kedengarannya tidak asing lagi bagi tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas. Tetapi masih ada beberapa petugas kesehatan yang masih belum memahami esensi dari ketiga pokja tersebut. Sehingga, hal ini dapat menjadi saran bagi rekan-rekan Puskesmas yang baru memulai ataupun sedang dalam proses akreditasi, untuk wajib memahami esensi dari masing-masing pokja yang dipegang. berikut
Pedoman penyusunan akreditasi, instrumen penilaian akreditasi hingga segala macam dokumen bagaikan makanan sehari hari kami selama 7 bulan terakhir ini. hingga terkadang membuat kami gagal fokus karena memikirkan berbagai macam dokumen yang harus segera dilengkapi. Jatuh bangun sudah hal biasa. Mulai dari semangat petugas yang naik turun dalam menghadapi dokumen yang terdiri dari 9 bab, 42 standar dan 776 Elemen Penilaian, sampai menghabiskan waktu hingga larut malam di puskesmas hanya untuk melengkapi dokumen (lembur).
Saat mengalami semangat yang kendor yang lama kelamaan semakin kronis dan menjadi penyakit malas, kamipun saling bahu membahu memberi support dan suntikan semangat sesama petugas. Hal kecil yang mungkin kebanyakan orang mengganggap kurang penting namun memberi dampak yang luar biasa bagi kami saat mendapat supportdari sesama petugas maupun dari pendamping akreditasi kami.
Ada banyak pembelajaran dari proses akreditasi berlangsung. Awalnya mulai dari petugas harus memahami maksud dan tujuan penyusunan dokumen, melihat bagaimana sistem yang terbentuk di puskesmas sebelum proses akreditasi, menyatukan ide juga pendapat dari berbagai petugas dan bukan hanya sekedar melengkapi dokumen Elemen Penilaian yang terdapat dalam pedoman akreditasi, tetapi juga wajib memahami setiap standar, pokok pikiran dan kriteria yang ada di dalam buku pedoman. Selain itu, harus ada sinkronisasi antara dokumen dari masing-masing pokja. Karena ada beberapa bab yang saling berkaitan seperti pada bab 3, 6 dan 9 yang didalamnya membahas tentang mutu pelayanan. Jadi pada saat penilaian nanti semua dokumen sudah jelas dan dapat di pertanggungjawabkan di depan para surveior akreditasi.
Hal terpenting dari proses akreditasi ini adalah bagaimana puskesmas bisa memberikan mutu pelayanan yang lebih baik bagi masyarakatnya. Sebagai contoh, pada saat kita mengajukan
kegiatan di lapangan ataupun di dalam gedung, petugas wajib memberikan analisis masalah yang ada dilapangan. bukan hanya sekedar memilih kegiatan sesuka hati oleh petugas kesehatannya, melainkan berdasar pada“apa masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat ”.
Jadi, kita membuat suatu kegiatan berdasar pada kebutuhan yang ada dimasyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai dengan metode masing-masing Puskesmas. di Di Puseksmas Balai Karangan sendiri salah satu metodenya melalui survey kepuasan masyarakat, Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), dan melalui data untuk melihat kebutuhan masyarakat dari segi kesehatan. Berbagai macam metode penentuan prioritas masalah seperti metode USG (Urgent, Serious, growth), SWOT(strange, weakness, Opportunity, Threat) hingga PDCA (Plann, Do, Check, Action) dapat menjadi metode atau konsep yang dilakukan bagi tenaga kesehatan untuk menentukan priorotas masalah yang akan dibahas. Perlahan prosesnya mulai terlewati. mulai dari persiapan penyusunan dokumen awal (SK, SOP, KAK, pedoman, dsb) hingga kelengkapan dokumen lainnya seperti, RUK, RPK, PKP, PTP dsb.
Perlahan tapi pasti, Sekedar berubah saja tidak cukup, kita butuh berubah lebih baik.
Saat waktu penilaian tiba, ternyata masih terdapat beberapa elemen penilaian yang masih belum benar dan perlu perbaikan lagi untuk kedepannya. Benar-benar pengalaman luar biasa untuk berproses menjadi lebih baik. Peniliaian ini bukanlah akhir dari proses akreditasi bagi Puskesmas kami, melainkan awal baru bagi Puskesmas Balai Karangan untuk bangkit dan lebih banyak belajar untuk memberikan mutu pelayanan kesehatan yang maksimal. Dan, apapun hasil dari penilaian akreditasi tersebut merupakan buah dari kerjakeras dan usaha yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan. Jikalau nanti hasilnya masih belum memuaskan, kami akan berusaha dan bekerja keras untuk terus melakukan perubahan kedepan.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada pendamping Akreditasi kami dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ibu Feny Widyastuti, S.KM dan Bapak Ali Musyafaak, S.KM yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran, tanggapan maupun masukan dalam proses akreditasi di Puskesmas Balai Karangan, sehingga proses Penilaian Akreditasi berjalan dengan lancar dan terkendali. Semoga cerita ini dapat menginspirasi Puskesmas lainnya yang baru
mengajukan ataupun sedang dalam proses akreditasi untuk tetap semangat dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di daerahnya masing-masing. “Perlahan tapi pasti, Sekedar berubah saja tidak cukup, kita butuh berubah lebih baik” SEMANGAT AKREDITASI PUSKESMAS!!
Berikut beberapa dokumentasi sebelum dan setelah akreditasi:
Penggalangan komitmen Akreditasi
Sosialisasi persiapan Akreditasi
Sebelum akreditasi
Sesudah akreditasi
Sesudah akreditasi
Sebelum akreditasi
Sebelum akreditasi
Sesudah akreditasi
Sesudah akreditasi
Sebelum akreditasi
Sebelum akreditasi
Sesudah akreditasi
Sesudah akreditasi
Sesudah akreditasi (pegangan khusus pasien)
Sesudah akreditasi (tempat duduk priorotas)
Sesudah akreditasi
Sesudah akreditasi (papan petunjuk “masuk”)
Sesudah akreditasi