ANALISIS KASUS FRAUD AKUNTANSI & PELAPORAN KEUANGAN Analisis Kasus Enron Inc., Freddie Mac & FannieMae, WorldcomInc., Satyam Computer Services India, Lehman Brothers Holdings Inc, Olympus.
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Struktur Matakuliah Forensic Accounting & Fraud Examinations
Oleh Gede Krisnawan
145020300111006
Angga Bagas Samudra
145020307111048
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2017
BRAWIJAYA UNIVERSITY FORENSIC ACCOUNTING & FRAUD EXAMINATIONS - CA CLASS GROUP TASK – MIDTERM EXAMINATIONS Case Source : Fraud Auditing & Investigation, Diaz Priantara (Ch.6, Page 81-87)
CASE ANALYSIS OF Enron Inc., Freddie Mac & FannieMae, WorldcomInc., Satyam Computer Services India, Lehman Brothers Holdings Inc, Olympus.
CASE I
LEHMAN BROTHERS
A. PENDAHULUAN Pada 15 September 2008, Lehman Brothers Holdings Inc. yang merupakan Bank Investasi terbesar ke-empat di Amerika Serikat meminta atau mengajukan permintaan perlindungan kebangkrutan (Chapter 11) akibat krisis kredit macet pada tahun 2008. Dengan aset $639 miliar dan hutang $619 miliar, bangkrutnya perusahaan berusia 164 tahun tersebut merupakan peristiwa seminalisasi & kebangkrutan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat (dalam krisis keuangan global) karena nilai asetnya jauh melebihi perusahaan “raksasa” yang bangkrut lainnya seperti WorldCom dan Enron. Di bawah arahan Presiden Direktur (Chief Executive Officer) Richard Fuld yang telah lama bekerja, Lehman telah berhasil mengejar model bisnis high-leverage yang berisiko tinggi. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk mengumpulkan dana miliaran dolar setiap hari untuk mendanai operasinya. Mulai tahun 2006, Lehman mulai berinvestasi secara agresif dalam aset realestate dan segera memiliki eksposur yang signifikan terhadap hipotek perusahan dan subprime, tepat pada waktu pasar tersebut mulai lesu. Lehman memperkerjakan akuntan dan analis risiko profesional untuk terus melakukan pemantauan terhadap neraca, rasio utama, dan risiko lainnya. Terhadap kondisi ini, Lehman Brothers melakukan berbagai aksi dan tindakan yang tidak tepat sehingga berujung pada ketidakmampuan membiayai dirinya sendiri. Bangkrutnya Lehman Brothers merupakan korban terbesar dari krisis keuangan subprime mortgage di Amerika Serikat yang melanda pasar keuangan global pada tahun
2008. Kebangkrutan tersebut juga merupakan peristiwa seminalis yang sangat mengintensifkan krisis tahun 2008 serta berkontribusi terhadap nilai erosi kapitalisasi pasar yang mencapai angka $10 triliun. Pada bulan Februari 2007, saham dari Lehman Brothers mencapai rekor $86,18 yang memberikan nilai kapitalisasi pasar mendekati angka $60 miliar. Namun, pada Q1 tahun 2007, krisis di pasar perumahan A.S. sudah mulai terlihat dari default nya subprime mortgage yang naik ke level tertinggi dalam periode tahun 2000-2007. Pada tanggal 14 maret 2007, sehari setelah saham Lehman Brothers mengalami penurunan satu hari (oneday drop) terbesar dalam waktu lima tahun terakhir sebagai akibat dari kekhawatiran bahwa kenaikan default akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Dalam konferensi post-earnings, Direktur Keuangan (Chief Financial Officer) menyatakan bahwa kondisi risiko yang muncul dari adanya default tersebut tidak akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan secara signifikan. Krisis perumahan tersebut mengalami puncaknya di Agustus 2007 dengan adanya kegagalan dari Bear Strearns Hedge Funds. Hal ini menyebabkan nilai saham Lehman mengalami penurunan yang signifikan. Selama masa tersebut, perusahaan menghapus atau menghilangkan 2.500 pekerjaan yang terkait hipotek (mortgage) serta menutup unit bisnis BNC-nya. Perusahaan juga menutup kantor pemberi pinjaman “Alt-A lender Aurora” di tiga negara bagian. Bahkan saat koreksi di pasar perumahan A.S. mendapat momentum, Lehman terus menjadi pemain utama di pasar hipotek. Pada tahun 2007, Lehman memberikan lebih banyak sekuritas berbasis mortgage daripada perusahaan lainnya, mengumpulkan portofolio senilai $85 miliar (empat kali ekuitas pemegang saham). Pada kuartal keempat tahun 2007, saham Lehman mengalami rebound, karena pasar ekuitas global mencapai level tertinggi baru. Namun, Lehman tidak menggunakan kesempatan tersebut untuk memangkas portofolio hipoteknya yang besar. Tingkat leverage Lehman yang tinggi (rasio total aset terhadap ekuitas pemegang saham) adalah 31 pada tahun 2007, dan portofolio sekuritas hipoteknya yang besar membuatnya semakin rentan terhadap kondisi pasar yang memburuk. Pada 17 Maret
2008, menyusul runtuhnya Bear Stearns (perusahaan penjamin emisi kedua sekuritas berbasis mortgage), saham Lehman terkoreksi sebanyak 48% karena adanya kekhawatiran investor terhadap Lehman yang juga akan mengalami kebangkrutan. Lehman sempat “membentuk” keyakinan di perusahaan kembali ke tingkat tertentu pada bulan April, setelah mengumpulkan $4 miliar melalui penerbitan saham preferen yang dapat dikonversi menjadi saham Lehman dengan harga premium 32% pada harga saat itu. Namun, saham tersebut kembali mengalami penurunan karena manajer pendanaan hedging mulai mempertanyakan penilaian portofolio hipotek Lehman Brothers. Pada tanggal 9 Juni, Lehman mengumumkan kerugian kuartal kedua sebesar $2,8 miliar, melaporkan bahwa mereka telah mengumpulkan $6 miliar dari investor lainnya. Perusahaan tersebut juga menyatakan telah meningkatkan kapasitas likuiditasnya menjadi sekitar $45 miliar, menurunkan aset kotor sebesar $147 miliar, mengurangi eksposurnya terhadap hipotek perumahan dan komersial sebesar 20%, serta mengurangi leverage dari 32 menjadi sekitar 25. Namun, tindakan ini dianggap terlalu sedikit dan terlambat. Selama musim panas, manajemen Lehman tidak berhasil membuat tawaran ke sejumlah mitra potensial. Saham Lehman anjlok 77% pada minggu pertama bulan September 2008, di tengah anjloknya pasar ekuitas di seluruh dunia, karena investor mempertanyakan rencana CEO Richard Fuld untuk menjaga agar perusahaan tetap independen dengan menjual sebagian unit pengelolaan asetnya dan melepaskan aset real estate komersial. Adanya harapan bahwa Bank Pembangunan Korea akan mengambil saham di Lehman telah hilang pada 9 September, dimana bank milik pemerintah Korea Selatan tersebut menunda pembicaraan. Berita tersebut merupakan pukulan yang buruk bagi Lehman, menyebabkan penurunan 45% saham dan lonjakan credit-default sebesar 95% atas hutang perusahaan. Klien hedge fund perusahaan mulai menarik diri, sementara kreditor jangka pendeknya memotong jalur kredit. Pada tanggal 10 September, Lehman mengumumkan hasil kuartalan fiskal ketiga yang mengecewakan yang menggarisbawahi kerapuhan posisi
finansialnya. Perusahaan tersebut melaporkan kerugian sebesar $3,9 miliar, termasuk penurunan sebesar $5,6 miliar. Pada hari yang sama, Moody's Investor Service mengumumkan bahwa mereka meninjau kembali peringkat kredit Lehman, dan juga mengatakan bahwa Lehman harus menjual saham mayoritas ke mitra strategis untuk menghindari penurunan peringkat. Perkembangan ini menyebabkan penurunan 42% pada saham pada 11 September. Lehman hanya memiliki cadangan kas tunai sebesar $ 1 miliar yang tersisa pada akhir minggu tersebut. Upaya terakhir selama akhir pekan 13 September antara Lehman, Barclays PLC dan Bank of America Corp. yang bertujuan untuk memfasilitasi pengambilalihan Lehman, tidak berhasil. Pada hari Senin tanggal 15 September, Lehman dinyatakan bangkrut, mengakibatkan saham tersebut turun 93% dari penutupan sebelumnya.
B. POSISI KASUS Laporan identifikasi terkait bangkrutnya Lehman Brothers dipublikasi pada laporan setebal 2.200 halaman. Identifikasi ini dilakukan terhadap 10 juta email dan 20 juta dokumen. Laporan tersebut menggambarkan adanya taktik akuntansi yang dilakukan manajemen pada kuartal terakhir sebelum Lehman dinyatakan bangkrut. Trik akuntansi tersebut berhasil menaikkan neraca Lehman sebesar $50 Miliar. Secara singkat trik tersebut dilakukan dimana Lehman menandatangani perjanjian pembelian kembali (repurchase agreements) dengan bank-bank di Kepulauan Cayman. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Lehman akan “menjual” aset yang sebenarnya bersifat “toxic” ke bank lain dengan pengertian bahwa mereka akan membelinya kembali dalam waktu singkat. Cara tersebut tentu seolah-olah mampu menunjukkan kondisi kesehatan operasional Lehman yang baik. Manajemen dalam hal ini menipu investor dan lembaga pemeringkat kredit. Bank juga menggunakan perjanjian repo secara berkala. Namun, mereka menandai perjanjian tersebut sebagai pinjaman, berbeda dengan Lehman yang menandainya sebagai penjualan. Hal ini berdampak terhadap naiknya cash dalam neraca
mereka sebesar $50 Miliar, dan disisi lainnya menurunkan nilai aset hipotek mereka yang “toxic” sebesar $50 Miliar.
C. PERMASALAHAN Berdasarkan analisis Bruce Dubinsky, CFE, CPA, CVA, (Managing director dari Duff and Phelps, LLC & ACFE Agent), dijelaskan bahwa perusahaan mengetahui adanya celah dalam standar akuntansi terkait dengan kesepakatan pembelian kembali (repurchase agreements/repos) dan kemudian memanfaatkannya. Kewajiban tidak dicatat untuk transaksi aset tersebut, namun aset diambil dari neraca. Uang yang diterima kemudian digunakan untuk membayar hutang lainnya (mengurangi tingkat leverage nya secara efektif). Repos dalam hal ini merupakan istilah orang dalam dalam suatu skema dimana terdapat kesepakatan antara satu pihak (pen-transfer) mentransfer aset ke pihak lain dengan penerima aset tersebut (penerima transfer) sebagai jaminan untuk meminjam sejumlah uang tunai dalam jangka waktu yang pendek, sementara di waktu yang bersamaan setuju untuk melunasi uang tunai ditambah bunga dan mengambil kembali agunan tersebut pada waktu tertentu. Dalam kasus Lehman, Repo (secara khusus Repo 105 & 108) telah mendistorsi tingkat leverage Lehman, bahkan menurunkannya karena adanya pelunasan terhadap hutang pada akhir setiap kuartal. Namun, SEC (Securities Exchange Commisions) dan pemegang saham tidak mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya, karena mereka tidak melihat uang yang dibayarkan kembali untuk perjanjian pembelian kembali (repurchase agreements) pada awal setiap kuartal (meningkatkan hutang dan leverage mereka). Lehman Brothers dapat memenuhi due diligence mereka dengan memakai (mencari) firma hukum yang akan menyetujui status penjualan tersebut meskipun standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat tidak memperbolehkannya. Maka, Lehman menggunakan firma hukum di luar A.S, dan mendapatkannya di Inggris, dimana firma hukum ini setuju untuk memberikan opinion letter yang dibutuhkan oleh Lehman. Setelah mendapatkan sign-off dari firma hukum tersebut, Lehman mulai mengumpulkan
sejumlah besar hutang. Tidak butuh waktu lama bagi angka tersebut untuk naik ketika mereka menjual sekuritas 105%-108% dari harga.
D. PEMBAHASAN Dalam laporan tersebut tidak disebutkan secara langsung adanya “kecurangan”, namun lebih terhadap penggunaan istilah “kelalaian kotor” yang belum tentu merupakan kejahatan. Namun memang bila dianalisis, Lehman telah secara sengaja memanipulasi akuntansi mereka dengan tujuan untuk menipu investor, lembaga pemeringkat, dan juga pihak regulator. Hal ini berimbas terhadap adanya kebangkrutan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Jaksa Agung New York, Andrew Cuomo telah melayangkan tuduhan terhadap salah satu firma audit “Big Four” yaitu Ernst & Young (EY). Tuduhan tersebut terkait dengan adanya penipuan sipil atas “perannya” dalam bangkrutnya EY. Dalam siaran pers dari kantor Kejaksaaan Agung, dinyatakan bahwa E&Y telah “membantu” Lehman Brothers dalam kecurangan akuntansi yang melibatkan penghapusan sekian puluh miliar fixed income securities dari neraca perusahaan tersebut sebagai upaya menipu public terkait dengan kondisi likuiditas Lehman yang sesungguhnya. Firma audit E&Y dalam hal ini telah mengaudit Lehman Brothers dari tahun 2001 hingga tahun kebangkrutan perusahaan tersebut (2008). Selama masa tersebut, E&Y dilaporkan memperoleh lebih dari $150 juta pendapatan audit dari Lehman Brothers. Adapun tuduhan tersebut berarti, pihak Jaksa Agung menyatakan perlunya E&Y untuk bertanggung jawab karena telah menutupi kondisi keuangan perusahaan Lehman tersebut. Firma audit E&Y dalam pembelaannya menyatakan bahwa, transaksi yang dimaksud telah dicatat dan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP), dan oleh karena itu opini audit yang bersih dapat dibenarkan. Pengacara E&Y kemungkinan akan berpendapat bahwa ketika transaksi Repo 105 terjadi, firma tersebut tidak diwajibkan berdasarkan peraturan akuntansi untuk mengungkapkannya. Auditor berpendapat bahwa mereka tidak melakukan kesalahan, dan jatuhnya Lehman bukanlah kesalahan
mereka. Mereka mengatakan bahwa laporan keuangan menunjukkan bahwa Lehman Brothers memiliki tingkat leverage yang tinggi dan beroperasi dalam industri yang sangat tidak stabil dan berisiko. Fakta terkait transaksi Repo 105 tidaklah sesederhana pernyataan tersebut. Hal ini dibuktikan dimana Lehman dalam kaitan terhadap transaksi Repo 105 tersebut, perusahaan menggunakan firma hukum melalui afiliasi Inggris karena tidak ada firma hukum di Amerika Serikat yang akan memberikan pendapat hukum mengenai perlakuan akuntansi yang Lehman gunakan. Sebuah firma hukum Inggris menyetujui perlakuan akuntansi Lehman berdasarkan hukum Inggris. Melalui analisis lanjutan, berdasarkan hasil pemeriksaan (report) tersebut didapati bahwa, E&Y tidak melakukan audit terhadap transaksi Repo 105. Temuan lebih buruk pun terungkap dimana E&Y menyatakan kepada pemeriksa bahwa mereka bahkan tidak melihat apakah volume dan nilai transaksi Repo 105 tersebut bersifat material bagi neraca dan rasio leverage bersih dari Lehman. Auditor E&Y dalam hal ini mengklaim bahwa mereka hanya menyetujui perlakuan akuntansi yang diterapkan pada transaksi tersebut, namun tidak melakukan pemeriksaan terhadap transaksi itu sendiri (dampaknya terhadap laporan keuangan, dan alasan mengapa Lehman menggunakan transaksi tersebut). Melalui analisis ini jelas ditunjukkan adanya “Gimmick Akuntansi”, dimana berdasarkan laporan pemeriksaan, argument terkuat mengapa Lehman Brothers menggunakan transaksi Repo 105 adalah karena adanya tujuan dan niat untuk memanipulasi neraca. Secara internal, karyawan Lehman menyatakan bahwa transaksi tersebut sebagai cara untuk mengelola neraca. E&Y juga dinyatakan belum melakukan tindakan audit yang cukup karena hanya menelusuri perlakuan akuntansi secara teoritis dan legal namun tidak memeriksa transaksi Repo 105 serta bagaimana tingkatan materialitasnya bagi laporan keuangan Lehman Brothers. Dalam hal ini tentu auditor haruslah memiliki bukti audit yang cukup dan kompeten dalam rangka mendukung pendapat audit mereka, tetapi hal tersebut tidaklah dilakukan E&Y saat melakukan audit terhadap Lehman Brothers.
E. KESIMPULAN Adanya manipulasi neraca melalui praktik dan trik “Gimmick” akuntansi yang dilakukan oleh Lehman telah berdampak terhadap bangkrutnya perusahaan tersebut. Manipulasi terhadap neraca dalam hal ini dilakukan melalui suatu jenis transaksi pembelian kembali (repurchase agreements/repos) yang secara khusus merupakan Repos 105. Secara singkat trik tersebut dilakukan dimana Lehman menandatangani perjanjian pembelian kembali (repurchase agreements) dengan bank-bank di Kepulauan Cayman. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Lehman akan “menjual” aset yang sebenarnya bersifat “toxic” ke bank lain dengan pengertian bahwa mereka akan membelinya kembali dalam waktu singkat. Cara tersebut tentu seolah-olah mampu menunjukkan kondisi kesehatan operasional Lehman yang baik. Manajemen dalam hal ini menipu investor dan lembaga pemeringkat kredit. Bank juga menggunakan perjanjian repo secara berkala. Namun, mereka menandai perjanjian tersebut sebagai pinjaman, berbeda dengan Lehman yang menandainya sebagai penjualan. Hal ini berdampak terhadap naiknya cash dalam neraca mereka sebesar $50 Miliar, dan disisi lainnya menurunkan nilai aset hipotek mereka yang “toxic” sebesar $50 Miliar. Tindakan tersebut bermuara terhadap pendaftaran kebangkrutan Chapter 11 oleh Lehman. Kebangkrutan Lehman merupakan kasus pailit terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat dengan total aset perusahaan yang ditaksir mencapai USD691 Miliar.
CASE II
ENRON CORPORATION AMERICAN ENERGY, COMMODITIES, AND SERVICES COMPANY BASED IN HOUSTON,TEXAS FOUNDED 1985
A. Pendahuluan Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non-energy dan kegiatan bisnis keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.
B. Posisi Kasus Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Kronologis dan Fakta dari berbagai sumber yang menyebabkan mencuatnya kasus Enron, antara lain: 1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik. 2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan. yaitu: a. Mantan Chief Audit Executive Enron (Kepala Internal Audit) semula adalah KAP Andersen yang ditunjuk sebagai akuntan publik perusahaan. b. Direktur Keuangan Enron berasal dari KAP Andersen. c. Sebagian besar Staf Accounting Enron berasal dari KAP Andersen. 3. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. 4. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan
5. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron. Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya. 6. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
C. Pembahasan Kasus yang terjadi pada Enron merupakan moral hazard yang dilakukan oleh manajemen puncak Enron dan didukung dengan outsourcing dari pihak KAP Arthur Andersen. Penyebab utama dari kasus ini adalah penggunaan outsourcing secara total atas fungsi audit perusahaan. Hal ini menyebabkan manajemen dapat mengelola dan memanipulasi segala bentuk informasi yang akan disajikan ke publik dengan bekerjasama dengan outsources tersebut. Walaupun telah dilakukan berbagai evaluasi terhadap Enron, seperti: Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat risiko yang sangat tinggi. Hasil yang keluar adalah tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen. Dipertengahan 2001, CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan. Kondisi-kondisi tersebut mendukung posisi Enron untuk terus melakukan kecurangan dalam bidang keuangan perusahaan hingga akhirnya collaps pada 2002.
D. Permasalahan Permasalahan yang terjadi dalam kasus Enron berawal dari kerugian yang diderita Enron. Untuk menjaga reaksi positif dari investornya Manajemen Enron melakukan
manipulasi dengan menerbitkan laporan keuangan yang fiktif. Hal ini didukung oleh pengelolaan outsourcing tidak independen yang dilakukan oleh KAP Andersen. Walaupun telah dilakukan pengujian terkait risiko perusahaan dan praktik yang diterapkan, namun hasil yang keluar tetap mendukung adanya pengelolaan Enron yang berkelanjutan. Hinga pada akhirnya diketelusuri oleh para analis dan reporter, dan diketahui telah terjadi moral hazard yang dilakukan oleh manajemen Enron dan KAP Andersen. Alhasil, nilai saham Enron terjun bebas dan mengalami kebangkrutan dengan mem-PHK 5000 karyawannya.
E. Kesimpulan Bagaimanapun sebuah perusahaan layaknya Enron melakukan kecurangan dan manipulasi terhadap laporan keuangan dan praktik yang tidak sehat, lambat laun akan terungkap entah dengan cara bagaimanapun. Dan ketika sudah diketahui kegagalan pengelolaan manajemen, saat itulah perusahaan akan menderita kerugian yang tidak dapat ditutupi dengan keuntungan-keuntungan yang diperoleh ketika menjalankan praktik tidak sehat tersebut.
CASE III
OLYMPUS CORPORATION オリンパス株式会社 Orinpasu Kabushiki-gaisha A JAPANESE OPTICS AND IMAGING COMPANY BASED IN SHINJUKU, TOKYO, JAPAN FOUNDED 12 OCTOBER 1919
A. Pendahuluan Olympus Corporation (Orinpasu Kabushiki-gaisha) merupakan sebuah perusahaan Jepang yang bergerak dalam bidang optik dan gambar seperti pembuatan kamera, mikroskop, termometer, kartu memori, dan lensa kamera. Olympus didirikan pada tanggal 12 oktober 1919 di Tokyo, Jepang. Sedangkan markas mereka di Amerika berada di Allentown, Pennsylvania dan di Eropa bermarkas di Hamburg, Germany.
B. Posisi Kasus Olympus, produsen kamera asal Jepang mengaku telah menyembunyikan kerugian investasi di perusahaan sekuritas selama puluhan tahun atau sejak era 1980-an. Selama ini, Olympus menutupi kerugiannya dengan menyelewengkan dana akuisisi. Pengumuman ini merupakan buntut dari tuntutan mantan CEO Olympus Michael Woodford yang dipecat pada 14 Oktober silam. Woodford meminta perusahaan yang berumur 92 tahun ini menjelaskan transaksi mencurigakan sebesar US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 11 triliun.
Presiden Direktur Olympus Shuichi Takayama menuding Tsuyoshi Kikukawa, yang mundur dari jabatan Presiden dan Komisaris Olympus pada 26 Oktober lalu, sebagai pihak yang bertanggung jawab. Sementara Wakil Presiden Direktur Hisashi Mori dan auditor internal Hideo Yamada bertanggung jawab sebagai pihak yang menutup-nutupi. Keduanya menyatakan siap jika dituntut hukuman pidana.
C. Permasalahan Pihak Olympus menemukan sejumlah dana mencurigakan terkait akuisisi produsen peralatan medis asal Inggris, Gyrus, pada tahun 2008 lalu senilai US$ 2,2 miliar (Rp 18,7 triliun), yang juga melibatkan biaya penasihat US 687 juta (Rp 5,83 triliun) dan pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal US$ 773 juta (Rp 6,57 triliun). Danadana tersebut ternyata digunakan untuk menutupi kerugian investasi di masa lalu tersebut. Hal itu terlihat sangat gamblang ketika dalam beberapa bulan kemudian, pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal itu dihapus dari buku. Kasus ini dipastikan akan menyeret Olympus, beserta para direksi dan akuntannya kena tuntutan pidana untuk pasal manipulasi laporan keuangan dari para pemegang sahamnya. Banyak analis yang kini mempertanyakan masa depan perusahaan yang dibentuk pada 1919 sebagai produsen mikroskop itu. Pengumuman yang mengejutkan ini juga membuat saham Olympus jatuh 29% ke posisi terendahnya dalam 16 tahun terakhir. Perusahaan ini sudah kehilangan 70% nilai pasarnya, setara Rp 5,1 triliun, sejak ditinggal Woodford, yang terus mempertanyakan investasi bodong tersebut.
D. Pembahasan Dalam hal ini pihak Olympus melakukan manipulasi dana akuisisi dengan menyalurkannya ke banyak perusahaan investasi agar tidak mudah terdeteksi. Praktik semacam ini memang lazin dilakukan perusahaan-perusahaan Jepang setelah krisis ekonomi Jepang tahun 1990. Dalam hal ini, pihak Olympus tidak melakukan transparansi terhadap dana yang diselewengkan tersebut. Nippon Life Insurance, salah satu pemegang
saham terbesar di Olympus, mendesak pihak Olympus untuk lebih transparan dalam membeberkan kasus tersebut.
E. Kesimpulan Tindakan penyelewengan dana akuisisi yang dilakukan pihak Olympus tidak dapat disembunyikan dimanipulasi dengan cara bagaimanapun akan tetap terungkap. Sekalipun terjadi kerjasama antara manajer dengan internal auditor perusahaan. Dalam hal ini, pengungkapan dapat terjadi disebabkan adanya kontrol dari berbagai pihak dalam hal ini Michael Wooford yang merupakan mantan CEO Olympus maupun dari para analis dan media.
CASE IV
WorldCom CORPORATION USA-BASED TELECOMMUNICATIONS COMPANY - FORMERLY KNOWN AS WORLDCOM, NOW KNOWS AS MCI FOUNDED 1983, FILLING FOR BANKRUPTCY PROTECTION IN 2002
A. Pendahuluan Worldcom merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun 1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan worldcom pada posisi ke 42 dari 500 perusahan lainnya menurut versi majah fortune. Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat worlcom mengambil alih perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang telekomunikasi jarak jauh. Dan pada tahun yang sama Worldcom membeli perusahaan UUNet, Compuserve, dan jaringan data AOL (american Online) yang mengukuhkan posisi Worldcom menjadi operator no 1 dalam infrastruktur internet.
B. Posisi Kasus Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada Worldcom yaitu terlalu besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet
berkurang drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan Worldcom yang menurun drastis sehingga pendpatan ini jauh dari yang diharapkan. Padahal untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai investasi infrastruktur Worldcom menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang. Worldcom bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki masalah keuangan pda saat itu, perusahaan lain yang mengalami masalah keuangan antara lain Qwest Communications, Global Crossing, Adelphia, Lucent Technologies, dan Enron. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki investasi yang besar dalam bisnis internet. Nilai pasar saham perusahaan Worldcom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari 2000) menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini mebuatan pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita buruk tersebut.
C. Permasalahaan Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal. beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepda perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar pada tahun 2001 disajikan sebagai biaya. Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu menaikkan pendapatan atau laba. Worldcom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan bersih yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban kapitalisasi jaringan tersebut akan didepresiasikan.secara esensi beban kapitalisasi jaringan akan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam beberapa tahun dimasa depan, mungkin antara 10 tahun bahkan lebih.
D. Pembahasan Berdasarkan permasalahaan tersebut, penyajian beban jaringan sebagai pengeluaran modal ditemukan oleh internal auditor Cynthia Cooper. Mei 2002 Auditor Cynthia Cooper mendiskusikan masalah tersebut kepada kepala keuangan Worldcom Scott D. Sullivan dan controller perusahaan saat itu David F. Myers. Cooper melaporkan masalah tersebut pada kepala komite audit Max Bobbitt yang kemudian Max Bobbitt meminta kepada KPMG selaku eksternal auditor saat itu untuk melakukan investigasi. Kepala
keuangan
worldcom
diminta
untuk
mengkoreksi
salah
saji/salah
pengklasifikasiannya. Setelah berdiskusi lebih lanjut Scott D. Sullivan dipecat pada saat Worldcom mengadakan pengumuman. Pada hari yang sama David F. Myers mengundurkan diri. Dilaporkan bahwa Sullivan tidak pernah mengkonsultasikan penyajian tersebut kepada Artuhr Anderson selaku auditor eksernal pada tahun 2001. dan Arthur Anderson pun menyatakan bahwa Sullivan tidak pernah berkonsultasi dengan nya. Pada tanggal 15 Juli, Tauzi yang merupakan House Energy and Commerce Committee mengatakan bahwa berdasarkan dokumen-dokumen internal dan email Worldcom mengindikasikan bahwa sebenarnya pihak eksekutif sudah mengetahui salah saji tersebut sejak awal musim panas 2000 silam. Internal auditor adalah pertahanan awal terhadap kesalahan paktek-praktek akuntansi dan kecurangan akuntansi. Satu pertanyaan kepada Internal Auditor Worldcom adalah kenapa butuh waktu lama (1 tahun) untuk mengungkap salah saji ini. Padahal mengingat nilai kapitalisasi yang begitu besar dan pengaruhnya terhadap nilai pendapatan bersih dan total aktiva harusnnya bisa diungkap lebih cepat.
E. Kesimpulan Dalam keadaan resesi, hampir setiap sektor yang ada di suatu negara akan mengalai tekanan dan guncangan utamanya pada sektor perekonomian. Hal ini dapat ditandai dengan penurunan pendapatan akibat semakin rendahnya tingkat permintaan. Akan tetapi, perusahaan yang memilih untuk menghadapi kondisi tersebut dengan praktikpraktik yang tidak sehat cenderung akan mengalami kegagalan besar yang justru
menjadikan strategi bisnisnya sebagai boomerang kekalahan. Seperti yang terjadi pada Worldcom dimana dalam rangka untuk mengarahkan persepsi baik terhadap laporan laba ruginya, biaya yang seharusnya disajikan sebagai beban, diklasifikasikan sebagai biaya modal. Sehingga nilai pendapatannya cenderung meningkat, namun sebenarnya rugi. Kondisi ini tidak hanya, mengelabui kondisi riil keuangan Worldcom, namun juga membawa petaka yang akhirnya membawa kebangkrutan bagi perusahaan.
CASE V
FANNIE MAE CORPORATION FEDERAL NATIONAL MORTGAGE ASSOCIATION (FNMA) UNITED STATES GOVERNMENT-SPONSORED ENTERPRISE (GSE) & PUBLICLY TRADED COMPANY SICE 1968 HQ: TYSONS CORNER, VIRGINIA, USA FOUNDED 1938 DURING THE GREAT DEPRESSION
FREDDIE MAC CORPORATION FEDERAL HOME LOAN MORTGAGE CORPORATION (FHLMC) GOVERNMENT-SPONSORED ENTERPRISE AND PUBLIC COMPANY – HQ: TYSONS CORNER, VIRGINIA, USA FOUNDED 1970
A. Pendahuluan Ketika sektor perumahan (property) mengalami peningkatan pada tahun 2001-2007, terjadi krisis terhadap keamanan hipotek. Hal ini pun berdampak terhadap krisis kredit umum yang merevolusi banyak krisis keuangan di dunia. Krisis kredit tersebut, menurut U.S Congress terjadi dan disebabkan oleh perusahaan Fannie Mae dan Freddie Mac. Fannie Mae dan Freddie Mac dalam hal ini merupakan perusahaan federasi yang membeli hipotek rumah dan menjualnya sebagai sekuritas. Fannie Mae didirikan pada tahun 1938 atas permintaan presiden Franklin D. Roosevelt, disisi lainnya, Freddie Mac didirikan pada tahun 1970 agar terdapat perusahaan competitor bagi Fannie Mae.
Dari tahun 1938 sampai 1968, Asosiasi Hipotek Nasional Federal (Fannie Mae) adalah satu-satunya institusi yang membeli hipotek dari lembaga penyimpanan, terutama tabungan dan asosiasi pinjaman, yang mendorong pinjaman hipotek lebih efektif dan diasuransikan dengan nilai KPR oleh pemerintah AS. Pada tahun 1968, Fannie Mae dibagi menjadi perusahaan swasta dan lembaga yang dibiayai publik. Perusahaan swasta masih disebut Fannie Mae dan piagam terus mendukung pembelian hipotek dari tabungan dan asosiasi pinjaman dan lembaga penyimpanan lainnya, tetapi tanpa polis asuransi eksplisit yang menjamin nilai hipotek. Lembaga ini dibiayai publik bernama Asosiasi Hipotek Nasional Pemerintah - Government National Mortgage Association (Ginnie Mae) dan secara eksplisit menjamin pembayaran surat berharga yang didukung oleh hipotek dibuat untuk pegawai pemerintah atau veteran (hipotek sendiri juga dijamin oleh lembaga pemerintah lainnya). Adapun Federal Home Loan Mortrage Corporation (FHLMC), yang dikenal sebagai Freddie Mac, adalah perusahaan yang disponsori pemerintah publik (GSE / GovernmentSponsored Enterprised) yang berkantor pusat di Tyson's Corner CDP di daerah sekitar Fairfax Country, VIrginia. Perusahaan ini didirikan untuk memberikan kompetisi untuk yang baru pribadi Fannie Mae dan untuk lebih meningkatkan ketersediaan dana untuk membiayai hipotek dan kepemilikan rumah. Kongres kemudian mendirikan Federal Home Loan Mortgage Corporation (Freddie Mac) sebagai perusahaan swasta melalui UndangUndang Emergency Home Finance 1970 . Piagam dari Freddie Mac pada dasarnya sama dengan piagam baru swasta Fannie Mae. Piagam tersebut berisi tujuan pembentukannya yaitu untuk memperluas pasar sekunder untuk hipotik dan sekuritas hipotek yang didukung dengan membeli hipotek yang dibuat oleh tabungan dan asosiasi pinjaman dan lembaga penyimpanan lainnya. Awalnya, Freddie Mac dimiliki oleh sistem bank pinjaman rumah federal dan diatur oleh Dewan Bank Pinjaman Rumah Federal. Pada tahun 1968, Fannie Mae disewa oleh Kongres A.S. menjadi perusahaan yang disponsori pemerintah (GSE) (Freddie Mac juga demikian tepat dua tahun berikutnya,). Fannie mae dan Freddie Mac menciptakan pasar sekunder yang likuid untuk hipotek. Hal
ini berarti bahwa lembaga keuangan tidak lagi harus memegang hipotek yang berasal dari mereka, tapi bisa menjualnya ke pasar sekunder sesaat setelah originasi. Kondisi ini memungkinkan pada gilirannya akan membebaskan dana mereka sehingga mereka bisa membuat hipotek tambahan. Fannie Mae dan Freddie Mac memiliki pengaruh positif pada pasar hipotek dengan meningkatkan tingkat kepemilikan rumah di Amerika Serikat; Namun, membiarkan Fannie Mae dan Freddie Mac berfungsi dan beroperasi secara monopoli (dan didukung pemerintah) dapat memiliki dampak besar yang jauh melebihi manfaat yang diberikan oleh organisasi ini.
B. Posisi Kasus Pada tahun 2003, Freddie Mac menyatakan bahwa terjadi laba yang dilaporkan lebih rendah senilai hampir USD 5 miliar. Hal inimenjadi salah satu kasus penyajian kembali dari laporan keuangan yang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Imbasnya, Freddie Mac pada bulan November didenda USD 125 juta. SEC (Securities Exchange Commisions) juga mengenakan denda USD 50 juta kepada Freddie Mac pada tahun 2007, serta mendenda empat eksekutifnya sebesar USD 515 ribu terkait securities fraud dan earning management selama tahun 1998-2002. Tahun 2006 pemerintah Amerika Serikat mengajukan gugatan perdata kepada manajemen Fannie Mae terkait skandal akuntansi dalam upaya manajemen untuk memaksimalkan bonus dan securtities. Pengadilan-pun berusaha mengembalikan USD 115 juta pembayaran bonus yang diterima eksekutif Freddie Mac pada periode1998-2004. Pada Desember 2011, Enam eksekutif Fannie Mae & Freddie Mac didakwa securities fraud oleh SEC karena mereka mengetahui informasi yang dapat menyesatkan investor dimana perusahaan tidaklah memiliki eksposur minimal dari krisis subprime mortgage tahun 2008 sesuai informasi yang dilaporkan sebelumnya.
C. Permasalahaan
Adanya laporan Federal mengungkapkan bahwa eksekutif senior di Fannie Mae melakukan praktik manipulasi akuntansi untuk mendapatkan jutaan dolar melalui bonus dari suatu tindakan yang tidak layak dan untuk menipu investor. Perusahaan hipotek yang disponsori pemerintah tersebut didenda $ 400 juta. Laporan yang dikeluarkan oleh Kantor Pengawasan Perumahan Federal mengungkap hasil penyelidikan tiga tahun yang ekstensif, dan dikeluarkan saat Fannie Mae berjuang untuk keluar dari skandal akuntansi senilai $ 11 miliar. Selain itu, badan pengawas perumahan dan Securities and Exchange Commission (SEC) mengumumkan hukuman sipil senilai 400 juta dolar kepada Fannie Mae dalam sebuah penyelesaian mengenai manipulasi akuntansi yang dituduhkan. Dari jumlah tersebut, $ 350 juta yang dinilai oleh SEC sebagai salah satu hukuman terbesar yang pernah ada dalam kasus penipuan akuntansi ditujukan sebagai penggantikerugian investor Fannie Mae yang dirugikan terkait praktik akuntansi tersebut. Perusahaan juga sepakat untuk membatasi pertumbuhan kepemilikan hipotek bernilai miliaran dolar pada besaran $ 727 miliar, dan membuat perubahan signifikan terkait budaya perusahaan, prosedur akuntansi dan cara mengelola risiko. Fannie Mae yang berbasis di Washington tidak mengakui atau membantah melakukan kesalahan dalam penyelesaian namun setuju untuk tidak melakukan pelanggaran undang-undang sekuritas di masa depan.
D. Pembahasan Dalam hal ini, melalui analisis terhadap permasalahan akuntansi tersebut, dapat diketahui bahwa dewan direktur Fannie Mae telah gagal menemukan “praktik yang tidak aman dan tidak sehat” pada perusahaan pembeli dan penjamin hipotek rumah terbesar di Amerika Serikat tersebut. Kajian Office of Federal Housing Enterprise Oversight (OFHEO) terhadap hampir delapan jutan dokumen, jga merinci apa yang disebut agensi tersebut sebagai budaya perusahaan yang tidak etis. Dari tahun 1998 sampai pertengahan 2004, pertumbuhan laba yang mulus dan target pendapatan yang tepat sasaran setiap kuartal yang dilaporkan oleh Fannie Mae adalah "ilusi" yang sengaja dibuat oleh manajemen senior dengan menggunakan akuntansi yang salah. Pemerintahan Bush
saat itu memang telah mendorong undang-undang untuk mengurangi portofolio hipotek besar-besaran dari Fannie Mae dan Freddie Mac. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kesalahan Fannie Mae tidak terbatas pada standar akuntansi dan tata kelola perusahaan, namun juga mencakup pengambilan risiko yang berlebihan dan manajemen risiko yang buruk. Temuan OFHEO tersebut merupakan peringatan yang jelas tentang risiko yang sebenarnya dari portofolio investasi yang dikelola dengan tidak benar oleh Fannie Mae dan Freddie Mac. Fannie Mae mengatakan dewan pengurusnya telah membaca laporan tersebut dan berkomitmen untuk membuat perubahan yang dipersyaratkan dalam kesepakatan dengan regulator. Manipulasi akuntansi yang terkait dengan bonus eksekutif terjadi dari tahun 1998 sampai 2004, menurut laporan tersebut merupakan periode yang jauh lebih lama daripada yang sebelumnya diketahui. Regulator sebelumnya mengatakan bahwa Fannie Mae pada tahun 1998 secara tidak benar menunda pengeluaran (beban) sebesar $200 juta untuk masa depan sehingga eksekutif dapat mengumpulkan bonus sebesar $ 27 juta. Badan ini pertama kali menemukan pada tahun 2004 pelanggaran peraturan akuntansi dan dugaan manipulasi laba untuk memenuhi target Wall Street. Pengungkapan ini jelas akan mengejutkan pasar keuangan. Pada bulan Desember 2004, SEC memerintahkan Fannie Mae untuk menyajikan kembali pendapatannya kembali ke tahun 2001, dengan nilai taksiran koreksi diperkirakan mencapai sekitar $ 11 miliar. OFHEO dalam hal ini juga memungut denda $125 juta pada tahun 2003 dari Freddie Mac karena melakukan salah saji pendapatan secara overstated sebesar $ 5 miliar untuk tahun 2000-2002.
E. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan penelusuran yang dikeluarkan oleh OFHEO, memang didapati adanya praktik manipulasi akuntansi yang dilakukan oleh manajemen Fannie Mae dan Freddie Mac terkait dengan pencatatan pendapatannya. Hal ini mereka lakukan sebagai upaya untuk mendapatkan bonus dan komisi yang ditargetkan. Tentu praktik ini tidaklah diperbolehkan utamanya bagi perusahaan yang merupakan perusahaan GSE
(yang disponsori oleh pemerintah Amerika Serikat. Imbasnya, Eksekutif senior dan manajemen terkait serta perusahaan secara umum dikenakan denda OFHEO dengan nominal yang tidak sedikit.
CASE VI
SATYAM COMPUTER SERVICES INDIA BASED COMPUTER SERVICES COMPANY FORMERLY KNOWN AS SATYAM COMPUTER SERVICES , NOW KNOWS AS MAHINDRA SATYAM
A. Pendahuluan Worldcom merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama tahun Satyam adalah perusahaan yang bergerak di industri jasa TI (Teknologi Informasi atau Komputer) yang berbasis di India. Perusahaan ini dibentuk pada tahun 1987 di Hyderabad (India) Ramalinga Raju. Perusahaan tersebut berawal dengan 20 karyawan, tumbuh pesat sebagai bisnis 'global', yang beroperasi di 65 negara di seluruh dunia. Satyam adalah perusahaan India pertama yang terdaftar di tiga Bursa Internasional (NYSE, DOW Jones dan EURONEXT). Satyam adalah contoh keberhasilan dari tumbuhnya industri dan perusahaan nasional India dimana perusahaan tersebut berhasil memenangkan berbagai penghargaan untuk inovasi, tata kelola, dan akuntabilitas perusahaan. Dari tahun 2003-2008, hampir semua metrik keuangan perusahaan tersebut menarik bagi investor. Perusahaan juga tumbuh secara terukur dan menghasilkan Rs.25.415,4 juta (Rupee) dari total penjualan di peiode tahun 2003-2004. Pada bulan Maret 2008, pendapatan penjualan perusahaan tumbuh lebih dari tiga kali lipat. Perusahaan menunjukkan tingkat pertumbuhan gabungan tahunan sebesar 38% selama periode tersebut. Demikian pula, laba operasi, laba bersih dan arus kas operasi rata-rata juga mengalami pertumbuhan masing-masing 28%, 33%
dan 35%. Namun, kurang dari lima bulan setelah memenangkan penghargaan Global Peacock Award, Satyam mengalami skandal penipuan akuntansi secara masif.
B. Posisi Kasus Penipuan tersebut terpusat terhadap manipulasi bagian tertentu di neraca. Dalam hal ini Manajemen puncak Satyam hanya melakukan praktik akuntansi penipuan dengan melebih-lebihkan pendapatan, margin keuntungan, dan keuntungannya untuk setiap kuartal selama periode 5 tahun, dari tahun 2003 sampai 2008. Pada tanggal 7 Januari 2009, Raju mengungkapkan dalam sebuah surat bahwa ia telah memanipulasi pencatatan akuntansi perusahaan selama bertahun-tahun. Dia melebih-lebihkan aset di neraca Satyam sebesar $1,47 miliar, dan hampir $ 1,04 miliar pinjaman bank dan uang tunai yang diklaim perusahaan itu sendiri secara factual sebenarnya tidaklah pernah ada. Satyam
juga
melaporkan
kewajibannya
di
neraca
dan
melebih-lebihkan
pendapatannya hampir setiap kuartal selama beberapa tahun untuk memenuhi harapan analis. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kondisi Satyam pada 17 Oktober 2009, dimana terjadi praktik melebih-lebihkan pendapatan kuartalan sebesar 75% dan keuntungan sebesar 97%. Raju dan kepala audit internal perusahaan dalam hal ini menggunakan beberapa teknik yang berbeda untuk melakukan kecurangan. Dengan menggunakan komputer pribadinya, Raju menciptakan banyak laporan bank untuk memajukan kecurangan tersebut. Dia memalsukan rekening bank untuk melambungkan neraca dengan saldo yang sebenarnya tidak ada. Dia juga menaikkan laporan laba rugi dengan mengklaim pendapatan bunga dari rekening bank yang palsu. Raju juga mengungkapkan bahwa ia telah menciptakan 6.000 rekening gaji palsu selama beberapa tahun terakhir dan menggunakan uang tersebut setelah perusahaan menyetorkannya. Kepala audit internal Satyam menciptakan identitas pelanggan palsu dan menghasilkan faktur palsu terhadap nama mereka untuk meningkatkan pendapatan.
C. Permasalahaan & Pembahasan Terungkapnya skandal Satyam tersebut, menurut pengakuan publik pendiri sendiri, Satyam telah sering menggunakan praktik pelaporan keuangan yang tidak benar dengan menggembungkan pendapatannya yang dilaporkan sebesar 25%, margin operasinya lebih dari 10 kali, dan saldo kas dan banknya lebih dari 1 miliar dolar. Besarnya angka penipuan tersebut menjadikan skandal akuntansi tersebut menjadi yang terbesar dalam sejarah India. Manajemen Satyam melakukan kecurangan karena ingin secara berkesinambungan memproyeksikan gambaran perusahaan secara baik kepada para investor, karyawan dan analis. Raju memanipulasi dan menyalahgunakan buku akun sehingga perusahaan terlihat sebagai perusahaan yang jauh lebih besar dan lebih menguntungkan daripada kondisi aktualnya sebenarnya. Laporan penipuan Satyam jelas merupakan kasus penyalahgunaan akuntansi, di mana akun tertentu pada neraca dimanipulasi dengan membuat faktur palsu untuk dijadikan bukti atas traksaksi yang sebenarnya tidaklah ada. Adanya pengakuan pendapatan terhadap faktur tersebut tentu berimbas pada angka pelaporan dalam neraca yang tidak benar. Jenis praktik akuntansi dan pelaporan palsu ini jelaslah ilegal dan tidak etis. Dalam dakwaan baru-baru ini terhadap mantan promotor dan manajer puncak Satyam, SEBI dan lembaga investigasi lainnya di India akhirnya memberikan rincian singkat dan menarik tentang bagaimana penipuan perusahaan terbesar di India dilakukan.
D. Kesimpulan Pendiri perusahaan dalam hal ini Raju telah secara sengaja melakukan praktik manipulasi akuntansi. . Laporan penipuan Satyam jelas merupakan kasus penyalahgunaan akuntansi, di mana akun tertentu pada neraca dimanipulasi dengan membuat faktur palsu untuk dijadikan bukti atas traksaksi yang sebenarnya tidaklah ada. Manajemen Satyam melakukan kecurangan karena ingin secara berkesinambungan memproyeksikan gambaran perusahaan secara baik kepada para investor, karyawan dan analis. Besarnya
angka penipuan tersebut menjadikan skandal akuntansi tersebut menjadi yang terbesar dalam sejarah India.
FIN © 2017, by Angga Bagas Samudra & Gede Krisnawan (Accounting, Faculty of Economics and Business, Brawijaya University)