58
Universitas Sriwijaya
BAB 4
PEMBAHASAN
PT. Bumi Suksesindo
Sejarah perusahaan
PT. Bumi Suksesindo (PT.BSI) merupakan anak perusahaan dari Merdeka Cooper and Gold, yang bergerak di bidang pertambangan emas. PT. Bumi Suksesindo juga merupakan perusahaan pertambangan Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMN), yang berdasarkan Keputusan Bupati Banyuwangi No. 188/547/KEP/429.011/2012 tanggal 9 Juli 2012 BSI telah memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah11.621,45 Ha dan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan IPPHK Produksi seluas 4.994,7 Ha. Terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggrahan, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur dengan kegiatan utama yang saat ini terfokus kepada unit produksi emas di Tujuh Bukit Operation atau yang lebih di kenal dengan sebutan Tumpang Pitu. Karena kualitas sumber daya mineral dengan nilai yang startegis tersebut, PT. Bumi Suksesindo ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional (OBVITNAS) pada tanggal 26 Febuari 2016
PT. Bumi Suksesindo memulai produksi pada lapisan oksida dengan penambangan bijih perdana per tanggal 1 Desember 2016, sekaligus menandai peralihan kegiatan perusahaan dari tahap pembangunan ke tahap produksi (operasi). setelah pekerjaan pra-penambangan diselesaikan, termasuk pembangunan akses jalan ke mulut tambang. Bijih akan ditambang dari lima buah mulut tambang selama masa usia tambang sembilan tahun pertama yang di perkirakan dapat menghasilkan 100.000 oz emas per tahun. Pada kuartal pertama (17 Maret 2017) Tujuh Bukit Operation berhasil memproduksi sebesar 25.063 oz emas.
Sebagai wujud komitmen keapada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, PT. Bumi Suksesindo melibatkan dalam kepemilikan saham dengan hibah saham tanpa beban apapun sebesar 6,42%. Menerapkan konsep green mining, semua aktifitas di tambang emas Tujuh Bukit sangat terbuka untuk kepentingan publik sesuai batasan yang ada di peraturan perundang-undangan. Pada pelaksanaan aktifitas teknikal, operasional dan hubungan eksternal lainnya dilakukakan oleh PT. Bumi Suksesindo dengan melibatkan sekitar 1.500 karyawan dimana 99% adala WNI dan 62% merupakan anak muda kabupaten banyuwangi.
Struktur Organisasi Perusahan
Pada PT. Bumi Suksesindo menerapkan struktur organisasi yang dinamis,efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertmbuhan kinerja yang optimal,berikut adalah susunan struktur pada mining departemen.
Gambar 4.1. Struktur organisai mining departemen PT. Bumi Suksesindo (Sumber : PT. Bumi Suksesindo)
Struktur organisasi di formulasikan berdasarkan spesialisasi dan fungsi masing-masing anggota di dalam unit kerja perusahan dalam mencapai target dan tujuan perusahan.
Lokasi Perusahan
Secara geografis lokasi proyek pertambangan Site Tujuh Bukit PT. Bumi Suksesindo terletak pada 8°36'53.0748" Selatan dan 144°3'17.46" Timur (Gambar 4.2). Lokasi pertambangan Batu Hijau PT. Bumi Suksesindo dapat ditempuh melalui jalur udara dan darat.
Gambar 4.2 Peta Lokasi Tambang Site Tujuh Bukit
(Sumber: Arsip PT. Bumi Suksesindo, 2015)
Berikut merupakan beberapa cara dan jalur yang dilalui untuk menempuh lokasi Tujuh Bukit Operation.
Dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badarudin II Palembang (PLM) dapat di tempuh dengan menggunakan transportasi pesawat dengan waktu tempuh ± 55 menit menuju ke Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta (CGK). Selajutanya transit untuk melajutkan penerbangan ke Bandara Blimbingsari (BWX) dengan memakan waktu ± 2 jam.
Selanjutnya perjalanan di lanjutkan menggunakan jalur darat menuju Desa Sumberagung yang berdekatan dengan Kawasan Pantai Merah yang memakan waktu ± 2,5 jam.
Lokasi Penambangan
Site tujuh bukit terletak di desa sumberagung,kecamatan pesanggerahan kabupaten banyuwangi provinsi jawa timur. Secara geografis lokasi proyek pertambangan Site Tujuh Bukit PT. Bumi Suksesindo terletak pada 8°36'53.0748" Selatan dan 144°3'17.46" Timur (Gambar 4.2). Lokasi pertambangan tujuh bukit PT. Bumi Suksesindo dapat ditempuh melalui jalur udara dan darat.
Geologi site tujuh bukit
Berdasarkan keadaan geologinya, endapan bahan galian pada Batu Hijau merupakan batuan porphiry muda yang mengandung mineral tembaga serta mineral ikutan emas yang terdapat pada mineral bornit (Cu5FeS4) dan kalkopirit (CuFeS2).
Adapun mineral pengotor yang terdapat di Site Tujuh Bukit seperti magnetit (Fe3O4), kuarsa (SiO2), klorit (ClO2-), dan pirit (FeS2). Peta Geologi Lokasi Pit Batu Hijau dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 4.3 Peta Geologi Lokasi Tambang Site Tujuh Bukit
(Sumber: Mine Geology PT. Bumi Suksesindo, 2016)
Pada saat magma berevolusi, intrusi tonalite (dike) akan mengandung semakin banyak kuarsa primer. Pada cebakan Batu Hijau terdapat 3 jenis tonalite, yang pertama tonalit tua (old tonalite) merupakan batuan porphiritic berwarna abu-abu yang banyak mengandung kuarsa dan plagioclase phenocrist dan batuan yang teraltrasi, lalu tonalit menengah (intermediate tonalite) yang bertekstur lebih kasar dengan kandungan kuarsa lebih banyak, sedangkan tonalit muda (young tonalite) adalah batuan yang secara mineralogi sama dengan tonalite yang sebelumnya tetapi teksturnya berbeda yaitu berupa tekstur yang lebih kasar, banyak mengandung quarts phenocriyst.
Massa dasar (bagian batu yang lebih halus) dari tonalite muda lebih kasar dari massa dasar tonalite tua dimana tonalite tua lebih teralterasi dan termineralisasi dibanding tonalite menengah dan tonalite muda. Bagian tengah dari cebakan didominasi oleh mineral kalkopirit dan bornit sedangkan di arah luar cebakan lebih dominan kalkopirit dan pirit. Hasil studi mineralogi awal menunjukkan adanya hubungan kuat antara kuarsa, tembaga, dan emas.
Hasil studi difraksi sinar-X menunjukkan persentase kuarsa berkisar antara 40-50 % pada bagian yang berkadar tinggi, terutama di area dasar bagian tengah cebakan. Dilihat melalui mikroskop diketahui bahwa kandungan emas teridentifikasi sebagai bagian kecil di dalam bornite, calcophyrite dan selebihnya adalah partikel gangue (pengotor).
Iklim dan curah hujan
Lokasi proyek Site Tujuh Bukit PT. Bumi Suksesindo memiliki iklim tropis dengan suhu udara antara 23˚C - 29˚C. Adapun data curah hujan di Site Tujuh Bukit selama beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran B.
Aktivutas Penambangan
Sistem penambangan yang diterapkan di PT. Bumi Suksesindo adalah tambang terbuka dengan metode Open Cut (Gambar 4.4). Open Cut adalah metode penambangan terbuka yang di lakukan untuk lereng bukit atau perbukitan, Medan kerja yang digali dari arah atas ke bawah atau sebaliknya (Side Hill Type). Tujuan utama dari operasi penambangan itu sendiri adalah menambang dengan biaya serendah mungkin sehingga dicapai keuntungan yang maksimal. Pemilihan berbagai parameter desain dan penjadwalan dalam pengambilan bijih melibatkan pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. Dibutuhkan suatu pengambilan keputusan yang optimal antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dengan adanya parameter pembatas karena faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Gambar 4.4 Pit B West Site tujuh bukit
Kegiatan utama penambangan yang dilakukan di tujuh bukit meliputi kegiatan long term, pengeboran lubang untuk peledakan (drilling), pemberaian batuan dengan peledakan (blasting), pemuatan batuan (loading) dan pengangkutan batuan (hauling), penimbunan (dumping), dan peremukan (crushing). Aktifitas penambangan dilakukan 2 shift setiap harinya selama 24 jam dengan pergantian shift setiap jam 5 pagi dan jam 5 sore.
1. Pengeboran (Drilling) dan Peledakan (Blasting)
Kondisi batuan di Pit A dikategorikan dalam material yang sulit untuk dibongkar dengan demikian dibutuhkan pengeboran dan peledakan untuk proses pemberaian. Pemberaian batuan dilakukan untuk membongkar batuan dari lokasi asalnya agar dapat dilakukan pemuatan dan pengangkutan oleh alat mekanis. Sebelum melakukan kegiatan pengeboran dan peledakan pada areal tertentu, drill and blast engineering bertugas untuk mencari dan mempersiapkan areal tersebut sehingga siap digunakan. Kegiatan mempersiapkan area pengeboran dan peledakan ini sering disebut dengan land clearing.
Pengeboran (Drilling)
Kegiatan pengeboran dilakukan untuk beberapa tujuan yaitu pembuatan lubang ledak untuk peledakan produksi, dan pembuatan drain hole pada horizont drilling untuk membuat saluran air pada dinding tambang, selain itu pengeboran juga dilakukan untuk pengambilan sampel untuk perhitungan kadar endapan.
PT. Bumi Suksesindo menggunakan beberapa jenis mata bor, yaitu 95mm untuk hard ore, 102 mm untuk soft ore dan 127 mm untuk waste. Sedangakan alat berat yang digunakan adalah Atlas Copco Power ROC T50 yang berjumlah 5 unit.
Gambar 4.5 Alat Bor Atlas Copco Power ROC T50
Pengeboran dilakukan oleh Drill Operator dengan panduan titik kontrol yang telah ditentukan berdasarkan drill pattern yang telah direncanakan oleh Drill and Blast Engineering menggunakan software MineSight yang kemudian diupload ke Dispatch System. Pengeboran akan mengikuti drill hole plan sesuai dengan navigasi yang diarahkan oleh operator menggunakan HPGPS dan tidak menggunakan bantuan dari survey lagi. Sebagian dari hasil pengeboran ini diambil untuk dijadikan sampel dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisa kadar serta kandungan mineral dari batuan tersebut. Kegiatan pengeboran ini dikontrol oleh operator menggunakan Wireless Dispatch System yang dipasang pada alat bor dan tercatat pada data MORS.
Peledakan (Blasting)
Peledakan bertujuan untuk memberaikan batuan dari batuan induknya yang nantinya menghasilkan broken material yang memilih fragmentasi yang sesuai untuk diumpankan ke OPP (Ore Preparation Plan).
Pada metode peledakan di PT.Bumi Suksesindo, terdapat dua metode yang digunakan yaitu:
Pre-split Drilling
Metode ini dilakukan pada area yang memiliki tingkat kerapatan struktur geologi yang sangat intensif, baik berupa patahan / sesar (fault), kekar (joint) dan batuannya yang relatif lebih keras. Biasanya diimplementasikan pada area lereng tambang di sisi barat, barat-daya dan barat-laut. Desain ini dirancang untuk peledakan wall treatment dengan mengikuti rencana pembentukan lereng pada setiap domain geotech yang telah ditetapkan dan jarak spasi antar lubang bor adalah 1,25 meter (Gambar 4.3).
Gambar 4.6 Desain Peledakan Wall Treatment dengan Metode Pre-split Drilling
(Sumber: Arsip PT.Bumi Suksesindo)
Line Drilling
Metode line drilling pada prinsipnya hampir sama dengan pre-split drilling dan bertujuan untuk mengurangi pengaruh vibrasi terhadap lereng. Perbedaannya terletak pada pembuatan lubang bornya yang dibuat vertikal dan tidak diisi bahan peledak (charging). Metode ini diterapkan pada dinding bagian timur karena batuan yang relatif lunak dan adapun jarak spasi adalah 1,5 meter (Gambar 4.6).
Gambar 4.7 Desain Peledakan Wall Treatment dengan Metode Line Drilling
(Sumber: Arsip PT. Bumi Suksesindo)
Peledakan dilakukan dengan menggunakan primer booster (200 gr) dengan sistem peledakan NONEL (Non-Electronic) dengan in hole delay 500 ms dan panjang tube 18 m pada sisi timur dan produksi serta I-Kon pada sisi barat dan di trim. Hasil peledakan selanjutnya digali, dimuat, dan diangkut ke tempat yang sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Kegiatan penggalian, pemuatan, dan pengangkutan dipantau dan diatur oleh dispatcher dan datanya tercatat pada data dispatch.
Setelah selesai dilakukan pengeboran (drilling), tahap selanjutnya yang akan dilakukan untuk persiapan peledakan adalah charging (pengisian bahan peledak). Sebelum dilakukan pengisian bahan peledak, lubang ledak terlebih dahulu diisi dengan bahan peledak peka detonator (booster) yang berfungsi menginisiasi bahan peledak. Booster yang digunakan adalah DAYAPRIME-200 yang memiliki 2 slot untuk detonator. Slot tersebut disambungkan pada non-electric detonator sepanjang 6 m dengan in-hole delay 67 ms dan pada elektronik detonator i-Kon II dengan panjang 65 ft. (Gambar 4.7)
Gambar 4.8 Booster dan kabel delay
Untuk kolom isian bahan peledak, pemakaian bahan peledak di PT. Bumi Suksesindo disesuaikan dengan kondisi lubang tembak, antara lain Emulsion 100%, Fortain Eclipse 11, Fortain Eclipse 12, Fortain Eclipse 13, Fortain Eclipese (70:30). Bahan peledak (Gambar 4.9) diisi pada lubang menggunakan MMU Truck (Gambar 4.10), kemudian ditutup menggunakan stemming yang dibawa oleh stemming truck.
Gambar 4.9 Bahan Peledak Amonium Nitrate
Gambar 4.10 Truck Ammonium Nitrate
Peledakan akan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Persiapan yang dilakukan antara lain memasang geophone untuk mendeteksi seberapa besar getaran yang ditimbulkan pada saat peledakan dan sebuah palang larangan melewati wilayah batas peledakan. Setelah persiapan peledakan selesai, seluruh alat dan pekerja yang berada di sekitar wilayah peledakan akan dievakuasi ke zona aman, dengan radius 250 m untuk alat, dan 450 m untuk pekerja dari wilayah peledakan.
Setelah kegiatan peledakan selesai, selanjutnya dilakukan pemasangan patok survey pada area broken muck dan diupload ke Jigsaw. Hal ini bertujuan untuk membatasi daerah yang tergolong sebagai high grade, medium grade, low grade, acid waste dan neutral waste. Dengan adanya batasan tersebut broken muck dapat diangkut ke tempat penimbunan (dumping) yang telah ditentukan.
Pemuatan (Loading) dan Pengangkutan (Hauling)
Setelah dilakukan pengeboran dan peledakan, material hasil peledakan akan dimuat dengan beberapa alat muat. PT. Bumi Suksesindo memiliki beberapa alat muat, yaitu:
Excavator KOMATSU PC 800 SE-7 dengan kapasitas bucket 4,5 m³ sebanyak 2 unit
Excavator HITACHI EX 1200-6 dengan kapasitas bucket 5,8 m3 sebanyak 3 unit.
Gambar 4.11 Excavator KOMATSU PC 800 SE-7
Gambar 4.12 Excavator HITACHI EX1200-6
Setelah kegiatan pemuatan maka material diangkut menuju lokasi dumping, OPP dan stockpile dengan menggunakan 2 jenis alat angkut, yaitu dump truck jenis ADT (Articulated Dump Truck) dengan jenis CAT type 745C untuk ore sejumlah 20 unit, dengan kapasitas unit 45,2 Ton dan Rigid Dump Truck dengan jenis CAT type 775F untuk waste sejumlah 14 unit dengan kapsitas unit 42,5 m³
Material hasil peledakan diangkut menuju lokasi finger OPP (Ore Preparation Plan) berdasarkan jenis bijihnya yaitu high grade, medium grade, dan low grade sedangkan material waste diangkut ke CWD (Central Waste Dump). Sistem penggalian, pemuatan dan pengangkutan diatur oleh dispatcher yang menggunakan sistem dispatch monitoring dan GPS secara otomatis, sehingga semua kegiatan lalu lintas dan operasional dapat diawasi dari ruang kontrol dispatch.
Gamabar 4.13 Ariculated Dump Truck CAT 745 C
Gambar 4.14 Riggid Dump Truck CAT 793C
Mine Technical Services di PT. Bumi Suksesindo
Selain daripada aktivitas penambangan yang terdapat pada PT. Bumi Suksesindo, tentunya terdapat pula kegiatan-kegiatan pendukung untuk dapat melaksanakan aktivitas penambangan itu sendiri yaitu mine technical Services.
Adapun mine technical services yang terdapat di PT. Bumi Suksesindo Banyuwangi terdiri dari long term dan dispatch.
Long Term
Long term merupakan tahapan awal dari aktivitas penambangan yang memberikan arahan kepada seluruh bidang aktivitas penambangan berdasarkan life of mine (umur tambang) dari perencanaan penambangan hingga material telah berhasil ditambang secara menyeluruh. Arahan dari tim long term juga bisa untuk tiap satu phase atau lebih. Perencanaan yang dilakukan tim long term dimulai dari pemberian data source oleh tim geologi yang selanjutnya dibuatlah mine plan berdasarkan umur tambang yang selanjutnya akan diarahkan masing-masing tim untuk melaksanakan tugasnya masing-masing.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tim long term dalam melakukan aktivitas penambangan antara lain:
Memprediksi penambangan yang akan dilakukan secara jangka panjang.
Menghitung material yang terdapat dalam lokasi endapan baik itu ore ataupun waste.
Mencari rumus revenue pada tiap kadar yang selanjutnya akan diolah oleh tim geologi berdasarkan tingkat kadar yang terdapat pada tiap material.
Memastikan material yang memiliki grade paling tinggi selalu paling awal untuk dicrushing. Hal tersebut dilakukan agar Cash Flow yang didapat lebih besar.
Memastikan bahwa material yang diambil di pit lebih banyak daripada material yang terdapat pada concentrator agar sisa dari pengambilan ore yang terdapat di pit dapat dipindahkan menuju stockpile terlebih dahulu sebelum diolah pada concentrator.
Membuat design pada stockpile maupun dumping area dan menghitung kebutuhan dumping area maupun stockpile berdasarkan banyaknya material yang masih mengendap. Setelah ditentukan luas yang diperlukan untuk dapat menampung ore atau waste, dilakukanlah pembebasan lahan oleh tim environment sesuai SOP yang berlaku.
Membuat mine planning secara tahunan berdasarkan spesifikasi alat dan jumlah alat untuk menentukan target produksi yang harus dicapai.
Menghitung kebutuhan alat gali dan alat angkut berdasarkan jarak dari lokasi penambangan menuju dumping atau stockpile dan kecepatan yang dapat ditempuh tiap alat serta kapasitas pada alat angkut.
Mencari letak ore yang memiliki kadar subgrade agar pada saat dilakukan penambangan, ore yang memiliki kadar subgrade dapat langsung dibawa ke crushing tanpa diletakkan terlebih dahulu ke stockpile.
Dispatch
Dalam kegiatan penambangan di Site Tujuh Bukit, pengarahan dari tim dispatch sangat dibutuhkan. Hal ini terkait dengan luas daerah penambangan dan banyaknya jumlah alat mekanis yang harus selalu dipantau agar data yang diperoleh dari lapangan dapat digunakan untuk kebutuhan setiap departemen. Adapun kegiatan yang dilakukan tim dispatch dalam mendukung aktivitas penambangan di Site Tujuh Bukit yaitu:
Monitoring Peralatan Mekanis
Monitoring pada peralatan mekanis utamanya dilakukan pada alat yang beraktivitas dalam penambangan seperti alat bor, alat gali muat, alat angkut, maupun alat-alat penunjang aktivitas penambangan seperti grader, bulldozer, dan compactor. Data-data kegiatan dari peralatan mekanis diperoleh dari alat Jigsaw Dispatch System yang dipasangkan pada tiap peralatan mekanis (Gambar 4.12) dan kemudian data yang terekam pada alat Jigsaw lalu dikirimkan melalui wireless menuju server tempat penyimpanan sehingga data pada server dapat diakses oleh dispatcher maupun user lainnya menggunakan Jigsaw Dispatch System.
Dari kegiatan monitoring ini, dapat diketahui masalah-masalah yang terjadi pada alat mekanis sehingga dapat dilakukan perbaikan agar aktivitas penambangan dapat berjalan seoptimal mungkin.
Gambar 4.15 Jigsaw Dispatch Sistem pada Dump Truck CAT 793C
Monitoring dan Reporting Tingkat Produktivitas
Tingkat produktivitas dari alat mekanis merupakan hal penting dalam pencapaian target produksi pada aktivitas penambangan. Tingkat produktivitas suatu alat mekanis dapat dihitung berdasarkan data cycle time, kapasitas, dan ketersediaan alat dari tiap alat mekatnis sehingga dapat dihitung tingkat produktivitas dari setiap alat baik itu alat bor, alat gali muat, maupun alat angkut.
Monitoring Tiap Operator
Monitoring kepada tiap operator dilakukan agar aktivitas pada penggalian dan pengangkutan dapat terkoordinasi dengan teratur sehingga dapat membuat Dump Truck tidak perlu mengantri lama pada saat akan melakukan pengangkutan maupun penimbunan. Tim dispatch juga dapat mengatur pengangkutan pada material menuju stockpile atau dumping area yang paling efektif agar cycle time pada alat angkut dapat menjadi lebih optimal sehingga produktivitas yang dihasilkan dapat meningkat pula. Monitoring tiap operator juga dilakukan agar tiap operator dapat saling berkoordinasi dalam menjalankan alat mekanis sehingga mengurangi terjadianya kesalahpahaman antar operator. Adapun dokumentasi tim dispatch dalam memantau tiap operator dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Gambar 4.16 Monitoring Tim Dispatch terhadap Tiap Operator
Produktivitas Alat
Untuk mengetahui pencapaian target produksi dari aktivitas penambangan, tentunya tidak lepas dari produktivitas alat baik itu merupakan produktivitas alat gali muat, alat angkut, maupun alat bor. Metode penghitungan produktivitas tiap alat menggunakan sistem dispatch yang menerima data cycle time dari tiap alat lalu kemudian diolah dan salah satu dari hasil olahan data menjadi data produktivitas tiap alat. Namun, pada perhitungan yang dilakukan kali ini tetap menggunakan rumus standar yang biasa digunakan. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai produktivitas alat gali muat, alat angkut, dan alat bor yang terdapat di Site Tujuh Bukit, PT. Bumi Suksesindo
Produktivitas Alat Gali Muat
Excavator KOMATSU PC800 SE-7 untuk ore
Target Produksi = 245,10 bcm/jam
Kapasitas Bucket (Kb) = 4,5 m3 (Lampiran D)
Fill Factor Bucket (Ff) = 0,9 (Lampiran E)
Efisiensi Kerja (Eff) = 0,80 (Lampiran F)
Cycle Time (CT) = 0,33 menit (Lampiran G)
Swell Factor (Sf) = 0,9 (Lampiran F)
Produktivitas Excavator KOMATSU PC800 SE-7 per jam:
Q = Kb × Ff × Sf × Eff × 60CT
Q = 4,5× 0,9 × 0,9× 0,8 × 600,33
Q = 530,18 bcm/jam
Kesimpulan dari perhitungan di atas yaitu Excavator KOMATSU PC800 SE-7 memenuhi target yang diberikan yaitu sebesar 530,18 bcm/jam.
Tingkat produktivitas dari Excavator KOMATSU PC800 SE-7 per bulan yaitu:
Q (ton/bulan) = Q (m3/jam) x Jumlah jam kerja dalam satu bulan.
Q = 530,18 x 595,1 jam
Q = 315.510,12 bcm/bulan
Produktivitas excavator HITACHI EX1200 untuk waste
Target Produksi = 485,19 bcm/jam
Kapasitas Bucket (Kb) = 6,7 m3 (Lampiran D)
Fill Factor Bucket (Ff) = 0,9 (Lampiran E)
Efisiensi Kerja (Eff) = 0,8 (Lampiran F)
Cycle Time (CT) = 0,41 menit (Lampiran G)
Swell Factor (Sf) = 0,9 (Lampiran H)
Produktivitas excavator Hitachi EX1200 per jam:
Q = Kb × Ff ×Sf× Eff × 60CT
Q = 6,7 m3 × 0,9 ×0,9× 0,8 × 600,41
Q = 635,36 bcm/jam
Kesimpulan dari perhitungan di atas yaitu KOMATSU PC800 SE-7 telah memenuhi target yang diberikan yaitu sebesar 635,36 bcm/jam
Tingkat produktivitas dari Excavator HITACHI EX1200 per bulan yaitu:
Q (ton/bulan) = Q (ton/jam) x Jumlah jam kerja dalam satu bulan.
Q = 635,36 bcm/jam x 595,1 jam
Q = 378.102,74 bcm/bulan
Produktivitas Alat Angkut
Dump Truck CAT 775F terhadap Excavator HITACHI EX1200
Jumlah Pengisian (n) = 5 kali
Kapasitas Bucket (Kb) = 45 m3 (Lampiran D)
Fill Factor (Ff) = 0,8 (Lampiran E)
Effisiensi Kerja (Eff) = 0,8 (Lampiran F)
Cycle Time (CT) = 19,83 menit (Lampiran G)
Swell Factor (Sf) = 0,74 (Lampiran H)
Produktivitas Dump Truck CAT 775F per jam:
Q = n × Kb × Ff × Sf × Eff × 60CT
Q = 5× 45 m2 × 0,8 × 0,74 × 0,8 × 6019,83
Q = 322,42 bcm/jam
Kesimpulan dari perhitungan di atas yaitu Dump Truck CAT 775F terhadap Excavator HITACHI EX1200 telah memenuhi target yang diberikan yaitu sebesar 322,42 bcm/jam.
Tingkat produktivitas dari Dump Truck CAT 775F per bulan yaitu:
Q (ton/bulan) = Q (bcm/jam) x Jumlah jam kerja dalam satu bulan.
Q = 322,42 bcm/jam x 595,1jam
Q = 191.872,14 bcm/bulan
Dump Truck CAT 745C terhadap KOMATSU PC 800 SE
Jumlah Pengisian (n) = 4 kali
Kapasitas Bucket (Kb) = 25 m3 (Lampiran D)
Fill Factor (Ff) = 0,8 (Lampiran E)
Effisiensi Kerja (Eff) = 0,8 (Lampiran F)
Cycle Time (CT) = 21,54 menit (Lampiran G)
Swell Factor (Sf) = 0,85 (Lampiran H)
Produktivitas Dump Truck CAT 745C per jam:
Q = n × Kb × Ff × Sf × Eff × 60CT
Q = 4 × 25 m2 × 0,8 × 0,85 × 0,8 × 6021,54
Q = 151,53 bcm/jam
Kesimpulan dari perhitungan di atas yaitu Dump Truck CAT 745C terhadap KOMATSU PC 800 SE telah memenuhi target yang diberikan yaitu sebesar 151,53 bcm/jam.
Tingkat produktivitas dari Dump Truck CAT 745C per bulan yaitu:
Q (bcm/bulan) = Q (bcm/jam) x Jumlah jam kerja dalam satu bulan.
Q = 151,53 bcm/jam x 595,1 jam
Q = 90.175,50 bcm/bulan
Match Factor
Dump Truck CAT 775F terhadap Excavator HITACHI EX1200
Cycle Time Excavator HITACHI EX1200 = 0,41 menit
Cycle Time Dump Truck CAT 775F = 19.83 menit
Jumlah Excavator HITACHI EX1200 = 2 unit
Jumlah Dump Truck CAT 775F = 14 unit
Banyak Pengisian = 5
MF = Banyak Pengisian x Jumlah Alat Angkut x CT Alat Gali Muat Jumlah Alat Gali Muat × CT Alat Angkut
MF = 5 x 7 unit x 0,41 menit2 unit x 19.83 menit
MF = 0,36
Kesimpulan dari perhitungan diatas diperoleh nilai match factor < 1, artinya terdapat waktu tunggu bagi alat gali muat Excavator HITACHI EX1200 terhadap alat angkut Dump Truck CAT 775F
Dump Truck CAT 745 C terhadap KOMATSU PC800 SE-7
Cycle Time KOMATSU PC800 SE-7 = 0,33 menit
Cycle Time Dump Truck CAT 745C = 21,54 menit
Jumlah KOMATSU PC800 SE-7 = 1 unit
Jumlah Dump Truck CAT 745C = 7 unit
Banyak Pengisian = 4
MF = Banyak Pengisian x Jumlah Alat Angkut x CT Alat Gali Muat Jumlah Alat Gali Muat × CT Alat Angkut
MF = 4 x 7 unit x 0,33 menit1 unit x 21,54 menit
MF = 0,43
Kesimpulan dari perhitungan diatas diperoleh nilai match factor < 1, artinya terdapat waktu tunggu bagi alat gali muat KOMATSU PC800 SE-7 terhadap alat angkut Dump Truck CAT 745C.