A. DEFINISI MENINGOENCEPHALITIS
Meningoencephalitis adalah peradangan yang terjadi pada encephalon dan meningens. Nama lain dari meningoencephalitis adalah cerebromeningitis, encephalomeningitis, dan meningocerebritis.
B. ETIOLOGI ETIOLOGI MENINGOEN MENINGOENCEPHAL CEPHALITIS ITIS Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau beberapa kasus yang jarang
dise disebab babka kan n oleh oleh jamu jamurr. Isti Istila lah h menin meningi giti tiss asep asepti ticc meru meruju juk k pada pada meni meningi ngiti tiss yang yang disebabkan disebabkan oleh virus tetapi terdapat kasus yang menunjukan gambaran yang sama yaitu pada meningitis yang disebabkan organisme lain (lyme disease, sifilis dan tuberculosis); infeksi parameningeal (abses otak, abses epidural, dan venous sinus empyema); pajanan at kimia kimia (obat (obat N!"I#, N!"I#, immunog immunoglob lobuli ulin n intrav intravena) ena);; kelain kelainan an autoim autoimn n dan penyaki penyakitt lainnya. $akteri yang sering menyebabkan meningitis bacterial sebelum ditemukannya vaksin %ib, S.pneumoniae, S.pneumoniae, dan N. dan N. meningitidis. meningitidis. $akteri $akteri yang menyebabkan meningitis meningitis neonatus neonatus adalah bakteri yang sama yang menyebabkan sepsis neonatus.
&abel &abel '. $akteri penyebab meningitis Golongan usia Neonatus
Bakteri Bakteri yang aling aling sering sering !enye"a"kan !eningitis roup $ streptococcus Escherichia coli Klebsiella Enterobacter
+' bulan
Streptococcus pn pneumonia Neisseria meningitides
Bakteri yang #arang !enye"a"kan !eningitis Staphylococcus aureus oagulase*negative staphylococci Enterococcus faecalis Citrobacter diversus diversus Salmonella Listeria monocytogenes Pseudomonas aeruginosa Haemophilus influenzae types influenzae types a, b, c, d, e, f, dan nontypable H. in influenzae type b roup " streptococci ram*negatif bacilli L. monocytogenes
irus rus yang yang meny menyeba ebabk bkan an meni meningi ngiti tiss pada pada prin prinsi sipny pnyaa adal adalah ah viru viruss golon golongan gan enterovirus dimana termasuk didalamnya adalah co-sackieviruses, echovirus dan pada 0
pasien yang tidak vaksinasi (poliovirus). irus golongan enterovirus dan arbovirus (St. Louis LaCrosse California vencephalitis viruses) adalah golongan virus yang paling sering menyebabkan meningoencephalitis. !elain itu virus yang dapat menyebabkan meningitis yaitu %!, $, M lymphocytic choriomeningitis virus, dan %I. irus mumps adalah virus yang paling sering menjadi penyebab pada pasien yang tidak tervaksinasi sebelumnya. !edangkan virus yang jarang menyebabkan meningitis yaitu !orrelia burgdorferi (lyme disease), !. hensalae (cat*scratch virus), ". tuberculosis, &o-oplasma,
/amus
(cryptococcus,
histoplasma,
dan
coccidioides),
dan
parasit
( #ngiostrongylus cantonensis, Naegleria fo$leri, "canthamoeba). ncephalitis adalah suatu proses inflamasi pada parenkim otak yang biasanya merupakan suatu proses akut, namun dapat juga terjadi postinfeksi encephalomyelitis, penyakit degeneratif kronik, atau slo0 viral infection. ncephalitis merupakan hasil dari inflamasi parenkim otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral. ncephalitis sendiri dapat bersifat difus atau terlokalisasi. 1rganisme tertentu dapat menyebabkan encephalitis dengan satu dari dua mekanisme yaitu ('). Infeksi secara langsung pada parenkim otak atau (2) sebuah respon yang diduga berasal dari sistem imun (an apparent immune% mediated response& pada sistem saraf pusat yang biasanya bermula pada beberapa hari setelah munculnya manifestasi ekstraneural.
&abel 2. irus penyebab meningitis Akut A$eno%iruses '. "merika utara astern e3uine encephalitis 4estern e3uine encephalitis !t. 5ouis encephalitis alifornia encephalitis 4est Nile encephalitis olorado tick fever 2. #i luar amerika utara eneuelan e3uine
Su"akut %I / virus 6rion*associated encephalopathies (reutfeldt*/akob disease, kuru)
encephalitis /apanese encephalitis &ick*borne encephalitis 1
Murray alley encephalitis Entero%iruses Heres%iruses %erpes simple- viruses pstein*$arr virus aricella*oster virus %uman herpesvirus*7 %uman herpesvirus*8 HI& In'luen(a %iruses Lymphocytic choriomeningitis virus Measles virus (native atau vaccine) Mumps virus (native atau vaccine) irus rabies irus rubella irus adalah penyebab utama pada infeksi encephalitis akut. ncephalitis juga dapat merupakan hasil dari jenis lain seperti infeksi dan metabolik, toksik dan gangguan neoplastik. 6enyebab yang paling sering menyebabkan encephalitis di 9.! adalah golongan arbovirus (!t. 5ouis, 5arosse, alifornia, 'est nile encephalitis viruses), enterovirus, dan herpesvirus. %I adalah penyebab penting encephalitis pada anak dan de0asa dan dapat berupa acute febrile illness.
C. PATOFISIOLOGI DA)I MENINGOENCEPHALITIS
#alam proses perjalanan penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri, invasi organisme harus mencapai ruangan subarachnoid. 6roses ini berlangsung secara hematogen dari saluran pernafasan atas dimana di dalam lokasi tersebut sering terjadi kolonisasi bakteri. 4alaupun jarang, penyebaran dapat terjadi secara langsung yaitu dari fokus yang terinfeksi seperti (sinusitis, mastoiditism, dan otitis media) maupun fraktur tulang kepala. 6enyebab paling sering pada meningitis yang mengenai pasien : ' bulan adalah Escherichia colli dan streptococcus group !. Infeksi Listeria monocytogenes juga dapat terjadi pada usia : ' bulan dengan frekuensi *'<= kasus. Infeksi Neisseria meningitides juga dapat menyerang pada golongan usia ini. 6ada golongan usia '*2 bulan, infeksi 2
golongan streptococcus grup $ lebih sering terjadi sedangkan infeksi enterik karena bakteri golongan gram negatif frekuensinya mulai menurun. Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae, dan N. "eningitidis akhir*akhir ini menyebabkan kebanyakan kasus meningitis bakterial. H. influenzae dapat menginfeksi khususnya pada anak*anak yang tidak divaksinasi %ib. 1rganisme
yang
umum
menyebabkan
meningitis
(seperti N."eningitidis,
S.pneumoniae, H. influenzae) terdiri atas kapsul polisakarida yang memudahkannya berkolonisasi pada nasofaring anak yang sehat tanpa reaksi sistemik atau lokal. Infeksi virus dapat muncul secara sekunder akibat penetrasi epitel nasofaring oleh bakteri ini. !elain itu melalui pembuluh darah, kapsul polisakarida menyebabkan bakteri tidak mengalami proses opsonisasi oleh path0ay komplemen klasik sehingga bakteri tidak terfagosit. &erdapat bakteri yang jarang menyebabkan meningitis yaitu pasteurella multocida yaitu bakteri yang diinfeksikan melalui gigitan anjing dan kucing. 4alaupun kasus jarang terjadi namun kasus yang sudah terjadi menunjukan morbiditas dan mortalitaas yang tinggi. !almonella meningitis dapat dicurigai menyebabkan meningitis pada bayi berumur : 7 bulan. Infeksi bermula saat ibu sedang hamil. 6ada perjalanan patogenesis meningitis bakterial terdapat fase bakterial dimana pada fase ini bakteri mulai berpenetrasi ke dalam cairan serebropsinal melalui pleksus choroid. airan serebrospinal kurang baik dalam menanggapi infeksi karena kadar komplomen yang rendah dan hanya antibody tertentu saja yang dapat menembus barier darah otak. #inding bakteri gram positif dan negatif terdiri atas at patogen yang dapat memacu timbulnya respon inflamasi. "sam teichoic merupakan at patogen bakteri gram positif dan lipopolisakarida atau endotoksin pada gram negatif. !aat terjadinya lisis dinding sel bakteri, at*at pathogen tersebut dibebaskan pada cairan serebrospinal. &erapi antibiotik menyebabkan pelepasan yang signifikan dari mediator dari respon inflamasi. "dapun mediator inflamasi antara lain sitokin (tumor necrosis factor , interleukin ', 7, > dan '<), platelet activating factor nitric o(ide, prostaglandin, dan leukotrien. Mediator inflamasi ini menyebabkan terganggunya keseimbangan sa0ar darah otak, vasodilatasi, neuronal to(icity, peradangan meningeal, agregasi platelet, dan aktifasi leukosit. !el endotel kapiler pada daerah lokal terjadinya infeksi meningitis bacterial 3
mengalami peradangan (vaskulitis), yang menyebabkan rusaknya agregasi vaskuler. ?onsekuensi pokok dari proses ini adalah rusaknya mekanisme sa0ar darah otak, edema otak, hipoperfusi aliran darah otak, dan neuronal in)ury. "kibat kerusakan yang disebabkan oleh respons tubuh terhadap infeksi, agen anti* inflamasi berbagai telah digunakan dalam upaya untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas meningitis bakteri. %anya deksametason yang telah terbukti efektif. Meningitis viral atau meningitis aseptik adalah infeksi umum pada sebagian besar infeksi sistem saraf pusat khususnya pada anak*anak : ' tahun. nterovirus adalah agen penyebab paling umum dan merupakan penyebab penyakit demam tersering pada anak. 6atogen virus lainnya termasuk paramy-oviruses, herpes, influena, rubella, dan adenovirus. Meningitis dapat terjadi pada hampir setengah kejadian dari anak*anak : @ bulan dengan infeksi enterovirus. infeksi enterovirus dapat terjadi setiap saat selama tahun tetapi dikaitkan dengan epidemi di musim panas dan gugur. Infeksi virus menyebabkan respon inflamasi tetapi untuk tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan infeksi bakteri. ?erusakan dari meningitis viral mungkin karena adanya ensefalitis terkait dan tekanan intrakranial meningkat. Meningitis
karena
jamur
jarang
terjadi
tetapi
dapat
terjadi
pada
pasien
immunocompromised; anak*anak dengan kanker, ri0ayat bedah saraf sebelumnya, atau trauma kranial, atau bayi prematur dengan tingkat kelahiran rendah. !ebagian besar kasus pada anak*anak yang menerima terapi antibiotik dan memiliki ri0ayat ra0at inap. tiologi meningitis aseptik yang disebabkan oleh obat belum dipahami dengan baik. Namun jenis meningitis ini jarang terjadi pada populasi anak*anak. nsefalitis adalah penyakit yang sama dari sistem saraf pusat. 6enyakit ini adalah suatu peradangan dari parenkim otak. !eringkali, terdapat agen virus yang bertanggung ja0ab sebagai promotor. Masuknya virus terjadi melalui jalur hematogen atau neuronal. nsefalitis yang sering terjadi adalah ensefalitis yang ditularkan oleh gigitan nyamuk dan kutu yang terinfeksi virus. irus berasal dari, Alavivirus, dan $unyavirus keluarga &ogavirus. /enis ensefalitis yang paling umum terjadi di "merika !erikat adalah 5a rosse virus, ensefalitis virus kuda timur, dan !t 5ouis virus. !eringkali, penyebab ensefalitis ini menyebabkan tanda*tanda dan gejala yang sama. ?onfirmasi dan diferensiasi berasal dari
4
pengujian
laboratorium.
Namun,
manfaatnya
terbatas
pada
sejumlah
patogen
diidentifikasi. irus 4est Nile adalah menjadi penyebab utama ensefalitis, disebabkan oleh arbovirus dari keluarga Alaviviridae. Nyamuk dan migrasi burung merupakan peantara dalam penyebaran infeksi virus ini. Nyamuk menggigit manusia dan manusia adalah dead%end host bagi virus. !ebagian besar manusia tidak menularkan infeksi ini. !ekitar ' infeksi bergejala berkembang untuk setiap '2<*'7< orang tanpa gejala. Namun pada orang de0asa beresiko terkena penyakit bergejala. %al ini telah menjadi masalah kesehatan publik yang lebih besar, mengingat bah0a penyebaran terjadi karena migrasi burung. ?asus pertama diidentifikasi di Ne0 Bork ity pada tahun 'CCC, dengan kasus tambahan yang diidentifikasi dalam tahun*tahun berikutnya di seluruh "merika !erikat. nsefalitis dapat ditularkan dengan cara lain. nsefalitis %erpetic dan rabies adalah dua contoh, di mana penularan masing*masing terjadi melalui kontak langsung dan gigitan mamalia. #alam kasus ensefalitis herpes, terdapat bukti reaktivasi virus dan transmisi intraneuronal sehingga menyebabkan ensefalitis. D. PENDE*ATAN DIAGNOSIS MENINGOENCEPHALITIS ANAMNESIS
'. "namnesis pada meningitis bakterial * Di0ayat pada anak yang merupakan faktor resiko sepertiE semakin muda anak semakin kecil kemungkinan ia untuk menunjukan gejala klasik yaitu demam, sakit kepala, dan meningeal; trauma kepala; splenektomi; penyakit kronis; dan anak dengan selulitis 0ajah, selulitis periorbital, sinusitis, dan arthritis septic memiliki peningkatan risiko *
meningitis. Meningitis pada periode neonatal dikaitkan dengan infeksi ibu atau pireksia saat proses persalinan sedangkan meningitis pada anak : @ bulan mungkin memiliki gejala yang sangat spesifik, termasuk hipertermia atau hipotermia, perubahan kebiasaan tidur atau
*
makan, iritable atau kelesuan, muntah, menangis bernada tinggi, atau kejang. !etelah usia @ bulan, anak dapat menampilkan gejala yang lebih sering dikaitkan dengan meningitis bakteri, dengan demam, muntah , lekas marah, lesu, atau perubahan
*
perilaku !etelah usia 2*@ tahun, anak*anak mungkin mengeluh sakit kepala, leher kaku, dan fotofobia
5
2. "namnesis untuk meningoencephalitis viral * "nak yang tidak mendapatkan imunisasi untuk campak, gondok dan rubella beresiko mengalami meningoencephalitis viral @. "namnesis untuk meningitis akibat infeksi jamur * pasien immunocompromised beresiko mengalami meningoencephalitis akibat infeksi jamur F. "namnesis untuk meningitis aseptik * &erdapat ri0ayat mengkonsumsi obat biasanya obat anti*inflammatory drugs (N!"I#), II, dan antibiotik. ejala mirip dengan meningitis virus. ejala dapat terjadi dalam beberapa menit menelan obat. . "namnesis untuk ensefalitis * Informasi seperti musim tahun, perjalanan, kegiatan, dan paparan dengan he0an membantu diagnosis.
MANIFESTASI SECA)A *LINI*
&emuan pada pemeriksaan fisik bervariasi berdasarkan pada usia dan organisme penyebab infeksi. 6enting untuk diingat bah0a anak muda, jarang menunjukan gejala spesifik. *
*
6ada bayi muda temuan yang pasti mengarah ke meningitis jarang spesifikE a. %ipotermia atau mungkin bayi demam b. 9bun*ubun membumbung, diastasis (pemisahan) pada sutura jahitan, dan kaku kuduk tapi biasanya temuan ini muncul lambat. !aat anak tumbuh lebih tua, pemeriksaan fisik menjadi lebih mudah dicari. a. tanda*tanda meningeal lebih mudah di amati (misalnya, kaku kuduk, tanda kernig positif dan $rudinski juga positif)
6
*ambar +. *ambar pemeri,saan brudzins,i dan ,ernig b. tanda fokal neurologis dapat ditemukan sampai dengan '= dari pasien yang berhubungan dengan prognosis yang buruk c. ?ejang terjadi pada @<= anak dengan meningitis bakteri d. ?esadaran berkabut (obtundation) dan koma terjadi pada '*2< = dari pasien dan *
lebih sering dengan meningitis pneumokokus. #apat ditemukan tanda peningkatan tekanan intrakranial dan pasien akan mengeluhkan sakit kepala, diplopia, dan muntah. 9bun*ubun menonjol, ptosis, saraf cerebral keenam, anisocoria, bradikardia dengan hipertensi, dan apnea adalah tanda*tanda tekanan intrakranial meningkat dengan herniasi otak. 6apilledema jarang terjadi,
*
kecuali ada oklusi sinus vena, empiema subdural, atau abses otak. 6ada infeksi ensefalitis akut biasanya didahului oleh prodrome beberapa hari gejala spesifik, seperti batuk, sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, dan keluhan perut, yang diikuti dengan gejala khas kelesuan progresif, perubahan perilaku, dan defisit neurologis. ?ejang yang umum pada presentasi. "nak*anak dengan ensefalitis juga mungkin memiliki ruam makulopapular dan komplikasi parah, seperti fulminant coma, transverse myelitis, anterior horn cell disease ( polio%li,e illness), atau peripheral neuropathy. !elain itu temuan fisik yang umum ditemukan pada ensefalitis adalah demam, sakit kepala, dan penurunan fungsi neurologis. 6enurunan fungsi saraf termasuk berubah status mental, fungsi neurologis fokal, dan aktivitas kejang. &emuan ini dapat membantu mengidentifikasi jenis virus dan prognosis. Misalnya akibat infeksi virus 4est Nile, tanda*tanda dan gejala yang tidak spesifik dan termasuk demam, malaise, nyeri periokular, limfadenopati, dan mialgia. !elain itu terdapat beberapa temuan fisik yang unik termasuk makulopapular, ruam eritematous; kelemahan otot proksimal, dan flaccid paralysis.
TEM+AN DALAM PEME)I*SAAN PEN+N,ANG
/ika dicurigai bakteri meningitis dan encephalitis, pungsi lumbal harus dilakukan. 6ungsi lumbal harus dihindari dengan adanya ketidakstabilan kardiovaskular atau tanda* tanda tekanan intrakranial meningkat. 6emeriksaan cairan serebrospinal rutin termasuk hitung 4$, diferensial, kadar protein dan glukosa, dan gram stain. $akteri meningitis ditandai dengan pleositosis neutrophilic, cukup dengan protein tinggi nyata, dan glukosa 7
rendah. iral meningitis ditandai dengan protein pleositosis limfositik ringan sampai sedang, normal atau sedikit lebih tinggi, dan glukosa normal. !edangkan pada encephalitis menunjukkan pleositosis limfositik, ketinggian sedikit kadar protein, dan kadar glukosa normal. 6eningkatan eritrosit dan protein !A dapat terjadi dengan %!. -treme peningkatan protein dan rendahnya kadar glukosa menunjukan infeksi tuberkulosis, infeksi kriptokokus, atau carcinomatosis meningeal. airan serebrospinal harus dikultur untuk mengetahui bakteri, jamur, virus, dan mikobakteri yang menginfeksi. 6D digunakan untuk mendiagnosis enterovirus dan %! karena lebih sensitif dan lebih cepat dari biakan virus. 5eukositosis adalah umum ditemukan. ?ultur darah positif pada C <= kasus. 6emeriksaan
lectroencephalogram
()
dapat
mengkonfirmasi
komponen
ensefalitis. adalah tes definitif dan menunjukkan aktivitas gelombang lambat, 0alaupun perubahan fokal mungkin ada. !tudi neuroimaging mungkin normal atau mungkin menunjukkan pembengkakan otak difus parenkim atau kelainan fokal. !erologi studi harus diperoleh untuk arbovirus, $, Mycoplasma pneumoniae, cat% scratch disease, dan penyakit 5yme. !ebuah uji IgM serum atau !A untuk infeksi virus 4est Nile tersedia, tetapi reaktivitas silang dengan flaviviruses lain (!t 5ouis ensefalitis) dapat terjadi. pengujian serologi tambahan untuk patogen kurang umum harus dilakukan seperti yang ditunjukkan oleh perjalanan, sosial, atau sejarah medis. !elain pengujian serologi, sampel !A dan tinja dan usap nasofaring harus diperoleh untuk biakan virus. #alam kebanyakan kasus ensefalitis virus, virus ini sulit untuk mengisolasi dari !A. $ahkan dengan pengujian ekstensif dan penggunaan tes 6D, penyebab ensefalitis masih belum ditentukan di satu pertiga dari kasus. $iopsi otak mungkin diperlukan untuk diagnosis definitif dari penyebab ensefalitis, terutama pada pasien dengan temuan neurologik fokal. $iopsi otak mungkin cocok untuk pasien dengan ensefalopati berat yang tidak menunjukkan perbaikan klinis jika diagnosis tetap tidak jelas. %!, rabies ensefalitis, penyakit prion*terkait (reutfeldt*/akob penyakit dan kuru) dapat didiagnosis dengan pemeriksaan rutin kultur atau biopsi patologis jaringan otak. $iopsi otak mungkin penting untuk mengidentifikasi arbovirus dan infeksi nterovirus, tuberkulosis, infeksi jamur, dan penyakit non*menular, terutama primer !!6 vasculopathies atau keganasan.
8
&abel @. &emuan pada pemeriksaan cairan serebrospinal pada beberapa gangguan sistem saraf pusat kon$isi
Tekanan
Normal
<*'>< mm %21
Meningitis bakterial akut
Meningitis bakterial yang sedang menjalani pengobatan
&uberculous meningitis
Leukosit -/L0
:F; 7<*8<= limfosit, @<*F<= monosit, '*@= neutrofil $iasanya '<<*7<,<<< G; meningkat biasanya beberapa ribu; 6MNs mendominasi
Normal atau meningkat
'*'<,<<<; didominasi 6MNs tetapi mononuklear sel biasa mungkin mendominasi "pabila pengobatan sebelumnya telah lama dilakukan $iasanya '<*<<; 6MNs meningkat mendominasi E dapat pada a0alnya sedikit namun meningkat kemudian karena limfosit dan bendunga monosit n cairan mendominasi serebrospi pada akhirnya nal pada tahap tertentu
Protein -!g$L0 2<*F
Glukosa -!g$L0 +< atau 8= glukosa darah
keterangan
'<<*<<
&erdepresi apabila dibandingkan dengan glukosa darah; biasanya :F< &erdepresi atau normal
1rganisme dapat dilihat pada ram stain dan kultur
:< usual; menurun khususnya apabila pengobatan tidak adekuat
$akteri tahan asam mungkin dapat terlihat pada pemeriksaan usap !A;
+'<<
'<<*<<; lebih tinggi khususnya saat terjadi blok cairan serebrospi nal
1rganisme normal dapat dilihat; pretreatment dapat menyebabkan !A steril
9
Aungal
$iasanya meningkat
2*<<; 6MNs mendominasi pada a0alnya namun kemudian monosit mendominasi pada akhirnya iral meningitis Normal 6MNs atau atau mendominasi meningoencefali meningkat pada a0alnya tis tajam namun kemudian monosit mendominasi pada akhirnya ; jarang lebih dari '<<< sel kecuali pada eastern e3uine "bses (infeksi Normal <*'<< 6MNs parameningeal) atau kecuali pecah meningkat menjadi !A
2<*<<
:<; menurun khususnya apabila pengobatan tidak adekuat
2<*'<<
!ecara umum normal; dapat terdepresi hingga F< pada beberapa infeksi virus ('*2<= dari mumps)
2<*2<<
Normal
$udding yeast dapat terlihat
6rofil mungkin normal
E. DIAGNOSIS BANDING MENINGOENCEPHALITIS $eberapa diagnosis banding untuk meningoencephalitis adalah 1. 2. 3. 4. 5.
?ejang demam Meningitis ncephalitis Intracranial abscess !ekuele dari edema otak
6. Infark cerebral 7. 6erdarahan cerebral 8. askulitis 9. Measles 1:. Mumps
10
''.
F. PENANGANAN MENINGOENCEPHALITIS '2.
'@. &able '<<*@. Initial "ntimicrobial &herapy by "ge for 6resumed $acterial Meningitis '. Age '7. )e;o!!en$e$ Treat!ent '8. Alternati%e Treat!ents '>. Ne0borns (<*2> 'C. efota-ime or ceftria-one 2<. entamicin plus days) plus ampicillin 0ith or ampicillin 0ithout gentamicin 2'. 22. 2@. eftaidime plus ampicillin 2F. Infants and 2. eftria-one or cefota-ime 27. efota-ime or toddlers (' mo*F plus vancomycin ceftria-one plus yr) rifampin 28. hildren and 2>. eftria-one or cefota-ime 2C. "mpicillin plus adolescents (*'@ plus vancomycin chloramphenicol yr) and adults @<.
'.
31. Penatalaksanaan 6era0atan umum a. 6enderita dira0at di rumah sakit. b. Mula H mula cairan diberikan secara infus dalam jumlah yang cukup dan jangan
berlebihan. c. $ila gelisah diberi sedativa seperti Aenobarbital atau penenang. d. Nyeri kepala diatasi dengan analgetika. e. 6anas diturunkan dengan E ?ompres es • 6aracetamol • "sam salisilat • @2. 6ada anak dosisnya '< mgkg $$ tiap F jam secara oral f.
?ejang diatasi dengan E @@.
@F. @. @7. @8. @>.
#iaepam #e0asa E dosisnya '< H 2< mg I "nak E dosisnya <, mgkg $$ I Aenobarbital #e0asa E dosisnya 7 H '2< mghari secara oral "nak E dosisnya H 7 mgkg $$hari secara oral #ifenil hidantoin #e0asa E dosisnya @<< mghari secara oral "nak E dosisnya H C mgkg $$hari secara oral
@C. g. !umber infeksi yang menimbulkan meningitis purulenta diberantas dengan obat H obatan atau dengan operasi F<. h. ?enaikan tekanan intra kranial diatasi dengan E Manitol • F'. #osisnya ' H ', mgkg $$ secara I dalam @< H 7< menit dan dapat •
diulangi 2 kali dengan jarak F jam ?ortikosteroid F2. $iasanya dipakai deksametason secara I dengan dosis pertama '< mg lalu diulangi dengan F mg setiap 7 jam. ?ortikosteroid masih menimbulkan pertentangan. "da yang setuju untuk memakainya tetapi ada juga yang
mengatakan tidak ada gunanya. 6ernafasan diusahakan sebaik mungkin dengan membersihkan jalan nafas. • F@. i. $ila ada hidrosefalus obstruktif dilakukan operasi pemasangan pirau (shunting). FF. j. fusi subdural pada anak dikeluarkan 2 H @< cc setiap hari selama 2 H @ minggu, bila gagal dilakukan operasi. F. k. Aisiotherapi diberikan untuk mencegah dan mengurangi cacat. F7.
2.
6emberian "ntibiotika. F8. "ntibiotika spektrum luas harus diberikan secepat mungkin tanpa menunggu hasil biakan. $aru setelah ada hasil biakan diganti dengan antibiotika yang sesuai. 6ada terapi meningitis diperlukan antibiotika yang jauh lebih besar daripada konsentrasi bakterisidal minimal, oleh karena E • #engan menembusnya organisme ke dalam ruang sub araknoid berarti daya tahan host telah menurun. • ?eadaan likuor serebrospinalis tidak menguntungkan bagi leukosit dan fagositosis tidak efektif. • 6ada a0al perjalanan meningitis purulenta konsentrasi antibodi dan komplemen F>.
dalam likuor rendah. 6emberian antibiotika dianjurkan secara intravena yang mempunyai spektrum luas baik terhadap kuman gram positif, gram negatif dan anaerob serta dapat mele0ati sa0ar darah otak (blood brain barier ). !elanjutnya antibiotika diberikan berdasarkan
hasil test sensitivitas menurut jenis bakteri. FC. "ntibiotika yang sering dipakai untuk meningitis purulenta adalah E a. "mpisilin <. #iberikan secara intravena '. #osis E Neonatus E < H '<< mgkg $$hari 2. dibagi dalam 2 kali pemberian.
@.
9mur ' H 2 bulan
E
'<<
H
2<<
mgkg
$$hari F. .
dibagi dalam @ kali pemberian. 9mur + 2 bulan E @<< H F<<
mgkg
$$hari 7. dibagi dalam F kali pemberian. 8. #e0asa E > H '2 gramhari >. dibagi dalam F kali pemberian. b. entamisin C. #iberikan secara intravena 7<. #osis E 6rematur E mgkg $$hari 7'. dibagi dalam 2 kali pemberian. 72. Neonatus E 8, mgkg $$hari 7@. dibagi dalam @ kali pemberian. 7F. $ayi dan de0asa E mgkg $$hari 7. dibagi dalam @ kali pemberian. c. ?loramfenikol 77. #iberikan secara intravena 78. #osis E 6rematur E 2 mgkg $$hari 7>. dibagi dalam 2 kali pemberian. 7C. $ayi genap bulan E < mgkg $$hari 8<. dibagi dalam 2 kali pemberian. 8'. "nakE '<< mgkg $$hari 82. dibagi dalam F kali pemberian. 8@.
8F. #e0asa E F H > gramhari 8. dibagi dalam F kali pemberian. d. !efalosporin 87. #iberikan secara intravena !efotaksim • 88. #osis E 6rematur J neonatus E < mgkg $$hari 8>. 8C. $$hari ><. >'. >2. !efuroksim >@. #osis E >F. >.
•
>7.
dibagi dalam 2 kali pemberian. $ayi J anak E < H 2<< mgkg dibagi dalam 2HF kali pemberian. #e0asa E 2 gram tiap F H 7 jam. $ila fungsi ginjal jelek, dosis diturunkan. "nak E 2<< mgkg $$hari dibagi dalam F kali pemberian. #e0asa E 2 gram tiap 7 jam
>8. $ila dilakukan kultur dan bakteri penyebab dapat ditemukan, biasanya antibiotika yang digunakan adalah seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini >>. &abel 2.8E 6ilihan antibiotik berdasakan kuman penyebab 89.
9:. *u!an
N
C@. ' C8. 2
enye"a"
CF. %. influenae C>. !. pneumoniae
91. Pili
92. Alternati'
erta!a
C. "mpisili
lain
C7. efotaksim
n CC. 6enisillin
'<<. ?loramfenikol
'<'.
'<2.
'<@.
'
@
N. meningitidis
6enisillin
?loramfenikol
'<.
'<7.
'<8.
'<>.
F
!. aureus
Nafosillin
ancomisin
'
''<.
''2.
''@.
!. epidermitis '''.
!efotaksim
"mpisillin bila sensitif dan
nterobacteriac
atau ditambah
eae
aminoglikosid a secara
''F.
''.
''7.
intrateca. ''8.
7
6seudomonas
6ipersillin G
!efotaksim
&obramis ''>.
''C.
8
!treptococcus '2<.
'2@.
roup " $ '2F.
in '2'.
'22.
6enicillin
ankomisin
'27.
'2>.
>
!treptococcus '2.
"mpisillin G '28.
'2C.
roup # '@<.
entamisin '@'.
C
5
"mpisillin monocytoge nes
'@2. &rimetoprim '@@. !ulfametoksasol
'@F.
'@.
&erapi suportif melibatkan pengobatan dehidrasi dengan cairan pengganti
dan pengobatan shock, koagulasi intravaskular diseminata , patut sekresi hormon antidiuretik , kejang , peningkatan tekanan intrakranial , apnea , aritmia , dan koma. &erapi suportif juga melibatkan pemeliharaan perfusi serebral yang memadai dihadapan edema serebral . '@7. #engan pengecualian dari %! dan %I , tidak ada terapi spesifik untuk virusensefalitis . Manajemen mendukung dan sering membutuhkan masuk I9 , yangmemungkinkan terapi agresif untuk kejang , deteksi tepat 0aktu kelainan elektrolit ,dan , bila perlu , pemantauan jalan napas dan perlindungan dan pengurangan peningkatan tekanan intrakranial .I asiklovir adalah pilihan pera0atan untuk infeksi %! . Infeksi %I dapat diobatidengan kombinasi "D . Infeksi M. pneumoniae dapat diobati dengan doksisiklin ,eritromisin , aitromisin , klaritromisin atau , meskipun nilai mengobati penyakitmikoplasma !!6 dengan agen ini masih diperdebatkan. 6era0atan pendukung sangat penting untuk menurunkan tekanan intracranial dan untuk mempertahankan tekanan perkusi serebral yang memadai dan oksigenasi. '@8. '@>. '@C. 'F<.
141. 'F2. '. 'F@.
2.7.1: Prognosis 6rognosis penyakit ini bervariasi, tergantung pada E 9mur E "nak Makin muda makin bagus prognosisnya #e0asa Makin tua makin jelek prognosisnya
'FF.
2. @. F. .
?uman penyebab 5ama penyakit sebelum diberikan antibiotika /enis dan dosis antibiotika yang diberikan penyakit yang menjadi faktor predisposisi. 'F. 6ada banyak kasus, penderita meningitis yang ringan dapat sembuh
sempurna 0alaupun proses penyembuhan memerlukan 0aktu yang lama. !edangkan
pada kasus yang berat, dapat terjadi kerusakan otak dan saraf secara permanen, dan biasanya memerlukan terapi jangka panjang 'F7. 'F8. 'F>. 'FC. '<. ''. '2. '@. 'F. '. '7. '8. '>. 'C. '7<. '7'. '72. '7@. '7F. '7. '77. '78. '7>. '7C. '8<. '8'. '82. '8@.
174. 175.
BAB III *ESIMP+LAN
'87.
'88.
Meningoensefalitis berarti peradangan pada otak (encephalon) dan
selaput pembungkusnya (meningen). $akteri, jamur, dan proses autoimun dapat menyebabkan ensefalitis, tetapi pada kebanyakan kasus etiologinya adalah virus. irus herpes simpleks (%!) menjadi penyebab tersering dari ensefalitis. ejala umum yang terjadi adalah lemah, malaise, demam, sakit kepala, pusing, mual*muntah, fotofobia, nyeri ekstermitas, tanda nasofaringitis, halusinasi, kejang, gangguan kesadaran. 6enatalaksaan pada meningoensefalitis adalah dengan menggilangkan gejala*gejala yang
ada dan memberikan obat sesuai faktor penyebab, yaitu antibakteri atau antivirus. 6ada banyak kasus, penderita meningitis yang ringan dapat sembuh sempurna 0alaupun proses penyembuhan memerlukan 0aktu yang lama. !edangkan pada kasus yang berat, dapat terjadi kerusakan otak dan saraf secara permanen, dan biasanya memerlukan terapi jangka panjang. '8>. '8C. '><. '>'. '>2. '>@. '>F. '>. '>7. '>8. '>>. '>C. 'C<. 'C'. 'C2. 'C@. 'CF.
195.
DAFTA) P+STA*A 'C7.
'.
%arsono.
2.
httpE000.uum.edu.mymedicmeningitis.htm /apardi, Iskandar. 2<<2. Meningitis Meningococcus.
@.
9D5EhttpElibrary.usu.ac.iddo0nloadfkbedahiskandar=2
2<<@.
/ournal
Meningitis.
of
?apita
Medicine.
!elekta
@@7
Neurologi. 9!9
E
2 digital
8<>*'7
9D5
E
library
9D5
F.
EhttpEcontent.nejm.orgcgireprint@@7'<8<>.pdf ambell 4, #e/ongLs &he Neurologic -amination !i-th edition, 5ippincott 4illiams
.
and 4ilkins, 6hiladelpia, 2<<;'C*2<,@8*F<,C8*288 5umbantobing !M, Neurologi ?linik 6emeriksaan Aisik dan Mental, A?9I, /akarta,
7. 8.
2<
>.
oma fourth edition, 1-ford 9niversity 6ress, 1-ford, 2<<8; @>*F2 Markam !, 6enuntun Neurologi, $inarupa "ksara, /akarta; '>*<
C.
husid /, Neuroanatomi ?orelatif dan Neurologi Aungsional $agian !atu, ajah Mada
'<.
9niversity 6ress, /ogjakarta, 'CC<; '<*'C< #uus 6eter, #iagnosis &opik Neurologi "natomi, Aisiologi, &anda dan ejala edisi II,
''.
, /akarta; 8>*'28 Aitgerald M/, ruener , Mtui , linical Neuroanatomy and Neuroscience Aifth
'2.
edition International edition, !aunders lsevier, $ritish, 2<<8; 22*28 llenby, Miles., &egtmeyer, ?en., 5ai, !usanna., and $raner, #ana. 2<<7. 5umbar 6uncture.
&he
Ne0
ngland
/ournal
of
EhttpEcontent.nejm.orgcgireprint@'@e'2.pdf 'C8. 'C>. 'CC. 2<<. 2<'. 2<2. 2<@. 2
Medicine.
'2
E
@
9D5