Latar Belakang Pemikiran Ekonomi Islam Abu Yusuf
Pada akhir-akhir ini, khususnya pada akhir tahun 1990an, mencuat wacana bahwasanya sistem ekonomi islam baru saja lahir. Namun dalam catatan sejarah membuktikan bahwasanya ini (sistem ekonomi islam) lahir sejak Islam itu ada. Catatan sejarah juga menegaskan bahwa Islam mempunyai sumbangsih yang besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan seperti kedokteran, astronomi, kimia, dan lain-lain, dalam bidang ekonomi khususnya tercatat beberapa nama tokoh seperti, Tusi, Al-Farobi, Ibn Taimiyah, Ibn Khaldun, dan sebagainya. s ebagainya. Bila ditelusuri catatan sejarah dan pemikiran dalam kajian ekonomi, maka kita akan menemukan kealpaan yang merugikan khazanah keilmuan islam. Itu terlihat dari sangat langkanya nama para tokoh muslim yang dimunculkan dipermukaan, diantara kelompok tersebut adalah Abu Yusuf, yang jika dilihat dari pemikiran kelimuannya memiliki pemikiran yang cukup brilian. Namun pemikirannya dalam bidang ekonomi nyaris dilupakan sama sekali. Padahal apabila dicerma dicer mati ti lebih lanjut pemikirannya tidak kalah dengan pemikiran para ekonom modern seperti Adam Smith, John Mayner Keynes, Karl Marx dan beberapa tokoh peraih nobel lainnya. Untuk lebih cermat dalam mengakrabi pemikiran tokoh ini. lebih jauh kita telusuri biografi dan pemikiran beliau lebih lanjut. Nama aslinya Ya¶qub Ya¶ qub bin Ibrahim bin Habib bin Khunais bin Sa¶ad al-Anshari al-Jalbi al-Kufi al-Baghdadi, dan biasa dikenal dengan nama abu yusuf. Lahir di kufah tahun 113 H (731 M) dan meninggal dunia di Baghdad pada tahun 182 H (798 M) 1. Keluarganya bukan berasal dari lingkungan berada, namun demikian sejak kecil memiliki minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Hal ini dipengaruhi terhadap suasana kota Kufah dimasa itu yang merupakan salah satu pusat peradaban Islam, tempat para cendikiawan muslim dari seluruh penjuru dunia Islam datang silih berganti untuk saling bertukar pikiran. Kemudian setelah beranjak dewasa Abu Yusuf menimba berbagai ilmu kepada banyak ulama besar seperti Abu Muhammad Atho bin as-Saib al-Kufi, Sulaiman bin Mahran alA¶masy, Hisyam bin Urwah, Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila, Muhammad bin Ishaq bin Yassar bin jabbar, dan Al-Hajjaj bin Arthah. Selain itu juga menuntut ilmu kepada 2
Abu hanifa hanifah h sa sampai mpai imam tersebut meninggal dunia .
1
Ir. H Adiwarman Azwar Karim, Karim, S.E.,M.B.A.,M.A.E.P . Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. (jakarta : PT Rajagrafindo persada. 2006). Edisi 3.hal. 231 2 Untuk mendalami runtutan generasi dari mazhab Abu Hanifah dapat dibaca, Muhammad Abu Zahrah, Tarikh al-Madzahib al-Islamyyah. (kairo: dar al-fikr al-arabi). Hal. 130-131.
Sebagai pengetahuan mendasar, jka dilihat dari tahun kehidupannya, menunjukkan bahwa ia hidup pada masa transisi, yakni diakhir masa pemerintahan Bani Umayyah dan diawal pemerintahan Bani Abbasiyah. Karena berbagai sebab, tumbanglah Dinasti Bani Umayah di Damaskus dan muncullah Dinasti Abbasiyah di baghdad. Dalam banyak literatur sejarah banyak disebutkan bahwasanya banyak kekecewaan yang melanda masyarakat pada akhir masa Bani Umayyah yang diantaranya adalah terdapat praktek ketidakadilan dan kezaliman terhadap beberapa golongan hingga mendorong adanya pemberontakan disana-sini hingga runtuhlah dinasti tersebut. Pada tahun 166 H / 782 M Abu Yusuf berpindah ke kufah baghdad, dan disambut hangat oleh khalifah al-Mahdi dengan mengangkatnya sebagai hakim sampai kepada khalifah selanjutnya yaitu al-Hadi dan Harun al-Rasyid. Pada masa Harun inilah, Bani Abbasiyah mengalami masa kejayaan dan ditetapkan sebagai puncak kejayaan islam atau sering disebut sebagai zaman keemasan (t he golden age of Islam ). Dan pada masa inilah Abu Yusuf mencapai puncak karirnya karena ia diangkat menjadi Qadhi qudhat (jabatan setingkat ketua majelis para hakim / mahkamah tinggi). Prestasi luar biasa juga dicapai dalam bidang ekonomi, dan ikut andil didalamnya Abu Yusuf sebagai pioner penggerak kebijakan perekonomian. Hal ini terlihat dengan stabilnya kondisi ekonomi negara dan masyarakat pada 3
masa itu . Abu Yusuf merupakan tokoh cent ral dan terpenting pada masa itu dan banyak berbicara masalah ekonomi. Beliau juga sempat menjadi orang kepercayaan khalifah Harun al-Rasyid dan menjadi orang yang cukup berpengaruh pada masa itu. Beliau juga telah melahirkan karya-karya besar, diantara tulisan beliau yang paling fenomenal adalah kit ab al Kharaj. Kit ab al-Kharaj yang merupakan ijtihad dan hasil karya beliau memuat beberapa nasihat dan wejangan yang dirujukan kepada amirul mu¶minin dan putra mahkota. Dan tidak hanya memuat tentang hukum, didalamnya juga tertulis nasihat umum yang dominan, serta didalamnya memuat tulisan tentang hukum yang berhubungan dengan distribusi, rampasan perang kemudinan dilanjutkan dengan hal berkenaan dengan kepemilikan tanah dan pajak tanah dan pajak-pajak hasil pertanian, kemudian dilanjutkan dengan kharaj, yang kemudian menghasilkan istilah berupa ushr , fai¶ , zakat , dan shadaqah. Penamaan kitab ini dengan nama al-kharaj, dikarenakan memilih beberapa persoalan yang berbicara tentang pajak, jizyah, dan
3
Mengenai kebijakan dan pemikiran ekonomi Abu Yusuf dapat dibaca dalam karyanya. (libanon: ed. Dar al-Ma¶rifah. 1353)
Al-Kharaj.
juga menjelaskan administrasi pemerintahan yang jika ditelusuri lebih lanjut yang mengakar pada kharaj. Dalam buku yang berjudul ³sistem ekonomi islam menurut saddam´. Muhammad Saddam menjelaskan. prioritas pembahasan dalam kitab al-kharaj ini, yang merupakan gagasan para pakar hukum dan ekonomi dalam administrasi finansial dizaman khalifah Harun al-Rasyid, penulisan ini sebagai wujud pertanggung jawaban atas pertanyaan khalifah tentang sistem operasional pemerintahan yang berlandaskan agama termasuk sistem perpajakan, administrasi finansial negara dan data anggaran negara 4 Jika ditelusuri lebih mendalam terdapat keunikan yang dimiliki kitab tersebut, ada baiknya kita mempelajari muatan dari pemikiran Abu Yusuf dalam kitab al-kharaj. Secara garis besar, Metode dan pemikiran abu yusuf dalam ekonomi dipengaruhi oleh 5
dua faktor dan dapat dikelompokkan menjadi luar (ekstern) dan dalam (intern) . Faktor intern yang melatar belakangi pemikirannya sendiri adalah karena berguru pada beberapa tokoh yang tergolong didalamnya sebagai ulama fiqh. Hal tersebut terlihat dalam pendapatnya yang pasti disesuiakan dengan setting sosio kultural masyarakat, sehingga pengaruh dari sosio masyarakat tersebut mewarnai masing-masing pendapat para tokoh yang telah banyak mewarnai pemikiran Abu Yusuf dan masyarakat. Sehingga kurang memberikan kedewasaan berpikir pada masyarakat Islam pada masanya. Abu Yusuf dalam hal ini berupaya kearah pelepasan dari belenggu tersebut dengan membongkar sedikit-demi sedikit kekangan pemikiran yang telah ditularkan para ulama terdahulu. Ini terlihat dari metode pemahaman yang digunakan Abu Yusuf lebih mengedepankan ra¶yu sebagai landasan berpikir dalam penetapan hukum. Faktor ekstern (dari luar), adalah adanya pemerintahan yang absolut dan terjadinya pemberontakan-pemberontakan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan khalifah yang sering mengabaikan ha k-hak masyarakat serta menindas kaum lemah. Dan perlu diketahui pula, abu Yusuf tumbuh pada saat situasi politik dan ekonomi kenegaraan yang tidak stabil karena antara para penguasa dan tokoh agama sulit untuk dipadukan. ekonomi sebagai salah satu dari aktivitas manusia. Dan da lam aktivitasnya para pelaku mempunyai tujuan yang sama yaitu kesejahteraan. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut diperlukan sebuah mekanisme dan landasan dasar 6. Menurut Umar Chapra, ada tiga 4
Muhammad Sadam. Sist em Ekonomi Islam Menurut Saddam. (jakarta: Taramedia. 2002). Hal. 19 M.Nazori Madjid,M.SI. Pemikiran Ekonomi Islam Abu Yusuf Relefansinya dengan Ekonomi Kekinian. (yogyakarta: Pusat Studi Ekonomi Islam ± STIS Y ogyakarta. 1993). Cet. Ke-1. Hal. 28 6 Ibid . Hal. 71 5
mekanisme penting yang menentukan sistem ekonomi. Yang nantinya dengan ketiga mekanisme tersebut kita dapat menganalisa pemikiran ekonomi Abu Yusuf.
Per t ama, semuan t unt ut an t erhadap sumber daya yang t erbat as harus menjalankan proses fil te risasi t erlebih dahulu, sehingga menghasilkan keseimbangan ant ara t unt uan yang ada dengan sumber daya yang t ersedia. Dengan cara t ersebut , realisasi t ujuan kerohanian at au kemanusiaan t idak akan t erancam. Kedua, apabila cara pemaksaan dikesampingkan, maka hal-hal yang akan difel t erisasi dibuat sedemkiian rupa sehingga dapat menjadi mot ivasi kepada semua individu unt uk melakukan yang t erbaik, dan menjauhkan diri dari cara-cara yang cenderung memunculkan perasaan gagal dalam upaya perwujudan kesejaht eraan yang diinginkan dengan mempergunakan sumber daya ekonomi. Ket iga, keadaan fisik lingkungan sosial dan poli t ik juga menpengaruhi perilaku dalam menggunakan sumberdaya yang t erbat as, maka diperlukan t ambahan mekanisme fil te risasi dan sist em mot ivasi kepada kedua pengaruh t ersebut dengan mencipt akan lingkungan ekonomi, nilai-nilai sosial dan poli t ik, dan lembaga-lembaga yang dapat mempengaruhi set iap individu secara posit if dan membent uk cara-cara yang kondusif guna merelisasikan kesejah t eraan dalam penger ti an yang komprehensif. Hal ini akan melahirkan kebu t uhan pada 7 reformasi sosial ekonomi dan poli t ik . Dengan menggunakan cara diatas, kiranya akan menberikan gambaran dan latar belakang pemikiran ekonomi Islam dari Abu Yusuf. Faktor yang melatar belakangi sehingga menimbulkan beberapa pemikiran dalam bidang dan kebijakan ekonomi islam adalah: a. Kurang harmonisnya hubungan antara pemerintah dan tokoh agama pada masa awal-awal islam.
Hal ini terlihat pada masa akhir pemerintahan bani Umayyah dan pada awal pemerintahan bani Abbasiyah, yang mana ulama yang kurang sependapat dengan para penguasa akan disishkan, bahkan tidak banyak dari mereka yang dipenjarakan layaknya seorang penjahat. Karena penguasa pada masa itu mempunyai kekuatan hukum tetap dan kebijakan negara yang absolut. Tapi kemudian pada sebagian masa pemerintahan bani Abbasiyah hubungan antar keduanya agak terlihat harmonis. Hal ini terlihat pada hubungan baik antara Abu Yusuf sebagai ulama yang mempunyai pengaruh besar menerima tawaran jabatan hakim dan Qadhi al-Qudhat 8.
7
M Umar Chapra. The Fut ure of E conomic s : an Islamic perspect ive landscape baru perekonomia masa depan. (jakarta: Shari¶ah Economics and Banking Institute (SEBI). 2001). Hal. 2. 8 Op.Cit. hal. 73
Sebagi seorang ulama yang memiliki jabatan yang strategis dalam pemerintahan khalifah Harun al-Rasyid, beliau mempelajari gejala dan fenomena yang berkembang ditengah masyarakat dan mencari solusi dari setiap permasalahan ekonomi. Berikut kutipan beliau dalam menyelesaikan permasalahan pajak : proyek seper t i ini menghasilkan perkembangan dan peningkat an dalam kharaj, anda harus memerint ahkan penggalian kanal-kanal ini. Semua biaya harus dit anggung oleh keuangan negara. Jangan menarik biaya i t u dari rakyat diwilayah t ersebut karena mereka yang seharusnya di t ingkat kan, bukan dihancurkan. Set iap permint aan masyarakat pembayar kharaj unt uk perbaikan dan sebagiannya, t ermasuk peningkat an dan perbaiakan t anah dan kanal mereka, harus dipenuhi selama hal i t u t idak merusak yang lain 9.´ ³ jika
b. Keinginan untuk mewujudkan sistem ekonomi yang berazaskan keadilan.
Salah satu cara untuk membangun sistem tata perekonomian yang baru, Abu Yusuf memandang perlu mengganti sistem wazifah yang berlaku pada masanya dan masa sebelumnya dengan sistem muqosamah. Istilah ini digunakan untuk membahasakan sistem pemungutan pajak pada masa itu. Istilah yang pertama maksudnya sistem pemungutan pajak yang ditentukan dengan nilai tetap, tanpa membedakan tingkat ukuran wajib pajak atau bukan. Dan istilah kedua merupakan sistem pemungutan pajak berdasarkan nilai yang tidak tetap atau dengan kata lain dengan mempertimbangkan kemampuan dan presentase penghasilan. Tidak Cuma itu saja beliau juga mengingatkan akan pentingnya pendistribusian pendapatan negara agar tewujud kesejahteraan masyrakat. Berkaitan dengan hal ini beliau mengutip pernyataan khalifah Umar Bin Khattab. Pajak dibenarkan jika dipungut dengan cara yang adil dan sah ser t a digunakan secara adil dan sah pula. Berkai t an dengan pajak yang dipungut , aku menganggap diriku sendiri seper ti wali kekayaan sorang anak ya t im, masyarakat memiliki hak unt uk ber t anya apakah saya menggunakan pajak yang t erkumpul dengan car yang sah 10. . Semangat membangun sistem ekonomi dan politik yang transparan .
c
Untuk mewujudkan sistem ekonomi dan politik yang berkeadilan dan stabil dibutuhkan adanya transparansi. Dengan asas transparansi juga akan terlihat peran dan hak asasi masyarakat dalam menyikapi tingkah laku dan kebikjakan ekonomi baik yang berkenaan dengan keadilan , kehendak bebas, keseimbangan dan berbuat baik. Pandangan Abu Yusuf dalam hal ini akan terlihat ketika belai memetakan pendapatan negara yang 9 10
Abu Yusuf. Kitab al-Kharaj. (Beirut: dar al-ma¶rifah. 1997). Hal. 109. Op. Cit. Abu Yusuf. Hal.117-118
meliputi ghanimah, dan fai¶ sebagai pemasukan yang bersifat insedent al revenue. Sementara kharaj, jizyah, ushr dan shadaqah / zakat sebagai pemasukan yang sifatnya permanen revenue 11. Misalnya terhadap ghanimah, Abu Yusuf memberi interpretasi yang jelas tentang aturan al-Qur¶an dalam surat al-Anfal ayat 41 yang mengutarakan: ³..ket ika
engkau mengambil set iap barang rampasan seperlima darinya adalah milik Allah dan Rasul, saudara-saudara deka t nya anak yat im, orang-orang 12 miskin dan musafir...´ Penafsiran dari seperlima dari istilah ghanimah dalam ayat ini dikalangan ahli fiqh, terdapat beberapa pandangan. Dalam catatan kitab al-kharaj Abu Yusuf: ³riwayat Qois
bin Muslim yang diriwayat kan dari hasan bin muhammad bin hanafiyah dibagi menjadi t iga bagian, yait u unt uk Nabi (para khalifah penggant inya set elah beliau wafat) , unt uk keluarga t erdekat , dan unt uk kelompok anak yat im dan fakir miskin dan musafir 13´ Demikianlah latar belakang pemikiran Abu Yusuf yang berupaya membebaskan manusia dari belenggu- belenggu intervensi dan bertindak sebagai khalifah di dunia serta sebagai perwujudan sikap menghargai dan mengasihani sesama makhluk dan bervisikan kesejahteraan.
Dan seperti inilah Abu Yusuf dapat memberi sumbangan
besar bagi kesejahteraan dan kestabilan ekonomi pada masa zaman keemasan islam (Dinasti Abbasiyah periode Harun al-Rayid) t ersebut.
11 12 13
Op. Cit. M Nazori Majid,M,SI. Hal. QS. Al-Anfal: 41. Op. Cit. Abu Yusuf. Hal. 21