Perbaikan AC System
KATA PKATA PKATA PENGANTAR
Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya karunia- Nya naskah Modul “AC “ AC System” System” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Pembahasan materi dalam Modul ini khusus dirancang untuk dapat digunakan dalam pembelajaran secara mandiri, dengan demikian dalam implementasinya peserta dapat mempelajari materi, mengerjakan soal-soal, dan melakukan percobaan sesuai instruksi yang sudah disediakan.
Modul ini berisi uraian materi untuk mendukung penguasaan kompetensi/ subkompetensi komponen AC System, cara kerja AC System, dan servis AC System, System, yang ditulis konsekuensial, sistematis dan sesuai dengan prinsip pembelajaran Competency Based Training (CBT).
Walaupun sudah diupayakan untuk menghindarkan adanya kesalahan dalam Modul ini, penulis menyadari di dalamnya tidak mustahil masih terdapat kelemahan. Karena itu penulis berharap agar peserta berkenan memberikan kritik dan saran demi lebih sempurnanya Modul ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu menyelesaikan Modul ini. Secara khusus penulis berharap semoga Modul ini bermanfaat.
Cimahi, Juli 2017 Penulis
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
i
Perbaikan AC System
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... ………………………………………………………...................................... ................................... i DAFTAR ISI ………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………. ii PENDAHULUAN A. Petunjuk Penggunaan Modul ……………………………...... ……………………………......... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ... 1 B. Deskripsi Isi Modul ………………………………………………………………………… 2 C. Prasyarat ………………………………………………………….. …………………………… 2 D. Tujuan Umum Pembelajaran ………………………………………………………… …………………………………………………………… … 2 KEGIATAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN 1 : KOMPONEN & CARA KERJA AC SYSTEM A. Tujuan Pembelajaran …………………………………... …………………………………....................................... .................................... 3 B. Uraian Materi …………………………………..………………………… …………………………………..…………………………………………….. ………………….. 3 1. Fungsi AC System (Air Conditioner System) ………………………………… 3 2. Prinsip Kerja AC System ……………………………………………………………… 4 3. Dasar Kerja AC System ………………………........................................... ………………………........................................... 6 4. Rangkaian AC System Pada Mobil ………………………………………………. 7 5. Komponen AC System ………………………………………………………………… 9 6. Refrigerant (Zat Pendingin) ………………………………………………………… 29 7. Rangkaia Rangkaian n Listrik Listrik dan Alat Alat Pengontrol Pengontrol pada pada AC System System .......... ................ ........ 32 C. Latihan …………………………………………… ……………………………………………………………………………………………. ………………………………………………. 33 D. Rangkuman ………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………… 39 E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………………………… 40 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : TROUBLE SHOOTING AC SYSTEM A. Tujuan Pembelajaran ………………………... ………………………...... ...... ...... ...... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ... 41 B. Materi Pembelajaran …………………………………....................................... …………………………………....................................... 41 1. Pengisian Refrigrant Kurang ........................................................... 42 2. Pengisian Pengisian Refrig Refrigerant erant Berlebiha Berlebihan n ......... .............. ........... ............. ............. ........... ........... ............ ........ 43 3. Terdapat Terdapat Udara Dalam Saluran Saluran Sistem Sistem ........... ................. ........... ........... .............. ............. ..... 44 4. Terdapat Air Dalam Saluran Sistem ............................................... 45 5. Sirkulasi Sirkulasi Refrige Refrigerant rant Tidak Tidak Jalan ...... ........... ........... ............ ............ ........... ........... ............. ............ ..... 46 6. Nozzle Katup Ekspansi Tidak Normal ............................................. 48 7. Tekanan Kompresi Kurang Baik ...................................................... 49
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
ii
Perbaikan AC System
KEGIATAN BELAJAR 3: PRAKTIK SERVIS AC SYSTEM A. Petunjuk Pelaksanaan Praktik ............................................................. 51 B. Alat Dan Bahan Untuk Servis AC System ........................................... 51 C. Prosedur Prosedur Pengisian Pengisian Tabung Refrigerant Refrigerant ........... ................. ............ ........... ............ ............ ........... ...... 54 D. Pengosongan Refrigerant Pada AC System ......................................... 55 E. Pengisian Pengisian Refrigeran Refrigerantt Pada AC System ............ ................... ............. ............ ............ ........... .......... ..... 57 F. Proses Pengosongan dan Pengisian Refrigerant Pada Air Conditiobe System System Langsung Langsung Dari Tabung Tabung Refrigeran Refrigerantt ........... ................ ........... ............ ............ ............ ........ 58 G. Servis AC System Menggunakan Recovery Machine ……………………… 60 H. Latihan …………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………… 66 I.
Lembar Penilaian Praktik .................................................................... 67
Kunci Jawaban ………………………………………………………………………………………………… 68
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
iii
Perbaikan AC System
PENDAHULUAN
A. Petunjuk Penggunaan Modul Modul “ AC System” dirancang untuk pelaksanaan pembelajaran mandiri tanpa kehadiran guru atau pembelajaran klasikal. Apabila digunakan pada pembelajaran mandiri, ikutilah petunjuk berikut agar memudahkan dalam mempelajarinya. 1. Pahami tujuan umum pembelajaran (TUP) dari Modul dan tujuan khusus pembelajaran (TKP) kegiatan belajar, agar dapat mengukur ketercapaian pembelajarannya. 2. Pelajari materi kegiatan belajar dengan seksama sesuai dengan selera, situasi dan kondisi yang dikehendaki. 3. Jika dirasa telah paham dengan materi yang dipelajari, kerjakan latihan yang ada pada kegiatan belajar. 4. Cocokkan hasil pekerjaan latihan dengan kunci jawaban latihan yang tersedia di belakang soal latihan. 5. Jika ada yang belum sesuai antara hasil pekerjaan latihan dengan kunci jawaban, pelajari kembali materi dari soal latihan yang belum terjawab dengan benar tadi, kemudian coba lagi mengerjakan soal latihannya hingga jawabannya benar. 6. Setelah semua soal latihan terjawab dengan benar, kerjakanlah soal tesnya. 7. Cocokkan hasil pengerjaan soal tes dengan kunci jawaban yang tersedia pada bagian akhir dari Modul ini. 8. Jika ada yang belum sesuai antara hasil pengerjaan soal tes dengan kunci jawaban, ulangi kembali mengerjakan soal tersebut sampai jawabannya benar. 9. Selama mempelajari isi Modul ini, diperkenankan menggunakan referensi lain atau minta keterangan dari teman sejawat atau pembimbing.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
1
Perbaikan AC System
10. Setelah menyelesaikan semua aktifitas pembelajaran dan dirasa telah menguasai materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, disarankan menemui pembimbing untuk tindak lanjutnya.
B. Deskripsi Isi Modul Modul “ AC System” ini dirancang dengan susunan sebagai berikut : 1. Prinsip kerja AC System 2. Komponen & Cara Kerja AC System 3. Trouble Shooting AC System 4. Praktik Servis AC System
C. Prasyarat Untuk memudahkan dalam mempelajari Modul “ AC System” ini maka anda harus menguasai Modul “Dasar-dasar Kelistrikan”.
D. Tujuan Umum Pembelajaran Setelah mempelajari Modul ini, peserta dapat melakukan servis dan perbaikan AC System.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
2
Perbaikan AC System
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : KOMPONEN & CARA KERJA AC SYSTEM A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, peserta dapat : 1. Menjelaskan prinsip kerja AC System. 2. Mengidentifikasi komponen AC System. 3. Menjelaskan cara kerja AC System. 4. Menjelaskan cara kerja sistem pengontrol AC System
B. Uraian Materi 1. Fungsi AC System ( Air Conditioner System) Sejak mobil dengan ruang penumpang tertutup didesain, para ahli otomotif mulai memikirkan bagaimana caranya supaya dalam ruangan mobil tersebut tidak terasa panas, gerah atau pengap. Beberapa usaha yang telah dilakukan antara lain dengan memberi ventilasi udara di ruang penumpang dan ruang kemudi. Cara ini masih belum memuaskan karena udara yang masuk justru sering menimbulkan masalah baru yakni berupa masuknya debu jalanan ke dalam ruangan mobil, karena itu cara ini dipandang kurang baik dan kurang efektif orang lalu memasang kipas angin di dalam mobil, hasilnya cukup lumayan bisa mengurangi kegerahan sepanjang perjalanan, dengan menggunakan kipas maka keluhan yang terjadi adalah jika terjadi kemacetan di jalan yang padat masih terasa panas, dan jendela harus dibuka sehingga keamanan dan keselamatan penumpang tidak terjamin. Cara mengurangi panas, gerah dan kepengapan yang paling dianggap baik adalah dengan memasang sistem AC ( Air Conditioning). AC System digunakan untuk membuat temperatur udara di dalam suatu ruangan menjadi nyaman. Apabila suhu pada suatu ruangan terasa panas maka udara panas ini diserap sehingga temperaturnya menurun. Apabila
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
3
Perbaikan AC System
udara dalam ruangan lembab maka kelembaban akan dikurangi sehingga udara dipertahankan pada tingkat yang menyenangkan. Udara lembab pada kendaraan menyebabkan kondensasi yang dapat meghalangi pandangan. Dengan
menghidupkan AC System maka
kondensasi ini dapat dihilangkan, karena udara yang dikeluarkan dari AC System adalah udara kering. Selain itu udaranya bersih karena sudah melewati sistem penyaringan. Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa AC System berfungsi untuk : a. Mendinginkan/menyejukkan udara. b. Mereduksi tingkat kelembaban udara. c. Mensirkulasikan udara. d. Membersihkan udara.
2. Prinsip Kerja AC System Apabila tangan kita dibasahi dengan alkohol maka tangan kita akan terasa dingin. Hal ini disebabkan adanya penguapan pada alkohol. Saat alkohol menguap, sebagian panas dari tangan kita diserap oleh alkohol untuk mempercepat proses penguapan, oleh karena itu permukaan kulit pada tangan tangan kita akan terasa dingin.
Gambar 1. Penyerapan panas untuk proses penguapan
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
4
Perbaikan AC System
Kita dapat membuat suatu benda menjadi lebih dingin dengan menggunakan gejala alam ini yaitu ketika cairan menguap menyerap panas. Misalnya suatu bejana yang memakai kran dimasukkan ke dalam kotak terisolasi. Cairan yang mudah menguap pada temperatur atmosfir dimasukkan ke dalam bejana tersebut. Apabila kran dibuka, cairan yang berada di dalam menyerap panas dari udara di dalam kotak, cairan berubah menjadi gas dan bergerak ke luar. Dalam kondisi seperti ini temperatur udara di dalam kotak lebih dingin dari pada sebelum kran dibuka.
Gambar 2. Proses penurunan suhu akibat penguapan
Dengan cara inilah kita dapat mendinginkan suatu benda. Tetapi pada contoh di atas hanya berlaku sesaat selama cairan yang akan menguap masih tersedia. Bila cairan sudah habis maka proses pendinginan berakhir. Untuk itu diperlukan efek pendingin yang menggunakan metode dimana gas dikembalikan menjadi cairan dan selanjutnya kembali menguap menjadi gas.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
5
Perbaikan AC System
3. Dasar Kerja AC System Dasar sebuah AC System pada kendaraan terdiri dari kompresor, kondensor, receiver, katup ekspansi dan evaporator. Adapun dasar kerjanya melalui empat tahap seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Tekanan Rendah
Tekanan Tinggi
Katup Ekspansi 3
Panas bergerak dari udara luar ke refrigerant
Kondensor
Evaporator 4
2
Panas bergerak dari refrigerant ke udara luar
Kompresor 1
Gambar 3. Dasar kerja AC System
Tahap pertama Kompressor menghisap gas bertekanan dan bersuhu rendah dari evaporator dan menekannya hingga tekanan serta suhu gas naik.
Tahap kedua Gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi dialirkan ke kondensor.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
6
Perbaikan AC System
Pada kondesor terjadi pelepasan panas sehingga gas bertekanan tinggi akan mengalami penguapan yang akhirnya berubah dalam bentuk cair dengan tekanan tetap tinggi.
Tahap ketiga Cairan refrigerant selanjutnya mengalir menuju katup ekspansi. Katup ekspansi akan menyemburkan cairan refrigerant hingga berubah dalam bentuk uap refrigerant.
Tahap keempat Uap
refrigerant
dialirkan
pada
evaporator.
Pada
evaporator
penguapan terjadi lebih cepat karena refrigerant menyerap panas di sekelilingnya. Sehingga refrigerant berubah ke dalam bentuk gas dengan tekanan rendah dan suhu rendah.
4. Rangkaian AC System Pada Mobil Rangkaian AC System pada mobil diperlihatkan seperti pada gambar berikut ini.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
7
Perbaikan AC System
Gambar 4. Komponen AC System
Keterangan gambar 4 : 1. 1a. 2. 3. 3a. 3b.
Kompresor Kopling Magnet Kondensor Receiver Pengering Saklar Tekanan Rendah
3c. 3d. 4. 5. 6.
Saklar Tekanan Tinggi Kaca Pengintai (Sight glass) Katup Ekspansi Evaporator Sensor Temperatur
Cara Kerja AC System Mula-mula gas refrigerant dihisap oleh kompresor dan ditekan ke luar dengan tekanan mencapai 15-17 Kg/cm 2 dan suhu ±
70
o
C.
Gas bertekanan dan bersuhu tinggi ini dialirkan ke kondensor. Dalam kondensor gas refrigerant
mendapat hembusan udara dari kipas
pendingin sehingga panas latent yang terkandung didalamnya terbuang,
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
8
Perbaikan AC System
akibatnya refrigerant berubah dari bentuk gas menjadi cair. Suhu refrigerant menurun sekitar 50oC. Refrigerant dalam bentuk
cair ini
selanjutnya mengalir menuju receiver/dryer. Pada receiver refrigerant disaring terhadap kemungkinan adanya kotoran dan bila terdapat uap air dalam refrigerant akan deserap oleh desiccant. Refrigerant yang sudah disaring selanjutnya akan disemprotkan/ diinjeksikan oleh katup ekspansi sehingga berubah menjadi kabut refrigerant dan dialirkan ke evaporator. Saat berada pada evaporator, refrigerant menyerap panas di sekitarnya sehingga proses penguapan gas terjadi lebih cepat. Karena panas pada saluran evaporator diserap oleh refrigerant, maka suhu saluran pada evaporator tersebut menurun. Dengan menghembuskan udara di depan evaporator, maka udara yang bergerak melewati evaporator tersebut suhunya juga akan turun (udara menjadi sejuk). Selanjutnya gas refrigerant kembali dihisap oleh kompresor. Pada katup ekspansi terdapat pipa kapiler yang dihubungkan dengan sebuah tabung peraba panas (penyensor panas). Pada pipa kapiler ini terdapat gas yang akan mengatur kerja katup ekspansi sesuai kondisi suhu pada evaporator.
5. Komponen AC System AC System tidak hanya digunakan pada kendaraan ringan saja tetapi juga pada kendaraan berat. Walaupun dari segi konstruksi komponen terdapat perbedaan tetapi secara prinsip tetap sama. Pada sebuah kendaraan ringan tata letak komponen sistem penyejuk udara diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
9
Perbaikan AC System
1. Thermostat 2. Katup ekspansi 3. Sight glass 4. Receiver 5. Kondensor 6. Kopling magnet 7. Kom resor
Gambar 5. Tata letak komponen AC System pada sebuah kendaraan ringan
Dengan penempatan komponen seperti ini maka udara sejuk akan berhembus dari depan pengendara dan bergerak ke bagian belakang kendaraan, selanjutnya udara keluar melalui ventilasi yang terdapat pada bagian belakang kendaraan.
Gambar 6. Sirkulasi udara pada kendaraan
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
10
Perbaikan AC System
Pada sebuah traktor pemasangan komponen AC System sedikit berbeda, perhatikan gambar di bawah ini.
1. 2. 3. 4. 5.
Kopling magnet Kompresor Katup servis Pengatur temperatur Evaporator
6. Katup ekspansi 7. Selang pembuangan air 8. Receiver 9. Saluran refriegerant cair 10. Kondensor
Gambar 7. Tata letak komponen AC System pada traktor
Karena posisi evaporator berada di bagian atap kendaraan maka udara sejuk berhembus dari bagian atas. Lain halnya dengan AC System pada bus. Secara keseluruhan komponen sistem adalah sama seperti pada kendaraan ringan dan alat berat, tetapi penggerak kompresornya menggunakan ‘sub engine’ , yakni engine tambahan yang khusus digunakan untuk memutar kompresor, kipas pendingin dan blower evaporator. Untuk bus besar biasanya digunakan ‘ sub engine’ 4 silinder dan bus medium menggunakan ‘ sub engine’ 2 silinder.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
11
Perbaikan AC System
Blower
Sub Engine
Poros universal Unit pendingin
Udara dingin Kompresor
Gambar 8. Sub engine sebagai penggerak kompresor dan blower.
Selain itu pada AC System bus terdapat supercooler dan dryer strainer. Supercooler ini prinsipnya sama dengan kondensor yang berfungsi untuk melepaskan panas dari refrigerant dalam bentuk cair melalui pipa-pipa dan fin-finnya, panas dilepaskan ke udara yang dialirkan. Supercooler dapat meningkatkan kapasitas pendingin sebesar 15 %. Dryer strainer berfungsi untuk menyaring kotoran dalam refrigerant serta mengeringkan kandungan air pada refrigerant. Secara sederhana sirkulasi AC System pada bus digambarkan sebagai berikut.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
12
Perbaikan AC System
Evaporator
Katup Dryer strainer
Supercooler
Kondensor
Kompresor
Receiver
Gambar 9. Sirkulasi AC System pada bus
a. Kompresor (Compressor) Kompresor berfungsi untuk menghisap gas refrigerant dari evaporator dan menekannya sedemikian rupa sehingga tekanan dan suhu refrigerant naik. Gas refrigerant ini akan terkondensasi dengan media pendingin baik udara maupun air. Kompresor dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tipe Crank Tipe Reciprocating Tipe Swash Plate
Tipe Rotary
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
Tipe Through Vane
13
Perbaikan AC System
Kompresor tipe crank Pada kompresor tipe ini, gerak putar crank shaft diubah menjadi gerak piston bolak-balik.
Gambar 10. Konstruksi kompresor tipe crank
Konstruksi
katup
hisap
dan
katup
tekanan
dalam
kompresor
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 11. Konstruksi katup kompresor
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
14
Perbaikan AC System
Cara kerja kompresor Pada waktu piston bergerak dari TMA ke TMB, katup hisap terbuka dan refigerant terhisap ke dalam silinder. Saat piston bergerak dari TMB ke TMA refrigerant akan dikompresikan, tekanan refrigerant menyebabkan terbukanya katup tekan sehingga refrigerant bergerak ke luar melalui katup tekan.
Gambar 12. Cara kerja kompresor
Kompresor tipe swash plate Kompresor tipe swash plate mempunyai beberapa buah piston yang dipasang pada sebuah piringan. Bila poros pompa berputar maka piringan (swash plate) yang konstruksinya miring akan menggerakkan piston. Bila salah satu piston melakukan langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan langkah isap.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
15
Perbaikan AC System
Gambar 13. Konstruksi kompresor tipe swash plate
Gambar 14. Proses kerja kompresor tipe swash plate
Kompresor tipe through vane Pada kompresor tipe through vane terdapat dua buah sirip yang dipasang tegak lurus. Apabila rotor berputar, sirip bergeser pada arah
radial
sehingga
ujung-ujungnya
bersentuhan
dengan
permukaan dalam silinder. Gerakan inilah yang menghisap dan menekan refrigerant dalam kompresor.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
16
Perbaikan AC System
Gambar 15. Konstruksi kompresor Tipe through vane
Gambar 16. Konstruksi through vane
Adapun proses kerja kompresor tipe through vane dapat dilihat pada urutan gambar berikut ini.
Gambar 17. Proses kerja kompresor tipe through vane
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
17
Perbaikan AC System
b. Kondensor (Condensor) Kondensor digunakan untuk mendinginkan gas refrigerant yang bersuhu dan bertekanan tinggi sehingga gas refrigerant berubah wujud menjadi refrigerant cair. Makin besar jumlah panas yang dilepaskan
oleh
kondensor
maka
makin
besar
pula
efek
mendinginkan yang diperoleh dari evaporator.
Gambar 18. Extra Fan dipasang pada kondensor
Oleh karena itu kondensor dipasang di bagian depan kendaraan agar dapat didinginkan oleh aliran udara dari kipas radiator dan aliran udara yang terjadi selama kendaraan bergerak.
Gambar 19. Posisi kondensor pada kendaraan
Dalam kondensor akan terjadi perubahan bentuk zat pendingin, karena kondensasi yang dilakukan oleh kondensor. Perubahan
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
18
Perbaikan AC System
bentuk itu dari gas menjadi cair, supaya pendingin/kondensasi dari zat pendingin lebih sempurna maka pasangan kondensor perlu diperhatikan arah aliran udara yang membantu proses pendinginan kondensor, pada mobil ditempatkan biasanya di depan radiator supaya dapat dialiri udara waktu mobil berjalan. Adakalanya pemasangan kondensor di depan radiator tidak dilengkapi dengan kipa skipas pendingin, tetapi kipas pendingin mesin diganti dengan yang lebih besar supaya pendinginan mesin kan
dapat
dilaksanakan
bersama-sama
dengan
pendinginan
kondensor.
Gambar 20. Proses perubahan bentuk zat pendingin pada kondensor.
Gambar 21. Konstruksi kondensor
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
19
Perbaikan AC System
c. Receiver Receiver mempunyai dua fungsi terhadap refrigerant yang telah mencair dari kondensor. Dalam receiver terdapat filter dan desiccant. Filter digunakan untuk menyaring kotoran yang terdapat dalam refrigerant sedangkan desiccant digunakan untuk menyerap uap air atau kelembaban yang terdapat dalam refrigerant. Pada bagian atas receiver terdapat gelas pengintai (sight glass) yang berfungsi untuk memeriksa jumlah dan kondisi refrigerant dalam sistem selama AC System dioperasikan
1. Safety Plug, 2. Pressure Control Switch, 3. Sight Glass, 4. Filter, 5. Desiccant (Silica), 6. Delivery Pipe
Gambar 22. Konstruksi receiver
Pada receiver tertentu dipasang safety plug dan pressure control switch. Safety plug berfungsi untuk membocorkan zat pendingin di dalanm AC System ketika tekanan dan suhu pada sitem melebihi batas yang sudah ditentukan.
Pressure control switch berfungsi
untuk memutuskan aliran listrik ke magnetic clutch pada kompresor, agar AC System tidak beroperasi ketika tekanan dalam sistem terlalu rendah atau terlalu tinggi.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
20
Perbaikan AC System
d. Akumulator (Accumulator) Fungsi akumulator adalah untuk menyimpan zat pendingin, menyaring partikel, menyerap kelembaban dan memisahkan uap dari cairan R134a. Proses normal dari Tube Orifice System bekerja saat R134a meninggalkan evaporator dalam bentuk campuran uap dan cairan. Cairan ini masuk ke akumulator dan jatuh ke bawah. Uap naik ke atas dan berlanjut ke kompresor. Cairan R134a di bagian bawah akumulator secara bertahap menguap. Uap ini naik, lalu masuk ke kompresor
Gambar 23. Accumulator
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
21
Perbaikan AC System
Gambar 24. Rangkain AC System akan menggunakan accumulator
e. Katup ekspansi (Expansion Valve) Refrigerant yang sudah berbentuk cairan dari kondensor selanjutnya dialirkan pada katup ekspansi. Cairan refrigerant akan mengalir pada lubang orifice dan akan menyembur sehingga berubah menjadi kabut. Terdapat beberapa jenis katup ekspansi yang digunakan pada AC System mobil antara lain : katup ekspansi dengan kontrol temperatur,
katup
ekspansi
dengan
kontrol
tekanan
dan
temperatur, dan katup ekspansi tipe blok
Katup ekspansi dengan kontrol temperatur.
Pada katup ekspansi dengan kontrol temperatur, tabung kontrol kapiler dan ruangan di atas membran diisi dengan cairan khusus yang sensitif terhadap temperatur, cairan ini biasanya sama dengan refrigerant yang digunakan pada AC System yang bersangkutan.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
22
Perbaikan AC System
Gambar 25. Konstruksi katup ekspansi dengan kontrol temperatur
Tabung kontrol dan pipa kapiler berada dekat evaporator, sehingga temperatur evaporator akan mempengaruhi cairan yang ada pada tabung kontrol, pipa kapiler dan ruangan di atas membran. Bila temperatur evaporator rendah maka cairan di dalam ruangan di atas membran, tabung kontrol dan pipa kapiler rendah juga, akibatnya tekanan cairan itu juga rendah. Tekanan cairan ini tidak mampu melawan pegas katup jarum, sehingga katup jarum menutup saluran masuk ke evaporator. Penguapan di evaporator terhenti dan temperatur evaporator naik kembali. Sedangkan pada saat temperatur evaporator naik, tekanan cairan di atas membran, pipa kapiler dan tabung kontrol akan naik pula sampai melebihi tekanan pegas. Akibatnya katup jarum terdorong ke bawah dan saluran ke evaporator terbuka.
Katup ekspansi dengan kontrol tekanan dan temperatur Pada tipe ini pembukaan katup ekspansi tergantung pada tekanan cairan di atas membran (kontrol temperatur), tekanan pegas dan tekanan zat pendingin yang keluar dari evaporator.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
23
Perbaikan AC System
Gambar 26. katup ekspansi dengan kontrol tekanan dan temperatur
Pf = Tekanan cairan di atas membran Ps = Tekanan pegas Pe = Tekanan zat pendingin yang ke luar dari evaporator
Pengaturan pembukaan dan penutupan katup ekspansi dapat ditulis dengan persamaan : Pt = Pp + Pe Cara kerja katup ekspansi dengan kontrol tekanan dan temperatur adalah sebagai berikut : Tekanan zat cair di atas membran tergantung dari suhu pipa keluar evaporator (cara kerjanya sama dengan cara kerja katup ekspansi kontrol temperatur). Pada waktu tekanan refrigerant pipa keluar evaporator turun, tekanan cairan di atas membran akan mendorong batang dan katup sampai membuka saluran, sehingga zat pendingin mengalir ke evaporator. Jika tekanan zat pendingin pada evaporator naik (P e), tekanan cairan di atas membran akan turun (P t) dan tekanan pegas (P p)
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
24
Perbaikan AC System
akan mendorong katup ke atas. Zat pendingin tidak mengalir ke evaporator. Suhu evaporator naik kembali dan tekanan zat pendingin yang keluar ke evaporator (P e) akan turun, sehingga katup ekspansi terdorong ke bawah (membuka) dan zat pendingin mengalir kembali ke evaporator. Begitulah cara kerjanya terus menerus.
Katup ekspansi tipe blok Katup ekspansi tipe blok ini, cara kerjanya sama dengan katup ekspansi tipe kontrol tekanan dan temperatur. Bagian atas membran adalah cairan pengontrol temperatur pipa ke luar evaporator dan di bawah membran pengontrolan dilakukan dengan tekanan zat pendingin pada pipa keluar evaporator. Membuka dan menutupnya katup di atur oleh tekanan pegas, tekanan cairan pengontrol di atas dan di bawah membran.
Gambar 27. Konstruksi katup ekspansi tipe blok
f. Evaporator Fungsi evaporator kebalikan dari kondenser. Keadaan refrigerant sebelum melewati katup ekspansi masih 100% cair. Segera setelah tekanan cairan turun, cairan mulai mendidih kembali sambil
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
25
Perbaikan AC System
menyerap panas dari udara yang melewati sirip-sirip pendingin evaporator, dengan demikian udara yang melewati
evaporator
suhunya turun dan menjadi dingin.
Gambar 28. Evapotaror
Evaporator dibuat dari aluminium dan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yakni : Tipe plate pin, Tipe serpentine Fin, dan Tipe Drawn cup. Seperti halnya kondensor, evaporator konstruksinya sederhana tetapi merupakan komponen penting di dalam sistem pendinginan udara. Konstruksi dan kondisi operasi evaporator yang berada di sisi temperatur rendah mempunyai efek yang besar terhadap efisiensi pendinginan. Pembekuan dan pembentukan es terjadi terutama pada sirip (fin) evaporator. Ketika udara hangat mengenai sirip-sirip evaporator dan menjadi dingin sampai di bawah temperatur pengembunan, uap air mengembun dan menempel pada sirip evaportor dalam bentuk tetesan air. Bila pada saat ini sirip telah menuju dingin sampai di bawah 0o C (32oF), air yang menempel dapat menjadi es. Bila hal ini terjadi, maka efisiensi pemindahan panas pada evaporator akan turun, aliran udara yang melewati evaporator berkurang dan kemampuan pendingin menjadi rendah.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
26
Perbaikan AC System
Gambar 29. Evaporator tipe serpentine
Gambar 30. Evaporator tipe plate Fin
Gambar 31. Evaporator tipe drawn cup
g. Kopling Magnet (Magnetic Clutch) Kopling magnet dipasang pada poros kompresor. Fungsi dari kopling magnet adalah untuk menghubungkan dan memutuskan putaran engine ke kompresor. Komponen-komponen utama dari kopling magnet antara lain : stator, puli, rotor dan plat penekan.
Gambar 32. Konstruksi kopling magnet
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
27
Perbaikan AC System
Cara kerja kopling magnet Cara kerja kopling magnet adalah sebagai berikut. Bila saklar AC System di arahkan pada posisi “on”, maka arus dari batere mengalir ke kopling magnet ( Magnetic clutch).
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Saklar Pressure plate Pulley Compressor shaft Magnetic clutch Compressor Return spring 8. Battery
1
8
Gambar 33. Cara kerja kopling magnet
Pada kopling magnet terjadi kemagnetan, medan magnet pada kopling magnet akan menarik plat penekan ( Pressure plate) sehingga berhubungan dengan puli ( pulley ), dengan demikian plat penekan ikut berputar dengan puli, demikian pula dengan poros kompresor.
h. Blower dan Extra Fan (kipas kondensor) Blower dan extra fan (kipas kondensor) mempunyai fungsi yang sama, tetapi diaplikasikan pada komponen yang berbeda. Blower berfungsi untuk menghembus udara dingin dari evarotaror dan seterusnya dialirkan ke ruangan kendaraan. Sedangkan fungsi dari extra fan adalah untuk menghembuskan udara pada kondensor sehingga terjadi penyerapan panas dalam refrigerant (mendinginkan kondensor). Pada gambar berikut ini dapat dilihat konstruksi dari blower dan extra fan.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
28
Perbaikan AC System
Gambar 34. Blower
Gambar 35. Extra Fan (Kipas kondensor)
i.
Kontrol panel Kontrol panel berfungsi untuk mengatur suhu dan aliran udara yang masuk ke ruang kendaraan dengan cara menekan tombol pengatur suhu dan menggeser tuas pengatur arah aliran udara.
6. Refrigerant (Zat Pendingin) Refrigerant adalah suatu zat yang mudah menguap dan berfungsi sebagai penghantar panas dalam sirkulasi AC System. a. Sifat Refrigerant Sifat refrigerant yang dikehendaki untuk memenuhi fungsinya adalah sebagai berikut : 1) Harus memiliki sifat mudah menguap karena pendinginan terjadi ketika cairan menguap. PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
29
Perbaikan AC System
2) Makin besar panas latent yang ditarik selama penguapan, volume sirkulasi refrigerant dapat makin diperkecil, berarti dapat memperkecil alat pendingin. Karena itu diharapkan refrigerant dapat menarik panas latent sebanyak-banyaknya. 3) Gas refrigerant tidak membahayakan manusia dan mudah diketahui kebocoran gas dari baunya. 4) Tidak terjadi perubahan kimia dari kandungan unsur-unsur dalam refrigerant sekalipun dipakai secara berulang-ulang. 5) Tidak memberi pengaruh yang merugikan pada logam dan karet yang digunakan dalam AC System.
b. Jenis Refrigerant Bahan refrigerant yang digunakan pada alat pendingin banyak sekali jenisnya. Pada awal mulanya refrigerant yang banyak digunakan untuk AC System pada
pada mobil adalah R-12 (Chloro Fluoro
Carbons).
Dipilihnya R-12 sebagai bahan refrigerant adalah dengan alasan : 1) Mudah berubah menjadi cair. 2) Tidak menyala dan tidak meledak. 3) Tidak terjadi perubahan kimia, kandungan unsur tetap stabil. 4) Tidak mengandung racun. 5) Tidak merusak logam. 6) Mudah diperoleh. Walaupun demikian terdapat sisi negatip dari R-12 ini yakni dapat merusak lapisan Ozon ( O3 ) dan menimbulkan pemanasan global. Bila R-12 terlepas ke udara, R-12 akan bergerak dari bumi melewati lapisan traposfer dan strafosfer. Pada lapisan strafosfer, R-12 terkena sinar Ultra violet dan melepaskan Chlor. Atom Chlor ini dapat merusak lapisan Ozon. Bila peristiwa ini dibiarkan terus menerus
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
30
Perbaikan AC System
maka lapisan Ozon sebagai pelindung bumi dari pancaran sinar Ultra violet akan semakin menipis. Sebagaimana diketahui, sinar ultra violet ini dapat merusak kehidupan organisme di bumi diantaranya dapat menimbulkan kanker kulit, katarak, menurunkan fertilitas dll. Oleh karena itu penggunaan R-12 sebaiknya dihentikan, di negara maju penggunaan R-12 ini sudah dilarang mengingat akibat yang ditimbulkannya. Sebagai pengganti R-12 dapat digunakan R-134a (Hydro Fluoro Carbons). R-134a ini dikenal sebagai refrigerant yang ramah lingkungan karena gas yang terlepas dari sistem tidak merusak lapisan Ozon. Dewasa ini zat pendingin yang sangat umum dipakai pada kendaraan adalah refrigerant R-134a Bila kita hendak mengganti R-12 ke R-134a maka beberapa komponen AC System harus diganti, komponen-komponen tersebut adalah receiver, seal, dan katup ekspansi. HFC 134a mempunyai sifat : tidak mudah terbakar, tidak mudah meledak, tidak beracun, tidak menyebabkan karat pada komponen sistem pendingin, tidak berbau dan tidak merusak pakaian. Walaupun demikian refrigerant ini masih menyebabkan pemanasan global. Refrigerant yang paling aman untuk digunakan adalah jenis Hydrocarbon (HC). Refrigerant ini selain tidak merusak lapisan Ozon, juga tidak menimbulkan pemanasan global. Kelemahan refrigerant jenis Hydrocarbon adalah sifatnya yang mudah terbakar. Bila kita melakukan penggantian refrigerant R-12 atau R-134a dengan Hydrocarbon tidak perlu mengganti komponen dan oli pelumas kompresor karena jenis refrigerant ini bisa menggunakan oli jenis mineral
maupun
sintetis.
Untuk
menjaga
keamanan
dalam
penggunaan refrigerant, maka tabung refrigerant tidak bileh dipanaskan dengan sinar matahari atau api.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
31
Perbaikan AC System
Gambar 36. Jenis-jenis Refrigerant
7. Rangkaian Listrik dan Alat Pengontrol pada AC System Rangkaian listrik yang digunakan pada AC System pada berbagai kendaraan pada prinsipnya sama. Perbedaan utamanya terletak pada segi kelengkapan sistem pengontrolnya. Sistem kelistrikan ini erat sekali dengan sistem pengontrol pada AC System. a. Rangkaian Kopling magnet (Magnetic Clutch) Rangkaian kopling magnet dan motor kipas kondensor biasanya dihubungkan secara paralel. Dengan demikian bila kopling magnet dioperasikan maka motor kipas kondensor juga bekerja. Sedangkan pengontrolnya dihubungkan dengan sebuah relay.
30
Relay
Thermostat (Pengontrol suhu)
Kopling magnet
Motor Kipas kondensor
Gambar 38. Rangkaian kopling magnet dengan motor kipas kondensor
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
32
Perbaikan AC System
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa bekerjanya kopling magnet dan motor kipas kondensor tergantung pada thermostat, Thermostat ini diletakkan pada evaporator. Bila suhu evaporator di atas 3 o C maka thermostat akan menghubungkan arus ke relay, sehingga relay bekerja. Arus dari terminal 30 mengalir ke kopling dan motor kipas kondensor, maka kopling magnet dan kipas kondensor bekerja. Jika temperatur evaporator turun dibawah 3 o C maka thermostat akan memutuskan arus ke relay, akibatnya magnet dan motor kipas kondensor berhenti bekerja.
b. Blower Evaporator Rangkaian kelistrikan blower evaporator diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 39. Rangkaian kelistrikan blower menggunakan relay
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
33
Perbaikan AC System
4 3 Tahanan pengatur
M
2
Saklar blower
blower motor
1
Blower
Ke kunci kontak
Motor
Fuse
Gambar 40. Rangkaian kelistrikan blower tanpa relay
Untuk mengatur putaran motor blower dipasang beberapa tahanan pengatur yang ditempatkan antara motor blower dan saklar pengatur udara. Bila saklar pada posisi satu (low) maka pengaliran arus harus melewati ke tiga tahanan sehingga jumlah arus yang mengalir kecil dengan demikian putaran motor blower rendah. Sebaliknya saat saklar pada posisi 4 (high), arus mengalir tanpa melalui tahanan sehingga pengaliran arus maksimal dan putaran motor blowerpun maksimal.
c. Saklar Pengontrol Tekanan (Pressure Control Switch) Saklar pengontrol tekanan dipasang antara receiver dan katup ekspansi. Saklar pengontrol tekanan berfungsi untuk mengontrol tekanan refrigerant yang bersirkulasi pada AC System. Terdapat dua jenis pengontrol tekanan, yakni pengontrol tekanan yang bekerja sebagai saklar tunggal dan saklar ganda. Walaupun demikian saklar pengontrol tekanan yang paling banyak digunakan dewasa ini adalah jenis saklar pengontrol tekanan ganda (dual pressure switch).
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
34
Perbaikan AC System
Saklar pengontrol tekanan
Katup ekspansi
Kondensor Evaporator
Kompresor
Gambar 41. Penempatan pengontrol tekanan
Cara kerja pengontrol tekanan adalah sebagai berikut : 1) Saat tekanan terlalu tinggi Bila tekanan dalam sistem terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan pada komponen AC System. Saat tekanan mencapai 27 kg/cm 2 (383 Psi) untuk R-12, 31,3 kg/cm2 (448 Psi) untuk R-134a maka saklar ke kopling magnet akan terbuka dengan demikian arus ke kopling magnet kompresor terputus dan kompresor tidak bekerja. 2) Saat tekanan terlalu rendah Bila jumlah refrigerant pada sistem kurang karena adanya kebocoran maka tekanan refrigerant akan menurun. Bila tekanan refrigerant mencapai 2,1 kg/cm (30 Psi) atau lebih rendah, maka pengontrol tekanan akan berada pada posisi “OFF”.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
35
Perbaikan AC System
Hal ini menyebabkan kopling magnet tidak mendapatkan arus dan kompresor tidak bekerja. Konstruksi pengontrol tekanan diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Gambar 42. Konstruksi saklar pengontrol tekanan
Sedangkan kerja saklar pengontrol tekanan secara simpel di perlihatkan pada gambar berikut :
tekanan terlalu rendah
tekanan normal
tekanan terlalu tinggi
Gambar 43. Kerja saklar pengontrol tekanan
d. Alat penambah putaran idle ( idle up device) Bila AC System dihidupkan saat engine pada putaran stasioner (idle), kemungkinkan engine akan mati.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
36
Perbaikan AC System
Oleh karena itu pada engine harus dilengkapi alat untuk menaikkan putaran engine dalam kondisi tersebut, alat yang digunakan untuk kebutuhan di atas biasanya disebut idle-up. Peralatan penambah putaran idle ini biasanya terdiri dari sebuah saklar magnet dan aktuator seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Saklar magnet Saringan udara Katup gas Tuas katup gas Aktuator Intake manifold
Gambar 44. Alat penambah putaran idle
Bila saklarAC System dihidupkan, arus akan mengalir ke saklar magnet sehingga katup pada saklar magnet akan terbuka. Kevakuman di bawah katup gas akan menarik membran ke atas dan tuas yang dihubungkan antara membran dan katup gas akan menarik katup gas sehingga katup gas membuka lebih lebar, akibatnya putaran engine bertambah tinggi.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
37
Perbaikan AC System
C. Latihan 1. Sebutkan 4 fungsi AC System ( Air Conditioner System) ! 2. Jelaskan cara kerja AC System sesuai gambar dibawah !
3. Jelaskan fungsi komponen AC System di bawah ini ! a. Compressor b. Condensor c. Receiver d. Expansion valve e. Evaporator 4. Jelaskan cara kerja expansion valve berikut !
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
38
Perbaikan AC System
5. Jelaskan cara kerja magnetic clutch (kopling magnet) !
D. Rangkuman AC System digunakan untuk membuat temperatur udara di dalam suatu ruangan menjadi nyaman. Performance yang harus ditampilkan oleh AC System adalah mendinginkan/menyejukkan udara, mereduksi tingkat
kelembaban udara mensirkulasikan udara, dan membersihkan udara. Komponen utama yang menjadi syarat kerja air conditioner sytem adalah kompresor,
kondensor,
expansion
valve,
dan
evaporator.
Untuk
mendapatkan hasil maksimal dari AC System, maka sebelum dilakukan pengisian refrigerant ke dalam AC System sebaiknya dilakukan proses vacuuming yang bertujuan selain membuang udara di dalam sistem (vakum)
juga membersihkan saluran pada sistem. Pada saat memasang dan melepas selang manometer (Manifold Pressure gauge) pada system AC harus menggunakan kaca mata pengaman dan sarung tangan. Untuk menjaga keselamatan pada saat menggunakan refrigerant, maka tabung refrigerant jangan dipanaskan dengan sinar matahari atau api. Kompresor AC System yang umum digunakan adalah jenis kompresor torak (piston) dan kompresor rotari.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
39
Perbaikan AC System
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Materi yang sedang Anda pelajari merupakan pengetahuan pendukung terhadap kompetensi “Memperbaiki Kerusakan pada Sistem Kelistrikan Otomotif”. Berdasarkan kriteria tingkat penguasaan kompetensi : Kompetensi utama
: 90% - 100%
Kompetensi pendukung
: 75%-90%
Kompetensi pelengkap
: 60% - 75%
Maka standar minimal yang ditetapkan untuk penguasaan materi ini adalah 75. Bandingkan hasil jawaban tes Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir Modul ini, kemudian ukurlah hasil penguasaan yang telah dicapai menggunakan rumus berikut : Jawaban benar
Tingkat penguasaan = -------------------------- X 100% Soal Jika hasil yang diperoleh telah mencapai 75% atau lebih, maka Anda telah menguasai materi yang dipelajari dan berhak melanjutkan pembelajaran berikutnya dengan persetujuan guru pembimbing. Namun jika hasil yang diperoleh belum mencapai 75% Anda masih harus mengulangi atau mempelajari kembali Modul ini.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
40
Perbaikan AC System
KEGIATAN BELAJAR 2 : TROUBLE SHOOTING AC SYSTEM A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, peserta dapat : 1. Mendiagnosis kerusakan mekanik pada AC System dan memperbaikinya. 2. Mendiagnosis kerusakan kelistrikan pada AC System dan memperbaikinya.
B. Uraian Materi Untuk menemukan letak gangguan yang terjadi pada AC System, selain dengan cara visual dan pendengaran, juga dapat menggunakan Manifold Pressure Gauge. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Tutup kran ( HI dan LO ) pada Manifold Pressure Gauge ( MPG) lalu hubungkan kedua selang tersebut pada kompresor, selang warna biru pada katup servis tekanan rendah ( suction) dan selang merah pada katup servis tekanan tinggi (discharge) . 2. Karena pada kedua selang masih terdapat udara, maka untuk membuangnya dapat dilakukan dengan cara melonggarkan sedikit nipel selang tekanan rendah dan nipel tekanan tinggi yang dihubungkan ke Manifold Pressure Gauge hingga udara terdorong oleh refrigerant ke luar, lalu kencangkan lagi kedua nipel tersebut. 3. Hidupkan engine, perhatikan penunjukan pada Manifold Pressure Gauge. Tekanan kerja yang normal ditunjukkan seperti pada gambar berikut. 4. Bila Manifold Pressure Gauge mengindikasikan bahwa jumlah refrigerant di dalam sistem kurang, maka untuk menambahnya bisa dengan cara membuka kran biru (Low Pressure) sampai jumlah refrigerant terpenuhi.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
41
Perbaikan AC System
1.5-2,5kg/cm2
15-17kg/cm2 15
6
4
10
8
2
0
76
20
5
10
25
0
K g / c m2
76
c m Hg
30
K g / c m2
cmHg
LO
Hi
Gambar 45. Penunjukan tekanan kerja normal
Berikut ini adalah beberapa penyebab dan akibat pada AC System serta cara mengatasinya.
1. Pengisian Refrigerant Kurang
0.8-1.0kg/cm2
7-10kg/cm2 15
6
4
10 8
2
0
76
10 Kg/cm2
cmHg
LO
20
5
25 0
76
cmH g
30
Kg/cm2
Hi
Gambar 46. Pengisian refrigerant kurang
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
42
Perbaikan AC System
Akibat dari gangguan :
Daya pendingin kurang
Gejala yang dapat diamati :
Penunjukan
pada
kedua
pengukur
rendah.
Pada sight glass tampak busa-busa yang mengalir.
Hembusan udara dari evaporator tidak begitu dingin.
Penyebab :
Terdapat
kebocoran
pada
instalasi
sistem/refrigerant kurang. Cara mengatasi gangguan :
Mencari
letak
menggunakan
gangguang leak
dengan
detector
dan
memperbaikinya.
Menambah refrigerant sesuai keperluan
2. Pengisian Refrigerant Berlebihan/Daya Pendinginan Kondensor Kurang
20-25kg/cm2
2.5- 3.5kg/cm2
15
6
4
10 8
2
0
76
10 Kg/cm2
cmHg
LO
20
5
25 0
30
76
cmH g
Kg/cm2
Hi
Gambar 47. Penunjukan tekanan berlebihan
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
43
Perbaikan AC System
Akibat dari gangguan :
AC System tidak mampu mendinginkan udara secara maksimal
Penyebab gangguan :
Refrigerant di dalam sistem terlalu jenuh sehingga
kemampuan
pendingin
menurun.
Putaran kipas radiator kurang karena belt / tali kipas selip.
Sirip-sirip
kondensor
tertutup
debu/kotoran. Cara mengatasi ganguan :
Bersihkan siripsirip kondensor.
Kencangkan tali kipas
Buang sebagian refrigerant dari dalam sistem.
3. Terdapat Udara Dalam Saluran Sistem
2.5-3.5kg/cm2
20-25kg/cm2 15
6
4
10 8
2
0
76
10 Kg/cm2
cmHg
LO
20
5
25 0
30
76
cmHg
Kg/cm2
Hi
Gambar 48. Penunjukan alat ukur akibat sistem kemasukan udara
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
44
Perbaikan AC System
Akibat dari gangguan :
Sistem tidak dapat mendinginkan udara dalam mobil seperti biasanya
Gejala yang dapat diamati :
Tekanan pada kedua pengukur lebih tinggi dari tekanan normal.
Penyebab :
Dalam saluran sistem terdapat udara.
Proses pembuangan udara dalam sistem (vacuuming) kurang sempurna.
Cara mengatasi gangguan :
Mengganti receiver dengan yang baru.
Memeriksa banyaknya cemaran oli dari dalam kompresor.
Mengulangi pekerjaan membuang udara dalam sistem lalu mengisi kembali gas refrigerant.
4. Terdapat Air Di Dalam Saluran Sistem
1.5 – 2.5 kg/cm2
14-23 kg/cm2 15
6
4
10 8
2
0
76
10 Kg/cm2
cmHg
LO
20
5
25 0
30
76
cmH g
Kg/cm2
Hi
Gambar 49. Penunjukan alat ukur saat dalam sistem terdapat air.
Akibat dari gangguan :
Proses pendinginan hanya terjadi secara periodik, kadang tidak dingin sama sekali.
Gejala yang dapat diamati :
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
Jarum pada alat ukur bergerak tidak stabil
45
Perbaikan AC System
(naik-turun). Penyebab :
Air yang tercampur dalam refrigerant
membeku pada lubang katup ekspansi sehingga
aliran
refrigerant
terhenti
sementara. Bila es yang menutup lubang tersebut
melebur, aliran refrigerant mulai berjalan kembali.
Cara mengatasi gangguan :
Mengganti receiver dengan yang baru karena receiver lama sudah jenuh dan tidak dapat menyerap uap air di dalam sistem. Membuang gas berulang-ulang sampai
kadar air dalam sistem hlang.
5. Sirkulasi Refrigerant Tidak Jalan
6 kg/cm2
- 76 cm Hg
15
6
4
10 8
2
0
76
10 Kg/cm2
cmHg
LO
20
5
25 0
30
76
cmHg
Kg/cm2
Hi
Gambar 50. Penunjukan alat ukur saat sirkulasi tidak berjalan.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
46
Perbaikan AC System
Akibat dari gangguan :
Udara dalam mobil tidak dingin (dingin hanya kadang-kadang)
Gejala yang dapat diamati :
Jarum
penunjuk
tekanan
rendah
menunjuk di bawah nol dan jarum pada tekanan tinggi berada di bawah tekanan normal. Penyebab :
Pada katup ekspansi terdapat pembekuan air atau ada penyumbatan kotoran.
Cara mengatasi gangguan :
AC
System
dimatikan
sesaat
untuk
memberi kesempatan meleburnya es yang
menutupi
ekspansi, System
saluran
pada
katup
lalu hidupkan kembali agar
gangguan
dapat
tersebut
AC
membuktikan
karena
air
atau
kotoran.
Apabila ternyata gangguan terjadi karena pembekuan
air
dalam
sistem,
atasi
gangguan seperti cara pada bagian D ( Terdapat air di dalam saluran sistem).
Bila gangguan yang terjadi akibat dari adanya penyumbatan kotoran, katup ekspansi karus dibersihkan atau diganti.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
47
Perbaikan AC System
6. Nozel Katup Ekspansi Tidak Normal Atau Pemasangan Tabung Indra Panas (Tabung Kontrol) Kurang Rapat
2.5 kg/cm2
19-20 kg/cm2 15
6
4
10 8
2
0
76
20
5
10
25 0
Kg/cm2
76
cmHg
cmHg
LO
30
Kg/cm2
Hi
Gambar 51. Penunjukan alat ukur saat katup ekspansi mengalami kerusakan.
Akibat dari gangguan :
Kurang dingin
Gejala yang dapat diamati :
Penunjukan kedua alat ukur lebih tinggi dari tegangan standar.
Pada pipa saluran refrigerant banyak embun atau frost
Penyebab :
Gangguan pada katup ekspansi atau tabung kontrol tidak terpasang dengan baik pada evaporator sehingga pengaliran refrigerant
tidak
dapat
diatur
sebagaimana mestinya.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
48
Perbaikan AC System
Cara mengatasi gangguan :
Memperbaiki
posisi
tabung
kontrol
hingga benar-benar merapat pada pipa saluran.
Menyetel katup ekspansi, jika tidak dapat katup ekspansi harus diganti.
7. Tekanan Kompresi Kurang Baik
4-6 kg/cm2
7-10 kg/cm2 15
6
4
10 8
2
0
76
10
20
5
25 0
Kg/cm2 cmHg
LO
30
76
cmHg
Kg/cm2
Hi
Gambar 52. Penunjukan alat ukur akibat kerusakan pada kompresor
Akibat dari gangguan :
AC System tidak dapat mendinginkan udara dalam mobil.
Gejala yang dapat diamati :
Tekanan kerja pada LO terlalu tinggi dan tekanan kerja pada HI terlalu rendah bila dibandingkan dengan tekanan standar.
Penyebab :
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
Terjadi kebocoran pada katup kompresor.
49
Perbaikan AC System
Cara mengatasi gangguan :
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
Keausan pada piston atau silinder.
Gasket retak, dsb
Perbaiki kompresor
50
Perbaikan AC System
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : PRAKTIK SERVIS AC SYSTEM A. Petunjuk Pelaksanaan Praktik 1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. 2. Gunakan kaca mata pengaman dan sarung tangan selama melakukan servis AC System. 3. Bila refrigerant terkena mata, cuci dengan air mengalir dan segera hubungi dokter.
B. Alat Dan Bahan Untuk Servis AC System Untuk melaksanakan servis pada AC System diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
1. Pompa vakum (Vacuum Pump) Pompa vakum pada pekerjaan servis AC System digunakan pada proses pengosongan udara pada saluran AC System hingga terjadi kevakuman.
Gambar 53. Pompa Vakum
2. Tabung pengisi (tabung refrigerant/freon) Tabung pengisi merupakan alat untuk menampung refrigerant yang akan diisikan pada AC System. Perhatikan refrigerant yang akan digunakan, jangan sampai keliru, karena kekeliruan dalam penggunaan refrigeran dapat menyebabkan kerusakan pada sistem. Refrigerant yang digunakan pada AC System dewasa ini umumnya R-134a.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
51
Perbaikan AC System
3. Leak Detector (Alat Pemeriksa Kebocoran Refrigerant) Leak detector digunakan untuk memeriksa kebocoran refrigerant yang terjadi pada AC System.
Gambar 54. Leak Detector
4. Pengukur tekanan (Manifold Pressure Gauge) Pengukur tekanan terdiri dari pengukur tekanan tinggi dan pengukur tekanan rendah. Alat ini digunakan untuk memeriksa tekanan dalam saluran AC System saat beroperasi.
Gambar 55. Manifold Pressure Gauge
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
52
Perbaikan AC System
5.
Thermometer Thermometer digunakan untuk memeriksa suhu udara, dalam hal ini suhu udara yang diperiksa adalah suhu udara yang sudah melewati evaporator.
Gambar 56. Penampang Pengukur tekanan (Manifold Pressure Gauge)
6. Gloves (Sarung tangan) Selama menangani AC system, gunakan gloves (sarung tangan) untuk menghindari kerusakan kulit akibat suhu dingin yang ekstrim dari refrigerant.
Gambar 57. Gloves (Sarung tangan)
7. Safety Glass Safety glass digunakan selama bekerja pada AC System, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kontak refrigerant ke mata.
Gambar 58. Safety Glass
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
53
Perbaikan AC System
C. Prosedur Pengisian Tabung Refrigerant Apabila di bengkel tersedia tabung khusus untuk menampung refrigerant yang penempatannya merupakan satu unit dengan pompa vakum dan Manifold Pressure Gauge, maka langkah pertama dari pekerjaan servis sistem pendingin pada mobil adalah memindahkan refrigerant dari tabung utama ke tabung penampung tersebut. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :
1.
Tutup semua kran (1 s.d 6), perhatikan gambar. Pengukur tekanan rendah (biru)
Pengukur tekanan tinggi (merah)
Pengukur tekanan Isi tabung 6
1
Selang biru ke katup hisap kompresor
2
Selang merah ke katup tekan kompresor
Sight glass (tabung kaca pengontrol)
3
Selang putih
Tabung pengisi
Saringan Saluran vakum
4
Pompa vakum
5
Motor
Keterangan : 1. Kran tekanan rendah 2. Kran tekanan tinggi 3. Kran saluran vakum 4. Kran untuk pengisian gas
Selang kuning untuk pengisian gas 5. Kran pengisi tabung refrigerant 6. Kran pengatur (di belakang)
Gambar 36. Alat Pengisi AC System
Gambar 59. Instalasi peralatan servis AC System.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
54
Perbaikan AC System
2. Hubungkan selang berwarna kuning ke tabung refrigerant 3. Buka katup pada tabung refrigerant 4. Buka kran no. 5, refrigerant akan mengalir dari tabung refrigerant ke tabung pengisi. 5. Buka sedikit kran no. 6 untuk mengalirkan tekanan di bagian atas tabung pengisi. Perhatikan sight glass untuk mengetahui jumlah refrigerant yang dimasukkan. 6. Tutup kran pada silinder/tabung pengisian (no. 6), kran no. 5 dan kran/katup pada tabung refrigerant. 7. Lepas selang berwarna kuning dari tabung pengisian, lakukan secara perlahan saat mengeluarkan tekanan.
D. Pengosongan Refrigerant Pada AC System 1. Periksa keadaan hubungan selang biru dan selang merah pada pengukur tekanan, keraskan mur pengencangnya. 2. Buka tutup-tutup yang berhubungan dengan katup servis pada kompresor. 3. Hubungkan selang biru ke katup “S” (Suction) pada kompresor dan selang merah ke katup “D” (Discharge). Yakinkan bahwa kran no. 4 tertutup, lepas selang putih pada kran no. 4 4. Buka kran no. 1 perlahan-lahan agar gas mengalir ke luar. Usahakan agar oli dalam kompresor tidak terbawa ke luar. 5. Buka kran no. 2 perlahan-lahan untuk mengimbangi/mempercepat pengeluaran gas pada sistem. 6. Bila kedua pengukur tekanan menunjuk pada nol hubungkan kembali selang putih pada posisi semula (ke kran no. 4). 7. Hubungkan pompa vakum ke sumber listrik.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
55
Perbaikan AC System
8. Hidupkan pompa vakum, lalu buka kran no. 1, 2 dan 3. Jarum pada pengukur tekanan rendah harus bergerak ke arah minus 76 cm hg (vakum). Catatan : Jika pada alat ukur tidak menunjukkan adanya kevakuman, kemungkinan pemasangan selang kurang bagus atau pada pemasangan instalasi ada kebocoran, misalnya sambungan belum dikencangkan. Kerusakan ini harus diatasi dahulu baru melanjutkan proses pemakuan. 9. Lakukan pemakuman selama
10 menit.
10. Tutup kran no. 3, matikan pompa vakum, perhatikan penunjukkan jarum pada pengukur tekanan rendah (warna biru) untuk melihat kebocoran, jika jarum diam/tetap pada posisinya, hidupkan kembali pompa vakum lalu buka lagi kran no.3, dan teruskan pengosongan sampai 30 menit.
LO
HI
Gambar 60. Penunjukkan jarum pada pengukur tekanan rendah di bawah nol
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
56
Perbaikan AC System
E. Pengisian Refrigerant Pada AC System Setelah melakukan pengosongan selama
30
menit, tutup kran no. 1, 2,
dan 3. 1. Matikan pompa vakum. 2. Buka kran no 4 untuk mengalirkan refrigerant pada saluran AC System. 3. Buka katup no. 1 perlahan-lahan. Jangan mengalirkan tekanan lebih besar dari 60 Psi (413 k Pa). 4. Tutup kembali kran no. 1. 5. Periksa kebocoran pada sistem menggunakan Leak Detector. Yakinkan tidak terdapat kebocoran pada sistem ! 6. Buka lagi kran no. 1, alirkan refrigerant ke dalam sistem secara normal. Bila diingnkan agar pengisian refrigerant dapat lebih cepat, kran no. 2 bisa dibuka. 7. Tutup kedua kran, hidupkan engine, atur kipas pada evaporator dan saklar pengatur temperatur pada posisi maksimum. 8. Buka kran no.1 untuk mengalirkan refrigerant secara cepat ke dalam sistem dan perhatikan penambahan refrigerant sampai penunjukan pada sight glass terlihat bening. Dalam kondisi seperti ini tutup kran no. 1 dan
periksa jumlah refrigerant yang diisikan pada sistem dengan melihat data pada Dial Charge (Tabung pengisi).
Catatan : LO menunjukkan 1,5 – 2,5 kg/cm 2 , HI menunjukkan 15 - 17 kg/cm 2 . 9. Hidupkan engine pada putaran 2.000 Rpm. Catat pengukuran pada alat ukur tekanan rendah dan tekanan tinggi. 10. Matikan engine kemudian lepas selang warna biru dan merah dari kompresor. Periksa kembali AC system dengan Leak detector dari kemungkinan adanya kebocoran. Catatan : Bila tidak tersedia Leak detector , pemeriksaan kebocoran bisa
dilakukan dengan memberikan cairan sabun pada sambungan yang
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
57
Perbaikan AC System
diperkirakan dapat terjadi kebocoran. Adanya kebocoran ditandai dengan timbulnya gelembung udara dari cairan sabun tersebut.
F.
Proses Pengosongan dan Pengisian Refrigerant Pada AC System Langsung dari Tabung Refrigerant Apabila kita tidak memiliki alat penampung/pengisi refrigerant seperti sudah dijelaskan di atas, maka proses pengosongan dan pengisian refrigerant dapat dilakukan langsung dari tabung refrigerant. Adapun langkah-langkahnya sama seperti cara sebelumnya. Yang harus diperhatikan pada cara kedua ini adalah setelah proses pemakuman selesai, selang berwarna kuning harus dipindahkan dari pompa vakum ke tabung refrigerant. Hal ini menyebabkan masuknya udara ke dalam selang tersebut. Untuk membuang udara dalam selang tersebut adalah dengan cara membuka kran pada tabung tefrigerant, kemudian melonggarkan nipel selang kuning pada Manofild pressure gauge beberapa saat hingga udara dalam selang habis terdorong oleh refrigerant. Setelah nipel kembali ditutup (dikencangkan), selanjutnya pengisian refrigerant dapat dilakukan seperti cara sebelumnya.
Gambar 61. Pemakuman dan Pengisian Refrigerant
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
58
Perbaikan AC System
Proses pemakuman dan pengisian refrigerant pada AC System digambarkan pada bagan berikut. Mulai menjalankan pompa vakum
(Kran Tekanan Tinggi dan Kran Tekanan Rendah Dibuka) ±10 menit Menghentikan pompa vakum sementara waktu
(Kran ke Pompa Vakum Ditutup) 30 detik
Jarum pengukur tetap - 76 cm hg
Jarum pengukur kembali ke nol, periksa dimana terjadi kebocoran Perbaiki !
Vakum kembali hingga ±30 menit
Pengisian refrigerant
AC System Tidak Beropeasi (Kran Tekanan Tinggi dan Kran Tekanan Rendah Boleh Dibuka)
AC System Beroperasi (Hanya Kran Tekanan Rendah Yang Boleh Dibuka)
Gambar 62. Bagan proses pemakuman dan pengisian refrigerant
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
59
Perbaikan AC System
G. Servis AC System Menggunakan Recovery Machine Pelaksanaan servis AC System dapat dilakukan dengan menggunakan recovery machine. Salah satu recovery machine untuk keperluan tersebut diuraikan seperti di bawah ini. Alat ini digunakan untuk service dan perbaikan Airconditioning system pada kendaraan. KOMPONEN : Alat ini terbagi pada dua bagian ; 1. KOMPONEN BAGIAN LUAR a. Bagian samping kanan 1) Power switch digunakan untuk menghubungkan listrik yang diperlukan untuk alat agar bisa beroperasi ( ON dan OFF ). 2) Meter tekanan menunjukkan tekanan refrigerant yang terdapat pada Internal tabung. 3) Sight glass untuk melihat kondisi dan aliran refrigerant ketika melakukan proses Recovery dan Recharge. b. Bagian depan 1) Monitor
untuk menampilkan data proses
yang sedang
berlangsung. 2) Meter tekanan rendah refrigerant
yang ada didalam system
(warna biru). 3) Meter tekanan tinggi refrigerant yang ada didalam system (warna merah). 4) Tombol-tombol : a) TANDA PANAH (hitam dan merah) untuk menggeser cursor. b) FUNCTION untuk menampilkan data data yang berkaitan dengan alat. c) START untuk memfungsikan alat sesuai dengan proses yang kita lakukan.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
60
Perbaikan AC System
d) STOP untuk memberhentikan ketika proses yang dilakukan telah selesai. e) RECOVERY (1)
digunakan untuk
proses pemindahan
refrigerant yang ada pada system kedalam Internal tabung pada alat. f) VACUUM (2) digunakan untuk proses pembuangan udara / moisture yang terdapat didalam system. g) RECCHARGE (3) digunakan untuk proses pengisian kembali refrigerant kedalam system. h) AUTO (4). i)
RECOVERY VACUUM (5) untuk memindahkan refrigerant dari system kedalam internal tabung sekaligus memvacuum system.
j)
FILL (6) memasukan refrigerant kedalam tabung Internal.
k) RECYCLE (7)
melakukan proses membersihkan refrigerant
yang telah masuk kedalam tabung Internal. l)
ANGKA
0 (nol) digunakan untuk re-set angka-angka yang
menunjukkan waktu misalnya berapa lama memvacuum dilakukan. c. Bagian belakang 1) Sambungan selang tekanan rendah
(LOW)dan tekanan tinggi
(HIGHT). 2) Kabel POWER. 3) Tombol warna HIJAU ( OIL OUT ) digunakan untuk membuang udara dan MOISTURE dengan terlebih dahulu membuka katupnya. 4) Tombol warna MERAH ( OIL IN ) digunakan untuk menambah oli compressor dengan terlebih dahulu membuka katupnya.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
61
Perbaikan AC System
d. Bagian samping kiri 1) Tabung penampung oli compressor yang baru dilengkapi dengan katup (OIL IN). 2) Tabung penampung oili bekas dilengkapi dengan katup (OIL OUT)
Catatan : Kedua katup harus selalu dalam keadaan tertutup (posisi horizontal / melintang). 2. KOMPONEN BAGIAN DALAM a. Kompresor digunakan untuk PROSES RECOVERY (1) dan RECYCLE (7). b. Vacuum pump digunakan untuk PROSES VACUUM (2). c. Tabung Internal untuk menampung refrigerant
pada PROSES
RECOVERY. d. Timbangan digunakan untuk mengetahui berat refrigerant didalam Internal tabung.
3. PROSEDURE MENGGUNAKAN ALAT a. TABUNG INTERNAL KOSONG Isilah terlebih dahulu tabung internal dengan cara sebagai b erikut : 1) Hubungkan selang biru dengan tangki penampung refrigerant dari luar . 2) Buka katup pada tabung penampung refrigerant. 3) Tekan tombol FILL, untuk mengisi tabung internal yang masih kosong isi antara 3-4 Kg dan tekanan nya tidak boleh kurang dari 10 kg/cm
2
, apabila tekanan dalam tabung lebih dari 25 kg/cm
2
lakukan hal sebagai berikut :
Buka katup OIL OUT (point D.b).
Tekan tombol HIJAU (point C.c) hingga tekanan turun dibawah 25 kg/cm 2
Tutup kembali katup OIL OUT.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
62
Perbaikan AC System
b. PROSES RECOVERY Periksa terlebih dahulu berat refrigerant pada tabung internal,lakukan hal sebagai berikut : 1) Tekan tombol FUNCTION. 2) Tekan angka 1 (Total weight), catat data yang ditampilkan pada monitor. 3) Data ini akan digunakan untuk mengetahui adanya penambahan atau pengurangan pada internal tabung. 4) Selanjutnya tekan tombol RECOVERY (1), tunggu hingga jarum pada meter tekanan rendah mencapai angka Nol (0). 5) Lakukan langkah pada point “b”, catat datanya bandingkan dengan data sebelumnya (data pada point
“b” ) kemudian
perhitungkan selisihnya,selish ini merupakan jumlah atau berat refrigerant yang terdapat pada system. 6) Berat refrigerant ini akan dimasukan kembali ke.dalam system.
7) Setelah selasai melakukan PROSES RECOVERY MOISTURE
keluarkan
dengan terlebih dahulu membuka katup pada
tabung OIL OUT kemudian tekan tombol HIJAU dengan interval 3 detik.
c. PROSES RECYCLE Proses ini dilakukan untuk membersihkan refrigerant yang dipindahkan dari system , lakukan procedure sebagaiberikut : 1) Tekan tombol RECYCLE (7), 2) Tentukan waktu yang diperlukan unruk PROSES RECYCLE ini dengan menekan angka-angka pada tombol dibagian depan anda . 3) Waktu yang diperlukan adalah antara 3-4 menit. 4) Tekan tombol “START”, pencatat waktu akan bergerak mundur ketika sudah selesai tekan tombol “STOP” .
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
63
Perbaikan AC System
5) Setelah
selasai
MOISTURE
melakukan
PROSES
RECYCLE
keluarkan
dengan terlebih dahulu membuka katup pada
tabung OIL OUT kemudian tekan tombol HIJAU dengan interval 3 detik. d. PROSES VACUUM Setelah selesai proses perbaikan atau penggantian komponen system dan sudah selesai dirangkai kembali, sebelum melakukan PROSES RECHARGE maka
lakukan PROSES VACUUM Untuk mengeluarkan
udara /moisture yang terdapat pada system, lakukan hal sebagai berikut : 1) Tekan tombol VACUUM (2). 2) Tentukan waktu yang diperlukan unruk proses VACUUM ini dengan menekan angka-angka pada tombol dibagian depan anda . 3) Waktu yang diperlukan adalah antara 5-10 menit. 4) Tekan tombol “START”, pencatat waktu akan bergerak mundur, ketika sudah selesai tekan tombol “STOP” . 5) Isi oli kedalam system , lakukan cara sebagaiberikut :
Buka katup oli baru.
Tekan tombol merah (OIL IN), masukan oli antara 10-15 cc.
e. PROSES RECHARGE 1) Tekan tombol RECHARGE. 2) Masukan data jumlah cairan pendingin yang akan dimasukan kedalam system (selisih pada point B.e ) atau sesuai dengan spesifikasi, tekan tombol “STOP” bila telah selesai. 3) Hidupkan mesin, jalankan system A/C pantau meter tekanan rendah dan tekanan tinggi, apabila refrigerant masih kurang lakukan penambahan (lihat point “F”).
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
64
Perbaikan AC System
4) Lepaskan selang merah dan biru, kemudian tekan tombol RECOVERY hingga jarum pada meter tekanan rendah mencapai angka Nol (0), hal ini dilakukan untuk menghilangkan tekanan pada selang.
f.
PROSES MENAMBAH CAIRAN PENDINGIN Lakukan langkah sebagaiberikut : 1) Tekan tombol RECHARGE. 2) Masukan data jumlah cairan pendingin yang akan ditambahkan.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
65
Perbaikan AC System
H. Latihan Jawab pertanyaan di bawah ini ! 1. Jelaskan cara kerja idle up device berikut ini !
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Saklar magnet Saringan udara Katup gas Tuas katup gas Aktuator Intake manifold
2. Sebutkan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan servis sistem penyejuk udara ! 3. Sebutkan jenis pengukuran dan pemeriksaan yang dilakukan dalam pelaksanaan servis AC System! 4. Buatlah bagan prosedur servis sistem penyejuk udara!
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
66
Perbaikan AC System
I.
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK
Nama : ……………………………........
Tanggal : ……../……../……... HASIL PENILAIAN
NO
ASPEK YANG DINILAI Ya
1.
Tidak
Menyiapkan peralatan untuk keperluan praktik servis AC System
2.
Menggunakan peralatan keselamatan kerja.
3.
Memasang peralatan servis AC System sesuai prosedur kerja yang ditentukan.
4.
Melakukan pengosongan pada AC System sesuai prosedur.
5.
Melakukan pemakuman pada AC System sesuai prosedur.
6.
Memeriksa kebocoran AC System
7.
Melakukan pengisian pada AC System sesuai prosedur.
8.
Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
9.
Membersihkan tempat kerja setelah selesai menservis AC System.
Catatan :
…………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
Penilai,
…………………………..
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
67
Perbaikan AC System
Kunci Jawaban Test
Kegiatan Pembelajaran 1: 1. 4 fungsi AC System ( Air Conditioner System) adalah sebagai berikut. a. Mendinginkan/menyejukkan udara. b. Mereduksi tingkat kelembaban udara. c. Mensirkulasikan udara. d. Membersihkan udara.
2. Cara kerja AC System adalah sebagai berikut.
a. Mula-mula gas refrigerant dihisap oleh kompresor dan ditekan ke luar dengan tekanan mencapai 15-17 Kg/cm 2 dan suhu ±
o
70
C.
b. Gas bertekanan dan bersuhu tinggi ini dialirkan ke kondensor. Dalam kondensor gas refrigerant
mendapat hembusan udara dari kipas
pendingin sehingga panas latent yang terkandung didalamnya PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
68
Perbaikan AC System
terbuang, akibatnya refrigerant berubah dari bentuk gas menjadi cair. Suhu refrigerant menurun sekitar 50 oC. Refrigerant dalam bentuk cair ini selanjutnya mengalir menuju receiver/dryer. c. Pada receiver refrigerant disaring terhadap kemungkinan adanya kotoran dan bila terdapat uap air dalam refrigerant akan deserap oleh desiccant. d. Refrigerant
yang
sudah
disaring
selanjutnya
akan
dikabutkan/diinjeksikan oleh katup ekspansi sehingga berubah menjadi kabut refrigerant dan dialirkan ke evaporator. e. Saat berada pada evaporator, refrigerant menyerap panas di sekitarnya sehingga proses penguapan gas terjadi lebih cepat. Karena panas pada saluran evaporator diserap oleh refrigerant, maka suhu saluran pada evaporator tersebut menurun. f.
Dengan menghembuskan udara di depan evaporator, maka udara yang bergerak melewati evaporator tersebut suhunya juga akan turun (udara menjadi sejuk). Selanjutnya gas refrigerant kembali dihisap oleh kompresor.
g. Pada katup ekspansi terdapat pipa kapiler yang dihubungkan dengan sebuah tabung peraba panas (penyensor panas). Pada pipa kapiler ini terdapat gas yang akan mengatur kerja katup ekspansi sesuai kondisi suhu pada evaporator.
3. Fungsi komponen AC System diuraikan seperti bawah ini. a. Compressor
berfungsi
untuk
menghisap
gas
refrigerant
dari
evaporator dan menekannya sedemikian rupa sehingga tekanan dan suhu refrigerant naik. Kompresor yang biasa digunakan adalah jenis torak dan rotari.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
69
Perbaikan AC System
b. Condensor digunakan untuk mendinginkan gas refrigerant yang bersuhu dan bertekanan tinggi sehingga gas refrigerant berubah wujud menjadi refrigerant cair. c. Receiver mempunyai dua dua fungsi fungsi terhadap
refrigerant yang telah
mencair dari kondensor. Dalam receiver terdapat filter dan desiccant. Filter digunakan untuk menyaring kotoran
yang terdapat dalam
refrigerant sedangkan desiccant digunakan untuk menyerap uap air atau kelembaban yang terdapat dalam refrigerant. d. Expansion valve digunakan untuk mengabutkan refrigerant ke dalam evavorator. e. Evaporator digunakan sebagai media untk menghasilkan efek dingin. Efek dingin ini diperoleh ketika refrigerant yang melewati pipa-pipa evaporator menyerap panas laten pada pipa evaporator untuk proses penguapan refrigerant.
4. Cara kerja expansion valve sebagai berikut.
Bila temperatur evaporator rendah maka cairan di dalam ruangan di atas membran, tabung kontrol dan pipa kapiler rendah juga, akibatnya tekanan cairan itu juga rendah. Tekanan cairan ini tidak mampu melawan
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
70
Perbaikan AC System
pegas katup jarum, sehingga katup jarum menutup saluran masuk ke evaporator.
Penguapan
di
evaporator
terhenti
dan
temperatur
evaporator naik kembali. Sedangkan pada saat temperatur evaporator naik, tekanan cairan di atas membran, pipa kapiler dan tabung kontrol akan naik pula sampai melebihi tekanan pegas. Akibatnya katup jarum terdorong ke bawah dan saluran ke evaporator terbuka.
5. Cara kerja kopling magnet adalah sebagai berikut. Bila saklar AC System di arahkan pada posisi “on”, maka arus dari batere mengalir ke kopling magnet (Magnetic clutch).
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Saklar Pressure plate Pulley Compressor shaft Magnetic clutch Compressor Return spring 8. Battery
1
8
Gambar kopling magnet
Pada kopling magnet terjadi kemagnetan, medan magnet pada kopling magnet akan menarik plat penekan sehingga berhubungan dengan puli (pulley), dengan demikian plat penekan (Pressure plate) ikut berputar dengan pulley, demikian pula dengan poros kompresor (Compressor shaft).
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
71
Perbaikan AC System
Kegiatan Pembelajaran 3: 1. Cara kerja idle up device !
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Saklar magnet Saringan udara Katup gas Tuas katup gas Aktuator Intake manifold
Bila AC System dihidupkan, arus akan mengalir ke saklar kopling magnet sehingga katup pada saklar magnet akan terbuka. Kevakuman di bawah katup gas akan menarik membran ke atas dan tuas yang dihubungkan antara membran dan katup gas akan menarik katup gas sehingga katup gas membuka lebih lebar, akibatnya putaran engine bertambah tinggi.
2. Peralatan yang diperlukan untuk servis AC System.
Pompa vakum Pompa vakum pada pekerjaan servis AC System digunakan pada proses pengosongan saluran AC System hingga terjadi kevakuman.
Tabung pengisi (tabung refrigerant/freon) Tabung pengisi merupakan alat untuk menampung refrigerant yang akan diisikan pada AC System.
Leak Detector (Alat Pemeriksa Kebocoran Refrigerant) Leak detector digunakan untuk memeriksa kebocoran refrigerant yang terjadi pada AC System.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
72
Perbaikan AC System
Pengukur tekanan (Manifold Pressure Gauge) Pengukur tekanan terdiri dari pengukur tekanan tinggi dan pengukur tekanan rendah. Alat ini digunakan untuk memeriksa tekanan dalam saluran AC System saat beroperasi.
Thermometer Thermometer digunakan untuk memeriksa suhu udara, dalam hal ini suhu udara yang diperiksa adalah suhu udara yang sudah melewati evaporator
Gloves (Sarung tangan) Gloves (sarung tangan) berfungsi untuk menghindari kerusakan kulit akibat suhu dingin yang ekstrim dari refrigerant.
Safety Glass Safety glass digunakan selama bekerja pada AC System, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kontak refrigerant ke mata.
3. Pengukuran dan pemeriksaan yang dilakukan dalam pelaksanaan servis AC System antara lain Pengkuran tekanan A/C System, pengukuran temperatur keluaran evaporator, dan pengecekan kebocoran zat pendingin.
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
73
Perbaikan AC System
4. Bagan prosedur servis AC System ! Mulai menjalankan pompa vakum
(Kran Tekanan Tinggi dan Kran Tekanan Rendah Dibuka) 10 menit Menghentikan pompa vakum sementara waktu
(Kran ke Pompa Vakum Ditutup) 30 detik
Jarum pengukur tetap - 76 cm hg
Jarum pengukur kembali ke nol, periksa dimana terjadi kebocoran Perbaiki !
Vakum kembali hingga ±30 menit
Pengisian refrigerant
AC System Tidak Beropeasi (Kran Tekanan Tinggi dan Kran Tekanan Rendah Boleh Dibuka)
PPPPTK BMTI/MKE/SMN/2017
AC System Beroperasi (Hanya Kran Tekanan Rendah Yang Boleh Dibuka)
74