ANALISIS DIMENSI F RAUD DI AMOND AMOND dan GONE GONE THE ORY
TERH ADAP ACADEMI C F RAUD RAUD (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta)
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SATLAH SATU TUGAS MATA KULIAH EKONOMETRIKA DOSEN : DEWITA PUSPAWATI, SE., M.Sc., Ak. OLEH KELOMPOK 4 : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
MUTIAH MUNAWAROH SEKAR ASOKAWATI ANING YUNIARSIH ERNITA DWI S. CYSTOMA AURORA W. NOVEMIA NANDA Y.
(B200150300) (B200150303) (B200150303) (B200150307) (B200150312) (B200150312) (B200150316) (B200150317) (B200150317)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS – AKUNTANSI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah sarana dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sangat berpengaruh dalam perkembangan seluruh aspek kehidupan dan sarana pendidikan tersebut bisa didapatkan dari suatu lembaga pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat vital dalam pertumbuhan suatu negara. Pendidikan juga merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara. Dalam membasmi perilaku kecurangan akademik ataupun korupsi haruslah dimulai dari dunia pendidikan baik dari pendidikan dalam keluarga maupun di sekolah karena untuk meminimalis terjadinya kecurangan akademik tidak bisa dilakukan secara instan. Apabila seorang Mahasiswa sudah terbiasa melakukan Fraud , maka saat di dunia kerja nanti ada kemungkinan besar seseorang tersebut akan melakukan tindakan kecurangan kembali (Tuanakotta, 2006). Academic fraud dapat dikategorikan menjadi lima kategori sebagai berikut: a).Plagiatb). Pemalsuan data, misalnya membuat data ilmiah yang merupakan data fiktif. c). Penggandaan tugas, yakni mengajukan dua karyatulis yang sama pada dua kelas yang berbeda tanpa izin dosen/guru. d). Menyontek pada saat ujian e). Kerjasama yang salah (Colby dalam Muslimah, 2013). Kecurangan akademik (academic fraud ) merupakan suatu bentuk perilaku yang buruk yang akan memberikan dampak negatif terhadap mahasiswa. Perilaku tersebut misalnya mencontek menggunakan catatan kecil/HP, menjiplak hasil teman dan lain-lain. Hal ini akan mengakibatkan hasil evaluasi tidak dapat menggambarkan ketercapaian kemampuan mahasiswa yang sebenarnya karena mencontek merupakan bentuk dari kecurangan akademik yang membuat bias pelaksanaan evaluasi yang baik (Zaini, 2015). Faktor penyebab mahasiswa melakukan kecurangan akademik dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sendiri berasal dari diri suatu individu misalnya keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi atau ketidakpercayaan diri individu terhadap kemampuannya, sedangkan Faktor eksternal dapat berasal dari tekanan teman sebaya, tekanan dari keluarga ataupun kebijakan yang ada di dalam universitas yang memberatkan mahasiswa (Dody Haryanto, 2012) Kecurangan Akademik ( Academic Fraud ) umumnya terjadi karena adanya tekanan ( Pressure) dan kebutuhan untuk memanfaatkan sebuah kesempatan (Opportunity) dalam sebuah kondisi tertentu dan adanya rasionalisasi ( Rasionalization) dari seorang pelaku, akan tetapi dalam kesempatan yang diperoleh oleh seseorang harus disertai oleh kemampuan (Capability) untuk melakukan sebuah tindakan kecurangan tersebut (Wolfe dan Hermanson, 2004) Selain Fraud Diamond , GONE Theory juga merupakan faktor pendorong seseorang melakukan kecurangan. Menurut Bologna dalam Lisa (2013), GONE theory memiliki empat komponen yaitu Greeds (keserakahan) adalah berkaitan dengan adanya peri laku serakah yang secara potensial ada di dalam diri setiap orang. Opportunities (kesempatan) adalah berkaitan dengan keadaan organisasi, instansi atau masyarakat yang sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan kecurangan. Needs (kebutuhan) adalah berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh individu-individu untuk menunjang hidupnya yang wajar. Exposures (pengungkapan) adalah berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.
B. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Zaini(2015) dengan perbedaan yang terdapatpada sampel dalam penelitiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kemampuan, keserakahan, kebutuhan dan pengungkapanterhadap academic fraud .
BAB II TEORI / KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. TEORI
Academic F raud Academic fraud adalah berbagai macam cara yang dilakukan dengan unsur kesengajaan untuk melakukan kecurangan yang berasal dari perbuatan tidak jujur sehingga menyebabkan perbedaan pemahaman dalam menilai maupun menginterprestasikan sesuatu. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecurangan akademik merupakan perbuatan tidak jujur yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai keberhasilan(Eckstein,2003) Secara garis besar faktor-faktor penyebab terjadinya Academic Fraud dapat meliputi (1) Faktor Internal berupa kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan kecurangan akademik menyontek, keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi, ketidak mampuan individu membagi waktu dengan kegiatan yang lain yang menyebabkan individu tersebut mempunyai kebiasaan buruk yang sulit dikendalikan, kepercayaan diri, danmoralitas; (2) Faktor Eksternal berupa, tekanan atau tuntutan dari keluarga untuk mendapatkan nilai yang tinggi, ancaman pemutusan hubungan pertemanan, luasnya kesempatan saat individu merasa terdesak untuk melakukan kecurangan (Zaini,2015)
F raud Diamond Terdapat empat faktor kunci yang mendasari terjadinya fraud oleh seseorang. (1) Tekanan ( pressure), yang meliputi: tekanan karena faktor keuangan (financial pressure), kebiasaan buruk yang dimiliki seseorang, tekanan yang datang dari pihak eksternal,dan tekanan lain-lain (W. Steve Albrecht, et al , 2012: 31); (2) Kesempatan (opportunity), yang meliputi: merupakan suatu situasi dimana seseorang merasa memiliki kombinasi situasi dan kondisi yang memungkinkan dalam melakukan kecurangan akademik dan tidak terdeteksi (W. Steve Albrecht, et al , 2006: 31); (3) Rasionalisasi (rationalization) adalah proses pembenaran perilaku sendiri dengan menyajikan alasan yang masuk akal atau yang dapat diterima secara sosial untuk menggantikan alasan yang sesungguhnya (James P. Chaplin,2011: 417); (4) Kemampuan (Capability) adalah sifat-sifatpribadi dan kemampuan yang memainkan peran utama dalam kecurangan yang mungkin benar- benar terjadi untuk meningkatkan pencegahan dan pendeteksian kecurangan (WolfedanHermanson, 2004)
GONE Theory Selain Fraud Diamond terdapat empat faktor pendorong yang lain yang dikenal dengan GONE Theory (Jack Bologna dalam Lisa (2013). Empat faktor tersebut diantaranya : (1) Keserakahan ( greed ) adalah berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada didalam diri setiap manusia. Seseorang akan melakukan tindakan kecurangan karena pada dasarnya manusia memiliki sifat serakah,tak pernah merasa puas mengenai apa yang sudah dimiliki dan tidak puas dengan apa yang didapatkan; (2) Kebutuhan ( need ) adalah berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh individu-individu untuk menunjang hidupnya yang wajar. Setiap orang mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang lebih dan kebutuhan yang berbeda-beda dengan setiap orang sehingga dapat menjadi pendorong terjadinya kecurangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Kurniawan,2013); (3) Pengungkapan (Exposure) adalah berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan (Bologna dalam Lisa (2013). Salah satu faktor tidak ada hukuman yang tegas yang diberikan kepada pelaku jika melakukan kecurangan membuat seseorang untuk melakukan kecurangan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai yang bagus (Nursalam et al , 2013)
B. PENGEMBANGAN HIPOTESIS Hubungan Tekanan dengan Academic F raud Tekanan ( pressure) merupakan suatu situasidi mana seseorang merasa perlu untuk melakukan kecurangan (Albrecht,2003). Faktor yang menyebabkan terjadinya tekanan untuk melakukan kecurangan akademik diantaranya berasal dari diri sendiri yang merasa kurang percaya diri dengan kemampuan pribadi, tekanan dari orang tua untuk mendapatkan nilai bagus dan lulus tepat waktu, tekanan dari teman sebaya atau tekanan dari pihak fakultas/jurusan untuk mempertahankan IPK yang tinggi (Kurnia,2008) Dian dan Gugus (2013) dan Zaini (2015) mendapatkan hasil yang menyatakan adanya pengaruh antara Tekanan terhadap academic fraud . Sedangkan hasil penelitian dari Rahmalia dan Gugus (2014) mendapatkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tekanan memiliki pengaruh terhadap academic fraud.Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H1: Tekanan berpengaruh terhadap academic fraud Hubungan Kesempatan dengan Academic F raud Kesempatan merupakan salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi mahasiswa untuk melakukan kecurangan akademik. Hal ini dijelaskan didalam teori tersebut untuk melakukan kecurangan akademik pasti akan dimulai dari adanya kesempatan untuk melakukannya (Albrecht,2003). Perilaku kecurangan akademik muncul seiring dengan tingkat peluang yang diterima mahasiswa untuk melakukan kecurangan. Secara khusus, penelitian tersebut menyebutkan bahwa lingkungan memiliki kontribusi dimana norma, nilai,dan ketrampilan untuk mendekatkan individu kepada tindak perilaku kecurangan ketika mereka menyediakan akses kepada sumber da ya yang memfasilitasi kecurangan(Becker etal .2006). Hasil penelitian Dian dan Gugus (2013) dan Rahmalia dan Gugus (2014) menyakan bahwa kesempatan berpengaruh terhadap academic fraud .Sedangkan hasil penelitian Zaini (2015) dan Ismatullah dan Eriswanto (2016) menyatakan kesempatan tidak berpengaruh terhadap academic fraud . Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H2: Kesempatan berpengaruh terhadap academic fraud HubunganRasionalisasi dengan Academic F raud Rasionalisasi merupakan perilaku yang menunujukkan kebiasaan mahasiswa dalam menilai kecurangan sebagai tindakan yang konsisten dengan kode etik personal mereka dengan lingkungannya. Mahasiswa juga menilai rasionalisasi untuk melakukan kecurangan jika mereka merasakan adanya kompetisi yang tidak adil jika dia tidak melakukan kecurangan, sehingga mahasiswa perlu terlibat dalam cheating (McCabedan Trevino,1996). Rasionalisasi mahasiswa terhadap tindak kecurangan akademik mempunyai pengaruh langsung. Mahasiswa yang berikatan sosial dengan lingkungan yang menganggap bahwa orang yang terlibat dalam perilaku tidak etis menjadi biasa, akan cenderung lebih mudah terikat dengan perilaku yang tidak etis pula (Buckley,1998). Hasil penelian Dian dan Gugus (2013) serta Rahmalia dan Gugus (2014) menyatakan bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap academic frauad , Sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Zaini (2015) menyatakan bahwa rasionalisasi tidak berpengaruh terhadap academic frauad . Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H3: Rasionalisasi berpengaruh terhadap academic fraud . HubunganKemampuan dengan Academic F raud Kecurangan akademik yang sering dilakukan mahasiswa yang tidak akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat. Peluang membuka pintu masuk untuk melakukan
kecurangan, tekanan dan rasionalisasi dapat menarik mahasiswa untuk melakukan kecurangan itu. Tetapi mahasiswa tersebut harus memiliki kemampuan untuk mengenali peluang tersebut untuk mengambil keuntungan sehingga dapat melakukan secara berulangkali. (WolfedanHermanson,2004) Hasil penelitian oleh Rahmalia dan Gugus (2014) menyatakan bahwa kemampuan memiliki pengaruh terhadap academic fraud , Sedangkan hasil dari penelitian Zaini(2015) menyatakan kemampuan tidak memiliki pengaruh terhadap terjadinya academic fraud . Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini diajukan sebagai berikut : H4: Kemampuan berpengaruh terhadap academic fraud . Hubungan Keserakahandengan Academic F raud Keserakahan merupakan salah satu faktor pendorong yang dapat mempengaruhi mahasiswa untuk melakukan kecurangan akademik. Seseorang akan melakukan tindakan kecurangan karenapadadasarnyamanusiamemilikisifatserakah,takpernahmerasapuasmengenaiapayangsud ah dimilikidan tidak puas dengan apayangdidapatkan. Zaini (2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa Keserakahan berpengaruh terhadao academic fraud. Hal ini terlihat dari mahasiswayangsudahmemiliki nilaiakademikatauindeksprestasi≥3 masihbelum puasdenganapayang sudahdidapatkan dengan perilakujujur. Penelitian yang dilakukan oleh Ismatullah dan Eriswanti juga berhasil membuktikan bahwa keserakahan berpengaruh terhadap academic fraud . Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H5: Keserakahan berpengaruh terhadap academic fraud . HubunganKebutuhandengan Academic F raud Faktor kebutuhan(need) merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku yang melekat pada diri seseorang (Bologna dalam Lisa, 2013). Setiap orang mempunyai kebutuhankebutuhan yang lebih sehingga dapat menjadi pendorong terjadinya kecurangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut orang akan melakukan apa saja demi memenuhi kebutuhannya meskipun harus dengan melakukan kecurangan sekalipun (Kurniawan,2013). Hasil penelitian Zaini (2015) serta Ismatullah dan Eriswanto (2016) menyatakan bahwa kebutuhan berpengaruh terhadap terjadinya academic fraud . Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H6: Kebutuhan berpengaruh terhadap academic fraud. HubunganPengungkapan dengan Academic F raud Pengungkapan (exposure) adalah berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.. Pengungkapan (exposure) adalah faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban tindakan kecurangan. Pengungkapan (exposure) suatu kecurangan belum menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap (Bologna dalam Lisa, 2013). Hasil penelitian Zaini (2015) menyatakan bahwa pengungkapan berpengaruh terhadap terjadinya academic fraud , sedangkan penelitian Ismatullah dan Eriswanti (2016) menyatakan bahwa pengungkapan tidak memiliki pengaruh terhadap terjadinya academic fraud. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H7: Pengungkapan berpengaruh terhadap academic fraud
BAB III
METODE PENELITIAN A. JENIS DAN SUMBER DATA Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun data primer diperoleh langsung dari sumber aslinya dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari penelitian terdahulu, dan data pendukung lainnya. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti buku, jurnal, artikel yang berkaitan dengan penelitian ini Pengukuran Variabel Dan Definisi Operasional a. Kecurangan Akademik ( Academic F raud ) Variabel Academic Fraud diukur menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015). Indikator pengukuran yang dipakai mencakup: (1.)Menyalin jawaban teman saat ujian. (2.)Mahasiswa membuat catatan kecil saat ujian. (3.)Browsing jawaban dari internet saat ujian (4.)Menitipkan tanda tangan kepada teman saat tidak masuk kuliah (5.)Kesempatan menjiplak persis tanpa mencantumkan sumber b. Tekanan Variabel Tekanan diukur menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015). Indikator pengukuran yang dipakai mencakup: (1.) Tekanan dari waktu yang diberikan dalam mengerjakan ujian masih kurang (2.) Kurangnya pemahaman terkait materi yang diujikan (3.) Kemampuan ekonomi orangtua untuk membiayai lama studi (4.) Soal ujian yang dinilai sulit untuk dijawab (5.) Tekanan dari orangtua untuk mendapatkan nilai bagus c. Kesempatan Variabel kesempatan diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan.yang diadaptasi dariZaini (2015). Indikator yang digunakan adalah : (1.) Pengawas ujian yang lengah membuat peserta ujian berkesempatan untuk mencontek (2.) Mahasiswa dapat memilih tempat duduk sendiri saat ujian (3.) Kecurangan saat ujian dapat terjadi karena adanya kesempatan untuk melakukan kecurangan (4.) Kurangnya tegas pengawas membuat peluang melakukan kecurangan lebih tinggi (5.) Pengawas ujian bukan dari dosen pengampu mata kuliah d. Rasionalisasi Variabel rasionalisasi diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadopsi dari Gugus (2013). Indikator yang digunakan : (1.) Perasaan tidak bersalah saat menyalin jawaban teman (2.) Mahasiswa bersikap biasa saat melakukan kecurangan dengan menitipkan tanda tangan absen temannya yang tidak masuk (3.) Mahasiswa merasa melakukan kecurangan akademik adalah hal yang biasa terjadi (4.) Mahasiswa merasa lumrah jika menjiplak tanpa menuliskan sumbernya (5.) Mahasiswa membuat contekan di kertas kecil karena menganggap hal itu sudah biasa e. Kemampuan
Variabel kemampuan diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Rahmalia (2013). Indikator yang digunakan : (1.) Mahasiswa sudah terbiasa melakukan kecurangan (2.) Mahasiswa dapat menggunakan alat elektronik untuk melakukan kecurangan (3.) Tidak belajar materi ujian karena dinilai mampu mengerjakan ujian tersebut (4.) Mahasiswa memiliki strategi khusus dalam melakukan kecuranga (5.) Mahasiswa mampu mengecoh pengawas ujian f. Keserakahan Variabel keserakahan diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015). Indikator yang digunakan : (1.) Mahasiswa belum merasa puas dengan IPK tinggi yang telah didapatkannya (2.) Mahasiswa pelit dalam berbagi ilmu karena takut tersaingi (3.) Mahasiwa ingin tetap ingin dilihat unggul dari yang lainnya (4.) Mahasiswa tidak memberikan informasi beasiswa kepada temannya agar mengurangi persaingan (5.) Mahasiswa melakukan kebohongan dalam tugas perkuliahan karena takut tugas yang telah dikerjakan dicontek oleh temannya g. Kebutuhan Variabel kebutuhan diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015). Indikator yang digunakan : (1.) Kebutuhan mahasiswa akan beasiswa (2.) Kebutuhan dalam mendapatkan IPK tinggi (3.) Mahasiwa ingin lulus tepat waktu (4.) Mahasiswa melakukan kecurangan saat menitip absen kepada teman agar dapat mengikuti ujian (5.) Mahasiswa melakukan kecurangan karena hasil tersebut sebagai prasyarat kelulusan h. Kebutuhan Variabel pengungkapan diukur dengan menggunakan 5item pertanyaan yang diadaptasi dari Zaini (2015). Indikator yang digunakan : (1.) Tidak ada tindakan yang tegas sesuai dengan atauran yang berlaku terhadap mahasiswa yang melakukan penjiplakan tugas teman (2.) Mahasiswa melakukan kecurangan akademik (membuka catatan kecil pada saat ujian) karena mahasiswa yang ditemukan membuka catatan kecil pada saat ujian tidak mendapatkan tindakan yang tegas atau sesuai dengan aturan yang berlaku (3.) Mahasiswa melakukan kecurangan akademik (membuka HP untuk browsing pada saat ujian) karena mahasiswa yang ditemukan membuka HP tidak mendapatkan tindakan sesuai dengan aturan yang berlaku (4.) Mahasiswa melakukan kecurangan akademik (menitip tanda-tangan atau TA) karena mahasiswa yang ditemukan TA tidak mendapatkan tindakan yang tegas atau sesuai dengan aturan yang berlaku (5.) Mahasiswa melakukan kecurangan akademik (plagiat) dari internet karena mahasiswa yang ditemukan plagiat tidak mendapatkan tindakan yang tegas atau sesuai dengan aturan yang berlaku.
B.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah surakarta.Sampel adalah bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili karakteristiknya. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel menggunakan kriteria tertentu. Teknis analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Adapun kriteria pengambilan sampel : (1) Sampel merupakan mahasiswa S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2013 – 2016; (2) Sampel masih/sedang menempuh pendidikannya di Program Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. C. TEKNIK ANALISIS DATA Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda yang bertujuan untuk menguji apakah tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kemampuan, keserakahan, kebutuhan dan pengungkapanberpengaruh terhadap academic fraud . Sebelum dilakukan uji hipotesis maka dilakukan uji kualitas data, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengukur seberapa handal kuesioner dapat digunakan dan setelah pengujian tersebut dilakukan melakukan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas. Selanjutnya dilakukan uji ketetapan uji f, uji determinasi (R 2) dan uji t. Setelah uji asumsi klasik dan uji ketetapan maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis, model persamaan regresi sebagai berikut. D. AF = α + β1PR + β2OP + β3RAS + β4CAP + β5GR + β6ND + β7EX + ε E . Keterangan: : Academic Fraud F. AF G. α : Konstanta : Koefisien dari tiap variabel H. β1- β7 I. PR : Pressure (Tekanan) : Opportunity (Kesempatan) J. OP K. RAS : Rasionalisasi : Capability (Kemampuan) L. CAP : Greeds (Keserakahan) M. GR N. ND : Needs (Kebutuhan) : Exposures (Pengungkapan) O. EX P. ε : Error BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. OUTPUT DAN INTERPRETASI Uji Kualitas Data Uji Validitas Alat uji ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut). Teknik yang digunakan adalah pearson corelation product moment . Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas kuesioner dengan menggunakan program SPSS 20.0 adalah sebagai berikut : 1. Kecurangan Akademik ( Academic Fraud ) Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kecurangan Akademik ITEM r hitung r tabel KETERANGAN
AF1 0,836 AF2 0,848 AF3 0,813 AF4 0,780 AF5 0,734 Sumber: Data primer diolah, 2016
0,163 0,163 0,163 0,163 0,163
VALID VALID VALID VALID VALID
2. Tekanan
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Tekanan ITEM r hitung r tabel KETERANGAN PR1 0,544 0,163 VALID PR2 0,474 0,163 VALID PR3 0,653 0,163 VALID PR4 0,718 0,163 VALID PR5 0,716 0,163 VALID Sumber: Data primer diolah, 2016 3. Peluang
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Peluang ITEM r hitung r tabel KETERANGAN OP1 0,591 0,163 VALID OP2 0,819 0,163 VALID OP3 0,639 0,163 VALID OP4 0,577 0,163 VALID OP5 0,718 0,163 VALID Sumber: Data primer diolah, 2016 4. Rasionalisasi
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pembenaran ITEM r hitung r tabel KETERANGAN RAS1 0,795 0,163 VALID RAS2 0,820 0,163 VALID RAS3 0,707 0,163 VALID RAS4 0,860 0,163 VALID RAS5 0,865 0,163 VALID Sumber: data primer diolah, 2016 5. Kemampuan
ITEM CAP1 CAP2 CAP3 CAP4 CAP5
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan r hitung r tabel KETERANGAN 0,819 0,163 VALID 0,777 0,163 VALID 0,738 0,163 VALID 0,815 0,163 VALID 0,742 0,163 VALID
Sumber: Data primer diolah, 2016 6. Keserakahan
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Keserakahan ITEM r hitung r tabel KETERANGAN GR1 0,420 0,163 VALID GR2 0,815 0,163 VALID GR3 0,810 0,163 VALID GR4 0,798 0,163 VALID GR5 0,779 0,163 VALID Sumber: Data primer diolah, 2016 7. Kebutuhan
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Kebutuhan ITEM r hitung r tabel KETERANGAN ND1 0,733 0,163 VALID ND2 0,818 0,163 VALID ND3 0,796 0,163 VALID ND4 0,809 0,163 VALID ND5 0,635 0,163 VALID Sumber: Data primer diolah, 2016 8. Pengungkapan
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Pengungkapan ITEM r hitung r tabel KETERANGAN EX1 0,805 0,163 VALID EX2 0,867 0,163 VALID EX3 0,884 0,163 VALID EX4 0,813 0,163 VALID EX5 0,841 0,163 VALID Sumber: Data primer diolah, 2016 Uji Reliabilitas Uji reabilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2011). Reliabilitas instrumen penelitian diuji menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali,2011). Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 20.0 didapatkan hasil uji reliabilitas untuk variabel Tekanan, Kesempatan, Rasionalisasi, Kemampuan, Keserakahan, Kebutuhan dan Pengungkapan terhadap perilaku Academic Fraud . Dalam tabel 4.11 berikut ini disajikan hasil uji reabilitas.
Variabel
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Data Cronbach's
Level
Keterangan
Alpha Kecurangan Akademik Tekanan Peluang Pembenaran Kemampuan Keserakahan Kebutuhan Pengungkapan Sumber: Data primer diolah, 2016
Cronbach's Alpha 0,600 0,600 0,600 0,600 0,600 0,600 0,600 0,600
0,801 0,747 0,766 0,809 0,801 0,787 0,796 0,815
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Suatu penelitian yang menggunakan model regresi membutuhkan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan adalah p-value, apabila nilai p- value> 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, dan apabila jika p- value< 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Unstandardized
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov p-value Smirnov 0,609 0,852
Residual Sumber: Data primer diolah, 2016
Keterangan Data terdistribusi Normal
Dari tabel 4.12 diatas diketahui bahwa kolmogorov smirnov adalah 0,609 dengan probabilitas ( p) 0,852. Perbandingan antara probabilitas dengan taraf signifikansi 5% nilai hitung probabilitas adalah 0,852 sehingga dapat dinyatakan bahwa data pada model regresi terdistribusi normal. Uji Multikolinieritas
Variabel Tekanan Peluang Pembenaran Kemampuan Keserakahan Kebutuhan
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas Tolerance VIF 0,356
2,808
0,278
3,596
0,430
2,326
0,365
2,741
0,631
1,584
0,292
3,430
Keterangan Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi
multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas
0,219 4,559 Pengungkapan Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF berada sekitar 1 sampai 10, demikian juga hasil nilai tolerance mendekati 1 atau di atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan juga model regresi tersebut bebas multikolinearitas. Uji Heterokdastisitas
Tabel 4.20 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan hasil output dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.0 ,terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskesiditas. Regresi Berganda Menurut Ghozali (2011),besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1). Peneliti menggunakan taraf signifikasi bertingkat, seandainya hasil signifikasi berada di daerah hasil 0,0 – 0,01 maka hasil tersebut berada di daerah signifikasi 1% , apabila hasil signifikasi berada di daerah hasil 0,01 – 0,05 maka hasil tersebut berada di daerah signifikasi 5%, dan apabila hasil signifikasi berada di daerah hasil 0,05 – 0,1 maka hasil tersebut berada di daerah signifikasi 10%. Keputusan HA diterima apabila hasil signifikasi berada dalam daerah taraf signikasi tersebut
Variabel (Constant) Tekanan Peluang Pembenaran Kemampuan
Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Berganda Koefisien Regresi t-hitung Sig. 12,966 6,879 0,000 -0,70 -0,451 0,653 0,329 1,962 0,053 *** -0,211 -2,075 0,041 ** 0,513 4,096 0,000 *
Keterangan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Keserakahan -0,085 -1,018 0,311 Tidak Signifikan Kebutuhan -0,040 -0,293 0,770 Tidak Signifikan Pengungkapan -0,037 -248 0,804 Tidak Signifikan Keterangan: * = signifikasi di tingkat 1%, ** = signifikasi di tingkat 5%, *** = signifikasi di tingkat 10% Sumber: Data primer diolah, 2016 AF= 12,966 – 0,70PR + 0,329OP – 0,211RAS + 0,513CAP – 0,085GR – 0,040ND – 0,037EX + ε
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Interpretasi dari masing-masing koefisien variabel adalah sebagai berikut: Nilai konstanta sebesar 12,966 menunjukan bahwa apabila tekanan, peluang, pembenaran, kemampuan, keserakahan, kebutuhan dan pengungkapan naik sebesar satusatuan maka kecenderungan mahasiswa untuk melakukan kecurangan akademik ( Academic Fraud )meningkat sebesar 12,966 artinya apabila terdapat tekanan, peluang, pembenaran, kemampuan, keserakahan, kebutuhan dan pengungkapan, maka terdapat kemungkinan mahasiswa akan tetap melakukan kecurangan akademik. Koefisien regresi pada variabel tekanan menunjukkan sebesar -0,70 dengan demikian dapat diketahui apabila mahasiswa sering mendapatkan tekanan maka akan mempengaruhi terhadap kemungkinan mahasiswa melakukan kecurangan akademik. Koefisien regresi peluang menunjukkan koefisien sebesar 0,329 dengan demikian dapat diketahui apabila mahasiswa memiliki peluang, maka akan mempengaruhi terhadap kemungkinan mahasiswa melakukan kecurangan akademik. Koefisien regresi pembenaran menunjukkan koefisien sebesar -0,211 dengan demikian dapat diketahui apabila mahasiswa memiliki suatu pembenaran terhadap yang ia lakukan, maka akan mempengaruhi terhadap kemungkinan mahasiswa melakukan kecurangan akademik. Koefisien regresi kemampuan menunjukkan koefisien sebesar 0,513 dengan demikian dapat diketahui apabila mahasiswa memiliki kemampuan dalam melakukan suatu hal, maka akan mempengaruhi terhadap kemungkinan mahasiswa melakukan kecurangan akademik. Koefisien regresi keserakahan menunjukkan koefisien sebesar -0,085 dengan demikian dapat diketahui apabila mahasiswa memiliki keserakahan, maka akan mempengaruhi terhadap kemungkinan mahasiswa melakukan kecurangan akademik. Koefisien regresi kebutuhan menunjukkan koefisien sebesar -0,040 dengan demikian dapat diketahui apabila mahasiswa memiliki sebuah kebutuhan, maka akan mempengaruhi terhadap kemungkinan mahasiswa melakukan kecurangan akademik. Koefisien regresi pengungkapan menunjukkan koefisien sebesar -0,037 dengan demikian dapat diketahui apabila mahasiswa memiliki sebuah pengungkapan, maka akan mempengaruhi terhadap kemungkinan mahasiswa melakukan kecurangan akademik.
BAB V
KESIMPILAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh pengaruh Tekanan, Kesempatan, Rasionalisasi, Kemampuan, Keserakahan, Kebutuhan dan Pengungkapan terhadap perilaku Academic Fraud mahasiswapada mahasiswa S1 program studi akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tekanan tidak berpengaruh terhadap perilaku Academic Fraud pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, sehingga H 1 ditolak. 2. Kesempatan berpengaruh terhadap perilaku Academic Fraud pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, sehingga H 2 diterima. 3. Rasionalisasi berpengaruh terhadap perilaku Academic Fraud pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, sehingga H 3 diterima. 4. Kemampuan berpengaruh terhadap perilaku Academic Fraud pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, sehingga H 4 ditolak. 5. Keserakahan tidak berpengaruh terhadap perilaku Academic Fraud pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, sehingga H 5 ditolak. 6. Kebutuhan tidak berpengaruh terhadap perilaku Academic Fraud pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, sehingga H 6 ditolak. 7. Pengungkapan tidak berpengaruh terhadap perilaku Academic Fraud pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, sehingga H 7 ditolak. Implikasi Agar kualitas pendidikan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta berjalan lebih baik dengan cara meminimalisir terjadinya kecurangan akademik, Universitas dan Fakultas harus membuat sanksi yang tegas untuk pelaku kecurangan akademik agar menimbulkan efek jera. Keterbatasan 1. Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh dengan metode survei dengan melalui penyebaran kuesioner, sehingga memungkinkan pendapat dan karakteristik responden tidak dapat terungkap secara nyata. 2. Lingkup penelitian terbatas hanya pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saran 1. Peneliti diharapkan mengawasi pengisian kuesioner dalam pengambilan jawaban dari responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dan lebih maksimal. 2. Bagi peneliti berikutnya diharapkan memperluas sampel serta menambah cakupan penelitian 3. Bagi pihak universitas untuk dapat meningkatkan sanksi yang kuat untuk mahasiswa yang melakukan kecurangan akademik