BAB I LANDASAN TEORI 1. Pengertian Pengertian Taman Taman (Garden) berasal dari kata Gard yang berarti menjaga dan Eden yang berarti kesenangan, jadi bisa diartikan bahwa taman adalah sebuah tempat yang di gunakan untuk kesenangan yang di jaga keberadaannya. Pada zaman dahulu, taman hanya di miliki oleh para bangsawan, yang mana tidak semua orang dapat masuk di dalamnya Taman adalah lahan atau areal tanah yg diperuntukan menanam berbagai jenis tanaman yg melibatkan unsur seni menata, memvariasikan jenis tumbuhan, serta mengombinasikan dan menyusunnya. Selain itu taman merupakan sebuah tempat yang terencana atau sengaja di rencanakan di buat oleh manusia, biasanya di luar ruangan, di buat untuk menampilkan keindahan dari berbagai tanaman dan bentuk alami. Taman dapat di bagi dalam taman alami dan taman buatan. Taman yang sering di jumpai adalah taman rumah tinggal, tinggal, taman lingkungan, taman bermain, taman rekreasi rekreasi dan taman botani.
Taman berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. 1.1 Macam-Macam Taman
Pertamanan lebih spesifik karena menyangkut aspek estetika atau keindahan dan penataan ruang sehingga memiliki fungsi dalam keberadaannya. Dalam membuat taman ada dua elemen yang dikerjakan, yaitu bidang lunak ( softscape ( softscape)) dan bidang bidang keras (hardscape (hardscape). ). a. Bidang lunak meliputi penanaman segala jenis pohon, semak dan rumput. b. Bidang keras meliputi pembuatan jalan setapak, kolam, sungai buatan, air mancur, pembuatan tebing, peletakan batu alam, gazebo, alat bermain anak-anak, Ayunan, lampu taman, drainase dan sistem penyiraman. Penataan taman menyangkut penyesuaian dengan ruang di sekitarn ya, seperti: 1. Taman rumah tinggal 2. Taman perkantoran 3. Taman lingkungan pemukiman
Taman berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. 1.1 Macam-Macam Taman
Pertamanan lebih spesifik karena menyangkut aspek estetika atau keindahan dan penataan ruang sehingga memiliki fungsi dalam keberadaannya. Dalam membuat taman ada dua elemen yang dikerjakan, yaitu bidang lunak ( softscape ( softscape)) dan bidang bidang keras (hardscape (hardscape). ). a. Bidang lunak meliputi penanaman segala jenis pohon, semak dan rumput. b. Bidang keras meliputi pembuatan jalan setapak, kolam, sungai buatan, air mancur, pembuatan tebing, peletakan batu alam, gazebo, alat bermain anak-anak, Ayunan, lampu taman, drainase dan sistem penyiraman. Penataan taman menyangkut penyesuaian dengan ruang di sekitarn ya, seperti: 1. Taman rumah tinggal 2. Taman perkantoran 3. Taman lingkungan pemukiman
4. Taman kota 5. Taman sekolah 6. Taman kawasan industri 7. Taman Wisata Saat ini hampir di setiap kota di seluruh dunia memiliki dinas pertamanan yang tugasnya mengurusi perencanaan, pembuatan dan perawatan taman di sebuah kota. Semua kota gencar menata pertamanannya untuk mengimbangi polusi kendaraan bermotor. Kota besar idealnya memiliki ruang sebesar 30 persen dari luas kotanya untuk pertamanan. 1.2 Taman dan kebudayaan
Taman bisa mencirikan sebuah ekosistem, seperti taman tropis, taman sub tropis, pegunungan, pantai dan padang pasir. Menyangkut aspek yang berhubungan dengan kebudayaan, taman bisa mencirikan suatu kebudayaan, seperti 1. Taman gaya Perancis 2. Taman gaya Jepang 3. Taman gaya Bali
2. Filosofi Menurut filsuf China, Lao Tzu A filos ofi taman adalah ruangan, dimana ruang itu adalah kekosongan. Maka dari itu taman sejatinya adalah kekosongan yang diisi oleh elemen – elemen alam.
3. Fungsi Adapun fungsi dalam pertamanan atau taman, antara lain: a. Tanaman Dalam Pertamanan
Pada arsitektur pertamanan sebuah tanaman memiliki artian yang sangat penting dalam konteks pertamanan, tanaman pada konteks pertamanan mempunyai artian tanaman yang belum, sedang, atau sudah dibudidayakan, ditanam atau sudah ada di suatu tapak atau lahan yang secara fungsional berdayaguna dan secara estetis memiliki seni atau nilai keindahan sehingga antara satu dan lainnya dapat melahirkan suatu kesatuan yang harmonis. Tanaman pada konteks pertamanan merupakan salah satu unsur dengan berbagai ragam potensi dalam pertamanan dan kemungkinan fungsi yang tidak terhingga.Tanaman yang didesain untuk arsitektur pertamanan
mempunyai berbagai bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan karakter yang beragam.Akan tetapi, meskipun tanaman pertamanan memiliki berbagai potensi dan fungsi, banyak orang awam dan para profesional dalam bidang perancangan melihat tanaman hanya sebagai hiasan.Akibatnya tanaman sering ditempatkan dalam perancangan ruang luar sebagai langkah terakhir dalam penyelesaian suatu proyek. Sikap inilah yang akan menjadikan sebuah salah persepsi dalam penafsiran arsitektur pertamanan s ecara umum. Salah satu dari gambaran keliru terhadap peran utama yang dimainkan oleh unsur tanaman dalam perancangan arsitektur pertamanan berawal dari kekeliruan umum tentang perbedaan antara arsitektur pertamanan dan usaha pembibitan tanaman. Orang secara umum masih menafsir pertamanan adalah sama lingkupnya dengan perencanaan kebun pada sebuah tempat tinggal
b.Fungsi Tanaman
Fungsi Umum
Pada arsitektur pertanaman berfungsi sebagai unsur pelunak. Di daerah tropis, tanaman merupakan penciri darisebuah taman karena pada daerah tersebut tanaman identik dengan taman yang difungsikan dengan berbagai
fungsi dan guna, contoh : taman pada sebuah merajan, penataan taman pada jaba parahyangan, dan berbagai fungsi lainnya. Pada dasarnya fungsi taman secara ekologis banyak ditentukan oleh unsur tanaman ini. Fungsi Dalam Tata TamanDikelompokan ke dalam :
Penutup tanah (Ground Coveratau Surfacing),
Pengendali pandangan atau Tabir(Screen),
Peneduh (Shelter),
Pengendali unsur iklim dan polusi, dan penambah nilai keindahan (Aesthetic Values).
Fungsi Tanaman Dalam Lanskap
Tanaman dalam elemen lanskap memiliki karakteristik hortikultura seperti bentuk tinggi dan lebar, bercabang, berbunga dan berdaun serta tanaman mempunyai kualitas desain seperti dari bentuk, warna, tekstur dan berkelompok. Tanaman dalam elemen lanskap meliputi pohon, rumput, tanaman penutup tanah, atau semak atau perdu.Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang memiliki keunggulan karena keunikan atau keindahan daun-
daunnya.Fungsi penggunaan tanaman merupakan suatu pendekatan baru dalam memecahkan permasalahan lanskap. Fungsi dari penggunaan tanaman dalam lansekap meliputi : 1. Fungsi Estetika Tanaman
Fungsi estetika tanaman digunakan untuk memberikan keindahan dan kenyamanan. Estetika tanaman dapat memberikan seni hidup untuk meningkatkan kualitas visuallingkungan dengan penampilan warna, dan bentuk arsitektur taman. Bila ditempatkan sebagai dinding atau pagar, tanaman dapat menciptakan daya tarik dari bayangan ranting dan daun-daun.Tanaman dapat sebagai latar tanaman lainnya dan dapat diatur untuk visual obyektif dan structural.
2. Fungsi Arsitekturistik Tanaman
Tanaman dapat digunakan untuk membentuk dinding, lantai dari perbedaan pertumbuhan dan karakteristik daun-daunnya.Semak-semak dapat menciptakan dinding atau menyaring atau penghalang pandangan yang dapat memberikan perlindungan.Tanaman penutup tanah dengan daun-daun dan karakteristik teksturnya yang seragam memberikan nuansa seperti lantai arsitektural.
3. Fungsi Tanaman Secara Teknis
Fungsi tanaman secara teknis yaitu dapat menghalau serta melembutkan cahaya matahari di permukaan dan di dalam air, dapat menghalau cahaya kendaraan dan jalan.Tanaman yang banyak ranting dan daun dapat menyerap dan mengurangi kebisingan.Tanaman semak merupakan jenis tanaman yang agak kecil dan rendah, serta pertumbuhannya cenderung merambat atau melebar. Jenis tanaman semak hias antara lain lidah mertua, tricolor, nusa indah. 4. Tanaman Sebagai Penyerap Polutan
Tanaman yang ditanam pada jalur hijau jalan di perkotaan dimaksudkan untuk memenuhi beberapa fungsi antara lain, fungsi untuk memperbaiki iklim mikro, yaitu menurunkan suhu, meningkatkan kelembapan udara dan menurunkan intensitas sinar matahari. Sedangkan fungsi secara teknis adalah untuk mengurangi dan menurunkan tingkat pencemaran udara dengan cara menyerap polutan. 5. Mengontrol Radiasi, Suhu, dan Kelembaban
Tanaman dapat menyerap panas dan memantulkan pancaran sinar matahari sehingga dapat menurunkan suhu iklim mikro.Selain itu, tanaman juga mampu meningkatkan kelembaban udara dan presipitasi air hujan melalui evapotranspirasi sehingga meningkatkan kenyamanan sekitar. 6. Penahan Silau
Tanaman dapat menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar matahari, lampu jalan, dan sinar lampu kendaraan dari jalan raya menuju bangunan.Sebaiknya pada jalur median jalan ditanami tanaman semak, agar sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan dapat dikurangi.Peletakan tanaman dapat menahan pantulan sinar dari perkerasan, hempasan air hujan, dan menahan jatuhnya sinar matahari ke daerah yang menimbulkan keteduhan.
Fungsi Tanaman Umum : a. Kontrol pandang
1. Jalan raya 2. Bangunan 3. Kontrol pandang terhadap ruang luar 4. Kontrol pandang terhadap hal yang tidak menyenangkan b. Pembatas fisik c. Pengendalian iklim
1. Kontrol radiasi sinar matahari dan suhu 2. Kontrol atau pengendali angin 3. Penyaring udara d. Pencegah Erosi e. Habitat satwa f. Nilai Estetika
1. Warna 2. Bentuk
3. Tekstur 4. Skala
4. Elemen-Elemen Pertamanan 4.1 Benda hidup A. Tanaman
Tanaman telah digunakan pada dekorasi arsitektural jaman dulu.Beberapan jenis tanaman tertentu menunjukan makna simbolik yang memiliki arti penting pada berbagai kebudayaan.Pepohonan tertentu dikeramatkan dan pemujaan pohon mungkin merupakan bentuk keagamaan yang pertama.Maka, pepohonan dijadikan lambang kesuburan, panjang umur, pengetahuan bahkan godaan.Pohon-pohon anggur, palem, zaitun, akasia, dan alpukat juga dilekati simbol-simbol serupa (Laurie, 1985).Campur tangan manusia terhadap lingkungan baik berupa pengisian kekosongan permukaan bumi maupun perbaikan dan pemeliharaan tanaman yang sudah tumbuh secara alami merupakan prakarsa yang terpuji dalam melestarikan alam lingkungannya (Ansari, 1983).
Habitus tanaman sebagai elemen taman mencakup : a. Pohon (trees) b. Perdu = Semak (Shrub) c. Liana d. Terna Dalam memilih tanaman sebagai elemen taman, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : 1. Keadaan lingkungan tempat asal tanaman 2. Permintaan pemakai (pemesan taman) 3. Sifat-sifat tanaman (dalam hal ini berkaitan erat dengan aspek ekologi dan fisiologis). Beberapa persyaratan hortikultura suatu tanaman yang biasanya diperlukan dalam menghadirkannya pada suatu Taman : 1. Toleransi terhadap suhu 2. Toleransi terhadap air/kelembaban
3. Toleransi terhadap cahaya 4. Toleransi terhadap keadaan tanah 5. Toleransi terhadap angin 6. Toleransi terhadap hama-penyakit 7. Toleransi terhadap pemangkasan 8. Sifat penyebaran, pembungaan, dan pembuahan 9. Sifat adaptasi, perbanyakan, pemindahan, dan gugur Daun Sedangkan untuk memudahkan penggolongan tanaman secara fisik, maka aspek yang perlu meliputi : 1. Kegunaan tanaman dalam tata taman 2. Ukuran tanaman (kaitannya dengan kecepatan pertumbuhan) 3. Bentuk alami 4. Tekstur tanaman
5. Bayangan 6. Warna 7. Aroma 8. Syarat-syarat budidaya Berkaitan dengan tinggi rendahnya suhu, tanaman digolongkan menurut perbedaan tempat biasanya tumbuh, yaitu : 1. Tanaman dataran rendah 2. Tanaman lereng/kaki gunung 3. Tanaman dataran tinggi 4. Tanaman toleran pada dataran rendah hingga tin ggi Berkaitan dengan keadaan air atau kelembaban, tanaman taman dapat dibedakan : 1. Tanaman yang toleran pada daerah kering 2. Tanaman yang toleran pada daerah yang cukup lermbab
3. Tanaman yang toleran pada daerah yang sangat lembab 4. Tanaman air
Kegunaan Tanaman dalam Tata Taman 1. Penutup Tanah (Ground Cover atau Surfacing) berfungsi pengendali erosi atau peluna perkerasan (sebagai dasar taman)
Gambar . Penutup T anah
2. Pengendali Pandangan atau Tabir (Screen)
3. Tanaman Peneduh (Shelter)
Gambar . Pengendali Pandangan atau Tabir
Gambar . Tanam an Peneduh
4. Pengendali Unsur Iklim dan Polusi
Gambar . Pengendali U nsur I kli m dan Polusi
5. Nilai Keindahan (Aesthetic Values)
Gambar . Nilai Keindahan
4.2 Benda mati a. Elemen Pelengkap
Adapun elemen pelengkap taman, antara lain : a. Batu-batuan Batu adalah elemen yang tak bisa lepas dari kita. Apalagi dalam desain lansekap, batu merupakan elemen yang sangat penting bagi keharmonisan suatu desain. Di Indonesia elemen batu sangat beragam, mudah didapat
dan tentunya kita beli produk Indonesia khan… Tapi tidak menutup kemungkinan kita bisa mengimpor dari luar negeri, namun dari segi efektifitas dan harga tentu sangat mahal. Elemen batu diaplikasikan untuk keperluan pondasi, dinding, lantai di dalam dan luar bangunan, stepping stone, coping (pinggiran kolam renang maupun kolam) Batu-batuan alam yang ditata di dalam taman memberikan kesan alami. Pada taman Jepang, elemen batu alam digunakan sebagai penyeimbang kolam dan terkadang merupakan center point karena dominasi rumput yang cukup luas. Sementara pada taman tropis, batu yang digunakan cenderung sekaligus dipadukan sebagai jalan setapak. Warnanya pun tidak hanya terbatas pada warna hitam. Kuning dan putih merupakan beberapa jenis warna yang sesuai untuk dipadukan dengan warna rumput yang umumnya berwarna hijau. a. Batu Palimanan Yogya Batu Palimanan jogja berasal dari Jawa Tengah. Batu ini mempunyai alur serat yang lebih sedikit dan warna yang dominan cream.
b. Batu Sukabumi Saya sering menyebutnya green stone (batu hijau). Batu ini memiliki tekstur kasar, tidak licin dan warnanya memang hijau. Pengaplikasian yang cocok dengan batu ini sebagai tempelan di kolam renang karena efek yang ditimbulkan dari batu ini sangat bagus.
c. Batu Candi Batu Candi juga berasal dari Jawa Tengah. Batu volkanik ini bisa kita lihat di Candi Borobudur dan Prambanan dan tidak menutup kemungkinan candi-candi yang lain di Indonesia. Batu yang berwarna hitam ini sangat cocok digunakan sebagai tempelan di dinding kolam maupun untuk overflow (tumpahan) dari kolam renang.
d. Batu Karang Batu karang adalah sejenis batu kapur. Di Bali sangat banyak yang menggunakan batu ini karena mudah didapat. Batu ini sering disebut sebagai Batu Limestone. Kalau Anda kebetulan menginap di Villa Bali, Anda pasti akan menjumpai jenis batu ini.
e. Batu Serai Batu ini disebut batu serai dikarenakan warnanya yang mirip serai. Batu ini berasal dari Karang Asem – Bali. Cocok digunakan sebagai bahan dinding.
f. Batu Tumpuk Batu tumpuk adalah batu volkanik yang sengaja dipotong tipis untuk bahan dasar tempelan di dinding. Batu tumpuk ini memang lebih bagus ditumpuk dan ditempel di dinding overflow sebagai efek suara
gemericik air. g. Batu Kerobokan Batu ini dapat ditemui di seluruh Bali. Kita bisa memesan dalam berbagai ukuran maupun berbagai bentuk. Butir pasir yang tersusun di batu ini memberikan efek yang berbeda dari batu yang lain.
h. Batu Andesite Batu basal yang memiliki warna hijau keabu-abuan. Batu ini dapat dihaluskan, dipotong, dan di- polish. Batu ini mempunyai banyak kegunaan sebagai elemen lansekap.
b. Potongan kayu
Kayu, sebagai jenis bahan yang banyak digunakan, kerap kali menjadi pilihan sebagai pengisi furnitur. Ada yang berupa bangku dan meja taman, hingga rangka pergola tanaman yang ada sudut taman. Selain relatif murah dan banyak jenisnya, keberadaan elemen kayu ini dapat menambah kesan alami dan nyaman dari taman tersebut. Jenis dan Kekuatan Kayu Berdasarkan jenis kayunya, terbagi menjadi dua golongan, yaitu jenis kayu keras ( hardwood ) atau kayu lunak ( softwood ). Dari dua jenis tersebut, terbagi lagi menjadi jenis kayu yang tahan kondisi basah atau harus kering. Bahkan ada yang relatif tahan untuk berada di dalam air dalam jangka waktu yang lama. Untuk jenis kayu yang umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan furniture/elemen ruang luar adalah jenis kayu Meranti, Thuja, Eucaliptus, Mahoni, Oak, Angsana, dan Pohon Pinus. Sedangkan untuk jenis yang tahan digunakan di dalam air adalah jenis kayu Afromosia, Agba, Andaman, dan Teak. Dari dua pembagian besar tersebut, ketahanan kayu juga menjadi dasar pemilihan. Jangka waktu ketahanan kayu juga bervariasi, yaitu berkisar antara 15-60 tahun. Selain dari sifat bawaan jenis ka yu tersebut, aplikasi anti
rayap juga sangat mempengaruhi, terutama untuk kayu yang bersentuhan langsung dengan tanah. Pemberian obat anti rayap dapat dilakukan setidaknya sekali dalam 5-10 tahun agar furnitur kayu tetap awet dan kuat.
c. Bak / pot/ vas bunga Pot Bunga adalah Tempat Bunga, bisa didalam rumah juga bisa diluar rumah, untuk memelihara tanaman, didalamnya diberi tanah, dibawahnya ada lubang untuk pengeluaran air yang lebih supaya akarnya tidak busuk.
d. Lampu taman
Salah satu elemen estetik pada beberapa taman yaitu patung. Bagi beberapa orang, mungkin patung merupakan sebuah ungkapan kreatif yang menghasilkan bentuk tiga dimensi, terbuat dari berbagai materi yang pengerjaannya melalui berbagai etnik. Patung-patung tersebut merupakan benda seni yang pembuatannya cukup rumit dan bernilai seni tinggi. Kebanyakan taman Bali menggunakan patung sebagai salah satu elemen kerasnya. Patung dewa lebih mendominasi dalam hal ini. Tujuannya antara lain untuk menjaga taman beserta rumah tinggalnya. Terlepas dari itu semua, patung memang memiliki nilai seni tinggi bila dihadirkan sebagai elemen dekoratif pada sebuah taman rumah tinggal. Lampu taman atau lampu jalan sering kita jumpai di area sekitar rumah kita, selain berfungsi untuk penerangan, namun berfungsi juga sebagai penghias taman ataupun jalan raya agar indah dipandang mata, model dan bentuk lampu sangat bervariasi begitu pun dengan intensitas cahaya dari lampu tersebut.
Pada lampu jalan khususnya dilengkapi dengan satu buah sensor peka cahaya yang disebut " Day Light ", sensor ini terbuat dari LDR [ ligth devident resistor] yang terpasang didalam sensor, sensor ini mendeteksi cahaya yang ada disekitarnya, apabila bagian atas sensor tertutup oleh benda lain ataupun tidak ada cahaya yang masuk maka sensor akan bereaksi. Manakala hari mulai gelap dan malampun tiba, maka sensor day light akan bekerja dan menghidupkan lampu, sebaliknya pada saat hari mulai siang sensor pun akan bekerja dan mematikan lampu, begitulah setiap harinya, tidak usah repot-repot menghidupkan atau mematikan lampu sebab sudah bekerja secara otomatis. Keberadaan lampu taman mungkin sepele. Namun kalau dilihat dari fungsinya, lampu dapat menciptakan berbagai suasana menarik pada taman Anda. Merancang tata lampu taman membutuhkan kejelian dan imajinasi. Keah lian khusus tak terlalu dibutuhkan, kecuali Anda menata lampu taman dengan tingkat kesulitan tinggi. Disebut sulit, jika jumlah titik lampu lebih dari tiga, atau karena taman sangat luas dan banyak sudut-sudut yang ingin diberi penerangan.
Untuk taman kecil, tata lampu taman bisa dikerjakan sendiri. Yang terpenting dari penataan cahaya di taman kecil adalah pemilihan jenis lampu, keamanan instalasi perkabel Gunakan lampu voltase rendah. Untuk kepentingan luar ruang seperti taman, pergunakan lampu dan rumah lampu dengan spesifikasi water resistant . Jenis lampunya bisa pijar atau pendar. Lampu dan rumah lampu berspesifikasi ini biasanya dibuat khusus, sehingga tahan terhadap cipratan air dan tak mudah korsleting karenanya. Perangkat lampu taman ada yang bervoltase rendah (12 volt) dan voltase tinggi (220volt). Pilihan terbaik tergantung dari kebutuhan. Demi alasan keamanan, sebaiknya pilih perangkat lampu taman bervoltase rendah, terlebih jika lampu yang akan ditempatkan di dalam air. Ini mencegah kecelakaan fatal seandainya ada arus listrik yang bocor. Voltase rendah berpotensi kecil melukai tubuh dan menimbulkan kebakaran.
e. Kolam
Dalam perencanaan penggunaan tanah tersedianya air untuk tanaman, ternak ikan dan keperluan lainnya adalah faktor yang sangat penting. Kolam atau balong atau embung adalah sumber air yang logis, oleh karena dapat direncanakan sesuai dengan keperluan suatu satuan usahatani keluarga. Agar terdapat persediaan air yang cukup, semua kemungkinan kegunaan air harus dipertimbangkan. Tabel 1 menyajikan secara umum perkiraan jumlah air yang diperlukan pada suatu usahatani. Kebutuhan untuk irigasi tanaman dapat diperkirakan dengan cara yang disajikan dalam bagian berikutnya. Luas permukaan maksimum suatu embung yang masih dapat dibuat secara sederhana adalah 0,25 hektar. Syarat esensial bagi suatu kolam yang efektif adalah (1) kondisi topografi di tempat yag akan dibangun kolam haruslah memungkinkan pembangunan yang ekonomis, tenaga dan biaya adalah fungsi langsung panjang dan dalam kolam, (2) cukup air yang memenuhi syarat, (3) terdapat bahan tanah yang kedap air, bukan
pasir, (4) semua kolam harus dilengkapi fasilitas pelimpasan untuk menyalurkan air kalau terjadi terjadi banjir, dengan aman, dan (5) kolam harus dapat dikeringkan untuk perbaikan. Tanah bagian bawah ( subsoil) haruslah terdiri dari bahan yang dapat menahan air. Di sekitar kolam harus tertutup vegetasi rapat, tidak boleh terbuka atau digarap, untuk menghindari siltasi (pelumpuran) kolam. Beberapa tipe kolam yang dikenal adalah: (a) kolam galian (d ugout ponds), yang mendapat airnya terutama dari air tanah ( groundwater ), (b) kolam yang mendapat airnya dari aliran permukaan ( run off ), (c) kolam yang mendapat airnya dari mata air atau sungai kecil ( creek), dan (4) kolam bypass ( Calkins, dalam Frevert et al, 1963). a. Kolam galian (dugout ponds )
Kolam galian yaitu kolam yang sumber air utamanya adalah air tanah ( groundwater ), terbatas tempat pembangunannya pada daerah yang berlereng kurang dari 4% dan permukaan tanah berada pada sekitar 90 sampai 120 cm dari permukaan tanah. Disainnya didasarkan pada kapasitas penyimpanan yang diperlukan, dalamnya permukaan air tanah, dan stabilitas bahan tanah sisinya.
b. Kolam aliran permukaan ( surface water ponds)
Untuk kolam tipe ini air yang disimpannya tergantung pada adanya aliran permukaan. Kapasitas simpannya harus direncanakan berdasarkan atas keperluan air dan kemungkinan tersedianya air yang diperlukan. Kapasitas yang direncanakan, untuk penggunaan air yang banyak, harus dapat menyediakan air sampai terjadi atau tersedia aliran permukaan pada musim hujan berikutnya. c. Kolam mata air atyau sungai kecil ( spri ng-f ed atau cr eek f ed ponds )
Kolam tipe ini dibuat dengan menggali lembah yang dialiri oleh mata air atau sungai kecil atau dengan membendung aliran mata air atau sungai tersebut. Untuk kolam tipe ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga permukaan air dalam kolam tetap lebih rendah letaknya dari aliran mata air. d. Kolam by-pass (Off-stream atau By-pass ponds)
Kolam tipe ini dibuat di dekat sungai yang mengalir sepanjang tahun, dan air dimasukkan melalui saluran atau pipa ke dalam kolam.
f. Bangku taman
Bangku taman merupakan kelengkapan taman yang sering dicari oleh pengunjung. Selain karena untuk beristirahat sambil melihat-lihat keindahan taman, fungsi dari bangku taman ini juga untuk member kesan bahwa taman tersebut menarik dan indah. Bangku taman juga merupakan elemen yang berguna untuk melengkapi keindahan taman. Bangku taman lebih bagus apabila diletakkan dibawah kerindangan pohon. Bangku taman pun desainnya harus menarik agar dapat menarik minat pengunjung untuk berkunjung ke taman tersebut.
g. Patung
Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya (misalnya dengan bahan tanah tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Seiring dengan
perkembangan seni patung modern, maka karya-karya seni patung menjadi semakin beragam, baik bentuk maupun bahan dan teknik yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan bahan baru.
Memperindah taman dengan berbagai tanaman hias dan pohon bernuansa tropis adalah hal
biasa. Lalu, bagaimana jika Anda juga menambahkan ”aksesori” berupa bebatuan, patung, dan kolam di sana? Elemen-elemen taman tersebut tentu bakal makin melengkapi keindahan taman Anda. Apalagi ada anggapan bahwa kurang lengkap sebuah taman apabila tidak disertai dengan kehadiran patung ukiran yang memiliki banyak
fungsi.
Pembuatan patung erat kaitannya dengan taman. Harus ada perencana yang matang sebelum menempatkannya di pekarangan Anda. Arsitek lanskap Bintang Nugroho mengatakan, menempatkan patung di dalam taman tidaklah mudah karena patung merupakan material keras. Dia kerap disebut artwork.
b. Iklim
a. Curah hujan
Secara umum , curah hujan merupakan persentase turunnya hujan tiap tahun nya pada suatu t empat. Terbagi mejadi 3 bagian , yaitu , curah hujan tinggi, curahb hujan sedang, dan curah hujan rendah .di indonesia sendiri memiliki curah hujan yang cukup tinggi, karena Indonesia terletak di wilayah garis khatulistiwa yang tropis Hubungan antara curah hujan sendiri, dengan arsitektur pertamanan, memiliki keterkaitan yang cukup mempengaruhi hasil yang berkelanjutan dari sebuah desain taman , karena , sebelum kita mulai membuat secara nyata rancangan sebuah taman kita harus mengetahui dahulu , curah hujan pada tempat yang akan kita rancang.
b. Suhu udara Jika dijelaskan secara ilmiah , suhu merupakan,ukuran energi kinetik rata – rata – rata dari pergerakan molekul – molekul .dalah artian suhu merupakan ukuran tinggi rendahnya panas suatu benda yang di mempengaruhi kemampuan benda tersebut memindahkan panas ke benda lain .
Jika di kaitkan dengan arsitektur pertamanan , suhu juga memiliki peran penting dalam rancangan suatu taman, karena tiap tiap vegetasi yang mengisi elemen taman memiliki karakteristik penyesuaian suhu yang berbeda beda c. Sinar / matahari Sinar, dalam bidang ilmiah optik ,merupakan berkas sempit cahaya yang diidealkan, dan sinar matahari merupakan berkas biasan radiasi matahari yang di sinari menuju ke tempat tempat yang mampu dijangkau oleh sinar itu sendiri, termasuk bumi, planet kita sendiri, semua mahluk hidup memerlukan sinaran matahari untuk melangsungkan proses kehidupan, tak lain juga tumbuhan, memerlukan sinar matahari untuk melakukan proses fotosintesis . Jadi,hubungan dengan pertamanan sendiri sangat jelas jika dilihat dari keperluan vegetasi yang mengisi taman taman ini akan pentingnya sinar matahari, selain itu bisa juga menjadi bahan penerangan alami dalam pertamanan yang ekologis d. Angin
Angin, merupakan udara yang bergerak secara horizontal atau vertikal dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan yang minimum, biasanya membawa serta hujan,debu, dan partikel partikel padat lainya . Hubungan angin dengan pertamanan ialah, memiliki pengaruh akan adaptasi adaptasi tanaman dengan pergerakan angin itu sendiri, karena s eperti yang dijelaskan di atas , tanaman juga memiliki adaptasi adaptasi yang berbeda di tiap tiap ekosistemnya . e. Air Air merupakan elemen terbesar yang mengisi 70% dari bumi ini, memiliki peran penting untuk semua mahluk hidup, baik itu manusia,hewan,ataupun tumbuhan , selain itu wujud air tidak harus cair, bisa juga, padat seperti contohnya es, gas seperti contohnya embun serta uap Di pertamanan peranan air sudah jelas sangat berpengaruh , karena tanpa air tanaman tanaman ini tidak akan dapat berkembang, selain itu air juga menjadi salah satu elemen pelengkan dalam penyusun elemen elemen pertamanan
5. Penataan Penataan pada pertamanan adalah suatu hal yang penting yang ditujukan untuk memaksimalkan kualitas dari sebuah pertamanan itu sendiri. Penataan pada taman itu sendiri harus memperhatikan beberapa aspek penting, baik dalam pemilihan tanaman maupun penataan tanaman itu sendiri pada kawasan taman yang akan didesain. Penataan ini perlu dipertimbangkan untuk menciptakan kesatuan dalam desain.Beberapa aspek yang dijadikan sebagai kriteria untuk menciptakan desain yang harmonis dan unity adalah : a. Keseimbangan Keseimbangan berarti persamaan pada garis vertical dan horizontal persamaan disini berarti memiliki persamaan beban atau persamaan antara sisi kanan dan kiri baik secara simetris atau asimetris, pada penerapan pada penataan pertamanan maka dapat dikaitkan dalam pemilihan tanaman yang akan dipakai dalam desain di tiap sisi – sisi rumah. Pada perancangan taman diusahakan agar tidak memakai keseimbangan simetris agar menghindari kekakuan b. Aksen
Suatu rancangan harus memiliki penekanan di beberapa titik agar tidak terasa monoton sehingga taman tersebut memiliki daya tarik tersendiri. Aksen pada pertamanan biasanya berupa patung, kolam, dan lainnya c. Irama Irama adalah deretan sebuah sequence sehingga ada kesan klimaks pada rancangan dan rancangan bersifat tidak membosankan dan memiliki urutan yang membuat rancangan tidak membosankan. d. Proporsi Merupakan perbandingan skala suatu benda yang besar mendominasi yang kecil dan lainnya, sehingga dapat dikatakan proporsi merupakan perbandingan skala dengan objek yang sama atau dengan objek yang lainnya sehingga timbul kesan yang menarik.
6. Taman Tradisional Bali
Taman tradisional Bali adalah suatu tempat, wadah atau ruang rekonstruksi yang sengaja ditata untuk berbagai tujuan yang didasari atas persyaratan fungsi, bentuk dan estetika yang dijiwai oleh hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam lingkungannya. Ciri khas pertamanan tradisional Bali, tidak saja tercermin dari segi arsitektural, fungsi dan estetikanya saja, melainkan juga dari penempatan elemen tamannya sesuai dengan pengider bhuana energy kekuatan Tuhan di Sembilan penjuru mata angin. Jadi, pada hakekatnya ciri pertamanan tradisional Bali dijiwai filosofi budaya Bali. Kekhasan dan keunikan pertamanan tradisional Bali sebagai kearifan lokal, sangat berpotensi bisa dikembangkan sebagai keunggulan local di bidang desain pertamanan.
6.1 FILOSOFI
Bentuk- bentuk perencanaan taman tradisional Bali mengacu kepada filosofi “Pemutaran Mandhara Giri di Ksirarnawa” atau “pengadukan samudramantana” untuk mencari amertha. Pada hakekkatnya, konsep filosofi. Konsepsinya mengandung upaya penyelamatan (konservasi) sumber mata air alam dan memperhatikan siklus ekologi untuk keseimbangan ekosistem alam (keseimbangan di dalam kosmos). Semua kearifan lokal yang ada di dalam taman
tradisional Bali ini merupakan hal yang sangat membanggakan. Kekhasan dan keunikannya merupakan suatu indigenous (kekhasan lokal) yang berpotensi untuk bisa dikembangkan sebagai keunggulan lokal dibidang desain pertamanan. Pengembangan budaya lokal untuk menghasilkan keunggulan lokal di bidang pertamanan memerlukan reintrepretasi guna memperoleh makna baru tanpa merusak nilai-nilai esesialnya. Filosofi taman rumah tinggal tradisional Bali menurut Rumawan dalam konsep pertamanan tradisional Bali (Bali Post, 1995) dinyatakan seperti berikut: Pertamanan di Balidilandasi oleh keperluan hidupnya sehari-hari yang tercermi n dari adat istiadat dan agamanya. Dengan kata lain, filsafat pertaman di Bali adalah keselarasan dan keseimbangan, yaitu: a. Keselarasan dan keseimbangan antara manusia dengan Tuhan b. Keselarasan dan keseimbangan antara manusia dengan manusia c. Keselarasan dan keseimbangan antara manusia dengan alam Sebagai wadah di dalam satu areal rumah tradisional Bali atau kita dapati ketiga unsure keselarasan dan keseimbangan tersebut yang tercermin:
a. Tempat suci sebagai terjemahan keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, terletak pada zona utama b. Natah/plaza sebagai terjemahan keselaran dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan manusia, pada zona madya. c. Tebe/kebun dan taman sebagai terjemahan keselaran dan keseimbangan manusia dengan alamnya, terletak pada zona utama, madya maupun nista. Dengan demikian filosofis taman tradisional Bali yang mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, alam dan sesamanya disebut dengan Tri Hita Karana (Tiga Penyebab Kebaikan). Ajaran Tri Hita Karana ini telah dikenal Bali sejak pemerintahan Prabu Udayanan dengan Maha Patih Empu Kuturan.
6.2 KONSEP
Menurut Rumawan dalam tulisasnnya tentang konsep pertamanan Bali (Bali Post, 1995) disebutkan bahwa Pertamanan Tradisional Bali sangat erat kaitannya dengan arsitekturnya. Perencanaan dan perancangan arsitekturnya sekaligus melahirkan taman (ruag luar). Ruang dan luarnya terbentuk akibat peletakkan massa-massa bangunannya.
Ruang luar terbesar terdapat di tengah-tengah areal yang disebut dengan natah (plaza) adalah ruang terbuka yang indah yang dapat memberikan kegunaan, keamanan dan kenyamanan yang juga berfungsi untuk tempat bermain, upacara adat dan agama, upacara adat dan agama. Dengan demikian taman pada bangunan tradisional Bali sama dengan pengertian taman pada umumnya. Bahkan menurut Ketut Suwirya, Kepala Perpustakaan gedung Kertya Singaraja Bali, kata taman sudah ada dikenal sejak zaman Bali kuno. Contohnya, istana Manasa merupakan taman Batara Siwa, juga seperti Singa Mandawa. Wijaya Para Singa Dwala. Pada akhir zaman Bali kuno ditulis kidung-kidung untuk menunjukkan kata “taman” diberi istilah Banjaran Sari. Dalam lontar “Sri Tanjung” ada uraian tentang telaga/taman yang bercerita tentang keindahan suasana ruang dan sebagainya. Pengertian taman juga dapat dilihat dari taman-taman pura atau puri peninggalan raja-raja Bali pada awal abad pertengahan. Taman-taman tersebut umumnya berbentuk geometris dengan desain yang mengikuti gaya formal dengan garis-garis simetris atau asimetris yang memberikan nilai estetika tersendiri. Di sekeliling dan pura terdapat kolam yang airnya berfungsi sebagai penyejuk dan juga bermakna filosofis. Tanaman khas Bali seperti kamboja, kembang sepatu, cempaka dan teratai berfungsi sebagai penghias dan keperluan upacara (nilai religius). Nilai estetis religius dan filosofis yang terangkum dalam wujud fisik taman memberikan karakter khusus sebagai taman tradisional Bali. Di Bali,
pertamanan bukan saja melibatkan arsitektural, fungsional, estetika akan tetapi juga melibatkan filosofi budaya Bali di setiap penempatan komponen pertamanannya, sehingga terpola sedemikian rupa, baku dank has untuk setiap komponen yang ada. Pertamanan Bali atau Pertamanan Tradisional Bali mempunyai filosofi yang sangat tinggi, sehingga dimuat diberbagai lontar dan kitab suci. Filosofi Pertamanan Bali diawali oleh cerita pemutaran Gunung/Mandara Giri. Dalam lontar Adi Parwa halaman VXIX disebutkan bahwa dalam pemutaran Mandara Giri di Ksirarnawa memunculkan beberapa komponen yaitu:
Ardha Chandra, atau bulan sabit, yaitu unsure kertas dan keindahan. Setelah dianalisis keluar sebagai aspek bangunan dengan segala bentuk dan keindahannya.
Kayu Kasta Gumani, sebagai unsure tanaman yang memberi kehidupan atau kelpataru, memunculkan Panca Wriksa yaitu lima tanaman pertama yang tumbuh dan member kehidupan, yaitu beringin (Ficus bengalensis) yang dapat memeberikan keteduhan dan kedamaian hidup.
Ancak atau pohon bodhi (Hemandia pellata) sebagai tempat meditasi untuk berhubungan dengan Tuhan, memohon kehidupan dan kedamaian.
Pisang (musa sp.) yang merupakan makanan yang memberikan kehidupan.
Tanaman uduh (Caryota mitis) yang merupakan tempat menerima “pituduh/wangsit” atau petuah.
Tanaman peji, sebagai tempat memuji atau menyembah Tuhan.
Air yang mengental, sebagai pelambang air kehidupan yang merupakan unsure terpenting yang dapat memberikan kesejukan, baik kesejukan pikiran maupun kesejukan lingkungan, jadi merupakan air amertha atau air kamandalu, karena amertha berarti tidak mati atau kehidupan yang abadi. Penjabaran lebih jauh dari air ini, menghasilkan “Panacara”, yaitu rek ayasa air untuk lingkungan yang meliputi : seta atau jembatan, tama atau tetaman, tambak atau perikanan, telaga atau ekosistem dan peken atau pasar.
Dewi Laksmi, sebagai pelambang keindahan, baik dalam keindahan, kedamaian, keserasian, keharmonisan dan lingkungan, yang bermuara memberikan amertha kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Kuda Oncesrwa (kuda putih) sebagai pelambang kreativitas tata ruang. Bongkah adalah sebagai pelambang bentuk yang tidak beraturan seperti bebatuan, tanah. Prelaya adalah kehancuran, kematian atau tidak utuh.
Pemunculan komponen tersebut yang dipakai landasan dalam membuat atau mendisain sebuah taman atau lansekap di Bali, yang harus sesuai pula dengan unsure Styam (kebenaran), Siwam (kebersihan, kesucian, kemuliaan)
Sundaram (keindahan, kecantikan, keharmonisan) yang menjiwai konsep Tri Hita Karana, Tri Mandala, Tri Angga maupun Asta Dala. Tri Hita Karana adalah tiga sebab yang memberikan kebahagiaan, yaitu hubungan manusia denga Tuhan, hubungan manusia dengan manusi dan manusia dengan lingkungannya. Konsep Tri Mandala (tiga areal) juga dipakai dalam konsep ini, yaitu Utama Mandalanyaadalah Parahyangan atau tempat suci atau pemerajan atau sanggah. Madya Mandalanya adalah pekarangan rumah yang meliputi banguanan tempat tinggal, dapur, kamar mandi, kelumpu atau jineng dan teba atau tgalan, sedangkan Nisata Mandalanya adalah pekarangan luar rumah atau aba atau pekarangan sebelum memasuki pekarangan rumah. Selain itu juga memasukkan unsure Tri Angga (tiga bagian badan) yaitu ulu (kepala), badan dan kaki. Ulu (kepala) adalah gunung akan memebrikan tuntutan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, agar mendapatkan kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. Badan adalah perkampungan degan perkotaannya tempat masyarakat mencari penghidupan, sedangkan kakinya adalah lautan, tempat membuang segala mala petaka dan kotoran lahir dan batin lainnya. Asta dala adalah delapan penjuru arah mata angin yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut. Pola ruang dibagi berdasarkan konsep natah atau halaman rumah bagi budaya Bali yaitu “tapak dara” adanya sumbu perancangan Timur-Barat sebagai sumbu religi dan Utara-Selatan sebagai sumbu bumi. Perputaran
kekanan dari tapak dara menghasilkan Swastika Yana yaitu yang memeri gerak kehidupan yang seimbang dan harmonis secara abadi menuju kesucian. Di bagian perpotongan sumbu tersebut dilengkapi dengan bangunan Padma (tempat suci) sebagai tempat memuja Çiwa Reka yang menghubungi antara Pertiwi (tanah) dengan Akasa (langit).
6.3 FUNGSI
Dalam lontar “Aji Janantaka” dan “Kunti Sraya” disebutkan ada beberapa tanaman yang dpat dan tidak dapat digunakan sebagai kelengkapan upakara. Bagian tanaman yang paling banyak dipakai adalah bunga, buah dan daun. Selain punya keindahan, bunga yang berbau harum dapat memberikan pengaruh kesucian dan membantu pemusatan pikiran menuju Tuhan. Dari aspek pengobatan, pertamanan tradisional Bali secara keseluruhan sebenarnya sedah merupakan usadha atau pengobatan karena dapat menghilangkan stress, kelelahan, kebingungan, kemarahan, dll. Per individu tanamannya, juga sering dipakai sebagai obat seperti yang terdapat dalam lontar “Taru Premana”. Tanaman bisa dipakai sebagai obat, bukan saja karena keindahan tamannya, tetapi juga karena aura yang dipancarakan oleh tanaman yang ada di dalam suatu taman. Aura tanaman adalah gejala energi panas atau dingin yang bisa mempengaruhi perilaku manusia. Aura bisa berpengaruh pada manusia karena manusia juga memiliki aura pada tubuhnya. Namun, aura pada
manusia bisa diubah dengan pengendalian emosi, perenungan dan penyadaran diri. Sedangkan aura pada tanaman sifatnya permanen. Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka fungsi taman rumah tinggal tradisional Bali adalah sebagai berikut: a. Filosofis
Taman tidak sekedar objek tetapi juga merupakan pedoman dan spirit bagi kehidupannya. Misalnya tentang penempatan, fungsi dan warna dari tanaman ada tata cara pengaturannya. Pertamanan tradisional Bali mempunyai filosofi yang sangat tinggi sebagai unsur tanaman yang member kehidupan, keteduhan, kedamaian, keindahan, tempat meditasi, memuja dan menyembah kebesaran Tuhan sebagai warisan budaya Hindu di Bali. b. Religius
Mereka mempunyai kepercayaan bahwa taman dan tanamannya adalah titipan-Nya yang harus dipelihara dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kelangsungan hidupnya dari lahir sampai lahir kembali (Reinkarnasi). Sehingga kita mewarisi pohon, buah, bunga dan daun apa saja yang bole dipakai sebagai hiasan, makanan dan kebutuhan upacara. Misalnya : pohon kamboja, cempaka, sandat, majegau, cendana dan lain-lain. c. Ekologis
Taman pada rumah tinggal tradisioanal juga berfungsi ekologis (ingat tumpek uduh). Tumpek uduh adalah hari khusus buat menghormati jasa-jasa tanaman yang diperingati setiap 210 hari. Dibeberapa daerah ada hari tertentu yang tidak dipekenankan memotong/menebang pohon bambu yaitu pada hari minggu. Tanaman-tanaman pada rumah tinggal juga berfungsi sebagai penahan erosi, memproses oksigen, mengfluktuasi udara dan lain sebagainya. Sedangkan daun-daunan/sampah di daur ulang pada daerahn tebe dan sekaligus difungsikan sebagai pupuk. Karena bangunannya terdiri dari beberapa massa yang luasnya relative lebih kecil dibandingkan luas arealnya, maka ruang terbukanya yang terjadi berfungsi sebagai daerah resapan air. d. Rekreasi
Sebagaimana arti taman makan taman pada rumah tradisional pun memiliki arti yang sama yaitu tempat bersenang-senang/rekreasi. Tidak jarang pada saat mereka bermain-main menikmati indahnya bunga yang dihampiri serangga lahirlah tarian oleh tamulilingan, atau kagum melihat unggas lahirlah manukrawa. Demikian pula banyak ciptaan permainan anak-anak yang lahir dari natah(plaza) dan di daerah tebe.
Menurut Rumawan dkk (1993) pada Pola Tradisional Bali disebutkan bahwa, rumah tinggal tradisional Bali adalah rumah yang unik dan complicated karena dirancang atas banyak massa dengan berbagai fungsi yang terpisah dengan jelas dan secara utuh merupakan suatu hunian yang siap mendukung/berlangsungnya suatu kehidupan ini terbukti dengan adanya tanaman-tanaman yang dapat dimakan ataupun obat-obatan dan upacara baik di pekarangan rumah ataupun dibagian tebe (kebun belakang rumah). Ataupun dapat dilihat dengan adanya bangunan penyangga bahan makanan berupa jineng/gelebeg/lumbung. Termasuk didalamnya terjadi proses Ekologi (daur ulang) yang terletak di bagian tebe. Komponen lingkungan pertamanan tradisional Bali meliputi unsur lingkungan abiotik (lokasi, tata ruang, air, tanah, batuan, topografi, dan iklim), biotic (vegetasi, fauna) dan budaya (Hindu). Dari segi fungsinya taman tradisional Bali memiliki fungsi rekreatif, tempat melilacita, social, tempat kontak social masyarakat, agraris (mata airnya juga dimanfaatkan untuk mengairi sawah), religi, temapat aktivitas keagamaan, ekologi, perlindungan/konservasi alam lingkungan. Menjaga keseimbangan kosmos, meperlakukan ruang secara tepat sesuai fungsinya dan unsur tanamannya dan unsur tanamannya bia difungsikan untuk kegiatan religi dan pengobatan (usadha). Menurut Rumawan dkk ( 1993) pada Pola Rumah Tradisional bali disebutkan bahwa, Rumah tinggal tradisional Bali adalah rumah yang unik dan complicated karena dirancang atas banyak massa dengna berbagai fungsi yang terpisah
dengan jelas dan secara utuh merupakan suatu hunian yang siap mendukung / berlangsungnya suatu kehidupan ini terbukti dengan adanya tanaman-tanaman yang dapat dimakan maupun obat-obatan dan upacara baik di pekarangan rumah, maupun di bagian tebe ( kebun belakang rumah). Ataupun dapat dilihat dengan adanya bangunan penyangga bahan makanan berupa jineng/ gelebeg/ lumbung. Termasuk di dalamnya terjadi proses Ekologi (daur ulang) yang terletak di bagian tebe. Komponen lingkungan pertamanan tradisional Bali meliputi unsur lingkungan abiotik (lokasi, ruang,air,tanah,batuan,topografi,dan iklim), biotik ( vegetasi,fauna) dan budaya ( Hindu). Dari segi fungsinya, taman tradisional Bali memiliki fungsi rekreatif, tempat melilacita,sosial,tempat kontak sosial masyarakat, agraris ( mata airnya juga dimanaatkan untuk mengairi sawah), religi, tempat aktivitas keagamaan, ekologi, perlindungan/konservasi alam lingkungan, menjaga keseimbangan kosmos, memperlakukan ruang secara tepat sesuai fungsinya , dan unsur tanamannya bisa difungsikan untuk kegiatan religi dan pengobatan ( usadha).
7. Tahap Penataan
Atas dasar filosofi dan konsepsi tersebut diatas, ditatalah suatu taman sesuai dengan fungsinya yaitu rumah tinggal dengan segala aktivitas yang ditanggunya.Ruang-ruang yang terjadi dilengkapi pula dengan elemen-elemen taman yang mendukung filosofi, konsepsi dan tentu fungsinya pada lokasi tertentu. Adapun tahapan penataan taman rumah tinggal tradisional Bali adalah sebagai berikut : a. Lokasi
Lokasi penataan taman dapat dibagi menjadi 3 (tiga) struktur daerah yaitu : 1. Swah Loka : pegunungan 2. Bwah Loka : dataran 3. Bhur Loka : pantai
Gambar. Struktur Daerah Pertamanan
Jenis-jenis pohon yang tumbuh pada struktur daerah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Swah Loka / pegunungan Ditumbuhi oleh pohon / hutan tropis yang memiliki vegetasi yang sangat heterogen 2. Bwah Loka / daratan Ditumbuhi beringin , sandat, cempak, jeruk, sawo, dan lain-lainnya. Sedangkan bunga yang banyak tumbuh pada daerah ini adalah kamboja, kembang sepatu, ken yeri, plawa, dan sebagainya. 3. Bhur Loka / pantai Pada daerah ini biasanya ditumbuhi pohon kelapa, daun katang,pandan , camplung , bakau, rumput lari dan sebagaimana.
b.Hierarchi tata ruang
Perpaduan nilai sumbu horizontal atau sumbu bumi , dengan sumbu vertikal atau sumbu religi melahirkan 9 ajaran nilai pekarangan rumah tinggal yang disebut sanga mandala yaitu : utama :
utamaning utama
utamaning madya utamaning nista
madya : madyaning utama madyaning madya madyaning nista
nista :
nistaning utama
Gambar .
nistaning madya
H irarki Tata Ruang
nistaning nista
Kesembilan nilai tersebut merupakan fungsi pokok yang tercantum dalam hukum tatanan rumah bali 1. Sanggah / pemerajan
: utama ning madya
2. Bale daja
: utama ning madya
3. Tugu karang
: utamaning utama
4. Bale dangin
: madya ning utama
5. Natah lan pengijeng natah
: madya ning madya
6. Bale dauh
: madya ning nista
7. Jineng
: nista ning utama
8. Bale delod
: nista ning madya
9. Paon
: nista ning nista
c. Penataan
Berdasarkan urutan filsafahnya tanaman tanaman pada rumah tradisional bali sebagai berikut 1. Utama ning utama
: kamboja (jepun),soka,tebu,nyuh gading .
2. Utama ning madya
: nanas
3. Utama ning nista
: jeruk bali (muntis),jambu,mangga,nangka,dan jenis lainya
4. Madya ning utama
: bunga bungaan,pandan arum,kecarum
5. Madya ning madya
: belimbing,muntis,delima
6. Madya ning nista
: mangga,nangka
7. Nista ning utama
: pisang,jeruk,umbi-umbian
8. Nista ning madya
: pisang,pepaya
9. Nista ning nista
: dag-dag,pisang,kelor,sembung,kayu manis,kunir,jahe,kencur (cekuh),kunyit,bangle,sere,isen dan bebungkilan/tanaman obat, dsb.
Sembilan bagian tata nilai diatas dapat disederhanakan menjadi tiga bagian yaitu : a. utama untuk tanaman bunga-bungaan b. madya untuk tanaman buah-buahan c. nista untuk sayur-sayuran,dan obat-obatan
Seperti yang kita ketahui , sarana upakara umat hindu di bali , terdiri atas air , daun , buah , bunga , dan api selain unsur api dan air . selebihnya merupakan unsur tanaman . selain terbukti dari secara terlihat juga terbukti dari unsur sejarah yaitu,
sloka veda V.II.6 berbunyi, “tvam agne agniraso guhahitam anauvidan sinriyanam vane- vane” yang berarti tanaman merupakan ciptaan tuhan yang untuk menunjang kebutuhan mahluk hidup lainnya , termasuk juga manusia , baik untuk makan ataupun hal lain nya . dan juga adapun lontar bhagawadgita IX sloka 26 menyebutkan bunga sebagai unsur pokok upakara selain buah buahan ,daun serta air : yang berbunyi “pattram puspamtoyam yo me bhakty prayaccati tad aham bhaktyupahtram asn-mi prayat-tmanah” yang berarti kurang lebih , siapapun dengan kesujudan hati mempersembahkan kepadaku (tuhan) daun, bunga, dan buah-buahan serta air persembahan yang didasari oleh cinta dan keluar dari lubuk hati yang suci , aku terima unsur unsur persembahan itu dibentu sedemikian rupa yang alhasil menjadi sebuah banten atau sesajen.
8. DEWATA NAWA SANGA SEBAGAI DASAR KONSEP PERTAMANAN TRADISIONAL BALI
Gambar . Dewata Nawa Sanga
Peletakan tanaman yang disesuaikan dengan pengider buana (putaran bumi) yang terutama dilihat dari segi warna bunga atau buahnya. Tanaman medori putih sebaiknya diletakan di timur atau purwa sebab, menlambangkan manifrestasi sang hyang iswara . tanaman pinang terdiri dari beberapa jenis seperti buah pinang sari ,buah gangga dan lain nya baik ditanam di arah bagian selatan, atau daksina , karena melambangkan manifrestasi sang hyang brahma . lalu tanaman siulan sebaiknya ditanam di bagian barat atau pascima banyak dipakai dalam kwangen (sebuah sarana sembahyang) dan sesajen lain nya . tanaman teleng biru sangat baik di tanam pada bagian utara atau uttara , dapat digunakan sebagai sesaji tanaman
teratai atau tunjung yang terdiri dari berbagai warna yang sering dipakai dalam upacara dewa dewi . akan sangat baik jika diletakan di pekarangan sesuai sesuai dengan warna nya yaitu , biru di utara (uttara) , putih di timur (purwa) , merah di selatan (daksina) , dan kuning barat (pascima) , Begitu juga dengan jenis tanaman lainnya, seperti kelapa merupakan tanaman yang seluruh unsurnya berguna untuk keperluan upacara, seperti pedudusan , rsi gana , labuh gentuh , dan upacara pecaruan besar lainya. Kelapa gading (emas) diletakan di barat untuk pemujaan dewa mahadewa , kelapa bulan (putih) di timur untuk dewa iswara , kelapa gadang (hijau) diletakan di utara diperuntukan untuk dewa wisnu, lalu ada kelapa udang yang diletakan di selatan untuk dewa brahma, dang yang terakhir kelapa sudamala yang berwarna gabungan keseluruhan warna yang telah di kemukakan sebelumnya , diletakan di tengah untuk pemujaan dewa siwa . dan adapun juga jenis kelapa lain nya yang juga digunakan untuk keperluan upakara , seperti nyuh bojog,nyuh rangda,nyuh mulung , serta nyuh mulit .penanamanya disarankan di luar “natah” dapat diu sekitar dapur ataupun areal pekarangan dan tegalan . Dengan adanya persembahan dan sarana sesajen dalam upacara dewa yadnya, yaitu persembahan kepada 9 dewa atau yang dikenal “dewata nawa sanga” yaitu :
1. Dewa wisnu di utara , dipersembahkan biji godem atau jawaras ( sorgum vulgare pers) Manggis (garcinia mangosta L) , Pangi (Pangiu edule reinw) ,daun poh atau mangga (Mangifera indika). Dan bunga kenanga serta teleng . 2.
Dewa Brahma di selatan, dipersembahkan jagung (Zea Mays L) , salak (Zalacca sdulis BL) , pinang (Areca arechu L) dan daun manggis . serta memiliki bunga mawar merah , teratai biru ,soka,kenyeri,dan kembang kertas merah
3.
Dewa iswara di timur , dipersembahkan tingkih atau kemiri (Alereutes molucana wild) , cereme (Phyllanthus acidus sceels) dan daun durian (Durio zibethinus Mere) dan bunganya , teratai putih jepun,cempaka putih,
4.
Dewa Mahadewa di barat , dipersembahkan , kelapa (cocos nusifera L) , jagung serta daun duku (Lancium domesticum Jack) memiliki bunga , teratai kuning , cempaka kuning , kembang kuninhg dan alamanda
5.
Dewa Siwa di tengah , dipersembahkan , beras (Oriza Sativa L) , Jali (coix-Lacrima jobi L) , dan nanas (Ananas comosus L)
BAB II DESA ABABI, KECAMATAN ABANG, KABUPATEN KARANGASEM 2.1 Lokasi Desa
Gambar . L okasi Desa Ababi melalui foto satell ite
Gambar . Peta D esa Ababi, K ecamatan A bang, Kabupaten K aran gasem
2.2 Sejarah Desa Desa Ababi merupakan desa tertua di Kabupaten Karangasem dan merupakan juga desa tertua di Bali. Desa Ababi berdiri sejak zaman “Kerajaan Sri Anak Wungsu” dimana desa Ababi memiliki nama asli “ Karaman I Hara Ababi” . Karaman I Hara Ababi ini memiliki berbagai makna, antara lain: a. Karaman
: masyarakat (kerama)
b. I Hara
: pohon Eha (Hara)
c. Babi
: buah pohon Eha
Berdasarkan defi ni si diatas, makna dari Karaman I H ara Ababi adalah masyarakat yang bern aung di bawah Pohon Eha.
Selain itu, Karaman I Hara Ababi juga memiliki arti, yaitu : a. Karaman
: Kerama (masyarakat)
b. I Hara
: Ahara (Amerta / Sumber Gizi)
c. Babi
: Tebal
Berdasarkan defi ni si diatas, makna dari Karaman I H ara Ababi adalah m asyarakat yang bertempat ti nggal di tanah yang mengandung AM ERTH A yang tebal dan subur (daerah yang subur).
Berdasarkan sejarah diatas, dapat dikatakan Desa Ababi merupakan daerah yang subur dengan air yang melimpah, berbeda dengan desa lainnya di Kabupaten Karangasem yang umumnya memiliki tanah yang tandus dan tidak subur.
2.3 Perbedaan Desa Ababi dengan Desa-Desa Lainnya di Bali Adapun perbedaan atau kekhasan dan tradisi unik Desa Ababi yang berbeda dengan desa-desa lainnya di Bali, antara lain : 2. Ngaben tikus Tradisi ngaben tikus yang ada di Desa Ababi umumnya dilaksanakan menjelang musim tanam, yang bertujuan untuk penolak bala dan mencegah hama tikus berkembang sehingga nantinya bisa merusak hasil pertanian. Sebagai desa yang masih banyak memiliki lahan persawahan, Desa Ababi secara rutin melaksanakan tradisi unik ini demi menghasilkan hasil panen yang baik.
3. Nyepi Adat Desa Ababi memiliki ritual 3 kali perayaan Nyepi yang telah dilaksanakan sejak zaman kerajaan dahulu, dimana tujuan dari Nyepi ini adalah untuk menolak bala demi keamanan dan kenyamanan masyarakat Desa Ababi. Adapun pelaksanaan nyepi adat terbagi atas tiga, yaitu : a. Nyepi Nasional Seperti tradisi nyepi yang kita laksanakan , masyarakat Ababi juga melaksanakan nyepi sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah dan agama yaitu Agama Hindu sebagai agama pegangan mereka. Nyepi Nasional ini biasanya dilaksanakan pada sasih kesanga. Masyarakat desa Ababi juga melaksanakan Catur Brata Penyepian, yaitu : 1. Amati Geni
: Tidak boleh menyalakan api
2. Amati Karya
: Tidak boleh bekerja
3. Amati Lelungan
: Tidak boleh keluar rumah
4. Amati Lelanguan
: Tidak boleh berfoya-foya
b. Nyepi Ibu Tradisi nyepi ibu di Desa Ababi biasanya dilaksanakan 3 hari sebelum pelaksanaan Banyupinaruh, yaitu pada Hari Patetegan atau Hari Raya Siwaratri. Tradisi nyepi ibu ini dilaksanakan oleh penduduk atau masyarakat Desa Ababi yang berjenis kelamin perempuan saja. Perempuan-perempuan desa Ababi ini juga melaksanakan Catur Brata Penyepian pada hari n yepi Ibu. c. Nyepi Bapak Tradisi nyepi ibu di Desa Ababi biasanya dilaksanakan 1 bulan setelah pelaksanaan Nyepi Ibu, yaitu pada Wuku Tulu Sasih Kesanga. Tradisi nyepi ibu ini dilaksanakan oleh penduduk atau masyarakat Desa Ababi yang berjenis kelamin laki-laki saja. Laki-laki desa Ababi ini juga melaksanakan Catur Brata Penyepian pada hari nyepi Bapak.
4. Nyuragan Nasi
Nyuragan Nasi atau Nyurut Nasi adalah tradisi yang dilaksanakan oleh penduduk Desa Ababi yang dilaksanakan pada piodalan Pura Dalem (Ngusaba Dalem). Dimana masyarakat Desa Ababi menghaturkan Kalesan yang terdiri atas berbagai macam makanan yang dihaturkan kepada Kala penjaga Desa, setelah dihaturkan maka sesajen itu dibagi-bagikan pada semua warga desa dengan tujuan agar warga Desa Ababi mendapat keberkahan.
2.4 Tujuan Desa Secara umum , desa merupakan kumpulan kecil suatu kelompok manusia yang mendiami suatu wilayah dengan kurun waktu yang cukup lama ,serta beradaptasi dengan wilayah yang mereka diami, sehingga dapat menghasilkan suatu kebudayaan ataupun kebiasaan yang khas . Adapun beberapa aspek tujuan dibentuknya sebuah desa, yaitu : 1. Dari aspek sosial , tujuan dibentuknya Desa Ababi secara antara lain :
Perberdayaan masyarakat
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan kemandirian masyarakat
Meningkatkan hubungan sosialisasi antara penduduk
2. Dari aspek politik , tujuan dibentuknya Desa Ababi antara lain :
Membentuknya sistem tatanan adat serta susunanya
Menjadi pilar pilar terbentuknya suatu wilayah besar
3. Dari aspek kebudayaan , tujuan dibentuknya Desa Ababi antara lain
Menjaga warisan turunan dari leluhur terdahulu, baik warisan dari segi pola hidup,kepercayaan yang membentuk budaya itu sendiri
Melestarikan serta mengembangkan budaya itu sendiri dari kemajuan zaman
Mempromosikan ke mata umum , kebudayaan yang ada
4. Dari aspek ekonomi , tujuan dibentuknya Desa Ababi antara lain :
Berpatok dari pola hidup masyarakat di sebuah desa, dikembangkan menjadi dasar utama pengembangan dari desa di bidang ekonomi
Membentuk suatu sistem tatanan ekonomi yang menjadi dasar utama mata pencaharian masyarakat disana
Menjadi dasar utama pembanguan desa
2.5 Sistem Pemerintahan Desa a. Sistem Pemerintahan Desa Administratif : Desa Dinas Ababi berada di bawah Kecamatan Abang Kabupaten Dati II terdiri dari 12 Dusun . 1. Ababi 2. Gunaksa 3. Tanah Lengis 4. Bias 5. Sadimara 6. Kuhum 7. Abian Jero
Karangasem.Desa
Dinas
Ababi
8. Tumpek 9. Besang 10.
Umanyar
11.
Pikat
12.
Tukad Bungbung
BPD
PERBEKEL I KETUT WIJANA
SEKRETARIS DESA I GEDE SUKAYASA
KAUR UMUM
KAUR PEMBANGUNAN
KAUR KESRA
I WAYAN GUNA
I KT.TUNAS SUARDANA
KAUR KEUANGAN
KAUR PEMERINTAHAN
NI MD.PUJOWATI
NI NENGAH RINI
Gambar . Sistem Pemeri ntah an Desa Admin istr atif
b. Sistem Pemerintahan Desa Adat Desa Adat Ababi terdiri dari 1 (satu) Desa Adat Ababi.Yang Pengemong Pokok Desa Adat Ababi terdiri atas 4 Tempek yaitu :
a.Tempek Ababi b.Tempek Tanah Lengis c.Tempek Gunaksa d.Tempek Uma Anyar Di samping Pengemong Pokok tersebut di atas ada Desa Penyangga (“Pemade”) yang masuk dalam sistem Pemerintahan Desa Adat yaitu : 1.Dusun Adat Bias 2.Dusun Adat Sadimara 3.Dusun Adat Abian Jero 4.Dusun Adat Tukad Bungbung Desa/Dusun Adat tersebut masih berada dibawah Desa Adat Ababi.Seperti misalnya Dusun Adat Bias dan Tukad Bungbung masih punya “Ayah -ayahan (kewajiban Adat) yang rutin terhadap Desa Adat Ababi.
Disamping itu juga Dusun Adat Sadimara dan Dusun Adat Abian Jero masih mempunyai kewajiban berkala pada saat-saat tertentu seperti upacara “Ngebo” dan upacara “Pelebon Jero Ketut” (Pembakaran Mayat Tikus) yang diadakan minimal ± 10 tahun sekali.
2.6 Data Penduduk Desa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem No.
Nama Dusun(Banjar)
Laki-laki
Perempuan
KK
Jumlah
1.
Ababi
607
609
347
1.216
2.
Tanah Lengis
641
638
282
1.279
3.
Sadimara
531
528
357
1.059
4.
Bias
631
632
336
1.258
5.
Kuhum
303
277
139
580
6.
Tumpek
231
235
144
466
7.
Gunaksa
406
358
215
764
8.
Abian Jero
128
135
87
263
9.
Uma Anyar
762
742
412
1.504
10.
Pikat
325
287
225
612
11.
Besang
153
147
79
300
12.
Tukad Bungbung
129
123
60
252
4.847
4.711
2.683
9.558
JUMLAH
Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk (±)
Petani
3.414
Pedagang
209
Buruh/Jasa
640
Kerajinan
217
Industri Kecil
182
PNS/TNI
117
Pegawai Swasta
29
2.7 Letak Geografis Letak Desa Ababi adalah termasuk dalam wilayah Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.Batas-batas Desa Ababi :
Sebelah utara
: Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Desa Abang, Kecamatan Abang.
Sebelah timur
: Desa Pidpid dan Desa Abang Kecamatan Abang.
Sebelah selatan
: Desa Tihing Tali, Kecamatan Abang, Desa padang kerta Karangasem
Sebelah barat
: Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem.
Tofografi Desa merupakan Daerah dataran tinggi dan berbukit kecil, dengan ketinggian ±573 M diatas permukaan laut. Jenis tanah dibagian utara dan barat desa berbatu-batu dan tanah berpasir/kerikil.Sedangkan bagian tengah Desa terdiri atas tanah liat yang cukup subur.Dibagian timur tanah berbatu sebagian dan sebagian tanah subur dan dibagian selatan Desa tanah subur dan sawah.
Jarak Desa Ababi ke Ibu Kota Kecamatan Abang ± 3,5 Km. Jarak Desa Ababi ke Ibukota Kabupaten Karangasem ± 7 Km. Luas Desa Ababi yaitu: 1.060 Ha. Dengan curah hujan 2,570 MM.Di W ilayah Desa Ababi mengalir 6 sungai yaitu : 1. Sungai Eha 2. Sungai Salempang 3. Sungai Embuhan 4. Sungai Yeh Ketipat 5. Sungai Embah Api
2.8 Pola Desa Desa Ababi merupakan desa tradisional yang masih menggunakan pola-pola pedesaan tradisional Bali yaitu pola linier.Pola linier disini ditunjukan oleh letak pemukiman penduduk yang menyebar disisi kiri dan kanan jalan sebagai orientasi entrance bangunan dalam arsitektur tradisional Bali.
Gambar . Gambar . Peta D esa Ababi, K ecamatan A bang, Kabupaten K aran gasem
Karena Desa Ababi sebagai desa tua yang sudah ada di Bali sebelum kerajaan Majapahit menyebar ke Bali, desa ini memiliki pola desa yang belum teratur sehingga dapat ditemui baik pola menyebar seperti pada banjar Abian Jero (banyak gang-gang kecil menyerupai pola grid namun tidak beraturan) serta pola linier yang dapat dilihat di daerah Banjar Ababi. Pemukiman tersebar di sisi kiri dan kanan jalan desa menggunakan pola linear. Namun ditemukan pola-pola menyebar.
di beberapa titik dapat juga
2.9 Bangunan Parahyangan Desa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem Bangunan parahyangan di Desa Adat Ababi terdiri atas Pura Desa dan Pura Puseh yang tergabung jadi satu, dimana pura ini dikelilingi oleh tembok penyengker. Tanaman-tanaman di Pura Desa dan Pura Dalem terdiri atas : a. Pada bagian depan jaba sisi diisi sebagian besar dengan cempaka b. Pada jaba tengah terdiri atas kembang sepatu, endong, plawa, daun kayu sugih. c. Pada jeroan terdiri atas tanaman jepun, cempaka, sandat, dan kelapa. Piodalan di Pura Desa dilaksanakan pada purnama kapat sedangkan pada pura Puseh dilaksanakan pada purnama kedasa. Pura Dalem di Desa Adat Ababi terdiri atas dua pura Dalem, yakni : 1. Dalem Puri Dalem puri merupakan pura dalem pertama di Bali (menurut narasumber). Pura seluas tidak lebih dari 3 are ini dianggap sebagai pura sentral di Desa Adat Ababi. Tidak seperti pura Dalem lainnya, Dalem Puri tidak berada bersebelahan dengan setra (kuburan). Pura ini terpisah baik dari pemukiman serta dari komplek pura lainnya.
Pura ini memiliki 2 bagian, jaba dan jeroan. Di jaba terdapat elemen air berupa kolam yang dihiasi dengan teratai sedangkan di jeroan terdapat pohon kamboja, endong, beringin yang dianggap sebagai tempat pencari ilmu bagi penggemar ilmu pengleakan.
2. Pura Dalem Pura Dalem di Desa Adat Ababi memiliki karakteristik hampir sama dengan pura dalem di desa lainnya. Merupakan tempat pemujaan dewa siwa dan berada di dekat setra (kuburan)
2.9.1 Pura Desa dan Pura Puseh
Gambar . Peta Pur a Desa dan Pur a Puseh di Desa Ababi, K ecamatan A bang, Kabupaten Kar angasem
Gambar . F oto Pur a Desa dan Pur a Puseh, Kecamatan Abang, K abupaten Karan gasem
Gambar . F oto Pur a Desa dan Pur a Puseh, Kecamatan Abang, K abupaten Karan gasem
2.9.2 Pura Dalem
Gambar . Pur a Dalem Pur i, D esa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Kar angasem
Gambar . F oto Pura D alem Puri , Desa Ababi, Kecamatan Aban g, Kabupaten Kar angasem
2.9.3 Usulan Re-Design Pertamanan
a.Pura Desa lan Pura Puseh
Gambar . Usul an Redesain Pur a Desa lan Pur a Puseh, D esa Ababi, K ecamatan Aban g, Kabupaten Kar angasem
Pada usulan redesain Pura Desa lan Pura Puseh Desa Ababi, kami hanya menambahkan elemen softscape seperti tanaman dan rumput-rumputan. Jenis tanaman yang akan ditambahkan adalah kamboja, cempaka, kembang sepatu, endong, plawa dan rumput-rumputan. Sedangkan untuk elemen hardscape sudah dirasa cukup karena sudah terjadi perkerasan pada landscape pura yang difungsikan sebagai tempat persembahyangan.
b. Pura Dalem