BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakang Belakang
Kebija Kebijakan kan moneter moneter merupa merupakan kan salah salah satu satu kebijaka kebijakan n ekonom ekonomii yang memili memiliki ki peran peran pennting dalam perekonomian suatu negara. Peranan tersebut tercermin pada kemampuan kebi kebija jaka kan n ini ini dalam dalam memp mempeng engar aruh uhii stab stabil ilit itas as harg harga, a, pert pertum umbuh buhan an ekonom ekonomi, i, perl perluas uasan an kesempatan kerja, dan keseimbangan pada neraca pembayaran (Balance of Payment). Karena hal-hal hal-hal terseb tersebut ut sering sering menjadi menjadi sebuah sebuah sasara sasaran n akhir akhir dari dari kebija kebijakan kan monete moneter. r. Secara Secara ideal, ideal, otoritas moneter menginginkan sarana-sarana akhir diatas dapat dicapai secara bersama. amun, tidak jarang proses dalam menuju pencapaian sasaran akhir mengandung unsur-unsur yang bertentangan satu sama lain. Pengalaman di banyak negara menunjukkan bah!a kondisi perekonomian yang memiliki multi sasaran akhir ternyata makin menunjukkan keadaan yang buruk. "i #ndonesia, perekonomian yang berubah cepat dan semakin terbuka sejak langkah deregulasi di segala bidang pada tahun delapan-puluhan telah menimbulkan ino$asi dan in$ensi produk-produk keuangan. %al tersebut adalah bukti yang ditujukan untuk menumbuhkan, mendorong, dan meningkatkan peran sektor s!asta dalam setiap aspek kehidupan ekonomi masyar masyarakat akat yang yang belum belum atau atau tidak tidak mampu mampu ditang ditangani ani pemeri pemerinta ntah. h. "itamb "itambah, ah, kondisi kondisi pasar pasar keuangan dunia yang semakin terintegrasi akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, akan makin mempercepat dan memperbesar pergerakan modal antar negara. Kebijakan moneter juga merupakan salah satu kebijakan ekonomi yang strategis mengingat kebijakan moneter dapat digunakan oleh pengambil kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social !elfare) yang umumnya tercermin pada pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, keseimbangan neraca pembayaran dan perluasan lapangan kerja. #ni tercermin dalam && o. ' tahun '*+ tentang Bank #ndonesia, menjelaskan bah!a Bank #ndonesia memiliki beberapa tujuan (multiple target)yang harus dicapai, antara lain '.engatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah .endorong kelancaraan produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja 1
.emperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. /gar /gar pelaks pelaksana anaan an kebijaka kebijakan n monete moneterr dapat dapat berjal berjalan an sebagai sebagaiman manaa mestiny mestinyaa maka otorit otoritas as moneter harus mempunyai penilaian yang akurat atas pengaruh kebijakan yang dilaksanakan terhadap perekonomian. 0aylor ('1) menyatakan bah!a mekanisme transmisi adalah suatu proses dimana dampak kebijakan moneter terlihat dalam perubahan tingkat pertumbuhan riil dan inflasi. 0etapi pada prakteknya, semua sasaran akhir kebijakan moneter tersebut tidak selalu dapat dicapai secara bersamaan, bahkan kebijakan yang diambil dapat saling kontradiktif. 1.2 Rumusan masalah:
'. . . 3. 1. *. 4.
/pa yang yang dimak dimaksud sud denga dengan n kebijak kebijakan an monete moneter2 r2 Bagaim Bagaimana ana fungsi fungsi dan dan tujuan tujuan kebijak kebijakan an moneter moneter22 /pa yang yang dimaks dimaksud ud dengan dengan pertu pertumbu mbuhan han ekonom ekonomi2 i2 Bagaimana Bagaimana kebijakan kebijakan moneter yang pernah pernah ditera diterapkan pkan di #ndonesia2 #ndonesia2 Bagaimana Bagaimana kaitanny kaitannyaa kebijakan kebijakan moneter moneter dengan pertum pertumbuhan buhan ekonomi2 ekonomi2 Bagaimana Bagaimana pengaruh pengaruh kebijakan kebijakan moneter moneter terhadap terhadap pertumbuhan pertumbuhan ekonomi ekonomi di #ndonesi #ndonesia2 a2 Bagaimana Bagaimana pengaruh pengaruh kebijakan kebijakan moneter moneter yang berpengaru berpengaruh h terhadap terhadap pertumbuha pertumbuhan n ekonomi #ndonesia tersebut terhadap kesejahteraan masyarakat2
1.3
'. . . 3. 1. *.
Tujuan engetahui engetahui apa yang yang dimaksud dimaksud dengan kebijakan kebijakan moneter moneter enget engetahui ahui fung fungsi si dan tujua tujuan n kebijaka kebijakan n moneter moneter engetahui engetahui apa yang yang dimaksud dimaksud dengan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi ekonomi engetahui engetahui bagaimana bagaimana kebija kebijakan kan moneter moneter di #ndonesia #ndonesia engetahui engetahui bagaimana bagaimana kaitanny kaitannyaa kebijakan kebijakan moneter moneter dengan dengan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi ekonomi engetahui engetahui bagaimana bagaimana pengaruh pengaruh kebijakan kebijakan moneter moneter terhadap terhadap pertumb pertumbuhan uhan ekonomi ekonomi di
#ndonesia 4. engetahui engetahui bagaimana bagaimana pengaru pengaruh h kebijakan kebijakan moneter moneter yang yang berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi #ndones bia terseut terhadap kesejahteraan masyarakat2
BAB II PEBAHA!AN 2.1 De"#n#s# $e%#jakan &neter
2
Proses dalam mengatur persediaan uang di suatu negara guna mencapai pada tujuan tertentu, seperti menahan laju inflai, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter melibatkkan suatu standar bunga pinjaman, 5margin re6uirement7, kapitalisasi untuk bank atau sebagai alat peminjam usaha terakhir yang melalui persetujuan atau negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan moneter pada dasarnya adalah suatu kebijakan yang tujuan utamanya untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan dalam makro ekonomi, yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. /pabila kestabilan dalam suatu kegiatan perekonomian mengalami gangguan, maka kebijakan moneter
dapat
dipakai
guna
memulihkan
(tindakan
stabilisasi).
Pengaruh
kebijakan
moneterpertama kali dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor rill. Kebijakan moneter merupakan sustu bentuk upaya dalam mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. &ntuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau 8toritas oneter berusaha dalam mengatur suatu ebntuk keseimbangan antara perseediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapainya kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan atau distribusi barang. Salah satu pengeluaran agregat adalah penanaman modal (in$estasi) oleh perusahaan perusahaan, tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal dan jika tingkat bunga rendah akan menambah penanaman modal. 9adi tujuan dari kebijakan moneter adalah untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar, sehingga dapat menekan laju inflasi (laju kenaikan harga). Kebijakan moneter bagaikan alat untuk meredam inflasi (kenaikan harga) tetapi tidak dapat ditekan (didorong) untuk mengatasi resesi.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat akan diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter digolongkan menjadi dua, yaitu 3
a. Kebijakan oneter :kspansif;onetary :
8perasi Pasar 0erbuka (8pen arket 8peration) 8perasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (go$ernment securities). 9ika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. amun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SB# atau singkatan dari Sertifikat Bank #ndonesia dan SBP& atau singkatan atas Surat
Berharga Pasar &ang. b. >asilitas "iskonto ("iscount ?ate) >asilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. &ntuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang. c. ?asio =adangan @ajib (?eser$e ?e6uirement ?atio) ?asio cadangan !ajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. &ntuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan !ajib. &ntuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio. d. %imbauan oral (oral Persuasion) %imbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. =ontohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian. 4
e.
Kredit selektif Politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
memperketat pemberian kredit. f. Politik Sanering /dalah tindakan yang dilakukan bila telah terjadi %iper #nflasi, hal seperti ini sudah pernah terjadi dan telah dilakukan B# pada tanggal ' "esember '*1 yang melakukan pemotongan nilai mata uang dari ?p. '.AAA,AA menjadi ?p. '. 2.2 'ungs# (an Tujuan $e%#jakan &neter
Seperti yang telah kita ketahui bersama bah!a suatu keberhasilan dari kebijakan moneter diantaranya adalah dapat menciptakan peningkatan kesempatan kerja dan semakin meningkatnya iklim usaha yang bergairah di masyarakat. "engan demikian fungsi dan tujuan dari kebijakan moneter adalah sebagai berikut >ungsi Kebijakan oneter Kebijakan moneter berfungsi untuk memacu pembangunan, yaitu melalui
a. empengaruhi ongkos dan pengadaan kredit b. Pengendalian inflasi c. empertahankan keseimbangan neraca pembayaran "engan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.
2.2.1 Tujuan $e%#jakan &neter: a. enjaga kestabilan keadaan ekonomi yang artinya pertumbuhan arus barang dan jasa harus
seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia. b. enjaga kestabilan harga yaitu harga suatu barang adalah hasil interaksi antara jumlah uang beredar dengan jumlah uang di pasar. c. eningkatkan kesempatan kerja yaitu pada saat perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan in$estasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga ada in$estasi yang akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperlua kesempatan kerja bagi masyarakat.
5
d. emperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat dengan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, nilai impor harus lebih besar dari ekspor. Segala hal yang harus diperhatikan dalam kebijakan moneter adalah sebagai berikut a. In"las# Penargetan Pendekatan kebijakan target adalah untuk menjaga inflasi. 0arget inflasi dicapai dengan
penyesuaian berkala kepada Bank Sentral suku bunga target. Tingkat bunga yang
digunakan adalah tingkat antar bank di mana bank meminjamkan kepada satu sama lain semalam untuk keperluan arus kas. Target suku bunga dipertahankan untuk jangka waktu tertentu menggunakan operasi pasar terbuka. Durasi bahwa target suku bunga dipertahankan konstan akan bervariasi antara bulan dan tahun. Target suku bunga biasanya ditinjau secara bulanan atau kuartalan oleh komite kebijakan. erubahan target suku bunga dibuat sebagai tanggapan terhadap berbagai indikator pasar dalam upaya untuk memperkirakan tren ekonomi dan dengan demikian pasar tetap pada jalur untuk mencapai sasaran in!asi yang ditetapkan. b. Harga Penargetan Tingkat "arga penargetan tingkat kurang lebih mirip dengan in!ation targeting
hanya saja yang membedakan bahwa pertumbuhan #$ dalam satu tahun atas atau di bawah target tingkat harga jangka panjang adalah o%set pada tahun&tahun berikutnya sehingga tingkat harga yang ditargetkan tercapai dari waktu ke waktu' misalnya lima tahun' memberikan kepastian lebih lanjut tentang masa depan kenaikan harga kepada konsumen. Dalam in!ation targeting apa
yang terjadi
pada
tahun&tahun
terakhir segera tidak
diperhitungkan atau disesuaikan dalam tahun berjalan dan masa depan. c. Agregat Moneter endekatan agregat moneter ini juga kadang&kadang disebut monetarisme . (ementara kebijakan yang paling moneter ber)okus pada sinyal harga satu bentuk atau lain' pendekatan ini di)okuskan pada jumlah moneter. d. Nilai Tukar Tetap *ebijakan nilai tukar tetap didasarkan pada mempertahankan nilai tukar tetap dengan mata uang asing. Di bawah sistem nilai +at tetap' pemerintah ,
daerah atau otoritas moneter menyatakan nilai tukar tetap tetapi tidak akti) membeli
atau
menjual
mata
uang
untuk
mempertahankan
tingkat.
(ebaliknya' tingkat dipaksakan oleh&konvertibilitas tindakan&tindakan non -misalnya kontrol modal ' impor lisensi ekspor' dll/. Dalam hal ini ada tingkat pasar gelap tukar dimana perdagangan mata uang pada pasar nilai tidak resmi. 2.3 De"#n#s# Pertum%uhan Ek&n&m#
Pertumbuhan ekonomi ( :conomic ro!th ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang danjasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. asalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian
yang di!ujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat. #ndikator yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggunakan tingkat pertumbuhan P"B (Produk "omestik Bruto) dan tingkat pertumbuhan PB (Produk asional Bruto). Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan "P riil per kapita. Produk "omestik Bruto (ross "omestic Product, "P) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode !aktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara. Kenaikan "P dapat muncul melalui 0
a. Kenaikan pena!aran tenaga kerja
Pena!aran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. 9ika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama. b. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. odal fisik menaikkan baik produkti$itas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. #n$estasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi. c. Kenaikan Produkti$itas Kenaikan produkti$itas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produkti$itas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan eko nomisnya skala produksi. 2.3.1 an"aat (ar# Pertum%uhan Ek&n&m#
Caju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produkti$itasnya. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank "unia atau lembaga internasional lainnya. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). Pertumbuhan ekonomi telah diartikan sebagai suatu proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. 0erdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu (') proses, () output per kapita, dan () jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi seperti yang telah diungkapkan merupakan suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. KuDnet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi di suatu negara sebagai suatu kemampuan negara tersebut untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan.
"alam analisisnya yang mendalam, KuDnet memisahkan enam karakteristik yang terjadi dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara dan dari pendapatannya tersebut diba!ah ini terlihat bah!a suatu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu perdagangan (ekspor). a. "ua $ariabel ekonomi agregatif tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan populasi dan tingginya tingkat kenaikan produkti$itas faktor produksi secara keseluruhan atau terutama produkti$itas tenaga kerja. b. "ua transformasi struktural tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi dan tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi. c. "ua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional kecendurungan negara-negara maju secara ekonomi untuk menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar (ekspor) dan bahan baku dan pertumbuhan ekonomi ini hanya dinikmati oleh sepertiga populasi dunia. 2.3.2 'akt&r )ang mem*engaruh# *ertum%uhan ek&n&m# (# In(&nes#a
>aktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi #ndonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolahan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. "isamping itu, akses untuk mendapatkan bantuan modal perbankan juga lebih memihak pada para pengusaha besar dibandingkan dengan pengusaha ekonomi lemah. "isamping dari pada hal itu pertumbuhan ekonomi perdagangan internaisonal juga memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi di #ndonesia. Ketidakpastian keadaan perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin meningkat, semakin menyababkan kemungkinan-kemungkinan pertumbuhan
ekonomi yang kurang
membanggakan bagi #ndonesia. /dapu faktor-faktor yang telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi #ndonesia, secara umum adalah a. >aktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada, dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri sekaksimal mungkin.
b. >aktor infestasi, yaitu dengan membuat kebijakan in$estasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar. c. >aktor perdagangan Cuar egari dan eraca Pembayaran, harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan de$isa dan mestabilkan nilai rupiah. d. >aktor kebijakan oneter dan #nflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus antisipasif dan dapat diterima pasar. e. >aktor Keuangan egara, yaitu barupa kebijakan fiskal yang kontruktif dan mampu untuk membiayai pengeluaran pemerintah ( tidak defisit ). 2.+ Baga#mana ke%#jakan m&neter (# In(&nes#a,
Pemerintah telah mengambil keputusan untuk melakukan likuidasi terhadap + bank pada aret ' ini. Keputusan pemerintah pada ' aret ' tersebut juga menetapkan bank yang tetap beroperasi dengan mengikuti rekapitalisasi dan 4 bank yang diambil alih pemerintah serta 4 bank yang tetap beroperasi tanpa rekapitalisasi. Cangkah mendasar dalam rangka penyehatan perbankan tersebut masih menghadapi iklim usaha yang kurang sehat seperti tingkat suku bunga deposito yang lebih tinggi dari pada suku bunga kredit (negati$e spread). Suku bunga antar - bank juga relatif tinggi sekitar 4 persen untuk o$ernite pada akhir aret ', yang mengindikasikan ketatnya kondisi likuiditas perbankan. Berdasarkan laporan mingguan dari Bank #ndonesia (B#), menurunnya jumlah uang kartal pada minggu ### aret ' sebesar ?p ',3 triliun dari posisi minggu ## aret ' mengindikasikan kembali tenangnya masyarakat setelah proses restrukturisasi perbankan diumumkan pemerintah. Sementara itu, perkembangan besaran moneter yang lain hingga akhir aret ' menunjukkan posisi akti$a domestik bersih maupun cadangan de$isa bersih berada pada tingkat memenuhi adjusted target yang ditetapkan oleh #>. Sedangkan dari laporan harian B#, transaksi de$isa bank #ndonesia menunjukkan surplus sebesar , juta &S" dalam bulan aret '. Posisi surplus ini tercapai berkat penerimaan de$isa dari ekspor sebesar '3,+ juta &S", sementara penjualan de$isa tercatat sebesar '1,1 juta &S". "engan perkembangan ini diperkirakan cadangan de$isanetto di akhir bulan aret akan sedikit di atas '3,1' milliar &S" yang tercatat pada minggu ### aret '. Kemudian pada tahun AA, Perkembangan berbagai indikator ekonomi ditandai oleh terus berlanjutnya perbaikan kondisi makroekonomi #ndonesia. Perbaikan tersebut ditopang oleh
1
meningkatnya optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi domestik dan global, serta terjaganya kestabilan makroekonomi domestik. Pertumbuhan ekonomi tahun AA diprakirakan tumbuh 3,E, inflasi tercatat sebesar ,4+E, eraca Pembayaran #ndonesia (P#) mencatat surplus, dan nilai tukar secara point-to-point menguat sebesar '1,*1E dibandingkan dengan tahun lalu. "i tengah-tengah krisis global, berbagai kinerja yang cukup positif tersebut tidak terlepas dari daya tahan permintaan domestik yang kuat, sektor perbankan yang tetap sehat dan stabil, ekspektasi pemulihan ekonomi global yang semakin optimis, serta respons kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif dalam mendukung terjaganya perekonomian domestik. Kondisi
tersebut
memungkinkan
sejumlah
negara
maju
untuk
cenderung
mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif. Sampai saat ini, sebagian besar bank sentral egara maju seperti /S, #nggris, dan 9epang masih menahan kenaikan suku bunganya pada bulan "esember sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi. "i sisi domestik, perbaikan ekonomi global mendukung kinerja ekspor dan peningkatan in$estasi. Kinerja ekspor yang anjlok sangat signifikan di semester #-AA, mulai membaik pada pertengahan tahun sejalan dengan pemulihan perekonomian global yang kian membaik dan peningkatan harga komoditas. Beberapa sektor yang berorientasi ekspor seperti sektor industri pengolahan diperkirakan menunjukkan kinerja yang lebih baik pada kuartal #F-AA seiring dengan membaiknya permintaan eksternal. "i sisi domestik, konsumsi rumah tangga masih tumbuh pada le$el tinggi, didorong oleh stabilnya daya beli masyarakat serta keyakinan konsumen yang masih terjaga. embaiknya ekspor dan tetap tingginya konsumsi mendorong optimisme pelaku usaha untuk meningkatkan in$estasi, terutama sejak pertengahan tahun AA. Pada tri!ulan #F-AA, in$estasi diperkirakan tumbuh lebih tinggi yang tercermin antara lain pada peningkatan konsumsi semen dan perbaikan pertumbuhan impor barang modal. "engan semakin membaiknya kondisi perekonomian tersebut, pertumbuhan ekonomi secara tahunan di kuartal #F-AA diperkirakan akan mencapai sebesar 3,3E. Secara keseluruhan tahun AA, perekonomian diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,E. Ketahanan perekonomian domestik juga dibarengi penurunan tekanan inflasi. #nflasi pada bulan "esember tercatat sebesar A,E (mtm), jauh lebih rendah dari rata-rata historisnya. Secara tahunan, inflasi #%K mencapai ,4+E (yoy), sementara inflasi inti tercatatsebesar 3,+E
11
(yoy) pada tahun AA. ?endahnya realisasi inflasi tidak terlepas dari perkembangan eksternal dan berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah. Kontraksi ekonomi global yang cukup dalam mengakibatkan turunnya harga komoditas dunia di tahun AA. Kondisi tersebut juga menyebabkan perlambatan kinerja ekonomi domestik. Selain dari sisi eksternal, rendahnya realisasi inflasi antara lain juga terkait dengan kecenderungan apresiasi nilai tukar rupiah di tahun AA. "erasnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik telah mendorong penguatan nilai tukar rupiah, terutama sejak akhir tri!ulan #-AA. Selain itu rendahnya realisasi inflasi selama tahun AA juga tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah. Penurunan harga komoditas internasional, termasuk minyak mentah, memberi ruang bagi Pemerintah untuk kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BB) pada a!al tahun. Sementara itu, upaya Pemerintah untuk menjaga pasokan dan distribusi komoditas bahan pangan, terutama beras, menyebabkan inflasi $olatile food tercatat cukup rendah dibandingkan dengan pola historisnya. "engan berbagai perkembangan tersebut, realisasi inflasi berada di ba!ah kisaran sasaran inflasi tahun AA sebesar 3,1E G 'E. Kinerja eraca Pembayaran #ndonesia (P#) mencatat surplus mendukung penguatan nilai tukar rupiah. Pada tahun AA, P# mencatat surplus dengan posisi cadangan de$isa mencapai &S"**,' miliar atau setara *,* bulan pembayaran impor dan utang luar negeri (&C) Pemerintah. Surplus P# terutama dipengaruhi oleh menurunnya impor secara signifikan searah dengan menurunnya kebutuhan bahan baku impor untuk industri yang berorientasi ekspor maupun menurunnya impor barang-barang konsumsi. Kinerja ekspor, !alaupun masih mencatat pertumbuhan negatif, namun masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan impor. %al ini terutama disebabkan oleh menguatnya permintaan ekspor komoditas sumber daya alam terutama dari negara-negara emerging /sia, yang mengalami proses pemulihan yang lebih cepat. "i samping itu, surplus P# didukung oleh derasnya arus modal masuk ke dalam negeri yang didorong oleh prospek makroekonomi yang membaik, imbal hasil rupiah yang relatif tinggi, serta semakin membaiknya tingkat kepercayaan internasional terhadap korporasi domestik. Sejalan dengan perkembangan P# tersebut, perkembangan nilai tukar ?upiah cenderung menguat sejak akhir tri!ulan #-AA. "ibandingkan dengan tahun AA+, rupiah secara point-to-point menguat sebesar '1,*1E menjadi ?p.31;&S".
12
"i sektor keuangan, stabilitas sistem perbankan tetap terjaga, namun penyesuaian suku bunga kredit belum seperti yang diharapkan. Penurunan suku bunga, khususnya suku bunga deposito perbankan, masih terus berlangsung. amun demikian, transmisi kebijakan moneter melalui suku bunga sebagaimana tercermin pada penurunan suku bunga kredit masih relatif terbatas. 0ingkat suku bunga kredit yang belum turun secara signifikan, kegiatan ekonomi yang belum meningkat secara pesat, serta persepsi risiko dari perbankan yang masih tinggi mengakibatkan kredit perbankan sejak 9anuari hingga o$ember AA baru tumbuh 1,4E (ytd). "i jalur harga aset, stance kebijakan yang cenderung longgar direspons secara baik di pasar saham maupun S&. #ndeks harga di bursa saham meningkat sejalan dengan derasnya arus masuk modal asing dan perkembangan positif di pasar keuangan global. "i pasar obligasi, yield S& terus menurun sejalan dengan optimism pemulihan ekonomi dunia, membaiknya persepsi risiko global terhadap #ndonesia, disertai terjaganya inflasi dan sustainabilitas fiskal. "i sisi mikro perbankan, stabilitas sistem perbankan nasional tetap stabil. %al itu diindikasikan oleh masih terjaganya rasio kecukupan modal (=/?) per o$ember AA sebesar '4E. Sementara itu, rasio gross on Performing Coan (PC) tetap terkendali pada 3,3E dengan rasio net sebesar ',3E. Cikuiditas Perbankan, termasuk likuiditas di pasar uang antar bank makin membaik dan pertumbuhan "ana Pihak Ketiga ("PK) meningkat. Ke depan, prospek perekonomian #ndonesia diperkirakan akan membaik, meskipun berbagai faktor risiko dan ketidakpastian perlu terus dicermati. Bank #ndonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 1,A-1,1E pada tahun A'A. #nflasi ditargetkan mencapai kisaran 1G'E pada tahun A'A. &paya percepatan momentum untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga inflasi yang rendah masih dihadapkan pada berbagai tantangan-tantangan mikro dan struktural dalam perekonomian seperti kelemahan daya saing sektor industri, struktur pasar komoditas bahan pokok yang cenderung oligopolistik dan berbagai permasalahan terkait lokasi sentra produksi, distribusi, dan tata niaga. Belum optimalnya transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit merupakan tantangan yang akan menjadi prioritas untuk segera dipecahkan. empertimbangkan permasalahan dan tantangan tersebut, kebijakan moneter Bank #ndonesia untuk mencapai sasaran inflasi sebesar 1G'E di tahun A'A akan didukung oleh implementasi serangkai langkah kebijakan. "i sisi operasional, fokus kebijakan diarahkan untuk meningkatkan efektifitas transmisi kebijakan moneter, mengelola ekses likuiditas perbankan, dan 13
menjaga $olatilitas nilai tukar dalam rangka terjaganya ekspektasi inflasi masyarakat. "i sisi struktural, upaya koordinasi dengan Pemerintah akan ditingkatkan untuk memitigasi dampak struktural inflasi yang bersumber dari masalah distribusi, tata niaga, dan struktur pasar komoditas bahan pokok. &ntuk itu, 0im Pengendalian #nflasi yang merupakan tim lintas departemen yang terkait dengan pengendalian inflasi akan terus diefektifkan baik di pusat maupun di daerah. "engan mempertimbangkan bah!a tingkat B# ?ate *,1E masih konsisten dengan sasaran inflasi tahun A'A sebesar 1E G'E dan arah kebijakan moneter saat ini juga dipandang masih kondusif bagi proses pemulihan perekonomian dan berlangsungnya intermediasi perbankan, ?apat
"e!an
ubernur
Bank #ndonesia pada *
9anuari
A'A memutuskan
untuk
mempertahankan B# ?ate pada le$el *,1E dengan koridor suku bunga yang juga tetap sebesar H;-1A bps di sekitar B# ?ate, yaitu suku bunga repo sebesar 4E dan suku bunga >/SB# sebesar *E. 2.- Baga#mana ka#tann)a ke%#jakan m&neter (engan *ertum%uhan ek&n&m#,
ilai tukar yang stabil tentu akan lebih memberi iklim kepastian bagi semua pelaku usaha, termasuk sektor perbankan, dunia usaha dan masyarakat. ilai tukar rupiah yang rendah saat ini dapat dijadikan saat yang baik dunia usaha yang beorientasi ekspor, dan ini dapat memicu peningkatan permintaan kredit dari dunia usaha untuk melanjutkan dan meningkatkan produk ekspornya. "engan kejadian ini tentu akan menguntungkan dunia perbankan. Penyesuaian nilai tukar yang terlalu cepat akan sangat merugikan karena hal ini dapat mendorong bergeraknya aliran dana masyarakat ke luar negeri. "engan demikian antara nilai tukar dan inikator kebijakan moneter lainnya memiliki hubungan yang sangat erat, khususnya bagi kebijakan pemerintah yang sedang ditempuh untuk menstabilkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter merupakan salah satu ilustrasi kebijakan yang digunakan untuk mengatasi pennasalahan ekonoini dengan tujuan utama adalah memelihara kestabilan nilai rupiah. Kebijakan moneter ini juga sebagai senjata untuk mengatur lajunya perekonomian dan khususnya mengendalikan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang dinginkan yaitu dengan beberapa instrumen- instrumen kebijakan moneter yang sudah ditentukan oleh pembuat kebijakan.
14
amun dalam hal instrumen kebijakan moneter yang digunakan oleh Bank #ndonesia untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi ini banyak menimbulkan perdebatan. "iantaranya adalah perdebatan yang terjadi pada para ekonom antara menggunakan kebijakan rules atau kebijakan discretion. "alam pendekatan rules (rules- base money), maka implementasi kebijakan moneter mengacu pada kebijakan moneter didasarkan pada pemunbuhan jiunlah uang beredar yang konstan (the constcmt-money- groH’th rule). Sedangkan pendekatan discretion mengacu pada otoritas moneter memiliki kebebasan dalam menjalankan kebijakan moneter sesuai dengan kondisi aktual yang dihadapi oleh suatu perekononiian (atsir. AA+). Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk membuktikan instrumen kebijakan moneter tersebut dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. "i #ndonesia penelitian yang dilakukan oleh 9ulaihah dan #nsukindro (AA3) menyimpulkan bah!a instrumen jumlah uang beredar tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. sedangkan instrumen suku bunga SB# mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. 0ak hanya penelitian di #ndonesia; ouri dan Samimi (A'') juga meneliti tentang dampak kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi di negara lain. %asilnya adalah instrument kebijakan moneter yang diproyeksikan dengan jumlah uang beredar dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara #ran. aka dapat dikatakan bah!a kebijakan moneter dengan menggunakan instrumen jumlah uang beredar dan suku bunga SB# mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di #ndonesia. #nstrumen jumlah uang beredar dan suku bunga SB# dalam jangka pendek dan jangka panjang sama-sama mempengaruhi pertumbuhan ekonomi namun memiliki pengaruh yang berbeda. &ntuk instrumen jumlah uang beredar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek mempunyai pengaruh yang positif. sedangkan dalam jangka panjang instrument jumlah uang beredar direspon negatif oleh pertumbuhsn ekonomi. Sedangkan untuk instrumen suku bunga SB# dalam jangka pendek memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhsn ekonomi sedangkan untuk jangka panjang memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. . "ari kedua instrumen kebijakan moneter tersebut. #nstrument kebijakan suku bunga SB# lebih efektif dalam mempengaruhi peitumbuhan ekonomi dengan kecepatan !aktu tiga () 15
kuartal. %al ini disebabkan jika menggunakan respon dari instrumen jumlah uang beredar terhadap pertumbuhan ekonomi akan memerlukan !aktu yang lebih lama yakni dengan kecepatan !aktu empat (3) kuartal. Perbedaan efekti$itas instrumen jumlah uang beredar dan suku bunga SB# dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh kemampuan respon dari sektor perbankan dan sektor nil yang menjadi jembatan untuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi lebih cenderung lebih cepat merespon kebijakan suku bunga SB# daripada melihat kondisi dari jumlah uang beredarnya. Ketika melihat kondisi jumlah uang beredar yang meningkat dalam jangka panjang belum tentu sektor perbankan melakukan intenensi kebijakann ya dengan memperhatikan harga Perbedaan efekti$itas instrumen jumlah uang beredar dan suku bunga SB# dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh kemampuan respon dari sektor perbaikan dan sektor riil yang menjadi jembatan untuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi lebih cenderung lebih cepat merespon kebijakan suku bunga SB# daripada melihat kondisi dari jumlah uang beredamya. Ketika melihat kondisi jumlah uang beredar yang meningkat dalam jangka panjang belum tentu sektor perbaikan melakukan inter$ensi kebijakannya dengan menentukan harga atau suku bunga pada sektor perbaikan dengan keputusan akan dinaikkan atau diturunkan. Sehingga pertumbuhan ekonomi lebih cepat ditingkatkan ketika otoritas moneter menggunakan instrumen suku bunga SB# sebagai intense kebijakannya. amun hal ini tidak dapat dijadikan sebuali patokan oleh Bank #ndonesia dalam menginter$ensi kebijakan moneternya. B# hanya tetap melihat kondisi perekonomian #ndonesia pada saat itu, jika terdapat keadaan perekonomian setelah reses maka untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi sebaiknya menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif yaitu menaikkan jumlah uang beredar sehingga yang terjadi adalah suku bunga yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. %al ini tepat untuk digunakan oleh B# dalam intense kebijakannya. "an tidak menutup kemingkinan bah!a dua instrument kebijakan moneter tersebut dapat digunakan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama.
1,
2. Bagaimana pengaruh kebijakan moneter terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia?
*ebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu seperti menahan in!asi' mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. *ebijakan moneter meliputi kebijakan ank $ndonesia dalam menetapkan suku bunga' kebijakan ank $ndonesia dalam menstabilkan nilai tukar rupiah' kebijakan ank $ndonesia dalam mendorong penyaluran kredit dan sejenisnya. *ebijakan&kebijakan ini akan mempengaruhi perekonomian di negara
yang menjalankan kebijakan
tersebut. 6enomena yang terjadi akibat kebijakan moneter yaitu perubahan jumlah uang beredar' berubahnya tingkat suku bunga' kesulitan kredit' !uktuasi nilai tukar dan sejenisnya. *ebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal -pertumbuhan ekonomi yang tinggi' stabilitas harga' pemerataan pembangunan/ serta tercapainya tujuan ekonomi makro' yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja' kesetabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. *ebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan perekonomian jika kesetabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu. engaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sector perbankan' yang kemudian ditrans)er pada sektor riil. Tujuan kebijakan moneter ank $ndonesia yaitu untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. (ebagaimana yang tercantum dalam 77 8o. 3 tahun 24 pasal 0 tentang ank $ndonesia. *estabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan terhadap harga&harga barang dan jasa yang tercemin pada in!asi. ada tahun 25 ank $ndonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan in!asi sebagai sasaran utama kebijakan moneter -Infation Targeting Framework / dengan menganut sistem nilai tukar yang
mengembang
- ree
footing/.
*estabilan
nilai
tukar
dapat
mempengaruhi kestabilan harga dan sistem keuangan. 9leh karena itu' ank 10
$ndonesia
juga menjalankan kebijakan nilai
tukar untuk
mengurangi
valutalitas nilai tukar yang berlebihan' bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu. Dalam melaksanakan kebijakan moneter' ank $ndonesia menganut sebuah kerangka kerja yang dinamakan Infation Targeting Framework -$T6/. *erangka ini diterapkan secara )ormal sejak juli 215' setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang primer - base money / sebagai sasaran kebijakan moneter. Dengan kerangka ini' ank
$ndonesia secara eksplisit mengumumkan sasaran in!asi kepada publik dan kebijakan
moneter
diarahkan
untuk
mencapai
sasaran
in!asi
yang
ditetapkan oleh emerintah tersebut. 7ntuk mencapai sasaran in!asi' kebijakan moneter dilakukan secara orward looking' artinya perubahan stance kebijakan moneter dilakukan melaui evaluasi apakah perkembangan
in!asi
ke
depan
masih
sesuai
dengan
sasaran
in!asi
yang
telah
dicanangkan. Dalam kerangka kerja ini' kebijakan moneter juga ditandai oleh transparansi dan akuntabilitas kebijakan kepada publik.
(ecara
operasional' stance kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan -$ :ate/ yang diharapkan akan memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. erubahan suku bunga ini pada akhirnya akan memengaruhi output dan in!asi. a. Mengapa Infation Targeting Framework (IT!
Dengan telah dilepaskannya sistem nilai tukar dengan band intervensi nilai tukar -crawling band/ di tahun 10' ank $ndonesia memerlukan jangkar nominal -nominal anchor /
baru dalam rangka menjalankan kebijakan
moneter. ;angkar nominal adalah variabel nominal -seperti indeks harga' nilai tukar' atau uang beredar/ yang ditargetkan secara eksplisit oleh bank sentral sebagai dasarpatokan bagi pembentukan harga lainnya.
1
kalau nilai tukar dijadikan target' maka in!asi luar negeri akan menjadi in!asi domestik.
nominal masyarakat
akan membuat ekspektasi in!asi
yang
diperlukan dalam kalkulasi usahanya sesuai dengan jangkar nominal tersebut. Dengan mengumumkan sasaran in!asi dan ank $ndonesia secara konsisten dapat mencapainya akan meningkatkan kredibilitas kebijaan moneter yang pada gilirannya ekspektasi in!asi masyarakat sesuai dengan sasaran yang ditetapkan $. >da sejumlah alasan mengapa menggunakan jangkar nominal dengan $T6. •
$T6 lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Dengan sasaran in!asi secara eksplisit masyarakat akan memahami arah in!asi. (ebaliknya dengan sasaran base money' apalagi jika hubungannya dengan in!asi tidak jelas' masyarakat lebih sulit mengetahui arah in!asi kedepan.
•
$T6 yang mem)okuskan pada in!asi sebagai prioritas kebijakan moneter
sesuai
dengan
mandat
yang
diberikan
kepada
ank
$ndonesia. •
$T6 bersi)at )orward looking sesuai dengan dampak kebijakan pada in!asi yang memerlukan time lag.
•
$T6 meningkatkan trasparansi dan akuntabilitas kebijakan moneter mendorong kredibilitas kebijakan moneter. >spek transparansi dan akuntabilitas serta kejelasan akan tujuan ini merupakan aspek&aspek
1
good
governance
dari
sebuah
bank
yang
telah
diberikan
independensi. •
$T6 tidak memerlukan asumsi kestabilan hubungan antara uang beredar' output dan in!asi. (ebaliknya' $T6 merupakan pendekatan yang
lebih
komprehensi)
dengan
mempertimbangkan
sejumlah
variabel in)ormasi tentang kondisi perekonomian.
b. Penerapan Infation Targeting Framework (IT!
Dalam kerangka $T6' ank $ndonesia mengumumkan sasaran in!asi ke depan pada periode tertentu. (etiap periode ank $ndonesia mengevaluasi apakah proyeksi in!asi ke depan masih sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. royeksi ini dilakukan dengan sejumlah model dan sejumlah in)ormasi yang dapat menggambarkan kondisi in!asi ke depan. ;ika proyeksi in!asi sudah tidak kompatibel dengan sasaran' ank $ndonesia melakukan respon dengan menggunakan instrumen yang dimiliki.
2
*ebijakan moneter yang dilakukan ank $ndonesia dilihat melalui $ rate serta jumlah uang beredar yang dinyatakan dengan <1 dan <2' sedangkan untuk variabel makroekonomi digunakan data mengenai tingkat in!asi. engaruh tingkat $ rate yang ditetapkan ank $ndonesia' jumlah uang beredar <1' serta jumlah uang beredar <2 terhadap tingkat in!asi di $ndonesia. ank sentral adalah lembaga yang berwenang mengambil langkah kebijakan moneter untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. engaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. *ebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua' yaitu? •
*ebijakan
•
*ebijakan
".&.' Pelaksanaan ebijakan Moneter di Indonesia
*ebijakan moneter yang dilakukan oleh ank $ndonesia dalam mewujudkan stabilitas ekonomi makro terdiri dari kerangka strategis dan kerangka operasional. *erangka strategis umumnya terkait dengan pencapaian tujuan akhir kebijakan moneter -stabilitas harga' pertumbuhan ekonomi' dan perluasan kesempatan kerja/ serta strategi untuk mencapainya - exchange !ate targeting" monetary targeting" Infation targeting" implicit but not explicit anchor# -Aarjiyo dan (olikin' 24/.
*erangka
operasional
kebijakan
moneter
terdiri
dari
instrumen'
sasaran&
operasional' dan sasaran&antara yang digunakan untuk mencapai sasaran akhir. (asaran&antara diperlukan karena adanya time lag antara pelaksanaan kebijakan moneter dengan hasil pencapaian sasaran akhir' sehingga untuk meninjau kee)ekti)an suatu kebijakan maka diperlukan adanya kebijakan yang dapat dilihat 21
dengan segera. 7ntuk mencapai sasaran antara ini' diperlukan adanya sasaran operasional agar proses transmisi dapat berjalan sesuai rencana. *riteria dari sasaran&operasional ini adalah memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran antara' dapat dikendalikan oleh bank sentral' dan in)ormasi tersedia lebih awal dari pada sasaran&antara. (edangkan instrumen moneter merupakan instrumen yang dimiliki bank sentral yang dapat mempengaruhi sasaran operasional yang telah ditetapkan.
$ndikator kebijakan moneter dilakukan dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut? 1. Dalam merumuskan kebijakan moneter' ank $ndonesia akan selalu melakukan analisis dan mempertimbangkan berbagai indikator ekonomi' khususnya moneter
prakiraan dan
in!asi'
perkembangan
pertumbuhan sektor
ekonomi'
ekonomi
dan
besaran&besaran keuangan
secara
keseluruhan. 2. Demikian pula' ank $ndonesia akan selalu dan terus memperhatikan langkah&langkah kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah. Bangkah& langkah koordinasi kebijakan yang selama ini telah berlangsung baik akan terus diperkuat dan ditingkatkan. 3.
>nalisis
dan
prakiraan
berbagai
variabel
ekonomi
tersebut
dipertimbangkan untuk mengarahkan agar prakiraan in!asi ke depan sejalan dengan kisaran sasaran in!asi yang telah ditetapkan.
".&." In)asi
Dalam ilmu ekonomi' in!asi adalah suatu proses meningkatnya harga& harga secara umum dan terus&menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai )aktor' seperti peningkatan konsumsi masyarakat' berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau 22
bahkan spekulasi' termasuk akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain' in!asi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. $n!asi adalah proses dari suatu peristiwa' bukan tinggi& rendahnya tingkat harga. >rtinya' tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan in!asi. $n!asi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan' dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus&menerus dan saling pengaruh&memengaruhi. $stilah in!asi juga digunakan
untuk
mengartikan
peningkatan
persediaan
uang
yang
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. >da banyak cara untuk mengukur tingkat in!asi' dua yang paling sering digunakan adalah PI dan $%P %efator . ".&.* Pen$ebab In)asi
$n!asi dapat disebabkan oleh dua hal' yaitu tarikan permintaan -kelebihan likuiditasuangalat tukar/ dan yang kedua adalah desakan -tekanan/ produksi danatau distribusi -kurangnya produksi - product or service/ danatau juga termasuk kurangnya distribusi/. 7ntuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter -ank (entral/' sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal -Covernment/
seperti
+scal
ini
dipegang oleh emerintah
-perpajakanpungutaninsenti)disinsenti)/'
kebijakan pembangunan in)rastruktur' regulasi' dll. 1/
$n!asi tarikan permintaan - demand pull infation/ terjadi akibat adanya
permintaan
total
yang
berlebihan
dimana
biasanya
dipicu
oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. ertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya
permintaan
terhadap
)aktor&)aktor
produksi tersebut yang kemudian menyebabkan harga )aktor produksi meningkat.
)aktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang' kebijakan suku bunga bank sentral' sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan. 2/
$n!asi desakan biaya -cost push infation/ terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi danatau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi meskipun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara
signi+kan.
>danya
ketidaklancaran
aliran
distribusi
ini
atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata&rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan& penawaran. erkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi -pabrik' perkebunan' dan lain&lain/' bencana alam' cuaca' atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi' aksi spekulasi -penimbunan/' dan sebagainya sehingga memicu kelangkaan produksi di pasaran. egitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi' dimana dalam hal ini )aktor in)rastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. #nflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. %al ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
24
#nflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. 9ika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). amun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali ( Hiperinflasi). Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan ')
#nflasi ringan (kurang dari 'AE ; tahun)
)
#nflasi sedang (antara 'AE sampai AE ; tahun)
)
#nflasi berat (antara AE sampai 'AAE ; tahun)
3)
%iperinflasi (lebih dari 'AAE ; tahun)
2./.$a#tan Antara $e%#jakan &neter (an In"las#
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang !ajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki ke!enangan yang independen dalam artian bah!a kebijakannya tidak boleh diinter$ensi oleh pihak di luar bank sentral, termasuk pemerintah. %al ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bah!a bank sentral yang kurang independen (salah satunya disebabkan inter$ensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian) akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi. Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan;atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berke!ajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. %al ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). 25
BAB III PENUTUP 3.1 $es#m*ulan
Berdasarkan pembahasan diatas , maka diperoleh kesimpulan bah!a kebijakan moneter berdampak secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi tingkat SB# maka output total (P"B) yang dihasilkan semakin turun. %al ini dikarenakan uang yang berputar di masyarakat semakin sedikit, masyarakat lebih suka menabung daripada membelanjakan uangnya. Sehingga pola konsumsi masyarakat juga ikut menurun, akibatnya pendapatan output total (P"B) juga ikut menurun. Sedangkan tingkat inflasi mengalami kenaikkan karena terjadi price puDDle. Secara subtansial dapat dikatakan bah!a adanya kebijakan moneter yang diterapkan oleh pemerintah melalui otoritas moneter dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi asional. Kebijakan yang paling tepat untuk menstabilkan perekonomian adalah kebijakan moneter. stabilitas ekonomi dapat dilihat dari dampak guncangan suatu $ariabel makroekonomi terhadap $ariabel makroekonomi yang lainnya. /pabila dampak suatu guncangan menyebabkan fluktuasi yang besar pada $ariabel ekonomi dan diperlukan !aktu yang relatif lama untuk mencapai keseimbangan jangka panjang, maka dapat dikatakan bah!a stabilitas makroekonomi rentan terhadap perubahan. 9ika sebaliknya, dampak guncangan menunjukan fluktusi yang kecil dan !aktu untuk mencapai keseimbangan jangka panjang relatif tidak lama maka dapat 2,
dikatakan bah!a kondisi makroekonomi masih stabil. Pertumbuhan ekonomi lebih cepat ditingkatkan ketika otoritas moneter menggunakan instrument suku bunga SB# sebagai inter$ensi kebijakannya
.2 3
!aran
9umlah uang beredar memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi #ndonesia, oleh karena itu disarankan kepada otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang beredar hingga tingkat yang tidak memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi #ndonesia. Sesuai dengan hasil penelitian ini, bah!a jumlah uang beredar masih dapat ditingkatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi #ndonesia.
L#teratur:
http?nahdlaatika.wordpress.com213424analisis&dampak&kebijakan& moneter&terhadap&pengendalian&in!asi&dalam&pembangunan&ekonomi& indonesia http?www.bi.go.ididmoneterkerangka&kebijakan#ontentsDe)ault.asp http?www.erwinnomic.com21tinjauan&sejarah&sistem&moneter.html 8aury' (anny' 25' &nalisis 'umlah (ang )eredar" *uku )unga dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun +,-. / 0..0 ' Tesis
akultas 0anbiyah alang Sholeh, aimun.1ebi2akan Moneter %an Infation Targetting 4 *uatu Tin2auan Teori3 &ni$esitas egeri Iogyakarta
20
2