2.1
STRATIFIKASI SOSIAL 2.1.1
DEFINISI STRATIFIKASI SOSIAL Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tungga (tunggal) l) atau atau “strat “strata” a” (jamak (jamak)) yang berart berartii berlap berlapisis-lap lapis is.. Dalam Dalam Sosiol Sosiologi ogi,, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa definisi stratifikasi sosial : a. Piti Pitiri rim m A. A. Sor Sorok okin in Mend Mendef efin inis isik ikan an
stra strati tifi fikas kasii
sosi sosial al
sebag sebagai ai
perb perbed edaa aan n
pend pendudu uduk k
atau atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki). b. Max Weber Mendefinis Mendefinisikan ikan stratifi stratifikasi kasi sosial sosial sebagai sebagai penggolongan penggolongan orang-orang orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. c. Cuber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. Pengelo Pengelompo mpokan kan secara secara vertik vertikal al Berdas Berdasark arkan an posisi posisi,, status status,, kelebi kelebihan han yang yang dimiliki, sesuatu yang dihargai.Distribusi hak dan wewenang Kriteria ekonomi, pendidikan, kekuasaan, kehormatan
2.1.2
PENYEBAB TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekayaan, kekuasaan, kekuasaan, profesi, profesi, keaslian keaslian keanggotaan keanggotaan masyarakat masyarakat dan sebagainya. sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, tersebut, pasti akan menimbulkan menimbulkan lapisan-lapisan lapisan-lapisan dalam masyarakat masyarakat.. Semakin Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki memiliki sama sekali, maka mereka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
Seseor Seseorang ang yang yang mempuny mempunyai ai tugas tugas sebaga sebagaii pejaba pejabat/k t/ketu etuaa atau atau pemimp pemimpin in pasti pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.
2.1.3
PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut: a. Terjadinya Terjadinya secara secara otomati otomatis, s, karena karena faktor-fa faktor-faktor ktor yang yang dibawa dibawa individu individu sejak sejak lahir. lahir. Misalnya, Misalnya, kepandaian, kepandaian, usia, jenis kelamin, kelamin, keturunan, keturunan, sifat sifat keaslian keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat. b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan kekuasaan dan wewenang wewenang yang resmi resmi dalam organisasi-organ organisasi-organisasi isasi formal, seperti seperti : pemerintaha pemerintahan, n, partai partai politik, politik, perusahaan, perusahaan, perkumpulan, perkumpulan, angkatan angkatan bersenjata.
2.1.4
KRITERIA DASAR PENENTU STRATIFIKASI SOSIAL Kriter Kriteria ia atau atau ukuran ukuran yang yang umumny umumnyaa digunak digunakan an untuk untuk mengel mengelomp ompokka okkan n para para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut : a. Kekayaan Keka Kekayaa yaan n atau atau seri sering ng juga juga dise disebut but ukur ukuran an ekono ekonomi mi.. Oran Orang g yang yang memi memili liki ki hart hartaa benda benda berl berlim impa pah h (kaya (kaya)) akan akan lebi lebih h diha diharg rgai ai dan dan dihormati daripada orang yang miskin. b. Kekuasaan Kekuasaan Kekuasaan dipengaruhi dipengaruhi oleh kedudukan kedudukan atau posisi seseorang dalam masyar masyaraka akat. t. Seoran Seorang g yang yang memili memiliki ki kekuasa kekuasaan an dan wewenan wewenang g besar besar akan akan menem menempat patii lapi lapisa san n sosi sosial al atas atas,, sebal sebalik iknya nya orang orang yang yang tidak tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah. c. Keturunan
Ukur Ukuran an ketu keturu runa nan n terl terlep epas as dari dari ukura ukuran n kekay kekayaa aan n atau atau keku kekuas asaa aan. n. Keturu Keturunan nan yang dimaks dimaksud ud adalah adalah keturu keturunan nan berdas berdasark arkan an golonga golongan n kebangsawanan kebangsawanan atau kehormatan. kehormatan. Kaum bangsawan bangsawan akan menempati menempati lapisan atas seperti gelar : - Andi di masyarakat Bugis, - Raden di masyarakat Jawa, - Tengku di masyarakat Aceh, dsb. d. Kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan Seseorang yang berpendidikan tinggi dan meraih gelar kesarjanaan atau yang memili memiliki ki keahlia keahlian/p n/prof rofesi esional onal dipand dipandang ang berked berkeduduk udukan an lebih lebih tinggi, jika dibandingkan orang berpendidikan rendah. Status seseorang juga
ditentukan
dalam
penguasaan
pengetahuan
lain,
misalnya
pengetahuan agama, ketrampilan khusus, kesaktian, dsb.
2.1.5
SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedak menjadi sistem sistem pelapi pelapisan san sosial sosial tertut tertutup, up, sistem sistem pelapi pelapisan san sosial sosial terbuka terbuka,, dan sistem sistem pelapisan sosial campuran. a.
Strati Stratifi fikas kasii Sosial Sosial Tertutu Tertutup p (Closed (Closed Social Social Strati Stratific ficati ation) on) Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengad mengadakan akan mobili mobilitas tas vertik vertikal. al. Walaupu Walaupun n ada mobili mobilitas tas tetapi tetapi sangat sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh: -
Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
-
Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
-
Feodal. Kaum buruh tidak bisa b isa pindah ke posisi juragan/majikan.
b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) Stratification)
Stratifika Stratifikasi si ini bersifatdi bersifatdinamis namis karenamobil karenamobilitasn itasnya ya sangatbesar sangatbesar.. Setiap Setiap anggot anggotaa strata strata dapat dapat bebas bebas melaku melakukan kan mobil mobilita itass sosial sosial,, baik baik vertik vertikal al maupun horisontal. Contoh: -
Seor Seoran ang g misk miskin in kare karena na usah usahan anya ya bisa bisa menj menjad adii kaya kaya,, atau atau sebaliknya.
-
Seorang
yang
tidak/kurang
pendidikan
akan
dapat
memperolehpendidikan asal ada niat dan usaha. c. Strati Stratifik fikasi asi Sosial Sosial Campur Campuran an Strati Stratifi fikas kasii sosial sosial campur campuran an merupak merupakan an kombin kombinasi asi antara antara strat stratifi ifikas kasii tert tertut utup up
dan dan
terb terbuk uka. a.
Misa Misaln lnya ya,s ,seo eora rang ng
Bali Bali
berk berkas asta ta
Brah Brahma mana na
mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
2.1.6
FUNGSI STRATIFIKASI SOSIAL Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut : a.
Dis Distribu ribussi
hakhak-ha hak k
penghasilan,tingkat
istim stimew ewaa kekayaan,
yang yang
obye obyekt ktiif,
keselamatan
sepe sepert rtii
dan
menen enenttukan ukan
wewenang
pada
jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang. b.
Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang yang menyang menyangkut kut presti prestise se dan penghar penghargaa gaan, n, misaln misalnya ya pada pada seseor seseorang ang yangm yangmen ener erim imaa
anug anuger erah ah
pengh penghar arga gaan an//
gela gelar/ r/
keban kebangs gsaw awan anan, an,
dan dan
sebagainya. c.
Krit Kriter eria ia sist sistem em pert perten enta tang ngan an,, yait yaitu u apak apakah ah dida didapa patt mela melalu luii kual kualit itas as pribadi,keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
d.
Penentu Penentu lambang-l lambang-lambang ambang (simbol (simbol status status)) atau atau kedudukan, kedudukan, seperti seperti tingkah\ tingkah\ laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
e.
Ting Tingkat kat muda mudah h tidak tidakny nyaa bertu bertukar kar kedu kedudu duka kan. n.
f.
Alat Alat solidar solidarit itas as diantar diantaraa individu individu-in -indiv dividu idu atau atau kelompok kelompok yang yang menduduk mendudukii sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
2.1.7
DIMENSI STRATIFIKASI SOSIAL Privilege, prestise dan power merupakan tiga dimensi yangdipergunakan oleh sebagian para sosiolog dalam menjelaskan stratifikasisosial. Tidak semua tokoh meng menggun gunak akan an keti ketiga ganya nya,, ada ada yang yang hanya hanyame meng nggun gunak akan an satu satu dime dimens nsii untu untuk k menjelaskan stratifikasi, ada yang lebihdari satu. Sekarang mari kita bahas satu persatu pengertian dari dimensi-dimensi tersebut. Privilege merupakan merupakan dimensi dimensi stratifikasi sosial yang berkaitan dengankekayaaan atau ekonomi dari individu atau kelompok tertentu dalam suatu masyarakat. Faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur privilege ini dianta diantaran ranya ya adalah adalah pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan kepemilikan. Dimensi kedua adalah prestise, dimensi ini berkaitan dengan nilai-nilai kehormatan yang diyakini oleh suatu masyarakat dalam memandang haltertentu yang melekat pada individu atau sekelompok sekelompok orang. Pengukurandi Pengukurandimensi mensi prestis prestisee ini sangat berkaitan dengan budaya suatu masyarakat. Nilaibudaya suatu masyarakatlah yang memberikan keistimewa keistimewaaan aan pada hal-halter hal-haltertentu, tentu, misalnya misalnya kebangsawanan kebangsawanan,, kemampuan kemampuan di bidang keagamaan (Ulama, kyai, Pastur). Dimensi terakhir adalah a dalah power, dimensi ini berkai berkaitan tanden dengan gan kekuas kekuasaan aan yang dimil dimiliki iki oleh oleh indivi individu du atau atau sekelo sekelompo mpok k oran orang. g. Berb Berbic icar araa menge mengena naii keku kekuas asaa aan n tent tentu u saja saja sang sangat at berk berkai aita tan n denga dengan n kekuatanyang dapat mempengaruhi orang lain. Tidak Tidak semua semua tokoh tokoh sosiol sosiologi ogi menggun menggunaka akan n ketiga ketiga dimens dimensii ini dalam dalam melihat melihat stratifikasi sosialdalam suatu masyarakat. Salah satu tokoh yang menggunakan satu dimensidalam melihat stratifikasi sosial dalam suatu masyarakat adalah Karl Marx.T Marx.Toko okoh h ini menjel menjelask askan an bahwa bahwa di dalam dalam masyar masyarakat akat indust industri ri hanya hanya ada duakelas, yaitu kelas Borjuis dan kelas Proletar. Perbedaan kedua kelas iniadalah pada kepemilikan alat produksi. Kelas Borjuis adalah kelas yangmemiliki alat produksi, sedangkan kelas proletar adalah kelas yang tidak memiliki alat produksi (Kaman (Kamanto to Sunart Sunarto, o, 2000: 2000: 92). 92). Pada Pada perkem perkembang bangan an masyar masyarakat akat yang yang sangat sangat kompleks saat ini teori Marx ini tentunya banyak mendapatkan kritikan dalam masyarakat. Selain dikarenakan kelas dalammasyarakat menjadi banyak sehingga tida tidak k dapat dapat hanya hanya dibag dibagii ke dala dalam m duak duakel elas as,, juga juga adan adanya ya fakt faktor or lain lain yang yang menentukan pembagian kelas secaravertikal dalam masyarakat. Sekarang mari kita lihat para sosiolog yang menggunakan ketiga dimensi tersebut untuk menjelaskan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Tokoh pertama adalah Max Weber. Ia menjelaskan ketiga dimensi tersebut dengan memperkenalkan konsep-konsep konsep-konsep kelas, kelompok kelompok status, status, dan partai. partai. Kelas sosial dijelaskanny dijelaskannyaa sebagai sebagai kesamaan kesamaan dalam dalam hal peluang peluang untuk hidup hidup atau atau nasib. nasib. Hal ini sangat
berkaitan dengan penguasaan atas barang dan kesempatan memperoleh penghasilan dalam pasaran komoditas atau pasaran kerja. Kelompok status oleh MaxWeber dijelaskan sebagai perbedaan anggota masyarakat yang disebabkan oleh oleh ukuran ukuran kehorma kehormatan tan.. Kelomp Kelompok ok status status ini ditand ditandai ai oleh oleh persam persamaan aan gaya hidup, hidup, berbaga berbagaii hak istime istimewa, wa, monopol monopolii atas atas barang barang dan kesemp kesempata atan n ideal ideal maupun material. Sedangkan partai dijelaskan oleh Max Weber sebagai suatu gejala gejala pembedaan pembedaan masyarakat masyarakat yang lebih didasarkan didasarkan karena factor kekuasaan. Kekuasaan oleh Weber diartikan sebagai peluang bagi seseorang atau sejumlah orang orang untuk untuk mewuju mewujudkan dkan keingi keinginan nan mereka mereka sendir sendirii melalu melaluii suatu suatu tindak tindakan an komunal, meskipun tindakan tersebut mengalami pertentangan dari kelompok lain yang ikut serta dalam tindakan komunal. Tokoh kedua yang menggunakan ketiga dimensi stratifikasi adalah PeterBerger. Ia menjelaskan stratifikasi sosial sebagai penjenjangan masyarakat menjadi atasan bawahan. Pembedaan masyarakat menjadi atasan dan bawahan didasarkan pada dimensi kekuasaan, kekayaan, dan kehormatan. Tokoh ketiga yang menggunakan ketiga dimensi stratifikasi adalahJeffries and Randsford. Mereka mengikuti pemikiran Max Weber dengan membedakan tiga macam stratifikasi, yaitu hirarki kekuasaan yang berdasarkan kekuasaan, hirarki kelas yang berdasarkan penguasaan atas barang dan jasa, dan hirarki status yang didasarkan pada pembagian kehormatan dan status sosial. Adanya dimensi dari strati stratifik fikasi asi sosial sosial ini mengar mengarahka ahkan n kepada kepada kita kita bahwa bahwa ketika ketika kita kita melaku melakukan kan pembedaan masyarakat secara vertikal, kita harus terlebih dahulu menetapkan dimensi dimensi mana yang akan kita gunakan. gunakan. Bila kita menggunakan menggunakan dimensi dimensi privilege privilege maka maka kita kita meng mengfo foku kusk skan an pada pada krit kriter eria ia ekono ekonomi mi,, hal hal ini ini bera berart rtii kita kita lebi lebih h memb membic icar arak akan an meng mengen enai ai kela kelass sosi sosial al atau atau hira hirark rkii kela kelas. s. Bila Bila kita kita lebi lebih h memfokuskan pada kriteria kehormatan maka kita lebih membicarakan mengenai kelompok status atau hirarki status. Dan tentunya bila kita memfokuskan pada dimensi kekuasaan kita akan lebih membicarakan masalah hirarki kekuasaan. Apakah ketiganya tidak dapat kita gunakan sekaligus untuk melihat stratifikasi dalam dalam masyar masyarakat akat?? Mungki Mungkin n pertan pertanyaa yaan n sepert sepertii itu muncul muncul.. Kajian Kajian terhada terhadap p ketiga dimensi dalam melihat stratifikasi sosial tentu akan lebih baik, hal ini akan lebih lebih menunj menunjukan ukan komple kompleksi ksitas tas dalam dalam masyar masyarakat akat secara secara hirark hirarki. i. Mengapa Mengapa?? Karena dengan menggunakan ketiga dimensi tersebut Anda akan menemukan seorang tokoh masyarakat yang memiliki posisi atas untuk ketiga dimensi, ada yang hanya memiliki posisi atas di dua dimensi namun dimensi lainnya rendah, atau justru hanya menempati posisiatas di satu dimensi. Misalnya saja seorang pemimpin pesantren di suatudesa, Ia akan menempati posisi atas pada dimensi power, menempati posisi menengah di dimensi privilege karena karena hasi hasill pertaniannya hanya cukup untuk membiaya pesantrennya, dan menempati posisi rendah di dimensi power,karena kegiatannya hanya dilakukan dalam hal keagamaan, dimanapengaruhnya hanya pada para santri dan tidak pada seluruh mayarakat di desa tersebut.
2.2
SISTEM ANALISIS 2.2.1
Definisi Analisis Sistem
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hamb hambat atan an yang yang terj terjad adii dan dan kebut kebutuh uhan an yang yang diha dihara rapk pkan an sehi sehingg nggaa dapat dapat dius diusul ulkan kan perbaikan. Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.
Misalnya anda dihadapkan pada suatu sistem untuk menentukan seberapa jauh sistem tersebut telah mencapai sasarannya. Jika sistem mempunyai beberapa kelemahan, anda harus dapat menemukannya. Tugas utama dari menganalisis sistem meliputi : § Menentukan lingkup sistem § Mengumpulkan fakta § Menganalisis fakta § Mengkomunikasikan temuan-temuan tersebut melalui laporan analisis sistem
2.2.2
Langkah-langkah analisis system
Langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis system adalah : 1. Identify, mengidentifikasi masalah 2. Understand, memahami kerja sistem yang ada 3. Analyze, menganalisis system 4. Report, membuat laporan hasil analisis Untuk masing-masing langkah ini, beberapa tugas perlu dilakukan oleh analis sistem. Supaya memudahkan untuk melakukan nkoordinasi dan pengawasan, koordinator tim analis dapat membuat bsuatu kertas kerja yang memuat tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk masing-masing langkah analisis sistem ini.
DAPUS
Anonymous. 2008. Stratifikasi sosial. http://id.answers.yahoo.com/question/index? qid=20080730005515AAZXpEj diakses tanggal 9 Oktober 2012. Anonymous. 2010. Analisis system. https://docs.google.com/viewer? a=v&q=cache:S4DxL4Zc9LIJ:febriani.staff.gunada a=v&q=cache:S4DxL4Zc 9LIJ:febriani.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/fi rma.ac.id/Downloads/files/56 les/56 13/Analisis %2BSistem.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid %2BSistem.pdf+&hl=id &gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESi66hGBpVZ =ADGEESi66hGBpVZ5Fgd1Q0YVh 5Fgd1Q0YVh l-rg25vEO3KsiwtCY20N5dhd5lZ0NTL7C1ij 25vEO3KsiwtCY20N5 dhd5lZ0NTL7C1ijumT_CHDiZ2jhq_u0eEWdlQ_ umT_CHDiZ2jhq_u0eEWdlQ_OqcBrZwn4C OqcBrZwn4C 6573pSb41DnI_YW0n1kADUCfMnm6lKIhjvblxLGBV8k5&sig=AHIEtbRgb DnI_YW0n1kADUCfMnm6lKIhjvb lxLGBV8k5&sig=AHIEtbRgbgTTGI6CBbCvFW4K gTTGI6CBbCvFW4K pTafarUK_Q.. diakses tanggal 9 Oktober 2012. pTafarUK_Q Febriana, Eny. 2010. Stratifikasi sosial. http://www.scribd.com/doc/25198935/StratifikasiSosial Bruce J. Cohen. (1992). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta. Kamanto Sunarto. (2000). Pengantar Sosiologi. Jakarta: FE-UI. Robert M. Z. Lawang. (1994). Pengantar SOSIOLOGI. Jakarta: UniversitasTerbuka. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt. (1992). Sosiologi. Jilid 2. Jakarta:Erlangga.