BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Pembahasan 5.1.1 Pemeriksaan Air Sungai sebagai Air Baku A. Uji Fisika
1.
Suhu Suhu air sungai Anyar berkisar 28°C, sehingga berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah no. 660/1/ 26 /1990, air sungai Anyar tidak memenuhi syarat
sebagai air baku, dalam kasus ini suhu udara 300C.
2.
Warna Warna air Sungai Anyar adalah coklat. Hal ini mungkin disebabkan oleh endapan yang ikut terbawa dalam aliran sungai tersebut. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 660/1/26/1990 ditinjau dari warna air, sampel air sungai Anyar
tidak memenuhi syarat sebagai air baku.
3.
Bau Bau air sungai Anyar memberi gambaran yang khas tentang air tersebut. Dari hasil pengamatan terdapat bau yang kurang sedap yang menandakan bahwa air sudah tercemar, yang disebabkan oleh timbunan sampah yang mencemari air sungai. sun gai. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 660/1/26/1990 ditinjau dari bau, air
sungai Anyar tidak memenuhi syarat sebagai air baku.
4.
Kekeruhan Air sungai Anyar keruh dan tidak memenuhi syarat, karena air mutu baku harus jernih, hal tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 660/1/26/1990. Kekeruhan dikarenakan lumpur, sampah, dan kotoran di sungai.
5.
Waktu Waktu pengambilan air dilakukan pada pagi hari pukul 11.30 WIB. Cuaca pada saat pengamatan adalah cerah. Waktu pengamatan berpengaruh pada suhu air. Sehingga waktu pengamatan harus diperhatikan agar tidak terlalu panas atau dingin, karena semakin tinggi suhu air maka kadar O2 dalam air makin kecil.
6.
Daya Hantar Listrik Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan kadar DHL pada sampel air Sungai Anyar adalah 550 mg/lt. Berdasarkan Keputusan Gurbernur Kepala DATI Jawa Tengah No. 660/1/26/1990 bahwa kadar maksimum TDS yang diperbolehkan adalah 500 mg/lt, berarti air
sampel sungai Anyar dari percobaan TDS dengan nilai sebesar 352 mg/lt merupakan air yang memenuhi syarat air baku.
B. Uji Kimia
1.
Pemeriksaan Fe Dari hasil pengamatan kita dapat menentukan kadar Fe dari air Sungai Anyar. Berdasarkan perhitungan didapat bahwa kadar Fe total air sampel adalah 0 mg/lt. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 660.1/26/1990 bahwa kadar Fe
maksimum yang disyaratkan adalah 0,0 - 0,1 mg/lt. Ditinjau dari tingkat kandungan kadar besi, air sampel memenuhi syarat sebagai air baku.
2.
Pemeriksaan Klorida (Cl )
Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapat kadar Cl - sebesar 17,75 mg/lt. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Jateng No.660/1/26/1990 Bahwa kadar
Cl maksimum adalah 600 mg/l. maka ditinjau dari parameter pemeriksaan Cl - air Kali Anyar telah memenuhi syarat sebagai air baku. Dan SK SNI 03-2847-2002 bahwa kadar (Cl -) maksimum adalah 500ppm. Sehingga air Kali Anyar sudah memenuhi syarat mutu air untuk beton jika ditinjau dari kadar (Cl -)nya.
3.
Pemeriksaan Kesadahan Dari hasil perhitungan didapatkan besar kesadahan total pada air sampel yang belum disaring sebesar
142,4
mg/lt.
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.492/MENKES/PER/IV/2010 tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum bahwa kesadahan maksimum sebesar 500 mg/lt. Ditinjau dari tingkat kesadahan total, air sampel memenuhi syarat sebagai air bersih.
4.
Pemeriksaan Kesadahan Calsium(Ca) dan Magnesium (Mg)
Dari hasil perhitungan didapatkan kesadahan kalsium sebesar 36 mg/lt dan kesadahan magnesium
sebesar
12,7856
mg / lt.
Berdasarkan
Keputusan
Kementrian
Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-02/MENKLH/1/1998 bahwa kadar mg maksimum yang diperbolehkan dalam baku mutu air adalah 150 mg/l. Ditinjau dari tingkat kesadahan kalsium dan magnesium, air sampel memenuhi syarat sebagai air baku.
5.
Pemeriksaan pH Dari hasil pengamatan didapatkan nilai pH adalah
7,4, sedangkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No 492 / MenKes/ PER / IV/ 2010 tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwa pH standar untuk air minum adalah 6,5 – 8,5. Ditinjau dari tingkat kandungan pH, air sampel memenuhi syarat sebagai air bersih.
6.
Pemeriksaan Kadar O2 Dari hasil perhitungan didapatkan kadar O2 terlarut adalah 0,8 mg /lt . Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Dati I No. 660.1/26/1990 tentang syarat air bersih bahwa kadar O2 dalam
perairan alami adalah 2,5-7 mg/lt. Jadi air sampel Kali Anyar memenuhi syarat sebagai air baku. Dan berdasarkan Kep-02/MENKLH/1998 Golongan C bahwa syarat air baku untuk perikanan lebih besar atau sama dengan 3 mg/lt (maksimum 8 jam dalam 1 hari). Jadi jika ditinjau dari parameter tersebut air Kali Anyar memenuhi syarat sebagai air perikanan.
7.
Pemeriksaan Kebasaan ( Alkalinitas) Nilai kebasaan suatu air sampel menentukan kandungan kapur CaCO3 dalam air tersebut. Semakin besar nilai kebasaan air membuat semakin keruh. Dari hasil perhitungan didapatkan kebasaan jumlah air sampel adalah 154 mg CaCO3/lt.
8.
Pemeriksaan CO2 Dari hasil perhitungan didapatkan besar kadar CO2 air sampel adalah 17,6 mg/lt. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 04 tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha atau Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi bahwa kadar maksimum CO2 yang disyaratkan adalah 110 mg/l. Ditinjau dari tingkat kadar CO2, air sampel memenuhi
syarat sebagai air bersih.
9.
Pemeriksaan COD (Metode Angka Permanganat) Dari hasil perhitungan didapatkan angka permanganat air sampel adalah 198,448 mg / lt. Angka tersebut menunjukkan banyaknya bahan-bahan organik yang teroksidasi secara kimia oleh permanganat. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Dati I No. 660/1/26/1990 ditinjau dari kadar CODnya, air Sungai Anyar tidak memenuhi syarat sebagai air baku, karena menuru t peraturan di atas kadar COD maksimum yang diperbolehkan adalah 12 mg/lt.
10. Pemeriksaan BOD Dari hasil perhitungan didapatkan kadar BOD sebesar 0 mg/lt. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Dati I No. 660.1/26/1990 bahwa kadar maksimal BOD adalah 6 mg/lt. Jadi
air dari Kali Anyar layak untuk dijadikan air baku karena kadar BOD nya sesuai dengan batas yang ditentukan.
C. Kesimpulan
Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan pemeriksaan air sungai dengan parameter-parameter air mutu baku dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 660/1/26/1990 dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Perbandingan Air Sungai sebagai Air Baku.
Parameter
Hasil Percobaan
Keputusan Gubernur Kepala Dati I No.
Keterangan
660/1/26/1990
Uji Fisika 1. Suhu
28oC
Suhu Udara ± 3oC
Tidak Memenuhi syarat
2. Warna
Kecoklatan
Tidak berwarna
Tidak Memenuhi syarat
3. Bau
Menyengat
Tidak berbau
Tidak Memenuhi syarat
4. Kekeruhan
Keruh
Jernih
Tidak Memenuhi syarat
5. DHL
352
500-1500
Tidak Memenuhi syarat
mg/l
mg/l
1. Fe
0 mg/lt
0,3 mg/lt
Memenuhi syarat
2. Cl-
17,75 mg/lt
Maks 600 mg/lt
Memenuhi Syarat
Uji Kimia
3. Kesadahan
Total
142,4 mg/lt
500 mg/lt
Memenuhi Syarat
Ca
36 mg/lt
-
-
Mg
12,7856 mg/lt
150 mg/lt
Memenuhi Syarat
198,448 mg/lt
12 mg/lt
Tidak Memenuhi syarat
-
10 mg/lt
Memenuhi Syarat
37,08 mg/lt
10 mg/lt
Tidak Memenuhi Syarat
17,6 mg/lt
110 mg/lt
Memenuhi Syarat
154mg/lt
-
-
7,4
5,5 – 8,5
Memenuhi Syarat
4. COD 5. BOD
15 menit
5 hari
6. CO2 7. Alkalinitas
8. PH 9.O2 terlarut
0,8mg/lt
Minim 2,5 – 7 mg/lt
Memenuhi Syarat
5.1.2 Pemeriksaan Air Sungai sebagai Air Perikanan A. Uji Fisika
1.
Suhu Suhu air sungai Anyar berkisar 28°C, sehingga berdasarkan Kep-02/MENKHL/1998 Golongan C air sungai Colotimur memenuhi syarat sebagai perikanan. Karena syarat suhu air
perikanan adalah sama dengan suhu udara ± 30C, dalam kasus ini suhu udara 320C.
2.
Warna Warna air Saluran Irigasi Induk Anyar adalah coklat. Hal ini mungkin disebabkan oleh endapan
yang
ikut
terbawa
dalam
aliran
sungai
tersebut.
Berdasarkan Kep-
02/MENKHL/1998 Golongan C ditinjau dari warna air, sampel air sungai Pepe tidak
memenuhi syarat sebagai air perikanan.
3.
Bau Bau air sungai Anyar memberi gambaran yang khas tentang air tersebut. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bau sampah dan bau amis, yang disebabkan oleh timbunan sampah yang mencemari air sungai. Berdasarkan Kep-02/MENKHL/1998 Golongan C ditinjau dari bau, air sungai Pepe tidak memenuhi syarat sebagai air perikanan.
4.
Kekeruhan Air sungai Anyar agak keruh dan tidak memenuhi syarat, karena air perikanan harus jernih, hal tersebut berdasarkan Kep-02/MENKHL/1998 Golongan C. Kekeruhan dikarenakan lumpur, sampah, dan kotoran di sungai.
5.
Waktu Waktu pengambilan air dilakukan pada siang hari pukul 12.30 WIB. Cuaca pada saat pengamatan adalah cerah. Waktu pengamatan berpengaruh pada suhu air. Sehingga waktu
pengamatan harus diperhatikan agar tidak terlalu panas atau dingin, karena semakin rendah suhu air maka kadar O2 dalam air makin kecil. B. Uji Kimia
1.
Pemeriksaan pH Dari hasil pengamatan didapatkan nilai pH air sungai Anyar adalah 7,8, sehingga. Berdasarkan Kep-02/MENKHL/1998 Golongan C ditinjau dari nilai pH di atas air sungai Anyar telah
memenuhi syarat sebagai air perikanan, karena pH maksimum yang diperbolehkan sebagai syarat air perikanan diantara 6 - 9.
2.
Pemeriksaan Kadar O2 Dari hasil perhitungan didapatkan kadar O2 terlarut adalah 3,7 mg /lt . Jadi air sampel Sungai Anyar memenuhi syarat sebagai air baku. Berdasarkan Kep-02/MENKLH/1998 Golongan C bahwa syarat air baku untuk perikanan lebih besar atau sama dengan 3 mg/lt (maksimum 8
jam dalam 1 hari). Jadi jika ditinjau dari parameter tersebut air Sungai Anyar memenuhi syarat sebagai air perikanan.
C. Kesimpulan
Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan pemeriksaan air sungai dengan parameter-parameter air perikanan dalam Kep-02/MENKHL/1998 Golongan C dapat dilihat pada Tabel 5.2 di bawah ini. Tabel 5.2 Air Sungai sebagai Air Perikanan
Parameter
Hasil Percobaan
Kep02/MENKHL/1998
Keterangan
Golongan C
Uji Fisika 1. Suhu
27oC
Suhu Udara ± 3oC
Tidak Memenuhi syarat
2. Warna
Coklat
Tidak berwarna
Tidak Memenuhi syarat
3. Bau
Sampah
Tidak berbau
Tidak Memenuhi syarat
Jernih
Tidak Memenuhi syarat
6-9
Memenuhi syarat
Keruh
4. Kekeruhan Uji Kimia 1. pH
7,8
2. O2
3,7 mg/lt
Minim 3 mg/lt
Memenuhi syarat
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa air sungai Anyar, tidak memenuhi syarat sebagai air perikanan . Apabila ingin digunakan kembali perlu dilakukan pengelolaan/ treatment
agar dapat digunakan kembali
5.1.3 Pemeriksaan Air Sungai sebagai Air Pertanian A. Uji Fisika
1.
Suhu Suhu air sungai Anyar berkisar 28°C, sehingga berdasarkan Kep-02/MENKHL/1998 Golongan D air sungai Anyar tidak memenuhi syarat sebagai pertanian. Karena syarat suhu
air pertanian adalah sama dengan suhu udara ± 30C, dalam kasus ini suhu udara 300C.
2.
Warna Warna air Sungai Anyar adalah coklat. Hal ini mungkin disebabkan oleh endapan yang ikut terbawa dalam aliran sungai tersebut. Berdasarkan Kep-02/MENKHL/1998 Golongan D ditinjau dari warna air, sampel air sungai Pepe tidak memenuhi syarat sebagai air pertanian.
3.
Bau Bau air sungai Anyar memberi gambaran yang khas tentang air tersebut. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bau sampah dan bau amis, yang disebabkan oleh timbunan sampah yang mencemari air sungai. Berdasarkan Kep-02/MENKHL/1998 Golongan D ditinjau dari bau, air sungai Anyar tidak memenuhi syarat sebagai air pertanian.
4.
Kekeruhan Air sungai Anyar keruh dan tidak memenuhi syarat, karena air pertanian harus jernih, hal tersebut berdasarkan Kep-02/MENKHL/1998 Golongan D. Kekeruhan dikarenakan lumpur, sampah, dan kotoran di sungai.
5.
Waktu Waktu pengambilan air dilakukan pada siang hari pukul 11.30 WIB. Cuaca pada saat pengamatan adalah cerah. Waktu pengamatan berpengaruh pada suhu air. Sehingga waktu
pengamatan harus diperhatikan agar tidak terlalu panas atau dingin, karena semakin rendah suhu air maka kadar O2 dalam air makin kecil. B. Uji Kimia
1. Pemeriksaan pH Dari hasil pengamatan didapatkan nilai pH air sungai Anyar adalah 7,4 sehingga. Berdasarkan Kep-02/MENKHL/1998 Golongan D ditinjau dari nilai pH di atas air sungai Anyar telah memenuhi syarat sebagai air pertanian, karena pH maksimum yang diperbolehkan sebagai syarat air pertanian diantara 5 - 9.
C. Kesimpulan
Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan pemeriksaan air sungai dengan parameter-parameter air pertanian dalam Kep-02/MENKHL/1998 Golongan D dapat dilihat pada Tabel 5.3 di bawah ini.
Tabel 5.3 Air Sungai sebagai Air Pertanian
Parameter
Hasil Percobaan
Kep02/MENKHL/1998
Keterangan
Golongan D
Uji Fisika 1. Suhu
28oC
Suhu Udara ± 3oC
Tidak Memenuhi syarat
2. Warna
Coklat
Tidak berwarna
Tidak Memenuhi syarat
3. Bau
Menyengat
Tidak berbau
Tidak Memenuhi syarat
4. Kekeruhan
Agak keruh
Jernih
Tidak Memenuhi syarat
7,4
5-9
Memenuhi syarat
Uji Kimia 1. pH
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa air sungai Anyar, tidak memenuhi syarat sebagai air pertanian . Apabila ingin digunakan kembali perlu dilakukan pengelolaan/ treatment
agar dapat digunakan kembali
5.1.4 Pemeriksaan Air Sungai sebagai Air untuk Beton A. Uji Fisika
1.
Suhu Suhu air sungai Anyar berkisar 28°C, sehingga berdasarkan SK SNI 03-2847-2002, air sungai Anyar tidak memenuhi syarat sebagai air mutu beton. Karena syarat suhu air mutu beton adalah sama dengan suhu udara ± 30C, dalam kasus ini suhu udara 300C.
2.
Warna Warna air Sungai Anyar adalah coklat. Hal ini mungkin disebabkan oleh endapan yang ikut terbawa dalam aliran sungai tersebut. Berdasarkan SK SNI 03-2847-2002 ditinjau dari warna air, sampel air sungai Pepe tidak memenuhi syarat sebagai air mutu beton.
3.
Bau Bau air sungai Anyar memberi gambaran yang khas tentang air tersebut. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bau yang menyengat, yang disebabkan oleh timbunan sampah yang mencemari air sungai. Berdasarkan SK SNI 03-2847-2002 ditinjau dari bau, air sungai Anyar tidak memenuhi syarat sebagai air mutu beton.
4.
Kekeruhan Air sungai Anyar keruh dan tidak memenuhi syarat, karena air mutu beton harus jernih, hal tersebut berdasarkan SK SNI 03-2847-2002. Kekeruhan dikarenakan lumpur, sampah, dan kotoran di sungai.
5.
Waktu Waktu pengambilan air dilakukan pada siang hari pukul 11.30 WIB. Cuaca pada saat pengamatan adalah cerah. Waktu pengamatan berpengaruh pada suhu air. Sehingga waktu pengamatan harus diperhatikan agar tidak terlalu panas atau dingin, karena semakin rendah suhu air maka kadar O2 dalam air makin kecil.
B. Uji Kimia
1.
Pemeriksaan Klorida (Cl )
Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapat kadar Cl- sebesar 17,75 mg/lt. Berdasarkan SK SNI 03-2847-2002 bahwa kadar Cl maksimum air mutu beton adalah 500 ppm, maka
ditinjau dari parameter pemeriksaan Cl air sampel tersebut memenuhi syarat sebagai air mutu beton.
C. Kesimpulan
Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan pemeriksaan air sungai dengan parameter-parameter air mutu beton dalam SK SNI 03-2847-2002 dapat dilihat pada Tabel 5.4 di bawah ini
Tabel 5.4 Air Sungai sebagai Air Mutu Beton
Hasil
SK SNI 03-2847-
Percobaan
2002
1. Suhu
27oC
Suhu Udara ± 3oC
Memenuhi syarat
2. Warna
Coklat
Tidak berwarna
Tidak Memenuhi syarat
3. Bau
Menyengat
Tidak berbau
Tidak Memenuhi syarat
4. Kekeruhan
Agak keruh
Jernih
Tidak Memenuhi syarat
17,75 mg/lt
500 ppm
Memenuhi syarat
Parameter
Keterangan
Uji Fisika
Uji Kimia 1. Cl-
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa air sungai Anyar, tidak memenuhi syarat sebagai air mutu beton . Apabila ingin digunakan kembali perlu dilakukan pengelolaan/ treatment
agar dapat digunakan kembali
5.1.5 Pengolahan Air Sungai A. Pengolahan Air secara Kimia (Jar Test)
Pengolahan ini bertujuan untuk mengetahui apakah zat cair yang digunakan dalam percobaan mengandung butir-butir halus (koloid) dengan menggunakan tawas untuk membantu pengendapan. Dan kadar tawas optimum menentukan kejernihan air sungai.
B. Pengolahan Air melalui Saringan Pasir Cepat
Pengolahan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas saringan pasir cepat dalam proses penjernihan air dengan membandingkan kandungan besi yang ada dalam air sebelum dan sesudah disaring. Dalam percobaan ini air yang diperoleh melalui pengolahan dengan menggunakan saringan menjadi lebih jernih daripada air yang belum disaring dan zat pencemar berupa partikel berkurang. Fungsi dari bagian-bagian saringan adalah : 1. Pasir aktif berfungsi untuk mengurangi bau, rasa dan warna. 2. Kain fanel berfungsi menambat kotoran-kotoran pada air. 3. Kerikil untuk mengurangi kesadahan.
5.1.6 Pengolahan Air Sungai sebagai Air Bersih A. Uji Fisika
1. Suhu Suhu air sungai hasil pengolahan SPC dan Jar Test adalah 28oC dan suhu udara di sungai adalah 30 oC. Karena suhu air standar ± 3 ºC dari suhu udara normal, maka berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 ditinjau dari parameter suhu, air tersebut tidak memenuhi
persyaratan baku mutu air bersih.
2. Warna Syarat
air
minum
adalah
tidak
berwarna,
maka
berdasarkan Permenkes
No.
492/Menkes/IV/2010 ditinjau dari parameter warna, air sungai Anyar hasil SPC memenuhi
syarat baku mutu air bersih sedangkan Jar Test tidak memenuhi syarat baku mutu air bersih.
3. Bau Air sampel memenuhi syarat baku mutu air baku bersih dari segi bau, karena syarat air yang baik adalah tidak berbau, maka berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 air sungai Anyar hasil pengolahan SPC memenuhi syarat sebagai air bersih sedangkan air hasil pengolahan Jar Test tidak memenuhi syarat air bersih
4. Kekeruhan Air sampel memenuhi syarat air baku bersih karena tidak keruh, karena syarat air yang baik adalah tidak keruh, maka berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 air sungai Anyar hasil pengolahan SPC memenuhi syarat sebagai air bersih sedangkan air hasil pengolahan Jar Test tidak memenuhi syarat air bersih.
5. Pemeriksaan DHL a. Jar Test
Dari percobaan yang dilakukan, berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 bahwa kadar maksimum TDS yang diperbolehkan adalah 500 mg/l, berarti air sampel dari percobaan Jar Test dengan nilai sebesar 650 mg/l merupakan air yang tidak memenuhi syarat air bersih.
b. Saringan Pasir Cepat
Dari percobaan yang dilakukan, berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 bahwa kadar maksimum TDS yang diperbolehkan adalah 500 mg/l, berarti air sampel dari percobaan saringan pasir cepat dengan nilai sebesar 1250 mg/l merupakan air yang tidak memenuhi syarat air bersih.
B. Uji Kimia
1. Pemeriksaan Fe Dari hasil pengamatan kita dapat menentukan kadar Fe dari Sungai Anyar. Dari perhitungan didapat bahwa kadar Fe total air sampel sesudah disaring melalui SPC dan pengolahan Jar Test adalah 0 mg/lt. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 660.1/26/1990 bahwa kadar Fe maksimum adalah 0.0-0.1 mg/l. Berarti air hasil percobaan
saringan pasir cepat dan Jar Test sudah memenuhi syarat air bersih.
2. Pemeriksaan pH a. Jar Test
pH yang diperoleh dari hasil Jar Test adalah 7,4, maka pH air yang sudah melalui proses penyaringan, berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 bahwa pH standar air minum adalah 6,5-8,5, berarti air sampel telah memenuhi syarat sebagai air bersih.
b. Saringan Pasir Cepat
pH yang diperoleh dari hasil saringan pasir cepat adalah 7,8 maka pH air yang sudah melalui proses penyaringan, berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 bahwa pH standar air minum adalah 6,5-8,5, berarti air sampel telah memenuhi syarat sebagai air bersih.
3. Pemeriksaan CO2 a. Jar Test
Dari hasil yang didapat, besar kadar CO2 air sampel pada percobaan Jar Test adalah 8 mg/l. Berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 bahwa kadar maksimum CO2 yang disyaratkan adalah 110 mg/l. Hal ini berarti air sampel sesudah penyaringan memenuhi sebagai syarat air bersih berdasarkan kadar CO2.
b. Saringan Pasir Cepat
Dari hasil yang didapat, besar kadar CO2 air sampel pada percobaan Saringan pasir cepat adalah 2 mg/l. Bedasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 bahwa kadar maksimum CO2 yang disyaratkan adalah 110 mg/l. Hal ini berarti air sampel sesudah penyaringan memenuhi sebagai syarat air bersih berdasarkan kadar CO2. 4. Pemeriksaan 3+ a. Jar Test
Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan kadar 3+ pada sampel air Sungai Anyar percobaan Jar Test adalah 0. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 660.1/26/1990 bahwa kadar
3+
maksimum adalah 0.0-0.1 mg/l. Berarti air hasil percobaan saringan pasir
cepat dan Jar Test sudah memenuhi syarat air bersih
b. Saringan Pasir Cepat
Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan kadar 3+ pada sampel air Sungai Anyar percobaan Jar Test adalah 0. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 660.1/26/1990 bahwa kadar 3+
maksimum adalah 0.0-0.1 mg/l. Berarti air hasil percobaan saringan pasir cepat dan Jar Test sudah memenuhi syarat air bersih
C. Kesimpulan
Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan pengolahan air sungai secara Jar Test atau kimiawi dengan parameter-parameter air bersih dalam Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 dapat dilihat pada Tabel 5.5 di bawah ini. Dan
perbandingan pengolahan air sungai secara SPC (Saringan Pasir Cepat) atau dengan parameter-parameter air bersih dalam Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini. Tabel 5.5 Pengolahan Air Sungai secara Jar Test sebagai Air Bersih
Parameter
Hasil Percobaan
Standar Keputusan Menteri Kesehatan RI No 492 / MENKES/ PER / IV/ 2010
Keterangan
tanggal 19 April 2010
Uji Fisika 1. Suhu
28oC
Tu + 30C
Tidak Memenuhi syarat
2. Warna
Coklat
Tidak berwarna
TidakMemenuhi syarat
3. Bau
menyengat
Tidak berbau
Tidak Memenuhi syarat
4. Kekeruhan
Keruh
Jernih
Tidak Memenuhi syarat
5. DHL (TDS)
650 mg/l
500 mg/lt
Tidak Memenuhi syarat
1. Fe
0 mg/lt
0.0 – 0,3 mg / lt
Memenuhi syarat
2. pH
7,4
6,5 – 8,5
Memenuhi syarat
3. CO2
8 mg/lt
110 mg/lt
Memenuhi syarat
Uji Kimia
4. 3+
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa air sungai Anyar, tidak memenuhi syarat sebagai air bersih jika diuji oleh Jar Test . Apabila ingin digunakan kembali perlu dilakukan
pengelolaan/ treatment agar dapat digunakan kembali
Tabel 5.6 Pengolahan Air Sungai secara SPC sebagai Air Bersih Standar
Parameter
Hasil SPC
Kesehatan
Keputusan RI
No
Menteri 492
/
MENKES/ PER / IV/ 2010
Keterangan
tanggal 19 April 2010
Uji Fisika 1. Suhu
270C
Suhu air normal
Memenuhi syarat
2. Warna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Memenuhi syarat
3. Bau
Tidak berbau
Tidak berbau
Memenuhi syarat
4. Kekeruhan
Jernih
Jernih
Memenuhi syarat
5. DHL (TDS)
224 mg/lt
500 mg/lt
Memenuhi syarat
1. Fe
0 mg/lt
0.0 - 1.0 mg / lt 6,5 Memenuhi syarat
2. pH
7,6
– 8,5
Memenuhi syarat
3. CO2
14,04 mg/lt
110 mg/lt
Memenuhi syarat
4. 3+
0 mg/lt
0.0 - 1.0 mg / lt
Memenuhi syarat
Uji Kimia
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa air sungai Anyar, memenuhi syarat sebagai air bersih apabila diuji oleh SPC . Apabila ingin digunakan kembali perlu dilakukan pengelolaan/
treatment agar dapat digunakan kembali
5.1.7 Pemeriksaan Air Limbah Domestik A. Uji Fisika
1. Suhu Suhu air dari pemeriksaan air limbah domestik adalah 28oC dan suhu udara di sekitar adalah 30 oC. Karena suhu air standar ± 3 ºC dari suhu udara normal, maka berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 ditinjau dari parameter suhu, air tersebut tidak memenuhi
persyaratan baku mutu air bersih dan minum.
2. Warna Syarat
air
minum
adalah
tidak
berwarna,
maka
berdasarkan Permenkes
No.
492/Menkes/IV/2010 ditinjau dari parameter warna, air limbah domestik tidak memenuhi
syarat baku mutu air bersih untu dikonsumsi, karena berwarna kuning pucat.
3. Bau Air sampel memenuhi syarat baku mutu air baku bersih dari segi bau, karena syarat air yang baik adalah tidak berbau, maka berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 air limbah domestic tidak memenuhi syarat sebagai air bersih untuk diminum, karena berbau.
4. Kekeruhan Air sampel tidak memenuhi syarat air baku bersih karena keruh. Syarat air yang baik adalah tidak keruh, maka berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 air tidak memenuhi syarat sebagai air bersih untuk diminum.
5.
Pemeriksaan DHL Air minum yang baik seharusnya memiliki DHL (DayahantarListrik) yang
rendah. Dari hasil pengamatan, menunjukkan bahwa air sampel tersebut mengandung garam-garam atau ion-ion yang bersifatelektrolis, semisal Cl ¯ , karena air sampel tersebut memiliki nilai DHL sebesa r840 µmhos/cm.Karena menurut baku air minum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/PER/IV/2010, nilai dalam air harus dibawah 1000 µmhos/cm maka air tersebut dalam hal tingkat kemampuan menghantarkan listrik, sudah memenuhi syarat sebagai air bersih
B. Uji Kimia
1. pemeriksaan COD Dari hasil perhitungan didapatkan angka permanganat air sampel adalah 166,848 mg / lt. Angka tersebut menunjukkan banyaknya bahan-bahan organik yang teroksidasi secara kimia oleh permanganat. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Dati I No. 660/1/26/1990 ditinjau dari kadar CODnya, air Sungai Anyar tidak memenuhi syarat
sebagai air baku, karena menurut peraturan di atas kadar COD maksimum yang diperbolehkan adalah 12 mg/lt. 2. Pemeriksaan pH pH yang diperoleh dari hasil pemeriksaan air SPAM UPT Kearsipan adalah 8 berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 bahwa pH standar air minum adalah 6,5-8,5, berarti
air sampel telah memenuhi syarat sebagai air bersih untuk dikonsumsi.
C. Kesimpulan
Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan pemeriksaan air Limbah Domestik dengan parameter-parameter air bersih dalam Permenkes No. 492/Menkes/IV/2010 dapat dilihat pada Tabel 5.7 di bawah ini
Tabel 5.7 Pemeriksaan Air Limbah Domestik sebagai Air Bersih
Parameter
Hasil Percobaan
Permenkes
No.
492/Menkes/IV/2010
Keterangan
Uji Fisika 1. Suhu
28oC
Tu + 30C
Tidak Memenuhi syarat
2. Warna
Kuning pucat
Tidak berwarna
Tidak Memenuhi syarat
3. Bau
Berbau
Tidak berbau
Tidak Memenuhi syarat
4. Kekeruhan keruh
Sangat jernih
Tidak Memenuhi syarat
5. DHL (TDL)
840 µmhos/cm
1000 µmhos/cm
Memenuhi syarat
1. COD
166,848 mg/lt
5 mg / lt
Tidak Memenuhi syarat
2. pH
8
6,5 – 8,5
Memenuhi syarat
Uji Kimia
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa Air limbah domestik tidak memenuhi syarat sebagai air bersih untuk siap minum. Apabila ingin digunakan kembali perlu dilakukan pengelolaan/ treatment agar dapat digunakan kembali.