STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA TN. S DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG MAWAR I RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
DISUSUN OLEH :
RIA ASTUTI NIM. P.09094
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAW KEPERAWATAN PEMENUHAN PEMENUHA N KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYAMAN PADA TN. S DENGAN DEN GAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG MAWAR I RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
RIA ASTUTI NIM. P.09094
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
i
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAW KEPERAWATAN PEMENUHAN PEMENUHA N KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYAMAN PADA TN. S DENGAN DEN GAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG MAWAR I RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
RIA ASTUTI NIM. P.09094
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
i
SURAT SURA T PERNY PE RNYA ATAAN KEASLIAN KEASLIA N TULISAN TULIS AN
Saya yang bertandatangan bertandatangan di bawah ini ini : Nama
: Ria Astuti
Nim
: P. 09094
Proram Studi
: D III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN
KEPERAWA KEPERAWATAN
PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA TN. S DENGAN RUANG
INFEKSI MAWAR
SALURAN 1
RSUD
KEMIH
DI
KABUPATEN
KARANGANYAR
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, April 2012 Yang Membuat Pernyataan
RIA ASTUTI NIM P.09094
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama
: Ria Astuti
NIM
: P. 09094
Program Studi : D III Keperawatan Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA TN. S DI RUANG MAWAR 1 RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
: Kamis/ 26 April 2012
Pembimbing : Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns NIK. 201186080
iii
(.....................................)
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama
: Ria Astuti
NIM
: P. 09094
Program Studi : D III Keperawatan Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA TN. S DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
: Sabtu/ 5 Mei 2012
DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns NIK. 201186080
(.....................................)
Penguji II : Oktavianus, S.Kep., Ns NIK. 201086056
(.....................................)
Penguji III : Fakhrudin Nasrul S, S.Kep,. Ns NIK. 201185071
(.....................................)
Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep., Ns NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA TN. S DI RUANG MAWAR I RSUD KABUPATEN KARANGANYAR.” Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
v
4. Oktavianus, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, kritik dan saran dalam bimbingan demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Fakhrudin Nasrul S, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, kritik dan saran, inspirasi, dalam bimbingan demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan selalu memberi semangat serta doa yang tiada hentinya untuk diriku tetap semangat dalam menyelesaikan pendidikan. 8. Kakakku dan adik-adikku, yang selalu memberi dukungan dan
memberi
semangat untuk berjuang dalam menyelesaikan pendidikan. 9. Seseorang yang selalu memberikan motivasi, doa dan selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini. 10. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang selalu membantu, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
vi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat berterima kasih jika ada kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta,
April 2012
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... .
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................. .
iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. .
iv
KATA PENGANTAR ......................................................................
v
DAFTAR ISI .................................................................................... .
viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... .
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................
1
B. Tujuan Penulisan .............................................
5
C. Manfaat Penulisan ...........................................
5
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ..................................................
7
B. Pengkajian ........................................................
7
C. Perumusan Masalah Keperawatan ....................
10
D. Perencanaan Keperawatan ................................
10
E. Implementasi Keperawatan ..............................
11
viii
F. Evaluasi Keperawatan ............................. ......... BAB III
12
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan .....................................................
14
B. Simpulan dan Saran ..........................................
19
Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Lampiran 1 Log Book
2.
Lampiran 2 Format Pendelegasian
3.
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
4.
Lampiran 4 Asuhan keperawatan
5.
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ria Astuti
Tempat/ tanggal lahir : Parit Kebumen, 24 September 1989 Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: Desa Kuwarisan 002/005, Kuwarisan Kutowinangun, Kebumen
Riwayat Pendidikan : SD Negeri 020 Parit Kebumen
Kelulusan Th 2002
SMP Negeri 4 Teluk Lecah
Kelulusan Th 2005
MA. Istiqomah Parit Kebumen
Kelulusan Th 2008
Prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta Riwayat Pekerjaan
: Belum pernah bekerja
Riwayat Organisasai : Publikasi
:-
xi
LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang ke dokter setiap tahunnya dengan ISK. Di Indonesia penyakit infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan pertahunnya (NKUDIC). Di suatu rumah sakit di yogyakarta ISK merupakan penyakit infeksi yang menepati urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit ( Widayati, A., dkk, 2004). Berdasarkan suatu penelitian mengenai etiologi dan pola resisten antibiotik di pasien infeksi saluran kemih di J N M C Hospital Aligarh, india dalam periode Augustus 2004- juli 2005, dalam sebanyak 100 significan isolates, bakteri jenis batang gram-positif. Prevalensi bakteri yang sering di
pasien ISK adalah E.coli (61%), K. Pneumoniae (22%), dan S. Aureus (7.0%), diikuti oleh P. Aeruginosa, A. Baumannii, Citrobacter sp dan E. Faecalis. antibiotik -lactam, imipenem mempunyai daya hambat yang paling luas menentang E-coli (100%), diikuti oleh amikacin (49%) dan cephalosporin (1545%). Isolat klebsiella juga sensitif terhadap imipenem (88%) diikuti oleh amikacin
dan
cephotakime
didapati
pseudomonas. (Akram, dkk, 2007).
1
paling
resisten
terhadap
isolate
2
Infeksi saluran kemih terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak laki-laki. Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100 kali lebih besar dibanding bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%). Pada dewasa ini infeksi sering di jumpai pada wanita dari pada lakilaki, pada wanita dapat terjadi pada semua umur, sedangkan pada laki-laki dibawah umur 50 tahun jarang terjadi, kejadian ISK pada anak perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki, (Sehat Group, 2006). Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. Dalam keadaan normal saluran kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya. Dengan kata lain bahwa diagnosa ISK ditegakkan dengan membuktikan adanya mikroorganisme di dalam saluran kemih. (Lumbanbatu, S.M., 2003). Hubungan
ISK
dengan
nyeri
sangat
berkaitan,
karena
dapat
menimbulkan keadaan darurat bila batu saluran kemih turun dalam sistem kolekulus dan dapat menyebabkan kelainan sebagai kolektivus ginjal atau infeksi, dalam sumbatan saluran kemih kelainan tersebut menyebabkan nyeri karena dilatasi sistem sumbatan dengan peregangan reseptor dan iritasi lokal dinding ureter atau dinding pelvis ginjal yang disertai edema dan pelepasan mediator, (Purnomo., 2008). Menurut batasan yang di gunakan oleh Internasional Association for the study of Pain (IASP), nyeri adalah suatu pengalaman sensorik subyekif dan emosional yang tidak menyenangkan
3
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Menurut Smeltzer, S.C bare B.G (2002), tingkat nyeri adalah sebagai berikut: skala nyeri 0-10, dan menjadi pembagian dalam tingkatan nyeri yaitu: 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan: secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, 4-6: nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah yang baik, 7-9 : nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas dalam dan distraksi, 10 : nyeri sangat berat : pasien tidak mampu lagi berkomunikasi. Secara umum nyeri dibagi menjadi nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut dapat disebut nyeri yang normal, karena nyeri yang terjadi dalam waktu cepat, ada penyebab yang jelas seperti jejas atau lesi jaringan lunak, infeksi atau inflamasi. Pada umumnya nyeri akut bersifat temporer, berlangsung kurang dari 6 bulan (3-6 bulan), dapat berhenti tanpa terapi atau berkurang sejalan dengan penyembuhan jaringan atau apabila penyebab nyeri telah dihilangkan atau memberi respon baik terhadap penatalaksanaan sederhanan seperti istirahat dan analgetik atau pengobatan kausal lain, kegagalan terapi nyeri akut dapat menimbulkan nyeri kronik (Goucle CR, 2003). Nyeri kronik adalah nyeri yang belarut-larut, memanjang, lama sesudah lesi atau penyakit awal yang menimbulkan nyeri tersebut sembuh. Sering kali tidak ditemukan penyebab nyeri ini yang jelas atau dapat di
4
identifikasi. Kadang-kadang nyeri kronis berlangsung berbulan-bulan dan seakan-akan tidak dapat disembuhkan, sehingga dapat disebut sebagai penyakit tersendiri (pain illness). Secara umum penatalaksanaan nyeri yang konservatif terbagi atas intervensi farmakologi berupa obat-obatan analgesik, analgesik-adjuvan serta intervensi
modalitas
fisik.
Bidang
kedokteran
fisik
dan
rehabilitasi
menggunakan berbagai modalitas fisik yang memberikan efek therapeutik dalam jaringan (Bridges D, 2001). Nyeri pada pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) biasanya memiliki keriteria : pada awalnya pasien mengeluh nyeri pada pinggang, sulit buang air kecil dan biasanya kencing disertai dengan perdarahan, baru saluran kemih, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor instrinsik maupun ekstrinsik yaitu: keturunan, umur , jenis kelamin, geografi, temperatur, iklim dan pekerjaan. Pasien juga akan merasakan nyeri (disuria) terutama pada saat akhir berkemih seperti ditusuk-tusuk atau disayat-sayat seperti dilalui beribu-ribu jarum tajam, panas dan perih. Rasa nyaman nyeri dan ketidaknyamanan didaerah suprasimfisis, pada palpasi didapatkan nyeri tekan didaerah itu, adanya rasa nyeri berulang-ulang ini yang akhirnya membawa penderita ke dokter (Lumbanbatu, S.M., 2003). Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul “ Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Pada Tn. S Dengan Infeksi Saluran Kemih Di Ruang Mawar 1 RSUD Kabupaten Karanganyar.”
5
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum Melaporkan kasus nyeri pada Tn.S dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Ruang mawar 1 RSUD Kabupaten karanganyar. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan nyeri infeksi saluran kemih (ISK). b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan nyeri infeksi saluran kemih (ISK). c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan nyeri infeksi saluran kemih (ISK). d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan nyeri infeksi saluran kemih (ISK). e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan nyeri infeksi saluran kemih (ISK). f.
Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada pasien dengan nyeri infeksi saluran kemih (ISK).
C. Manfaat penulisan
1. Bagi pendidikan Menambah pengetahuan dan menigkatkan kwalitas serta meningkatkan kemampuan dalam pengetahuan pendidikan di institusi, dan dapat menjadi
6
sumber informasi mengenai penanganan nyeri pada penyakit infeksi saluran kemih. 2. Bagi profesi Menambah
pengetahuan
dan
meningkatkan
kemampuan
dalam
melakukan penelitian dan memecahkan suatu masalah dalam suatu penyakit dalam pembuatan karya tulis ilmiah. 3. Bagi penulis Penulis dapat meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien nyeri ISK serta melengkapi pengetahuan penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
BAB II LAPORAN KASUS
Dalam bab ini menjelaskan tentang ringkasan Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Tn.S dengan diagnosa medis Infeksi Saluran Kemih, yang dilaksanakan pada tanggal 5-7 April 2012. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Hasil pengkajian tanggal 5 April 2012 jam 11.05 WIB, pada kasus ini diperoleh dengan metode Autoanamnesa dan Alloanamnesa. Dari data pengkajian tersebut di dapat hasil identitas klien, bahwa klien bernama Tn.S, umur 42 tahun, agama islam, alamat Blorong Jumantoro Karanganyar, pendidikan SD, pekerjaan petani, nomor register 237803, dirawat di Bangsal Mawar I no 22 RSUD kabupaten Karanganyar. Yang bertanggung jawab kepada klien adalah Ny. P, umur 38 tahun, pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Blorong Jumantoro Karanganyar, dan hubungan dengan klien adalah istri. Klien sudah sejak tanggal 4 april 2012 menjalani perawatan dengan diagnosa oleh dokter Infeksi Saluran Kemih. Ketika dilakukan pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah perut kiri bagian bawah terasa nyeri. Riwayat penyakit sekarang Tn. S merasakan nyeri sejak ± 5 hari yang lalu, Tn.S merasakan nyeri seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 6 dan buang air kecil terasa panas. Akhirnya pada tanggal 4 april 2012, klien oleh keluarga di periksakan ke dokter terdekat, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, klien disarankan untuk
7
8
dibawa ke RSUD kabupaten karanganyar guna pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Kemudian klien datang ke IGD RSUD kabupaten karanganyar dan langsung mendapat penanganan medis, dan oleh dokter klien di diagnosa Infeksi Saluran Kemih (ISK), kemudian klien dianjurkan untuk dirawat di bangsal mawar I, dengan tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm dengan pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, Suhu 36,5 ºC, dan pasien juga baru pertama kali merasakan penyakit seperti ini. Pengkajian riwayat penyakit dahulu klien mengatakan belum pernah menderita penyakit dengan keluhan yang sama, tetapi klien sebelumya pernah mengalami penyakit cacar air, klien juga mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat, makanan, minuman, klien juga mengatakan ± 1,5 tahun yang lalu pernah rawat inap di rumah sakit selama 3 hari karena penyakit DBD (demam berdarah). Untuk riwayat penyakit keluarga, klien mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti penyakit DM, stroke, jantung dan hipertensi, klien juga tidak mempunyai riwayat penyakit menular. Pada pengkajian pola fungsi kesehatan menurut Gordon, pada pola eliminasi klien mengatakan sebelum sakit BAK 4-5 x/hari (± 1000-1500 cc), selama sakit BAK sering ± 6-7 kali/hari (±500-1000 cc) dan terasa panas. Pada pola istirahat dan tidur, klien mengatakan sebelum sakit istirahat tidur tercukupi, tetapi setelah sakit mengalami gangguan yaitu kualitas tidur yang kurang nyenyak dan jam tidur yang kurang ± 4-5 jam, dan sering terbangun karena terganggu akibat nyeri yang dideritanya. Pada pola kognitif dan perseptual,
9
sebelum sakit klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam fungsi penglihatan, pendengaran, berkomunikasi dengan lancar dan situasi dengan kesadaran penuh dan dapat mempersepsikan tingkat kenyamanan. Selama sakit klien mengatakan nyeri pada perut, yaitu kuadran kiri bawah, dengan rasa seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri dirasakan terus-menerus dan tidak hilang dengan istirahat. Sementara dalam pola aktivitas dan latihan klien mengatakan masih bisa melakukan kegiatan seperti toiletting, mobilisasi ditempat tidur, berpindah, dan ADL secara mandiri meskipun terkadang dibantu oleh keluarga karena intoleran terhadap nyeri yang dideritanya. Pada pengkajian pemeriksaan fisik, keadaan umum klien tampak lemas, kesadaran composmetis, untuk pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,5 ºC. Hasil dari semua pemeriksaan fisik dari kepala hingga kaki umumnya tidak ditemukan adanya abnormalitas, tetapi pada pemeriksaan abdomen ditemukan hasil, inspeksi perut datar, tidak buncit, tidak ada benjolan, dan tidak terdapat massa. Pada auskultasi, bising usus 25x/menit. Pada perkusi, bunyi timpani, dan pada palpasi, sewaktu ditekan terdapat rangsangan nyeri yang dirasakan klien pada perut kiri bawah. Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 4 april 2012, dari hasil urinalisa, warna kuning, kejernihan jernih, berat jenis 1,015 dengan nilai normal (10151025) , PH 8 dengan nilai normal (5-7,5) , leokosit 2-3/LPB dengan nilai normal (0-3/LPB), eritrosit 5-6/LPB dengan nilai normal (0-5/LPB).
10
Dari hasil pengkajian di atas, penulis mendapatkan prioritas masalah yang paling utama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, dengan data subyektif: P: klien mengatakan perut kiri bawah terasa sakit dan nyeri, Q: seperti tertusuk-tusuk, R: kuadran kiri bawah, S: skala 6, T: terasa terus-menerus, data obyektif klien tampak meringis menahan sakit sambil memegangi perutnya, terasa panas saat buang air kecil. Untuk intervensi keperawatan, tujuan dan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri Tn.S berkurang dengan kriteria hasil nyeri berkurang, skala nyeri menjadi 1-3, ekspresi wajah rileks, dan klien merasa nyaman. Untuk intervensi yang dilakukan, kaji skala nyeri (P,Q,R,S,T) dengan rasional untuk mengetahui kualitas dan kuantitas nyeri klien. Beri posisi yang nyaman dengan rasional memberi rasa nyaman pada klien. Ajarkan teknik relaksasi dan nafas dalam dengan rasional nyeri yang dirasakan klien berkurang. Berikan pengobatan sesuai advis dokter (infus RL 20 tpm, cefotaxim 1 gram/12 jam, ranitidin 1g/12 jam, pragesol 1 ampul/8 jam) dengan rasional untuk pemberian obat sesuai dengan kebutuhan klien. Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis pada hari pertama tanggal 5 april 2012 adalah mengkaji karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T) dengan hasil subjektif klien mengatakan perut kiri bawah terasa sakit, seperti tertusuk-tusuk, kuadran kiri bawah, skala 6, terasa terus-menerus. Data obyektif klien tampak meringis kesakitan, BAK terasa panas. Memberikan posisi yang nyaman (supinasi) dengan hasil data subyektif klien mengatakan merasa nyaman dengan
11
posisi tidur terlentang. Data obyektif klien dalam posisi supinasi. Mengajarkan teknik relaksasi dan nafas dalam dengan hasil data subyektif klien mengatakan mau melakukan apa yang diajarkan oleh perawat, data obyektif klien melakukan teknik relaksasi dan nafas dalam. Memberikan obat sesuai dengan advis dokter dengan hasil data subyektif klien mengatakan mau diberi terapi obat, data obyektif klien mendapat terapi obat pragesol 500 mg/8 jam, ranitidin 1g/12 jam, cefotaxim Igr/12 jam, cefriaxion 1g/24 jam, lewat selang infus. Implementasi keperawatan hari kedua tanggal 6 april 2012, mengkaji tanda-tanda vital dengan hasil data subyektif klien mengatakan bersedia, data obyektif Tekanan Darah 120/60 mmHg, Nadi 82x/menit, Respirasi 84x/menit, Suhu 36,8ºC. Mengkaji ulang nyeri klien dengan hasil data subyektif klien mengatakan perut kiri bawah masih terasa sakit, seperti tertusuk-tusuk, kuadran kiri bawah, skala nyeri 6, saat bergerak atau berdiri, mengajarkan teknik relaksasi dan nafas dalam dengan hasil data subyektif klien mengatakan selalu melakukan nafas dalam apabila terasa nyeri, data obyektif klien nafas dalam. Memberikan posisi yang nyaman dengan hasil data subyektif klien mengatakan sudah nyaman dengan posisi berbaring, data obyektif klien terlihat rileks dan posisi supinasi. Memberikan terapi obat sesuai advis dokter, dengan hasil data subyektif klien mengatakan mau di beri terapi obat, data obyektif klien di injeksi pragesol 500 mg/8 jam, ranitidin 1g/12 jam dan ceftriaxon 1 g/24 jam lewat selang infus. Implementasi keperawatan hari ketiga tanggal 7 April 2012, mengkaji keadaan klien, dengan hasil data subyektif klien mengatakan nyeri agak berkurang, data obyektif klien tampak tenang dan rileks, mengkaji ulang nyeri
12
klien, dengan hasil data subtektif klien mengatakan nyeri agak berkurang, nyeri sudah tidak menusuk, kuadran kiri bawah, skala 5, saat berdiri atau begerak. Mengajarkan teknik relaksasi, dengan hasil data subyektif klien mengatakan selalu melakukan teknik relaksasi saat nyeri datang, data obyektif klien tampak rileks dan melakukan teknik relaksasi. Memberikan terapi obat sesuai advis dokter, dengan hasil data subyektif
klien mengatakan bersedia, data obyektif
klien di injeksi lewat selang infus, ranitidin 1g/12 jam, pragesol 500 mg/8 jam dan cefriaxion 1 g/24 jam, lewat selang infus. Evaluasi yang didapat pada hari pertama tanggal 5 april 2012 adalah dengan hasil data subyektif klien mengatakan perut kiri bawah sakit, seperti tertusuk-tusuk, kuadran kiri bawah, skala nyeri 6, terasa terus-menerus. Data obyektif klien tampak meringis kesakitan, BAK terasa panas, assesment masalah keperawatan belum teratasi, planning intervensi dilanjutkan, kaji s kala nyeri klien, beri posisi dan lingkungan yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi dan nafas dalam, beri pengobatan sesuai advis dokter (cefotaxim 1 gr/12 jam, ranitidin 1 g/12 jam, pragesol 500 mg/8 jam, cefriaxion 1g/24 jam). Evaluasi hari kedua tanggal 6 april 2012, dengan hasil data subyektif klien mengatakan perut kiri bawah masih terasa sakit, terasa tertusuk-tusuk, kuadran kiri bawah, skala nyeri 6, saat berdiri atau bergerak. data obyektif klien tampak meringis, BAK terasa panas, assesment masalah belum teratasi, planning intervensi dilanjutkan ajarkan teknik relaksasi, beri posisi yang nyaman, beri pengobatan sesuai advis dokter (ranitidin 1 g/12 jam, pragesol 500 mg/8 jam, cefriaxion 1g/24 jam ).
13
Evaluasi hari ketiga tanggal 7 april 2012, dengan hasil data subyektif klien mengatakan nyeri sudah agak berkurang, terasa sudah tidak menusuk, kuadran kiri bawah, skala 5, saat mau berdiri. Data Obyektif pasien tampak rileks dan tenang, assesment masalah teratasi sebagian, planning intervensi dilanjutkan, ajarkan teknik relaksasi, beri posisi yang nyaman, beri pengobatan sesuai advis dokter (ranitidin 1 g/12 jam, pragesol 500 mg/8 jam, cefriaxion 1g/24 jam).
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Tn.S dengan Infeksi Saluran Kemih di Ruang Mawar I RSUD Kabupaten Karanganyar.” Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan. Infeksi saluran kemih merupakan keadaan tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di perenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. (Lumbanbatu, S.M., 2003). Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit nosokomial yang biasa terjadi pada saat organisme naik dari uretra ke kandung kemih. Infeksi Saluran Kemih biasanya meliputi disuria, ada dorongan sering berkemih, dan nyeri pada pelvik. (Bruner&Suddarth, 2002). Penyebab utama terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK) umumnya adalah organisme Gramnegatif dan Staphylococcus epidermidis , E. Coli yang diperkirakan 50% dari bakteriuria nosokomial. Sedangkan Klebsiella-Enterobacter diperkirakan 313% dan Pseudomonas Aerogenosa, Serratia, Entero Cocci, dan jamur. (Dinah Gould & Christine Brooker, 2003:169). Infeksi Saluran Kemih dapat disebabkan oleh sebuah inokulum kecil bakteri karena kandung kemih hanya memiliki sedikit pertahanan terhadap
14
15
patogen yang menginvasinya, resiko meningkat adanya kateter uretra tetap karena kateter tersebut berfungsi sebagai benda asing yang menggangu proses normal pembilasan yang membersihkan bakteri dari kandung kemih orang sehat. Infeksi yang berkembang melalui kateterisasi merupakan masalah pengendalian infeksi yang paling sering dan paling sulit diatasi di rumah sakit, dan meningkat seiring dengan meningkatnya usia pasien. Resiko infeksi saluran kemih yang berkaitan dengan kateter paling besar pada mereka yang memilki penyakit lain dan meningkat seiring dengan lama pemakaian. Sampai separuh dari semua pasien yang dikateterisasi mengalami bakteriuria. Infeksi Saluran Kemih (ISK) juga menimbulkan hampir seperempat dari semua infeksi nosokomial. Infeksi Saluran Kemih biasanya berkaitan dengan kateterisasi, selain menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien dan dampak biaya, infeksi saluran kemih dapat menimbulkan efek samping serius termasuk septikimia dan kematian. (Dinah Gould & Christine Brooker, 2003:166-167). Keluhan pasien infeksi saluran kemih akan timbul gejala mula-mula bagian bawah ditandai dengan peningkatan frekuensi berkemih, disuria, dan ketidaknyamanan, demam, nyeri pinggang, nyeri sudut ginjal, dan tanda-tanda septikemia dapat ditemukan. Pada anak-anak, pasien lanjut usia, dan pasien antenatal, infeksi saluran kemih dapat tidak tampak secara klinis. Infeksi rekuren dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut dan gagal ginjal. (Stephen H. Gillespie dan Kathleen B. Bamford, 2008 : 104).
16
Pada Tn.S gejala yang dirasakan adalah nyeri pada perut kiri bagian bawah, nyeri tersebut timbul terus-menerus dan terasa nyeri bila ditekan, skala nyeri pada Tn.S adalah 6, dan kualitas nyeri seperti tertusuk-tusuk. Hasil pemeriksaan abdomen pada Tn.S ketika dilakukan pemeriksaan palpasi pada abdomen Tn.S merasakan nyeri tekan pada perut bagian kiri atau kuadran kiri bawah. Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis, penulis merumuskan masalah keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. Dan masalah keperawatan nyeri akut tersebut lebih diprioritaskan penulis dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada klien. Alasan penulis memprioritaskan masalah nyeri karena nyeri yang dirasakan klien merupakan salah satu masalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan rasa nyaman. Pada dasarnya, nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat subjektif. (Arif Muttaqin Kumala Sari, 2009:71). Dengan
ditegakkanya
diagnosa
keperawatan
nyeri,
penulis
merencanakan tindakan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien yaitu kaji skala nyeri klien (P,Q,R,S,T) dengan rasional untuk mengetahui kualitas dan kuantitas nyeri klien. Beri posisi yang nyaman dengan rasional memberi rasa nyaman pada klien. Ajarkan teknik relaksasi dan nafas dalam dengan rasional nyeri yang dirasakan klien berkurang. Berikan pengobatan sesuai dengan advis dokter dengan rasional untuk pemberian obat sesuai dengan kebutuhan klien.
17
Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah direncanakan sebelumnya untuk mengurangi nyeri klien sehingga kebutuhan rasa nyaman klien akan teratasi. Setelah melakukan tindakan keperawatan
selama
3
hari,
penulis
melakukan
implementasi
dan
mengevaluasi keadaan klien setiap hari dan hasilnya nyeri klien sudah berkurang. Tanda dan gejala pada klien Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang sesuai dengan teori, tidak semuanya muncul pada klien kelolaan penulis tetapi, pada dasarnya tanda dan gejala yang muncul pada Tn.S adalah nyeri pada perut bagian kiri bawah dan BAK terasa panas. Dalam menegakkan diagnosa medis secara pasti dapat dilakukan pemeriksan penunjang laboratorium urinalisa. Walaupun tanda dan gejala klien kelolaan penulis tidak semua muncul sesuai dengan didalam teori, diagnosa medis Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada Tn.S dapat dipastikan karena tanda dan gejala yang ada di Tn.S banyak yang sama dengan konsep teori, dimana hasilnya klien merasa nyeri di perut kiri bawah dan BAK terasa panas. Di dalam teori, permasalahan utama yang terjadi pada klien Infeksi Saluran Kemih adalah kelainan saluran kemih. (Stephen H. Gillespie dan Kathleen B. Bamford, 2008 : 104). Tetapi dalam kasus ini penulis lebih memprioritaskan nyeri yang dialami Tn.S karena keluhan utamayang dirasakan klien adalah nyeri, dan nyeri yang dirasakan Tn. S pada perut, yaitu kuadran kiri bawah, dengan rasa seperti tertusuk-tusuk, dengan skala nyeri 6 dan klien merasakan nyeri terus- menerus, sehingga harus segera diatasi agar
18
kebutuhan rasa nyaman nyeri klien teratasi atau berkurang, dan pasien bisa kembali beraktifitas tanpa merasakan nyeri lagi. Penulis tidak menulis terapi obat klien pada saat hari pertama klien masuk karena penulis mengelolah klien pada hari kedua klien dirawat, hal ini salah satu kekurangan penulis. Selain itu penulis juga mengalami kesulitan dalam pencarian referensi penulisan karya tulis untuk referensi 10 tahun terakhir. Tetapi karena penulis terus berusaha dan tidak putus asa akhirnya penulis mampu mendapatkan referensi yang dapat membantu dan mendukung penulis dalam pembuatan penulisan Karya Tulis Ilmiah. Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan informasi kepada semua orang dan dapat memperluas pengetahuan tentang penyakit Infeksi Saluran Kemih. Walapun dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis masih mempunyai banyak kekurangan, tetapi dengan kekurangan tersebut penulis dapat memperbaiki dan mendapat masukan dari pihak lain sehingga penulis mampu melengkapi dari kekurangan karya tulis ilmiah tersebut dan dapat dijadikan pembelajaran bagi penulis dan orang lain.
19
B. Simpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.S dengan Infeksi Saluran Kemih dapat disimpulkan bahwa penulis telah mengkaji klien dan mendapat data sesuai dengan keluhan klien yaitu, klien mengeluh nyeri perut kiri bawah, nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, BAK terasa panas dan nyeri terasa terus-menerus dan semakin nyeri bila ditekan dari data tersebut penulis merumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan cidera biologis sebagai diagnosa yang diprioritaskan. Sedangkan intervensi keperawatannya adalah kaji skala nyeri klien (P,Q,R,S,T), berikan posisi yang nyaman untuk klien, ajarkan teknik relaksasi dan nafas dalam pada klien, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat, setelah penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Maka pada tahap akhir penulis mengevaluasi keadaan klien, setelah tindakan keperawatan dilakukan hasilnya masalah nyeri klien teratasi sebagian.
C. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih, penulis akan memberikan saran dan masukan khususnya dibidang kesehatan yakni : 1. Bagi institusi pelayanan kesehatan Diharapkan dapat memberi pelayanan kesehatan dan dapat menjadi sumber informasi kepada para dokter dan praktisi kesehatan lainnya,
20
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada masyarakat umum dan klien dengan Infeksi Saluran Kemih. Dan diharapka rumah sakit mampu menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan klien. 2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dan meningkatkan kualitas pelayanan semaksimal mungkin khusunya pada klien dengan Infeksi Saluran Kemih. Perawat juga diharapkan dalam melakukan asuhan keperawatan dengan pelayanan secara profesional. 3. Bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional sehingga dapat tercipta peserta didik perawat yang profesional, terampil, inovatif dan bermutu sehingga mampu memberikan asuhan
keperawatan
secara
keperawatan yang berlaku.
menyeluruh
berdasarkan
kode
etik
DAFTAR PUSTAKA
Bruner & Suddart.( 2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Edisi 8, vol 1, EGC: Jakarta
.( 2002). buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Edisi 8, vol 3. EGC: Jakarta Dinah Gould & Christine Brooker. (2003). Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat , Alih bahasa Brahm U. Pendit, SpKK, Editor edisi bahasa indonesia Monica Ester. EGC: Jakarta. Gllespie Stephen H, Bamford Kathleen B. ( 2008). At a Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi, edisi ketiga, Alih bahasa Stella Tinia H, Editor Rina Astikawati. Erlangga: Jakarta. Judith M Wilkinson.( 2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan NIC-NOC , Alih bahasa Widyawati, Skp, Mkes, dkk, Editor edisi bahasa indonesia Ns. Eny Meiliya dan Monica Este. EGC: Jakarta. Lumbanbatu Sondang M. (2003). Bakeriuria Asimtomatik Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 tahun. http://drakeiron.wordpress.com/2008/11/23/info-isk/.Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. PDF diakses tanggal 11 april 2011. Mansjoer Arif, dkk.( 2002). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aescullapius: Jakarta Moeliono, Mariana A, dkk.( 2008). Modalitas Fisik Dalam Penatalaksanaan Nyeri. PIT IDI, Bandung Mulyani T, dkk. (2011). Perbandingan Sensitivitas Ampisilin Terhadap Klebsiella SP, Penghasil Extended Spectrum Betalactamase (ESBL) dan Non ESBL pada Urin Kateter. Fakultas Kedokteran, Universitas Purwokerto. Muttaqin A, Sari K. ( 2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi. Salemba Medika: Jakarta Nanda Internasional.( 2011). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Alih bahasa Made Sumarwati, dkk, Editor edisi bahasa indonesia Monica Ester, Skp. EGC: Jakarta