BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakang Belakang
Penyakit jantung bawaan non-sianotik merupakan bagian terbesar dari seluruh penyakit jantung bawaan. Sesuai dengan namanya, pada pasien penyakit jantung bawaan non-sianotik ini tidak ditemukan gejala atau tanda sianosis. Di dalam kelompok ini defek septum ventrikel merupakan kelaianan yang paling sering terjadi, dan merupakan 30 dari seluruh penyakit jantung bawaan. Defek septum atrium merupakan kelaian kedua yang tersering ditemukan, disusu disusull oleh oleh duktus duktus arteor arteorios iosus us persis persisten ten dan stenos stenosis is pulmon pulmonal. al. Stenos Stenosis is aorta aorta serta serta koarktasio aorta, dan lesi jantung kiri lainnya, yang dilaporkan banyak ditemukan pada orang berkulit putih, sangat jarang ditemukan di !ndonesia. "al serupa juga dilaporkan di banyak negara #sia. $ergantung pada ada atau tidaknya pirau, kelompok ini dibagi menjadi% &'( penyakit jantung bawaan non-sianotik dengan pirau kiri ke kanan, yakni defek septum ventrikel, defek septum atrium, defek septum atrioventrikul atrioventrikularis aris,, duktus arteriosus arteriosus persisten, persisten, &)( penyakit penyakit jantung bawaan non-sianotik tanpa pirau, yakni stenosis pulmonal, stenosis aorta, serta koarktasio aorta. !nsidens penyakit jantung bawaan berkisar *-'0 bayi per '000 kelahiran hidup dan 30 diantaranya memberikan gejala pada minggu pertama kehidupan. +0 kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan bila tidak terdeteksi seara dini dan tidak ditangani dengan baik. Di !ndonesia, setiap tahun diperkirakan akan lahir 0.000 bayi dengan penyakit jantung bawaan bawaa n &Sastroasmoro, '(. ' (. /indakan bedah dan non no n bedah sebagai bentuk upaya kuratif dan rehabilitatif mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. umlah tindakan bedah dan intervensi non bedah yang dilakukan pada anak dengan P$ di !ndonesia menunjukkan kelainan, namun angka kematian tetap tinggi. 1urangnya perhatian terhadap penyakit jantung bawaan menjadi salah satu persoalan dalam penanganan anak dengan penyakit jantung bawaan di !ndonesia, selain biaya perawatan yang mahal, kurangnya kurangn ya fasilitas, dan dukungan finansial yang terbatas. "al ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan orangtua, pendidikan rendah, dan lingkungan yang tidak mendukun g &2ahajoe, )00(. Penyakit jantung bawaan jauh lebih umum di kalangan bayi dengan berat badan lahir rendah dalam populasi neonatal keseluruhan. /ingginya insiden penyakit jantung bawaan 1
pada bayi berat badan lahir rendahjuga mungkin berhubungan dengan fak tor intrauterin yang menyebabkan keterbatasan pertumbuhan atau kelahiran prematur. 1.2 Tu Tujuan juan Penulisan Penulisan a. /ujuan umum 4ahasi 4ahasiswa swa kepera keperawat watan an mampu mampu memaham memahamii asuhan asuhan kepera keperawat watan an pada pada anak dengan dengan
b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
kelainan jantung bawaan #trioventrikular Septum Defek SD(. /ujuan khusus 4engetahui pengertian dari #5SD. 4engetahui etiologi dari #5SD. 4engetahui patofisologi dari #5SD. 4engetahui pathways dari #5SD. 4engetahui manisfestasi klinik dari#5 dari#5SD. 4engetahui pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan pada anak dengan #5SD. #5SD. 4engetahui penatalaksanaan dari anak dengan #5 #5SD. 4engetahui komplikasi yang terjadi pada anak dengan #5 #5SD.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA 2.1 Konse Dasar 2.1.1 Pengertian
2
Atrioventricular Septal Defect SD( atau aat bagian atroventrikular ini merupakan penyakit jantung bawaan yang sering 6berganti nama7. 1elainan ini dulu disebut complete endocardial cushion defect , kemudian dikenal sebagai complete AV canal . Pada saat ini kelainan ini lebih dikenal dengan nama atrioventrikular defek septum SD(. Pada kelainan ini tidak terjadi pemisahan antara inin katup mitral dan katup trikuspidal sehingga terdapat satu lubang besar inin katup atrioventrikular yang menghubungkan kedua atrium dan kedua ventrikel seara bersama. Atrioventricular Septal Defect SD( adalah kelainan dimana terjadi defisiensi atau gangguan pertumbuhan jaringan septum tepat diatas8dibawah katup atrioventrikular (, atau di daerah septum atrio-ventrikular dan katup-katup #5 juga akan mengalami kelaianan bentuk. 1edadaan ini terjadi akibat pertumbuhan endocardial cushion yang tidak sempurna pada masa janin. #5SD dibagi menjadi 3 tipe, yaitu &'( Parsial, bila hanya ada atrial septal defet SD( primum tanpa ventriular septal defet &5SD( , dengan dua katup #5 &mitral dan trikuspid( yang terpisah, umumnya disertai elah &left( pada katup mitral sehingga terdapat mitral regurgitasi. &)( !ntermediate, bila ada #SD primum besar dengan 5SD muskuler inlet keil &restriktif( danfusi jembatan daun katup #5 anterior serta posterior sehingga terbentuk dua katup #5 terpisah &mitral dan trikuspid(. &3( 1omplit, bila ada #SD primum besar, 5SD muskuler inlet besar dan hanya ada satu #5 &common AV valve(. Selain itu juga ada juga #5SD konmplit juga terdapat kelainan lainnya seperti tetralogy 9allot &/:9(, double outlet right ventrile &D:25(,
3
/ransposition of ;reat #rteries &/;#(, pulmonal stenosis &PS(, obstruksi alur keluar ventrikel kiri &left ventriular routflow trattobstrution &<5:/:(( atau imbalaned ventrile dimana salah satu ventrikel hipoplastik. 2.1.2 Etiologi
Penyebab penyakit jantung ongenital berkaitan dengan kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung dan pembuluh darah besar dibentuk. Penyebab utama terjadinya penyakit jantung ongenital belum dapat diketahui seara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian #ntrioventrikular Defek Septum SD(. '. 9aktor prenatal &faktor eksogen( • • • • •
!bu menderita penyakit infeksi % rubela, influen=a atau hiken fo>. !bu alkoholisme ?mur ibu lebih dari 0 tahun !bu menderita penyakit D4 yang memerlukan insulin !bu meminum obat-obatan penenang, atau jamu dan sebelumnya ikut program 1$ oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, & thalidmide,
• • • •
de>troamphetamine, aminopterin, amethopterin(. /erpajan radiasi &sinar @(. ;i=i ibu yang buruk. 1eanduan obat-obatan yang mempengaruhi perkembangan embrio. $eberapa studi telah menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara penggunaan asam retinoat &obat yang digunakan untuk pengobatan masalah
dermatologi seperti jerawat dan keriput wajah( saat hamil. ). 9aktor genetik &fator endogen( #nak yang lahir sebelumnya menderita Penyakit antung $awaan &P$( • #yah8ibu menderita penyakit antung $awaan &P$( • 1elainan kromosom &sindrom down( • $iasanya gejala yang timbul dalam minggu-minggu pertama, dan gagal jantung terjadi pada bulan-bulan pertama. Sering terjadi hipertensi pulmonal dengan bunyi jantung ke ) keras dan tunggal. /erdapat pula bising sistolik ejeksi di daerah pulmonal dan bising pansistolik di apeks karena terdapatnya regurgitasi katup yang menghubungkan atrium dan ventrikel kiri. Pada foto toraks
4
didapatkan kardiomegali dengan pletora paru dan edema interstisial, gambaran ini sama dengan pada defek sekundum. 1elainan ini ditandai dengan defek septum atrium, defek septum ventrikel muskular inup mitrlet, serta elah pada katup mitral. Semua hal ini disebabkan oleh defisiensi septum atrioventrikularis •
pada saat pembentukan jantung. Dapat pula terjadi karena trauma, lesi penyerta yang dapat menyertai kelainan ini antara lain adalah tetralogi fallot, anomaly ebstein, transposisi terkoreksi, kor triatriatum, ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda, atau isomerisme atrium.
2.1.! Pato"isiologi
Darah arterial mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan melalui defek pada septum intraventrikular. Perbedaan tekanan yang besar membuat darah mengalir dengan deras dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan menimbulkan bising. Darah dari ventrikel kanan didorong masuk ke arteri pulmonalis. Semakin besar defek, semakin banyak darah masuk ke arteri pulmonalis. /ekanan yang terusmenerus meninggi pada arteri pulmonalis akan menaikan tekanan pada kapiler paru. 4ula-mula naiknya tekanan kapiler ini masih reversibel &belum ada perubahan pada endotel dan tunika muskularis arteri-arteri keil paru(, tetapi kemudian pembuluh darah paru menjadi sklerosis dan akan menyebabkan naiknya tahanan yang permanen. $ila tahanan pada pulmonalis sudah tinggi dan permanen, tekanan pada ventrikel kanan juga jadi tinggi dan permanen. 1atup atrioventrikular sering kebooran baik kedalam atrium kiri atau atrium kiri maupun pada keduanya. Sehingga jantung harus bekerja lebih keras. 2.1.# Pat$%a&s
5
2.1.' (ani"estasi Klinis
'. /anda khas adalah murmur pensistolik keras dan kasar, umumnya paling jelas terdengar pada tepi kiri bawah sternum. ). $eban yang terlalu berat dari ventrikel kanan menyebabkan dan pembesaran jantung yang nyata. 3. Dengan meningkatnya resistensi vaskuler paru, sering terdapat dipsnea dan infeksi paru. . 4ungkin terdapat tanda-tanda sianosis, termasuk mengambil posisi jongkok dan pengurangan aliran balik vena. 2.1.) Pe*eriksaan Penunjang
'. Alektrokardiogram -
Devisiasi sumbu B2S ke kiri atau superior. !ntervensi P2 yang memanjang. 6
-
"ipertrofi ventrikel kanan dan kiri.
). 9oto 2ontgen /oraks -
1ardiomegali akibat pembesaran atrium kanan, ventrikel kanan dan ventrikel
-
kiri. Penonjolan segmen pulmonal. ;ambaran vaskularisasi paru yang plethora. ;ambaran vaskuler paru yang berkurang didaerah tepi pada "P yang sudah terkena penyakit vaskuler paru &P5P(.
3. Akokardiogram a. Akokardiogram 4-4ode - Dilatasi ventrikel kanan. - Pergerakan septum ventriular yang paradoks akibat beban volum pada ventrikel kanan. b. Akokardiogram ) Dimensi - #SD primum pada pandangan subsifoid dan apikal. - 5SD muskuler inlet pada pandangan apikal, terletak pada katup #5 yang -
tunggal atau katup trikuspid terpisah dan terlihat pada satu level. #5SD parsial % katup mitral dan trikuspid terpisah dan terlihat pada satu
level. . Akokardiogram berwarna dan Doppler - /entukan arah aliran pirau #SD dan 5SD. - Derajat beratnya regurgitasi katup #5 kiri atau kanan. - "itung tingginya tekanan arteri pulmonalis bila ada trikuspid insufiensi &/!(. . Sedap antung Pemeriksaan sedap jantung hanya dilakukan bila diurigai resistensi paru sudah tinggi. - Peningkatan tekanan arteri pulmonalis - /entukan dan nilai % 2esiko aliran ke paru dan sistemik &9low 2atio C 92 C Bp8Bs(. • /inggi resistensi vaskuler paru terhadap test oksigen '00 untuk • menentukan indikasi dan kontra indikasi operasi reparasi #5SD. +. #ngiografi 5entriksi 1iri
7
-
;ambaran keras seperti leher angsa &groose nek appearane( akibat dari
posisi katup mitral yang abnormal. - Derajat regurgitasi katup #5. 2.1.+ Penatalaksaan
'. Penatalaksanaan umum a. /irah baring, posisi setengah duduk. Pengurangan aktivitas fisik merupakan sandaran utama pengobatan gagal jantung dewasa, namun sukar pada anak. :lahraga kompetitif, yang memerlukan banyak tenaga atau isometrik harus dihindari, namun tingkat kepatuhan anak dalam hal ini sangat rendah. ika terjadi gagal jantung berat, aktivitas fisik harus sangat dibatasi. Saat masa tirah baring seharian, sebaiknya menyibukkan mereka dengan kegiatan ringan yang mereka sukai yang dapat dikerjakan diatas tempat tidur &menghindari anak berteriak-teriak tidak terkendali(.3 Sedasi kadang diperlukan% luminal )-3 mg8kg$$8dosis tiap * jam selama '-) hari. b. Penggunaan oksigen. Penggunaan oksigen mungkin sangat membantu untuk penderita gagal jantung dengan udem paru-paru, terutama jika terdapat pirau dari kanan ke kiri yang mendasari dengan hipoksemia kronik.&3( Diberikan oksigen 30-+0 dengan kelembaban tinggi supaya jalan nafas tidak kering dan memudahkan sekresi saluran nafas keluar.) Eamun, oksigen tidak mempunyai peran pada pengobatan gagal jantung kronik. . Pembatasan airan dan garam. Dianjurkan pemberian airan sekitar 0-*0 &)83( dari kebutuhan. Sebelum ada agen diuretik kuat, pembatasan diet natrium memainkan peran penting dalam penatalaksanaan gagal jantung. 4akanan rendah garam hampir selalu tidak sedap, lebih baik untuk mempertahankan diet adekuat dengan
menambah
dosis
diuretik 8
jika
diperlukan.
Sebaiknya
tidak
menyarankan untuk membatasi konsumsi air keuali pada gagal jantung yang parah. d. Diet makanan berkalori tinggi $ayi yang sedang menderita gagal jantung kongestif banyak kekurangan kalori karena kebutuhan metabolisme bertambah dan pemasukan kalori berkurang. :leh karena itu, perlu menambah kalori harian. Sebaiknya memakai makanan berkalori tinggi, bukan makanan dengan volume yang besar karena anak ini ususnya terganggu. uga sebaiknya makanannya dalam bentuk yang agak air untuk membantu ginjal mempertahankan natrium dan keseimbangan airan yang ukup. e. Pemantauan hemodinamik yang ketat. Pengamatan dan penatatan seara teratur terhadap denyut jantung, napas, nadi, tekanan darah, berat badan, hepar, desakan vena sentralis, kelainan paru, derajat edema, sianosis, kesadaran dan keseimbangan asam basa. f. "ilangkan faktor yang memperberat &misalnya demam, anemia, infeksi( jika ada. Peningkatan temperatur, seperti yang terjadi saat seorang menderita demam, akan sangat meningkatkan frekuensi denyut jantung, kadang-kadang dua kali dari frekuensi denyut normal. Penyebab pengaruh ini kemungkinan karena
panas
meningkatkan
permeabilitas
membran
otot
ion
yang
menghasilkan peningkatan perangsangan sendiri. #nemia dapat memperburuk gagal jantung, jika "b F gr berikan transfusi P2G. #ntibiotika sering diberikan sebagai upaya penegahan terhadap miokarditis8 endokarditis, mengingat tingginya frekuensi !SP# &$ronkopneumoni( akibat udem paru pada bayi8 anak yg mengalami gagal jantung kiri. Pemberian antibiotika tersebut boleh dihentikan jika udem paru sudah teratasi. Selain itu, antibiotika profilaksis tersebut juga diberikan jika akan dilakukan tindakan-tindakan khusus misalnya menabut gigi dan operasi. ika seorang anak dengan gagal jantung atau kelainan jantung akan dilakukan operasi, maka tiga hari sebelumnya diberikan antibiotika profilaksis dan boleh dihentikan tiga hari setelah operasi. 9
g. Penatalaksanaan diit pada penderita yang disertai malnutrisi. 4emberikan gambaran perbaikan pertumbuhan tanpa memperburuk gagal jantung bila diberikan makanan pipa yang terus-menerus. ). Penatalaksanaan 4edis a. Pembedahan '. #5SD komplit dan intermediate tanpa ;1 :perasi koreksi dilakukan pada usia sekitar +-H bulan sebelum terjadi penyakit vaskuler &P5P( tanpa pemeriksaan sadap jantung lebih dahulu. Sadap jantung baru dilakukan apabila usia sudah lebih dari H bulan karena pada usia tersebut diduga sudah mulai terjadi penyakit vaskuler paru &P5P(. ). #5SD komplit dan intermidiete dengan ;1 $ila ada ;1 harus diberikan obat-obat anti kongestif dahulu &digitalis, diureti, dan vasodilator(. $ila ;1 tak teratasi dan keadaan umum pasien buruk, maka dilakukan pulmonary artery banding &P#$( lebih dahulu dan operasi koreksi dilakukan setelah usia +-H bulan. P#$ tidak dianjurkan bila ada regurgitasi katup #5 yang bermakna karena akan memperberat derajat regurgitasi 3. #5SD parsial SD primum atau 5SD muskuler inlet /indakannya sama seperti #SD atau 5SD. Dilakukan sternotomi median dan bypass kardiopulmoner, dengan penggunaan hipotermia pada beberapa bayi. ?ntuk defek membranosa pada bagian atas septum, insisi atrium kanan memungkinkan dokter bedahnya memperbaiki defek itu dengan bekerja melalui katup trikuspid. ika tidak, diperlukan ventrikulotomi kanan atau kiri. ?mumnya Daron atau penambal perikard diletakkan di atas lesi, meskipun penjahitan langsung juga dapat digunakan jika defek tersebut minimal. Pengikatan yang dilakukan tadi diangkat dan setiap defornitas karenanya diperbaiki.
10
2espon bedah harus menakup jantung yang seara hemodinamik normal, meskipun kerusakan yang disebabkan hipertensi pulmoner itu bersifat ireversibel. $erikut ini adalah komplikasi dari gangguan tersebut % a( 1emungkinan insufisiensi aorta &terutama jika sudah ada sebelum
pembedahan( b( #ritmia $lok abang ikatan kanan &ventrikulotomi kanan( $lok jantung ( ;agal jantung kronik, terutama pada anak dengan hipertensi pulmoner d( e( f( g(
dan ventrikulotomi kiri Perdarahan Disfungsi ventrikel kiri Gurah jantung rendah 1erusakan miokardium
. #5SD kompleksi #5SD yang disertai dengan kelainan-kelainan lain seperti% Double :utlet 2igh 5entrile &D:25(, /etralogy of 9allot &/:9(, /ransposition of ;reat #rteries &/;#(,
11
3( !soproterenol &isuprel( memiliki efek inotropik positif pada miokard, menyebabkan peningkatan urah jantung dan kerja jantung, menurunkan tekanan diastolik dan tekanan rata-rata sambil meningkatkan tekanan sistolik. 2.1., Ko*likasi
$eberapa komplikasi yang dapat terjadi% '. ;agal jantung berulang% akan menunjukkan gejala dan tanda pembengkakan jantung &jantung menjadi besar(, sesak nafas karena edema paru &paru penuh airan(, bisa fatal berakhir kematian. ). 2adang paru-paru &pneumonia8bronkopneumonia( berulang% gejala dan tanda berupa batuk-batuk dengan sesak nafas disertai panas tinggi. 3. ;agal tumbuh% ank terhambat pertumbuhannya sehingga jauh lebih keil dibanding anak normal. Pada 14S akan nampak berat badannya tidak naik bahkan turun. . ;i=i buruk% anak kurus, lemah, kulitnya kendor terutama di daerah pantat, iganya nampak jelas seing disebut iga gambang, anak jadi engeng dan menjadi mudah sakit. +. Andokarditis infektif, yaitu infeksi yang terjadi pada lapisan dalam jantung. H. "ipertensi pulmonal% tekanan di dalam pembuluh nadi paru meningkat karena kelebihan volume aliran darah ke paru-paru. . #nak yang semula tidak mengalami sianosis akan menjadi sianosis di daerah mulut dan ujung-ujung jarinya akibat hipertensi paru yang hebat, disebut sebagai Aisenmengerisasi. $ila ini sudah terjadi biasanya operasi koreksi sudah tidak bisa untuk dilakukan lagi. 2.1., Prognosis
Sejumlah keil bayi dengan defek septum atrioventrikular lengkap tidak akan berkembang menjadi gagal jantung kongestif. "al ini terjadi karena dalam beberapa kasus, sel-sel otot yang melapisi arteri keil ke paru-paru mendapatkan lebih besar dan menyempitkan menoba untuk melindungi paru-paru dari aliran tambahan dan tekanan tinggi yang disebabkan oleh aat septum atrioventrikular. "al ini dikenal sebagai peningkatan resistensi paru vaskuler &P52( atau penyakit 12
pembuluh darah paru dan kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dengan sindrom Down. Peningkatan resistensi vaskuler paru sangat efektif dalam menegah tandatanda dan gejala gagal jantung kongestif dengan meminimalkan jumlah shunt kiri ke kanan, dan bahkan dapat menyebabkan darah dengan oksigen rendah untuk pergi dari ventrikel kanan ke ventrikel kiri dan untuk tubuh tanpa mengambil oksigen. "al ini menyebabkan sianosis, yang merupakan perubahan warna kebiruan pada kulit, kuku dan mulut dan juga dapat menyebabkan murmur menjadi lebih lembut. Sementara bayi dengan defek septum atrioventrikular lengkap dan resistensi pembuluh darah paru tinggi sering tumbuh lebih baik dan tampil lebih sehat mereka dengan resistensi pembuluh darah paru yang rendah dan gagal jantung kongestif, terjadinya peningkatan resistensi vaskuler paru merupakan indikasi untuk melanjutkan epat dengan koreksi bedah aat.
13
2.2 Konse Dasar Keera%atan 1. Pengkajian a. 2iwayat keperawatan % respon fisiologis terhadap defek &sianosis, aktifitas terbatas( -. 1aji adanya komplikasi . 2iwayat kehamilan /. 2iwayat perkawinan e. Pemeriksaan umum % keadaan umum, berat badan, tanda I tanda vital, jantung dan paru ". 1aji aktivitas anak g. 1aji adanya tanda-tanda gagal jantung % nafas epat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung
tambahan &mur-mur(, edema tungkai, hepatomegali $. 1aji adanya tanda hypo>ia kronis % lubbing finger i. 1aji pola makan, pertambahan berat badan. 2. Diagnosa Keera%atan
a. Pre op -
Penurunan urah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantung. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.
14
-
!ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemakaian
-
oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel. Gemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap penyakitnya ;angguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya
-
suplai oksigen dan =at nutrisi ke jaringan. 2esiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi.
b. Post op -
;angguan rasa nyamam nyeri berhubungan dengan luka post op 2esiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
!. 0enana Keera%atan
a. Pre op
N
Diagnosa
Tujuan /an
'
keera%atan Penurunan
kriteria $asil Setelah diberikan
Interensi keera%atan
rasional
'. :bservasi kualitas dan kekuatan '. memberikan
data
untuk
urah jantung asuhan
denyut jantung , nadi perifer,
evaluasi
yang
keperawatan
warna dan kehangatan kulit
memungkinkan deteksi dini
berhubungan
diharapkan
dengan
penurunan
urah
&misal % warna membran mukosa
malformasi
jantung
tidak
derajat finger(
jantung
terjadi
). /egakkan
dengan
kriteria hasil
derajat
yanosis
3. $erikan obat-obat digitalis sesuai order
intervensi
dan
terhadap adanya komplikasi. ). mengetahui kondisi
perkembangan klien
serta
menentukan intervensi yang tepat.
. $erikan obat-obat diuretik sesuai 3. oba-obat order
memperkuat
digitalis kontraktilitas
otot jantung sehingga ardiak outpun meningkat 8 sekurangkurangnya
klien
beradaptasi
bisa dengan
keadaannya. . mengurangi timbunan airan berlebih
dalam
tubuh
sehingga kerja jantung akan
15
lebih ringan. )
Perubahan
Setelah diberikan
nutrisi kurang asuhan
yang tidak perlu pada klien
dari
keperawatan
kebutuhan
diharapkan
tubuh
kebutuhan nutrisi
berhubungan
terpenuhi dengan
dengan
kriteria hasil %
kelelahan
-
' porsi.
makan
dan -
4enapai
kalori.
Eafsu
"indarkan
kelelahan
dalam
klien
diharapkan
lebih
untuk
terus
termotivasi
yang melakukan latihan aktifitas
sangat saat makan dengan porsi keil
jika
kelelahan
diminimalkan
Pertahankan
nutrisi
kelelahan
maka
dapat masukan
dengan akan lebih mudah diterima dan
menegah kekurangan kalium dan nutrisi dapat terpenuhi $$
normal -
keluarga
tapi sering
makanan habis
saat
kebutuhan
menghindari pada klien
pelaksanaan aktifitas klien
pada
meningkatnya
"indarkan kegiatan perawatan
makan
meningkat.
natrium, memberikan =at besi.
peningkatan
Sediakan diet yang seimbang, metabolisme
kebutuhan
harus
dipertahan
tinggi =at nutrisi untuk menapai dengan nutrisi yang ukup baik. pertumbuhan yang adekuat.
4engimbangi kebutuhan
angan batasi minum bila anak metabolisme yang meningkat. sering minta minum karena kehausan
anak
yang
mendapat
terapi diuretik akan kehilangan airan ukup banyak sehingga seara fisiologis akan merasa sangat
3
#njurkan
klien
untuk
haus.
!ntoleransi
Setelah diberikan
melatih klien agar dapat
aktivitas
asuhan
melakukan permainan dan aktivitas beradaptasi
berhubungan
keperawatan
yang ringan.
dengan
diharapkan pasien
ketidak
dapat
seimbangan
aktivitas
antara
mandiri
dan
mentoleransi
terhadap aktifitasnya.
$antu klien untuk memilih
melakukan aktifitas sesuai usia, seara kemampuan.
melatih klien agar dapat
kondisi dan toleranan terhadap aktifitas. menegah
dengan
berkepanjangan 16
kelelahan
pemakaian
kriteria hasil %
oksigen
oleh
pasien
tubuh
dan melakukan
$erikan
mampu setelah
periode
melakukan
istirahat aktifitas
suplai oksigen aktivitas mandiri. ke sel.
Gemas
Setelah diberikan
:rientasikan
klien
dengan
berhubungan
asuhan
dengan
keperawatan
ketidaktahuan
diharapkan emas mengurangi emas klien jika kondisi mengatasi emas pasien sangat
terhadap
berkurang dengan sudah stabil
penyakit.
kriteria hasil %
lingkungan
- Pasien
klien
dengan lingkungan sekitar.
#jak
keluarga
untuk
Peran
keluarga
dalam
penting.
elaskan tidak
4enyesuaikan
keadaan
yang
fisiologis pada klien post op
?ntuk
mempersiapkan
klien lebih awal dalam mengenal
bertanya-tanya.
situasinya.
- Gemas berkurang. Pasien +
tidak
;angguan
tampak bingung. Setelah diberikan
pertumbuhan
asuhan
setiap hari dengan timbangan yang berat badan
dan
keperawatan
sama dan waktu yang sama dan
perkembanga
diharapkan
didokumentasikan
n
pertumbuhan dan grafik.
berhubungan
perkembangan
dengan
tidak tidak
adekuatnya
dengan
4onitor tinggi dan berat badan
dalam
mengetahui
perubahan
tidur dapat memperepat
bentuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
!jinkan
anak
untuk
sering
terganggu beristirahat dan hindarkan gangguan kriteria pasa saat tidur.
suplai oksigen hasil % dan =at nutrisi H
$$
dan
/$
ke jaringan. 2esiko
menapai ideal Setelah diberikan
gangguan
asuhan
pertukaran gas keperawatan
$erikan respirasi support & ) jam post op (
?ntuk
meminimalkan
resiko kekurangan oksigen.
#nalisa gas darah 17
?ntuk
mengetahui
berhubungan dengan
diharapkan
$atasi airan
adanya
tidak gangguan pertukaran
ventilasi
tidak
gas
?ntuk meringankan kerja
terjadi
jantung.
kriteria
hasil % - Pertukaran gas tidak terganggu. - Pasien
tidak
sesak. b. Post op N
Diagnosa
Tujuan
'
keera%atan ;angguan
kriteria $asil keera%atan Setelah diberikan Periksa
/an
rasa nyaman asuhan
Interensi
0asional
'.
sternotomi
nyeri
keperawatan
berhubungan
diharapkan
nyeri lamanya nyeri
luka berkurang dengan
post op
kriteria hasil %
- pasien
nyeri
3.
.
1olaborasi dengan dokter dengan
tidak
tampak
memberikan
?ntuk menilai status
?ntuk
menentukan
intervensi yang tepat.
insisi dan angina
skala 0-3
mempermudah
nyeri.
$edakan
dengan
?ntuk
status nyeri.
Gatat lokasi dan ).
dengan
- nyeri
obat
?ntuk mengatasi nyeri yang tidak tertangani.
I
obat analgetik
meringis. )
dan
hiperkapnia.
adekuatnya
dengan
hipoksemia
2esiko
Setelah
diberikan
infeksi
asuhan
menui
berhubungan
keperawatan
dengan baik
dengan
diharapkan infeksi
tindakan
tidak
terjadi
'. Dorong
). 1aji
kondisi
pasien 18
teknik '. 4enegah tangan
nosokomial
infeksi saat
perawatan. luka
). 4engetahui terjadinya
apakah tanda-tanda
pembedahan
dengan
kriteria
hasil %
/anda-tanda
3. $erikan sesuai
antibiotik
dengan 3. Pemberian
indikasi
infeksi berkurang
#.
'. Pre op % Gurah jantung berada dalam kondisi normal 1ebutuhan nutrisi terpenuhi !ntoleransi aktifitas bisa diata #nsietas bisa diatasi dan pasien bisa releks kembali Pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu /idak terjadi ketidak efektifan pertukaran gas
).. Post op% -
/idak ada nyeri /idak terjadi resiko infeksi
19
antibiotik
dapat meegah terjadinya infeksi.
Ealuasi
-
infeksi
Da"tar Pustaka
#min, "ardi.)0'+. Asuhan !epera"atan #erdasar!an dia$nose medis dan %anda %ic %oc. Jogyakarta% 4edia #tion Publishing. $et=, Geily <.)00). &u!u Sa!u 'epera"atan pediatric( )d3. akarta%A;G. Doenges, et al. )000. *encana Asuhan 'epera"atan +ter,emahan(.P/ A;G%akarta. "eni 2 dkk.)00'. &u!u A,ar 'epera"atan 'ardiovas!ular , akarta%Pusat kesehatan antung dan Pembuluh darah nasional K"arapan 1itaL. unadi dkk.'*). 'apita S)le!ta !edo!teran( )d2.91?!%4edia #esulapius. 4adiyono $ambang.'. &u!u a,ar 'ardiolo$i Ana! .akarta%!katan Dokter #nak !ndonesia 4uttaMin,#.)00. -edi!al 'epera"atan !lien den$an an$$uan s/stem !ardiovas!uler dan 0ematolo$i.akarta%salemba 4edika Park 41.)00*. ediatric ardiolo$/ for ractitioners.ourth edition.Philadelphia%Alsevier !n. Samsjuhidayat N Oim de ong.'. &u!u A,ar lmu &edah( )disi *evisi, akarta% A;G. Sowden. #
20
21