DAUN SIRSAK
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan ) Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh ) Super Divisio : Spermatophyta Spermatophyta ( Menghasilkan biji ) Divisio : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga ) Kelas : Magnoliopsida ( Dikotil / berkeping dua ) Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Magnoliales Famili : Annonaceae Genus : Annona Spesies : Annona muricata
Tumbuhan ini berbentuk pohon, berwarna coklat tua, batang berkayu (lignosus), silindris, permukaan kasar, percabangan simpodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada yang mendatar. Memiliki daun berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus). Permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus), tepi daun rata (integer), daging daun tebal dan kaku seperti kulit/belulang (coriaceus). Pangkal daun runcing daun ujung daun tumpul (obtusus). Daun sirsak untuk mengobati batuk, rematik, mual, luka dan kanker. Buah sirsak untuk mengobati sakit kuning, disentri, kencing batu, dan hypertension.
Nama umum : daun nangka belanda, daun sirsak. Nama ilmiah : daun Annona mucirata
MENIRAN
Klasifikasi: MENIRAN (Phyllanthus urinaria Linn) Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae Divisio : Spermathophyta Sub division : Angiospermae Class : Dicotyledonae Ordo : Euphobiales
Family : Euphorbiaceae Genus : Phyllanthus Species : Phyllanthus urinaria Linn Nama • Daerah : Sumatera : ba’me tano, sidukung anak, dudukung anak, baket sikolop Jawa : meniran, meniran merah, meniran ijo, memeniran (Sunda ) Sulawesi : bolobungo, sidukung anak Maluku : belalang babiji, gosau ma dungi, gosau ma dungi roriha ( Ternate) • Asing :
Zhen zhu cao, hsieh hsia chu ( Cina ), chanca piedra, quebra pedra, kilanelli ( India ), child pick a back (Inggris ), stone breaker, shaterrstone, chamber bitter, leafflower, quinine weed ( Amerika Selatan ), arrebenta pedira (Brasil ) Deskripsi Tanaman
Meniran merupakan terna liar yang berasal dari Asia Tropik yang tersebar di seluruh daratan Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Tinggi batangnya 30 – 50 cm, berwarna hijau kemerahan (Phyllanthus urinaria ) atau hijau pucat (Phyllanthus niruri ), bercabang-cabang. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur samapi bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun rata, panjang 1,5 cm lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan keluar dari bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar dari atas ketiak daun. Buah meniran berupa buah kotak, bulat pipih, licin, diameter 2- 2,5 mm. Bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal, berwarna coklat. Syarat Tumbuh
Meniran tumbuh di daerah dataran rendah sampai ke dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Meniran dapat dijumpai pada hamper semua tempat, di semak -semak, pekarangan rumah, di antara rerumputan, dan di tempat-tempat lain. Meniran dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, terutama t anah berpasir. Meniran menyukai tempat yang lembab dan akan tumbuh dengan subur apabila tanah kaya akan bahan organik. Meniran hijau lebih toleran tumbuh di tanah yang miskin bahan organik dibandingkan dengan meniran merah.
Budidaya Tanaman Penyiapan Lahan
Tanah pada lahan yang akan digunakan sebagai tempat budidaya meniran dicangkul dengan kedalaman 20 cm, dibersihkan dari gulma dan batu-batuan. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 20 cm – 30 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran lahan, jarak antar bedengan 50 cm. Di atas bedengan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang sebanyak satu karung untuk setiap satu meter persegi lahan.
Penyiapan Bibit
Pembibitan meniran dilakukan agar pertumbuhannya seragam dan resiko kematian dapat diperkecil. Media tanam yang digunakan adalah campuran sekam dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 atau campuran sekam, pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Bibit meniran diperoleh dari biji yang berasal dari tanaman induk yang sudah tua. Biji disebarkan di media tanam secara merata. Setelah satu minggu dan muncul tunas, bibit dapat dipindahkan ke polibeg berukuran 5 x 10 cm. Pembibitan dengan menggunakan polibeg ini dilakukan selama 3 minggu. Setelah itu bibit bisa langsung ditanam di lahan yang telah disiapkan.
Penanaman
Bibit dalam polibeg yang pertumbuhannya baik dapat ditanam di bedengan yang telah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 20 cm. Bibit dipindahkan ke lubang tanam dengan cara merobek salah satu sisi polibeg, bibit dipindahkan dengan hati-hati beserta dengan tanah yang menempel pada akarnya. Tanah di sekitar bibit dipadatkan agar pertumbuhannya kokoh. Kemudian bibit disiram dengan air secukupnya.
Pemeliharaan
Pada awal pertumbuhan, terutama pada musim kemarau, meniran perlu disiram. Ketika tanaman masih muda, biasanya meniran kurang mampu bersaing dengan gulma, karena itu penyiangan perlu dilakukan agar pertumbuhannya baik. Penyiangan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma. Meniran dapat tumbuh baik di berbagai keadaan tanah yang marginal. Apabila lahan banyak mengandung humus atau pupuk kandang dan kompos, pemupukan tidak perlu dilakukan. Apabila pertumbuhannya kurang bagus dapat diberikan urea sebanyak 100 kg/ha pada saat p enyiangan gulma. Pertumbuhan meniran hampir tidak pernah mengalami gangguan akibat serangan hama atau penyakit. Apabila terdapat gangguan hama penyakit, pengendalian cu kup dilakukan dengan cara mekanis yaitu menangkap atau membuang bagian tanaman yang terserang. Panen dan Pascapanen
Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 2 – 3 bulan di lahan. Ciri tanaman meniran yang siap dipanen adalah daun tampak hijau tua hampir menguning dan buah agak keras jika dipijit. Meniran yang telah dipanen dikeringanginkan selama beberapa jam, lalu dijemur di bawah sinar matahari langsung atau menggunakan oven. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan selam 3 – 5 hari tergantung keadaan cuaca. Meni ran yang telah dikeringkan dikemas dalam wadah yang kedap udara agar simplisia ini tidak mudah berjamur.
Kandungan Kimia
Meniran mengandung lignan yang terdiri dari phyllanthine, hypophyllanthine, phyltetralin, lintretalin, nirathin, nitretalin, nirphylline, nirurin, dan niruriside. Terpen yang terdiri dari cymene, limonene, lupeol, dan lupeol acetate. Flavanoid terdiri dari quercetin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutine, dan physetinglucoside. Lipid terdiri dari ricinoleic acid, dotriancontanoic acid, linoleic acid, dan linolenic acid. Benzenoid terdiri dari methylsalicilate. Alkaloid terdiri dari norsecurinine, 4-metoxynorsecurinine, entnorsecurinina, nirurine, phyllantin, dan phyllochrysine. Steroid berupa betasitosterol. Alcanes berupa triacontanal dan triacontanol. Komponen lain berupa tannin, vitamin C dan vitamin K.
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Efek fermakologis dari herba ini adalah antioksidan, antikarsinogen, pereda demam (antipiretik), antiradang, membersihkan hati, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, peluruh haid, menerangkan penglihatan, dan penambah nafsu makan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji khasiat meniran yaitu :
S. aureus dan V. cholera . Efek antibakteri ini disebabkan ekstrak herba meniran mengandung resin atau damar, tannin dan alkaloid. Peningkatan kepekatan ekstrak herba meniran mempengaruhi diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman. Semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula diameter yang dihasilkan (Indah Wulandari, 1995, JB FMIPA UNAIR).
Pemberian infuse meniran hijau 10% dan 20% dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan kontrol (Lucky Puspita dewi, 1995, FF UBAYA) Ekstrak herba meniran dengan konsentrasi 11,70 mg/ml, 23 ,40 mg/ml, dan 46,80 mg/ml mempunyai daya antibakteri terhadap kuman S. aureus dan V. ch olera. Efek antibakteri ini disebabkan ekstrak herba meniran mengandung resin atau damar, tannin dan alkaloid. Peningkatan kepekatan ekstrak herba meniran mempengaruhi diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman. Semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula diameter yang dihasilkan (Indah Wulandari, 1995, JB FMIPA UNAIR). Pemberian meniran dalam bentuk suspensi dengan dosis 45 mg/kg.bb, 90 mg/kg.bb, dan 180 mg/kg.bb secara per oral dapat berkhasiat sebagai antihepatotoksik pada tikus putih (Giguk Tri Harianto, 1995, FF UNAIR). Infus herba meniran pada kadar 50% menun jukkan efek yang jelas untuk penghancuran batu kandung kemih buatan pada tikus putih. Pemerikasaan secara kualitatif dengan mengidentifikasi komponen senyawa-senyawa penyusun batu kandung kemih buatan pada tikus pu’tih didapatkan kalsium, oksalat, magnesium dan fosfat (Fenty Roza, 1996, FF UP).
Khasiat dan Cara Pemakaian 1. Batu saluran kencing
Bahan : Meniran segar 30 g, daun sendok segar 30 g, daun tempuyung segar 30 g Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari (Dalimartha, 2005).
2. Susah kencing disertai sakit perut atau pinggang Bahan : Meniran segar 7 tanaman Pemakaian : Meniran segar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring dan diminum, sehari 3 kali masingmasing ? gelas (Wijayakusuma, 1994). 3. Pembengkakan kelenjar prostat Bahan : Meniran segar 2 tanaman, akar alang-alang 7 jengkal, daun kumis kucing ½ genggam, adas ½ sendok teh Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Setelah hangat, air rebusannya disaring, diminum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing ½ gelas (Kardinan dan Kusuma, 2004). 4. Hepatitis Sumber : Seksi Pengendalian OPT Holtikultura Diperta Jabar Penulis : Seksi Pengendalian O
Phyllanthus niruri ( Meniran )
Phyll anthus ni r ur i ( Meniran ) A. Klasifikasi Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Phyllanthus
Spesies
: Phyllanthus niruri L.
B. Morfologi Meniran (Phyllanthus niruri) adalah tanaman semusim, tumbuh tegak, bercabang-cabang, dan tingginya antara 30cm-50cm. 1. Batang Tanaman meniran (Phyllanthus niruri) ini memiliki batang yang berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50cm, berwarna hijau, diameternya ± 3 mm. 2. Daun Tanaman ini memiliki daun majemuk, tata letak daunnya berseling
( Deccussate ),
bentuk daun bulat telur (ovale), ujung daunnya tumpul, pangkalnya membulat, memiliki tepi
daun yang rata ( Entire ), memiliki anak daun 15-24, memiliki panjang ± 1,5 cm, lebar ± 7 mm, dan berwarna hijau. Daun meniran ini termasuk pada tipe daun yang tidak lengkap yaitu pada bagian daun bertangkai karena tanaman ini hanya memiliki tangkai dan beberapa heliaan daun. 3. Bunga Tanaman ini memiliki bunga tunggal yang terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah, menggantung dan berwarna putih. Memiliki daun kelopak yang berbentuk bintang, benang sari dan putik tidak terlihat jelas, mahkota bunga kecil dan berwarna putih. 4. Buah Tanaman ini memiliki buah yang berbentuk kotak, bulat pipih dan licin, diameter ± 2mm dan berwarna hijau. 5. Biji Tanaman ini memiliki biji yang kecil, keras dan berbentuk ginjal serta berwarna coklat. 6. Akar Tanaman ini memiliki akar tunggang yang berwarna putih. C. Bagian Tanaman Yang Di gunakan Sebagai Obat Bagian tanaman meniran yang bisa dimanfaatkan sebagai obat yaitu pada bagian akar (radix), batang ( , daun (folium), bunga (flos), aerial atau bagian herba. D. Kandungan Kimia Tanaman Obat Meniran sangat kaya akan berbagai kandungan kimia, antara lain: phyllanthin, hypophyllanthin,
niranthin,
nirtetrali,
nirurin,
nirurinetin,
norsecurinine,
phyllanthenol,
phyllnirurin, phylltetrin, quercitrin, quercetin, ricinoleic acid, rutin, salicylic acid methyl ester, garlic acid, ascorbic acid, hinokinin, hydroxy niranthin, isolintetralin, dan isoquercetin. Senyawa lain yang terkandung dalam Meniran adalah beta-d-xylopyranoside dan beta-sitosteroy. Senyawa lain yang baru ditemukan adalah seco-4-hidroksilintetralin, seco-isoarisiresinol trimetil eter, hidroksinirantin, dibenzilbutirolakton, nirfilin, dan neolignan. Akar dan daun Meniran kaya akan senyawa flavonoid, antara lain phyllanthin, hypophyllanthin, qeurcetrin, isoquercetin, astragalin, dan rutin. Minyak bijinya mengandung beberapa asam lemak seperti asam ricinoleat, asam linoleat, dan asam linolenat. E. Khasiat Tanaman ini memiliki beberapa khasiat atau manfaat sebagai obat yaitu sebagai berikut: 1. Antibakteri Ekstrak
metanol
daun
Meniran
mempunyai
efek
antibakteri
paling
tinggi
terhadap
bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia colli, dan Pseudomonas
aeruginosa. Efek ini disebabkan senyawa antibakteri pada Meniran seperti phyllanthin,
hypophyllanthin, niranthin, dan nietetralin. Ekstrak petroleum eter dari batang, daun, dan akar Meniran juga menunjukkan efek antifungi. 2. Pelarut asam urat dan batu ginjal Tanaman meniran ini kaya akan kandungan senyawa flavonoid dan glikosida flavonoid yang dapat digunakan untuk mengobati asam urat dan batu ginjal. Meniran juga bersifat diuretik (membantu keluarnya air seni). Dengan cara tersebut, Meniran digunakan untuk mengatasi asam urat dan batu ginjal ataupun penyakit lain yang disebabkan oleh asam urat seperti rematik gout. 3. Immunodulator Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Meniran dapat memodulasi sistem imun melalui proliferasi (penyebaran) dan aktivasi limfosit T dan B, apabila perlawanan sistem kekebalan alami kita tidak mencukupi. Limfosit T dan B bekerja menurut jenis serangan virus dan bakteri yang terjadi. Selain itu, Meniran juga berfungsi mengaktivasi sel fagositik seperti monosit dan makrofag yang bertugas memberikan potongan patogen (agen biologis penyebab penyakit) kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dikenali dan dibunuh. Karena bersifat immunomodulator, Meniran dapat digunakan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri, virus, dan mikroba penyebab penyakit sehingga dapat mencegah berbagai penyakit yang disebabkan bakteri, virus, 4. Antikanker Kemampuan Meniran sebagai immunostimulator membantu merangsang aktivitas sel natural killer (NK) dan sel killer (K). Jika toksisitas kedua sel tersebut meningkat, sel-sel yang mengalami mutasi dan abnormal (sel kanker) akan dihancurkan oleh keduanya. 5. Antidiabetes Kandungan senyawa aktif Phyllanthin dan hypophyllanthin merupakan komponen utama yang diduga berperan aktif dalam penurunan kadar gula darah. 6. Hepatoprotektor Kandungan senyawa aktif yang dimiliki oleh meniran yaitu senyawa antihepatotoksik seperti filantin, hipofilantin, triakontanal, dan trikontanol berfungsi dalam perbaikan organ liver. Selain itu, senyawa phyllanthus dalam Meniran juga diketahui bekerja sebagai pelindung hati (hepatoprotektor) dengan cara menyabotase DNA polimerasi (enzim yang diperlukan virus hepatitis untuk bereplikasi / menggandakan diri). 7. Hepatitis kronis Ekstrak Meniran dapat memodulasi sistem imun melalui proliferasi dan aktivasi limfosit T dan B. Sekresi TNF-α dan IFN-α pun meningkat. Efek akhirnya, indikasi kesembuhan hepatitis. Meniran mendorong mekanisme perbaikan sel-sel hati dengan cara meningkatkan jumlah enzim yang berperan sebagai antioksidan. 8. Antituberkulosis
Tanaman meniran bermanfaat juga dalam penyembuhan penyakit tuberculosis karena ekstrak meniran membantu meningkatkan kadar imunitas penderita TB dengan cara meningkatkan CD4 limfosit T dan rasio CD4/CD8 limfosit T. 9. Penyakit kulit Dengan mengkonsumsi Meniran juga berguna sebagai terapi tambahan penyakit kulit seperti lepra dan herpes zoster. Ekstrak Meniran bekerja dengan cara meningkatkan sistem imunitas seluler. Dengan kata lain, Meniran mendorong limfosit T makin aktif bekerja. Herpes zoster berkembang biak dengan leluasa saat sistem imunitas tubuh melemah. F. Efek Samping pemakaian berlebih dari Phyllanthi Herba dapat menyebabkan impoten, menjelaskan flavonoid yang terkandung dalam meniran memberikan efek menghambat kerja enzim xanthin oksidase sehingga dapat dimanfaatkan dalam pengobatan mengurangi kelebihan asam urat dan batu ginjal.
TEMU IRENG/ TEMU HITAM Klasifikasi: Klasifikasi Temu Hitam (C u r c u m a a e r u g i n o s a )
Kingdom : Plantae Sub kingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Zingiberales Famili: Zingiberaceae Genus: Curcuma Spesies: C u r c u m a a e r u g i n o s a Roxb.
Temu Hitam (Cur cuma aer ugi nosae Roxb.)
Tanaman temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina dan menyebar sampai ke pulau jawa. Selain ditanam di perkarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput atau di ladang pada ketinggian 400 – 750 m dpl. (Dalimartha,2007) 1.
Klasifikasi tanaman temu hitam (Curcuma aeruginosae Roxb.) menurut Yuniarti (2008)
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledona
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Species
: Curcuma aeruginosa Roxb.
2.
Nama daerah tanaman temu hitam(Curcuma aeruginosae Roxb.) menurut (Dalimartha,
2007): Sumatera
: temue irang, temi itam (melayu)
Jawa
: koneng hideung (sunda), temu ireng (jawa)
Nusa Tenggara : temu ereng (madura), temu ireng (bali) Sulawesi 3.
: temu leteng (makasar), temu lotong (bugis)
Morfologi tanaman tanaman temu hitam (Curcuma aeruginosae Roxb.)
Temu hitam merupakan tanaman ternak mempunyai tinggi 1-2 m, berbatang semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun berwarna hijau atau coklat gelap. Daun tunggal bertangkai panjang, 2-9 helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang sampi lanset ujung dan runcing, tepi rata, penulangan menyiirip, warna hijau tua dengan sisi kiri kanan, ibu tulang daun terdapat seperti pita memenjang berwarna erah gelap atau lembayung, panjang 31-48 cm, lebar 10-18 cm. Bunganya bunga majemuk yang berbentuk bulir yang tandanya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20-25 cm. Bunga mekar secara bergiliran dari kantong – kantong daun pelindung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpangnya juga bercabang – cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman dibagian luarnya. Rimpang temu hitam mempunyai aroma yang khas (Dhalimartha, 2007). 4.
Kandungan kimia Rimpang temu hitam mengandung minyak atsiri, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon,
kurdion,
kurkumalakton,
lizeradulene,
kurkumin,
demetyokxykurkumin,
bisdemethoxykurkumin (Agusta, 2008) 5.
Manfaat Rimpang temu hitam berkhasiat untuk mengatasi: tidak nafsu makan, melancarkan keluarnya darah kotor setelah melahirkan, penyakit kulit seperti kudis, ruam, dan borok, perut mulas (kolik), sariawan, batuk, sesak nafas, dan c acingan (Yuniarti, 2008).
Klasifikasi Temu Hitam (Cur cuma aeru gin osa) Kingdom : Plantae Sub kingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Zingiberales Famili: Zingiberaceae Genus: Curcuma Spesies: Cur cuma aer ugin osa Roxb.
MORFOLOGI
Temu hitam (Cur cuma aeru gin osa ) adalah sejenis tumbuhanan yang rimpangnya dimanfaatkan sebagai campuran obat/jamu. Temu hitam dikenal pula sebagai temu erang, temu ireng, atau temu lotong. Temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina, dan menyebar sampai ke Pulau Jawa. Selain ditanam di pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau di ladang pada ketinggian 400-750 m dpl. Tanaman tahunan ini mempunyai tinggi 1-2 m, berbatang semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, 2-9 helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua dengan sisi kiri dan kanan, ibu tulang daun terdapat
semacam pita memanjang berwarna merah gelap atau lembayung, panjang 31-84 cm, lebar 10-18 cm. Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20-25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindun g yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpang juga bercabang-cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya. Rimpang temu hitam mempunyai aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau pemisahan rumpun. Kandungan kimia yang ada pada Temu Hitam (Curcuma mengandung saponrn, flavonoida dan aeruginosa ) yaitu:Rimpang Cur cuma aeru ginosa polifenol, di samping minyak atsiri. BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Cuci rimpang, lalu potong-potong, baru keringkan dengan cara diangin-anginkan aga r kandungan minyak asirinya tidak terlalu berkurang. INDIKASI
Rimpang berkhasiat untuk mengatasi: tidak nafsu makan, melancarkan keluarnya darah kotor setelah melahirkan, penyakit kulit seperti kudis, ruam, dan borok, perut mulas (kolik), sariawan, batuk, sesak napas, dan cacingan CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan rimpang sebanyak 1--2 jari tangan.
Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar secukupnya, lalu kupas dan giling sampai halus.
Tambahkan minyak kelapa, aduk merata, lalu gunakan untuk menutup kudis, borok, dan ruam kulit. CONTOH PEMAKAIAN
Membangkitkan nafsu makan Ambil temu hitam (seukuran ibu jari), cuci, dan iris tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring, lalu bagi untuk dua kali minum, pagi dan sore hari, sebelum makan.
Membersihkan setelah melahirkan Cuci temu hitam (dua jari tangan), lalu buang kulitnya. Tumbuk sampai halus, tambahkan setengah cangkir air panas, lalu aduk merata. Setelah dingin, saring dengan sepotong kain dan minum sekaligus. Lakukan selama tiga hari setelah melahirkan.
Batuk berdahak, sesak napas Cuci rimpang segar temu hitam (25 g), lalu potong tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai mendidih selama 20 menit. Setelah dingin, saring, lalu bagi dua sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari.
Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) Sinonim : -Familia : Zingiberaceae Uraian : Temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina, dan menyebar sampai ke Pulau Jawa. Selain ditanam di pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau di ladang pada ketinggian 400--750 m dpl. Terna tahunan ini mempunyai tinggi 1--2 m, berbatang -semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, 2--9 helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua dengan sisi kiri - kanan ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah gelap atau lembayung, panjang 31--84 cm, lebar 10--18 cm. Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20--25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-kantong daun peli ndung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpang juga bercabang-cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya. Rimpang temu hitam mempunyai aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau pemisahan rumpun.
Nama Lokal : NAMA DAERAH Sumatera: temu erang, t. itam (Melayu). Ja wa: koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa Tenggara: temo ereng (Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong (Bugis). NAMA asing Ezhu (C). NAMA SIMPLISIA Curcumae aeruginosae Rhizoma (rimpang temu hitam).
Penyakit Yang Dapat Diobati : Rimpang rasanya pahit, tajam, dan sifatnya dingin. Berkhasiat peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak, meningkatkan nafsu makan (stomakik), anthelmintik, dan pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haid. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pengaruh perasan rimpang temu hitam terhadap cacing askaris babi in vitro dan kontraksi usus halus (jejunum) marmut terpisah in vitro seperti berikut. Perasan rimpang dapat membunuh askaris babi seperti piperasin sitrat. Beningan rimpang dapat menekan amplitudo kontraksi spontan usus kelinci (FX.S.Dirdjosudjono, Taroeno, Sudjiman, dkk., Bagian Farmakologi, FKH dan Bagian Farmakologi Farmasi, FF UGM). Berdasarkan penelitian daya membunuh cacing (anthelmintik) rimpang temu hitam pada cacing askaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak asirinya paling kuat dibandingkan dengan perasan ataupun infus temu hitam (Taroeno, Kun Sumardiyah S., dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, FF UGM). Tel ah dilakukan penelitian daya antelmintik rebusan rimpang temu hi tam terhadap Ascaridia galli in vitro. Ternyata, rebusan irisan temu hitam dapat mematikan cacing dalam waktu 7--17 jam, sediaan rebusan parutan dalam waktu 11--20
jam, dan sediaan serbuk dalam waktu 11--25 jam. Kandungan minyak asiri terbesar pada sediaan irisan (Endah Eny Ri ayati, Fakultas Farmasi UGM, 1989. Pembimbing: Drs. Sudarto, Apt. dan Dra. Sri Sumarni, SU). Kadar minyak asiri maksimum terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan batang/ daun. Kadar minyak asiri yang tumbuh di Hortus Medicus Tawangmangu selama tumbuh berkisar 0,25%-0,50% (A. Indrawati, Supardi, Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, 1979). Pemanfaatan : BAGIAN YANG DIGUNAKAN Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rim INDIKASI Rimpang berkhasiat untuk mengatasi: tidak nafsu makan, melancarkan keluarnya darah kotor setelah melahirkan, penyakit kulit seperti kudis, ruam, dan borok, perut mulas (kolik), sariaw an, batuk, ses ak napas, dan cacingan CARA PEMAKA IAN Untuk obat yang diminum, gunakan r impang sebanyak 1-Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar secukupnya, la
Komposisi : Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri, tanin, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron, a, ß, g-elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin, bisdemethyoxykurkumin.