BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr bela belaka kang ng Prolapsus Prolapsus uteri merupakan merupakan salah satu bentuk bentuk dari turunya peranakan, peranakan, yaitu
turunnya turunnya rahim beserta beserta jaringan jaringan penunjangny penunjangnyaa kedalam kedalam liang atau rongga rongga vagina. vagina. Turunnya peranakan dapat terjadi karena adanya kelemahan pada otot besar panggul sehingga satu atau lebih organ didalam panggul turun (Pajario, 2004). Prolap Prolapsus sus uteri uteri merupa merupakan kan suatu suatu keadaa keadaan n dimana dimana turunn turunnya ya uterus uterus melalu melaluii hiatus genitalis genitalis yang disebabkan disebabkan kelemahan kelemahan ligamen-ligam ligamen-ligamen en (penggantu (penggantung), ng), asia (sarung) (sarung) dan otot dasar panggul yang menyokong menyokong uterus. sehingga sehingga dinding dinding vagina depan jadi tipis dan disertai penonjolan kedalam lumen vagina. !istokel yang besar akan akan menarik menarik utero utero vesi"a vesi"all jun"ti jun"tion on dan ujung ujung ureter ureter keba#a keba#ah h dan keluar keluar vagina vagina,, sehing sehingga ga kadang kadang-ka -kadan dang g dapat dapat menyeb menyebabk abkan an penyumb penyumbata atan n dan kerusa kerusakan kan ureter ureter.. $ormalnya uterus tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi dan otot yang membentuk dasar panggul. %aktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause, persalinan lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina ba#ah pada kala &&, penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul menjadi atroi dan melemah. 'leh karena itu prolapsus uteri tersebut akan terjadi bertingkat-tingkat (inkjosastro, 200). *enurut penelitian yang dilakukan +' tentang pola ormasi keluarga dan keseha kesehatan tan,, ditemu ditemukan kan kejadi kejadian an prolap prolapsus sus uteri uteri lebih lebih tinggi tinggi pada pada #anita #anita 2 yang yang mempunyai anak lebih dari tujuh daripada #anita yang mempunyai satu atau dua anak. Prolapsus uteri lebih berpengaruh pada perempuan di negaranegara berkembang yang perka#inan dan kelahiran anaknya dimulai pada usia muda dan saat ertilitasnya masih tinggi. Peneliti +' menemukan bah#a laporan kasus prolapsus uteri jumlahnya jauh lebih lebih rendah rendah daripa daripada da kasusk kasuskasu asuss yang yang dapat dapat didete dideteksi ksi dalam dalam pemeri pemeriksaa ksaan n medik medik (oblinsky *, 200) . erdasarkan erdasarkan observasi observasi kelompok kelompok pada tanggal tanggal / sampai sampai 22 oktober oktober 20 tindakan operasi yang ada di !1 bunda jakarta yaitu !kin dra, laminektomi, pain mana managem gemen ent, t, dan dan di !1 und undaa marg margon onda da !, !, hern hernia ia ingu inguin inal alis is late latera rall dan dan histerektomi indikasi prolaps uteri, dari semua tindakan tersebutkelompoklebih memilih untuk membahas membahas tentang tentang asuhan asuhan kepera#atan kepera#atan perioperati perioperati dengan dengan prolaps prolaps uteri yang dilaku dilakukan kan tindak tindakan an lapara laparatom tomii hister histerekt ektomi omi radika radikall dikare dikarenak nakan an kelomp kelompok ok dapat dapat mengobservasi se"ara menyeluruh dari proses pre, intra dan post operasi pada pasien tersebut, dan data yang didapat lebih lengkap dan pokok bahasan mudah dipahami oleh kelompok.
1
B. Tujuan . Tujua juan 1mum 1mum 1ntuk menjelaskan tentang asuhan kepera#atanPerioperatiepada $y. 3engan
Prolaps 1teri ang 3ilakukan Tindakan 5aparatomi +isterektomi adikal 3i su unda *argonda 2. Tujuan juan hus husus us a. 1ntuk menjela menjelaskan skan 3einisi, 3einisi, etiolog etiologi, i, patoisiolog patoisiologi, i, klasiikasi klasiikasi,, prolaps prolaps uteri uteri b. 1ntuk menjelaskan 3einisi, etiologi, kalsiikasi histerektomi ". 1ntuk 1ntuk menjela menjelaskan skan 6!7P periopera perioperati ti (pengk (pengkaji ajian, an,dia diagno gnosa, sa,dan dan interv intervens ensii kepera#atan) se"ara teori d. 1ntuk 1ntuk menjela menjelaskan skan 6!7P 6!7P periop periopera erati ti (pengk (pengkaji ajian, an,dia diagno gnosa, sa,dan dan interv intervens ensii kepera#atan, implementasi dan evaluasi) pada kasus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjau Tinjauan an Te Teori Prola Prolap p Uteri Uteri
2
1. Deini!i prolap uteri Prolaps uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena
kelemahan otot atau as"ia yang dalam keadaan normal menyokongnya. 6tau turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis. (iknjosastro, 2008). Pripsip terjadinya prolaps uteri adalah terjadinya 3eek pada dasar pelvik yang disebabkan oleh proses melahirkan akibat regangan dan robekan asia endopelvik, muskulus levator serta perineal body. $europati perineal dan parsial pudenda juga terlibat dalam proses persalinan. !ehingga, #anita multipara sangat rentan terhadap aktor resiko terjadi nya prolaps uteri (Pra#irohardjo, 200). ". Etiologi Prolap Uteri a. Partus yang berulang kali, terjadi terlampau sering b. Partus dengan penyulit, #. Tarikan pada janin pada pembukaan belum lengkap $. 6sites dan tumor-tumor di daerah pelvis pada nullipara, e. kelainan ba#aan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus. . %aktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause. g. Persalinan yang lama dan sulit, %. *eneran sebelum pembukaan lengkap i. Penataksanaan pengeluaran plasenta, j. Pada *enopause, hormon esterogen telah berkurang sehingga otot-otot dasar panggul menjadi atroi dan melemah (iknjosastro, 2008). &. Kla!iika!i prolapu! uteri %riedman dan 5ittle (/9) mengemukakan beberapa ma"am klasiikasi yang
dikenal yaitu: a. Prolapsus uteri tingkat &, dimana servik uteri turun sampai introitus vaginae; proplasus uteri tingkat &&, dimana serviks menonjol keluar dari introitus vaginae; prolapsus uteri tingkat &&&, seluruh uterus keluar dari vagina, prolapsus ini juga dinamakan prosidensia uteri. b. Prolapsus uteri tingkat &, serviks masih berada didalam vagina; prolapsus uteri tingkat &&&, serviks keluar dari introitus, sedang pada prosidensia uteri, uterus ".
seluruhnya keluar dari vagina. Prolapsus uteri tingkat &, serviks men"apai introitus vaginae; prolapsus uteri tingkat &&, uterus keluar dari introitus kurang dari < bagian ; prlapsus uteri
tingkat &&&, uterus keluar dari introitus lebih besar dari < bagian. d. Prolapsus uteri tingkat &, serviks mendekati prosessus spinosus; prolapsus uteri tingkat &&, serviks terdapat antara prosessus spinosus dan introitus vaginae; prolapsus uteri tingkat &&&; serviks keluar dari introitus. e. lasiikasi ini sama dengan klasiikasi 3, ditambah dengan prolapsus uteri .
tingkat &= (prosidensia uteri) 3esensus uteri, uterus turun, tetapi serviks masih didalam vagina. Prolapsus uteri tingkat &, uterus turun dengan serviks uteri turun paling rendah sampai
3
introitus vaginae; prolapsus uteri tingkat &&, uterus untuk sebagian keluar dari vagina; prolapsus uteri tingkat &&&, atau prosidensia uteri, uterus keluar seluruhnya dari vagina, disertai dengan inversio vagina. '. (anie!ta!i Klinik a. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genitalia
eksterna b. asa sakit di panggul dan pinggang (ba"ka"he). iasanya jika penderita berbaring, keluhan menghilang atau menjadi kurang . ". !istokel dapat menyebabkan gejala-gejala: ) *iksi sering dan sedikit-sedikit. *ula-mula pada siang hari, kemudian bila lebih berat juga pada malam hari; 2) Perasaan seperti kandung ken"ing tidak dapat dikosongkan seluruhnya >) !tress in"ontinen"e, yaitu tidak dapat menahan ken"ing jika batuk mengejan. adang- kadang dapat terjadi retensio uriena pada sistokel yang besar sekali. d. ektokel dapat menjadi gangguan pada deekasi: ) 'bstipasi karena aeses berkumpul dalam rongga rektokel; 2) aru dapat deeksi, setelah diadakan tekanan pada rektokel dari vagina e. Prolapsus uteri dapat menyebabkan gejala sebagai berikut: ) Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita #aktu berjalan dan bekerja. ?esekan porio uteri oleh "elana menimbulkan le"et sampai luka dan dekubitus pada porsio uteri 2) 5eukorea karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks, dan karena ineksi serta luka pada porsio uteri g. 7nterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul dan rasapenuh di vagina.
). Anato*i $an i!iologi Uteru! a. 1terus (rahim) 1terus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir,
terletak di dalam pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung ken"ing di depan. erungsi sebagai tempat "alon bayi dibesarkan. entuknya seperti buah alpukat dengan berat normal >0-0 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. 3iding rahim terdiri dari > lapisan : ) Peritoneum ang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah lime dan urat sara. agian ini meliputi tuba dan men"apai dinding abdomen (perut). 2) *yometrium
4
*erupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses persalinan.3iantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembulh lyme dan urat syara. >) 7ndometrium *erupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk
mempersiapkan
jika
terjadi
pembuahan.
Tebalnya
sususnannya dan aalnya berubah se"ara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon ovarium. 3alam kehamilan endometrium berubah menjadi de"idua. %ungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama perkembangan. !ebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus. (pembuahan ovum se"ara normal terjadi di dalam tuba uterina). 7ndometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya. !e#aktu hamil, yang se"ara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan etus. Pada #aktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi se"ara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi (Pear"e, 200/). +. Patoi!iologi prolap!u! genitalia !ebagaimana telah diterangkan prolapsus uteri terdapat dalam beberapa tingkat, dari yang paling ringan sampai prolapsus uteri totalis. Terutama akibat persalinan, khususnya persalinan per vaginam yang susah, dan terdapatnya kelemahankelemahan ligamen-ligamen yang tergolong dalam asia endopelvik, dan otot-otot serta asia-asia dasar panggul. @uga dalam keadaan tekanan intraabdominal yang meningkat dan kronik akan memudahkan penurunan uterus, terutama apabila tonus otot-otot mengurang seperti pada penderita dalam manopause. !erviks uteri terletak diluar vagina, akan tergeser oleh pakaian #anita tersebut, dan lambat laun menimbulkan ulkus, yang dinamakan ulkus dekubitus. @ika asia di bagian depan dinding vagina kendor biasanya trauma obstetrik, ia akan terdorong oleh kandung ken"ing sehingga menyebabkan penonjolan dinding depan vagina kebelakang yang dinamakan sistokel. !istokel yang pada mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena persalinan berikutnya, yang kurang lan"ar, atau
5
yang diselesaikan dalam penurunan dan menyebabkan urethrokel. 1rethrokel harus dibedakan dari divertikulum uretra. Pada divertikulum keadaan uretra dan kandung ken"ing normal, hanya dibelakang uretra ada lubang, yang membuat kantong antara uretra dan vagina (iknjosastro, 200). ekendoran asia dibagian belakang dinding vagina oleh trauma obstetrik atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan turunnya rektum kedepan dan menyebabkan dinding belakang vagina menonjol ke lumen vagina yang dinamakan rektokel. 7nterokel adalah hernia dari kavum dauglasi. 3inding vagina atas bagian belakang turun dan menonjol kedepan. antong hernia ini dapat berisi usus atau omentum. ,. Penatalak!anaan Pengobatan "ara ini tidak seberapa memuaskan tetapi "ukup membantu. ara
ini dilakukan pada prolapsus uteri ringan tanpa keluhan, atau penderita masih ingin mendapatkan anak lagi, ata penderita menolak untuk dioperasi, atau kondisinya tidak mengiAinkan untuk dioperasi. a. 5atihan-latihan otot dasar panggul 5atihan ini sangat berguna pada prolapsus uteri ringan, terutama yang terjadi pada pas"a persalinan yang belum le#at 9 bulan. Tujuannya untuk menguatkan otot-otot dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi. 5atihan ini dilakukan selama beberapa bulan.!timulasi otot-otot dengan alat listrik b. ontraksi otot-otot dasar panggul dapat pula ditimbulkan dengan alat listrik, elektrodenya dapat dipasang dalam pessarium yang dimasukkan ke dalam vagina. ". Pengobatan dengan pessarium Pengobatan dengan pessarium sebenarnya hanya bersiat paliati, yakni menahan uterus ditempatnya selama dipakai. 'leh karena itu jika pessarium diangkat, timbul prolapsus lagi. Prinsip pemakaian pessarium ialah bah#a alat tersebut mengadakan tekanan pada dinding vagina bagian atas, sehingga bagian dari vagina tersebut beserta uterus tidak dapat turun dan mele#ati vagina bagian ba#ah. Pessarium yang paling baik untuk prolapsus genitalia adalah pessarium "in"in, terbuat dari plastik. @ika dasar panggul terlalu lemah dapat digunkan pessarium $apier. Pessarium ini terdiri atas suatu gagang ( steam) dengan ujung atas suatu mangkok ( cup) dengan beberapa lubang, dan ujung ba#ah 4 tali. *angkok ditempatkan diba#ah serviks dengan tali-tali dihubungkan dengan sabuk pinggang untuk memberi sokongan kepada pessarium. Pessarium dapat dipakai selama beberapa tahun, asal saja penderita dia#asi se"ara teratur. Periksa ulang sebaiknya dilakukan 2-> bulan sekali.
6
=agina diperiksa dengan inspekulo untuk menentukan ada tidaknya perlukaan, pessarium dibersihkan dan disu"ihamakan, dan kemudian dipasang kembali. ontraindikasi terhadap pemasangan pessarium adalah adanya radang pelvis akut atau sub akut, dan karsinoma.
d. Pengobatan 'perati *a"am- ma"am operasi: ) Ventrofiksasi Pada #anita yang
masih tergolong masih muda
dan masih
menginginkan anak, dilakukan operasi untuk membuat uterus ventroiksasi dengan "ara memendekkan ligamentum rotundum atau mengikatkan ligamentum rotundum ke dinding perut atau dengan "ara operasi Purandare. 2) Operasi Manchester 3ilakukan amputasi serviks uteri dan penjahitan ligamentum kardinale yang telah dipotong, di muka serviks; dilakukan pula kolporaia anterior dan kolpoperineoplastik. 6mputasi serviks dilakukan untuk memperpendek serviks
yang
memanjang
(elongation
kolli).
Tindakan
ini
dapat
menyebabkan inertilitas, abortus, partus prematurus, dan distosia servikalis pada persalinan. agian yang penting dari operasi *an"hester ialah penjahitan ligamentum kardinale di depan serviks karena dengan tindakan ini ligamentum kardinale diperpendek, sehingga uterus akan terletak dalam posisi anteversileksi dan turunnya uterus dapat di"egah. >) Histerektomi vaginal 'perasi ini tepat untuk dilakukan pada prolapsus uteri dalam tingkat lanjut, dan pada #anita yang telah menopause. !etalah uterus diangkat, pun"ak vagina digantungkan pada ligamentum rotundum kanan kiri, atas pada ligamentum inundibulo pelvikum, kemudian operasi akan dilanjutkan dengan kolporai anterior dan kolpoperineorai untuk men"egah prolaps vagina di kemudian hari. 4) Kolpokleisis (operasi Neugebauer-Le Fort Pada #aktu obat-obat serta pemberian anastesi dan pera#atan praB pas"a operasi belum baik untk #anita tua yang seksual tidak akti lagi dapat dilakukan operasi sedarhana dengan menjahitkan dinding vagina depan dengan dinding belakang, sehingga lumen vagina tertutup dan uterus terletak diatas vagina. 6kan tetapi, operasi ini tidak memperbaiki sistokel dan rektokelnya sehingga dapat menimbulkan inkontinensia urine. 'bstipasi serta keluhan prolaps lainnya juga tidak hilang.
7
-.
Ko*plika!i omplikasi yang dapat menyertai prolapsus uteri ialah: a. eratinisasi mukosa vagina dan porsio uteri. Prosidensia uteri disertai degan keluarnya dinding vagina (inversio);
karena itu mukosa vagina dan serivks uteri menjadi tebal serta brkerut, dan ber#arna keputih-putihan. b. 3ekubitus @ika serviks uteri terus keluar dari vagina, ujungnya bergeser dengan paha dan pakaian dalam, hal itu dapat menyebabkan luka dan radang, dan lambat laun timbul ulkus dekubitus. 3alam keadaan demikian, perlu dipikirkan kemungkinan karsinoma, lebih-lebih pada penderita berusia lanjut. Pemeriksaan sitologiBbiopsi perlu dilakukan untuk mendapat kepastian akan adanya ".
karsinoma. +ipertroi serviks dan elangasio kolli @ika serviks uteri turun dalam vagina sedangkan jaringan penahan dan penyokong uterus masih kuat, maka karena tarikan ke ba#ah di bagian uterus yang turun serta pembendungan pembuluh darah C serviks uteri mengalami hipertroi dan menjadi panjang dengan periksa lihat dan periksa raba. Pada
elangasio kolli serviks uteri pada periksa raba lebih panjang dari biasa. d. ?angguan miksi dan stress incontinence Pada sistokel berat- miksi kadang-kadang terhalang, sehingga kandung ken"ing tidak dapat dikosongkan sepenuhnya. Turunnya uterus bisa juga menyempitkan
ureter,
sehingga
bisa
menyebabkan
hidroureter
dan
hidronerosis. 6danya sistokel dapat pula mengubah bentuk sudut antara kandung ken"ing dan uretra yang dapat menimbulkan stress incontinence. e. &neksi jalan ken"ing 6danya retensi air ken"ing mudah menimbulkan ineksi. !istitis yang terjadi dapat meluas ke atas dan dapat menyebabkan pielitis dan pieloneritis. .
6khirnya, hal itu dapat menyebabkan gagal ginjal. emandulan arena serviks uteri turun sampai dekat pada introitus vaginae atau sama sekali keluar dari vagina, tidak mudah terjadi kehamilan.
g. esulitan pada #aktu partus @ika #anita dengan prolapsus uteri hamil, maka pada #aktu persalinan dapat timbul kesulitan di kala pembukaan, sehingga kemajuan persalinan terhalang. h. +emoroid
8
%eses yang terkumpul dalam rektokel memudahkan adanya obstipasi i.
dan timbul hemoroid. &nkarserasi usus halus 1sus halus yang masuk ke dalam enterokel dapat terjepit dengan kemungkinan tidak dapat direposisi lagi. 3alam hal ini perlu dilakukan
laparotomi untuk membebaskan usus yang terjepit itu (iknjosastro, 2008). B. Tinjauan Teori Hi!terekto*i 1. Deini!i Hi!terekto*i +istere"tomy adalah tindakan operati yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri (Pra#irohardjo, 200). ". Etiologi Hi!terekto*i a. %ibroids (tumor jinak yang tumbuh di dalam dinding otot rahim) b. anker serviks, rahim atau ovarium ". 7ndometriosis, kondisi berupa pertumbuhan sel endometrium di bagian lain dari rahim d. 6denomyosis, kelainan di mana sel endometrium tumbuh hingga ke dalam e.
dinding rahim (sering juga disebut endometriosis interna) Prolapsis uterus, kondisi di mana rahim turun ke vagina karena ligamen yang
kendur atau kerusakan pada otot panggul ba#ah . &nlamasi Pelvis karena ineksi >. lasiikasi +isterektomi a. *a"am C ma"am histerektomi ) +isterektomi total, yaitu mengangkat kandungan termasuk mulut rahim. 2) +isterektomi parsial (subtotal). Pada histerektomi jenis ini, kandungan diangkat tetapi mulut rahim (serviks) tetap ditinggal. arena itu, penderita masih bisa terkena kanker mulut rahim, sehingga masih butuh pemeriksaan Pap smear se"ara rutin. >) +isterektomi D salingo-ooorektomi bilateral, yaitu pengangkatan uterus, mulut rahim, kedua tuba allopi, D kedua ovarium. Pengangkatan ovarium menyebabkan keadann seperti menopause. 4) +isterektomi radikal, dimana histerektomi diikuti dgn pengangkatan bagian atas vagina serta jaringan D kelenjar lime di sekitar kandungan. 'perasi ini biasanya dikerjakan pada beberapa jenis kanker tertentu.Prosedur ini melibatkan operasi yang luas dari pada histerektomi abdominal totalis, karena prosedur ini juga mengikut sertakan pengangkatan jaringan lunak yang mengelilingi uterus serta mengangkat bagian atas dari vagina. adikal histerektomi ini sering dilakukan pada kasus-kasus karsinoma serviks stadium dini. omplikasi lebih sering terjadi pada histerektomi jenis ini dibandingkan pada histerektomi tipe abdominal. +al ini juga menyangkut perlukaan pada usus dan sistem urinarius. b. "ara operasi histerektomi juga terbagi menjadi tiga jenis
9
) +isterektomi abdominal, 3imana pengangkatan kandungan dilakukan melalui irisan pada perut, baik irisan vertikal maupun horisontal (Panenstiel). euntungan teknik ini adalah dokter yang melakukan operasi dapat melihat dengan leluasa uterus dan jaringan sekitarnya dan mempunyai "ukup ruang untuk melakukan pengangkatan uterus. ara ini biasanya dilakukan pada mioma yang berukuran besar atau terdapat kanker pada uterus. ekurangannya, teknik ini biasanya menimbulkan rasa nyeri yang lebih berat, menyebabkan masa pemulihan yang lebih panjang, serta menimbulkan jaringan parut yang lebih banyak. 2) +isterektomi vaginal 3ilakukan melalui irisan ke"il pada bagian atas vagina. *elalui irisan tersebut, uterus (dan mulut rahim) dipisahkan dari jaringan dan pembuluh darah di sekitarnya kemudian dikeluarkan melalui vagina. Prosedur ini biasanya digunakan pada prolapsus uteri. elebihan tindakan ini adalah kesembuhan lebih "epat, sedikit nyeri, dan tidak ada jaringan parut yang tampak. >) +isterektomi laparoskopi. Teknik ini ada dua ma"am yaitu histeroktomi vagina yang dibantu laparoskop (laparos"opi"ally assisted vaginal hystere"tomy, 56=+) dan histerektomi
supraservikal
laparoskopi
(laparos"opi"
supra"ervi"al
hystere"tomy, 5!+). 56=+ mirip dengan histerektomi vagnal, hanya saja dibantu oleh laparoskop yang dimasukkan melalui irisan ke"il di perut untuk melihat uterus dan jaringan sekitarnya serta untuk membebaskan uterus dari jaringan sekitarnya. 5!+ tidak menggunakan irisan pada bagian atas vagina, tetapi hanya irisan pada perut. *elalui irisan tersebut laparoskop dimasukkan. 1terus kemudian dipotong-potong menjadi bagian ke"il agar dapat keluar melalui lubang laparoskop. edua teknik ini hanya menimbulkan sedikit nyeri, pemulihan yang lebih "epat, serta sedikit jaringan parut.
. Tinjauan Teoriti! ASKEP Kepera/atan 1. Pengkajian a. 3ata !ubyekti ) !ebelum 'perasi a) 6danya benjolan diselangkanganBkemaluan. b) $yeri di daerah benjolan. ") *ual, muntah, kembung. d) onstipasi. e) Tidak nasu makan.
10
2) !esudah 'perasi a) $yeri di daerah operasi. b) 5emas. ") Pusing. d) *ual, kembung. b. 3ata 'byekti ) !ebelum 'perasi a) $yeri bila benjolan tersentuh. b) Pu"at, gelisah. ") !pasme otot. d) 3emam. e) 3ehidrasi. 2) !esudah 'perasi a) Terdapat luka. b) Puasa. ") !elaput mukosa mulut kering. ". Diagno!a kepera/atan a. Pre operati ) $yeri berhubungan dengan eliminasi urin 2) emasan berhubungan dengan akan dilakukan tindakan pembedahan. >) esiko tinggi kekurangan volume "airan berhubungan dengan inkontenensia urin 4) ody image bd E b. &ntra operati ) esiko "idera berhubungan dengan pengaturan posisi bedah, prosedur invasiv bedah, anastesi regional. 2) esiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan. >) esiko ineksi berhubungan dengan prosesur tindakan pembedahan Post operati ) $yeri berhubungan dengan luka operasi 2) esiko Tinggi ekurangan =olume airan berhubungan dengan muntah
".
setelah pembedahan. >) erusakan &ntegritas kulit berhubungan dengan luka operasi 4) esiko Tinggi hypertermi berhubungan dengan ineksi pada luka operasi. ) urang pengetahuan tentang pera#atan luka operasi berhubungan dengan kurang inormasi. &. Inter0en!i kepera/atan a. Inter0en!i pre operati No
.
Diagno!a kepera/atan
Tujuan $an kriteria %a!il $yeri berhubungan $yeri berkurang dengan eliminasi urin sampai hilang terganggu se"ara bertahap
inter0en!i
!in"akan Man"iri# . 'bservasi tanda-tanda vital 2. 'bservasi keluhan nyeri, lokasi, jenis dan intensitas nyeri >. @elaskan penyebab rasa sakit, "ars menguranginya. 4. eri posisi senyaman
11
mungkin bunt pasien. . 6jarkan tehnik-tehnik relaksasi, tarik naas dalam. 9. iptakan lingkungan yang tenang. !in"akan kolaboratif# . ed obat-obat analgetik sesuai pesanan dokter. 2.
emasan berhubungan dengan akan dilakukan tindakan pembedahan.
7kspresi #ajah tenang.
>.
esiko tinggi kekurangan volume "airan berhubungan dengan inkontenensia urin
Turgor kulit elastis.
. aji tingkat ke"emasan pasien 2. @elaskan prosedur persiapan operasi seperti pengambilan darah, #aktu puasa, jam operasi. >. 3engarkan keluhan pasien 4. eri kesempatan untuk bertanya. . @elaskan pada pasien tentang apa yang akan dilakukan di kamar operasi dengan terlebih dahulu dilakukan pembiusan. 9. @elaskan tentang keadaan pasien setelah dioperasi. $. 'bservasi tanda-tanda vital tiap 4 jam. %. Timbang berat badan tiap hari. &. alau perlu pasang inus "lan $?T sesuai program dokter.
b. &ntervensi intra operati No
.
2.
Diagno!a kepera/atan esiko "idera berhubungan dengan pengaturan posisi bedah, prosedur invasiv bedah, anastesi regional. esiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan.
Tujuan $an kriteria %a!il Tidak terjadi "idera
Perdarahan dapat teratasi
Inter0en!i
. 6tur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan operasi 2. Pasang pengaman tangan dan kaki >. Pasang patient plateB elektroda dengan benar . !iapkan instrument operasi dengan lengkap 2. ek persiapan operasi seperti persediaan darah >. olaborasi dengan dokter dan tim medis lain bila terjadi perdarahan
12
>.
esiko ineksi berhubungan dengan prosesur tindakan pembedahan
ineksi tidak terjadi
. u"i tangan bedah dengan baik dan benar 2. 5akukan asepti" dengan benar >. @aga kesterilan lapang operasi dan instrument operasi
". &ntervensi Post operati No
.
Diagno!a Tujuan $an kepera/atan kriteria %a!il $yeri berhubungan $yeri dengan luka operasi berkurang, se"ara bertahap
2.
esiko Tinggi ekurangan =olume airan berhubungan dengan muntah setelah pembedahan.
Turgor kulit elastis, tidak kering. *ual "lan muntah ti"lak ada
>.
erusakan &ntegritas kulit berhubungan dengan luka operasi
5uka operasi bersih, kering, tidak ada bengkak. tidak ada perdarahan.
Inter0en!i
. aji intensitas nyeri pasien. 2. 'bservasi tanda-tanda vital dan keluhan pasien. >. 5etakkan klien di tempat tidur dengan teknik yang tepat sesuai dengan pembedahan yang dilakukan. 4. erikan posisi tidur yang menyenangkan "lan aman. . 6njurkan untuk sesegera mungkin beraktivitas se"ara bertahap. 9. erikan therapi analgetik sesuai program medis F. 5akukan tindakan kepera#atan dengan hati-hati. 8. 6jarkan tehnik relaksasi . 'bservasi tanda-tanda vital tiap 4 jam. 2. *onitor pemberian inus. >. eri minum D makan se"ara bertahap 4. *onitor tanda-tanda dehidrasi. . *onitor "lan "atat "airan masuk "lan keluar. 9. Timbang berat badan tiap hari. F. atat dan inormasikan ke dokter tentang muntahnya. . bservasi keadaan luka operasi dari tanda-tanda peradangan : demam, merah, bengkak dan keluar "airan. 2. a#at luka dengan teknik steril. >. @aga kebersihan sekitar luka
13
operasi. 4. eri makanan yang bergiAi dan dukung pasien untuk makan. . 5ibatkan keluarga untuk menjaga kebersihan luka operasi "lan lingkungannya. 9. alau perlu ajarkan keluarga dalam pera#atan luka operasi.
4
esiko Tinggi hypotermi berhubungan dengan lamanya terpapar udara dingin
+ypotermi teratasi
urang pengetahuan tentang pera#atan luka operasi berhubungan dengan kurang inormasi.
's mengerti pera#atan luka operasi
. 'bservasi tanda-tanda vital tiap 4 jam. 2. eri terapi antibiotik sesuai program medik. >. eri penghangat. 4. *onitor pemberian inus. . a#at luka operasi dengan tehnik steril. 9. @aga kebersihan luka operasi. F. *onitor dan "atat "airan masuk dan keluar . 6jarkan kepada klien dan keluarga "ara mera#at luka operasi D menjaga kebersihannya. 2. 3iskusikan tentang keinginan keluarga yang ingin diketahuinya. >. eri kesempatan keluarga untuk bertanya. 4. @elaskan tentang pera#atan dirumah, balutan jangan basah D kotor. . 6njurkan untuk meneruskan pengobatanB minum obat se"ara teratur di rumah, dan kontrol kembali ke dokter .
14
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian pre operati 1 &dentitas Pasien $ama 1mur 6gama !tatus Pekerjaan P. Terakhir e#arganegaraan amar Pera#atan 6lamat Tanggal *asuk Tanggal Pengkajian $o. egister " &dentitas penanggung ja#ab $ama +ubungan Pekerjaan 6lamat
: $y. : 9> th : &slam : 1mum : &T :: $& : 2> !1 *argonda : ampung ?andong T0 0 "ileungsi : 20-0-20 jam 4.>0 : 22-0-20 : 490 B @&.*/>4 : Tn. * : 6nak klien : !#asta : ampung ?andong T0 0 "ileungsi
>) 6namnesis eluhan 1tama • • •
•
: 's mengatakan keluar benjolan di kemaluan G sudah tahun ini, eluhan tambahan : 's mengatakan keluar darah pervagina G > bulan ini darah seperti menstruasi i#ayat peny. !ekarang : 's mengatakan $yeri (berdenyut) pada perut ba#ah, ren"ana 'perasi laparotomi histerektomi radikal ,22 'ktober 20 i#ayat penyakit terdahulu : 6sma (-), Penyakit jantung (-), +ipertensi (H), +epatitis (-), *aag (H), 6lergi obat (-), alergi makanan (-), i#ayat
operasi (H) Tindakan biopsi 'ktober 20 hasil "a servik i#ayat genikologi : ?FPF60 persalinan normal F kali • *enar"he : > tahun • 3ysmenorrhoea : Tidak • 4) Pemeriksaan isik a. T3: 0B/0 mm+g , $adi: /0 IBmenit, Pernapasan: 20 IBmenit, !uhu: >F,0 0 b. esadaran : ompos mentis ". eadaan umum : !edang ) Pemeriksaan 5aboratorium
15
Para*eter
Ha!il
Satuan
Nilai Nor*al
+emoglobin
0,>
gBdl
,F-,
7ritrosit
4,0
09B µ5
>,8-,2
+ematokrit
>2
J
>2-4F
5eukosit
4,
0>Bµ5
>,9-,0
Trombosit
&)2
0>Bµ5
0-440
?ula darah sesaat
82
mgBdl
90-00
!?'T
2
1B5
0->4
!?PT
2
1B5
0-40
6lbumin
>,/0
gBdl
>,40 - 4,80
1reum
mgBdl
20 - 40
reatinin
,>
mgBdl
0,9 C ,
9) 3iagnosa erja Prolap uteri grade &=, a "erviI stadium 2a, F) 3iagnosa anding: 8) Persiapan 'perasi - Pasien mulai puasa 0F.00 #ib - &normed "on"ent tindakan medis sudah lengkap - *engganti pakaian pasien dengan pakaian dan topi kamar operasi - *embaringkan pasien di ruangan penerimaan pasien di kamar operasi - *elakukan sign in - !erah terima pasien dengan petugas ruangan jam 4.00 #ib - *engkonirmasi identitas dan meng"ros"ek dengan gelang pasien - *engkonirmasi lokasi operasi. - *emasang inuse pada pasien di tangan kiri. - !tatus pasien, data penunjang ( hasil 5aboratorium ) telah lengkap - *enge"ek persediaan darah, persediaan darah P : 900 , %%P : >00 .
1. P3E 4PE3ATI5 Anali!a $ata pre operati
$o.
2
Tanggal 3ata %okus 22 oktober 3! : 's mengatakan merasa 20, j 4.00 takut akan dioperasi 3' : 's tampak bingung dan gelisah 22 oktober 3! : 's mengatakan nyeri di
*asalah emas
Penyebab en"ana pro"edure pembedahan
$yeri
7liminasi
16
20, j 4.00
bagian pangkal paha ketika 6 3' : tampak benjolan berupa uterus yg keluar dari vagina 's tampak meringis
urine terganggu akibat uterus yg keluar
a. Diagno!a kepera/atan pre operati ) emasan berhubungan dengan akan dilakukan tindakan pembedahan 2) $yeri berhubungan dengan eliminasi urin b. Inter0en!i Pre operati D6 17 emas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan pembedahan
a) aji tingkat ke"emasan pasien b) @elaskan prosedur persiapan operasi seperti pengambilan darah, #aktu puasa, jam operasi. ") 3engarkan keluhan pasien d) eri kesempatan untuk bertanya. e) @elaskan pada pasien tentang apa yang akan dilakukan di kamar operasi dengan terlebih dahulu dilakukan pembiusan. ) @elaskan tentang keadaan pasien setelah dioperasi. D6 " 7 $yeri berhubungan dengan eliminasi urin
a. b. ". d. e. .
'bservasi tanda-tanda vital 'bservasi keluhan nyeri, lokasi, jenis dan intensitas nyeri @elaskan penyebab rasa sakit, "ars menguranginya. eri posisi senyaman mungkin bunt pasien. 6jarkan tehnik-tehnik relaksasi, tarik naas dalam. iptakan lingkungan yang tenang. !in"akan kolaboratif# g. eri obat-obat analgetik sesuai pesanan dokter
#.
I*ple*enta!i Kepera/atan pre operati
D6 17 emas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan pembedahan
a) *engkaji tingkat ke"emasan pasien b) *enjelaskan prosedur persiapan operasi seperti pengambilan darah, #aktu puasa, jam operasi. ") *endengarkan keluhan pasien d) *emberi kesempatan untuk bertanya. e) *enjelaskan pada pasien tentang apa yang akan dilakukan di kamar operasi dengan terlebih dahulu dilakukan pembiusan.
17
D6 " 7 $yeri berhubungan dengan eliminasi urin
a) *engobservasi tanda-tanda vital T3 : 40BF0 , $ : /0IBm, : 22IBm, !p'2 : //J b) *engobservasi keluhan nyeri, lokasi, jenis dan intensitas nyeri $yeri skala > dari 0-0, $yeri apabila 6, nyeri timbul saat 's bergerak atau menggeserkan badan di tempat tidurnya. ") *enjelaskan penyebab rasa sakit, "ara menguranginya. d) *engatur posisi senyaman mungkin buat pasien. e) *engajarkan tehnik-tehnik relaksasi, tarik naas dalam. !in"akan kolaboratif# *emberi terapi injeksi obat analgetik sesuai terapi dokter d. 7valuasi pre operati ) 's mengatakan masih merasa tagang menghadapi operasi 2) 's tampak mampu melakukan tehnik relaksasi naas dalam & 's mengatakan nyeri sedikit berkurang ". Intra operati Anali!a $ata intra operati $o.
Tanggal 22 oktober 20, j 4.00- 22.>0
3ata %okus *asalah 3! : esiko 3' : 's berbaring di meja perdarahan operasi, terpasang inuse line di tangan kiri, vemlon terpasang di tangan kanan "ateter terpasang no 2, patient plate terpasang, ett no. F '2 lBm, 4 jam berjalan operasi perdarahan di tabung su"tion G>0"", kasa dgn e perdarahan 80 buah, big gauAe kotak (kasa radikal)> buah. observasi 6, hipotermi, kasa, i#l, E
Penyebab Pro"edure pembedahan
a. Diagno!a kepera/atan Intra operati 3K : esiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan. b. Inter0en!i Intra operati 1 !iapkan instrument operasi dengan lengkap 2) ek persiapan operasi seperti persediaan darah >) 'bservasi perdarahan 4) ek +b "ito bila diperlukan ) 'bservasi in take dan out put "airan + olaborasi dengan dokter dan tim medis lain bila terjadi perdarahan , 6mbil persiapan darah bila dibutuhkan tranusi intra operasi #. I*ple*enta!i Kepera/atan Intra operati 18
) " >) 4) ) +
menge"ek persiapan operasi seperti persediaan darah menyiapkan instrument operasi dengan lengkap meng'bservasi perdarahan menge"ek +b "ito bila diperlukan mengobservasi in take dan out put "airan berkolaborasi dengan dokter dan tim medis lain karna terjadi
perdarahan , mengambil persiapan darah untuk tranusi darah intra operasi $. E0alua!i Intra operati Perdarahan terkontrol, hingga operasi selesai jumlah perdarahan G 0 "", "airan inuse gelausal 00 "", "airan inuse ring as 000 "", jumlah urine G 00"". T3 : 00BF8mm+g, : 22IBm, $ : 98IBm, !p'2 : 00J. Tranusi darah dimasukan pr" 900"". &. Po!t opera!i a. Pengkajian po!t operati 6nalisa data post op $o .
2
>
Tanggal
3ata %okus
*asalah
Hypotermi 22 oktober 3! : 20, j : 3' : lien tampak menggigil, pu"at, 22.4 akral dingin T3 : 0BF2mm+g, $ : 88IBm, : 24IBm, !p'2 : //J, !uhu : >L 22 oktober 3! : esiko &njuri 20, @ 3' : lien tampak gelisah, ku : sedang, 22.4 kesadaran : apatis sedasi 22 oktober 3! : 's mengatakan $yeri 20, j : pusing, nyeri di 2>. bagian perut 3' : '! tampak meringis, skala nyeri F dari 0-0
Penyebab 5ingkungan dingin
3isorientasi, eek
anastesi
sedasi 6danya
luka
operasi
b. Diagno!a kepera/atan po!t operati ) +ypotermi berhubungan dengan terpapar udara dingin yg lama. 2) esiko injury berhubungan dengan eek anastesi >) $yeri berhubungan dengan luka operasi
19
#. Inter0en!i po!t operati 3K : hypotermi berhubungan dengan terpapar udara dingin yang lama. ) 'bservasi TT= 2) aji tanda-tanda hipotermi >) aji tanda perubahan #arna kulit 4) Pantau intake dan output ) Pertahankan suhu ruangan pemulihan 9) eri selimut penghangat F) olaborasi dalam pemberian obat
3K 2 : esiko injury berhubungan dengan eek penggunaan obat-obat anastesi umum. ) 2) >) 4)
*onitor TT= Pasang side rail tempat tidur +indarkan lingkungan dari bahaya !ediakan lingkungan yang aman
3I > : $yeri berhubungan dengan adanya luka operasi ) 2) >) 4) )
*onitor TT= aji skala nyeri, lokasi nyeri 6jarkan teknik relaksasi naas dalam eri posisi nyaman olaborasi dalam pemberian obat analgetik.
$. I*ple*enta!i Kepera/atan po!t operati 3K : hypotermi berhubungan dengan terpapar udara dingin yang lama. ) mengbservasi TT= T3 : 0BF2mm+g, $ : 88IBm, : 24IBm,
!p'2 : //J, !uhu : >L 2) mengaji tanda-tanda hipotermi !uhu : >L >) mengkaji tanda perubahan #arna kulit, kulit terlihat pu"at 4) memantau intake : inuse ring as 20 tpm, darah pr" 900"" dan output urine G0"" ) mempertahankan suhu ruangan pemulihan 9) memberi selimut penghangat 3K 2 : esiko injury berhubungan dengan eek penggunaan obat-obat anastesi umum. ) *emonitor TT= TT= T3 : 0BF2mm+g, $ : 88IBm, : 24IBm, !p'2 : //J, !uhu : >L 2) memasang side rail tempat tidur
20
>) menghindarkan lingkungan dari bahaya 4) menyediakan lingkungan yang aman 3I > : $yeri berhubungan dengan adanya luka operasi ) 2) >) 4) )
memonitor TT= mengkaji skala nyeri F dari 0-0, lokasi nyeri : disekitar perut mengajarkan teknik relaksasi naas dalam memberi posisi nyaman berkolaborasi dalam pemberian obat analgetik keterola" >0 mg, tramal 00mg iv
e. E0alua!i po!t operati 's mengatakan masih merasa pusing dan mengantuk, os mengatakan
nyeri sedikit berkurang setelah mendapatkan obat, os tampak lebih tenang TT= T3 : 2BF4mm+g, $ : /0IBm, : 20IBm, !p'2 : //J, !uhu : >9L .
BAB I8 PE(BAHASAN
Pasien datang ke &?3 !1 unda *argonda hari selasa 20 oktober 20 jam 4.>0 #ib. Pasien mengeluh keluar benjolan dari vagina G tahun yang lalu, terasa nyeri di perut bagian ba#ah. Pasien mengatakan keluar darah dari vagina G sejak > bulan yang lalu, darah yang keluar seperti darah menstruasi. Pasien mengatakan sebelumnya pernah operasi biopsi di ! +ermina *ekarsari tanggal > 'T'7 20 hasil pemeriksaan patologinya karsinoma serviks. Tanda C tanda vital di ruangan : T3 0BF0mm+g, $adi /0IBm, 20IBm, !uhu >8 0 dan di uang Pre 'p: T3 40BF0mm+g, $adi /0IBm, 22IBm, !uhu >9 0". 3ari hasil pengkajian dapat dianalisa diagnosa kepera#atan yang mun"ul saat pre operati adalah "emas berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan, perubahan status kesehatan. *enurut $anda (2009) "emas adalah respon yang mempersepsikan an"aman yang se"ara sadar ataupun diakui sebagai suatu bahaya.
21
!aat akan dilakukakan operasi, pembiusan dilakukan dengan general anestesi, pasien terpasang 7TT no 9 saturasi '2 00J dan mendapat terapi '2 8 literBmenit. Pasien terpasang netral "outer, operasi berjalan G F jam. !elama operasi perdarahan "ukup namyak karena banyak memotong pembuluh darah besar sehingga dapat dianalisa diagnose kepera#atan yang mun"ul saat intra operati adalah resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan. Pasien masuk re"overy room () dalam keadaan belum sadar penuh. Pasien terpasang '2 binasal kanul 2 lBm. 3ari keadaan tersebut dapat diambil masalah kepera#atan resiko aspirasi karena pasien dilakukan general anestesi. !elain itu dengan kondisi yang belum sadar penuh tidak memungkinkan pasien untuk bergerak, sehingga masalah kepera#atan resiko "edera baik diam ditempat tidur maupun saat pemindahan pasien diambil.
6 = P7$1T1P 6. 7!&*P156$ Pada pre ditemukan masalah kepera#atan ketakutan berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan. Pada intra ditemukan masalah kepera#atan resiko "ombustio berhubungan dengan penggunaan mesin ele"tro surgi"al unit Pada post operasi ditemukan diagnose kepera#atan resiko aspirasi berhubungan dengan perdarahan post op T7 dan resiko "edera b.d proses pemindahan pasien.
!66$ !ebaiknya pasien pre operasi yang mengalami ketakutan dapat dialihkan perhatiannya dari tersebut dengan "ara mengajaknya berkomunikasi atau musi" hipnoteraphy bila ada, dan dianjurkan untuk selalu berdoa menjelang tindakan operasi Pantau terus perdarahan yang keluar selama operasi berjalan, dan perhatikan "airan yang masuk le#at inuse
22
Pindahkan pasien dengan lebih hati-hati dan tidak gugup Pantau selalu posisi pasien (harus dalam posisi !&*) sampai pasien sadar Penuh.
23