BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan sekumpulan individu yang membentuk sistem sosial tertentu dan secara bersama-sama memiliki tujuan bersama yang hendak dicapai, dan hidup dalam satu wilayah tertentu (dengan batas daerah tertentu) serta memiliki pemerintahan untuk mengatur tujuan-tujuan kelompoknya atau individu dalam organisasinya. Sekumpulan individu tersebut pasti mempunyai perbedaan asal usul dari masing-masing individu tersebut, misalnya misaln ya perbedaan yang tampak yaitu meliputi agama, budaya, pendidikan, profesi, dan sebagainya. Selain itu perilaku dan fungsi dari masing-masing individu dalam masyarakat juga berbeda-beda. Dalam masyarakat itu kemudian semakin lama terbentuk suatu struktur yang jelas yaitu terbentuknya kebiasaan-kebiasaan, cara (usage), nilai/norma dan adat istiadat. Struktur sosial yang terbentuk ini kemudian lama kelamaan menyebabkan
adanya
spesialisasi
dalam
masyarakat
yang
mengarah
terciptanya status sosial yang berbeda antar individu. i ndividu. Perbedaan status sosial di masyarakat tentunya akan diikuti pula oleh perbedaan peran yang dimiliki sesuai dengan status sosial yang melekat pada diri seseorang. Pembedaan-pembedaan inilah yang menimbulkan adanya pelapisan sosial atau yang lebih dikenal dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial dianggap sebagai gejala yang universal artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga keberadaanya pasti pas ti akan didapatkan suatu pelapisan pelapis an sosial sosi al sekalipun pada masyarakat yang sederhana. Kriteria jenis kekayaan dan profesi pekerjaan merupakan kriteria yang sederhana, sekaligus menyatakan bahwa dalam masyarakat kita tidak akan menemukan masyarakat tanpa kelas. Dengan adanya perkembangan jaman yang semakin modern ini, menyebabkan stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat akan semakin
banyak. Menurut Soejono Sokanto, selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang dihargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya sistem berlapis-lapis yang ada dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama atau mengkin juga keturunan dari keluarga yang terhormat. Terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas, akibatnya distribusinya di dalam masyarakat tidaklah merata. Mereka yang memperoleh banyak menduduki kelas atas dan mereka yang tidak memperoleh menduduki kelas bawah. Stratifikasi sosial dalam masyarakat dilatarbelakangi oleh adanya sesuatu yang dihargai lebih, baik itu kekayaan, kekuasaan, kehormatan, keturunan, maupun
ilmu
pengetahuan.
Kriteria
kekayaan
berkaitan
erat
dengan
pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang, semakin besar pula kesempatan baginya untuk memiliki sebanyak mungkin harta benda sekaligus semakin terbuka peluangnya untuk menduduki strata atas. Kekuasaan berkaitan erat dengan kemampuan seseorang untuk memaksa orang lain agar mengikuti kehendaknya. Anggota masyarakat yang memiliki kekuasaan dan wewenang terbesar akan menempati lapisan sosial paling atas. Kehormatan kadang bisa terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang dihormati, disegani, dan dianggap sebagai sesepuh masyarakat akan menempati lapisan atas dalam stratifikasi sosial. Ia tidak mesti memiliki kekayaan yang berlimpah atau jabatan yang tinggi. Keturunan misalnya dalam masyarakat feodal, anggota masyarakat yang berasal dari keluarga raja atau kaum bangsawan akan menempati lapisan atas dalam masyarakat. Kemudian pendidikan atau ilmu pengetahuan misalnya dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan dan pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau berpendidikan tinggi akan mendapat penghargaan lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak berpendidikan.
Setiap masyarakat dimana pun adanya berada dalam suatu lingkup geografi dan budaya tertentu pada dasarnya memiliki struktur sosial yang berbeda satu sama lainnya. Dalam masyarakat pasti memiliki stratifikasi atau pelapisan sosial, tidak peduli masyarakat tersebut dikelompokkan ke dalam masyarakat tradisonal ataupun modern. Hanya saja untuk melihat fenomena ini memerlukan kejeliaan. Pada dasarnya pelapisan sosial sebagai suatu ciri dari masyarakat (kehidupan manusia) baik masyarakat tradisional atau modern. Keadaan ini membutuhkan adanya identitas setiap lapisan masyarakat yang dapat dijadikan simbol bagi status sosial seseorang yang dapat memberikan sejumlah hak dan kewajiban dalam kehidupan. Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai stratifikasi sosial. Bagaimana stratifikasi sosial tersebut dapat terbentuk dengan sendirinya dan aspek-aspek stratifikasi sosial. B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu : 1. Mengetahui pengertian atau definisi dari stratifikasi sosial. 2. Mengetahui penyebab terbentuknya stratifikasi sosial. 3. Mengetahui proses terbentuknya stratifikasi sosial. 4. Mengetahui kriteria dasar penentu stratifikasi sosial. 5. Mengetahui fungsi dan bentuk stratifikasi sosial. 6. Mengetahui cara mempelajari dan dampak/pengaruh adanya stratifikasi sosial. 7. Mengetahui contoh stratifikasi sosial di desa dan di kota. C. Manfaat
1.
Memberikan gambaran mengenai stratifikasi sosial.
2.
Memberikan penjelasan dan pengetahuan mengenai stratifikasi sosial.
D. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan definisi dari stratifikasi sosial ? 2. Apa saja penyebab terbentuknya stratifikasi sosial ? 3. Bagaimana proses terbentuknya stratifikasi sosial ? 4. Apa saja kriteria dasar penentu stratifikasi sosial? 5. Apa saja fungsi dan bentuk stratifikasi sosial ? 6. Bagaimana cara mempelajari dan dampak/pengaruh adanya stratifikasi sosial? 7. Bagaimana contoh stratifikasi sosial di desa dan di kota ?
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2190772-latar-belakangmunculnya-dan-dasar/#ixzz1tIuhyRl8