BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng
Apen Apendi diks ksit itis is
meru merupa paka kan n
kasu kasuss
beda bedah h
yang yang
seri sering ng
dite ditemu muka kan. n.
Umumnya terjadi pada masa remaja, tetapi kasus ini juga banyak ditemukan pada orang oran g dewasa. de wasa. Banyak Banyak hal yang yang menda mendasa sari ri timbu timbulny lnyaa perada peradanga ngan, n, erat erat kaita kaitanny nnyaa dengan pola nutrisi dan eliminasi kebiasaan makan makanan yang pedas dan rendah serat merupakan merupakan salah satu penyebab penyebab timbulnya apendiksitis apendiksitis.. Dugaan sementa sementara ra adalah adalah terjeba terjebaknya knya serpiha serpihan n tinja tinja keras keras ataupun ataupun biji biji kecil kecil yang term termaka akan n di dalam dalam apendi apendiks. ks. Seper Seperti ti dipapa dipapark rkan an situ situss Nerdoc Nerdoctor tor.co .co.uk .uk,, apendiksitis bisa terjadi pada segala usia. Kasus terbanyak pada usia 8-25 ta h u n ,
ha ny a
p ad a
a na k
di
ba wa h
d ua
ta hu n
(http://www.kompas.com/kompas/0212/03/iptek/36403.htm) .
jara ng
t e r ja d i
S ed a ng ka n
menurut data statistik dari angka kejadian penderita apendiksitis apendiksitis yang dirawat di unit Lukas PK. Sint Carolus sejak Januari-Juli 2005 sebanyak 103 pasien. Maka pencegah pencegahan an yang dilakuka dilakukan n adalah adalah memberi memberikan kan penyuluha penyuluhan n menge mengenai nai bagai bagaiman manaa menga mengatu turr pola pola nutri nutrisi si yang yang baik baik dan mendu mendukun kung g kesehatan. Pada kesempatan ini pula penulis membahas tentang apendiksitis dengan dengan harapan harapan agar masyara masyarakat kat lebih lebih banyak banyak mengenal mengenal dan mengetah mengetahui ui bagaimana baga imana penyakit peny akit itu terjadi, terjad i, upaya upay a pencegah penc egahan an dini melalui melalu i penyuluha peny uluhan n dari tenaga kesehatan. Adap Adapun un
pera peran n
pera perawa watt
sela selain in
memb member eriikan kan
info inform rmas asii
adal adalah ah
memberikan asuhan keperawatan pada pasien apendiksitis pre maupun post operasi operasi dengan dengan memperl memperliha ihatkan tkan prinsi prinsip-pr p-prins insipny ipnyaa dengan dengan harapan harapan dapat dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. A. Tuj Tujuan uan Penuli Penulisan san
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk Untuk memperdala memperdalam m pengetah pengetahuan uan tentang tentang apendiksit apendiksitis is dan penerapa penerapannya nnya pada kasus nyata di bangsa b angsal. l. 2. Memp Memper erol oleh eh peng pengal alam aman an nyat nyataa dala dalam m mera merawa watt pasi pasien en sesu sesuai ai deng dengan an konsep dasar yang diperoleh selama proses belajar di kelas maupun dari literatur yang ada. 3. Unt Untuk
mener nerapka apkan n
asuh asuhan an
kepe keperrawa awatan
disesuaikan kondisi dan keunikan pasien.
berd erdasa asarkan kan
kon konsep
dan dan
B. Meto Metode de Pen Penul ulis isan an
Metod Metodee penuli penulisan san yang yang diguna digunakan kan dalam dalam penyus penyusuna unan n makal makalah ah ini ini adalah: 1. Stud Studii kepu kepust stak akaa aan n Mengamb Mengambil il beberap beberapaa literat literatur ur sebagai sebagai sumber sumber dan acuan acuan teori teori dalam dalam penulis pen ulisan an makala mak alah h mengen men genai ai apendi ape ndikto ktomi mi post pos t oper o perasi. asi. 2. Stu Studi kas kasus Penulis Penulis melakuk melakukan an pengamat pengamatan an langsung langsung pada pasien pasien apendikt apendiktomi omi post opera operasi si di unit unit Lukas Lukas mela melalui lui pengka pengkaji jian, an, obser observas vasii sert sertaa inter interven vensi si keperawatan.
C. Sistem Sistemati atika ka Penul Penulisa isan n
Dimulai dengan bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan, penu lisan, metode metod e penulisan penu lisan,, dan sistematika sistem atika penulisan penu lisan.. Bab II tinjauan tinja uan teorit teoritis is yang berisi konsep dasar dasar medik medik dan konsep konsep asuhan asuhan keperaw keperawatan atan,, patoflowdi patof lowdiagra agram m dan perencana peren canaan an pulang. pula ng. Bab III pengamata peng amatan n kasus terdiri terdi ri dari dari pengka pengkaji jian, an, anali analisa sa data, data, diagn diagnosa osa keper keperawa awata tan, n, renca rencana na tinda tindakan kan kepera keperawat watan, an, pelaks pelaksana anaan an dan evalua evaluasi si.. Bab IV Pembah Pembahas asan an kasus kasus yang yang menga menganal nalis isaa kesenj kesenjang angan an antara antara teori teori dan kasus. kasus. Bab V kesim kesimpul pulan an dari dari seluruh materi yang telah ditulis.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. KO KONSE NSEP P DASA DASAR R MEDIK MEDIK 1. Definisi
Apendiks Apendiksiti itiss adalah adalah inflam inflamasi asi pada apendiks apendiks,, yang merupaka merupakan n saluran sempit dan buntu sepanjang bagian bawah sekum (Lewis, 2000, Medica Medicall Surgi Surgical cal Nursi Nursing, ng, Asse Assess ssme ment nt and Manage Manageme ment nt of Clin Clinic ical al Problem, hal. 1150). Apendi Apendiksi ksitis tis adalah adalah inflam inflamasi asi pada apendik apendikss vermif vermiform ormis is yang banyak ban yak terjadi terj adi pada pad a remaja rem aja dan dewasa dew asa muda mud a (Luckm (Lu ckman an and Sorens Sor ensen, en, 1993, Medical Medical Surgical Surgical Nursing: Nursing: A Psychophysiolo Psychophysiologic gic Approach Approach (fourth (fourth edition), hal 1635) Klasifikasi: Apendiksitis dibagi atas apendiksitis akut dan apendiksitis kronik. •
Apendiksitis akut dibagi atas
-
Apendiksitis akut fokalis atau segmentalis. Biasanya hanya bagian distal yang meradang, tetapi seluruh rongga appendik appendikss 1/3 distal distal berisi berisi nanah. nanah. Untuk Untuk diagnosa diagnosa yang penting ialah ditemukannya nanah dalam luwen bagian itu. Kalau radangnya menjalar maka dapat terjadi:
-
Apen Apendi diks ksiitis tis
akut akut
puru purule lent nta/ a/su supp pper erot otiv ivaa
diff diffus usaa
dise disert rtai ai
pembentuka pembe ntukan n nanah nana h yang berlebihan berle bihan.. Jika radanya radan ya lebih mengeras, meng eras, dapat terjadi nekrosis dan pembusukan disebut apendiksitis yang renosa dapat terjadi perforasi akibat nekrosis ke dalam rongga perut dengan akibat peritonitis. •
Apendiksitis Kronik dibagi atas:
-
Apendiksitis Kronik Fokalis Secara Secara mikros mikroskopi kopik k tampak tampak fibrosi fibrosiss setempa setempatt yang melingk melingkar, ar, sehingga dapat menyebabkan stenosis.
-
Apendiksitis Kronik Obsiteratif Terj Terjadi adi fibr fibrosi osiss yang yang luas luas sepan sepanja jang ng apendi apendiks ks pada pada jari jaringa ngan n submukos submukosaa dan subseros subserosa. a. Sehingga Sehingga terjadi terjadi obliter obliterasi asi (hilang (hilangnya nya lumen) terutama di bagian distal dengan menghilang selaput lendir pada bagian bagia n itu. itu .
2. Anat Anatom omii Fisi Fisiol olog ogii
Apendiks adalah ujung seperti jari-jari yang kecil panjangnya kirakira 10 cm (4 inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara ke dalam sekum. Karena Karena pengos pengosong ongann annya ya tidak tidak efekt efektif if,, dan lumen lumennya nya kecil kecil,, apendi apendiks ks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi (apendiksitis). Apendiks mempunyai peranan dalam mekanisme imunologik. Apendiks Apendiks mengelua mengeluarkan rkan cairan cairan yang bersifa bersifatt basa mengandu mengandung ng amila amilase, se, ereps erepsin in dan musin musin.. Apendi Apendiks ks diperd diperdara arahi hi oleh oleh cabang cabang arte arteri ri mesentrika superior sedangkan aliran baliknya menuju vena mesentrika yang dilanjutkan ke vena porta hepatika. Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml/hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran aliran lendir lendir di muara muara apendiks apendiks tampaknya tampaknya berperan berperan pada patogene patogenesis sis apendiks apendiksiti itis. s. Imunoglo Imunoglobuli bulin n sekretoa sekretoarr yang dihasil dihasilkan kan oleh oleh Galt Galt (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasu termasuk k apendiks apendiks ialah ialah IgA, imunoglo imunoglobuli bulin n itu sangat sangat efektif efektif sebagai sebagai pelindung pelin dung terhadap terha dap infeksi. infek si. Dengan Deng an berkurang berk urangnya nya jaringan jarin gan limfoid. limfoi d. Terjadi Terja di fibrosis dan pada kebanyakan masuk timbul konstriksi lumen.
3. Etiologi
-
Fekalit (massa keras dari feses)
-
Tumor atau benda asing
-
Pembengkakan usus besar
-
Kekakuan pada apendiks
4. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Obstr Obstruks uksii apendi apendiks ks itu itu menye menyebab babkan kan mukus mukus yang yang diprod diproduks uksii mukosa terbendung, makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan menekan dinding dinding apendiks apendiks sehingga sehingga menggang mengganggu gu aliran aliran limfe limfe dan menyebabkan dinding apendiks edema serta merangsang tunika serosa dan peritoneu perit oneum m viseral visera l dan dirasakan dirasa kan sakit di daerah daer ah sekitar sekit ar perut peru t kanan kana n bawah/titi bawa h/titik k Mc Burney. Burn ey. Mukus Mukus yang yang terku terkumpu mpull teri terinfe nfeksi ksi bakte bakteri ri dan menja menjadi di nanah nanah kemudian timbul gangguan sirkulasi. Karena terjadi gangguan sirkulasi darah maka timbul gangren, dan dapat terjadi kerapuhan dinding apendiks yang menyebabkan perforasi. Bila semua proses di atas hingga timbul suatu massa lokal yang disebut disebut infilt infiltrat rat apendicu apendicular laris, is, peradanga peradangan n apendiks apendiks tersebu tersebutt ditamba ditambah h dengan dengan daya daya tahan tahan tubuh tubuh yang yang masih masih kurang kurang memuda memudahka hkan n terj terjadi adinya nya perforasi. perfo rasi. Seringkal Serin gkalii perforasi perfo rasi ini terjadi terjad i dalam dala m 24-36 24-3 6 jam. Bila proses prose s ini berjalan berja lan lambat, lamba t, organ-org orga n-organ an di sekitar sekit ar ileum terminal, termin al, sekum, seku m, dan omen omentu tum m
dala dalam m
memb memben entu tuk k
dind dindin ing g
meng mengit itar arii
apen apendi diks ks
sehi sehing ngga ga
berbentuk berb entuk abses yang terlokalisa terlok alisasi. si. 5. Tand Tanda a da dan Gej Gejal ala a
-
Demam
peru t - Nyeri perut
-
Mual, muntah
-
Anoreksia
ti tik Mc. M c. Burney B urney - Nyeri tekan di titik
-
Konstipasi
6. Peme Pemeri riks ksaa aan n Diag Diagno nost stik ik
-
Pemeriksaan darah lengkap: menunjukkan adanya peningkatan jumlah leukosit.
-
Pemeriksaan urin rutin: ditemukan sejumlah kecil eritrosit dan leukosit.
-
Foto Foto abdome abdomen: n: gambar gambaran an fekal fekalit it,, adanya adanya massa massa jari jaringa ngan n lunak lunak di abdomen kanan bawah, dan mengandung gelembung-gelembung gelembung-gelembung udara.
-
USG menunjukkan gambaran apendiksitis.
-
Pemeriksaan fisik nyeri tekan pada titik Mc Burney.
7. Kompl omplik ika asi
-
Abses akibat dari perforasi dinding apendiks.
-
Peri Perito toni niti tiss akib akibat at infe infeks ksii dari dari perf perfor oras asii dind dindin ing g apen apendi diks ks yang yang menyebar ke seluruh rongga perut.
8. Ter Terapi api dan dan Penge Pengelol lolaan aan Medik Medik a. Pre Opera perasi si
-
Isti Istira rahat hat tira tirah h barin baring: g: untuk untuk obser observas vasii dalam dalam 8-12 8-12 jam jam sete setelah lah keluhan.
-
Puasa: Puasa: pember pemberia ian n cair cairan an parent parenter eral al jika jika pembed pembedaha ahan n langs langsung ung dilakukan.
-
Terapi
phar harmacol acolog ogiic:
nar narkot kotik
dihind hindaari
kare arena
dapa dapatt
menghilangkan tanda dan gejala, antibiotik untuk menanggulangi infeksi. u ntuk mengeluar meng eluarkan kan cairan caira n lambun la mbung g jika jik a diperlu di perlukan. kan. - NGT untuk
-
Enem Enemaa
dan dan
meni mening ngka katk tkan an
laxan axantr tria ia peri perist stal alti tik k
tidak idak usus usus
bol boleh
dibe diberi rika kan n
meni mening ngka katt
dan dan
kare karena na
dapa dapatt
meny menyeb ebab abka kan n
perforasi. perfo rasi.
-
Pembedahan: apendiktomi secepatnya dilakukan bila diagnosanya tepat.
b. Post ost Ope Opera rasi si
-
Observasi TTV: syok, hipertermi, gangguan pernafasan
-
Klien dipuasakan sampai fungsi usus kembali normal.
-
Beri Berikan kan minum minum mulai mulai 15 ml/a ml/am m selama selama 4-5 jam lalu lalu naikka naikkan n menjadi menjadi 30 ml/jam ml/jam.. Keesokan Keesokan harinya harinya diberik diberikan an makanan makanan saring saring dan hari berikutnya lunak.
-
Aktivi Aktivitas: tas: satu satu hari pasca operasi operasi klien klien dianjur dianjurkan kan untuk untuk duduk duduk tegak di tempat tidur selama 2x30 menit. Pada hari kedua klien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
-
Antibiotik dan analgesik.
-
Jahitan diangkat hari ketujuh.
B. KONSEP KONSEP ASUHAN ASUHAN KEPERAWA KEPERAWATAN TAN 1. Peng engkaj kajian ian
a. Pola perse persepsi psi keseh kesehata atan n dan pemeli pemelihara haraan an kesehata kesehatan. n.
-
Riwayat penyakit
b. Pola nutrisi nutris i metabol met abolik ik
-
Kebiasaan makan makanan berbiji, rendah serat
-
Mual, muntah
-
Anoreksia
-
Demam
c. Pola Pola elim elimiinasi nasi
-
Konstipasi
d. Pola Pola tidu tidurr dan dan ist istir iraha ahatt
-
Gangguan tidur karena nyeri
e. Pola Pola per perse seps psii kogn kognit itif if
- Nyeri perut t itik Mc Burney. Bu rney. - Nyeri tekan di titik f. Pola mekanis mekanisme me koping koping dan toler toleransi ansi terhada terhadap p stres stres
-
Cemas
2. Diag Diagno nosa sa Kep Keper eraw awat atan an a. Pre Opera perasi si
1) Nyeri Nyeri berhubunga berhubungan n dengan peradan peradangan gan pada apendi apendiks. ks. 2) Resi Resiko ko tingg tinggii kurang kurang volum volumee caira cairan n berhub berhubung ungan an dengan dengan munta muntah h pembatasan pemba tasan cairan peroral pero ral (pre ( pre op). o p). 3) Resi Resiko ko ting tinggi gi peru peruba baha han n nutr nutris isii kura kurang ng dari dari kebu kebutu tuha han n tubu tubuh h berhubung berhu bungan an denga d engan n mual, mu al, muntah, munta h, dan anoreksia. anore ksia. 4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ruptur apendiks. 5) Hipert Hipertermi ermi berhubun berhubungan gan dengan dengan peradangan peradangan apendiks apendiks.. 6) Kura urang
peng penget etah ahu uan
mengen ngenai ai
per persiapan pan
pre
oper perati atif
dan
perawatan peraw atan post operatif. oper atif. b. Post ost op operas erasii
1) Nyeri Nyeri berhubung berhubungan an dengan dengan insisi insisi pembeda pembedahan. han. 2) Resi Resiko ko tingg tinggii kurang kurang volume volume caira cairan n berhub berhubung ungan an dengan dengan inta intake ke kurang, pembatasan pemasukan cairan secara oral (puasa post op). 3) Resi Resiko ko ting tinggi gi peru peruba baha han n nutr nutris isii kura kurang ng dari dari kebu kebutu tuha han n tubu tubuh h berhubung berhu bungan an denga d engan n mual, mu al, muntah, munta h, puasa post op. 4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan. 5) Kerusakan Kerusakan integritas integritas kulit berhubungan dengan insisi insisi pembedahan.
3. Perenc Perencana anaan an Kep Keper erawa awatan tan a. Pre Opera perasi si
1) Nyeri Nyeri berhubunga berhubungan n dengan peradan peradangan gan pada apendi apendiks. ks. HYD: -
Klien melaporkan melaporkan nyeri hilang atau terkontrol, terkontrol, intensitas intensitas 2-3.
-
Ekspresi wajah dan posisi tubuh tampak relaks.
-
Mampu tidur atau istirahat
Rencana Tindakan: a) Observ Observasi asi tanda tanda-t -tand andaa vital. vital. Rencana: Deteksi dini terhadap tanda-tanda komplikasi. b) Kaji dan catat kualitas, kuali tas, lokasi lokas i dan intensitas inten sitas nyeri. nyeri . Rencana: Rencana: Karakte Karakteris ristik tik nyeri nyeri dapat dapat menunjuk menunjukan an bahaya bahaya dari proses prose s apendiks ape ndiksitis. itis. c) Pertahan Pertahankan kan istira istirahat, hat, beri beri posisi posisi semi semi fowler. fowler. Rencana: Sebagai teknik relaksasi dan menghilangkan menghilangkan tegangan dengan posisi terlentang. d) Ajark Ajarkan an tekni teknik k nafas nafas dalam dalam.. Rencana: Untuk mengurangi tekanan dan membantu otot-otot untuk relaksasi. e) Berikan Berikan aktivit aktivitas as hiburan hiburan seperti seperti baca baca koran, baca baca buku. Rencana: Rencana: Meningka Meningkatkan tkan teknik teknik relaksa relaksasi si dan meningka meningkatkan tkan kemampuan koping. f) Kolabora Kolaborasi si dengan dengan dokter dokter untuk untuk pembe pemberia rian n analgesi analgesik. k. Rasi asional nal:
Thera erapi
anal analge gettik
dapa dapatt
mengu engurrangi angi
atau
menghilangkan nyeri. 2) Resi Resiko ko tingg tinggii kurang kurang volum volumee caira cairan n berhub berhubung ungan an dengan dengan munta muntah h pembatasan pemba tasan cairan peroral pero ral (pre ( pre op). o p). HYD: Mempertahankan keseimbangan cairan ditandai dengan:
-
Kelembaban membran mukosa.
-
Turgor kulit elastis.
-
Keseimbangan intake dan output.
-
Tanda-tanda vital dalam batas normal. Suhu: 36,5oC-37,5 oC Nadi: Nadi : 60 x/menit-10 x/men it-100 0 x/menit x/ menit.. Tekanan darah: < 120/80 mmHg
Rencana Tindakan: a) Observasi tanda-tanda tanda-tanda vital, vital, catat catat adanya hipotensi hipotensi,, takikardi. takikardi.
Rencana: Rencana: Mengeval Mengevaluasi uasi keefekti keefektifan fan terapi terapi cairan cairan dan respon respon pada pengobata peng obatan. n. b) Observasi Obse rvasi membran membr an mukos m ukosa, a, turgor t urgor kulit. Rencana: Indikator adekuatnya sirkulasi perifer. c) Pantau Pantau dan catat catat intake intake outpu output, t, catat catat warna warna urine. urine. Rencana: Penurunan output urine atau konsentrasi urine pekat mengidentifikasi dehidrasi. d) Kolaborasi Kolaborasi dengan dengan dokter dokter untuk untuk pemberian pemberian cairan parenteral. parenteral. Rencana: Menjaga keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit. 3) Resi Resiko ko ting tinggi gi peru peruba baha han n nutr nutris isii kura kurang ng dari dari kebu kebutu tuha han n tubu tubuh h berhubung berhu bungan an denga d engan n mual, mu al, muntah, munta h, dan anoreksia. anore ksia. HYD: -
Keluhan mual, muntah, anoreksia tidak ada.
-
Klien menghabiskan 1 porsi makan yang diberikan.
-
IMT normal (20,5-25 kg/m2).
Rencana Tindakan: a) Kaji keluhan keluhan mual, mual, muntah, muntah, anoreksi anoreksia. a. Rencana: Untuk menetapkan cara mengatasinya. b) Timbang Timba ng BB tiap ti ap hari. h ari. Rencana: Mengetahui status gizi pasien. c) Beri Beri pors porsii kec kecil il.. Rencana: Menghindari mual dan muntah. d) Hidangkan Hidangkan makanan makanan selagi selagi hangat. hangat. Rencana: Untuk meningkatkan nafsu makan. e) Kolabora Kolaborasi si dengan dengan dokter dokter untuk pember pemberian ian antiem antiemetik etik.. Rencana: Mengurangi mual. 4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ruptur apendiks. HYD: Klien bebas dari resiko infeksi, ditandai dengan:
-
Suhu tubuh dalam batas normal.
-
Tidak ada tanda-tanda infeksi (merah, panas, nyeri).
-
Leukosit 4.800-10.800/ul.
Rencana Tindakan: a) Observ Observasi asi tanda tanda-t -tand andaa vital. vital. Renca Rencana: na: Penin Peningka gkata tan n suhu suhu tubuh tubuh dapat dapat terk terkont ontrol rol sela selama ma proses prose s infeksi infe ksi berlan b erlangsun gsung. g. b) Kaji tanda-tand tanda -tandaa infeksi: in feksi: kemerahan kemer ahan,, bengk b engkak, ak, nyeri. nyer i. Rencana: Menentukan intervensi sesuai masalah pasien. c) Kaji dan dan catat kuanti kuantitas, tas, lokasi lokasi,, dan intensit intensitas as nyeri. nyeri.
Rencana: Nyeri hebat merupakan tanda-tanda terjadi ruptur. d) Kaji tingkat tingkat nyeri nyeri pasien pasien dengan dengan skala skala nyeri nyeri (0-10). (0-10). Rencana: Mengetahui nyeri. e) Kolabora Kolaborasi si medis medis untuk untuk pemer pemeriks iksaan aan darah. darah. Rencana: Untuk mengetahui terjadinya peradangan. f) Kolabora Kolaborasi si medis medis untuk untuk pembe pemberia rian n antibi antibiotik otik.. Rasional: Untuk mengurangi nyeri. 5) Hipert Hipertermi ermi berhubun berhubungan gan dengan dengan peradangan peradangan apendiks apendiks.. HYD: -
Suhu tubuh 36,5o-37,5oC.
Rencana Tindakan: a) Observ Observasi asi tand tanda-v a-vit itaa vital. vital. Renca Rencana: na: Penin Peningka gkata tan n suhu suhu tubuh tubuh dapat dapat terk terkont ontrol rol sela selama ma proses prose s infeksi. infe ksi. b) Anjurkan Anju rkan klien minum 2-3 liter/hari. liter/ hari. Rencana: Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui proses evaporasi. c) Beri Beri kom kompr pres es han hanga gat. t. Renc Rencan ana: a:
Meni Mening ngka katk tkan an
pro proses ses
evap evapor oras asii
dala dalam m
upay upayaa
menurunkan suhu tubuh. d) Anjurkan Anjurkan klie klien n istira istirahat hat di tempa tempatt tidur. tidur. Rencana: Mencegah terjadinya komplikasi perdarahan. e) Kolabora Kolaborasi si dengan dengan dokter dalam dalam pemberia pemberian n antipireti antipiretik. k. Rencana: Dapat digunakan sebagai penurun panas. 6) Kura urang
peng penget etah ahu uan
mengen ngenai ai
per persiapan pan
pre
oper perati atif
dan
perawatan peraw atan post operatif. oper atif. HYD: HYD: -
Kli Klien
akan akan
meng mengem emuk ukak akan an//meng mengul ulan ang g
kemb kembal alii
penjelasa penj elasan n mengenai meng enai persiapan persi apan pre operasi opera si yang telah diberikan.
-
Klien dapat mendemonstrasikan mendemonstrasikan cara batuk efektif, nafas dalam dan melatih ekstremitas lebih dini.
-
Menu Menunj njuk ukka kan n
moti motiva vasi si yang yang baik baik terh terhad adap ap pros proses es
belajar. bela jar. Rencana Tindakan: a) Kaji kemampu kemampuan/p an/penget engetahua ahuan n pasien mengenai mengenai proses proses penyakit penyakit dan dan
kond kondis isii
pengobat peng obatan. an.
sert sertaa
kead keadaa aan n
peny penyak akit itny nya, a,
komp kompli lika kasi si dan dan
Rencana: Rencana: Membant Membantu u memberi memberikan kan penjela penjelasan san yang tepat tepat dan sesuai kebutuhan. b) Jelaskan Jelas kan kepada kepa da klien mengenai menge nai jalan prosedur pros edur mengenai meng enai persiapan persi apan operasi: opera si: termasuk terma suk mendemons mend emonstrasik trasikan an batuk efektif, efekt if, nafas dalam dan latihan otot. Renc Rencan ana: a: Kli Klien akan akan lebih ebih muda mudah h meng mengiingat ngat dan dan lebi lebih h kooperat kooperatif if dan memaham memahamii apa yang harus dilakuk dilakukan, an, mudah mudah mengikuti persiapan persiapan per operasi dan lebih cepat untuk mencoba meningkatkan aktivitas secara bertahap. b. Post ost Ope Opera rasi si
1) Nyeri Nyeri berhubung berhubungan an dengan dengan insisi insisi pembeda pembedahan. han. HYD: -
Klien melaporkan melaporkan nyeri hilang atau terkontrol, terkontrol, intensitas intensitas 2-3.
-
Ekspresi wajah dan posisi tubuh tampak relaks.
-
Mampu tidur atau istirahat
Rencana Tindakan: a) Observ Observasi asi tanda tanda-t -tand andaa vital. vital. Renc Rencan ana: a: Dapa Dapatt meng mengid iden enti tifi fika kasi si rasa rasa saki sakitt dan dan keti ketida dakknyamanan. b) Kaji dan catat kualitas, kuali tas, lokasi lokas i dan intensitas inten sitas nyeri. nyeri . Rencana: Menentukan intervensi selanjutnya. c) Pertahan Pertahankan kan istira istirahat, hat, beri beri posisi posisi semi semi fowler. fowler. Rencana: Sebagai teknik relaksasi dan menghilangkan menghilangkan tegangan dengan posisi terlentang. d) Ajark Ajarkan an tekni teknik k nafas nafas dalam dalam.. Rencana: Untuk mengurangi tekanan dan membantu otot-otot untuk relaksasi. e) Tekan daerah daerah insisi dengan bantal selama/pada selama/pada saat saat aktivitas aktivitas.. Rencana: Mengurangi keluhan nyeri saat beraktivitas. f) Kolabora Kolaborasi si dengan dengan dokter dokter untuk untuk pembe pemberia rian n analgesi analgesik. k. Rasi asional nal:
Thera erapi
anal analge gettik
dapa dapatt
mengu engurrangi angi
atau
menghilangkan nyeri. 2) Resi Resiko ko tingg tinggii kurang kurang volume volume caira cairan n berhub berhubung ungan an dengan dengan inta intake ke kurang, pembatasan pemasukan cairan secara oral (puasa post op). HYD: Mempertahankan keseimbangan cairan ditandai dengan:
-
Kelembaban membran mukosa.
-
Turgor kulit elastis.
-
Keseimbangan intake dan output.
-
Tanda-tanda vital dalam batas normal. Suhu: 36,5oC-37,5 oC Nadi: Nadi : 60 x/menit-10 x/men it-100 0 x/menit x/ menit.. Tekanan darah: < 120/80 mmHg
Rencana Tindakan: a) Observ Observasi asi tanda tanda-t -tand andaa vital. vital. Renc Rencan ana: a:
Hipo Hipote tens nsi, i,
taki takika kard rdi, i,
peni pening ngka kata tan n
pern pernaf afas asan an,,
mengidentifikasi kekurangan cairan. b) Observasi Obse rvasi membran membr an mukos m ukosa, a, turgor t urgor kulit, capillary capil lary refill. Rencana: Indikator adekuatnya sirkulasi perifer. c) Kaji dan catat catat adanya adanya mual mual dan dan munta muntah. h. Rencana: Mual yang terjadi selama 12-24 jam post op umumnya karena efek anestesi. d) Observas Observasii balut balutan an luka, luka, drain. drain. Renca Rencana: na: Perdar Perdaraha ahan n yang yang berle berlebih bihan an dapat dapat menga mengacu cu pada pada hipovolemik. e) Catat Catat intake intake outpu output, t, catat catat warna warna urine. urine. Rencana: Penurunan output urine atau konsentrasi urine pesat mengidentifikasi dehidrasi. 3) Resi Resiko ko ting tinggi gi peru peruba baha han n nutr nutris isii kura kurang ng dari dari kebu kebutu tuha han n tubu tubuh h berhubung berhu bungan an denga d engan n mual, mu al, muntah, munta h, puasa post op. HYD: -
-
Keluhan mual, muntah tidak ada. Bising usus 5-30 kali/menit.
Rencana Tindakan: a) Kaji Kaji kelu keluhan han mual, mual, munt muntah. ah. Rencana: Mual yang terjadi selama 12-24 jam post op umumnya karena efek anestesi. b) Kaji bising bisin g usus usu s dan distensi disten si abdome ab domen. n. Rencana: Mengetahui fungsi usus telah kembali normal. c) Jaga Jaga agar agar nutri nutrisi si perora perorall dihi dihinda ndari ri sampa sampaii dengan dengan bising bising usus usus kembali. Rencana: Mencegah muntah. d) Catat Catat int intake ake dan dan outp output. ut. Renc encana: na:
Meng engetah etahui ui
kes keseimbang bangan an
pema emasukan ukan
pengelua peng eluaran ran nutrisi. nutri si. e) Kolabora Kolaborasi si medis medis untuk pemberi pemberian an cairan cairan parenteral parenteral.. Rencana: Pemenuhan nutrisi.
dan
4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan. HYD: Klien terbebas dari infeksi luka, ditandai dengan:
-
Suhu tubuh 36,5o-37,5oC.
-
Tidak ada tanda-tanda infeksi (merah, panas, nyeri).
-
Luka balutan bersih, kering, tidak ada rembesan.
Rencana Tindakan: a) Observ Observasi asi tanda tanda-t -tand andaa vital. vital. Rencana: Sebagai identifikasi tanda-tanda infeksi. b) Kaji tanda-tand tanda -tandaa infeksi. in feksi. Rencana: Deteksi dini jika terjadi faktor resiko/tanda dan gejala infeksi. c) Observas Observasii keadaan keadaan balut balutan an luka luka dan sekit sekitarny arnya. a. Rencana: Memberikan deteksi dini terjadinya infeksi. d) Rawat Rawat luka luka dengan dengan prins prinsip ip antis antisept eptik. ik. Rencana: Meminimalkan resiko adanya organisme infeksius. e) Kolabora Kolaborasi si medis medis dalam dalam pemberi pemberian an antibiot antibiotik. ik. Renc Rencan ana: a:
Anti Antibi biot otik ik
dapa dapatt
meng mengha hamb mbat at
dan dan
meng mengon ontr trol ol
pertumbuh pertu mbuhan an mikroorgan mikroo rganisme. isme. 5) Kerusakan Kerusakan integritas integritas kulit berhubungan dengan insisi insisi pembedahan. HYD: HYD: Klie Klien n dala dalam m wakt waktu u 3 hari hari sete setela lah h post post oper operas asii akan akan menunjukkan:
-
Suhu 36,5-37,5oC.
-
Luka jahitan bersih, kering dan tidak tanda-tanda infeksi.
Rencana Tindakan: a) Moni Monito torr suh suhu u tubu tubuh. h. Rencana: Rencana: Peningka Peningkatan tan suhu suhu tubuh tubuh merupaka merupakan n tanda tanda penting penting terjadinya infeksi. b) Kaji daerah daera h sekitar se kitar balutan balut an luka. Rencana: Memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi. c) Jaga luka jahi jahitan tan tetap tetap kerin kering g dan bersi bersih. h. Renc Rencan ana: a: Meng Mengur uran angi gi resi resiko ko infe infeks ksi. i. Daer Daerah ah insi insisi si yang yang lemb lembab ab/b /bas asah ah
dapa dapatt
meni mening ngka katk tkan an
pert pertum umbu buha han n
mikr mikroo-
organisme. d) Gunakan Gunakan teknik teknik asepti aseptik k pada saat merawa merawatt luka jahitan jahitan.. Rencana: Teknik aseptik mencegah transmisi infeksi bakterial pada luka jahitan jahit an karena karen a pembed pe mbedahan ahan.. e) Perhati Perhatikan kan intak intakee nutris nutrisii tiap tiap shift shift..
Rencana: Rencana: Intake Intake protein, protein, kalori, kalori, vitami vitamin n dan mineral mineral adalah adalah bagian bagi an pentin p enting g untuk un tuk menin m eningkatk gkatkan an penyembu peny embuhan han luka. luka . 4. Pere Perenc ncan anaa aan n Pula Pulang ng
a. Klie Klien n diin diinst stru ruksi ksikan kan untuk untuk membu membuat at janj janjii menem menemui ui ahli ahli bedah bedah yang yang akan mengangkat jahitan hari ke-5 dan 7. b. Aktivitas Aktiv itas normal norma l biasanya bia sanya dapat dapa t kembali ke mbali dilakukan dilak ukan 2-4 minggu. mingg u. c. Jaga balut balutan an luka operas operasii agar tetap tetap kerin kering g dan tidak tidak lembab. lembab. d. Pasien Pasien dan keluar keluarga ga diajar diajarkan kan cara cara merawat merawat luka. luka. e. Mempe Memperha rhati tikan kan nutri nutrisi si yang yang bergiz bergizii untuk untuk perbai perbaikan kan jaringa jaringan n yang yang sudah rusak.
C. PATOF PATOFLO LOWDI WDIAGR AGRAM AM -
Fekalit Tumor atau benda asing Pembengkakan usus, besar Kekakuan pada apendiks
Tertahan di apendiks Obstruksi lumen Pembengkakan jaringan limfoid Sekresi mukus meningkat Sekret apendiks terbendung
DP. Resiko tinggi peru bahan nutrisi nutris i < keb. ke b. tubuh tub uh
Mengganggu aliran limfe
Peningkatan tekanan intralumen Apendiks teregang
-
-
Mual, muntah Anoreksia
Nyeri umbilik us
DP. Resiko tinggi < volume cairan b.d muntah, pembatasan pre op
DP. Hipertermi
Edema dinding edema
Ulserasi mukosa
Merangsang tunika serosa peritoneum viseral Invasi multiplikasi bakteri pada dinding dindin g apendiks
Mukus berlebih
Infeksi
Obstruksi vena
Demam
Menutup apendiks dengan omentum, usus halus Terbentuk massa periapendiku periap endiku laris (infiltrat (infilt rat appendicularis) Iskemia
Trombosis dinding vena
Edema semakin meningkat
Gangguan aliran vena Peradangan
Peritoneum parietal Nyeri kuadran kuadra n Kanan bawah
Nekrosis Nekrosi s jaringan jar ingan
DP. Resiko tinggi infeksi
Gangren
Abses
Jaringan parut
Perforasi
Perlengketan dengan jaringan sekitarnya
Peritonitis
DP. Nyeri
BAB III PENGAMATAN KASUS
Pengamatan kasus dilakukan di unit Lukas kamar 66-2 pada Nn. MS, berusia berus ia 12 tahun, tahu n, beragama bera gama Islam, suku Jawa. Klien masuk rumah sakit pada tanggal 31 Agustus 2005 melalui UGD PKSC dengan keluhan nyeri perut kanan bawah bawa h dan da n diagno d iagnosa sa masuk ma suk Apendiksi Apen diksitis tis Akut. A kut. Klien mengatakan sejak 4 hari yang lalu setelah berolah raga di sekolah mengelu mengeluh h nyeri nyeri abdomen abdomen kanan kanan bawah, bawah, hilang hilang timbul, timbul, ada demam demam dan mual. mual. Minum Minum Panadol Panadol sedikit sedikit membantu membantu.. Sejak 2
hari yang yang lalu nyeri tidak tidak dapat dapat
ditahan, muntah 1x kuning cair, demam kemudian klien memutuskan berobat ke UGD PKSC dan dianjurkan untuk dirawat dan pada tanggal 1 Agustus 2005 dilakukan operasi Apendiktomi atas indikasi apendiksitis akut. Pada saat pengkajian, post operasi hari kedua, keadaan umum klien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, terpasang infus three way. DIR dan DIR + Novalgin Nova lgin 1 ampul ampu l 12 jam/kolf jam/k olf pada lengan leng an sebelah sebe lah kiri. Observasi Observ asi tanda-tand tanda -tandaa vita vitall suhu suhu:: 37oC, nadi nadi:: 80 kali kali/m /men enit it,, HR: HR: 84 kali kali/m /men enit it,, pern pernaf afas asan an:: 21 kali/men kali/menit, it, tekanan tekanan darah: darah: 110/80 110/80 mmHg, mmHg, bising bising usus: usus: 11 kali/men kali/menit, it, distensi distensi abdomen tegang, tampak balutan luka operasi di abdomen kuadran kanan bawah, kering tidak ada rembesan, belum boleh makan, diet minum bebas cair II. Klien mengeluh nyeri di daerah luka operasi abdomen kuadran kanan bawah intensitas 6, terus menerus, mual. Hasil laboratorium tanggal 1 Agustus 2005; leukosit 4600 /uL, fosfatase alkali: 265 u/L, massa protrombin: 17,1 detik, APTT: 42,9 detik. USG: kesan Apendiks berdiameter 7,5 cm (kemungkinan apendiksitis akut) USG organ-organ lain tidak ditemukan. Terapi yang didapat: Inpepsa 3x15 cc, Gastridine 2x1 gram, Broadced 2x1 gram, Tramal 3x1 ampul, Panadol 3x1 tablet. Dari hasil data di atas ditemukan beberapa bebe rapa
diagnosa diagn osa
keperawat kepe rawatan an
yaitu: yaitu :
nyeri
berhubun berh ubungan gan
dengan deng an
insisi
pembedah pemb edahan, an, Resiko Resik o tinggi tingg i perubahan perub ahan nutrisi nutri si kurang kura ng dari kebutuha kebu tuhan n berhubun berh ubungan gan dengan dengan mual, mual, resi resiko ko tingg tinggii infek infeksi si berhub berhubung ungan an dengan dengan insis insisii pembed pembedaha ahan, n, kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan.
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
Setelah melakukan pengamatan kasus di unit Lukas kamar 66-2 pada Nn. MS berusia 12 tahun, penulis membandingkan antara teori dan pengamatan kasus secara langsung di lapangan, di dapatkan beberapa hal, yaitu: Dalam Dalam pengka pengkaji jian an asuha asuhan n keper keperawa awata tan n pada pada teori teori,, dikata dikatakan kan bahwa bahwa Apendiksitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adanya benda asing pada apendiks, sedangkan ditinjau dari penyebab pada kasus penyebab yang terjadi dari dari pola makan yang sering sering mengkonsumsi mengkonsumsi sambal, yang mengandung mengandung biji-bijian biji-b ijian sehingga sehin gga menyebab meny ebabkan kan adanya adan ya benda bend a asing pada apendiks. apen diks. Tanda Tand a dan gejala yang ditampilkan oleh klien sesuai dengan teori yaitu nyeri tekan abdomen kuadran kanan bawah, mual, muntah, demam. Dari hasil pemeriksaan diagnostik menunjukkan apendiksitis (hasil USG abdomen), sedangkan pada pemeriksaan darah ditemukan leukopeni dimana leukosit 4.600 /uL. Pada saat post operasi klien klien menunjuk menunjukkan kan keluhan keluhan nyeri nyeri pada daerah luka operasi operasi abdomen kuadran kuadran kanan bawah intensitas 6 dan mual. Mual dikarenakan efek samping dari anestesi saat operasi. Sedangkan Sedangkan dalam dalam memutusk memutuskan an diagnosa diagnosa keperawa keperawatan tan yang tepat tepat untuk untuk klien Nn. MS diangkat 4 diagnosa keperawatan sesuai dengan keadaan klien saat menerapk menerapkan an asuhan asuhan keperawa keperawatan tan.. Adapun Adapun diagnosa diagnosa keperawa keperawatan tan yang sesuai sesuai dengan dengan analisa analisa data yang diperoleh diperoleh yaitu yaitu : Nyeri Nyeri berhubung berhubungan an dengan dengan insisi insisi pembedah pemb edahan, an, resiko tinggi tingg i perubaha peru bahan n nutrisi nutri si kurang kura ng dari kebutuha kebu tuhan n tubuh tubu h berhubung berhu bungan an dengan deng an mual, resiko resik o tinggi tingg i infeksi infek si berhubung berhu bungan an dengan deng an insisi pembedah pemb edahan. an. Hal ini sesuai sesua i dengan deng an teori yang didapat. dida pat. Diagnosa Diagn osa resiko tinggi tingg i kurang volume cairan tubuh tidak diangkat karena pada saat pengamatan klien sudah mendapatkan diet minum bebas cair II. Setelah Setelah mengangk mengangkat at diagnosa diagnosa keperawa keperawatan tan,, adapun adapun perencan perencanaan aan yang dila dilaku kuka kan n
dise disesu suai aika kan n
deng dengan an
diag diagno nosa sa
kepe kepera rawa wata tan. n.
Dala Dalam m
mela melaku kuka kan n
implementasi implementasi keperawatan disesuaikan dengan keadaan klien pada saat perawatan sangat kooperatif dalam menjalani terapi dan pemberian asuhan keperawatan. Setel Setelah ah melaku melakukan kan evalu evaluasi asi terha terhadap dap keber keberhas hasil ilan an pener penerapa apan n asuhan asuhan kepe kepera rawa wata tan n
yang yang
telah elah
dibe diberi rika kan n
kepa kepada da
klie klien n
dida didapa patk tkan an
bahw bahwaa
ada ada
keberhas keberhasila ilan n dari setiap setiap tindaka tindakan n yang diberika diberikan n klien klien mengungk mengungkapkan apkan secara secara verbal bahwa nyeri pada luka operasi berkurang intensitas 5, mual masih ada
sedikit berkurang, balutan luka operasi kering dan tidak ada rembesan, dan tubuh merasa membaik ditandai dengan klien dapat beraktivitas mandi di kamar mandi dibantu oleh ibunya. Semua rencana tindakan keperawatan untuk semua diagnosa keperawatan tetap dilanjutkan oleh perawat ruang karena keterbatasan waktu.
BAB V KESIMPULAN
Dilihat Dilihat dari kasus nyata nyata bahwa bahwa faktor faktor makanan makanan sangat sangat mempenga mempengaruhi ruhi status kesehatan individu. Dalam kasus ini dicontohkan pola makan yang sering mengkonsumsi cabai/sambal. Terkadang sambal dapat dijadikan sebagai alasan untuk meningkatkan nafsu makan, akan tetapi penggunaan yang sering dengan volume volume yang besar besar dapat dapat menimbul menimbulkan kan resiko resiko bagi kesehatan, kesehatan, misalny misalnyaa saja saja terjadinya apendiksitis ini. Tingkat pengetahuan klien mendukung cepatnya mencari pertolongan dan terhindar dari resiko komplikasi yang mungkin muncul. Pada saat post operasi tingg tingginy inyaa moti motivas vasii klie klien n untuk untuk cepat cepat sembuh sembuh dapat dapat menduk mendukung ung pula pula proses proses penyembu peny embuhann hannya. ya. Kendati tidak dapat dicegah, pemberian informasi dapat memungkinkan untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan meningkatkan motivasi untuk segera mencari pertolongan sehingga komplikasi dapat dihindari. Di sini peran perawat peraw at pun sangat sang at dibutuhk dibu tuhkan an saat pasien pasie n sembuh sembu h dan pulang pula ng sehingga sehin gga pasien pasie n dan keluarga dapat meneruskan apa yang telah dilakukan di rumah sakit. Adapun yang dapat dilakukan di rumah adalah penyuluhan seperti: menjaga kebersihan daerah luka operasi, jangan sampai kotor atau basa untuk mencegah terjadinya infeksi. Selain itu pula peran serta keluarga pun sangat mendukung kesehatan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E. (1993). Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting Documenting Patient Care. Ahli Bahasa I Made Kariasa Kariasa (2000). Rencana Asuhan Keperawa Keperawatan tan Pedoman Pedoman Untuk Untuk Perencan Perencanaan aan dan Pendokum Pendokumenta entasia sian n Perawata Perawatan n Pasien. Jakarta: EGC. Ignatavicius Ignatavicius D. Donna. VB. Marilynn Marilynn (2002). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for for Continuity Continuity of care. Fifth Edition. Edition. Philadelphia: Philadelphia: W.B. W.B. Saunders Company. Lewis Lewis,, Sharo Sharon n Mant Mantik ik (2000 (2000). ). Medic Medical al Surgi Surgical cal Nursi Nursing: ng: Asse Assess ssmen mentt and Management of o f Clinical Problems . Fifth Edition. By Mosby Inc. Luckman and Sorensen’s Sorensen’s (1993). Medical Surgical Nursing: A Psychophysiologic Psychophysiologic Approach. Fourth Edition. By. W.B. Saunders Company. Long C. Barbara Barbara (1996). (1996). Perawat Perawatan an Medikal Medikal Bedah. Bedah. Yayasan Yayasan IAPK IAPK Padjajar Padjajaran an Bandung. Price, Price, Sylvia Sylvia Anderso Anderson n (1994). (1994). Pathophys Pathophysiol iology ogy Clinica Clinicall Concepts Concepts of Disease Disease Process Processes. es. Fourth Fourth Editio Edition. n. Alih Alih bahasa: bahasa: Peter Peter Anugerah Anugerah (1995). (1995). Patofis Patofisiol iologi: ogi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC. Mansjoer Arif M. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI. Jakarta. Noer Sjaifoellah Sjaifo ellah (1996). (199 6). Buku Ajar Ilmu Penya P enyakit kit Dalam. D alam. FKUI Jakarta. Jakar ta.