Oleh kelompok I
Abu tholob masir
Fandi ahmad sidik
Tediyus
Agnes novita sari
Dewi sartika
Mariana lisa
Nuriski iwanisyah
Serliana
AKADEMI KEPERAWATAN HARUM
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mah Kuasa,berkat limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul " Asuhan Keperawatan diare pada anak".
Dalam penilisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan baik dalam pembuatan makalah ini. Namun berkat bimbingan dan arahan serta bantuan berbagai pihak atau teman – teman kelompok akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati kelompok menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Ibu Rusmawati Sitorus S.Pd, MA. Selaku Direktur Akademi Keperawatan Harum Jakarta
Ibu Ns.Khotimah S.Kep selaku dosen pembimbing mata ajar Keperawatan Anak
Orang tua dan keluarga yangtelah memberikan dorongan moril maupun material, sehingga kami dapat menyelesaikan penusunan makalah ini
Rekan – rekan mahasiswa/i yang telah memberikan bantuan dalam rangka penyusunan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa penulis makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Kelompok berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tenaga keperawatan pada khususnya dalam meningkatkan perawatan pada pasien.
Jakarta, 24 februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………… …...
BAB I PANDAHULUAN …………………………………………….
Latar belakang ………………………………………………..
Tujuan penulisan …………………………………………….
Tujuan umum……………………………………………..
Tujuan khusus…………………………………………….
Metode penulisan……………………………………………..
Sistematika penulisan …………………………………. ……
BAB II TINJAUAN TEORITIS ……………………………………...
Pengertian…………………………………………………….
Etiologi……………………………………………………….
Patofisiologi………………………………………………….
Manifestasi klinis ………………………………………........
Komplikasi …………………………………………………..
Pemeriksaan diagnostik………………………………………
Penatalaksanaan medis ……………………………………...
Tumbuh kembang anak infant………………………………...
Konsep hospitalis pada anak infant ………………………….
Asuhan keperawatan…………………………………………
BAB III PENUTUP…………………………………………………..
Kesimpulan …………………………………………………
Saran ………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi kerena frekuensisatu kali atau lebih buang air besar dengan tinja encer dan cair (Suriadi dan Rita, 2001).
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dan dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut: Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, atau hipertonik).Renjatan hipovelemik, hipokalimia, (dengan gejala hipotonik otot, lemah, brikardi, meteorismus).Hipoglikemia, itoleransi skunder akibat kerusakanvili mukosausus dan defesiensi enzim lactose.Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.Malnutrisi energiprotein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik).
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah lima tahun) terbesar di dunia. Menurut catatan Unicef, setiap detik satu balita meninggal karena diare (Inisiatif Kemitraan Pemerintah-Swasta Untuk Cuci Tangan Pakai Sabun; Available from : www.ampl.or.id). Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita (Jangan Anggap Remeh Diare; Available from : www.medicastore.com). Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya.Penyakit Diare di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan waterborne infections yang disebabkan bakteri
Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC). Diare infeksi di negara berkembang, menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. (Diare Akut Disebabkan Bakteri; Available from : www.library.usu.ac.id).Diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada Balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali per tahun. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare menempati urutan ke ketiga penyebab kematian bayi (Elemen Seng Mampu Atasi Penyakit Diare; Available from : www.mediaindonesiaonline.com).Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya ( 3 atau lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita. (Depkes R I, Kepmenkes RI Tentang Pedoman P2D, Jkt, 2002).Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena Infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immuno defisiensi, dan penyebab lain, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. (Depkes RI, Kepmenkes RI Tentang Pedoman P2D , Jkt , 2002). Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya. Pada tahun 2004, Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima terbanyak setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorium dan keracunan makanan.
Di jakartaAngka kematian bayi dan anak di bawah lima tahun di Indonesia hampir sepertiganya disebabkan oleh penyakit diare. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 lalu mencatat, 31,4 % kematian pada bayi dan balita di Indonesia disebabkan oleh diare. ''Diare menjadi penyebab tertinggi pada kematian bayi dan balita,'' kata Zainal I Nampira, Kasubdit Penyehatan Air Departemen Kesehatan, di Jakarta beberapa waktu lalu. Meskipun dari tahun ke tahun terjadi penurunan jumlah provinsi yang mengumumkan kejadian luar biasa (KLB) diare, menurut Zainal, kasus diare masih sangat tinggi.
Resiko diare pada anak apabila tidak di tangani Risiko terbesar diare adalah dehidrasi. Jika kita diare, kita dapat hilang lima liter air setiap hari. Bersama dengan air ini, kita juga menghilangkan zat mineral ('elektrolit') yang penting untuk fungsi tubuh normal. Elektrolit utama adalah natrium dan kalium.Dehidrasi berat dapat menyebabkan tubuh menjadi syok (kejut) dan dapat mematikan. Dehidrasi adalah lebih berat untuk balita dan anak dibandingkan orang dewasa. Siapa pun yang diare harus minum banyak cairan bening, misalnya teh, kaldu ayam, atau air soda. Ini lebih baik daripada air saja, yang tidak mengembalikan zat mineral. Kita juga dapat minum cairan elektrolit (oralit) yang dapat dibeli tanpa resep di apotek.Diare yang berlanjut dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penyerapan gizi yang kurang. Ini dapat mengakibatkan wasting
Bayi dan anak merupakan kelompok umur yang sering mengelami diare, masalah ini biasanya di timbulkan bukan hanya kerena infeksi tetapi dapat pula di sebabkan karena kebersihan makanandi intoleransiterhadap karbohidrat, lemak dan protein, jika tidak di tangani akan menyebabkan kekurangan keseimbangan volume cairan dan elektrolit (dehidrasi, syok hipovolemik ),atau berakibat patal atau kematian. Maka peran perawat sangatpenting untuk menerapaknan metode sebagai berikut, Promotif melalui penyuluhan tentang pencegahan faktor-faktor yang dapat menyebabkan diare.Preventif untuk meningkatkan kemandirian klien akan pentingnya kebersihan diri, keluarga dan lingkungan yang dapat menyebabkan diare.Kuratif pemberian cairan yang adekuat dan penatalaksanaan.Rehabilitative yaitu dengan cara memulihkan pasien sehingga dapat berfungsi secara optimal seperti memberikan makanan yang bersih, berikan makanan lunak, bubur dan basi tim.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas seminar mata ajar keperwatan anak
Tujuan Khusus :
Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tentang :
Pengertian anak dengan diare .
Etiologi anak dengan diare
patofisiologi anak dengan diare
manifestasi klinis anak dengan diare
Asuhan keperawatan pada anak dengan diare.
Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan dengan cara mencari dari sumber – sumber dan literatur tentang penyakit diare pada anak.
Sistematika penulisan
Makalah ini tersusun dari III BAB, yang tersusun menjadi :
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan metode penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasiklinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan medis serta asuhan keperawatan anak dengan diare.
BAB III : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
PENGERTIAN
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi kerena frekuensisatu kali atau lebih buang air besar dengan tinja encer dan cair
(Suriadi dan Rita, 2001).
Diare adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang di tandai dengan defikasi encer lebih dari tiga kali sehari atau tampa darah dalam tinja yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari tujuh kali pada anak dan bayi yang sebelumnya sehat (Dr. Henra T. Laksamana, 2000).
Diare adalah Inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus dan di tandai dengan muntah-muntah dan gastroenteritis yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolityang menimbulkan dehidrasi dan ganguan keseimbangan elektrolit (Betz, swoden, 2001)
Berdasarkan pengertian diatas kelompok dapat menyimpulkan bahwa diare adalah suatu infeksi yang menyerang membrane mukosa lambung dan usus halus ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari enpat kali dalam komsistensi cair, yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit.
ETIOLOGI
Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi, Infeksi virus, Ecoli cholera, singela, Infeksi pasif: entovirus, adeno virus, infeksi parasit, cacing, (ascorosis, oxyuris) protozoa dan jamur.
Faktor parenteral adalah infeksi di luar perencanaan makanan seperti, OMA, paringitis, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak di bawah dua tahun.
Factor malabsorbsi adalah disakarida intoleransi laktosa, mokosa, sukrosa) monosakarida (intoleransi, glukosa dan galaktosa).
Factor makanan adalah makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
PATOFISIOLOGI
meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan. Cairan, sodium, potassium,dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi dan dapat terjadi asidosis metabolic.
diare yang terjadi merupakan proses Dari: transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektolit. mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurun kearea permukaan intestinal dan terjadi gangguan absorsi cairan dan elektrolit.peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorsi cairan dan elektolit dan bahan makanan. ini terjadi pada sindrom malabsorsi. meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorsi intestinal
Resiko kekurangan cairan dan elektrolitGangguan rasa nyamanDiareIsi rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannyaBerkurangnya kesempatan usus menyerap makanTerjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga ususPeningkatan gerekan usus ( peristaltik )Peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga ususTekanan osmotik dalam rongga usus meninggiMakanan atau zat tidak dapat di serapMenimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksinInfeksi pada mukosa ususMasukan makanan atau minuman yang terkontaminasi
Resiko kekurangan cairan dan elektrolit
Gangguan rasa nyaman
Diare
Isi rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannya
Berkurangnya kesempatan usus menyerap makan
Terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus
Peningkatan gerekan usus ( peristaltik )
Peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus
Tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi
Makanan atau zat tidak dapat di serap
Menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin
Infeksi pada mukosa usus
Masukan makanan atau minuman yang terkontaminasi
Menimbulkan rangsangan tertentu : menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin
Menimbulkan rangsangan tertentu : menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin
MANIFESTASI KLINIS
Mula pasien cengeng, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang, kemudian timbul diare. Tinja cair bercampur dengan lendir dan darah, di anus dan daerah sekitarnya timbul lecet kerena sering defekasi, berat badan menurun, turgor kulit rkurang elastis, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, kulit tampak kering dan anorexia.
KOMPLIKASI
Akibatdiare,kehilangan air dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi beragai komplikasi sebagai berikut:Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotenik, isotonik, atau bhiper tonik). Renjatan hipovolemik,
hipokalimia, (dengan gejala hipotonik otot, lemah, brakardi, meteorismus). Hipoglikemia, itoleransi sekunderakibat kerusakanvilimukosa usus dan defisiensi enzim lactose.
Kejang terjadi pada dehidrasihipertonik malnutrisi protein (akibat muntah dan gastroenteritis jika lama atau kronik).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaantinjameliputinakrokopis: Kerena feces biasanya di mulai dengan warna coklat muda sampai kuning bercampur lendir, darah atau yang mana konsestennya cair atau encer.
Mikroskopis: jumlah sel efitel leokosit dan eritrtosit meningkat.
Tes resisten terhadap antibiotik.
Kultur tinja.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemberian carian
Pemberian cairan pada klien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasi dan keadaan umum. Terdiri dari: cairan peroral, pada klien dehidrasi ringan dan dehidrasisedang cairandiberikan cairan peroralberupa cairan yang berisikan NaCl, NaHCO3, KCL, dan glukosa, untuk gastroenteritis akut dan kolera pada anak di atas 9 bulan dengan dehidrasi ringan/ sedang kadar Na 50-60 mEq/1. Formula terdiri dari dua yaitu permula lengkap oralit, dengan formula tidk lengkapdadalah garam dan gula. (NaCL dan sukrosa) atau air tajin di beri garam dan gula.
Cairan parentral, sebenarnya ada berapa jenis cairan(riger laktat) yang di perlukan seauai dengan kebutuhan tubuh klien seberapa banyak yang di berikan tergantung dari berat atau ringannya dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badan.
Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah umur satu tahun dengan berat badan kurang dari 7 Kg, jenis makanan; susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM), makanan setengah padat(bubur),makanan padat(nasi tim).
Obat-obatan
Perinsip pengobatan diare adalah pengantian cairan yang hilang melalui tinja atau dengan muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbonhidrat lain (gula, air, tajin, tepung beras, dsb).
Obat anti sekresi: klorpamazin (dosis 0,5 mg/kgBB/hari),opium,loperami, antibiotic; pada umumnya anti biotik tidak di perlukan untuk mengatasi gastroenteritis akut, kecuali jika penyebabnya jelas, seperti kilera diberi tetrasklin 25-30 mg/KgBB/hari, campiobacter diberikan eritromisin 40-50 mg/KgBB/hari.
TUMBUH KEMBANG ANAK INFAT (1 -12 BULAN )
Usia (bulan)
Fisik
Motorik kasar
Motorik halus
sensori
vokalisasi
sosiaslisasi
I
Penambahan berat badan sampai 210 gram setiap minggu selama 6 bulan pertama.
Penambahan tinggi badan 2,5 cm setiap bulan selama 6 bulan pertama
Peningkatan lingkar kepala sebesar 1,5 cm setiap bulan selama 6 bulan pertama
Ada refleksi primitive dan kuat reflek mata boneka dan
Reflek dansa menghilang
Pernafasan hidug harus terjadi ( pada kebanyakan bayi)
Memilih posisi fleksi dengan pelvis tinggi tetapi lutut tidak dibawah abdomen bila telungkup (pada saat lahir, lutut fleksi dibawah abdomen)
dapat memutar kepala dari satu sisi kesisi lain bila telungkup; mengangkat kepala sebentar dari tempat tidur.
Mengalami head lag yang nyata, khususnya bila menarik kepala dari posisi berbaring ke posisi duduk
Menahan kepala sebentar secara parallel dan dalam garis tengah dan tertahan dalam posisi telungkup
Menunjukan posisi reflek leher tonik asimetris bila telentang
Bila menahan dalam posisi berdiri, tubuh lemas pada lutut dan panggul
pada posisi duduk, punggung memutar bersamaan, tidak ada control kepala
Tangan tertutup secara umum
Reflek
menggenggam kuat
Tangan mengatup pada kontak dengan mainan
Mampu memfiksasi objek bergerak dalam rentang 45 derajat bila digendong pada jarak 20 sampai 25 cm
Ketajaman penglihatan mendekati 20 atau 200
Mengikuti sinar sampai garis tengah
Diam bila mendengar suara
Menangis untuk mengekspresikn ketidaksenangan
Membuat bunyi kecil dengan suara tenggorok
Membuat bunyi tenang selama makan
Ada dalam fase sensorikmotorik tahap I, pengguinaan reflek-reflek ( lahir sampai 1 bulan), dan tahap II, reaksi sirkulasi utama ( 1- 4 bulan)
Memandandang wajah orang tua secara terus menerus saat mereka berbicara pada bayi
II
Fontanel posterior menutup
Reflek merangkak hilang
Posisi yang kurang reflek bila telungkup, panggul datar, kaki terekstensi, lengan fleksi, kepala ke satu sisi
head lag berkurang bila menariknya ke posisi duduk
dapat mempertahankan kepala dan dalam kesejajaran yang sama dengan posisi tubuh yang lain ketika di tahan dalam suspense ventral
bila telungkup, dapat mengangkat kepala hampir 45 derajat dari meja
bila di gendong dalam posisi duduk, kepala ditahan ke atas tetapi menunduk kedepan
menunjukan posisi reflek leher tonik asimetris secara intermiten
Tangan sering terbuka
Refleks menggengam menghilag
Mulai memfiksasi binokular dan konvergen pada objek dekat
Bila telentang, mengikuti mainan yang bergantung dari satu sisi ke titik di garis tengah
Secara visual mencari untuk melokasikan bunyi
Memutar kepala ke satu sisi bila bunyi di buat pada ketinggian telinga
Bersuara, berbeda dari menangis
Tangisan menjadi mendekut
Bersuara pada wajah yang di kenal
Menunjukan senyum sosial sebagai respon terhadap berbagai stimulus.
III
Reflek primitif menghilang
Secara aktif memegang maianan tetapi tidak akan menggapai mainan itu
Reflek mengenggam tidak ada
Tangan tetap tertutup rapat
Menggenggam tangan sendiri; menarik selimut atau pakain
Mengikuti objek keperifer ( 180 derajat)
Melokaliasikan bunyi dengan memalingkan kepala ke samping dan melihat kearah yang sama
Mulai mempunyai kemampuan untuk mengkoordinasi rangsanan dari berbagai organ indera
Menjerit keras untuk menunjukan kesenangan
Mendeku, mengguman,tertawa
Bersuara bila tersenyum
"bicara" banyak hal bila di ajak bicara
Menangis berkurang selama periode bangun
Menunjukan minat yang dapat di pertimbangkan terhadap sekitarnya
Berhenti menangis bila orangtua memasuki ruangan
Dapat mengenali wajah dan objek yang dikenal, seperti botol minuman
Menunjukan kewaspadaan terhadap situasi asing
IV
Mulai merangkak.
Reflek moro , tonik leher, dan rootin telah menghilang
Hampir tidak mengalami head lag ketika menariknya ke posisi duduk.
Keseimbangan kepala pada posisi duduk baik.
Punggung sedikit melengkung, lengkung hanya dalam area lumbal.
Mampu duduk tegak bila di sangga.
Mampu mengangkat kapala dan dada dari permukaa sampai sudut 90 derajat.
Mengambil posisi simetris utama.
Berguling dari telungkup kesisi lain
Melihat dan memain kan tangan; menarik pakain dan selimut ke atas wajah untuk bermain.
Mencoba meraih objek denga n tangan tetapi melampau.
Menggenggam objek dengan kedua tangan.
Bermain dengan mainan yang di tempat kan di tangan, mencarinapi tidak dapat mengambilnya bila dijatuhka.
Dapat memasukan objek kedalam mulut
Mampu mengakomodasikan pada objek dekat
Penglihatan binokular cukup baik terbentuk
Dapat memfokuskan pada biok yang berada pada jarak 1,25 cm
Dimulainya koordinasi mata dan tangan
Membuat bunyi-bunyi konsonan n, k, g, p, h
Tertawa keras
Suara berubah sesuai alam perasaan
Ada dalam tahap III, reaksi sirkular sekunder
Menuntut perhatian dengan rewel; menjadi bosan bila di tinggal sendirian
Menikmati interaksi sosial dengan orangf asing
Mengantisipasi pemnerian makanan bila melihat botol atau ibu bila menyusui dengan asi
Menunjukan kesenangan dengan seluruh tubuh, menjerit, bernapas dengen keras
Menunjukan minat dalam rangsangan kuat
Mulai menunjukakn memori
V
Memulai tanda-tanda pertumbuhan gigi
Berat badan lahir menjadi 2x lipat
Tidak ada tanda head lag ketika menarik kepala untuk posisi duduk.
Bila duduk, mampu menahan kepala tegak dan mantap.
Mampu duduk untuk periode yang lebih lama bila punggung disokong dg baik.
Punggung tegak.
Bila telungkup, menunjukan posisi simetris dg lengan ekstensi.
Dapat membalik dari posisi telungkup ke telentan g.
Bila telentang, menempatkan kaki ke mulut.
Mampu menggenggam objek secara volunte.
Menggunakan genggaman telapak, pendekatan bidextrous.
Memainkan jari-jari kaki.
Mengambil objek secara langsung ke mulut.
Memegang ssatu kotak sementara memperhatikan kotak yang lain.
Secara visual mengikuti objek yang dijatuhkan.
Mampu melanjutkan inspeksi visual terhadap suatu ojek.
Dapat melokalisasi bunyi yang dibuat dibawah telinga.
Menjerit
Membuat bunyi gugaman vokal yang diselingi dg bunyi konsonan ( , ah-goo).
Tersenyum pd bayangan dicermin.
Memegang botol atau payudara dg kedua tangan
Lebih antusias bermain, tetapi mungkin mengalami perubahan perasaan alam perasaan yang cepat
Mampu membedakan orangt asing dari keluarga
Memvokalisasikan ketidaksenagan bila objek diambil
Menemukan bagian-bagian tubuh
VI
Laju pertumbuhan mulai menurun
Penambahan BB 90-150 gr setiap minggu selama 6 bulan berikutnya
Penambahan tinggi badan 1,25 cm setiap 6 bulan berikutnya
Gigi geligi mulai dg pertumbuhan 2 gigi insisi sentral bawah
Mengunyah dan menggigit mulai terjadi
Bila telungkup, dapat mengangkat dada dan abdomen bagian atas dari meja, membeban BB pd tangan
Bila akan menarik untuk posisi duduk, mengangkat kepala
Duduk pada kursi tinggi dg punggung tegak
Berguling dari telungkup ke telentang
Bila digendong dalam posisi berdiri, membebaan hampir semua berat badan
Memegang tangan tidak ada lagi
Mengamankan objek yang jatuh
Menjatuhkan satu kotak bila yang lainya diberikan
Menggengam dan memanipulasi objek kecil
Memegang botol
Menggengam kaki dan menarik ke mulut
Menyesuaikan postur untuk melihat objek
Lebih memyesuaikan visual dg kompleks
Dapat melokalisasi bunyi yg dibuat diatas telinga
Akan memalingkan kepala pd sisi, kemudian melihat kebawah
Mulai mengikuti bunyi-bunyian
Mengoceh menyerupai ungkapan satu suku kata-ma,mu,da,di,hi.
Memvokalisasi tehadap mainan, bayangan cermin
Menikmati mendengarkan suara sendiri ( penguatan diri)
Mengenali orangtua ; mulai takut pd orang asing
Memegang tangan untuk memgambil
Mempunyai kesukaan dan ketidaksukaan pasti
Muulai meniru ( batuk, menjulurkan lidah)
Senang mendegar langkah kaki
Tertawa bila kepala disembunyikan dg handuk
Mencaei sejenak objek yang dijatuhkan ( muulai menetapkan objek)
Sering berubah alam perasaan-dari menagis menjadi tertawa dg sedikit atau tanpa provokasi
VII
Pertumbuhan gigi tengah atas
Bila telentang, secara spontan mengangkat kepala dari meja
Duduk, menyender kedepan dg kedua tangan
Bila telungkup, membebankan BB dg satu tngan
Duduk tegak sebentar
Membebankan seluruh BB pd kaki
Bila digendong dalam posisi bediri, meloncat secara aktif
Memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yg lain
Mempunyai pendekatan unidextrous dan menggenggam
Memgang kedua kotak lebih dari sebentar
Membanting kotak ke meja
Meggaruk pd aonjek kecil
Dapat memfiksasi objek yg sangat kecil
Berespon terhadap nama sendiri
Melokisasi bunyi dg memalingkan kepala dg lingkungan
Mulai menyadari kedalaman dan ruang
Mempunyai kesukaan rasa
Menghasilkan bunyi vokal dan menggabungkan suku kata-baba,dada,kaka
Melokalisasi 4 bunyi vokal berbeda
"Bicara" bila orang lain berbicara
Meningkatkan rasa takut pd org asing ; menunjukan tanda kekuatiran bila orangtua menghilang
Meniru tindakan dan bunyi sederhana
Mencoba untuk mencari perhatin dg batuk atau mendengkur
Bermain cilukba
Menunjukan ketidksukaan makanan dg memepertahankanya bibir tetap tertutup
Menunjukan keagresifan oral dalam menggigit dan mengunyah
Menunjukan harapan dalam respons terhadap pengulangan rangsang.
VIII
Mulai menujukan pola yang teratur dalam eliminasi kandung kemih dan defekasi
Refleks parasut muncul
Duduk dg mantap tanpa songkongan
Membeban BB pd kaki dg segera bila disokong; dapat berdiri dg berpegangan pd perabot
Menyesuaikan postur untuk meraih objek
Mulai menggenggam dg menggunaka n jari telunjuk, jari keempat dan kelima terhadap bagian tungkai bawah
Melepaskan objek sesuai keinginan
Membunyikan bel dg tujuan
Memegang 2 kotak dan menginginkan kotak ketiga
Mengamaknkan objek dg menarik
Meraih secara mantap mainan yg berada diluuar jangkauan
-----------
Membuat bunyi konsonan t,d dan w
Mendengar secara selektif kata-kata yg dikenalnya
Mengungkapkan tanda penekanan dan emosi
Mengabungkan suku kata, seperti dada, tetapi tidak menunjukan artinya
Meningkatkan ansietas terhadap kehilangan oarngtua, terutam ibu, dan rasa takut terhadap org asing
Berespon terhadap kat a tidak
Tidak menyukai pakaian, penggantian popok
VIIII
Pertumbuhan gigi insior lateral atas mulai terjadi merangkak pd tangan dan lutut
Creeps on hand and knees
Duduk dg mantap dilantai untuk waktu lama (10 menit)
Mengatasi keseimbangan dg bersandar kedepan tetapi tidak dpt melakukanya bila bersandar kesamping
Menarik badan ke posisi berdiri dan berdiri dg berpegan gan pd perabot
Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk dalam menggenggam kasar
Menyukai menggunakan tangan yg dominan mulai terlihat
Menggenggam kotak ketiga
Membandigkan 2 kotak membawanya
Melokalisasi bunyi dg memalingkan kepala secara diagonal dan secara langsung terhadap bunyi
Persepsi dalam meningkat
Berespon terhadap perintah verbal sederhana
Memahami "no-no"
Orangtua
( biasanya ibu) makin penting untuk pencarinya
Menunjukan peningkatan minat dalam menyenangkan orangtua
Mulai menunjukan rasa takut pergi tidur dan menjadi sendiri
Menempatkan tangan didepan wajah untuk menhindari dicuci wajahnya
X
Refleks labrying-righting paling kuat –bila bayi pd posisi telungkup atau telentang, mampu mengangkat kepala
Mengubah dari telungkup menjadi duduk
Berdiri sementara memegang perabot, duduk dg menjatuh kan diri
Melakukan dg keseim bangan dg mudah pd saat duduk
Saat berdiri, mengang kat salah satu kaki untuk melangkah
Pelepasan sederhana mulai terhadap suatu objek
Menggenggam objek dg tangan
-------------
Mengata kan''dada' ''mama'' dg makna
Memahami "daag-daag"
Dapat mengatakan satu kata (mis,,,hai,daag,tidak)
Menghambat prilaku untuk perintah verbal dari "tidak : atau nama sendiri
Meniru ekspresi wajah; melambaikan untuk daag-daag
Menunjukan mainan kepada org lain, tetapi tidak memberuka nya
Membangun objek permanen
Mengulang tindakan yang menarik perhatian dan yg menyebabkan tertawa
Menarik pakaian org lain untuk manarik perhatian
Memainkan permainan menarik seperti tepuk-ami-ami
Bereaksi terhadap kemarahan org dewasa ; menangis bila dimarahi
Menunjukan kemandirian dalam berpakaian,makan.keterampilan komolotif, dan menguji orangtua
Melihat dan mengikuti gambar dalam buku.
XI
Muncul gigi insior lateral bawah
Bila duduk, berputar untuk meraih objek
Meluncur atau berjalan memegang perabot atau dg kedua tangan dipegang
Menjelajahi objek dg lebih seksama (mis, genta didalam bel)
Menjatuhkan objek dg sengaja untuk memngambil nya
Menempatkan suatu objek setelah objek lain didalam suatu wadah (permainan sekuensial)
Mampu memanipulasi objek untuk memindahkannya dari penjepitan paha yg erat
Meniru bunyi bicara pasti
Mengalami kesenangan dan kepuasan bila tugas dikuasai
Bertindak terhadap pembatasan dg frustasi
Menggelin dingkan bola pd org lain sesuai permintaan
Mengantisifasi gerak tubuh bila irama pengasuh dikenal atau cerita diceritakan (mis, memegang ibu jari dan kaki dalam berespons terhadap "Babi kecil ini pergi ke super market")
Memainkan permaninan keatas-kebawah ."besar" atau cilukba
Menggelengkan kepala untuk "tidak"
XII
Tiga kali BBL
Pamjang lahir meningkat 50%
Lingkar kepala dan lingkar dada sama (lingkar 46,5 cm)
Mempunyai total gigi 6-8
Fontanel anterior hampir menutup
Refleks landau berkurang
Refleks babinski menghilang
Kurva lumbar terbentuk ; lordosis terlihat selama berjalan
Berjalan dg satu tangan dipegag
Meluncur dg baik
Dapat bertahan untuk berdiri sendiri sejenak; dapat berusaha melangkah pertama sendiri
Dapat duduk dari posisi berdiri tanpa bantuan
Melepaskan kotak kedalam cangkir
Berusaha untuk membangun 2 blok menara,tetepi gagal
Mencoba untuk memasukan butir-butir kedalam leher botol yg sempit,tetapi gagal
Dapat membalikan halamn buku, banyak dalam sekali waktu
Mendiskriminasikan bentuk geometrik sederhana (mis, melingkar)
Ambliobia dapat terjadi dg kurangnya binokularitas
Dapat mengikuti objek bergerak dg cepat
Mengontrol dan meyesuaikan bunyi; mendengar kan bunyi berulang
Mengata kan 3-5 kata disamping "dada,"mama"
Memahami makna beberapa kata (pemaham an selalu mendului verbalisai)
Mengenali objek berdasar kan nama
Meniru bunyi binatang
Memahami perintah verbal sederhana (mis, "berikan padaku, " Tunjukan mata,u pdaku")
Menunjukan emosi seperti cemburu, perasaan (dapat memberikan pelukan atau ciuman sesuai permintaan), marah,takut.
Menikmati lingkungan yg dikenal dan menggali dari orangtua
Dapat mengembang kan kebiasaan " selimut keamanan" atau mainan favorit
Memiliki peningkatan penentuan untuk praktik keterampilan lokomotor
Mencari objek seolah-olah tidak disembunyi kan,tetapi mencari dimana objek terlihat trakhir.
KONSEP HOSPITALISASI PADA ANAK INFANT
Hospitalisasi merupakan Suatu proseskarena suatu alasan daruratkarena suatu alasan daruratatau berencana mengharuskanatau berencana mengharuskananak untuk tinggal di rumahanak untuk tinggal di rumahsakit menjalani terapi dansakit menjalani terapi danperawatansampai pemulanganperawatan sampai pemulangankembali kerumah.kembali kerumah.reaksi hospitalisasi adalah reaksi yang bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan,kehilangan, perlukaan tubuh,danrasa nyeri.Cemas akibat perpisahan dengan orang tua (Separation anxiety) menyebabkan gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang, menyebabkan anak:
Menangis (karena berpisah dengan ibu, dan terpapar pada lingkungan baru dan orang-orang asing)
Marah (anak membutuhkan ibu dan ketika anak meminta ibunya, dan tidak diberikan maka anak akan marah)
Gerakan yang berlebihan (anak memberontak ketika dia merasa tidak nyaman dan cemas karena berada di lingkungan asing)
Respon anak infant akibat perpisahan dibagi tiga tahap:
1. Tahap protes (fase of protes)
Menangis kuat
Menjerit
Menendang
Berduka
Marah
2. Tahap putus asa (phase of despair)
a. Tangis anak mulai berkurang
b. Murung, diam, sedih, apatis.
c. Tidak tertarik dengan aktivitas di sekitarnya
d. Menghisap jari
e. Menghindari kontak mata
f. Berusaha menghindar dari orang yang mendekati
g. Kadang anak tidak mau makan
3. Tahap menolak (phase dethacement/denial)
a. Secara samar anak seakan menerima perpisahan (pura-pura)
b. Anak mulai tertarik dengan sesuatu di sekitarnya
c. Bermain dengan orang lain
d. Mulai membina hubungan yang dangkal dengan orang lain
e. Anak mulai terlihat gembira
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian bersifat sistematis meliputi pengumpulan data, Dan penentuan masalah.
Identitas klien.
Riwayat kesehatan.
Awal serangan: awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, anorexia kemudian timbul gastroenteritis.
Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, bila banyak kehilangan banyak air elektrolit dan terjadilah dehidrasi, berat badan turun, pada bayi ubun-ubun cekung,tonus dan tugor kulit berkurang, selaput lender dan bibir kering, prekuensi BAB lebih dari empat kali dengan konsetensi encer.
Riwat masa lalu, riwat penyakit yang diderita riwayat pemberian imunisasi.
Riwat psikososial keluarga: di rawat akan menjadi stesor bagi anak itu sendiri dan keluarga. Kecemasan meningkat bila orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari kesehatan anaknya, maka mereka akan beraksi dengan rendah merasa bersalah.
Kebutuhan dasar
Pola ilminasi: Akan mengalami penurunan yaitu BAB lebih dari empat kali sehari, BAK sedikit dan jarang.
Pola nutrisi: di awali dengan mual, muntah dan anorexia, menyebankan penurunan berat badan klien.
Pola tidur dan istirahat: Akan tergantung akan adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pola hygiene: kebiasan biasa mandi setiap hari.
Aktivitas: Akan tergantung dengan kondisi tubuh yang lemah dan adanya rasa nyeri akibat distensi abdomen
Pemeriksan fisik
Pemeriksaan fisiologis: keadan umum tampak; lemah, kesadaran komposmetis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernafasan agak cepat.
Pemeriksan sistemik
Inspeksi:mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir dan bibir kering, berat badan turun dan anus kemerahan.
Perkusi; adanya distensi abdomen.
Palpasi; tugur kulit elastic.
Auskultasi; terdengar bising usus.
Pemeriksan tingkat pertumbuhan dan perkembangan: pada anak gastroenteritis mengelami gangguan kerena anak dehidrasi sehinga berat badan menurun.
Tes diagnostik
Pemeriksan tinja.
Mikroskopis; warana feses dimulai berwarna coklat muda sampai warna kuning yang bercampur dengan lendir, darh atau pus yang mana konsestensinya encer.
Mikroskopis; jumlah sel eitel leukosit dan eritrosit terdiri dari dari PH feces, biasanya menurun yang menunjukan keadan feces yang asam dan kadar kadar gula yang diduga (ada sugar itoleran)
Pemeriksan darah
Darah lengkap:PH cadangan alkali dan elektrolit untukmenentukan gangguan untuk keseimbamagam asam basa.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan urutan perioritas menurut Dona L. Wong hal 196-198 adalah:
Kurangnya volume caiaran dan elektrolit berhubungan dengan gastroenteritis berlebihan melalui feces atau amisis.
Perubahan nutrisi: kurang diri kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui gastroenteritis, masukan yang tidak adekut.
Kerusakan integeritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air besar.
Resiko tinggi penyebaran infeksiberhubungan dengan mikroorganisme yang menembus gastroenteritis.
Cemas atau takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan tidak dikenal, prosedur yamg menimbulkan setres.
Perubahan proses keluargaberhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan.
Perencanaan Keperawatan
Kurangnya volume cairan berhubungan dengan gastrointestinal berlebih melalui feses atau emisis.
Tujuan : klian akan memperlihatkan tanda-tanda dan mempertahankan
hidrasi adekut.
Kreteria hasil : keseimbangan cair dipertahankan dalam batas normal yang di tandai dengan pengeluaran urine sesuai, pengisian kembali kapiler (capillary repel ) kurang dari dua detik, tugur kulit elastis, membrane mukosa lembab, bibir tidak pecah-pecah, ubun-ubun tidak cekung, produksi urine meningkat.
Perencanaan
(mandiri )
Kaji status dehidrasi (tugor kulit tidak elastis, ubun-ubun cekung, produk urine menurun, membrane mukosa kering, rasa haus menurun, bibir pecah-pecah)
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
Rsional : hipotensi (termasuk postural ), takikardi, demam dapat menurunkan hasil terhadap efek kehilangan cairan.
Monitor tetesan infuse tiap 4 jam.
Rasional : memberikan keseimbangan cairan masukan dan pengeluaran.
Anjurkan ibu untuk memberikan susu LLM, oralit dan banyak minum.
Rasional : memberikan keseimbangan cairan masukan dengan pengeruaran.
Catat intake dan out put.
Rasional : memberikan informasi tentangkeseimbangan cairan dan fungsiginjal untuk pengantian cairan.
cairan parenteral.
Rasional : memperttahankan istirahat usus memerlukan pengantian cairan untuk memperbaiki kehilangan
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui gastroenteritis, masukan tidak adekut.
Tujuan : klien mengkunsumsi nutrisi yang adekut untuk mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia.
kreteria hasil : anak akan toleran dengan diet yang sesuai dengan peningakatan berat badan dalam batas normal sesuai dengan berat badan ideal (rumus=2x BB lahir), klien tidak mual, muntah, nafsu makan meningkat,tugor kulit elastis, kunjung tiva tidak anemis, kebutuhan kalori sesua berat bada( rumus =30-50 kalori/ kg/ BB/ hr).
perencanaan
(mandiri)
Nilai status nutrisi anak di lihat dari sebelum sakit dan berat dan berat badan sekarang.
Rasional : mengkaji toleransi pemberian makanan.
Kaji keluhan rasa mual klien.
Rasional : mengetahui nafsu makan klien serta menentukan tindakan adekuat.
Berikan makanan yang di sertai dengan supleman nutrisi untuk meningkat kan kualitas intake nutrisi.
Rasional : mengurangi kehebatan dan nutrasi penyakit.
Anjurkan pada orang tua untuk memberikan makan dengan thenik porsi kecil tapi sering.
Rasional : meningkatkan kepatuhan terhadap program trapeutik.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran pencernaan gastrointestinal
Tujuan : klien (orang lain ) tidak menunjukan infeksi.
Kreteria hasil : infeksi tidak menyebar orang lain.
Perencanaan
( mandiri )
Penatalaksanaan isolasi suptansi tubuh atau praktik pengendalian infeksi rumah sakit, termaksud pembuangan feses, dan pencucian yang tepat, serta penanganan specimen yang tepat.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
Pertahankan pencucian tangan yang tepat.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
Pakai popok yang tepat.
Rasional : untuk mengurangi kemungkinan penyebaran feces.
Gunakan popok sekali pakai.
Rasional : super absorben tuntuk menampung feces dan menurunkan kemungkinan terjadinya dermatitis.
Upaya ntuk mempertahankan bayi dan anak kecil dari menempatkan tangan dan objek dalam area terkontaminasi,ajarkan anak bila mungkin tindakan perlindungan.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi seperti, pencucian tangan setelah mengunakan toilet.
Intruksikan angota keluarga dan pengunjung dalam praktik isolasi,khususnya dalam mencuci tanggan.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
Kerusakan integeritas kulit berhubungan seringnya buang air besar.
Tujuan : kulit klien tetap utuh.
Kreteria hasil : klien tidak mengelami bukti-bukti kerusakan kulit ( mis: tidak mengelami lecet pada daeah anus pada defekasi).
Perencanaan
(mandiri )
Ganti popok dengan sering.
Rasional : untuk menjaga agar tetap bersih dan kering.
Bersihkan bokong perlahan-perlahan dengan sabun lunak non alkalin dan air atau celupkan anak dalam bak untuk membersihkan yang lembut.
Rasional : kerena feces diare sangat mengiritasi kulit.
Berikan salep seperti seng oksida.
Rasional : untuk melundungi kulit dari iritasi.
Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika mungkin.
Rasional : untuk meningkatkan penyembuhan.
Berikan salep pelindung pada kulit yang sangat teriritasi.
Rasionol : untuk memudahkan penyembuhan.
Hindari pengunaan tisu basah yang di jual bebas yang mengandung alkohol pada kulit yang terekskorisasi.
Rasional : kerena akan menyababkan rasa menyengat.
Ovserpasi bokong dan prerinium akan adanya infeksi.
Rasional : kandida, sehinga terapi yang tepat dapat di mulai .
( kolaborasi )
Berikan obat anti jamur yang tepat.
Rasional : untuk mengobati infeksi jamur kulit.
Cemas atau takut berhubungan dengan orang tua, lingkungan tidak di kenal, prosedur yang menimbulkan setres.
Tujuan : klien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.
Kreteria hasil : klien menunjukan tanda-tanda disetres fisik atau emosionalyang menimal, keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak.
Perancanaan
(mandiri )
Beri perawatan mulut dan empeng pada bayi.
Rasional : untuk memberikan rasa aman
Dorong kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan sebanyak yang mampu dilakukan keluarga.
Rasional : untuk mencegah terjadintya setres yang berhubungan dengan perpisahan.
Sentuh dan gendong pada anak sebanyak mungkin.
Rasional : untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan setres.
Beri simulasi sensori dan penglihatan sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisinya.
Rasional : untuk menuingkatkan pertumbuhan dan perkembangan.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurangnya pengetahuan.
Tujuan : keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya.
Kreteria hasil : keluarga menunjukan kemampuan untuk merawat anak, khusus di rumah.
Perencanaan
( mandiri )
Berikan informasi pada keluarga tentang penyakit anak tindakan terapeutik.
Rasional : untuk mendorong kepatuhan terhadap prigram dan trapeutik khususnya jika sudah ada di rumah.
Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan padan anak.
Ijinkan angota keluarga untuk berpatisipasi dalm perawatan anak sebannyak mereka yang inginkan.
Rasional : untuk memenuhui kebutuhan anak dan keluarga.
Intruksikan keluarga untuk pencegahan
Rasional : untuk mencegahan penyebaran infeksi
Atur perawatan pasca hospitalisasi
Rasional : untuk menjemin pengkajian dan pengobatan yang kontnue.
Rujuk keluaarga dan keluarga perawata komunitas.
Rasional : untuk pengawasan perawatan di rumah sesuai dengan kebutuhan.
Evaluasi
Menunjukan dehidrasi adekuat ditandai dengan tanda-tanda vital normal,turgor kulit baik, ubun-ubun tidak cekung, membrane mukosa lembab, dan mata tidak cekung.
Nutrisi klien adekut dan ditandai dengan penungjatan berat badan sesuai dengan usianya.
Tidak ada orang lain yang tertular dan terkena infeksi.
Tidak ada lecet dan kemerahan pada anak.
Menujukan tanda-tanda kenyamanan serta keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak.
Menunjukan perubahan pola hudup yang perlu untuk mengatasi atau mencegah kejadian berlajutkan dalam program pengibatan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Diare adalah Inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus dan di tandai dengan muntah-muntah dan gastroenteritis yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolityang menimbulkan dehidrasi dan ganguan keseimbangan elektrolit (Betz, swoden, 2001)
Berdasarkan pengertian diatas kelompok dapat menyimpulkan bahwa diare adalah suatu infeksi yang menyerang membrane mukosa lambung dan usus halus ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali dalam konsistensi cair, yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit.serta konsep tumbuh kembang pada anak infant.
SARAN
Saran dari beberapa kesimpulan diatas dengan melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan diare, maka perlu adanya saran untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan ,adapun saran sebagai berikut :
Untuk mahasiswa dan mahasiswi diharapkan untulebih memahami tentang asuhan keperawatan anak dengan diare sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan lebih komperhensif.
Untuk perawat diharapkan untuk meningkatkan konsep keperawatan anak dengan cara diskusi, seminar dan pengadan buku-buku (perpustakan kecil) yang berkaitandengan masalah-masalah keperawatan anak sehinga dalammelakukan proses keperawatan di RS lebih komperhensif.
Untuk keluarga diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
DAFTAR PUSTAKA
A.G.M. Comdell & Neil Mcln Tosh. (1998). Text book of pediatrics (5th ed). New York Churchhill Livingstone
Abdoerrachman, Alatas,Ali Dahlan Dkk. (1985). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta : Info Medika.
Ackley And Ladwig. (1999). Nursing diagnosis hand book : A guid to planning care (4th ed.).St.Louis : Mosby
Best, Cecile L. Linda A, Sowden. (2002 ) perawatan pediatric, Jakarta : EGC
http://arifahpratidina.blogspot.com/2011/12/reaksi-anak-usia-infantterhadap.html.Senin 2 april 2012. Jam 16 : 00 WIB.
http://koran.republika.co.id/koran/0/58031/Kematian_Bayi_dan_Balita_Karena_DiareTinggi. Senin 2 April 2012. Jam 16 : 00 WIB.
Idwanamiruddin.com/2007/10/17/current-issue-kematian-anak-karena-penyakit-diare/Senin 2 April 2012. Jam 16 : 10 WIB.
Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik/Donna L. Wong ; Alih Bahasa, Monika Ester,S.Kp ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Sari Kurnianingsih,S.Kp.-Ed.4.-Jakarta EGC,2003.
Suriadi, (2001) asuhan keperawatan pada anak sakit. Edisi 1. Jakarta : CV. Sagung Seto
Wong dona . (2004) pedoman klinis perawatan pediatric, Alih bahasa : Monca Ester. Jakarta :EGC