak dan Kewajiban ini maka pasien mengakui bahwa pada proses pendaftaran untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Sari Asih telah mendapat informasi tentang hak-hak dan kewajiban Pasien sebagai pasien. Tentunya hal ini tetap mengacu kepada peraturan pemerintan dan atau perundang – undangan yang berlaku di Negara Indonesia. 2. Persetujuan umum (general consent) Penerimaan Pelayanan Kesehatan.
5
Pasien menyetujui dan memberikan persetujuan untuk mendapat pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sari Asih dan dengan ini Pasien meminta dan memberikan kuasa kepada Rumah Sakit Sari Asih , dokter dan perawat, dan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan asuhan perawatan, pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter dan perawat dan melakukan prosedur diagnostik, radiologi dan/ atau terapi dan tatalaksana sesuai pertimbangan dokter yang diperlukan atau disarankan pada perawatan Pasien. Hal ini mencakup seluruh pemeriksaan dan prosedur diagnostik rutin, termasuk x-ray, pemberian dan/ atau tindakan medis serta penyuntikkan (intramuskular, intravena dan prosedur invasif lainnya) produk farmasi dan obat-obatan, pemasangan alat kesehatan (kecuali yang membutuhkan persetujuan khusus/tertulis), dan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan patologi. yang dibutukan untuk pengobatan dan tindakan yang aman. Dengan kata lain, rumah sakit diberikan kewenangan oleh pasien untuk melakukan tindakan kedokteran selama pasien di rawat dalam rangka proses pelayanan kesehatan terhadap dirinya dan atau keluarganya diluar tindakan – tindakan khusus yang selalu mengharuskan memperoleh informed consent terlebih dahulu. 3. Persetujuan umum (general consent) Untuk Kuasa Pemberian Informasi Kesehatan pada Profesi lainnya yang ikut dalam memberikan pelayanan kesehatan selama dirawat. Pasien memberi kuasa kepada setiap pemberi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sari Asih
dan seluruh orang yang merawat Pasien untuk memeriksa dan atau
memberitahukan informasi kesehatan Pasien kepada pemberi kesehatan lain yang turut merawat Pasien selama di rumah sakit ini. Hal ini tentunya untuk sebuah kesinambungan dalam penerapan asuhan pada pasien sebagai pusat pelayanan, sehingga kesembuhan dan atau perkembangan pasien bisa lebih cepat dan maksimal. 4. Persetujuan umum (general consent) Rahasia Medis
6
Kaitannya dengan rahasia medis, disini Pasien setuju Rumah Sakit Sari Asih wajib menjamin kerahasian informasi medis Pasien baik untuk kepentingan perawatan dan pengobatan, pendidikan maupun penelitian kecuali Pasien mengungkapkan sendiri atau orang yang lain yang Pasien beri kuasa untuk itu. Hal ini berarti selama pasien menerima pelayanan jasa kesehatan di Rumah Sakit Sari Asih
akan dijamin
kerahasiaannya dari pihak – pihak yang memang tidak memiliki kepentingan untuk pasien dan atau untuk proses penyembuhan pasien selama di rawat. 5. Persetujuan umum (general consent) dalam menjaga Privasi Pasien Pasien memberi kuasa kepada Rumah Sakit Sari Asih untuk menjaga privasi dan kerahasian penyakit Pasien selama dalam perawatan. Ini menggambarkan bahwa selama didalam proses perawatan atau selama pasien menerima jasa pelayanan kesehatan akan senantiasa dijaga kebutuhaan privasinya mulai dari awal masuk sampai dengan pasien keluar atau pulang ke rumah. Dengan demikian segala hal dan atau kebutuhan yang bisa mengganggu privasinya bisa dilindungi oleh pihak rumah sakit selama menerima proses pelayanan kesehatan. 6. Persetujuan umum (general consent) Tidak boleh Membawa Barang Pribadi atau barang Berharga Pasien tidak boleh membawa barang-barang berharga yang tidak diperlukan (seperti: perhiasan, elektronik dll) selama menerima pelayanan di Rumah Sakit Sari Asih dan jika Pasien membawanya maka Rumah Sakit Sari Asih tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan, kerusakan atau pencurian. Tetapi, bila mana pasien membutuhkan sebuah perlindungan terhadap barang milikinya karena pasien tidak memiliki kemampuan untuk melindunginya secara pribadi maka hal tersebut akan dilakukan sebuah pengamanan terhadap barang miliknya dengan cara seperti melakukan penitipan barang milik pasien terlebih dahulu kepada pihak rumah sakit. 7. Persetujuan umum (general consent) Memperoleh Informasi Mengajukan Keluhan
7
Pasien dalam hal ini menyatakan bahwa Pasien telah menerima informasi tentang adanya tatacara mengajukan dan mengatasi keluhan terkait pelayanan medik yang diberikan terhadap diri Pasien. Pasien setuju untuk mengikuti tatacara mengajukan keluhan sesuai prosedur yang ada. Dengan adanya ini, segala permasalahan dan atau keluhan pasien selama menerima pelayanan bisa langsung disampaikan kepada pihak rumah sakit sesuai dengan tata cara atau peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Sari Asih . 8. Persetujuan
umum
(general
consent)
dalam
melaksanakan
Kewajiban
Pembayaran Pasien menyatakan setuju, baik sebagai wali atau sebagai pasien, bahwa sesuai pertimbangan pelayanan yang diberikan kepada pasien, maka Pasien wajib untuk membayar total biaya pelayanan. Biaya pelayanan berdasarkan acuan biaya dan ketentuan Rumah Sakit Sari Asih .
BAB III TATA LAKSANA Dalam menetapkan dan persetujuan umum (general consent) harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Memperoleh informasi dan penjelasan merupakan hak pasien dan sebaliknya memberikan informasi dan penjelasan adalah kewajiban dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lainnya. 2. Pelaksanaan persetujuan umum (general consent) dilakukan hanya 1 kali pada saat pasien dirawat di Rumah Sakit Sari Asih. Dengan tetap mengedepankan : a. Persetujuan atau penolakan tindakan yang termasuk general consentdiberikan tanpa paksaan (voluntary), tanpa harus menggunakan bukti tulisan. b. Persetujuan atau penolakan diberikan oleh seseorang (pasien) dan atau keluarga yang sehat mental dan yang memang berhak memberikannya dari segi hukum
8
c. Persetujuan atau penolakan diberikan setelah diberikan cukup (adekuat) informasi dan penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan tersebut.
BAB IV DOKUMENTASI 1. Seluruh dokumen mengenai persetujuan umum (general consent) harus disimpan bersama-sama rekam medis 2. Format persetujuan umum (general consent), menggunakan formulir dengan ketentuan sebagai berikut : a. Diketahui dan ditandatangani oleh dua orang, yaitu pemberi informasi persetujuan umum (general consent) yaitu petugas pendaftaran dan atau administrasi dan pasien selaku penerima jasa pelayanan dan atau keluarga yang bertanggung jawab atas pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku didalam peraturan pemerintah dan atau undang - undang. b. Formulir persetujuan umum (general consent)asli harus disimpan dalam berkas rekam medis pasien; c. Formulir harus diisi dan ditandatangani sebelum pasien masuk atau dirawat di Rumah Sakit Sari Asih .
9
d. Sebagai tanda tangan, pasien atau keluarganya yang buta huruf harus membubuhkan cap jempol jari kanan. Dengan ditetapkannya panduan persetujuan umum (general consent), ini maka setiap personil Rumah Sakit Sari Asih
agar melaksanakan ketentuan tentang panduan
persetujuan umum (general consent) ini dengan sebaik-baiknya. Direktur,
dr. H. Ni’matullah Mansur, MARS
10