CHAPTER IV OVERHAUL ENGINE
21
OVERHAUL ENGINE
A.PENGERTIAN A.PENGERTIAN Praktek Engine Praktek Engine Overhaul Over haul pada engine Lyncoming O-360 , dimana kegiatan praktek taruna ini engine akan dibongkar atau re -assembly kemudian diidentifikasi serta mengetahui tiap fungsi bagian engine tersebut dengan berpedoman buku Overhaul Manual O-360 and IO-360 Series Engines. Engine Overhaul atau yang biasa disebut Ovehaul mesin adalah suatu kegiatan pembongkaran mesin (engine) atau bisa disebut re-assembly pada kendaraan, dan kemudian komponen mesin tersebut diperiksa dengan sangat teliti supaya didapat data-data yang valid sehingga langkah perbaikan selanjutnya dapat tepat, serta masalah pada engine tersebut teratasi. Kemudian dilanjutkan dengan assembly atau pemasangan kembar komponen mesin yang telah dibongkar sebelumnya.
TUJUAN 1. Tujuan Umum a. Meningkatkan kemampuan taruna dalam mengindentifikasi bahaya dalam melaksanakan perawatan piston engine. b. Meningkatkan keterampilan taruna dalam melaksanakan perawatan piston engine. c. Meningkatkan pemahaman taruna dalam hal perawatan pesawat piston engine. d. Membekali taruna agar mendapat pengalaman serta keahlian untuk siap masuk didalam dunia kerja. 2. Tujuan Khusus a. Taruna dapat mengindentifikasi bagian-bagian dari engine Lyncoming O-360. b. Taruna dapat meningkatkan pemahaman tentang fungsi setiap bagian dari engine Lyncoming O-360. c. Taruna dapat Memahami Sistem yang Bekerja pada engine Lyncoming O-360. d. Taruna dapat Membaca dan Mengikuti Panduan yang ada di Overhaul Manual O-360 and IO-360 Series Engines. e. Taruna dapat melaksanakan engine overhaul dengan baik sesuai panduan Overhaul Manual O-360 and IO-360 Series En 22
PEMBAHASAN MATERI 1. ALAT
No.
1.
ITEMS
DESCRIPTION
IMAGE
Open-end
Kunci pas terbuat dari logam
wrench
paduan
Chrome
dengan
Vanadium,
tangkai
(shank)
membentuk sudut 15 derajat pada
kedua
Ukuran
ujung-ujungnya.
kunci
menunjukkan
lebar dari mulut kunci yang yang berati juga menunjukkan lebar kepala baut atau mur. 2.
Closed-end
Kunci
ring
wrench
memasang
berfungsi atau
untuk
melepaskan
kepala baut atau mur yang mempunyai
momen
pengencangan yang cukup besar dan
memungkinkan
bekerja
pada
dapat
ruang
yang
terbatas. Kunci ring mempunyai tangkai
lebih
panjang
dibandingkan dengan kunci pas, gaya tuasnya lebih besar bila dibandingkan dengan gaya tuas kunci pas. 3.
Socket
Kunci soket dapat menjangkau kepala baut atau mur yang terletak
sangat
tersembunyi.
sulit
dan
Misalnya,
baut
pengikat intake dan exhaust manifold. Hal ini bisa dilakukan, karena kunci soket dilengkapi batang penyambung. 23
4.
Flat Screwdriver
Obeng adalah sebuah alat yang digunakan
untuk
mengencangkan
atau
mengendorkan
baut.
Penggunaan
obeng
harus
memperhatikan ketepatan mata obeng
dengan
sekrup,
kepala
sekrup
tidak
agar mudah
rusak. 5.
Rachet
digunakan
untuk
mengencangkan
atau
mengendorkan kepala baut/mur dengan
cara
putaran
menyetel
sesuai
arah
keperluan
(mengencangkan/mengendorkan baut atau mur). 6.
Hydraulic Jack
Dongkrak
adalah
dioperasikan
alat
secara
yang
hidrolik
yang dapat mengangkat barang yang berat.
7.
Engine mounting
Engine mount terbuat dari karet dan baja, memiliki dua tujuan. Mengamankan
mesin
dan
tranmisi ke frame dari mobil dan menyerap guncangan jalan dan getaran pengemudi
mesin
sehingga
tidak
merasakan
guncangan.
24
8.
Round out block set
9.
Soft hammer
Palu
ini
digunakan
untuk
mengetok atau memukul benda kerja yg lunak agar benda tidak pecah atau tergores.
10.
Jack Pallet
Jack pallet adalah alat yang digunakan untuk mengangkat dan mengalihkan benda.
11.
Phillips
Obeng adalah sebuah alat yang
screwdrier
digunakan
untuk
mengencangkan
atau
mengendurkan sekrup.
25
2. BAHAN No.
1.
ITEMS
Avgas
DESCRIPTION
IMAGE
Avgas adalah bahan bakar engine pesawat yang digunakan pada piston engine.
2.
Oli lubrikasi
Oli yang digunakan untuk melubikasi agar tidak korosi.
3. DASAR TEORI I. Engine Lycoming O-360
Adalah engine yang diinstalasi pada pesawat single engine ( High Wing ) yang memiliki 4 silinder dengan memiliki power 180 HP type mesin yang diproduksi oleh Textron Lycoming IO-360-L2A berpendingin udara dengan berbahan bakar dan menerapkan sistem injeksi (fuel-injected) yang umum digunakan di dunia karena kehandalan dan daya tahan. Dilengkapi dengan baling-baling pendorong type McCauley, memberikan kinerja maksimum dalam semua fase, konsumsi bahan bakar yang efektif dan kecepatan jelajah yang tinggi. Selain di aplikasikan pada Cessna mesin ini juga dipakai oleh beberapa manufaktur pesawat diantaranya untuk pesawat Piper Cherokee, Grumman Tiger dengan kemampuan Cruise speed sebesar 122 kn (140 mph; 226 km/h) dan Rate of climb sebesar 721 ft/min (3.66 m/s).
26
BAGIAN-BAGIAN Piston engine atau biasa di sebut dengan mesin torak, merupakan mesin yang
menggunakan piston (torak) sebagai tenaga penggerak. Piston yang bergerak naik turun di hubungkan dengan crankshaft melalui connecting rod untuk memutar propeller atau baling-baling. Piston dapat bergerak naik turun karena adanya pembakaran antara campuran udara dengan bahan bakar (fuel) di dalam ruang bakar (combustion chamber). Pembakaran di dalam combustion chamber menghasilkan expansion gas panas yang dapat menggerakkan piston bergerak naik turun. Pesawat yang menggunakan mesin piston umumnya menggunakan propeller sebagai tenaga pendorong untuk menghasilkan thrust. Bentuk penampang dari propeller itu sendiri sama seperti sayap, yaitu juga berbentuk airfoil. Sehingga pada saat propeller berputar maka akan menghasilkan gaya dorong atau thrust sehingga pesawat dapat bergerak ke depan. Pesawat dengan mesin piston ini merupakan jenis pesawat ringan atau biasa di sebut dengan light aircraft. Pesawat ini mempunyai daya jelajah yang kecil dan ketinggian terbang yang tidak terlalu tinggi. Pada dasarnya, prinsip kerja dari semua engine pesawat sama. Yaitu memanfaatkan energi pembakaran antara campuran bahan bakar dengan udara yang menghasilkan expansion gas yang terjadi di dalam ruang bakar CC (Combustion Chamber). Ada 2 jenis piston engine dan langkah kerja nya, yaitu : 1) Two stroke :
Untuk piston 2 stroke hanya membutuhkan satu kali putaran crankshaft/satu kali langkah lengkap(360 derajat putaran satu langkah lengkap) sementara untuk 4 stroke membutuhkan 720 derajat langkah lengkap,dan untuk 4 stroke pertama kali di perkenalkan oleh ilmuwan jerman yaitu OKTO, dengan penforma engine bagus di lengkapi dengan super charger. 2) Four stroke :
adalah engine yang terdiri dari empat langkah utama,yaitu : - Intake stroke - Compression stroke - Power stroke - Exhaust stroke
27
Cara kerja four stroke - Intake Stroke
Merupakan langkah pengisian ,pada langkah ini piston di dalam cylinder bergerak dari TDC menuju BDC intake valve akan terbuka pada saat piston hampir mendekat TDC pada saat langkah pembuangan, tetapi dalam langkah Exhaust stroke, Exhaust stroke akan tertutup setelah piston melampaui TDC sebagai awal di mulai nya langkah pengisian, terjadi penurunan suhu pada bagian ini dalam cylinder karena masuk nya F/A mixture yang berpeluang untuk terbakar. -
Compression Stroke
Merupakan langkah pemadatan/pemampatan F/A mixture yang kemudian ter bakar dan meledak (IGNITION), pembakaran di lakukan oleh spark plug yang mendapatkan listrik dari high voltage coil pada saat ini baik intake valve maupun Exhaust valve sama-sama tertutup. -
Power Stroke
Merupakan langkah usaha terdorong nya piston dari titik TDC menuju BDC karena ledakan F/A mixture dalam combustion dengan daya ledak 15ton/30.000 psi dengan suhu 3000-4000 derajat F, gerakan tersebut akan mendorong connecting rod dan merubah menjadi gerakan putar pada crankshaft, putaran te rsebut akan di teruskan ke bagian propeller shaft melalui propeller driven sehingga propeller berputar, kondisi pada power stroke adalah intake valve open dan Exhaust valve close. -
Exhaust Stroke
Merupakan langkah pembuangan pada saat piston berada do BDC menuju TDC, gas sisa pembakaran di buang melalui Exhaust park/Exhaust valve dengan posisi kepala piston intake valve terbuka dan Exhaust valve tertutup.
28
2.2.3 Komponen Utama dan Fungsi
Berikut adalah komponen-komponen utama dan fungsi masing-masing didalam engine Lycoming O-360: 1. Blok silinder (Cylinder Block) fungsi: sebagai tempat untuk menghasilkan energi panas dari proses pembakaran bahan bakar.
. Gambar.1.1 Cylinder block 2. Torak (piston) fungsi: untuk memindahkan tenaga yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar ke poros engkol (crank shaft) melalui batang torak (connecting road).
Gambar 1.2 Piston 3. Cincin Torak (Ring piston) fungsi: o
Mencegah kebocoran gas bahan bakar saat langkah kompresi dan usaha.
o
Mencegah masuknya oli pelumas ke ruang bakar.
o
Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder.
29
Gambar 1.3 Ring piston 4. Batang Torak (Connecting Rod) Fungsi: Menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran bahan bakar dan meneruskannya keporos engkol.
Gambar 1.4 Connecting rod 5. Poros Engkol (crank shaft) Fungsi: Mengubah gerak naik turun torak menjadi gerak berputar yang akhirnya menggerakkan roda-roda.
Gambar 1.5 Crank shaft 30
6. Bantalan (Plain bearing) Fungsi: Mencegah keausan dan mengurangi gesekan pada poros engkol.
Gambar 1.6 Plain bearing
7. Roda Penerus (Fly Wheel) Fungsi: Menyimpan tenaga putar (inertia) yang dihasilkan pada langkah usaha, agar poros engkol tetap berputar terus pada langkah lainnya.
Gambar 1.7 Fly wheel
31
8. Katup (Valve) Fungsi: Membuka dan menutup saluran masuk dan saluran buang.
Gambar 1.8 Valve
9. Pegas Katup (Valve Spring) Fungsi: Mengembalikan katup pada kedudukan/posisi semula dan memberi tekanan pada katup agar dapat menutup dengan rapat.
Gambar 1.9 Valve spring inner & outer
32
10. Tuas Katup (Rocker arm) Fungsi: Menekan katup - katup sehingga dapat membuka.
Gambar 1.10 Rocker arm & pin
11. Batang pendorong (Push Rod) Fungsi: Meneruskan gerakan valve lifter (pengangkat katup) ke rocker arm.
Gambar 1.11 Push rod
33
12. Pengangkat Katup (Valve Lifter) Fungsi: Memindahkan gerakan camshaft (poros nok) ke rocker arm melalui push rod atau pengangkat katup bergerak turun dan naik, karena gerakan pada pengantarnya yang terdapat didalam blok silinder saat sumbu nok berputar dan menggerakan katup untuk membuka dan menutup.
Gambar 1.12 Valve lifter 13. Poros Bubungan/Poros Nok (Camshaft) Fungsi: Membuka dan menutup katup sesuai dengan waktu (Timming) yang telah ditentukan.
Gambar 1.13 Camshaft
34
14. Karter (Oil Pan) Fungsi: Sebagai tempat menampung oli pelumas (tipe wet sump).
Gambar 1.14 Oil pan 15. Pena Torak (Piston pin) Fungsi: Menghubungkan torak dengan connecting rod melalui lubang bushing.
Gambar 1.15 Piston pin
35
16. Kepala Silinder (Cylinder Head) Fungsi: Tempat kedudukan mekanisme katup, ruang bakar, busi dan sebagai tutup blok silinder.
Gambar 1.18 Cylinder head 17. Dudukan Katup (Valve Seat) Fungsi: Tempat dudukan katup saat menutup.
Gambar 1.19 Valve seat
36
18. Spark plug (busi) Fungsi: Sebagai pematik api untuk pembakaran
Gambar 1.20 Spark plug 19. Crankcase Fungsi: Sebagai rumah dari engine atau penopang engine
Gambar 1.21 Crankcase
37
20. Intake manifold Fungsi: Untuk mengalirkan udara dan fuel menuju silinder
Gambar 1.22 Intake manifold
E.VISUAL INSPECTION OVERHAUL VISUAL INSPECTION NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PART Cylinder block Piston Ring piston Connecting rod Crankshaft Plain bearing Flywheel Valve Valve spring Rocker arm Push rod Valve lifter Camshaft Oil pan Piston pin Cylinder head Valve seat Spark plug Crankcase Intake manifold
QTY 1 4 12 4 1 2 1 8 8 8 4 8 1 1 4 4 8 2 1 2
38
CONDITION GOOD GOOD GOOD GOOD GOOD GOOD GOOD DAMAGE DAMAGE GOOD GOOD DAMAGE GOOD GOOD DAMAGE GOOD GOOD LOOSE DAMAGE LOOSE
F. LANGKAH KERJA 1. Prosedur Overhaul
Setelah kita mengetahui pengertian overhaul dan juga tujuan overhaul mesin atau fungsi overhaul mesin, maka diharapkan para taruna dapat menerapkan kegiatan praktek overhaul engine Lycoming O-360 yang dilaksanakan di engine shop hangar ATKP Surabaya dengan memerhatikan prosedur keselamatan kerja atau kegiatan praktek agar dapat lebih menunjang dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada prosedur kegiatan praktek sebelum memasuki area hangar yang dimaksud adalah: 1. Taruna wajib menggunakan pakaian overall yang bertujuan untuk melindungi bagian anggota badan dari bahan-bahan berbahaya (hazardous) saat kegiatan praktek berlangsung. 2. Taruna wajib menggunakan safety shoes yang bertujuan untuk melindungi dari timpaan, injakan, maupun benturan dari barang berat atau tajam lainnya pada bagian kaki saat kegiatan praktek berlangsung. 3. Taruna wajib melepas segala aksesoris badan seper ti gelang, jam tangan, cincin dan benda yang bersifat non airworthiness lainnya agar tidak membahayakan saat kegiatan praktek berlangsung.
2. Penyebab Timbulnya Masalah
Perlu diketahui dan dipahami sebagai engineering sebelum melakukan engine overhaul biasanya dapat ditinjau dari beberapa aspek masalah yang timbul, seperti : I. II.
adanya suara abnormal. kompresi rendah.
III.
adanya oli yang terbakar akibat ausnya ring piston atau silinder pada block silinder.
IV.
kerusakan pada piston, batang piston, poros engkol.
V.
melemahnya Spring valve dan lain sebagainya.
39
3. Penyelesaian Masalah
Setelah kami mengetahui pengertian, tujuan, penyebab atau fungsi overhaul mesin, maka berikut langkah-langkah overhaul engine Lycoming O-360 pada kegiatan praktek taruna ATKP Surabaya: 1. Pembersihan engine Lyncoming O-360 I.
Bersihkan bagian luar engine dari kotoran seperti debu, oli dan greese dengan kain lap yang bersih dan kering.
II.
selain untuk menjaga kebersihan ini juga bertujuan untuk mempermudah inspeksi luar dari crack dan lain sebagainya.
2. Disassembly engine Lyncoming O-360 I.
Lakukan disassembly pada bagian head c ylinder: i. ii.
Buka tutup head cylinder dengan menggunakan screwdriver. Putar crankshaft dengan menggunakan tool sampai dengan posisi Top Dead Center (TDC) dan pastikan valve intake & exhaust dalam keadaan compression stroke agar memudahkan melepas pin.
iii.
Lepas pin menggunakan punch dan hammer dengan memukul punch kearah pin kemudian menariknya keluar, ambil menggunakan screwdriver, setelah pin terlepas, kemudian lepas rocker arm dilanjutkan dengan melepas pushrod.
II.
Lakukan disassembly part bagian luar yang terhubung dengan crankcase: i.
Lepas screw marman band clamp pada exhaust dengan menggunakan allen key ini dikarenakan letak screw yang sulit dijangkau.
ii.
Lepas oil tube yang terhubung pada cylinder head dengan menggunakan wrench.
iii.
Lepas hex head bolt pada intake manifold dengan wrench ukuran 11 mm.
iv.
Lepas hex head bolt engine drive fuel pump dengan allen wrench ukuran 8 mm.
v.
Lepas hex head bolt oil tank dengan dua wrench ukuran 11,12 mm dan dengan socket ukuran 11 mm.
vi.
Tandai dan pisahkan tiap part yang sudah dilepas kemudian letakkan pada papan atau pallet tujuannya agar menghindari kontak langsung dengan lantai. 40
III.
Lakukan disassembly block cylinder (cylinder head & barrel) dan piston head pada crankcase: i.
Lepas hex nut cylinder dengan double closed end wrench ukuran 19 mm dan ukuran 15 mm untuk hex nut yang berukuran lebih kecil.
ii.
Setelah semua bagian cylinder berhasil dilepas kemudian lepas piston head dari dalam crankcase dengan memastikan piston dalam posisi Top Dead Center (TDC) agar memudahkan piston head saat dilepas.
iii.
Tandai dan pisahkan masing-masing bagian cylinder dan piston head yang sudah dilepas, ini bertujuan agar saat proses re-assembl y tidak tertukar satu sama lain, khususnya karena dudukan cylinder pada crankcase berpengaruh pada engine fairing order.
IV.
Lakukan disassembly crankcase dari engine mounting: i.
Gunakan jack pallet guna menahan crankcase, pastikan fork pada jack pallet menyentuh semua permukaan bawah crankcase agar tetap seimbang dan tidak goyah saat dilepas.
ii.
Gunakan dua closed end wrench ukuran 16 mm, yang pertama untuk membuka dan lainnya berfungsi sebagai penahan bolt pada mounting.
iii.
Saat bolt sudah mulai mengendur gunakan rachet dengan deep socket ukuran 5/8 inch bertujuan untuk mempercepat proses pelepasan bolt, jangan gunakan rachet saat keadaan bolt masih rapat karena dapat merusak tool itu sendiri.
iv.
gunakan deep socket ukuran 7/16 inch dengan rachet handle untuk melepas hex head bolt pada crankcase.
v.
Untuk alasan keamanan dan memperingan, lepas bolt pada mounting bagian bawah terlebih dahulu agar gaya tension tidak dibebankan atau tidak terlalu berat saat melepas mounting bagian atas.
vi. vii.
Letakan crankcase yang sudah di disassembly diatas papan atau pallet. Lyncoming engine mounting ini bersifat lebih safety dibanding continental karena bolt tidak lurus secara horizontal.
41
V.
Lakukan disassembly Accesories Gear Box (AGB) pada crankcase: i. ii.
Lepas terlebih dahulu vacum pump pada accesories gear box Gunakan closed end wrench dengan ukuran 7/16 inch untuk membuka bolt dan washer pada accesories gear box (sejumlah 10).
iii.
Lepas semua gasket pada accesories gear box.
iv.
Jika bolt sudah terlepas semua, kemudian pisahkan dengan cara dicongkel antara accesories gear box dan crankase dengan menggunakan screwdriver.
v.
Sebagai precaution, untuk menyongkel accesories gear box jangan dilakukan tepat langsung pada mulut atau celah antara accesories gear box dan crankcase, ini dikarenakan dapat merusak seal dan dapat berpotensi adanya kebocoran jika dilakukan secara ber ulang.
VI.
Lakukan disassembly pada crankcase: i.
Lepas bolt (sejumlah 7) pada crankcase dengan menggunakan closed end wrench yang berfungsi sebagai pembuka dan deep socket dengan rachet handle sebagai penahan dengan ukuran masing-masing 7/16 inch.
ii.
Lepas dua bolt atas dan bawah crankcase dengan dua wrench sebagai penahan dan pembuka ukuran 9/16 inch.
iii.
Lepas tiga bolt crankcase bagian bawah dengan closed end wrench dan socket ukuran 7/16 inch.
iv.
Lepas pengatur katup atau valve lifter dari crankcase (sejumlah 8), terdapat dua dari masing-masing cylindernya.
v.
Lepas bolt panjang (sejumlah 8) dengan menggunakan mallet hammer pada tepi crankcase kecylinder.
vi.
Buka crankcase dengan menggunakan screwdriver, congkel pada celah yang tidak menyebabkan rusaknya seal, dilakukan secara bersama-sama agar mempermudah pelepasan dan pastikan posisi lurus antara crankcase bagian kiri dan kanan.
VII.
Lakukan disassembly connecting rod yang terhubung crankshaft dan crankshaft pada crankcase: 42
i.
Setelah crankcase berhasil dibelah, lepas crankshaft dan letakkan pada tool round out block set bertujuan untuk mempermudah re-assembly connecting rod nya.
ii.
buka bolt (sejumlah 2 dari total 8/endroot) pada endroot atau big end dengan menggunakan socket tool ukuran 9/16 inch.
iii.
Lepas connecting rod beserta plain bearing dari crankshaft tandai dan simpan agar tidak tertukar connecting rod satu dengan lainnya.
VIII.
Pisahkan dan tandai secara keseluruhan part yang sudah di re-assembly dan tempatkan diatas pallet dengan tertata rapi, ini bertujuan agar memudahkan saat akan dilakukan re-assembly kembali.
3. Replace Setelah disassembly seluruh part engine selesai, kegiatan praktek selanjutnya adalah dilakukan peremajaan antara valve seat dan valve hole dengan metode sekur yang berfungsi: -
Untuk mempresisikan antara permukaan valve hole atau valve seat dan valve face didalam cylinder barrel.
-
Untuk efisiensi fuel & air mixture agar tidak keluar melalui valve intake (bocor) saat compresi stroke terjadi didalam cylinder.
-
Untuk efisiensi gas buang agar tidak kembali masuk melalui valve exhaust saat exhaust stroke terjadi didalam cylinder.
-
Mencegah kebocoran gas atau udara.
Adapun langkah kerja dan bahan yang perlu dipersiapkan, yaitu:
i.
Alat & bahan: a) Grinding paste -
Fine
: digunakan pada permukaan valve yang halus
-
Coarse
: digunakan pada permukaan valve yang kasar
atau banyak terdapat kotorannya b) Fuel (avgas) c) Selang d) Kuas atau brush e) Baskom 43
f) Valve
ii.
Langkah kerja: a) Ambil kemudian oleskan grinding paste (coarse) pada permukaan valve face secara merata. b) Masukan valve kedalam cylinder barrel sampai bagian valve face kontak langsung dengan valve hole atau valve seat. c) Pasang selang kedalam valve steam sebagai genggaman agar memudahkan saat akan diputar. d) Kemudian gesekan antara valve face dan vale hole atau valve seat dengan cara diputar kearah kanan kemudian ditarik kebawah dan diputar kearah kiri kemudian didorong keatas secara terus menerus. e) Lakukan dan dengarkan sampai suara gesekan antara valve seat dan valve face berubah dari keras atau bising menjadi lebih halus atau pelan. f) Setelah selesai, lakukan testing pada salah satu valve hole dengan cara memasukan fuel (avgas) kedalam lubang cylinder barrel dimana posisi valve intake atau valve exhaust tertutup, ini bertujuan agar memastikan fuel tidak keluar melalui salah satu valve hole tersebut. g) Gunakan baskom sebagai wadah jika ada fuel yang bocor pada saat testing dilakukan, bertujuan agar tumpahan fuel tidak meluber kemana-mana. h) Lakukan pengamatan pada cylinder barrel apakah fuel dapat keluar melalui celah valve hole (bocor) atau tidak. i) Jika tidak ada kebocoran maka kegiatan praktek metode sekur sudah dilakukan dengan baik dan benar. j) Jika masih terdapat kebocoran maka harus dilakukan langkah kerja seperti pada tahap awal yang sudah dijelaskan sebelumnya. k) Lakukan hingga fuel tidak dapat keluar melalui celah valve hole, karena jika fuel sudah tidak dapat keluar melalui celah valve hole maka demikian pula yang terjadi pada udara.
44
4. Lakukan tester spring pada valve spring dengan menggunakan tool valve spring compressor, berikut adalah langkah kerjanya: i.
Lakukan re-assembly valve spring pada cylinder dengan menggunakan tool (di foto).
ii.
Valve spring dibagi menjadi 2 yaitu: a) Inner valve spring (kecil) dengan ukuran diameter
ø 0,135
b) Outer valve spring (besar) dengan ukuran diameter
ø 0,177
iii.
Tahan dan tekan bagian spring valve outer sampai terlihat pin.
iv.
Congkel dengan menggunakan screw driver sampai pin terlepas dari valve spring.
v. vi.
Pisahkan antara inner valve spring dan outer valve spring. Lakukan test spring secara bertahap pada masing-masing outer dan inner valve spring sejumlah 2 valve spring exhaust dan intake dari tiap cylindernya (jumlah 4).
vii.
Pastikan jarum instrumen valve spring compressor sudah menunjukan angka 0.
viii.
Jika belum maka harus dikalibrasi agar hasil tes yang dihasilkan menjadi akurat.
ix.
Dari kegiatan tes yang sudah dilakukan berikut adalah hasil tabelnya :
INTAKE
NO.
SPRING PISTON
1.
Piston 1
36
2.
Piston 2
3. 4.
INNER
EXHAUST
OUTER
INNER
TL
82
TL
33
TL
82,5
TL
37
TL
90
TL
59
L
85
TL
Piston 3
61
L
91
TL
40
TL
90
TL
Piston 4
41
TL
85
TL
38
TL
83
TL
Keterangan : -
L : layak
-
TL : Tidak Layak
45
OUTER
x.
Untuk menentukan limitisasi layak atau tidaknya outer & inner valve spring pada spring valve compressor tool dapat dilihat dari tabel dibawah berikut :
COMPRESSED HEIGHT (Inch) Spring valve outer
Spring valve inner
1,17
1,30
COMPRESSED LEVEL (Psi) Spring valve outer
Spring valve inner
Min
max
min
max
111
122
59
67
46
CHAPTER V COMPRESSION CHECK
COMPRESSION CHECK TRAINER CESSNA 172
47
A.PENGERTIAN Dalam rangka meningkatkan keterampian taruna untuk melakukan perawatan piston engine dan mendalami pemahaman pembelajaran teori mengenai Compression Check, pada kesempatan ini kami akan melakukan praktek troubleshooting pada starting system pesawat Cessna 172.
B.TUJUAN J. Tujuan Umum e. Setelah selesai mengikuti pelajaran ini, diharapkan taruna dapat menjelaskan tentang teori dasar piston engine. f. Memahami prinsip kerja dan konstruksi piston engine. g. Mampu melakukan Troubleshooting pada piston engine sesuai dengan FAA Powerplant Handbook, Aircraft Powerplant 4 th Edition, Bent & Mc Kinley dan Modul 16A-1 Piston Engine for EASA part 66. h. Meningkatkan kemampuan taruna dalam mengindentifikasi bahaya dalam melaksanakan perawatan piston engine. i.
Meningkakn keterampilan taruna dalam melaksanakan perawatan piston engine.
j.
Meningkatkan pemahaman taruna dalam hal perawatan pesawat piston engine.
k. Meningkatkan experience membantu persiapan masuk di dunia kerja. K. Tujuan Khusus f. Taruna dapat memahami safety precaution sebelum melaksanakan pratek compression check. g. Taruna dapat meningkatkan pemahaman tentang fungsi compression check. h. Taruna dapat memahami bagaimana langkah kerja dalam compression check apabila terjadi troubleshoot. i.
Taruna dapat membaca dan mengikuti panduan yang ada di Manual Maintenance.
C.PEMBAHASAN MATERI a. Umum 48
Kompresi cek adalah proses pengecekan kompresi pada suatu silinder yang berada di pesawat yang menggunakan piston engine. Apabila pesawat yang menggunakan mesin piston harus rutin perawatan atau maintenance salah satunya kompresi cek, kompresi cek dilakukan untuk mengecek apakah kompresi itu tidak hilang atau bocor ketika mesin hidup. Apabila dari pengecekan kompresi tersebut menunjukkan bahwa kompresi nya menurun itu menunjukan ada kebocoran kompresi sehingga performa mesin menurun atau tidak maksimal. jadi bocornya kompresi tersebut bisa diakibatkan compression ring dipiston sudah kendur dan atau mengalami kerusakan. b. Permasalahan
Seharusnya Propeller tidak berputar ketika diberi tekanan atau kompresi dari kompresor, tetapi ketika percobaan propeller berputar. Serta hilang nya kompresi saat dilakukan kompresi cek. c. Identifikasi Masalah
1.
Keadaan Piston tidak dalam posisi TDC
2.
Posisi Piston TDC tetapi dalam keadaan pembuangan atau exhaust
3.
Cek aliran udara dari kompresor sampai Differential Cylinder Pressure
d. Alat dan Bahan 1. ALAT No.
Items
Description 49
Image
Alat
mekanik
meningkatkan
yang
berfungsi
tekanan
fluida
untuk mampu
mampat, yaitu gas atau udara. Tujuan 1.
Compressor
meningkatkan
tekanan
dapat
untuk
mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih besar. https://id.wikipedia.org/wiki/Kompresor
Alat
yang
digunakan
untuk
mengukur
tekanan fluida (gas atau liquid) dalam tabung tertutup. Satuan dari alat ukur tekanan ini 2.
Differential
berupa psi (pound per square inch), psf
Preesure
(pound per square foot), mmHg (millimeter
Tester
of mercury), inHg (inch of mercury), bar, atm (atmosphere), N/m^2 (pascal). http://dallavalve.blogspot.co.id/2014/07/pengertian pressure-gauge.html
Salah satu bagian pada unit yang berfungsi sebagai penghantar oli hydraulic sesuai 3.
Hose Hydraulic
dengan tekanan yang di inginkan. http://dunia-alatberat.blogspot.co.id/2011/11/seputar-hydraulichose.html
Kunci yang berbentuk silinder dan terbuat dari logam paduan Chrome Vanadium dan dilapisi dengan nikel. Satu ujung mempunyai 4.
Socket Set
dudukan berbentuk segi 4, dan ujung lainnya berdimensi hexagonal yang digunakan untuk melepas atau memasang kepala baut atau mur dengan kekencangan tertentu. https://id.wikipedia.org/wiki/Kunci_(bengkel)
50
Alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan dilapisi khrom (Cr) atau nikel (Ni) agar tidak mudah aus di mana fungsi kunci ini 5.
Wrench Set
digunakan untuk memutar (mengencangkan dan melepas) baut / mur. https://id.wikipedia.org/wiki/Kunci_(bengkel)
Sebuah alat yang digunakan untuk mengencangkan atau mengendurkan sekrup. 6.
Specials Tools (Screwdriver) http://kelas1tkrsmkpgri.blogspot.co.id/2014/10/bab-ihand-tools-alat-alat-tanganmateri.html
Palu ini digunakan untuk mengetok atau memukul benda kerja yg lunak agar benda atau 7.
Soft Hammer
benda-benda
tuangan.
Tujuan
penggunaan palu ini agar benda kerja tidak pecah atau tidak tergores. http://automotivea17.blogspot.co.id/2013/08/macammacam-palu-dan-fungsinya.html
Untuk menyambung obyek yang berbeda, misalnya lubang Mur dangan Selang sesuai 8.
Nepel
dengan ukuran pada Neaple itu sendiri.
http://aghusmalik.net/tag/nepel-selang/
e. Dasar Teori 51
Pengertian compression check
Compression check adalah proses penekanan udara oleh piston dari TMB menuju TMA yang telah bercampur bahan bakar. Udara yang telah di kompresi jelas volumenya akan berubah menjadi lebih kecil. Pada proses ini diharapkan udara dan bahan bakar menjadi homogen sehingga ketika busi memercikan api akan mendapatkan kualitas pembakaran yang sempurna.tekanan efektif rata-rata yang terjadi di ruang bakar tepat di atas piston. Compression check ini juga dibagi dengan dua definisi, tekanan kompresi motorik dan tekanan kompresi pembakaran. a. Tekanan kompresi motorik Tekanan kompresi motorik ini adalah tekanan yang sering di ukur oleh mekanik dengan alat compression gauge dengan satuan kPa, psi atau bar. Tekanan motorik akhirnya lebih dikenal dengan tekanan kompresi. Tekanan ini membaca tekanan kompresi di ruang bakar tanpa adanya penyalaan busi (spark plug), tekanan kompresi motorik pada setiap silinder di pesawat Cessna 172 kisaran 551,581 kPa atau ±80 psi.
6.1 Compression gauge b. Tekanan kompresi pembakaran Tekanan kompresi pembakaran adalah tekanan kompersi i ni bisa mencapai 10x lipat dari tekanan motorik (biasanya dimotor). Tekanan ini akhir nya di gambarkan dalam sebuah diagram grafik P – teta (pressure vs derajad poros engkol). Tekanan ini dihitung saat mesin menyala atau terjadi proses pembakaran. Pengukuran ini tidak menggunakan alat compression gauge lagi, namun memakai sensor pressure yang ditanam di silinder head.
52
6.2 Diagram grafik kompresi pembakaran
Perbandingan Compression
Perbandingan compression adalah perbandingan angka dimana total volume silinder (V2) dengan total volume ruang bakar (V1) dibagi dengan volume ruang bakar (V1). Yang di rumuskan sebagai berikut: Cr = V2 + V1 / V1 Untuk motor standar minimal kompresinya adalah 8,8:1. Semakin tinggi nilai perbandingan maka semakin sempit volume ruang bakarnya dan semakin besar pula volume silindernya. Dengan semakin tinggi perbandingan kompresi maka tenaga yang dihasilkan semakin tinggi pula.
6.3 Perbandingan compression check
D. LANGKAH KERJA Run up terlebih dahulu mesin sebelum dilakukan compression check.
53
6.4 Run Up Trainer Cessna 172. 1. Buka spark plug dengan wrench. Apabila spark plug sudah dilepas lakukan pengecekan pada cylinder yang akan di tes kompresinya, dengan cara memutar baling baling (propeller) dan masukkan ibu jari ke lubang spark plug untuk mengetahui ketika posisi kompresi cylinder tersebut. Cara kedua untuk mengetahui posisi kompresi dengan cara membuka tutup cylinder head dan cek kedua katup (valve) keadaan posisi menutup. Posisi cylinder yang mau di tes harus dalam keadaan Top Dead Center (TDC).
6.5 Spark Plug dibuka menggunakan wrench.
2. Pasang Nepel ke spark plug house pada cylinder head.
54
6.6 Nepel terpasang ke spark plug house pada cylinder head. 3. Jaga tekanan kompresor +100 Psi. Hidupkan Kompresor dan perhatikan alat ukur t ekanan pada kompresor kurang lebih 100 Psi. Hubungkan tester (Differential cylinder pressure tester) dengan kompresor, kemudian lihat indikator alat tersebut menunjukan tekanan yang masuk dalam alat tersebut kurang lebih 100 Psi untuk memastikan alat tersebut berfungsi dengan baik.
6.7 Tekanan kompresor ± 100 psi. 4. Pasang Differential Cylinder Pressure Tester. Pasang alat tersebut dan sambungkan ke nepel kedalam l ubang spark plug dengan wrench lalu beri pressure atau tekanan, pegang propeller dan tahan kemudian lepaskan pelan-pelan. Perhatikan propeller apabila berputar berarti piston tidak dalam posisi TDC. Dan apabila tidak berputar berarti posisi piston dalam keadaan TDC.
55
6.8 Propeller tidak berputar posisi piston dalam keadaan TDC. 5. Catatlah hasil kompresi cek tersebut. CYLINDER
CYLINDER PRESSURE
FIXED PRESSURE
1
92
80
2
90
80
3
60
80
4
62
80
6.9 cylnder 1
6.10 cylinder 2 56
6.11 cylinder 3
6.12 cylinder 4
SAFETY PRECAUTION
Ketika melakukan compression check tekanan, pegang propeller dan tahan kemudian lepaskan pelan-pelan.
Clear Area (Steril tempat khususnya di bagian propeller).
57
DAFTAR PUSTAKA
1. Overhaul Manual Piston engine model O-360-32A 2. Bent Mc. Kinley Aircraft Powerplant book 3. Piston Engine Workshop report ATKP SURABAYA 2014
58