ARTIKEL MOBILITAS SOSIAL [Type the document subtitle]
Elis Amellia XI Sos 5 SMA Negeri 5 Jakarta
1
Mobilitas Sosial Mobilitas berasal dari kata mobilis, yang artinya mudah bermobilitas atau mudah dipindahkan. Kata sosial yang ada pada istilah mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial jadi. Mobilitas Sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Mobilitas sosial terjadi pada semua masyarakat meskipun dengan kecepatan yang berbeda-beda, sesuai dengan sistem yang diterapkan masyarakat dalam menyusun kehidupan sosialnya atau bermasyarakat. Def inisi Mobilitas Sosial: y
William
Kornblum (1988: 172)
Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya. y
Soerjono Soekanto
Mobilitas sosial sebagai gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi kelompok sosial atau suatu keadaan dimana individu-individu bergerak naikatau turun dari kedudukannya. y
Michael S. Basis (1988: 276)
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosioekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat. Jadi, mobilitas sosial adalah suatu perubahan atau perpindahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah, yang dialami oleh individu atau kelompok sosial, sehingga memberikan dampak berupa kelas baru yang diperoleh individu atau kelompok tadi.
2
JENIS-JENIS
MOBILITAS SOSIAL
1. a. Mobilitas sosial vertikal Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu-individu dari satu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat, bisa naik atau turun. Mobilitas ini dibedakan menjadi dua :1) Mobilitas sosial naik (social climbing mobility) Dua bentuk utama dalam mobilitas ini adalah masuknya individu yang mulanya memiliki kedudukan lebih rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi dan pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut. 2)
Mobilitas sosial turun (social sinking mobility)
Mobilitas vertikal turun artinya perpindahan seseorang ke kelas sosial yang lebih rendah dari sebelumnya. Dalam mobilitas ini juga terdapat dua bentuk utama, yaitu: y y
Turunnya
kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah dari sebelumnya, dan Turunnya derajat suatu kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok dalam suatu kesatuan.
Menurut Pitirim A Sorokin mobilitas sosial vertikal memiliki saluran-saluran dalam masyarakat yang disebut social recculation misalnya lembaga keagamaan, angkatan bersenjata dan sebagainya. Selain itu mobilitas sosial vertikal dipengaruhi oleh faktor status sosial, keadaan ekonomi, situasi politis dan motif keagamaan. 1. Mobilitas sosial ho rizontal Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek sosial lainnya dari satu kelompok ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Mobilitas sosial horizontal terjadi dalam perubahan kedudukan/posisi pada strata yang sama. y
Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas Antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih, Mobilitas Antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu sebagai berikut. y
Mobilitas Intergenerasi
Adalah perpindahan status sosial yang terjadi di a ntara beberapa generasi. y
Mobilitas Intragenerasi
Adalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
3
Gerak sosial ( Mobilitas sosial ) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan
peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial ( social mobility)
Pengertian Def inisi Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih t inggi.
Cara untuk melakukan mobilitas sosial Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut : y
Perubahan standar hidup
Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.
4
Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan. y
Perkawinan
Untuk meningkatkan status sosial yang lebih t inggi dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut. y
Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas. y
Perubahan tingkah laku
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing. y
Perubahan nama
Dalam suatu masyarakat, sebuah nama d iidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"
5
Faktor penghambat mobilitas sosial Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Nelson Mandela, pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika Perbedaan k elas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan y
y
y
Agama,
seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem
kasta. Disk riminasi K elas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu mendapatkannya.
Contoh: jumlah anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status sosialnya menjadi anggota DPR. y
K emiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.
Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya. y
Perbedaan jenis k elamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.
Beberapa bentuk mobilitas sosial Mobilitas sosial horizontal Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang da lam mobilitas sosialnya. Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya. 6
Mobilitas sosial vertikal Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking). Mobilitas vertikal k e atas ( Social climbing )
Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama y
Masuk k e dalam k edudukan yan g lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.
Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. y
Membentuk k elompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.
Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik. Mobilitas vertikal k e bawah ( Social sinking )
Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama. y
Turunnya
k edudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih
rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. y
derajat k elompok . Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Turunnya
Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. ak ibatnya, status sosial tim pun turun.
7
Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi k e generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas intragenerasi Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
Gerak sosial geograf is Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
8
Faktor-f aktor yang mempengaruhi mobilitas sosial y
Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru. y
Ekspansi
t eritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk. y
Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang. y
Pembagian k er ja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut. y
Tingkat
Fertilitas (K elahiran) yang Berbeda
Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi. y
K emudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan. 9
Saluran-saluran mobilitas sosial y
Angkatan
bersenjata
Angkatan bersenjata merupakan salah satu saluran mobilitas sosial Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, ia akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Dia mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan masyarakat rendah. y
Lembaga-lembaga
k eagamaan
Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, misalnya yang berjasa dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain. y
Lembaga
pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya. y
Organisasi politik
Seperti angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat. y
Organisasi ekonomi
Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya, maka semakin besar jabatannya. Karena jabatannya tinggi akibatnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya bertambah akibatnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah akibatnya status sosialnya di masyarakat meningkat.
10
y
Organisasi k eahlian
Seperti di wikipedia ini, orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna biasa. y
Perkawinan
Sebuah perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.
Dampak mobilitas sosial Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai macam konflik yang bisa muncul dalam masyarakat sebagai akibat t erjadinya mobilitas.
Dampak negatif y
Konf lik antark elas
Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut k elas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas. Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha. y
Konf lik antark elompok sosial
Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung. y
Konf lik antargenerasi
Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan. Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.
11
y
Penyesuaian k embali
Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi.
Dampak positif y
Orang-o rang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan. y
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
12
PERUBAHAN SOSIAL DAN STRUK TUR SOSIAL
Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi sedangkan makrososiologi mempelajari struktur. George C. Homans yang mempelajari mikrososiologi mengaitkan struktur dengan perilaku sosial elementer dalam hubungan sosial sehari-hari, sedangkan Gerhard Lenski lebih menekankan pada struktur masyarakat yang diarahkan oleh kecenderungan jangka panjang yang menandai sejarah. Talcott Parsons yang bekerja pada ranah makrososiologi menilai struktur sebagai kesalingterkaitan antar manusia dalam suatu sistem sosial. Coleman melihat struktur sebagai pola hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia atau masyarakat. Kornblum (1988) menyatakan struktur merupakan pola perilaku berulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat. Mengacu pada pengertian struktur sosial menurut Kornblum yang menekankan pada pola perilaku yang berulang, maka konsep dasar dalam pembahasan struktur adalah adanya perilaku individu atau kelompok. Perilaku sendiri merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya yang didalamnya terdapat proses komunikasi ide dan negosiasi. Pembahasan mengenai struktur sosial oleh Ralph Linton dikenal adanya dua konsep yaitu status dan peran. Status merupakan suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah aspek dinamis dari sebuah status. Menurut Linton (1967), seseorang menjalankan peran ketika ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan statusnya. T ipologi lain yang dikenalkan oleh Linton adalah pembagian status menjadi status yang diperoleh (ascribed status) dan status yang diraih (achieved status). Status yang diperoleh adalah status yang diberikan kepada individu tanpa memandang kemampuan atau perbedaan antar individu yang dibawa sejak lahir. Sedangkan status yang diraih didefinisikan sebagai status yang memerlukan kualitas tertentu. Status seperti ini tidak diberikan pada individu sejak ia lahir, melainkan harus diraih melalui persaingan atau u saha pribadi. Social inequality merupakan konsep dasar yang menyusun pembagian suatu struktur sosial menjadi beberapa bagian atau lapisan yang saling berkait. Konsep ini memberikan gambaran bahwa dalam suatu struktur sosial ada ketidaksamaan posisi sosial antar individu di dalamnya. Terdapat tiga dimensi dimana suatu masyarakat terbagi dalam suatu susunan atau stratifikasi, yaitu kelas, status dan kekuasaan. Konsep kelas, status dan kekuasaan merupakan pandangan yang disampaikan oleh Max Weber (Beteille, 1970). Kelas dalam pandangan Weber merupakan sekelompok orang yang menempati kedudukan yang sama dalam proses produksi, distribusi maupun perdagangan. Pandangan Weber melengkapi pandangan Marx yang menyatakan kelas hanya didasarkan pada penguasaan modal, namun juga meliputi kesempatan dalam meraih keuntungan dalam pasar komoditas dan tenaga kerja. Keduanya menyatakan kelas sebagai kedudukan seseorang dalam hierarkhi ekonomi. Sedangkan status oleh Weber lebih ditekankan pada gaya hidup atau pola konsumsi. Namun demikian status juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti ras, usia dan agama (Beteille, 1970).
13
Berbagai kasus yang disajikan oleh beberapa penulis di depan dapat kita pahami sebagai bentuk adanya peluang mobilitas sosial dalam masyarakat. Kemunculan kelas-kelas sosial baru dapat terjadi dengan adanya dukungan perubahan moda produksi sehingga menimbulkan pembagian dan spesialisasi kerja serta hadirnya organisasi modern yang bersifat kompleks. Perubahan tatanan masyarakat dari yang semula tradisional agraris bercirikan feodal menuju masyarakat industri modern memungkinkan timbulnya kelas-kelas baru. Kelas merupakan perwujudan sekelompok individu dengan persamaan status. Status sosial pada masyarakat tradisional seringkali hanya berupa ascribed status seperti gelar kebangsawanan atau penguasaan tanah secara turun temurun. Seiring dengan lahirnya industri modern, pembagian kerja dan organisasi modern turut menyumbangkan adanya achieved status, seperti pekerjaan, pendapatan hingga pendidikan. Teori
inkonsistensi status telah mencoba menelaah tentang adanya inkonsistensi dalam individu sebagai akibat berbagai status yang diperolehnya. Konsep ini memberikan gambaran bagaimana tentang proses kemunculan kelas-kelas baru dalam masyarakat sehingga menimbulkan perubahan stratifikasi sosial yang tentu saja mempengaruhi struktur sosial yang telah ada. Apabila dilihat lebih jauh, kemunculan kelas baru ini akan menyebabkan semakin ketatnya kompetisi antar individu dalam masyarakat baik dalam perebutan kekuasaan atau upaya melanggengkan status yang telah diraih. Fenomena kompetisi dan konflik yang muncul dapat dipahami sebagai sebuah mekanisme interaksional yang memunculkan perubahan sosial dalam masyarakat. MOBILITAS SOSIAL
Pada umumnya, semua orang di dunia ini selalu ingin merubah segala sesuatunya menjadi lebih baik, apapun itu baik dari segi kehidupan, segi ekonomi, segi agama, segi budaya, maupun tingkah laku perbuatan dan sebagainya. Tetapi semua itu pasti membutuhkan proses, dimana adanya perubahan dari sesuatu yang kurang baik menjadi yang lebih baik. Di samping itu, walaupun ada manusia yang sudah berusaha, tetapi ia tetap mengalami kegagalan. Karena di dunia ini, segala sesuatu yang kita inginkan belum tentu bisa menjadi milik kita walaupun kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkannya. Dalam proses kehidupan ini, kita pasti mengenal kata keberhasilan dan kegagalan. Dimana, keberhasilan itu merupakan tercapainya keinginan atau segala sesuatu yang diinginkannya berhasil dicapai atau dimilikiya, sedangkan kegagalan merupakan ketidakberhasilan dalam mencapai keinginan atau segala sesuatu yang diinginkan untuk dicapai atau dimilikinya. Setiap orang pasti selalu ingin mendapatkan keberhasilan dalam segala hal di hidupnya, tetapi tidak mungkin jika seseorang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Dalam hidup ini, pasti setiap orang pernah mengalami kegagalan. Ada peribahasa yang mengatakan ³Kegagalan merupakan awal dari keberhasilan´. Dari peribahasa tersebut kita bisa mengambil maknanya, bahwa jika kita mengalami kegagalan berarti itu bukanlah akhir dari perjuangan kita, karena kegagalan adalah awal dari keberhasilan kita. Seseorang yang pernah mengalami kegagalan akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusannya, karena ia tidak akan pernah jatuh untuk kedua kalinya dalam kesalahan yang sama. Ia pasti akan belajar dari kesalahan yang lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. 14
Dalam ilmu sosiologi, kita mengenal kata ³mobilitas sosial´ dalam masyarakat. Dimana, mobilitas sosial merupakan perubahan status sosial seseorang baik status itu naik maupun turun. Proses keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam melakukan gerak sosial dalam masyarakat juga disebut sebagai mobilitas sosial. Adapun definisi-definisi mobilitas sosial menurut para ahli : menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Selain itu, menurut Kimball Young dan R aymond W. Mack , mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hunbungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Di jaman saat ini, banyak orang yang berusaha untuk melakukan mobilitas sosial. Dengan cara ini mereka yakin akan membuat mereka merasa lebih bahagia dengan meningkatnya status sosial agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mobilitas sosial atau gerak perpindahan status sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka, karena mereka memberikan kesempatan atau peluang atau memiliki keinginan untuk meningkatkan status sosial mereka agar menjadi lebih baik lagi daripada sebelumnya. Contohnya, terlihat pada masyarakat kota yang kebanyakan sudah tidak memegang teguh adat istiadat sehingga mereka memiliki keinginan untuk mengubah status sosialnya. Berbeda dengan masyarakat t ertutup, mereka tidak memberikan kesempatan atau peluang atau tidak adanya keinginan untuk mengubah status sosial mereka sedikitpun. Dengan kata lain, pada masyarakat tertutup, tidak akan ada gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
Contohnya, terlihat pada masyarakat pedesaan yang rata-rata masih kuat adat istiadatnya, sehingga mereka sulit untuk menerima adanya segala sesuatu yang mereka rasa masih asing untuk mereka terima dan terlihat juga pada masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, apabila seseorang terlahir dari kasta paling tinggi maka selamanya ia akan berada pada kasta yang tinggi. Sebaliknya, jika seseorang terlahir dari kasta paling rendah maka selamanya ia akan tetap berada pada kasta yang rendah, walaupun ia mempunyai kemampuan atau keahlian untuk mengubah strata atau kedudukannya menjadi lebih baik. Karena dalam masyarakat yang menganut sistem kasta, yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dimana, hanya hubungan darahlah yang menentukan tinggi rendahnya kasta yang dimilki seseorang tersebut. Secara umum, adapun cara-cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas seperti perubahan standar hidup, perubahan tingkah laku, perubahan tempat tinggal maupun perkawinan. Dalam perubahan standar hidup, seseorang harus mengubah standar hidup menjadi lebih tinggi agar meningkatkan statusnya. Sebagai contoh, seorang karyawan biasa yang bekerja di sebuah perusahaan karena ia mempunyai prestasi dan keahlian sehingga mencapai keberhasilan maka ia dinaikan pangkatnya menjadi wakil manajer sehingga secara otomatis pendapatannya naik. Status sosialnya dapat dikatakan naik jika ia memutuskan untuk merubah standar hidupnya dari sederhana menjadi mewah. Dalam perubahan tingkah laku, seseorang harus mempraktekkan tingkah laku kelas sosial atas agar ia juga dianggap sebagai masyarakat lapisan atas. Berbagai cara yang dilakukan seperti mengubah cara berpakaiannya, cara berbicara, selera dalam memilih barang-barang dan lain-lain. Begitu pula, dalam perubahan tempat tinggal, 15
seseorang berkeinginan mempunyai tempat tinggal yang mewah dan indah, dengan membeli rumah baru maupun dengan merenovasi rumah lamanya sehingga ia akan dinilai orang kaya oleh masyarakatnya sekitarnya. Selain itu, adapun cara yang paling cepat dan efektif dalam merubah status sosial seseorang yang terjadi juga dalam kehidupan sekitar kita yaitu perkawinan. Dengan perkawinan, seseorang akan cepat meningkatkan status sosialnya. Contohnya, seorang laki-laki yang berasal dari keluarga yang cukup sederhana menikah dengan seorang perempuan yang berasal dari keluarga kaya raya dan sangat terpandang, maka secara otomatis perkawinan tersebut akan meningkatkan status sosial laki-laki tersebut, karena ia telah menjadi anggota keluarga dari keluarga kaya raya itu. Di samping itu, ada faktor-faktor yang menghambat mobilitas sosial, antara lain perbedaan kelas rasial, agama, diskriminasi kelas, kemiskinan dan juga perbedaan jenis kelamin. Dengan adanya faktor-faktor penghambat tersebut, akan semakin menyulitkan masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial atau gerak sosial dari strata sosial satu ke strata sosial lainnya. Mobilitas sosial juga mempunyai beberapa bentuk, yaitu mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial vertikal, mobilitas antargenerasi dan mobilitas intragenerasi. Mobilitas sosial horizontal merupakan peralihan seseorang dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Sebagai contoh, seorang guru sosiologi dari SMA Ananda pindah ke SMA Harapan Bangsa dan juga menjadi seorang guru sosiologi. Dalam hal ini, tidak terjadi perubahan status sosialnya. Mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan seseorang dari kedudukan sosial yang satu ke kedudukan sosial yang lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial dibagi menjadi dua bagian, yaitu mobilitas sosial ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial ke bawah (social sinking). Contoh social climbing adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan, karena memenuhi persyaratan maka ia diangkat menjadi seorang manajer, sedangkan contoh dari social sinking adalah seorang pegawai dipecat karena melakukan pelanggaran berat saat menjalankan tugasnya. Mobilitas antargenerasi merupakan perpindahan status sosial dari generasi yang satu ke generasi lainnya, misalnya Bu Nina adalah seorang perawat biasa di salah satu puskesmas, tetapi anaknya adalah seorang dokter yang sukses. Mobilitas intragenerasi merupakan perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama, misalnya Santi bekerja sebagai guru di sekolah dasar, sedangkan kakaknya Sinta bekerja sebagai dokter gigi. Selain itu, ada juga dampak dari mobilitas sosial, baik dampak positif maupun dampak negative. Dampak positifnya adalah semakin banyak orang yang akan berusaha dan berlomba-lomba untuk berprestasi atau maju agar mendapatkan kesempatan untuk pindah strata. Sedangkan dampak negatifnya berupa konflik antarkelas, konflik antarkelompok sosial maupun konflik antargenerasi.
16