Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD )
A. Pendahuluan. Menetapkan harga jual atas produksi yang dihasilkan merupakan pekerjaan yang tidak boleh diabaikan, karena kesalahan didalam menetapkan harga jual akan berdampak langsung terhadap keberhasilan usaha. Dalam perusahaan kecil penetapan harga jual seringkali dilakukan oleh manajemen atas semetara pada perusahaan besar harga jual biasanya dilakukan oleh manajer divisi dengan memperhatikan berbagai factor, diantaranya factor persaingan, perilaku konsumen, sifat barang yang dijual dll. Secara umum penetapan harga mempunyai tujuan seperti galam gambar berikut: PERTUMBUHAN PENJUALAN ORIENTASI PENJUALAN PERTUMBUHAN PANGSA PASAR TARGET ROI TARGET HARGA
ORIENTASI LABA LABA MAKSIMUM
POSISI HARGA ORIENTASI STATUS POSISI PASAR B. Cost Plus Pricing Pengertian Cost Plus , adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up) yang ditentukan. didalam konsep perhitungan harga pokok dikenal dua pendekatan yaitu a) Perhitungan harga pokok penuh (Full costing) dan b) perhitungan harga pokok variable (Variable costing) a).Absorption costing (full costing) Dalam pendekatan ini harga pokok peroduksi terdiri dari biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan produk baik ang bersifat variable maupunyang bersifat tetap - Bahan baku langsung - Upah langsung - Biaya overhead pabrik – variable - Biaya Overhead pabrik – Tetap
Hal. 1
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
b) Variable costing ( direct costing ) Dalam pendekatan ini yang dimasukkan sebagai komponen harga pokok produk adalah seluruh biaya-biaya yang bersifat variable Biaya variable tersebut dapat dikelompokkan lebih lanjut seperti dalam gambar berikut :
Total Biaya Variabel
Biaya produksi Variabel
-Biaya bahan baku -Ulah langsung -BOP variabel -Biaya Penjualan Variabel -Biaya umum&Adm variabel
Contoh: Untuk menetapkan harga jual telah tersedia data biaya sbb: . Per unit Total Rp. . Bahan baku 8.000 Upah langsung 12.000 B.Overhead variable 3.000 B.Overhead tetap 7.000 350.000.000 Biaya penjualan variable 1.500 Biaya penjualan tetap 1.800 90.000.000 Biaya umum variable 500 Biaya umum tetap 2.200 110.000.000 Biaya tersebut berdasarkan kapasitas normal sebesar 50.000 unit per bulan Manajemen menetapkan harga jual dengan 50% markup dari harga pokok produk atau mark up 80% dari Biaya Variabel Penetapan berdasarkan HPP Penetapan berdasarkan Biaya variabel Bahan baku 8.000 Bahan Baku 8.000 Upah langsung 12.000 Upah langsung 12.000 B.Overhead variable 3.000 BOP Variabel 3.000 Biaya penjualan variable 1.500 BOP tetap 7.000 Biaya umum variable . 500 10.000 Total Biaya Produksi 30.000 Total biaya variabel 25.000 Mark up 50 % 15.000 Mark up 80 % 20.000 Harga Jual 45.000 Harga jual 45.000 Kedua metode telah menghasilkan harga jual yang sama. Jika seluruh produk yang dihasilkan dapat terjual semua maka perhitungan kedunya akan menghasilkan laba yang sama. Pengaruh yang terjadi dapat dikumpulkan sbb: 1.Jika seluruh produk terjual maka laba yang dihasilkan sama 2.Jika persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal maka Laba bersih Fuul cost akan lebih besar dari Variable costing 3.Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal maka Laba Bersih Variabel Costing lebih besar dari full costing
Hal. 2
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
C. Perbedaan Laba Full Costing dengan Laba Variabel Costing Seperti diuraikan sebelumnya bahwa laba Full costing akanberbeda dengan laba Variable costing ; apabila terdapat perbedaan pada persediaan awal dan persediaan akhir. Perbedaan laba tersebut disebabkan karena adanya sebagian biaya Oerhead tetap yang melekat pada persediaan awal dan persediaan akhir. BOT LF – LV = ----------- X (Qp – Qs) Qn atau = BOT u X ( Qe - Qb) LF = Laba Full Csoting LV = Laba Variable costing BOT = Biaya Overhead Tetap Qn = Kapasitas Normal Qp = Kapasitas produksi Qs = Kapasitas terjual BOTu = Biaya Overhead tetap per unit Qe = Kapasitas akhir Qb = Kapaistas awal Dari rumus tersebut diperoleh hubungan sbb: Jika terjadi atau jika terjadi Maka Qp > Qs Qe > Qb LF > LV Qp< Qs Qe < Qb LF < LV Qp = Qs Qe = Qb LF = LV Rumusan dan hubungan ini dapat dipergunakan untuk melakukan rekonsiliasi laporan laba rugi Variabel Costing menjadi Laporan Laba-rugi Full costing atau sebaliknya. Contoh: Data kuartal 1 (Januari, Februari, Maret) tahun 2009: -Kapasitas normal per bulan= 5.000 unt -Biaya Overhead tetap Rp. 50.000.000 -Biaya variable per unit: Bahan Rp. 20.000,- ; Upah Rp.10.000,- ; BOP Rp. 5.000,-Biaya Umum dan Pemasaran tetap / bulan Rp.100.000.000 -Biaya operasional Variabel Rp. 20.000/ unit -Persediaan awal = 0 unit ; Jumlah diproduksi =15.750 unit ; penjualan 14.750 unit -Harga jual per unit Rp. 100.000,-Rincian produksi dan penjualan per bulan Keterangan Januari Februari Maret Total Produksi (unit) 6.000 5.000 4.750 15.750 Penjualan (unit) 4.500 5.500 4.750 14.750 Diminta: 1.laporan Laba-rugi dengan Variable costing untuk Januari.Februari, maret 2.Buat rekonsiliasi Laba-rugi dan persediaan dari Variabel Costing ke Full Costing
Hal. 3
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
Laporan Laba rugi dengan pendekatan Harga Pokok Variabel : LAPORAN LABA RUGI PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL (Dalam ribuan rupiah) Keterangan Penjualan : Harga Pokok Variabel: Persediaan awal Biaya Produksi Produk siap untuk dijual Persediaan akhir Harga Pokok Variabel Biaya penjualan + Adm Variabel Jumlah Biaya Variabel Laba Kontribusi Biaya tetap: Biaya Overhead Biaya Penjualan + Adm Jumlah Biaya Tetap Laba bersih
Januari 450,000
Februari 550,000
Maret 475,000
Total 1,475,000
240,000 240,000 60,000 180,000 90,000 270,000 180,000
60,000 200,000 260,000 40,000 220,000 110,000 330,000 220,000
40,000 190,000 230,000 40,000 190,000 95,000 285,000 190,000
630,000 630,000 40,000 590,000 295,000 885,000 590,000
50,000 100,000 150,000 30,000
50,000 100,000 150,000 70,000
50,000 100,000 150,000 40,000
150,000 300,000 450,000 140,000
Rekonsiliasi Laba dari Laba menurut harga Pokok Variabel menjadi Laba penurut Harga pokok penuh. REKONSILIASI LABA HP VARIABEL KE HP PENUH ( Dalam ribuah rupiah ) Keterangan Januari Februari Laba menurut HP Variabel 30,000 70,000 Selisih Laba : BOPu X ( Qp -Qs) Atau BOPu X ( Qb -Qe) Jan: 10.000 X ( 6.000-4.500) 15,000 10.000 X ( 1.500 - 0 ) Feb: 10.000 X (5.000 - 5.500) (5,000) 10.000 X ( 1.000 - 1000) Mar: 10.000 X (4.750 - 4.750) 10.000 X (1.000 - 1.000) Total: 10.000 X (15.750-14.750) 10.000 X ( 1.000 - 0 ) 45,000 65,000
Maret 40,000
Total 140,000
-
10,000 40,000
150,000
Hal. 4
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
REKONSILIASI PERSEDIAAN AKHIR HP VARIABEL KE HP PENUH ( Dalam ribuah rupiah ) Keterangan Januari Februari Persediaan akhir HP Variabel 60,000 40,000 Selisih Persediaan: BOP u X Qe Jan : 10.000 X 1.500 15,000 Feb : 10.000X 1.000 10,000 Mar : 10.000 X 1.000 Sd akhir kwartal 10.000 X 1.000 Persediaan akhir HP. Penuh 75,000 50,000
Maret 40,000
Kwartal 40,000
10,000 50,000
LAPORAN LABA RUGI PENDEKANTAN HARGA POKOK PENUH ( Dalam ribuah rupiah ) Keterangan Januari Februari Maret Penjualan 450,000 550,000 475,000 Beban Pokok Penjualan: Persediaan awal 75,000 50,000 Biaya Produksi 300,000 250,000 237,500 Produk siap untuk dijual 300,000 325,000 287,500 Persediaan akhir 75,000 50,000 50,000 225,000 275,000 237,500 BOP lebih(kurang) dibebankan 10,000 (2,500) Beban Pokok penjualan 215,000 275,000 240,000 Laba Kotor 235,000 275,000 235,000 Beban Penjualan dan Adm Variabel 90,000 110,000 95,000 Tetap 100,000 100,000 100,000 190,000 210,000 195,000 Laba bersih 45,000 65,000 40,000
10,000 50,000
Kwartal 1,475,000
787,500 787,500 50,000 737,500 7,500 730,000 745,000 295,000 300,000 595,000 150,000
D.Menetapkan persentase mark-up Ada kalanya manajemen membutuhkan informasi berapa besarnya markup yang harus di tetapkan terhadap harga pokok barang tertentu dimana harga jual barang tersebut telah diketahui sebelumnya. Rumus : Harga jual - Total biaya Persentase laba = ------------------------------ X 100 % Total biaya Contoh: Data Biaya untuk membuat sebuah produk adalah sbb: B. tetap B.Variabel Bahan Rp.2.000 Upah Rp.1.000 BOP Rp. 400 Rp.600 B.Pemasaran&adm Rp. 200 Rp.800
Hal. 5
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
Perusahaan menginginkan laba sebesar Rp. 1000. maka target harga jual adalah Total Biaya + Laba = Rp. 5.000 + Rp. 1000 = Rp. 6.000,(1).Markup didasarkan pada Prime Cost. Prime Cost = 2.000 + 1.000 6.000 - 3.000 Persentase mark-up = ------------------- X 100 % = 100 % 3.000 (2).Mark-up didasarkan pada Total Harga pokok penuh (Full costing) Full Costing = 2.000+1.000+1.000= 4.000 6.000 - 4.000 Persentase mark-up = -------------------- X 100 % = 50 % 4.000 (3).Mark-up didasarkan pada Harga pokok Variabel (Variabel Costing) Harga pokok variable = 2.000+1.000+400+200= 3.600 6.000 - 3.600 Persentase mark-up = ------------------- X 100 % = 66,67 % 3.600
E.Menetapkan Harga Jual berdasarkan ROI Return on Investment sering kali dijadikan target untuk mengukur keberhasilan sebuah bisnis. Untuk menetapkan harga jual dengan tingkat ROI tertentu dapat dilakukan dengan cara sbb: (1) Tetapkan Persentase mark-up ROI + Biaya Operasional Presentase = --------------------------------- X 100% Total Harga Pokok Prod (2) Menambah Harga Pokok Produksi dengan mark-up yang diperoleh pada hitungan pertama Menetapkan presentase mark-up berdasarkan metode Harga pokok: 1.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok penuh (Full costing) ROI + Biaya penjualan dan Adm Presentase mark-up= ------------------------------------------- X 100 % Q X Biaya Prod per unit 2.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok variable (Variable costing) ROI + Biaya Tetap Presentase mark-up= ------------------------------------------- X 100 % Q X Biaya Prod variabel per unit
Hal. 6
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
Contoh: Menyambut tahun buku yang baru, perusahaan telah menetapkan target produksi ”produk baru” sebanyak 20.000 unit dengan biaya sbb: Per tahun Per unit Bahan baku Rp. 18.000 Upah langsung 3.600 Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400 Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000 120.000.000 B.Penjualan & Adm Var 1.000 B.Penjualan & Adm Tetap 7.250 145.000.000 Untuk produk baru tersebut diperlukan biaya Investasi sebesar Rp. 400.000.000 dengan ROI sebesar 15 % (= Rp.60.000.000 per tahun) Harga pokok produksi menurut Pendekatan Biaya Variabel dan Biaya penuh sbb: H.P Variabel H.P.Penuh (Full) Bahan baku Rp. 18.000 Rp.18.000 Upah langsung 3.600 3.600 Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400 2.400 Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000 B.Penjualan & Adm Var 1.000 . . Harga Pokok Rp.25.000 Rp.30.000 Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Variabel ROI + Biaya Tetap Presentase mark-up = ------------------------------------------- X 100 % Q X Biaya Prod variabel per unit 60.000.000 + 120.000.000+145.000.000 =-------------------------------------------------- X 100 % = 65 % 20.000 X 25.000 Target harga = Rp. 25.000 + 65% X Rp. 25.000 = Rp. 41.250,LAPORAN LABA/ RUGI PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL Penjualan 20.000 X 41.250 = 825,000,000 Harga Pokok Variabel 20.000 X 25.00 = 500,000,000 Laba Kontribusi 325,000,000 Biaya Tetap Biaya Overhead 120,000,000 B.Penjualan & Adm 145,000,000 265,000,000 Laba Usaha 60,000,000
LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000 ROI = ------------------ X ------------------- = -------------- X --------------- = 15 % PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000 Hal. 7
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Penuh (Full Costing) ROI + Biaya Penjualan & Adm Presentase mark-up = ----------------------------------------- X 100 % Q X Biaya Prod per unit 60.000.000 +145.000.000 =---------------------------------- X 100 % = 37,5 % 20.000 X 30.000 Target harga = Rp. 30.000 + 37,5% X Rp. 25.000 = Rp 41.250,PERHITUNGAN LABA/ RUGI PENDEKATAN HARGA POKOK PENUH Penjualan 20.000 X 41.250 = Harga Pokok Variabel 20.000 X 30.000 = Laba Kotor (Gross Profit) Biaya Penjualan & Adm Variabel 20,000,000 Tetap 145,000,000 Laba Usaha
825,000,000 600,000,000 225,000,000
165,000,000 60,000,000
LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000 ROI = ------------------ X ------------------- = -------------- X --------------- = 15 % PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000 F.Penetapan Harga per satuan Waktu dan Harga bahan Metode “Time and Material Pricing” banyak digunakan oleh perusahaan jasa seperti bengkel mobil, percetakan, kantor akuntan. Yang dijadikan dasar waktu dapat berupa jam kerja, jam mesin, jam kerja expert dll. Komponen Waktu per jam terdiri dari : 1.Upang langsung termasuk tunjangan serta bonus 2.Biaya yang terkait dengan biaya tidak langsung seperti pengawas, peyusutan, asuransi, bahan tidak langsung yang dapat diukur dengan jam 3.Laba yang diinginkan per satuan waktu ( per jam) Komponen Bahan per jam terdiri dari 1.Persentase laba dari harga bahan 2.Persentase dari Biaya yang terkait dengan pengelolaan bahan Jumlah penjualan yang akan ditagihkan kepada pelanggan akan terdiri dari dua kompoen yaitu komponen Jasa ditambah dengan komponen pemakaian bahan-bahan yang dinaikkan dengan persentasi mark-up tertentu. seperti dalam tabel berikut ini;
Hal. 8
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
PERHITUNGAN PENJUALAN TIME AND MATERIAL PRICING Upah langsung Biaya tidak langsung Laba per Jam Tarif layanan per Jam Ditambah: Laba Bahan Bahan tdk langsung Persentase mark-up bahan Biaya bahan= Rp.…………… X Total Penagihan
Rp. …………… …………… …………… Rp. …………… ………. ………. ………. ……….
% % % % = …………… Rp. ……………
Contoh: Sebuah bengkel pemeliharaan mobil telah menetapkan target laba Rp. 25.000 per jam dan 10% dari harga bahan yang digunakan oleh penaggan. Biaya selama satu bulan adalah sbb:
Gaji manajer Gaji Montir Gaji Administrasi Penysutan peralatan Penyusutan bangunan Tunjangan 15% dari gaji Utilitas Asuransi Bahan Bantu Harga Faktur Bahan2 Total Biaya
Operasional Pengelolaan Bengkel Bahan 25,000,000 20,000,000 48,000,000 9,000,000 3,000,000 15,000,000 6,000,000 17,000,000 12,300,000 3,450,000 3,000,000 12,000,000 1,500,000 1,450,000 500,000 1,200,000 210,000,000 120,300,000 268,100,000
Perusahaan mempekerjakan 10 orang montir yang bekerja masing2 40 jam seminggu atau 150 jam sebulan. Pertanyaan : Berapa Tagihan penjualan untuk pekerjaan yang menghabikan 5 jam kerja + Bahan2 sebanyak Rp.1.700.000,Jawab : Rp.48.000.000 + 15% X 4p. 48.000.000 (1)Biaya langsung per jam = ------------------------------------------------ = Rp.36.800,10 X 150 Rp.120.300.000 – Rp.55.200.000 (2)Biaya reparasi = ---------------------------------------- = Rp.43.400,10 X 150 (3)Laba per jam = Rp. 25.000,(4)Presentase Bahan: Laba bahan = 10% Presentase Biaya lainya: (268.100.000 - 210.000.000 ) / 210.000.000 X 100 % = 27,67 % Hal. 9
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
Dari perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tarif bengkel adalah sbb: Tarif per jam Reparasi : Upah langsung Biaya penunjang tenaga kerja Laba per jam
Rp. 36.800 Rp. 43.400 Rp. 25.000 Rp. 105.200
Mark-up Bahan = 37,67 %
Untuk pekerjaan 5 jam kerja + bahan Rp. 1.700.000 akan ditagihkan : Jasa Reparasi 5 X Rp. 105.200 = Rp. 526.000,Bahan Rp. 1.700.000 X 1,3767 = Rp. 2.340.390,total tagihan =Rp. 2.866.390,SOAL-SOAL LATIHAN : Soal.1 PT A merencanakan mengeluarkan produk baru yang pembuatannya membutuhkan nilai investasi sebesar Rp. 500.000.000. ROI ditetapkan sebesar 12,5 % Perusahaan ingin menetapkan harga jual dengan metode Cost plus dengan pendekatan Harga Pokok Variabel. Data biaya untuk produk tersebut adalah sbb: Keterangan Biaya produksi Variabel (Bahan,Upah, BOP variabel) Biaya Overhead Tetap Biaya penjualan &Adm Variabel Biaya penjualan &Adm Tetap
Biaya per unit Rp. 19.000
Biaya Per tahun
Rp.500.000.000 Rp. 1.000 Rp.150.000.000
Diminta: a.Jika target penjualan adalah 50.000 unit setahun. Berapa persentase mark-up yang diperlukan untuk mencapai ROI , Berapa harga jual yang diberlakukan b.Ulangi pekerjaan pada soal a. jika target penjualan = 30.000 unti per tahun Soal. 2 Sehubungan dengan produk baru yang akan di pasarkan pada pertengahan tahun, manajemen telah mengumpulkan data sbb: Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya Produksi Rp. 30.000 Rp. 360.000.000 Biaya Penjualan &Adm Rp. 7.500 Rp. 150.000.000 Target penjualan adalah 30.000 unit . Biasanya perusahaan menggunakan mark-up 60% dari Harga pokok variabel: Diminta: a.Tentukan target harga ual dengan pendekatan Harga pokok variable b.Perusahaan tidak akan menambah LINI PRODUK jika ROI tidak mencapai 20 % Hal. 10
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen
Investasi untuk Lini produk adalah Rp. 300.000.000. tentukan mark-up yang diperlukan agar perusahaan memnuhi syarat untuk membuka lini produk yang baru. Soal .3 Sebuah Bengkel yang mempekerjakan 21 orang montir yang bekerja masing2 150 jam didalam satu bulan, telah mengajukan anggaran biaya bbb:
Gaji manajer Gaji Montir Gaji Administrasi Penysutan peralatan Penyusutan bangunan Tunjangan 15% dari gaji Utilitas Asuransi Bahan Bantu Harga Faktur Bahan2
Operasional Pengelolaan Bengkel Bahan 8,000,000 6,000,000 56,000,000 9,000,000 3,000,000 8,000,000 6,000,000 5,400,000 10,950,000 1,350,000 6,000,000 4,500,000 1,500,000 1,450,000 500,000 1,200,000 160,000,000
Perusahaan mengharapkan laba atas bahan2 yang dipakai rata2 12,5% Dengan menerapkan metode Time and material : a. Tentukan tarif yang ditetapkan di bengkel tersebut b. Buatlah Daftar tagihan kepada pelanggan berikut ini: No. Mobil B- 2124 MA B- 3 G0 B- 1 US
Jam kerja 3,4 jam 2,0 jam 5,6 jam
Suku cadang Rp. 560.000 Rp. 650.000 Rp. 1.200.000
Hal. 11