Dampak Stratifikasi Sosial Ekonomi Terhadap Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
Masyarakat di berbagai belahan dunia terdiri dari beragam kelompok-kelompok orang yang ciri-ciri pembedanya bisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan agama atau politik, pendapatan atau pendidikan. Pembedaan ini sering kali dilakukan bahkan mungkin diperlukan. Beberapa pendapat sosiologis mengatakan dalam semua masyarakat dijumpai ketidaksamaan di berbagai bidang misalnya saja dalam dimensi ekonomi: sebagian anggo ta masyarakat mempunyai kekayaan yang berlimpah dan kesejahteraan hidupnya terjamin, sedangkan sisanya miskin dan hidup dalam kondisi kon disi yang jauh dari sejahtera. Dalam dimensi yang lain misalnya kekuasaan: sebagian orang mempunyai kekuasaan, sedangkan yang lain dikuasai. Suka atau tidak suka inilah realitas masyarakat, setidaknya realitas yang hanya bisa ditangkap oleh panca indera dan kemampuan berpikir manusia. Pembedaan anggo ta masyarakat ini dalam sosiologi dinamakan startifikasi sosial ( Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi edisi ke-2,2000; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ). Seringkali dalam pengalaman sehari-hari kita melihat fenomena sosial seperti seseorang yang tadinya mempunyai status tertentu di kemudian hari memperoleh status yang lebih tinggi dari pada status sebelumnya. Hal demikian disebut mobilitas sosial. Sistem Stratifikasi menuruf sifatnya dapat digolongkan menjadi straifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup, seperti ketidaksamaan dalam bidang ekonomi dan kekuasaan sesuai dengan contoh di atas tadi merupakan dari stratifikasi terbuka dimana mobilitas sosial dimungkinkan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Pendidikan ada dan hidup di dalam masyarakat, maka keduanya memiliki hubungan ketergantungan yang erat. Pendidikan mengabdi kepada masyarakat dan masyarakat menjadi semakin berkembang dan maju melalui pendidikan. Pendidikan
adalah sebuah proses pematangan dan pendewasaan masyarakat. Maka lembaga-lembaga pendidikan harus memahami perannya tidak sekadar menjual jasa tetapi memiliki tugas mendasar memformat Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Stratifikasi sosial digunakan untuk menunjukan ketidaksamaan dalam masyarakat manusia. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa banyak dimensi dalam stratifikasi sosial akan tetapi tidak semua dimensi akan ditulis dalam makalah ini. Di sini penulis akan menyajikan makalah yang mengambil stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi dengan judul “ Dampak Da mpak Stratifikasi Sosial Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa” .B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5.
Apa penger pengerti tian an dari strat stratifi ifikas kasii sosial? sosial? Apa saja saja jenis-je jenis-jenis nis strat stratifi ifikas kasii sosial? sosial? Bagaim Bagaimana ana strati stratifik fikasi asi sosi sosial al ekonomi ekonomi itu? itu? Apa dampak dampak stratif stratifikasi ikasi sosial sosial ekonomi ekonomi terhada terhadap p pendidikan? pendidikan? Apa saja saja dampak yang yang ditimbul ditimbulkan kan dari adanya strat stratifika ifikasi si sosial sosial ekonomi ekonomi terhadap prestasi belajar siswa? 6. C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui mengetahui apa apa pengertian pengertian dari dari strati stratifikas fikasii sosial. sosial. 2. Untuk mengetahui mengetahui jenis-j jenis-jenis enis dari strat stratifik ifikasi asi sosial sosial.. 3. Dapat mengeta mengetahui hui definisi definisi dari strat stratifik ifikasi asi sosial sosial ekonomi. ekonomi. 4. Untuk mengetahui mengetahui dampak dampak apa saja saja yang yang ditimb ditimbulkan ulkan oleh oleh stratifikasi sosial ekonomi terhadap pendidikan. 5. Dapat mengetahui mengetahui dampakdampak-dampak dampak yang ditimbulkan ditimbulkan dari adanya stratifikasi sosial ekonomi pada prestasi belajar siswa.
1. D.
Manfaat Penulisan 1. Sebagai bahan penambah penambah pengetah pengetahuan uan tentang tentang stratif stratifikasi ikasi sosial sosial secara secara keseluruhan. 2. Sebagai tugas akhir akhir semest semester er mata mata kuliah kuliah Sosiologi Sosiologi Pendidi Pendidikan kan Jurusan Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. A.
Konsep Dasar Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada masyarakat. Menurut Robert MZ. Lawang (dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com) Pelapisan sosilal merupakan penggolongan orang –orang dalam suatu sistam sosial tertentu secara hierarki menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise. Jadi stratifikasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik disengaja atau tidak dalam masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial terjadi karena ada sesuatu yang dihargai dalam masyarakat, misalnya: harta, kekayaan, ilmu pengetahuan, kesalehan, keturunan dan lain sebagainya. Stratifikasi sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai (Prof. Selo Sormardjan dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com). Stratifikasi sosial adalah dimensi vertikal dari struktur sosial masyarakat dalam arti melihat pembedaan sosial masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada. Stratifikasi sosial terdiri dari stratifikasi sosial terbuka dan tertutup. Gerak sosial ( Mobilitas sosial ) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial ( social mobility). Beberapa definisi stratifikasi sosial : a. Pitirim A. Sorokin Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki). b. Max Weber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. c. Cuber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. Pengelompokan secara vertikal Berdasarkan posisi, status, kelebihan yang dimiliki, sesuatu yang dihargai.Distribusi hak dan wewenang Kriteria ekonomi, pendidikan, kekuasaan, kehormatan. Fungsi Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan p enghasilan,tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang. b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yangmenerima anugerah penghargaan/ gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya. c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah d idapat melalui kualitas pribadi,keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan. d. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedud ukan, seperti tingkah\ laku, cara berpakaian dan bentuk rumah. e. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan. f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang mendu duki sistem sosial yang sama dalam masyarakat. Adapun stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan modern berbeda karena kriteria sesuatu yang dihargai juga berbeda. Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kuno, Masyarakat kuno sering disamakan dengan masyarakat pra-industri yang dalam hal ini dilekatkan dengan masyarakat pedesaan. Menurut Riedfeld (dalam Sosiologi 2 untuk SMU), masyarakat kuno (pra-industri) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.Agak rendah pengetahuan dan teknologinya. 2.Komunitasnya kecil. 3.Belum benyak mengenal pembagian kerja dan spesialisasi. 4.Masih tidak banyak diferensiasi sosial. 5.Tidak banyak heterogenitas. 6.Adanya ciri-ciri orde moral, yaitu sebuah prinsip yang mengikat mekanisme masyarakat. Sedangkan stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat kuno adalah: Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Modern Masyarakat modern sering disebut dengan masyarakat industri yang juga sering dilekatkan dengan masyarakat kota. Adapun ciri-ciri masyarakat modern adalah sebagai berikut: 1.Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi
2.Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dan suasana saling mempengaruhi, kecuali penjelasan penemuan rahasia 3.Kepercayaan pada manfaat IPTEK sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat 4.Masyarakat tergolong pada macam-macam profesi serta keahlian masing-masing 5.Tingkat pendidikan formal yang tinggi dan merata 6.Hukum tertulis secara sangat kompleks 7.Hampir seluruh ekonomi adalah ekomomi pasar ( Selo Soemardjan dalam Sosiologi 2 untuk SMU) 1. B.
Penyebab Stratifikasi Sosial
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah. Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun. Banyak sebab yang dapat memungkinkan individu atau kelompok berpindah status, pendidikan dan pekerjaan misalnya adalah salah satu faktor yang mungkin dapat meyebabkan perpindahan status ini. Masih banyak sebabsebab lain dalam mobilitas sosial ini. PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai be rikut: a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat. b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan,
partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata. KRITERIA DASAR PENENTU STRATIFIKASI SOSIAL Kriteria atau ukuran yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut : a. Kekayaan Kekayaan atau sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki harta benda berlimpah (kaya) akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang yang miskin b. Kekuasaan Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah. c. Keturunan Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan. Kaum bangsawan akan menempati lapisan atas seperti gelar : Andi di masyarakat Bugis, Raden di masyarakat Jawa, Tengku di masyarakat Aceh, dsb. d. Kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan Seseorang yang berpendidikan tinggi dan meraih gelar kesarjanaan atau yang memiliki keahlian/profesional dipandang berkedudukan lebih tinggi, jika dibandingkan orang berpendidikan rendah. Status seseorang juga ditentukan dalam penguasaan pengetahuan lain, misalnya pengetahuan agama, ketrampilan khusus, kesaktian, dsb. 1. C.
Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran. a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh: - Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana. - Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
- Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan. b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) Stratifikasi ini bersifatdinamis karenamobilitasnya sangatbesar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh: - Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya. - Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperolehpendidikan asal ada niat dan usaha. c. Stratifikasi Sosial Campuran Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya,seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta. Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial 1. Ascribed Status Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya. 2. Achieved Status Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. 3. Assigned Status Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di da lam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya. B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial 1. Stratifikasi Sosial Tertutup Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru. 2. Stratifikasi Sosial Terbuka Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.( http://organisasi.org/, diakses pada tanggal 05/06/2011). 1. D.
Definisi Stratifikasi Sosial Ekonomi
Sesuatu yang dihargai dapat berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama atau keturunan keluarga yang terhormat. Tingkat kemampuan memiliki sesuatu yang dihargai tersebut akan melahirkan lapisan sosial yang mempunyai kedudukan atas dan rendah. Proses terjadinya system lapisan-lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya, atau sengaja disusun untuk menge jar tujuan bersama. Proses pelapisan sosial dalam masyarakat dengan sendirinya berangkat dari kondisi perbedaan kemampuan antar individu-individu atau anatar kelompok sosial, contohnya sekelompok orang yang memiliki kemampuan lebih dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tentunya akan menempati strata sosial yang lebih tinggi dari pada kelompok yang memiliki sedikit kemampuan. Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh: 1. Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya. 2. Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha. Dalam struktur seperti itu, biasanya struktur sosial lebih terbuka sehingga membuka peluang bagi siapa saja untuk meraih status sosial ekonomi sesuai dengan tujuan masing-masing, beberapa contoh model ini adalah: 1. Stratifikasi berdasarkan Jenjang Pendidikan (education stratification) Jenjang seseorang biasanya memperngaruhi setatus sosial seseorang di dalam struktur sisialnya. Seseorang yang berpendidikan tinggi hingga bergelar Doktor tentunya akan bersetatus lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang lulusan SD. 2. Stratifikasi di bidang Senioritas Gejala ini biasanya di kaitkan dengan profesi atau perkerjaan yang dimiliki seseorang. Tingkat senioritas dalam berbagai lembaga perkerjaan biasanya di tentukan berdasarkan tingkat tenggang waktu berkeja dan jenjang kepangkatan atau golongan yang lazi sering
disebut dengan jabatan. Biasanya jabatan seseorang dalam suatu lembaga perkerjaan ditentukan oleh tingkat keahlian dan tingkat pendidikannya, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dan keahlian seseorang, maka akan semakin tinggi juga jabatan yang disandangnya. Karena system lapisan sosial seperti ini bersifat terbuka, maka bagi siapa saja bisa menempati status sosial yang relative dianggap lebih mapan asal mereka mempunyai kemampuan dan usaha yang gigih. 3. Stratifikasi di bidang Perkerjaan Berbagai jenis perkerjaan juga berpengaruh pada system pelapisan sosial. Anda tuntu sering memiliki penilaian bahwa orang yang berprofesi sebagai panrik becak, kuli bangunan, buruh pabrik dan para pekerja kantoran yang berpakaian bersih, berpenampilan rapi, berdasi dan mengendari mobil, selalu membawa Hp tentu memiliki perbedaan status sosial dalam masyarakat. Para pekerja kantoran akan memiliki status sosial yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang berprofesi sebagai penarik becak. Pola seperti ini juga bersifat terbuka artinya system pelapisan sosial seperti ini membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki kegigihan dalam usaha untuk meraihnya termasuk anda. 4. Stratifikasi di bidang Ekonomi Gejala ini hampir ada diseluruh penjuru dunia. Yang paling mudah di identifikasi di dalam struktur sosial adalah didasarkan pada besar kecilnya penghasilan dan kepemilikan benda-benda materi yang sering disebut harta benda. Indikator antara kaya dan miskin juga mudah sekali di identifikasi, yaitu melalui pemilikan sarana hidup. Orang kaya perkotaan dapat dilihat dari tempat tinggalnya seperti di kawasan real estate elite dengan rumah mewahnya yang dilengkapi dengan taman, kolam renang, memiliki mobil mewah dan benda-benda berharga lainnya. Sedangkan kelompok masyarakat miskin berada dikawasan marginal (pinggiran), hidup di pemukiman kumuh, tidak sehat, kotor, dan sebagainya. Adapun orang kaya perdesaan biasanya diidentifikasi dengan kepemilikan jumlah lahan pertanian, binatang ternak, kebun yang luas dan sebagainya. 1. E.
Penyebab Stratifikasi Sosial Ekonomi
Sejak krisis moneter yang melan da pada pertengahan tahgun 1997, perusahaan perusahaan swasta mengalami kerugaian yang tidak sedikit, bahkan pihak perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya untuk membayar gaji dan upah pekerjanya. Keadaan seperti ini menjadi masalah yang cukup berat karena disatu sisi perusahaan mengalami kerugaian yang cukup besar dan disisi lain para pekerja menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk menaikkan gaji sangat sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya banyak perusahaan yang mengambil tindakan untuk mengurangi tenaga kerja dan terjadilah PHK. Para pekerja yang deberhentikan itu menambah jumlah pengangguran, sehingga jumlah pengangguran diperkirakan mencapai 40 juta orang. Pengangguran dalam jumlah yang sangat besar ini akan menimbulkan terjadinya masalah masalah social dalam kehidupan masyarakat. Dampak susulan dari pengangguran adalah makin maraknya tindakan tindakan criminal yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu hendaknya pemerintah dengan serius menangani
masalah pengangguran dengan membuka lapangan kerja yang dapat menampung para penganggur tersebut. Langkah berikutnya, pemerintah hendaknya dapa t menarik kembali para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru untuk menampung para penganggur tersebut. Masalah pengangguran merupakan masalah social dalam kehidupan masyarakat dan sangat peka terhadap segala bentuk pengaruh. Kondisi Ekonomi Masyarakat Indonesia Sejak berlangsungnya krisis moneter pertengahan tahun 1997, ekonomi Indonesia mulai mengalami keterpurukan. Keadaan perekonomian makin memburuk dan kesejahteraan rakyat makin menurun. Pengangguran juga semakin luas. Sebagai akibatnya, petumbuhan ekonomi menjadi sangat terbatas dan pendapatan perkapita cenderung memburuk sejak krisis tahun 1997. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat, pemerintah melihat lima sector kebijakan yang harus digarap, yaitu : •
•
•
•
•
perluasan lapangan kerja secara terus menrus melalui investasi dalam dan luar negeri se efisien mungkin. Penyediaan barang kebutuhan pokok sehari hari untuk memenuhi permintaan pada harga yang terjangkau. Penyediaan failitas umum seperti rumah, air minum, listrik, bahan baker, komunikasi, angkutan dengan harga terjangkau. Penyediaan ruang sekolah, guru dan buku buku untuk pendidikan umum dengan harga terjangkau. Penyediaan klinik, dokter dan obat onbatan untuk kesehatan umum dengan harga yang terjangkau pula.
Pihak pemerintah telah berusaha untuk membawa Indonesia keluar dari krisis. Tetapi tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, pemerintah membuat skala prioritas yang artinya hal mana yang hendaknya dilakukan agar Indonesia keluar dari krisis.
Urbanisasi Sebagai salah satu implikasi dari pertumbuhan penduduk menjadi, salah satu factor dari kemiskinan. Harapan akan hidup lebih baik yang dibawa dari daerah asalnya ke tempatnya yang baru. Namun di tempatnya yang baru harapanya ternyata tidak juga terpenuhi. Akhirnya ditempat baru ini hanya kemiskinan dan hidup yang tak terjamin dengan penghasilan yang tidak tetap dan dibawah standar guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Hidup di daerah perkotaan seperti kota Jakarta ini tentu biaya hidup yang dikeluarkan tidak murah, akhirnya orang hanya bisa berpikir bagaimana caranya bertahan hidup dengan segala macam kebutuhan primer dan sekundernya hari ini. Persoalan kebutuhan
makanan, pakaian dan tempat tinggal pun muncul sebgai masalah pertama untuk hidup diperkotaan. Baru-baru penggusuran terhadap perumahan rakyat dilakukan oleh Pemerintahan Daerah Jakarta. Ada baiknya kita mundur terlebih dahulu,beberapa tahun yang lalu World Bank menyodorkan program tata kota yaitu “ city without slumps”, disamping pemotongan subsidi publik seperti BBM, pendidikan, etc guna mendapatkan pinjaman hutang luar negeri. Program ini segera direspon oleh Pemda Jakarta dengan semangat juang yang tinggi. Akhir tahun 2001 pun dijadwalkan sebagai waktunya pelaksanaan program ini, mulai dari penggarukan becak yang dianggap sebagai b iang keladi kemacetan di Jakarta dan kemudian disusul oleh penggusuran perumahan rakyat yang dianggap kumuh. Umumnya masyarakat yang tinggal di kawasan perumahan ini adalah masyarakat yang mempunyai status kemiskinan absolut menurut Giddens. Program World Bank ini ternyata dipakai oleh Pemda Jakarta guna menghilangkan perkampungan yang menurut mereka dari sanalah segala macam bentuk kriminalitas itu timbul.
1. F.
Pendidikan dan Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Sekolah merupakan jembatan formal yang memberikan ilmu pendidikan di semua mata pelajaran bagi para siswanya. Dan pendidikan, dewasa ini sudah menjadi hal yang wajib untuk diberikan kepada semua anak usia sekolah yang ada di Indonesia. Tidak asing lagi, banyak orang tua siswa yang berlomba-lomba mencarikan sekolah yang berkualitas bagi anaknya. Hal ini mereka lakukan untuk memberi bekal ilmu pengetahuan yang mampu bersaing di era yang akan datang bagi anak mereka. Bahkan sekarang makin banyak sekolah, baik itu sekolah swasta maupun negeri yang berusaha meningkatkan kualitasnya, untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan siap untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang mampu bersaing di dunia internasional. Serta mencetak generasi muda bangsa yang mampu siap terjun di era globalisasi. Pemerintah sendiri, sekarang sudah banyak melakukan perubahan-perubahan dalam sistam pendidikan nasional. Diantaranya pembelakuan KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ), yang mana dalam kurikulum ini otonomi sekolah sangat dominan sehingga sekolah yang bersangkutan dapat mengembangkan dan meningkatkan serta memajukan mutu sekolah tersebut. Dengan adanya otonom pada sekolah-sekolah tertentu maka sekolah tersebut berhak untuk mengadakan perubahan atau membentuk suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas di sekolah tersebut dengan berbagai ketentuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa merupakan penerjemahan dari tujuan dari adanya pendidikan itu sendiri untuk mencerdaskan kehidupan manusia dalam
menghadapi tantangan kehidupan sekarang ataupun di masa depan. Apabila siswa dalam proses pendidikannya bisa berhasil untuk mencapai tujuan dari pendidikan maka diartikan prestasi belajarnya sangat tinggi.
1. G.
Dampak Stratifikasi Sosial
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PELAPISAN SOSIAL 1. Dampak positif Stratifikasi Sosial Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda yang cukup besar, baik dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam perekonomian lokal dan regional. Kurang tanggapnya pemerintah dalam menanggapi prospek perkembangan ekonomi yang dapat diraih dari tansportasi merupakan hal yang seharusnya dihindari. Mereka yang mempunyai kendaraan lebih bagus atau mewah dari pada yang lain maka akan berkedudukan diatas yang lainnya yang tidak mempunyai kendaraan yang lebih mewah. Mewah tidaknya kendraan dan banyaknya kendaraa pribadi yang dimiliki menempatkan pemiliknya pada status social yang lebih tinggi. 2. Dampak negative Stratifikasi Sosial pada aspek negative ada tiga dampak negative stratifikasi social 1. konflik antar kelas 2. konflik antar kelompok social 3. konflik antargenerasi Konflik antarkelas Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas-kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan an tara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.
Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha. Konflik antarkelompok sosial Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologo, profesi, agama, suku,dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar. Konflik antargenerasi Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan. Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.
BAB III PEMBAHASAN
1. A.
Pengertian Stratifikasi Sosial
Setelah mengkaji pengertian-pengertian dan definisi seperti yang penulis sebutkan dalam kajian pustaka maka penulis dapat mengambil suatu garis dari stratifikasi sosial. Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali di samakan, padahal di sisi lain pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial terdapat perbedaan. Penyamaan dua konsep pengertian stratifikasi sosial dan kelas sosial akan melahirkan pemahaman yang rancu. Stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang kedalam tingkatan atau strata dalam heirarki secara vertical. Membicarakan stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau kedudukan antar orang/sekelompok orang dalam keadaan yang tidak sederajat. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruanglingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi polititik, nilai budaya, sikap dan prilaku sosial yang secara umum sama. 1. B.
Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
Dari beberapa sumber yang memberi tanggapan tentang jenis-jenis dan macam-macam stratifikasi sosial, oleh karena itu dikatakan bahwa pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran. a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh: - Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana. - Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih. - Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan. b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) Stratifikasi ini bersifatdinamis karenamobilitasnya sangatbesar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh: - Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya. - Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperolehpendidikan asal ada niat dan usaha. c. Stratifikasi Sosial Campuran Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya,seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
1. C.
Stratifikasi Sosial Ekonomi
Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki. Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas tersebut masing-masing, sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain (Hasan Sadili, dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com). Jadi intinya stratifikasi sosial ekonomi adalah pelapisan yang terjadi dalam kehidupan masyrakat untuk dijadikan sebagai pembeda antara lapisan kelas atas yang tingkat perekonomiannya tinggi dan lapisan kelas bawah yang tingkat perekonomiannya rendah.
1. D.
Dampak Stratifikasi Sosial Ekonomi Terhadap Dunia Pendidikan
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A.Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak maka ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja dan yang sangat terlihat adalah dalam hal pendidikannya bisa mencapai pendidikan sampai ke jenjang yang tinggi sehingga sepertinya lingkaran setan sangat menghantui rakyat miskin dalam mencapai pendidikan yang tinggi untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik.
Dan maksudnya seperti ini dengan biaya pendidikan super mahal kesempatan untuk bertransformasi sosial makin sulit contoh, kuli angkut di pasar, tukang becak, tukang koran sulit untuk bisa menyekolahkan anak ke PT baik swasta maupun negeri akibatnya secara “normal” anak anak mereka tidak memiliki pendidikan yang memadai. dan hasilnya bisa ditebak kemungkinan besar tidak bisa pindah kelas sosial,alias tetap pada kondisisemula. dan akan terus menerus begitu sampai anak cucu cicit dst. dengan kondisi pendidikan spt ini, tidak bisa diharapkan pengurangan kemiskinan, yang ada mungkin penambahan kemiskinan dan keterbelakangan. Ini semua dikarenakan mahalnya biaya pendidikan dan pada akhirnya berdampak sangat buruk terhadap dunia pendidikan kita yang masih menganut adanya komersialisasi pendidikan sehingga hanya lapisan atas saja yang bisa mengenyam pendidikan yang tinggi. Akibatnya terjadi banyak kecemburuan sosial yang tajam dan meningkatnya tingkat kriminalitas baik yang dilakukan oleh lapisan bawah yang ingin mencapai lapisan atas atau lapisan atas yang berjuang untuk agar tetap bisa di posisi yang sekarang ini mereka dapatkan.
1. E.
Dampak Stratifikasi Sosial Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kemiskinan yang dialami penduduk ini telah mengakibatkan dicabutnya hak mereka untuk bertempat tinggal di kota metropolitan ini yang menyediakan berbagai fasilitas dan macam-macam pendidikan yang tersedia. Ini semua dilakukan oleh negara dimana dalam kondisinya agar mendapat pinjaman diri negara luar, yang padahal belum tentu pinjaman yang mengatasnamakan rakyat itu jatuh ketangan rakyat, karena korupsi sudah sedemikian akutnya di pemerintahan negara ini. Menurut saya penggusuran yang dilakukan ini merupakan salah satu factor kemiskinan tetap ada di negara ini. Dengan dicabutnya hak asasi manusia untuk bertempat tinggal ini, warga harus bekerja berkali-kali lipat lagi untuk memenuhi kebutuhan primer yang satu ini, padahal kehidupan sehari-hari kebutuhan primer yang lain belum tentu bisa tercukupi oleh penghasilan yang didapatkan. Namun bisa juga berlaku sebaliknya, bahwa kemiskinan yang diderita orang-orang ini adalah karena ekslusi sosial dari negara dan kelas dalam masyarakat. Seperti yang saya ketahui bahwa penyediaan kebutuhan publik, seperti air minum, listrik, pendidikan, pekerjaan. Oleh negara tidak dilakukan, bahkan pengakua n sebagai penduduk pun tidak diberikan kepada mereka. Akibat dari hilangnya akses-akses seperti inilah yang juga menyebabkan kenapa kemiskinan masih saja tetap ada bahkan cenderung ke arah pemerataan kemiskinan.
Sekali lagi ini hanya sebagian kecil contoh keterpurukan ekonomi yang dialami oleh sebagian besar masyarakat yang berada pada tingkat lapisan bawah, masih banyak hal-hal lain yang dilami mereka untuk bertahan hidup dalam kondisi perekonomian yang semakin memperburuk keadaan. Dan hal-hal seperti ini tentunya yang menambah banyak alasan-alasan adanya dampak stratifikasi sosial ekonomi tehadap dunia pendidikan dan terutama dalam hubungannya terhadap prestasi belajar siswa. Sebagian masyarakat lapisan bawah akan lebih mementingkan untuk bisa mencari uang sebanyak-banyak agar mereka dapat bertahan hidup walaupun dengan perekonomian yang sangat memprihatinkan daripada memikirkan pendidikan mereka yang belum tentu dapat dilanjutkan sampai jenjang pendidikan yang mereka inginkan.
Namun pada dasarnya masyarakat yang bertingkat bagaimanapun, keluarga, perorangan atau kasta mencoba untuk naik dalam penggolongan ekonomi atau sosial, dan banyak yang berhsil. Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.Usaha untuk menuju lapisan atas ini sangat terlihat meskipun aspirasi dan kesempatan untuk mencapainya tipis maka masyarakat lapisan bawah juga akan melakukan usaha tersebut dalam hal pendidikan mereka. Bahkan sebagian masyarakat
lapisan bawah akan menganggap keadaannya sekarang yang berada di lapisan bawah akan menambah motivasi bagi mereka untuk meningkatkan kulalitas prestasi belajar mereka dalam pendidikan yang sedang mereka jalani agar bisa ditujukan pada gerak ke atas dengan berbagai cara yang saat ini sudah banyak jalan menuju kunci kesuksesan seseorang, secara kolektif mungkin hanya menimbulkan sedikit perubahan dalam kedudukan sosial atau struktur sosial.
Makalah Stratifikasi Sosial
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejak kelahirannya, ilmu-ilmu sosial tidak memiliki batasan atau definisi pokok bahasan yang bersifat eksak/pasti. Artinya berbeda dengan ilmu eksakta (bidang ilmu tentang halhal yg bersifat konkret yg dapat diketahui dan diselidiki berdasarkan percobaan serta dapat dibuktikan dng pasti), rumusan dalam ilmu sosial bersifat tidak pasti karena titik beratya pada prilaku manusia yang dinamis, selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Akan tetapi kajian tentang prilaku manusia tetaplah ilmu sosial, sebab kajian tentang prilaku manusia di dalam kehidupan sosial telah dikaji berdasarkan metodelogi ilmiah dan memenuhi persyaratan sebagai kajian ilmu pengetahuan. Manusia, masyarakat dan lingkungan merupakan focus kajian sosiologi yang dituangkan dalam kepingan tema utama sosiologi dari masa kemasa. Mengungkap hubungan luar biasa anatara keseharian yang dijalani oleh seseorang dan perubahan serta pengaruh yang ditimbulkannya pada masyarakat tempat dia hidup, dan bahkan kepada dunia secara gelobal. Banyak sekali sub kajian dan istilah dlam sosiologi yang membahas perihal tentang, manusia, masyarakat dan lingkungan, salah satunya adalah stratifikasi sosial. Dalam makalah ini penulis akan mencoba menjelaskan apakah itu stratifikasi sosial beserta pembahasannya. I.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksut dengan stratifikasi sosial? 2. Bagaimana caranya mempelajari stratifikasi sosial? 3. Bagaimana sifat dari stratifikasi sosial itu? 4. Macam-macam Stratifikasi Sosial Berdasarkan Cara Memperolehnya! 5. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial Dalam Kehidupan Sehari-hari!
BAB II PEMBAHASAN II.1 Pengertian Stratifikasi Sosial Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali di samakan, padahal di sisi lain pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial terdapat perbedaan. Penyamaan dua konsep pengertian stratifikasi sosial dan kelas sosial akan melahirkan pemahaman yang rancu. Stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang kedalam tingkatan atau strata dalam heirarki secara vertical. Membicarakan stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau kedudukan antar orang/sekelompok orang dalam keadaan yang tidak sederajat. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruanglingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi polititik, nilai
budaya, sikap dan prilaku sosial yang secara umum sama.1 Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengatakan bahwa terbentuknya stratifikasi dan kelas sosial di dalammnya sesungguhnya tidak hanya berkaitan dengan uang. Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial. Namun lebih penting dari itu, mereka memiliki sikap, nilai-nilai dan gaya hidup yang sama. Semakin rendah kedudukan seseorang di dalam pelapisan sosial, biasanya semakin sedikit pula perkumpulan dan kedudukan sosialnya.2 Sebab asasi mengapa ada pelapisan sosial dalam masyarakat bukan saja karena ada perbedaan, tetapi karena kemampuan manusia menilai perbedaan itu dengan menerapkan berbagai criteria. Artinya menggap ada sesuatu yang dihargai, maka sesuatu itu (dihargai) menjadi bibit yang menumpuhkan adanya system berlapis-lapis dalam masyarakat.
1 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Kencana, 2011) halaman 399 2 Ibid., halaman 400 Sesuatu yang dihargai dapat berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama atau keturunan keluarga yang terhormat. Tingkat kemampuan memiliki sesuatu yang dihargai tersebut akan melahirkan lapisan sosial yang mempunyai kedudukan atas dan rendah. Proses terjadinya system lapisan-lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya, atau sengaja disusun untuk menge jar tujuan bersama. Proses pelapisan sosial dalam masyarakat dengan sendirinya berangkat dari kondisi perbedaan kemampuan antar individu-individu atau anatar kelompok sosial, contohnya sekelompok orang yang memiliki kemampuan lebih dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tentunya akan menempati strata sosial yang lebih tinggi dari pada kelompok yang memiliki sedikit kemampuan. Adapun proses pelapisan sosial yang disengaja disusun biasanya mengacu kepada pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi formal. Agar dalam masyarakat manusia hidup dengan teratur, maka kekuasaan dan wewenang yang ada harus dibagi-bagi dalam suatu organisasi. Sifat dari system berlapis-lapis dalam masyarakat ada yang tertutup dan ada yang terbuka. Yang bersifat tertutup tidak mungkin pindahnya seorang dan lapisan ke lapisan lain, baik gerak pindahnya keatas maupun kebawah. Keanggotaan lapisan tertutup diperoleh dari kelahiran, system ini dapat dilihat pada masyarakat yang berkasta, dalam masyarakat yang feodal atau pada masyarakat yang system pelapisannya ditentukan oleh perbedaan rasial. Pada masyarakat yang lapisannya bersifat terbuka, setiap anggota mempunyai kesempatan berusaha dengan kecakapannya sendiri untuk naik lapisan sosial atau jika tidak beruntung dapat terjatuh kelapisan bawahnya.3 II.2 Cara Mempelajari Stratifikasi Sosial Menurut Zarden, di dalam sosiologi dikenal tiga pendekatan untuk mempelajari stratifikasi sosial, yaitu; 1. Pendekatan Objektif Pendekatan objektif artinya, usaha untuk memilah-milah masyarakat kedalam beberapa lapisan dilakukan menurut ukuran-ukuran yang objektif berupa variable yang mudah diukur secara kuantitatif , contohnya tingkat pendidikan dan perbedaan penghasilan.4
3 Ibid., halaman 401 4 Ibid., halaman 440 2. Pendekatan Subjektif Pendekatan subjektif artinya munculnya pelapisan sosial dalam masyrakat tidak diukur dengan kriteria-kriteria yang objektif, melainkan dipilih menurut kesadaran subjektif warga itu sendiri, contonya seseorang yang menurut kriteria objektif termasuk miskin, menurut pendekatan subjektif ini bisa saja dianggap tidak miskin, kalau ia sendiri memang merasa bukan termasuk kelompok masyarakat miskin. 3. Pendekatan Reputasional Pendekatan reputasional artinya pelapisan social disusun dengan cara subjek penelitian diminta menilai setatus orang lain dengan jalan menempatkan orang lain tersebut ke dalam sekala tertentu. Untuk mecari siapakah didesa tertentu yang termasuk kelas atas, peneliti yang menggunakan pendekatan reputasional bisa melakukannya deng an cara cara menanyakan kepada warga didesa tersebut siapakah warga desa setempat yang paling kaya atau menyakan siapakah warga desa setempat yang paling mungkin diminta pertolongan meminjamkan uang dan sebagainya.5 II.3 Sifat Stratifikasi Sosial Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran. 1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh: 1. Sistem kasta ; Kaum Su dra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana. 2. Rasialis ; Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih. 3. Feodal ; Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.6 5 Ibid., halaman 440 6http://ictsleman.ath.cx/pustaka/sosiologi/1_differesiansi%20dan%20stratifikasi %20sosial/sos203_16.htm (dibuka tanggal 01/05/2011 jam 20:24) 2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh: 1. Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya. 2. Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha. 3. Stratifikasi Sosial Campuran Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, orang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta. II.4 Macam-macam Stratifikasi Sosial Berdasarkan Cara Memperolehnya A. Ascribed Status
Ascribed Status merupakan status yang diperoleh seseorang secara alamiah, artinya posisi yang melekat dalam diri seseorang diperoleh tanpa melalui serangkaian usaha. Beberapa status sosial yang melekat pada seseorang yang diperoleh secara otomatis adalah; 1. Status perbedaan usia Umumnya dalam masyarakat Indonesia terdapat pembagian antara hak dan kewajiban antara orang-orang yang lebih tua dan yang lebih muda. Misalnya dalam suatu kehidupan rumah tangga, anak yang usia lebih tua memiliki strata lebih tinggi di bandingkan dengan anak yang lebih muda, dalam ritual keagamaan islam dimana membaca doa selalu mengutamakan yang lebih tua. Bentuk lain penghormatan yang lebih tua adalah dengan mempersilahkan mereka untuk duduk di barisan depan. 2. Stratifikasi berdasarkan jenis kelamin (gender sex stratification) Penstrataan sosial berdasarkan jenis kelamin ini dipengaruhi oleh adat tradisi dan ada ajaran agama yang membedakan antara hak dan kwajiban berdasarkan jenis kelamin. Akan tetapi pergeseran sosial budaya juga berpengaruh pada pergeseran peran wanita dimana kaum wanita terkadang memiliki status sosial yang lebih tinggi disbanding dengan kaum laki-laki. 3. Status di dasarkan pada system kekerabatan Fenomena ini dapat dilihat berbagai peran yang harus diperankan oleh masing-masing anggota keluarga dalam suatu rumah tangga. Munculnya kedudukan kepala keluarga, ibu rumah tangga dan anak-anak berimplikasi pada status dan peran yang harus diperankan oleh masing-masing orang dalam rumah tangga. Seorang istri harus berbakti kepada suami dan suami juga harus menghormati istri karena perannya sebagai pengasuh anak, pendidik anak, dan sebagainya, sedangkan anak -anak harus menaati nasehat orang tua dan dari orangtuanya ia berhak mendapatkan kasih saying. 4. Stratifikasi berdasarkan kelahiran (born stratification) Seorang anak yang dilahirkan akan memiliki status sosial yang mengekor pada status orang tuanya. Tinggi rendahnya seorang anak biasanya mengikuti status orang tuanya. 5. Stratifikasi berdasarkan kelompok tertentu (grouping stratification) Perbedaan ras yang sering kali menimbulkan pemahaman sekelompok manusia tertentu memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan manusia lain. Pemahaman sebagian orang bahwa ras kulit putih lebih superior dibandingkan ras kulit hitam, merupakan salah satu contohnya. B. Achieved Status Achieved Status merupakan status sosial yang disandang melalui perjuangan. Pola-pola ini biasanya banyak terjadi distruktur sosial yang telah mengalami perubahan dari pola pola tradisional kea rah modern. Lebih-lebih dalam struktur masyarakat kapitalis liberal dengan menekan pada kebebasan individu untuk mencapai tujuan masing-masing yang sarat dengan persaingan, dalam struktur seperti itu, biasanya struktur sosial lebih terbuka sehingga membuka peluang bagi siapa saja untuk meraih status sosial ekonomi sesuai dengan tujuan masing-masing, beberapa contoh model ini adalah; 1. Stratifikasi berdasarkan Jenjang Pendidikan (education stratification) Jenjang seseorang biasanya memperngaruhi setatus sosial seseorang di dalam struktur sisialnya. Seseorang yang berpendidikan tinggi hingga bergelar Doktor tentunya akan bersetatus lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang lulusan SD. 2. Stratifikasi di bidang Senioritas Gejala ini biasanya di kaitkan dengan profesi atau perkerjaan yang dimiliki seseorang.
Tingkat senioritas dalam berbagai lembaga perkerjaan biasanya di tentukan berdasarkan tingkat tenggang waktu berkeja dan jenjang kepangkatan atau golongan yang lazi sering disebut dengan jabatan. Biasanya jabatan seseorang dalam suatu lembaga perkerjaan ditentukan oleh tingkat keahlian dan tingkat pendidikannya, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dan keahlian seseorang, maka akan semakin tinggi juga jabatan yang disandangnya. Karena system lapisan sosial seperti ini bersifat terbuka, maka bagi siapa saja bisa menempati status sosial yang relative dianggap lebih mapan asal mereka mempunyai kemampuan dan usaha yang gigih. 3. Stratifikasi di bidang Perkerjaan Berbagai jenis perkerjaan juga berpengaruh pada system pelapisan sosial. Anda tuntu sering memiliki penilaian bahwa orang yang berprofesi sebagai panrik becak, kuli bangunan, buruh pabrik dan para pekerja kantoran yang berpakaian bersih, berpenampilan rapi, berdasi dan mengendari mobil, selalu membawa Hp tentu memiliki perbedaan status sosial dalam masyarakat. Para pekerja kantoran akan memiliki status sosial yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang berprofesi sebagai penarik becak. Pola seperti ini juga bersifat terbuka artinya system pelapisan sosial seperti ini membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki kegigihan dalam usaha untuk meraihnya termasuk anda. 4. Stratifikasi di bidang Ekonomi Gejala ini hampir ada diseluruh penjuru dunia. Yang paling mudah di identifikasi di dalam struktur sosial adalah didasarkan pada besar kecilnya penghasilan dan kepemilikan benda-benda materi yang sering disebut harta benda. Indikator antara kaya dan miskin juga mudah sekali di identifikasi, yaitu melalui pemilikan sarana hidup. Orang kaya perkotaan dapat dilihat dari tempat tinggalnya seperti di kawasan real estate elite dengan rumah mewahnya yang dilengkapi dengan taman, kolam renang, memiliki mobil mewah dan benda-benda berharga lainnya. Sedangkan kelompok masyarakat miskin berada dikawasan marginal (pinggiran), hidup di pemukiman kumuh, tidak sehat, kotor, dan sebagainya. Adapun orang kaya perdesaan biasanya diidentifikasi dengan kepemilikan jumlah lahan pertanian, binatang ternak, kebun yang luas dan sebagainya.7
7 Ibid., halaman 434 C. Assigned Status Assigned Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dari pemberian. Akan tetapi status sosial yang berasal dari pemberian ini sebenarnya juga tak luput dari usaha-usaha seseorang atau sekelompok orang sehingga dengan usaha-usaha tersebut ia memperoleh penghargaan. II.5 Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial Dalam Kehidupan Sehari-hari Untuk membuat skala pengukuran yang menjadi indicator penentu kelompok golongan kelas atas, menengah, dan golongan kelas bawah dalam kehidupan sehari-hari bukan sesuatu yang sulit. Sebab prilaku masing-masing kelas dapat diindentifikasi melalui berbagai ukuran, mulai tingkat penghasilan, benda-benda berharga yang dimiliki hingga pada acara berpakaian yang disebut gaya hidup (life skyle). A. Perbedaan dalam Kesanggupan dan Kemampuan Anggota masyarakat yang menduduki strata tertinggi, tentu memiliki kesanggupan dan
kemampuan yang lebih besar dibandingkan masyarakat yang ada di posisi bawahnya, contoh PNS golongan IV kebanyakan mampu membeli mobil, sedangakan PNS yang bergolongan I dan II tentu hanya sanggup untuk membeli sepeda motor. Tingkat kesangupan dapat dilihat dari; 1. Perlengkapan rumah tangga dan barang-barang konsumsi sehari-hari, 2. Perbedaan dalam berbusana, 3. Tipe tempat tinggal dan lokasinya, 4. Menu makanan. B. Perbedaan Gaya Hidup Tingkat perbedaan gaya hidup dapat dilihat dari; 1. Perbedaan pakaian yang dikenakan, 2. Gaya berbicara, 3. Sebutan gelar, baik gelar bangsawan feodalisme, maupun gelar-gelar akademis. 4. Jenis kegiatan dan kegemaran. C. Perbedaan dalam Hal Hak dan Akses Memanfaatkan Sumber Daya Seorang yang menduduki jabatan tinggi biasanya akan semakin banyak hak dan fasilitas yang diperolehnya, sementara itu seseorang yang tidak menduduki jabatan yang strategis apa pun tentu hak dan fasilitas yang mampu dinikmati akan semakin kecil.8 8 Ibid., halaman 439 BAB III PENUTUP
Stratifikasi sosial adalah adanya lapisan-lapisan; penggolongan-penggolongan, pengelompokkan-pengelompokkan dalam masyarakat, karena adanya perbedaan kriteria/ukuran tertentuyang menjadi dasar terjadinya stratifikasi sosial. Terjadinya stratifikasi sosial itu lebih banyak tidak sengaja dibentuk oleh individu-individu y ang bersangkutan, akan tetapi timbul dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, namun kendatinya ada juga yang sengaja dibentuk. Hingga saat ini ukuran determinasi untuk mengukur posisi atau kedudukan seseorang dalam struktur sosial belum memiliki patokan yang pasti. Hanya saja secara umum determinasi dari stratifikasi sosial dapat dilihat dari dimensi usia, jenis kelamin, agama kelompok etnis atau ras tertentu, tingkat pendidikan formal yang diraihnya, tingkat perkerjaan, besarnya kekuasaan dan kewenangan, status sosial, tempat tinggal, dan dimensi ekonomi. Berbagai dimensi strata sosial tersebut tentunya memiliki perbedaan pengaruhnya didalam masyarakat. Hal itu sangat tergantung pada perkembangan masyarakat dan konteks sosial yang berlaku dalam suatu daerah.
Makalah Stratifikasi Sosial
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MIFTAHUL ‘ULA” (STAIM) NGLAWAK-KERTOSONO JURUSAN TARBIYAH PRODI S-1 PAI November, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masyarakat dengan segala aspek yang mencakup di dalamnya merupakan suatu objek kajian yang menarik untuk diteliti. Begitu pula dengan sesuatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut. Dengan kata lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah komunitas masyarakat akan menciptakan pamisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut di dalam masyarakat. Pada kajian yang dibahas dalam makalah ini, yaitu stratifikasi sosial yang terjadi antara masyarakat kuno dan modern, kita akan dapat menemukanperbedaan yang terjadi di dalamnya, menarik sebuah kesimpulan yang terjadi akibat stratifikasi sosial. Secara umum dapat kita pahami bahwa stratifikasi sosial yang terjadi pada zaman kuno dan modern adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarin membutuhkan sebuah kajian yang berguna untuk menindak lanjuti dampak-dampak yang berasal dari stratifikasi sosial dalam masyarakat. 1.2Rumusan Masalah Dalam makalah ini, akan dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1.Apa pengertian dari stratifikasi sosial? 2.Bagaimana stratifikasi sosial pada masyarakat kuno? 3.Bagaimana stratifikasi sosial pada masyarakat modern? 4.Apa dampak dari adanya stratifikasi sosial? 1.3Tujuan 1.Mengetahui pengertian dari stratifikasi sosial. 2.Mengetahui stratifikasi sosial yang terjad pada masyarakat kuno. 3.Mengetahui stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat modern. 4.Mengetahui dampak dari stratifikasi sosial. BAB II STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT KUNO DAN MODERN
2.1Pengertian Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada masyarakat. Menurut Robert MZ. Lawang (dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com) Pelapisan sosilal merupakan penggolongan orang –orang dalam suatu sistam sosial tertentu secara
hierarki menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise. Jadi stratifikasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik disengaja atau tidak dalam masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial terjadi karena ada sesuatu yang dihargai dalam masyarakat, misalnya: harta, kekayaan, ilmu pengetahuan, kesalehan, keturunan dan lain sebagainya. Stratifikasi sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai (Prof. Selo Sormardjan dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com). Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki. Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas tersebut masing-masing, sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain (Hasan Sadili, dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com). Adapun stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan modern berbeda karena kriteria sesuatu yang dihargai juga berbeda. 2.2Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kuno Masyarakat kuno sering disamakan dengan masyarakat pra-industri yang dalam hal ini dilekatkan dengan masyarakat pedesaan. Menurut Riedfeld (dalam Sosiologi 2 untuk SMU), masyarakat kuno (pra-industri) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.Agak rendah pengetahuan dan teknologinya 2.Komunitasnya kecil 3.Belum benyak mengenal pembagian kerja dan spesialisasi 4.Masih tidak banyak diferensiasi sosial 5.Tidak banyak heterogenitas 6.Adanya ciri-ciri orde moral, yaitu sebuah prinsip yang mengikat mekanisme masyarakat Sedangkan stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat kuno adalah: 2.3Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Modern Masyarakat modern sering disebut dengan masyarakat industri yang juga sering dilekatkan dengan masyarakat kota. Adapun ciri-ciri masyarakat modern adalah sebagai berikut: 1.Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi 2.Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dan suasana saling mempengaruhi, kecuali penjelasan penemuan rahasia 3.Kepercayaan pada manfaat IPTEK sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat 4.Masyarakat tergolong pada macam-macam profesi serta keahlian masing-masing 5.Tingkat pendidikan formal yang tinggi dan merata 6.Hukum tertulis secara sangat kompleks 7.Hampir seluruh ekonomi adalah ekomomi pasar ( Selo Soemardjan dalam Sosiologi 2 untuk SMU) Adapun stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat modern adalah 2.4Dampak Stratifikasi Sosial pada Kehidupan Masyarakat
Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan berpengaruh. Karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan apa yang mereka butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut atau seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin sedikit pula jumlah yang menempatinya. Adapun dampak stratifikasi sosial pada dalam kehidupan masyarakat adalah: 1.Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial. 2.Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik 3.Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya 4.Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu, misalnya kolusi. BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan Dari pembahasan bab II dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat dalam kelas-kelas secara b ertingkat 2.Stratifikasi sosial ada karena terdapat sesuatu yang dihargai 3.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan masyarakat modern berbeda karena perbedaan kriteria sosial yang digunakan 4.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno didasarkan atas 5.Stratifikasi sosial pada masyarakat modern didasarkan atas 6.Dampak dari stratifikasi sosial sangat besar karena pada kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan kebutuhan yang mereka butuhkan. 3.2Saran-saran 1.Stratifikasi sosial bukan halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam hal ini diperlukan 2.Tidak ada masyarakat tanpa stratifikasi sosial, maka optimalisasi peran adalah yang terbaik.