Perkembangan
ilmu
kesehatan
dewasa
ini
semakin
maju,
termasuk
perkembangan ilmu dibidang radiologi. Radiologi merupakan salah satu penunjang yang dibutuhkan dalam bidang kesehatan untuk dapat menambah keakuratan dalam membaca hasil diagnosa sehingga diagosa akan lebih mudah ditegakan. Penemuan sinar - X merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara-cara konvesional. Perkembangan ilmu
teknologi
dibidang
Radiologi
berkembang
begitu
pesat,
dengan
perkembangannya teknologi imaging yang terbukti sangat membantu diagnosa berbagai macam penyakit, khususnya radiodiagnostik. Sejak pertama didirikannya radiologi semakin lama semakin berkembang. Dimulai dari teknik pengambilan gambar gambar oleh radiographer secara langsung tanpa memakai shilding memakai shilding . Karena sejak saat itu belum diketahui dampak yang berarti berarti akibar radiasi yang di timbulkan oleh sinar-X. Dan juga masih mamakai processing secara manual, sehingga banyak kerugian materi dan non materi yang banyak. Kerugian materi dan non-materi adalah sebagai berikut: 1. Memakan waktu yang cukup lama; 2. Tidak praktis; 3. Radiasi hamburnya besar sehingga membuat radiographer dahulu banyak yang terkena kanker; 4. Alat-alatnya masih sederhana atau belum memiliki alat pembantu dalam memposisikan pasien. Namun di tahun 70-an mulai muncul perkembangan khususnya dalam processing film. Dari yang sebelumnya menggunakan teknik developing, washing, hingga fixing sudah beralih memaka automatic processing. Namun belum lama berkembang, automatic processing pun mulai di tinggalkan. Penyebabnya adalah perkembangan teknologi computer yang fluktuatif. Dalam bidang kedokteran
khususnya radiologi dikenal istilah Digital Image yaitu prosedur yang berbasis computer, Mulai dari registrasi pasien hingga pasien mendapatk an hasil foto.
Sejarah Radiologi
Radiologi mulia dikenal saat seorang ahli fisika jerman, Wilhem Conrad Roetngent menemukan sinar roentgen pada tahun 1895 saat sedang melaukan eksperimen dengan sinar katode. Penemuan Roengent ini merupaka suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil temuan ini, bagian tubuh manusia bagian dalam dapat diperiksa yang sebelumnya tidak pernah dicapai dengan cara-cara pemeriksaan konvensional. Roentgen dalam penemuannya hampir menemukan semua sifat-sifat dari sinar ini.
Wilhelm Conrad Roentgen
Foto Tangan Istri Roentgen
Sifat-sifat sinar Roentgen: •
Bergerak dalam garis lurus
•
Tidak dipengaruhi oleh lapangan magnetik
•
Mempunyai daya tembus yang kuat bila tegangan li strik (KV) semakin di tinggi
•
Menghitamkan kertas foto
Selain diatas ada sifat lain dari sinar Roengent yang tidak ditemukan oleh Wilhem Conread Roentgen, yaitu efek biologi dimana sinar ini dapat merusak sel hidu p, hal ini diketahui setelah penggunaan yang lama, ternyata terdapat perubahan warna kulit pada daerah yang sering terpapar sinar ini. Kelainan biologik yang disebabkan oleh sinar roentgen adalah berupa kerusakan pada sel-sel hidup yang pada tingkat dininya hanya sekedar menyebabkan perubahan warna sampai penghitaman kulit, bahkan sampai merontokkan rambut. Dosis yang lebih tinggi lagi dapat menyebabkan lecet kulit sampai nekrosis, bahkan bila penyinaran masih saja dilanjutkan nekrosis dapat menjelma menjadi tumor kulit ganas atau kanker ganas. Telah banyak orang yang telah menjadi korban sinar roentgen bahkan beberapa ahli radiologi terkenal seperti Alber-schonberg, Caldwelll, Friedlander, Hozknecht, Bergonie, dan Irene Joliot Curie telah menjadi korban dari sinar roentgen. Setelah diketahui bahwa sinar roentgen dapat menyebabkan kerusakankerusakan yang dapar berlanjut sampai berupa kanker kulit, bahkan leukimia, maka mulailah diambil tindakan-tindakan untuk mencegah kerusakan tersebut. Pa da kongres internasional radiologi di kopenhagen tahun 1953 dibentuk The International Committee on Radiation Protection, yang menetapkan peraturan lengkap untuk proteksi radiasi seperti menjauhkan diri dari sumber radiasi, menggunakan alat pelindung diri bila harus berdekatan dengan sinar seperti sarung tangan, jas, rok dan kursi fluoroskopi yang berlapis timbal dan secara berkala melakukan penecean dengan menggunakan film-badge dan pemeriksaan darah (leukosit).
Computer R adiography Computer
Radiography adalah
Komputer
yang
dikhususkan
untuk
Radiography adalah komputer yang dapat untuk mengubah sistem analog pada konvensional
radiologi
menjadi
digital
radiografi,
dengan
menggunakan
photostimulable untuk mengakuisisi data dan menampilkan parameter dari gambaran yang akan dimanipulasi oleh komputer. Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabung antara film radiografi dan screen, akan tetapi pada Komputer radiografi menggunakan imaging plate. Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan screen konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada imaging plate berfungsi untuk menyimpan energi sinar-x kedalam photo stimulable phosphor dan menyampaikan informasi gambar itu ke dalam bentuk data digital. Lalu kenapa Computer Radiography diciptakan ? itu dikarenakan : 1. Setiap pasien memiliki berkas-berkas (rekap medik) yang setiap saat akan digunakan lagi pada kemudian hari (pada saat p asien diperiksa kembali). Kalau setiap harinya berkas-berkas tersebut tertumpuk dalam rak-rak maka akan memakan tempat; 2. Semakin banyak film di reject maka radiologi semakin merugi. Karena 1 film bernilai harganya. Dikarenakan faktor tersebut kenapa Computer Radiography (CR) dibuat dan digunakan. Computer Radiography (CR) itu sendiri adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan Imejing Plate (IP) untuk akusisi X-ray, data analog menjadi data digital yang berbasis system infomasi dan processing.
Komponen Digi tal Radiography
Sebuah sistem digital radiografi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu X-Ray Source, Image Receptor, Analog to Digital Converter, Komputer, dan Output Device 1.
X-ray Source adalah Sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography. Oleh
karena itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti pesawat X-ray; 2.
Image Receptor Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan keberadaan kaset dan film. Ada dua tipe alat penangkap gambar digital, yaitu Flat Panel Detectors (FPDs) dan High Density Line Scan Solid State Detectors. Flat Panel Detectors (FPDs) adalah jenis detektor yang dirangkai menjadi sebuah panel tipis. Berdasarkan bahannya, FPDs dibedakan menjadi dua, yaitu Amorphous Silicon dan Amorphous Selenium (a-Se) dan High Density Line Scan Solid State device Tipe penangkapan gambar yang kedua pada DR adalah High Density Line Scan Solid State device. Alat ini terdiri dari Photostimulable Barium Fluoro Bromide yang dipadukan dengan Europium (BaFlBr:Eu) atau Fosfor Cesium Bromida (CsBr).
3.
Analog to Digital Converter berfungsi untuk merubah data analog yang dikeluarkan detektor menjadi data digital yang dapat diinterpretasikan oleh komputer.
4.
Komputer yang berfungsi untuk mengolah data, manipulasi image, menyimpan data-data (image), dan menghubungkannya dengan output device atau work station.
5.
Output Device, sistem digital radiografi memiliki monitor untuk menampilkan gambar. Melaui monitor ini, radiografer dapat menentukan layak atau tidaknya gambar untuk diteruskan kepa da work station radiolog.
Selain monitor, output device dapat berupa laser printer apabila ingin diperoleh data dalam bentuk fisik (radiografi). Media yang digunakan untuk mencetak gambar berupa film khusus (dry view) yang tidak memerlukan proses kimiawi untuk mengasilkan gambar.
Computer Radiography terdiri dari beberapa komponen, yaitu : 1. IP (Imeging Plate). Plat film yang mempunyai kemampuan menyimpan energi sinar-x, dan energi tersebut dapat di bebaskan atau dikeluarkan melalui proses scanning dngan menggunakan laser; 2. Cassette. Cassette pada computed radiography bagian depan (front side) terbuat dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat dari aliminium; 3. Image Reader. Berfungsi sebagai pembaca, pengolah gambar yang diperoleh dari imaging plate yang dijalankan dengan menggunakan laser scanner. Dilengkapi dengan preview monitor untuk melihat apakah pemotretan yang dilakukan tidak terpotong atau obyeknya bergerak; 4. Image Console. Berfungsi untuk mengolah gambar, berupa komputer dengan software khusus untuk medical imaging. Gambar dapat diolah tampilannya sehingga memudahkan memperoleh gambar yang lebih baik; 5. Imager (Printer). Apabila foto dikehendaki untuk dicetak maka gambar dapat dikirim kebagianimager untuk dicetak sesuai yang diinginkan karena imager itu sendiri mempunyai fungsi sebagai pencetak gambaran. Pada proses pencetakan ini tidak memerlukan kamar gelap lagi karena dapat dicetak langsung didalam dry imager tanpa harus di kamar gelap, dan juga tidak memerlukan lagi cairan seperti fixer dan developer sehingga tempat kerja biasa lebih bersih.
Cara kerja dari Computer Radiography adalah sebagai berikut : 1. Imaging plate yang terletak didalam kaset, dilakukan eksposi dengan menggunakan peralatan pembangkit sinar-x. Pada saat sinar-x menembus
objek, akan terjadi attenuasi (perlemahan) akibat dari kerapatan objek karena berkas sinar-x yang melalui objek tersebut. Kemudian membentuk bayangan laten. 2. IP cassete kemudian dimasukkan kedalam image reader. Di dalam image reader, bayangan laten yang disimpan pada permukaan phosphor, dibaca dan dikeluarkan menggunakan cahaya infra merah untuk menstimulus phosphor, sehingga mengakibatkan energi yang tersimpan berubah menjadi cahaya tampak. 3. Cahaya yang dikeluarkan dari permukaan plate, akan ditangkap oleh sebuah pengumpul cahaya dan diteruskan ke tabung photomultiplier yang mengubah energi cahaya tersebut menjadi sinyal listrik analog. 4. Selanjutnya sinyal analog ini diubah menjadi sinyal digital oleh rangkaian analog to digital converter (ADC) dan diproses dalam komputer. 5. Setelah proses pembacaan selesai, data gambar pada imaging plate dapat dihapus dengan cara imaging plate dikenai cahaya yang kuat. Hal ini membuat imaging plate dapat dipergunakan kembali. 6. Setelah gambaran tampil dilayar monitor, gambaran tersebut dapat dilakukan rekontruksi atau dimanipulasi pada image console sehingga mendapatkan gambaran yang diinginkan.
Digital Radiography adalah sebuah bentuk pencitraan sinar-X dimana sensorsensor digital sinar-X digunakan menggantikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengansistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer. Komponen Digital Radiography Sebuah sistem digital radiografi terdiri dari 4 komponen utama yaitu : 1. X-ray source; 2. Detector Analog-Digital Converter; 3. Computer; 4. Output Device. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Gambar 1.
Artefak disebabkan oleh Retakan atau goresan pada Imaging Plate. Ketika Imaging plate melewati plate reader, IP menekuk sehingga hal ini dapat menyebabkan rentannya IP terhadap retakan, retakan ini biasanya muncul pertama kali ditepi IP, dimana umumnya tidak mengganggu klinis gambar, apabila retakan ini berada pada tengah IP maka hal ini akan mengganggu klinis gambar.
2. Artefak Karena Benda Asing atau KotoranApabila benda asing di-ekspose pada IP maka dapat memblokir emisi cahaya ketika di scan oleh laser plate reader akan menyebabkan artefak putih atau bila dilihat menggunakan warna abu-abu skala normal presentasi. 3. Artefak Karena Backscatter dapat menyebabkan artefak karena sensitivitas tinggi dari penyimpanan fosfor. Hamburan dari objek yang berada di belakang
kaset saat mengekspos IP dapat menciptakan gambar dari obyek yang berada di belakang kaset sehinga menghasilkan artefak. 4.
Artefak karena pengaturan penghapusan imaging plate akan secara otomatis terhapus setelah dibaca oleh laser pada plate reader, jika IP tidak digunakan untuk jangka waktu tertentu maka harus secara manual dihapus, atau menghapus eksposur yang salah. Dalam kedua kasus diatas, pengaturan penghapusan harus benar digunakan ketika produsen menyediakan lebih dari satu penghapusan pilihan.
Sumber : http://dunia-radiology.blogspot.co.id/2013/10/computer-radiography_8.html http://malfatih8.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-komputer-radiologi.html http://usu-med.blogspot.co.id/2011/07/sejarah-radiologi-wilhelm-conrad.html http://myradiologi.blogspot.co.id/2009/02/sejarah-radiologi.html